• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232009011 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232009011 Full text"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Berbagai

macam teknologi dan inovasi baru banyak bermunculan. Dengan semakin

majunya teknologi informasi maka dapat diciptakan suatu sistem informasi yang

terkomputerisasi yang lebih cepat, akurat, dan tepat waktu dalam memberikan

suatu informasi kepada penggunanya. Ketersediaan informasi yang cepat,

akurat, dan tepat waktu mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan suatu

organisasi, baik itu organisasi laba maupun organisasi nirlaba, seperti halnya

gereja.

Ada dua macam kegiatan dalam organisasi nirlaba seperti gereja, yaitu

kegiatan keuangan dan non keuangan. Kegiatan yang terkait dengan keuangan

terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. Penerimaan kas yang diterima

oleh gereja bukanlah dari proses jual beli seperti yang terjadi pada organisasi

laba. Penerimaan kas gereja berasal dari persembahan dan perpuluhan dari para

jemaatnya dan juga sumbangan lainnya. Kas yang diterima tersebut lalu

digunakan untuk pembiayaan kegiatan gereja antara lain membeli perlengkapan

untuk gereja, biaya gaji untuk pegawai dan pendeta dan lain-lain.

Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh gereja adalah kegiatan non

keuangan atau kegiatan yang tidak terkait langsung dengan keuangan. Misalnya

ibadah mingguan, ibadah sektor, kegiatan persekutuan, dan lain-lain. Semua

kegiatan yang dilakukan oleh gereja tentunya perlu dilakukan pengelolaan dan

pengawasan yang baik, sehingga gereja dapat mengontrol semua kegiatan yang

dilakukannya.

Saat ini Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat

Tamansari, Salatiga masih menggunakan sistem informasi secara manual.

Seiring dengan perkembangan gererja, sistem informasi secara manual yang saat

ini digunakan gereja sudah tidak dapat lagi mengakomodasi kebutuhan gereja.

Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah jemaat dan juga jumlah

aktivitas yang dilakukan oleh gereja. Selain itu perkembangan teknologi

(2)

2

segera mengubah sistem manual yang dimiliki menjadi sistem yang

terkomputerisasi. Dengan latar belakang tersebut maka Gereja Protestan di

Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga saat ini mulai

membutuhkan suatu sistem informasi database terkomputerisasi yang dapat

memudahkan pihak gereja dalam menjalankan aktivitas operasional gereja.

Dengan dirancangnya sistem informasi database diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi gereja dalam hal mempermudah pencarian data, selain

itu juga dapat mempermudah dan mempercepat proses pencatatan sebagai

bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak terkait, misalnya jemaat,

majelis, dan donatur. Database juga lebih memudahkan gereja dalam

mengekplorasi data, baik data keuangan maupun data non keuangan. Dengan

menggunakan database gereja juga dapat lebih mudah dalam mengelola data

jemaat. Database juga dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan gereja

secara cepat, akurat dan tepat waktu. Informasi ini sangat berguna untuk

sekretaris, bendahara, majelis dan pendeta yang merupakan pemimpin di dalam

gereja dan pemimpin bagi jemaat dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya,

Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga

membutuhkan suatu sistem yang lebih efektif dan efisien, yang dapat

memudahkan dalam memproses, mengolah dan menyediakan informasi gereja

secara cepat, akurat, dan tepat waktu. Atas dasar tersebut maka masalah

penelitian ini adalah merancang sistem informasi database Gereja Protestan di

Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga yang menggunakan

aplikasi Wamp Server.

Dari masalah penelitian yang ada maka muncul persoalan penelitian yang

akan dijawab dalam pembahasan. Persoalan Penelitian dalam penelitian ini

adalah :

- Bagaimana sistem informasi di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat

(GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga ?

- Bagaimana rancangan sistem informasi database Gereja Protestan di

(3)

3

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancangan sistem

informasi database Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat

Tamansari, Salatiga dengan menggunakan aplikasi Wamp Server sehingga dapat

digunakan untuk mengolah dan memproses data dengan lebih cepat, akurat, dan

tepat waktu.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari,

Salatiga

Dengan rancangan aplikasi sistem informasi database menggunakan

Wamp Server ini kiranya dapat membantu gereja untuk mengolah dan

memproses data keuangan maupun data non keuangan dengan lebih cepat,

akurat, dan tepat waktu sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

pihak-pihak yang terkait misalnya, jemaat, majelis, dan donatur.

2.Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu akuntansi yang didapatkan mengenai

sistem informasi keuangan dan non keuangan dengan membuat rancangan

aplikasi sistem informasi database menggunakan Wamp Server.

3.Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan

pemahaman pembaca akan aplikasi sistem informasi database, khususnya

pada organisasi nirlaba seperti pada gereja.

TINJAUAN LITERATUR

Sistem Informasi Gereja

Gereja bukanlah gedungnya, tetapi adalah orangnya, ini merupakan suatu

ungkapan yang ingin mengatakan bahwa gereja bukan gedungnya tetapi

orang-orang yang beribadah di dalamnya, yang menggunakan gedung tersebut untuk

beribadah. Gereja menurut Mufrisno (2010) secara harafiah gereja berarti tempat

ibadah atau rumah Tuhan. Istilah gereja mengacu kepada beberapa pengertian :

1. Gereja Lokal

Yang adalah Kumpulan orang yang bersatu dalam suatu wadah yang

(4)

4

2. Gereja Universal

Kumpulan orang- orang yang menjadi pengikut Kristus, dipanggil keluar

dari kegelapan dan hidup dalam terang Kristus di seluruh dunia.

3. Tempat dimana orang bertemu atau beribadah.

4. Suatu badan atau denominasi; ataupun organisasi Kristen yang

mempunyai doktrin, organisasi dan sejarah yang sama.

Menurut Niftrik dan Boland (1984:359) kata “Gereja” berasal dari

bahasa Portugis (“igreja”) dan melalui bahasa Latin (“ecclesia”) akhirnya

berasal dari bahasa Yunani ekklėsia yang berarti “Gereja Kristen”. Pengertian

gereja menurut Hadiwijono (1982:362) berasal dari kata Portugis igreya dan ini

merupakan terjemahan dari bahasa Yunani kryiakė, yang berarti menjadi milik

Tuhan. Adapun yang dimaksud dengan “milik Tuhan” adalah : orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Jadi yang dimaksud

dengan “Gereja adalah persekutuan para orang beriman”.

Gereja sebagai suatu bentuk organisasi memiliki banyak kegiatan, seperti

kegiatan keuangan dan kegiatan non keuangan. Tentunya untuk dapat

mengontrol kegiatan yang ada maka dibutuhkkan sistem yang baik agar dapat

menghasilkan suatu informasi yang baik pula. Menurut Bodnar dan Hopwood

(2004) sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam

suatu organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem informasi

berbasis-komputer merupakan satu rangkaian perangkat keras dan perangkat

lunak yang dirancang untuk mentransformasi data menjadi informasi yang

berguna. Hall (2007) mengatakan sistem informasi adalah serangkaian prosedur

formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan

didistribusikan ke para pengguna.

Menurut Robert A. Laitch dan K. Roscoe Bavis seperti yang dikutip oleh

Kusrini dan Koniyo (2007) sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

(5)

5

adalah sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap

pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam

pengambilan keputusan.

Kegiatan Non Keuangan Gereja

Gereja termasuk dalam organisasi nirlaba dimana tujuan utama dari

organisasi nirlaba bukanlah untuk mencari profit atau keuntungan. Kegiatan non

keuangan gereja bisa terdiri dari ibadah mingguan, ibadah sektor, persekutuan

pemuda dan lain-lain. Dari kegiatan ini nantinya akan tercipta suatu informasi

non keuangan. Menurut Halim dan Supomo (2005) informasi non keuangan

yang dihasilkan dari kegiatan non keuangan ini termasuk dalam informasi

nonakuntansi yang pada umumnya tidak dinyatakan dalam satuan uang

Kegiatan Keuangan Gereja

Gereja sebagai organisasi nirlaba tentunya juga memiliki kegiatan terkait

keuangan. Kegiatan ini terdiri dari penerimaan kas dan pengeluaran kas. Dari

kegiatan terkait keuangan ini nantinya akan menghasilkan suatu informasi

keuangan. Informasi yang diciptakan oleh kegiatan keuangan ini menurut Halim

dan Supomo (2005) termasuk dalam informasi akuntansi yang pada umumnya

dinyatakan dengan satuan uang.

Sistem Penerimaan Kas

Menurut Veldhuizen (1994:35) penerimaan adalah uang yang diterima,

uang yang masuk kas. Seperti misalnya, uang kolekte atau uang persembahan,

uang sumbangan persepuluhan, iuran tahunan.

Menurut Arkady (1976:91) jika berbicara tentang sumber pembiayaan

gereja, yang pertama-tama biasanya dikemukakan ialah persembahan

anggota-anggota jemaat. Memang di samping persembahan anggota-anggota-anggota-anggotanya,

beberapa gereja memiliki pula sumber-sumber lain, seperti, tanah pertanian,

perkebunan, gedung yang dapat disewakan, mobil yang dikaryakan, perusahaan

peternakan dan lain-lain. Tapi pentingya tetap ditempatkan di tempat kedua

setelah persembahan jemaat, dalam arti bahwa sumber pembiayaan gereja yang

(6)

6 Sistem Pengeluaran Kas

Menurut Veldhuizen (1994:35) pengeluaran adalah uang yang keluar

dari kas. Misalnya tunjangan bulanan untuk penginjil atau pendeta, dana

klasis/sumbangan, biaya untuk pemeliharaan gedung gereja, dan lain-lain.

Perancangan Basis Data Database

Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 95) database adalah suatu

gabungan file yang saling berhubungan dan dikoordinasi secara terpusat. Sistem

database memisahkan tampilan fisik dan logis data. Tampilan fisik menunjukan

bagaimana dan dimana data secara fisik diatur dan disimpan dalam disk, tape,

CD-ROM atau media lainnya sedangkan tampilan logis adalah bagaimana

pemakai atau programer secara konseptual mengatur dan memahami data.

Tabel-tabel yang masuk dalam database memiliki tiga jenis atribut yaitu

kunci utama (primary key) adalah atribut atau kombinasi dari beberapa atribut,

kunci luar (foreign key), dan atribut yang buka berupa atribut kunci (non-key

atribut).

Manfaat dari database adalah :

1. Sebagai komponen utama atau penting dalam sistem informasi, karena

merupakan dasar dalam menyediakan informasi.

2. Menentukan kualitas informasi yaitu cepat, akurat dan relevan, sehingga

informasi yang disajikan tidak basi. Informasi dapat dikatakan bernilai

bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya

mendapatkannya.

3. Mengatasi kerangkapan data (Redundancy Data).

4. Menghindari terjadinya inkonsistensi data.

5. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.

6. Menyusun format yang standar dari sebuah data.

7. Penggunaan oleh banyak pemakai (Multiple User). Sebuah database bisa

dimanfaatkan sekaligus secara bersama oleh banyak pengguana

(7)

7

8. Melakukan perlindungan dan pengamanan data. Setiap data hanya bisa

diakses atau dimanipulasi oleh pihak yang diberi otoritas dengan

memberikan login dan password terhadap masing-masing data.

9. Agar pemakai mampu menyusun suatu pandangan (View) abstraksi dari

data. Hal ini bertujuan menyederhanakan interaksi antara pengguna

dengan sistemnya dan database dapat mempresentasikan pandangan

yang berbeda kepada para pengguna, program dan administratornya.

Perancangan basis data (database) adalah proses menyusun database,

agar database tersebut benar-benar mewakili seluruh aspek organisasi, termasuk

interaksi organisasi dengan lingkungan eksternal (Romney dan Steinbart,

2004:134). Dalam memfasilitasi desain database, terdapat dua alat khusus yang

dapat digunakan yaitu pembuatan diagram hubungan entitas (entity-relationship

diagram / ERD) dan pembuatan model data REA (Resource, Event, Agent)

(Romney dan Steinbart, 2004:134).

Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram)

Diagram hubungan entitas (Entity Relationship Diagram) merupakan

suatu teknik grafis yang menggambarkan skema basis data (Romney dan

Steinbart, 2004:134). Dalam ERD terdapat tiga jenis hubungan antara entitas

yang menunjukan hubungan kardinalitas menurut Romney dan Steinbart

(2004:134), yaitu :

1. Hubungan satu-ke-satu (One-to-one relationship)

Satu anggota entitas A akan berasosiasi dengan tepat satu anggota

entitas B, dan demikian pula sebaliknya.

2. Hubungan satu-ke-banyak (One-to-many relationship)

Satu anggota entitas A dapat diasosiasikan dengan lebih dari satu

anggota entitas B, tetapi satu anggota entitas B hanya dapat

diasosiasikan hanya dengan satu anggota entitas A.

3. Hubungan banyak-ke-banyak (Many-to-many relationship)

Satu anggota entitas A dapat diasosiasikan dengan lebih dari satu

(8)

8 Model Data REA (Resource Event Agent)

Menurut Romney dan Steinbart (2004:134) model data REA secara

khusus dipergunakan dalam desain basis data SIA sebagai alat pembuatan model

konseptual yang fokus pada aspek semantik bisnis yang mendasari aktivitas

rantai nilai suatu organisasi. Model data REA mengklasifikasikan entitas ke

dalam tiga kategori (Romney dan Steinbart, 2004:135), yaitu :

1. Sumber daya (Resource) yang didapat dan dipergunakan organisasi.

Sumber daya adalah hal-hal yang memiliki nilai ekonomi bagi

organisasi.

2. Kegiatan (Event) atau aktivitas bisnis yang dilakukan organisasi.

Kegiatan adalah berbagai aktivitas bisnis yang informasinya ingin

dikumpulkan perusahaan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian.

3. Pelaku (Agent) yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Pelaku adalah

orang-orang dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan yang

informasinya ingin didapatkan untuk tujuan perencanaan,

pengendalian dan evaluasi.

METODE PENELITIAN

Satuan Analisis dan Pengamatan

Satuan analisis adalah aras agregasi dari data yang ingin dianalisis dalam

rangka menjawab persoalan-persoalan penelitian. Aras agregasi itu antara lain

individu, kelompok, organisasi dan artifact sosial. Satuan analisis dapat dibentuk

dari imajinasi seseorang (Ihalauw, 2008). Sehingga satuan analisis dari

penelitian ini adalah Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat

Tamansari, Salatiga.

Satuan Pengamatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk

memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang

satuan analisis (Ihalauw, 2008). Satuan Pengamatan dari penelitian ini adalah

sistem informasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat

(9)

9 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Gereja

Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga yang

beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 1, Salatiga.

Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data dan sumber data yang digunakan adalah

data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini berupa hasil

yang diperoleh melalui wawancara dan observasi mengenai sistem informasi

gereja pada pihak yang terkait seperti pendeta di gereja, bendahara gereja dan

para pegawai gereja. Dari wawancara dan obeservasi yang dilakukan, data yang

didapatkan berupa gambaran mengenai proses penerimaan dan pengeluaran kas

gereja, gambaran proses pendaftaran jemaat baru dan juga gambaran mengenai

struktur organisasi gereja. Data sekunder diperoleh dari semua dokumen yang

terkait dengan sistem informasi di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat

(GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga, berupa warta jemaat, kartu perpuluhan,

laporan persembahan, buku kas dan data pegawai.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan wawancara mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan gereja

kepada pegawai dan majelis gereja yang bertujuan untuk memperoleh dan

mengetahui data tentang gambaran sistem informasi gereja yang dimiliki oleh

Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga.

Selain itu juga dilakukan pengamatan secara langsung ke lapangan mengenai

pengelolaan data-data yang berkaitan dengan sistem yang ada.

Teknik dan Langkah Analisis

Teknik analisis yang digunakan oleh penulis adalah teknik deskriptif

kualitatif. Langkah-langkah analisis yang digunakan, adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi sistem informasi gereja dan transaksi yang dimiliki

gereja.

2. Mengidentifikasi dokumen-dokumen keuangan dan non keuangan

(10)

10

3. Mengidentifikasi entitas beserta atribut-atributnya.

4. Menentukan kardinalitas.

5. Merancang : Tabel, Query, Form, dan Report.

6. Menjalankan aplikasi dengan transaksi riil gereja sejak Agustus 2012

- Maret 2013.

Aplikasi Wamp Server

Wamp Server adalah paket web server yang bekerja secara pada localhost

yang dibuat secara independen dan di instal pada sistem operasi Windows.

WAMP adalah singkatan dari Windows and the principal components of the

package : Apache, My SQL, and PHP (Peral or Python). Apache adalah Web

Server, My SQL adalah database, PHP adalah bahasa scripting yang dapat

memanipulasi informasi yang dibuat di database dan menghasilkan web dinamis

konten setiap waktu diminta oleh browser. Kegunaan dari Wamp Server adalah

untuk membuat jaringan lokal sendiri. (purplepuplelicious, 2009)

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Profil Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga

GPIB Jemaat Tamansari Salatiga terletak di Kota Salatiga. Di pusat Kota

Salatiga inilah terdapat gedung gereja yang dibangun pemerintah Hindia

Belanda pada tahun 1823 dengan nama De Indische Kerk (Gereja Hindia) atau

De Protestante Kerk in Indonesia (Gereja Protestan di Indonesia). De Indische

Kerk merupakan gereja yang berkedudukan di negeri Belanda yang kemudian

masuk ke Indonesia untuk melayani orang-orang Kristen asal negeri Belanda,

orang asing lainnya serta sebagian orang Indonesia.

Nama GPIB Jemaat Tamansari diperoleh dari sebuah taman yang terletak

di sebelah selatan De Indische Kerk, yang oleh pemerintah Hindia Belanda diberi

nama Taman Sari yang sengaja dibangun untuk memperindah kota. Pada tahun

1950 De Indische Kerk (sebagai lembaga) meninggalkan Salatiga dan

mewariskan gedung gereja yang terletak di Jalan Jendral Sudirman No.1 beserta

dengan perlengkapannya yang kemudian digunakan oleh GPIB Jemaat

(11)

11

Saat ini jumlah jemaat GPIB Jemaat Tamansari Salatiga diperkirakan

lebih dari lima ratus orang yang dipimpin oleh seorang pendeta yang ditugaskan

secara khusus oleh Sinode GPIB pusat di Jakarta. Walau demikian banyak

pendeta yang juga bergereja di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dan sering

terlibat dalam pelayanan firman dalam ibadah yang dilakukan oleh GPIB Jemaat

Tamansari Salatiga. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya gereja

mempekerjakan tiga orang pegawai, yaitu 2 orang di bagian adminstrasi dan 1

orang di bagian keuangan. GPIB Jemaat Tamansari Salatiga memiliki beberapa

sektor atau pos pelayanan (POSPEL) yang terbagi atas sektor Cungkup,

Kuntowinangun, Karanganyar, Jetis, Kembangsari, Kalimangli dan Kauman

Kidul.

Struktur Organisasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga

Dalam struktur organisasi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga yang

menduduki posisi puncak adalah jemaat karena bagi GPIB gereja mempunyai

tugas untuk melayani segala kebutuhan jemaat dalam hal rohani. Untuk dapat

menyampaikan kebutuhan jemaat maka dibentuklah Majelis Jemaat yang

jumlahnya berkisar 46 orang. Segala kebutuhan jemaat akan dibawa ke dalam

Sidang Majelis Jemaat dan kemudian akan disampaikan kepada Ketua Majelis

Jemaat yang dipimpin oleh seorang pendeta yang ditugaskan langsung oleh

sinode GPIB pusat.

Ketua Majelis Jemaat kemudian bersama dengan ketua-ketua yang

lainnya akan melaksanakan keputusan yang telah dibuat dalam Sidang Majelis

(12)

12

Gambar 4.1

Struktur organisasi GPIB Jemaat Tamansari Salatiga

Setiap bagian dari struktur organisasi GPIB memiliki tugas dan tanggung

jawab masing-masing seperti yang akan dijelaskan dalam tabel 1.

Tabel 1

Tanggung Jawab Pengurus GPIB

Posisi Tanggung Jawab

Majelis Jemaat 1.Membina dan memberdayakan Warga Jemaat untuk melaksanakan tanggung jawab misioner sesuai dengan Pemahaman Iman GPIB, Tata Gereja GPIB serta Visi dan Misi GPIB.

2.Bersama dengan Jemaat-Jemaat se-wilayah mengusulkan pembentukan Musyawarah Pelayanan (Mupel) sebagai Unit Misioner Ketua Majelis

Sekretaris 1 Sekretaris Sekretaris II

Sidang Majelis

Jemaat

(13)

13

dan pengangkatan serta memberdayakan BP Mupel

3. Mengangkat dan memberhentikan anggota Unit-unit misioner.

4. Mengambil langkah-langkah dan tindakan Disiplin Gereja terhadap Warga Jemaat. 5.Mengambil langkah-langkah dan tindakan

Disiplin Gereja terhadap pegawai.

Ketua Majelis Jemaat Membidangi Teologi dan Persidangan Gerejawi yang meliputi Bidang Iman, Ajaran, Ibadah, Musik Gereja dan Pengkajian Teologi.

Ketua 1 Membidangi Pelayanan dan Kesaksian yang

meliputi bidang Pengembangan dan Penatalayanan Pos Pelkse, PMKI, Diakonia, Crisis Centre, Satgas Penanggulangan Bencana.

Ketua 2 Membidangi Gereja, Masyarakat, dan

Agama-Agama (GERMASA) yang mencangkup Ke Esaan Gereja (oikumene), Kemasyarakatan seperti Hak Asasi Manusia (HAM), Hukum, Lingkungan Hidup dan Lintas Agama-Agama.

Ketua 3 a.Pembinaan dan Pengembangan Sumber

Daya Insani (PPSDI) :

Meliputi bidang Pembinaan dan Pengembangan Warga Gereja (Warga Jemaat, Kategorial dan Presbiter)

b.Pelayanan Kategorial (PELKAT) :

Meliputi Peningkatan Peran Keluarga (anak, teruna, pemuda, perempuan, bapak dan kaum lanjut usia), Kelompok Profesi dan Fungsional.

Ketua 4 Membidangi Pembangunan Ekonomi Gereja

(14)

14

Harta Milik Gereja, Badan Usaha/Badan Hukum GPIB.

Ketua 5 a.Informasi, Organisasi dan Komunikasi

(INFORKOM) :

Meliputi bidang Sistem Infomrasi Manajemen (SIM), Perencanaan Organisasi dan Komunikasi.

b.Penelitian dan Pengembangan (LITBANG) Sekretaris a.Bersama Ketua membidangi Teologi dan

Persidangan Gerejawi.

b.Bersama para Ketua menetapkan kebijakan Majelis Jemaat pengendalian administrasi, pengintegrasian kegiatan, dan personalia. c.Bersama Ketua V menangani Bidang yang

menjadi tanggung jawab Ketua V.

Sekretaris 1 Bersama Ketua I dan Ketua II menangani bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab Ketua I dan Ketua II.

Sekretaris 2 Bersama Ketua III dan Ketua IV menangani bidang-bidang yang menjadi tanggung jawab Ketua III dan Ketua IV.

Bendahara a.Perbendaharaan

b.Pengelolaan Keuangan

Bendahara 1 a.Perbendaharaan

b.Pembukuan

Sistem Informasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga

Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga memiliki

dua macam kegiatan atau aktivitas yaitu kegiatan keuangan yang terdiri dari

penerimaan dan pengeluaran kas dan juga kegiatan non keuangan yang berkaitan

dengan jemaat maupun kegiatan rutin dan khusus yang dilakukan oleh GPIB.

Penerimaan Kas

(15)

15

a. Aktivitas ini dimulai ketika jemaat datang langsung ke gereja untuk

memberikan perpuluhan dengan membawa uang perpuluhan dan kartu

perpuluhan (lihat lampiran 1) yang sudah dibagikan pihak gereja kepada

setiap jemaatnya.

b. Pegawai bagian keuangan lalu akan mencatat perpuluhan yang diberikan,

kemudian membuatkan bukti penerimaan (lihat lampiran 2) rangkap dua.

Bukti penerimaan rangkap 1 akan diberikan kepada jemaat yang

memberikan perpuluhan beserta dengan kartu perpuluhannya. Bukti

penerimaan rangkap 2 akan disimpan oleh bagian keuangan urut

berdasarkan nomor kartu perpuluhan dan uang perpuluhan yang diterima

akan disimpan dan dikumpulkan oleh pegawai bagian keuangan untuk

diproses bersama penerimaan kas lainnya.

2. Penerimaan Persembahan

a.Majelis menghitung persembahan dan kemudian dibuatkan catatan

persembahan (lihat lampiran 3) yang berisi tanggal dan jumlah persembahan

yang diterima.

b.Uang persembahan yang adapun akan disimpan dan diberikan kepada bagian

keuangan untuk dikumpulkan dan disimpan dengan penerimaan lainnya.

3. Bagian Keuangan

Uang perpuluhan dan persembahan yang sudah dikumpulkan

dibagian keuangan oleh bagian keuangan akan dihitung ulang dan kemudian

oleh bagian keuangan akan dibuatkan bukti penerimaan (lihat lampiran1).

Setelah itu bagian keuangan akan memasukan semua transaksi penerimaan

kas ke dalam buku kas. Uang tersebut lalu disimpan di bank.

Berikut ini adalah gambar flowchart kegiatan penerimaan kas GPIB

(16)

16

Gambar 4.2

Flowchart Penerimaan Kas

Analisis Penerimaan Kas

Dalam pelaksanaan penerimaan dan pengelolaan kas gereja, bendahara

dan bagian keuangan gereja menetapkan suatu keputusan untuk menyisakan kas

di tangan sebesar Rp 3.000.000 dan sisanya disimpan di bank. Hal ini dilakukan

sebagai salah satu bentuk pengendalian oleh gereja. Kas ditangan disimpan oleh

bagian keuangan di dalam brankas dan yang dapat membuka brankas tersebut

hanyalah bagian keuangan dan bendahara gereja. Begitu pula dengan kas di

bank, yang memiliki akses hanyalah bagian keuangan dan bendahara gereja.

Dokumen penerimaan kas yang dimiliki gereja juga sudah baik. Hal ini

dibuktikan dengan adanya kepala dokumen yang berisi lambang gereja, nama

gereja, alamat dan no telepon gereja. Pada bagian kepala dokumen juga sudah

tertera nama dokumen, seperti untuk penerimaan kas maka nama dokumennya

adalah bukti penerimaan kas. Dokumen penerimaan kas ini juga telah bernomor

(17)

17

Untuk mencegah adanya kecurangan maka disediakan kolom untuk tanda tangan

pihak ketiga. Tersedia juga kolom jumlah untuk menuliskan jumlah kas yang

diterima. Transaksi penerimaan kas ini dibukukan setiap minggu, setelah

diadakannya ibadah minggu. Dengan dasar tersebut, pelaksanaan penerimaan

kas di GPIB Jemaat Tamansari Salatiga dapat dikatakan sudah baik, sehingga

penulis hanya memberikan rekomendasi agar sistem yang berjalan

menggunakan sistem yang terkomputerisasi.

Berikut adalah flowchart rekomendasi untuk penerimaan kas :

Gambar 4.3

Rekomendasi Flowchart Penerimaan Kas

Pengeluaran Kas

Daftar pengeluaran yang telah disusun dan oleh majelis jemaat akan

diberikan kepada ketua majelis untuk mendapat persetujuan dan tanda tangan.

Setelah itu daftar pengeluaran tersebut akan diberikan kepada bendahara yang

(18)

18

kemudian akan dicatat ke dalam bukti pengeluaran kas (lihat lampiran 4). Bagian

keuangan kemudian akan memasukkan semua transaksi pengeluaran kas ke

dalam buku kas

Berikut ini adalah flowchart dari pengeluaran kas GPIB Salatiga

Pengeluaran Kas GPIB Salatiga

Sidang Majelis Jemaat Bendahara Majelis Jemaat Bukti pengeluaran Buku Kas

(19)

19 Analisis Pengeluaran kas

Dalam pelaksanaan pengeluaran kas, pengeluaran didasarkan pada daftar

pengeluaran yang telah dibuat, dirapatkan, dan disepakati dalam sidang majelis

jemaat. Jika ada kebutuhan yang perlu untuk dilakukan pengeluaran kas maka

pengajuan pengluaran kas harus diberikan kepada bagian keuangan baru

keesokan harinya uang yang dibutuhkan dapat diambil. Semua pengeluaran kas

akan dicatat dalam bukti pengeluaran kas yang kemudian akan dimasukkan

dalam buku kas. Pengeluaran kas ini nantinya akan dibukukan setiap minggu

setelah ibadah minggu. Dokumen bukti pengeluaran kas gereja juga sudah

memiliki format yang baik sama seperti dengan format yang dimiliki bukti

penerimaan kas. Dengan demikian pelaksanaan pengeluaran kas GPIB Jemaat

Tamansari dapat dikatakan sudah baik, sehingga penulis hanya

merekomendasikan agar sistem yang berjalan menggunakan sistem yang

terkomputerisasi.

(20)

20

Pengeluaran Kas (Rekomendasi) GPIB Salatiga

Bendahara

(21)

21

ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga

Untuk dapat merancang sistem informasi database Gereja Protestan di

Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga maka harus dilakukan identifikasi

entitas-entitas apa saja yang ada di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat

(GPIB) Salatiga. Berikut adalah ERD dari Gereja Protestan di Indonesia Bagian

(22)
(23)

23

Dalam ERD Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga

(Gambar 4.6) yang menjadi Resource adalah rekening, sektor/pos pelayanan,

user, dan jabatan. Event dalam ERD ini adalah penerimaan kas, pengeluaran kas,

anggaran penerimaan kas, anggaran pengeluaran kas, dan juga akun. Jemaat,

pegawai, pengurus, dan pendeta adalah agent dalam ERD Gereja Protestan di

Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga. Kelengkapan primary key, foreign key

dan juga atribut akan dijelaskan dalam tabel 2.

Tabel 2

Penjelasan Entitas

Entitas Atribut

Rekening Id (PK), nama_rek, no_rek, jumlah, dan

keterangan (Ket)

Pengeluaran Kas Id (FK), tanggal, id_akun (FK), jenis_akun,

jumlah, dan keterangan (Ket)

Penerimaan Kas Id (FK), tanggal, id_akun (FK), jenis_akun,

jumlah, dan keterangan (Ket)

Anggaran Penerimaan Id (FK), tahun, id_akun (FK), jenis akun,

jumlah, dan keterangan (Ket)

Anggaran Pengeluaran Id (FK), tahun, id_akun (FK), jenis akun,

jumlah, dan keterangan (Ket)

Akun Id akun (PK), Id Pegawai (FK), Id Jemaat

(FK), id_pengurus (FK), dan jenis akun.

Jemaat Id_jemaat (PK), nama_jemaat,

jenis_kelamin, tempat_lahir, tgl_lahir,

status, tgl_menikah, alamat, telp,

hub_keluarga, baptis, tgl_baptis, sidi,

tgl_sidi, tgl_masuk, id_sp, gereja_asal, dan

kartu_persembahan.

Pegawai Id_pegawai (PK), nama_pegawai,

jenis_kelamin, tempat_lahir, tgl_lahir,

(24)

24

hub_keluarga, tgl_masuk, tgl_selesai dan

id_sp (FK)

Pengurus Id_pengurus (PK), nama_pengurus,

jenis_kelamin, tempat_lahir, tgl_lahir,

status, tgl_menikah, alamat, telp,

tgl_pelayanan, tgl_selesai, id_sp (FK),d an

id_jabatan (FK)

Pendeta Id_pendeta (PK), nama_pendeta,

jenis_kelamin, tempat_lahir, tgl_lahir,

status, tgl_menikah, alamat, telp,

hub_keluarga, tgl_pelayanan, tgl_selesai,

dan id_sp (FK).

Sektor/Pos Pelayanan (SP) Id_sp (PK) dan nama_sp

User Id )PK), id_jemaat (FK), id_pegawai (FK),

id_pengurus (FK), id_pendeta (FK), dan

tgl_selesai.

Jabatan Id_jabatan (PK) dan nama_jabatan.

Suatu entitas akan saling berhubungan dengan entitas lainnya yang

ditunjukan dengan kardinalitas. Berikut adalah kardinalitas yang ada di Gereja

Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Salatiga :

1. Hubungan entitas rekening dengan entitas penerimaan kas

Setiap penerimaan kas selalu berhubungan dengan rekening dan

setiap rekening dapat berasal dari beberapa transaksi penerimaan kas,

sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

2. Hubungan entitas rekening dengan entitas pengeluaran kas

Setiap transaksi pengeluaran kas selalu berhubungan dengan

rekening dan dari setiap entitas rekening dapat mengeluarkan banyak

pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga

hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

(25)

25

Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan

akun dan setiap akun memiliki kas yang dapat berasal dari banyak transaksi

penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

4. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas akun

Setiap satu transaksi pengeluaran kas selalu berhubungan dengan

akun dan setiap akun dapat mengeluarkan banyak pengeluaras kas untuk

banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga hubungan antar kedua entitas

ini adalah one-to-many.

5. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas jemaat

Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan

jemaat dan setiap satu jemaat bisa melakukan lebih dari satu transaksi

penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

6. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pegawai

Setiap transaksi penerimaan kas selalu dilayani oleh seorang

pegawai, dan setiap pegawai bisa melayani banyak transaksi penerimaan

kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

7. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pendeta

Setiap satu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan

pendeta dan setiap pendeta bisa melakukan lebih dari satu transaksi

penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

8. Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas pengurus

Setiap pengurus selalu berhubungan dengan penerimaan kas dan

setiap penerimaan kas bisa berhubungan dengan lebih dari satu pengurus

sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

9. Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pegawai

Setiap transaksi pengeluaran kas selalu dilayani oleh seorang

(26)

26

pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

10.Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pengurus

Setiap transaksi pengeluaran kas selalu terhubung dengan pengurus,

dan setiap pengurus dapat terlibat dengan beberapa transaksi pengeluaran

kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

11.Hubungan entitas pengeluaran kas dengan entitas pendeta

Setiap transaksi pengeluaran kas selalu terhubung dengan pendeta,

dan setiap pendeta dapat terlibat dengan beberapa transaksi pengeluaran kas

sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

12.Hubungan entitas anggaran pengeluaran dengan entitas pengeluaran kas

Setiap satu anggaran pengeluaran kas selalu berhubungan dengan

pengeluaran kas dan setiap setiap pengeluaran kas dapat terkait banyak

anggaran pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan

sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

13.Hubungan entitas penerimaan kas dengan entitas anggaran penerimaan kas

Setiap saatu transaksi penerimaan kas selalu berhubungan dengan

anggaran penerimaan kas dan setiap anggaran penerimaan kas terkait

dengan banyak penerimaan kas, sehingga hubungan antar kedua entitas ini

adalah one-to-many.

14.Hubungan entitas rekening dengan entitas anggaran pengeluaran kas

Setiap anggaran pengeluaran kas selalu berhubungan dengan

rekening dan setiap entitas rekening terkait dengan banyak anggaran

pengeluaran kas untuk banyak pengeluaran atau kebutuhan sehingga

hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

15.Hubungan entitas rekening dengan entitas anggaran penerimaan kas

Setiap anggaran penerimaan kas selalu berhubungan dengan

rekening dan setiap entitas rekening terkait dengan banyak anggaran

penerimaan kas untuk banyak penerimaan sehingga hubungan antar kedua

entitas ini adalah one-to-many.

(27)

27

Setiap satu anggaran penerimaan kas selalu berhubungan dengan

pendeta dan setiap pendeta bisa berhubungan dengan lebih dari satu

anggaran penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

17.Hubungan entitas anggaran penerimaan kas dengan entitas pengurus

Setiap pengurus selalu berhubungan dengan anggaran penerimaan

kas dan setiap anggaran penerimaan kas bisa berhubungan dengan lebih dari

satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

18.Hubungan entitas anggaran penerimaan kas dengan entitas pegawai

Setiap anggaran penerimaan kas selalu dilayani oleh seorang

pegawai, dan setiap pegawai bisa berhubungan dengan banyak anggaran

penerimaan kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

19.Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pendeta

Setiap anggaran pengeluaran kas selalu terhubung dengan pendeta,

dan setiap pendeta dapat terlibat dengan beberapa anggaran pengeluaran kas

sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah one-to-many.

20.Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pengurus

Setiap pengurus selalu berhubungan dengan anggaran pengeluaran

kas dan setiap anggaran pengeluaran kas bisa berhubungan dengan lebih

dari satu pengurus sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

21.Hubungan entitas anggaran pengeluaran kas dengan entitas pegawai

Setiap anggaran pengeluaran kas selalu dilayani oleh seorang

pegawai, dan setiap pegawai bisa berhubungan dengan banyak anggaran

pengeluaran kas sehingga hubungan antar kedua entitas ini adalah

one-to-many.

(28)

28

Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan akun dan setiap

akun dapat berhubungan dengan banyak pengurus sehingga hubungan antar

kedua entitas ini adalah one-to-many.

23.Hubungan entitas jemaat dengan entitas akun

Setiap akun selalu berhubungan dengan jemaat dan setiap jemaat

dapat berhubungan dengan banyak akun sehingga hubungan antar kedua

entitas ini adalah one-to-many.

24.Hubungan entitas pegawai dengan entitas akun

Setiap akun selalu berhubungan dengan pegawai dan setiap pegawai

dapat berhubungan dengan banyak akun sehingga hubungan antar kedua

entitas ini adalah one-to-many.

25.Hubungan entitas jabatan dengan entitas pengurus

Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan satu jabatan dan

satu jabatan dapat berhubungan dengan satu pengurus sehingga hubungan

antar kedua entitas ini adalah one-to-one.

26.Hubungan entitas sp dengan entitas pengurus

Setiap pengurus selalu berhubungan dengan satu sp dan setiap sp

dapat berhubungan dengan banyak pengurus sehingga hubungan antar

kedua entitas ini adalah one-to-many.

27.Hubungan entitas user dengan entitas pengurus

Setiap satu pengurus selalu berhubungan dengan satu user dan satu

user dapat berhubungan dengan satu pengurus sehingga hubungan antar

kedua entitas ini adalah one-to-one.

28.Hubungan entitas user dengan entitas jemaat

Setiap satu jemaat selalu berhubungan dengan satu user dan satu

user dapat berhubungan dengan satu jemaat sehingga hubungan antar kedua

entitas ini adalah one-to-one.

29.Hubungan entitas user dengan entitas pegawai

Setiap satu pegawai selalu berhubungan dengan satu user dan satu

user dapat berhubungan dengan satu pegawai sehingga hubungan antar

(29)

29

30.Hubungan entitas user dengan entitas pendeta

Setiap satu pendeta selalu berhubungan dengan satu user dan satu

user dapat berhubungan dengan satu pendeta sehingga hubungan antar

kedua entitas ini adalah one-to-one.

31.Hubungan entitas jemaat dengan entitas sp

Setiap jemaat selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp dapat

berhubungan dengan satu jemaat sehingga hubungan antar kedua entitas ini

adalah one-to-one.

32.Hubungan entitas pegawai dengan entitas sp

Setiap pegawai selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp dapat

berhubungan dengan satu pegawai sehingga hubungan antar kedua entitas

ini adalah one-to-one.

33.Hubungan entitas pendeta dengan entitas sp

Setiap satu pendeta selalu berhubungan dengan satu sp dan satu sp

dapat berhubungan dengan satu pendeta sehingga hubungan antar kedua

entitas ini adalah one-to-one.

Setelah merancang flowchart dan juga mengidentifikasikan

entitas-entitas apa saja yang ada pada Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat

(GPIB) Salatiga beserta kardinalitasnya, langkah berikutnya adalah

melakukan perancangan database.

Pembahasan Tabel

Ada beberapa unsur dalam sebuah tabel, yaitu field, type, collation,

attributes, null, default, extra, dan juga action. Field adalah bagian terkecil dari

informasi berharga dalam database yang digunakan untuk menyimpan data atau

informasi yang sejenis. Type digunakan untuk menentukan tipe data yang dapat

ditampung dalam field. Collation adalah urutan pengurutan yang digunakan

untuk set karakter tertentu. Attributes adalah karakteristik dari entitas, yang

menyediakan penjelasan detail tentang entitas tersebut. Null atau biasanya

disebut sebagai nullabilitas kolom menunjuk pada kemampuan kolom untuk

(30)

30

ditentukan atau tidak diketahui. Nilai ini tidak sama dengan nol atau kosong.

Default digunakan agar kolom menggunakan nilai default ketika memasukkan

atau memperbaharui suatu baris, jika tidak ada nilai apapun yang disediakan.

Pilihan yang ada dalam extra adalah auto increment yang maksudnya disini

adalah ketika data bertambah maka secara langsung sistem akan menambah

urutan data tersebut, misalnya setelah angka 1 maka sistem akan menambahan

angka 2 untuk baris berikutnya. Action terdiri dari drop yang digunakan untuk

menghapus data yang ada; change untuk merubah data; primary untuk

menentukan data mana yang akan menjadi data primary atau yang utama.

Unique hampir mirip dengan Primary. Index digunakan untuk mempercepat

pencarian data berdasarkan kolom tertentu.

Tabel

a.Tabel akun

Tabel akun digunakan untuk menyimpan data akun. Tabel akun terdiri

dari dua field yaitu, id akun dan jenis akun. Id akun berisi kode akun. Jenis

akun adalah nama akun.Berikut adalah gambar dari tabel akun :

Gambar 4.7

Tabel Akun

(31)

31

Gambar 4.8

Tabel akun yang telah diinput data

b.Tabel Inkas/Tabel Penerimaan Kas

Tabel inkas merupakan tabel penerimaan kas yang digunakan untuk

menyimpan data penerimaan kas. Tabel ini terdiri dari enam field yaitu, id,

tanggal, id akun, jenis akun, jumlah, keterangan (ket). Berikut adalah gambar

dari tabel inkas :

Gambar 4.9 Tabel Inkas

Berikut adalah gambar dari tabel inkas setelah diinput data :

Gambar 4.10

Tabel inkas yang telah diinput data

c. Tabel In_anggaran/Tabel Anggaran Penerimaan Kas

Tabel in_anggaran merupakan tabel anggaran penerimaan kas yang

digunakan untuk menyimpan data anggaran penerimaan kas. Tabel ini

terdiri dari enam field yaitu, id, tahun, id akun, jenis akun, jumlah, dan

(32)

32

Gambar 4.11 Tabel In_anggaran

Berikut adalah gambar tabel in_anggaran yang telah diinput data :

Gambar 4.12

Tabel In_anggaran yang telah diinput data

d.Tabel Outkas/Tabel Pengeluaran Kas

Tabel outkas merupakan tabel pengeluaran kas yang digunakan untuk

menyimpan data pengeluaran kas. Tabel ini terdiri dari dua field yaitu, id,

tanggal, id akun, jenis akun, jumlah, keterangan (ket). Berikut adalah gambar

tabel outkas :

(33)

33

Berikut adalah gambar tabel outkas setelah diinput data :

Gambar 4.14

Tabel outkas yang telah diinput data

e.Tabel Out_anggaran/Tabel Anggaran Pengeluaran Kas

Tabel out_anggaran merupakan tabel anggaran pengeluaran kas yang

digunakan untuk menyimpan data anggaran pengeluaran kas. Tabel ini terdiri

dari enam field yaitu, id, tahun, id akun, jenis akun, jumlah, dan keterangan

(ket). Berikut adalah gambar tabel out_anggaran :

Gambar 4.15 Tabel Out_anggaran

Berikut adalah gambar tabel out_anggaran yang telah diinput data :

Gambar 4.16

(34)

34

f. Tabel Jabatan

Tabel jabatan digunakan untuk menyimpan data jabatan. Tabel ini terdiri

dari dua field yaitu, id jabatan dan nama jabatan. Tabel ini digunakan untuk

membantu dalam menentukan jabatan apa yang dimiliki oleh seorang

pengurus. Berikut adalah gambar dari tabel jabatan :

Gambar 4.17

Tabel Jabatan

Berikut adalah gambar tabel jabatan setelah diinput data :

Gambar 4.18

Tabel jabatan yang telah diinput data

g. Tabel Pengurus

Tabel pengurus digunakan untuk menyimpan data pengurus. Tabel ini

terdiri dari tiga belas field yaitu, id pengurus, nama pengurus, jenis kelamin,

tempat lahir, tanggal lahir, status pernikahan, tanggal menikah, alamat, nomor

telepon, tanggal mulai melayani, tanggal selesai melayani, id sektor/pos

pelayanan (SP), id jabatan. Tanggal selesai melayani pada tabel pengurus

selain menunjukan tanggal berakhirnya pelayanan seorang pengurus di

(35)

35

Sehingga jika masa aktif pengurus berakhir maka admin akan mengganti level

pengurus yang bersangkutan. Berikut adalah gambar dari tabel pengurus :

Gambar 4.19

Tabel pengurus

Berikut adalah gambar dari tabel pengurus setelah data diinput :

Gambar 4.20

Tabel pengurus yang telah diinput data

h. Tabel Jemaat

Tabel jemaat digunakan untuk menyimpan data jemaat. Tabel ini

memiliki delapan belas field yaitu, id jemaat, nama jemaat, jenis kelamin,

tempat lahir, tanggal lahir, status, tanggal menikah, alamat, telepon,

hubungan keluarga, baptis, tanggal baptis, sidi, tanggal sidi, tanggal masuk

jadi jemaat, id sektor/pos pelayanan (SP), gereja asal, kartu persembahan.

(36)

36

Gambar 4.21

Tabel Jemaat

Berikut adalah gambar tabel jemaat setelah diinput data :

Gambar 4.22

Tabel jemaat yang telah diinput data

i. Tabel Pendeta

Tabel pendeta digunakan untuk menyimpan data pendeta. Tabel ini

memiliki tiga belas field yaitu, id pendeta, nama pendapat, jenis kelamin,

tempat lahir, tanggal lahir, status, tanggal menikah, alamat, telepon,

hubungan keluarga, tanggal pelayanan, tanggal selesai melayani, id

sektor/pos pelayanan (SP). Tanggal selesai melayani pada tabel pendeta

selain menunjukan tanggal berakhirnya pelayanan seorang pendeta di gereja,

(37)

37

masa aktif pendeta berakhir maka admin akan mengganti level pendeta yang

bersangkutan. Berikut adalah gambar tabel pendeta :

Gambar 4.23

Tabel Pendeta

Berikut adalah gambar tabel pendeta setelah diinput data :

Gambar 4.24

Tabel pendeta yang telah diinput data

j. Tabel Pegawai

Tabel pegawai digunakan untuk menyimpan data pegawai. Tabel ini

terdiri dari tiga belas field yaitu, id pegawai, nama pegawai, jenis kelamin,

tempat lahir, tanggal lahir, status, tanggal menikah, alamat, telepon,

hubungan keluarga, tanggal masuk bekerja, tanggal selesai bekerja, id

sektor/pospelayanan (SP). Tanggal selesai bekerja pada tabel pegawai

selain menunjukan tanggal berakhirnya seorang pegawai bekerja di gereja,

(38)

38

masa aktif pegawai berakhir maka admin akan mengganti level pegawai

yang bersangkutan. Berikut adalah gambar tabel pegawai :

Gambar 4.25

Tabel Pegawai

Berikut adalah gambar tabel pegawai setelah data diinput :

Gambar 4.26

Tabel pegawai setelah diinput data

k. Tabel Sektor/Pos Pelayanan (SP)

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data sektor/pos pelayanan

(SP). Tabel ini memiliki beberapa field yaitu, id sp dan nama sp. Berikut

(39)

39

Gambar 4.27

Tabel Sektor/Pos Pelayanan

Berikut adalah gambar dari tabel Sektor/Pos Pelayanan (SP) setelah diinput

data :

Gambar 4.28

Tabel Sektor/Pos Pelayanan setelah diinput data

l. Tabel User

Tabel user digunakan untuk menyimpan data user. Tabel ini memiliki

field yaitu, id, kode user, pass user dan level. Berikut adalah gambar dari tabel

user :

Gambar 4.29

Tabel User

(40)

40

Gambar 4.30

Tabel user yang telah diinput data

m.Tabel Rekening

Tabel rekening digunakan untuk menyimpan data rekening. Tabel ini

memiliki field yaitu, id, nama rekening, no_rek, jumlah, dan keterangan (ket).

Berikut adalah gambar dari tabel rekening :

Gambar 4.31 Tabel Rekening

Berikut adalah gambar tabel rekening setelah diinput data :

Gambar 4.32

Tabel Rekening yang telah diinput data

Pembahasan Aplikasi

Halaman Pembuka

Halaman pembuka adalah halaman awal yang akan dilihat pengunjung

ketika membuka website. Halaman Pembuka ini terbagi menjadi beberapa

halaman, yaitu

(41)

41

Halaman ini berisi tampilan awal dari aplikasi ini. Halaman ini memiliki

beberapa menu yang bisa diakses oleh semua pengunjung. Beberapa menu

pilihan yang tersedia adalah menu tentang GPIB dan Visi Misi gereja.

Gambar 4.33

Halaman Pembuka

-Halaman Beranda

Halaman ini akan ditampilkan setelah admin maupun user telah

melakukan login. Berikut adalah tampilan halaman beranda setelah melakukan

(42)

42

Gambar 4.34

Proses Login

Pada proses login admin dan user harus memasukkan username dan

password. Jika username dan password benar maka akan masuk ke halaman

beranda.

Gambar 4.35

Halaman Beranda

Pada halaman beranda akan ada beberapa menu yang tersedia, antara lain

(43)

43

penerimaan, pengeluaran, laporan keuangan, kas dan laporan anggaran dan

realisasi. Ada juga menu master data yang digunakan oleh beberapa menu

lainnya sebagai sumber data. Menu master data antara lain adalah akun, jabatan

gerejawi dan sektor/pos pelayanan (SP), dan logout.

Halaman Menu User

Halaman menu user digunakan oleh admin untuk memasukan data

seseorang yang ingin menjadi user dan kemudian user tersebut akan

mendapatkan username dan password yang diberikan oleh admin gereja. Syarat

untuk dapat memiliki username adalah jika menjadi jemaat gereja.

Gambar 4.36

Form User

Setelah memasukkan user baru maka akan menuju halaman baru yang

berisi daftar tabel user. Untuk user hanya bisa melihat daftar user saja. Berikut

(44)

44

Gambar 4.37

Daftar User Untuk Admin

Gambar 4.38

Daftar User Untuk User

Halaman Menu Jemaat

Halaman menu jemaat digunakan admin untuk memasukkan data jemaat

ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut adalah tampilan

(45)

45

Gambar 4.39

Form Jemaat

Jika user ingin melihat data jemaat lebih lengkap maka hanya dengan

memilih tombol lihat, data jemaat yang diinginkan pun akan muncul. Untuk

admin, tombol yang tersedia adalah edit data jemaat atau hapus data jemaat.

Berikut adalah tampilan dari halaman jemaat :

Gambar 4.40

(46)

46

Gambar 4.41

Daftar Jemaat Untuk User

Halaman Menu Pendeta

Halaman menu jemaat digunakan admin untuk memasukkan data jemaat

ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut adalah tampilan

dari form pendeta yang digunakan untuk memasukkan data pendeta :

Gambar 4.42

Form Pendeta

Jika user ingin melihat data pendeta lebih lengkap maka hanya dengan

(47)

47

admin, tombol yang tersedia adalah edit data pendeta atau hapus data pendeta.

Berikut adalah tampilan dari halaman pendeta :

Gambar 4.43

Daftar Pendeta Untuk Admin

Gambar 4.44

Daftar Pendeta Untuk User

Halaman Pengurus Gereja

Halaman menu pengurus gereja digunakan admin untuk memasukkan

(48)

48

Berikut adalah tampilan dari form pengurus gerja yang digunakan untuk

memasukkan data pengurus gereja :

Gambar 4.45

Form Pengurus

Jika user ingin melihat data pengurus gereja lebih lengkap maka hanya

dengan memilih tombol lihat, data pengurus gereja yang diinginkan pun akan

muncul. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data pengurus gereja

atau hapus data pengurus gereja. Berikut adalah tampilan dari halaman pengurus

gereja :

Gambar 4.46

(49)

49

Gambar 4.47

Daftar Pengurus Untuk User

Halaman Pegawai

Halaman menu pegawai digunakan admin untuk memasukkan data

pegawai ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut adalah

tampilan dari form pegawai yang digunakan untuk memasukkan data pegawai :

Gambar 4.48

Form Pegawai

Jika user ingin melihat data pegawai lebih lengkap maka hanya dengan

(50)

50

admin, tombol yang tersedia adalah edit data pegawai atau hapus data pegawai.

Berikut adalah tampilan dari halaman pegawai :

Gambar 4.49

Daftar Pegawai Untuk Admin

Gambar 4.50

(51)

51

Halaman Menu Keuangan

Menu keuangan terdiri dari beberapa menu yaitu menu anggaran, kas,

penerimaan, pengeluaran, laporan keuangan gereja, dan laporan anggaran dan

realisasi.

-Halaman Anggaran

Halaman menu anggaran digunakan admin untuk memasukkan anggaran

yang telah dibuat gereja untuk satu periode ke depan. Anggaran itu termasuk

anggaran penerimaan dan anggran pengeluaran. Berikut adalah tampilan dari

form anggaran yang digunakan untuk memasukkan data anggaran gereja :

Gambar 4.51

(52)

52

Gambar 4.52

Form Anggaran Pengeluaran Kas

Gambar 4.53

Daftar Anggaran Gereja

-Halaman Penerimaan

Halaman menu penerimaan digunakan admin untuk memasukkan data

penerimaan kas ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja.

Berikut adalah tampilan dari form penerimaan yang digunakan untuk

(53)

53

Gambar 4.54

Form Penerimaan

Jika user ingin melihat data penerimaan lebih lengkap maka hanya

dengan memilih tombol lihat, data penerimaan yang diinginkan pun akan

muncul. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data penerimaan atau

hapus data penerimaan. Menu penerimaan terdiri dari penerimaan perpuluhan,

penerimaan persembahan, dan penerimaan lain-lain. Berikut adalah tampilan

dari halaman penerimaan :

Gambar 4.55

(54)

54

Gambar 4.56

Daftar Penerimaan Perpuluhan

Gambar 4.57

(55)

55

Gambar 4.58

Daftar Penerimaan Lain-Lain

-Halaman Pengeluaran

Halaman menu pengeluaran digunakan admin untuk memasukkan data

pengeluaran kas ke dalam database. Untuk user hanya bisa melihat saja. Berikut

adalah tampilan dari form pengeluaran yang digunakan untuk memasukkan data

pengeluaran :

Gambar 4.59

(56)

56

Jika user ingin melihat data pengeluaran lebih lengkap maka hanya

dengan memilih tombol lihat, data pengeluaran yang diinginkan pun akan

muncul. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data pengeluaran atau

hapus data pengeluaran. Berikut adalah tampilan dari halaman pengeluaran :

Gambar 4.60

Daftar Pengeluaran

Gambar 4.61

(57)

57

Gambar 4.62

Daftar Pengeluaran Inventarisasi

Gambar 4.63

(58)

58

Gambar 4.64

Daftar Pengeluaran Lain-Lain

-Halaman Laporan

Halaman menu laporan berisi ringkasan penerimaan dan pengeluaran

gereja dalam periode tertentu secara ringkas. Untuk melihat laporan keuangan

gereja secara lengkap, user dapat memilih tombol pdf yang tersedia dibagian

tengah bawah halaman. Berikut adalah tampilan halaman laporan keuangan :

Gambar 4.65

(59)

59

Gambar 4.66

Halaman Laporan Keuangan Gereja Secara Detail Menggunakan PDF

- Halaman Rekening

Halaman menu rekening digunakan untuk memasukkan rekening

gereja. Halaman rekening akan menampilkan data mengenai saldo per rekening

gereja. Berikut adalah tampilan dari halaman rekening :

Gambar 4.67

(60)

60

Gambar 4.68

Form Mutasi Kas

Gambar 4.69

Daftar Rekening

Halaman Menu Master

Halaman menu master adalah menu yang dijadikan dasar oleh menu

lainnya dalam pemrosesan data. Menu master terdiri dari beberapa halaman,

yaitu menu akun, menu jabatan gerejawi, dan juga menu sektor/pos pelayanan.

(61)

61

Halaman akun berisi daftar-daftar akun. User hanya bisa melihat saja.

Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data akun atau hapus data akun.

Berikut adalah tampilan dari halaman akun :

Gambar 4.70

Form Akun

Gambar 4.71

(62)

62

Gambar 4.72

Daftar Akun Untuk User

-Halaman Jabatan Gerejawi

Halaman jabatan gerejawi berisi daftar-daftar akun. User hanya bisa

melihat saja. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data jabatan

gerejawi atau hapus data jabatan gerejawi. Berikut adalah tampilan dari halaman

jabatan gerejawi :

Gambar 4.73

(63)

63

Gambar 4.74

Daftar Jabatan Gerejawi Untuk Admin

Gambar 4.75

Daftar Jabatan Gerejawi Untuk User

-Halaman Sektor/Pos Pelayanan

Halaman sektor/pos pelayanan berisi daftar-daftar akun. User hanya bisa

melihat saja. Untuk admin, tombol yang tersedia adalah edit data sektor/pos

pelayanan atau hapus data sektor/pos pelayanan. Berikut adalah tampilan dari

(64)

64

Gambar 4.76

Form Sektor/Pos Pelayanan

Gambar 4.77

(65)

65

Gambar 4.78

Daftar Sektor/Pos Pelayanan Untuk User

Tabel Access Control Matrix

Tabel access contorl matrix adalah tabel yang menunjukkan sejauh

mana user dapat menggunakan sistem yang ada. Tabel ini terdiri dari 3 bagian

yaitu subjek, objek dan level akses. Dalam perancangan sistem informasi

database gereja, yang menjadi subjek adalah jemaat, pendeta, pengurus

gerejawi, dan pegawai. Objek adalah file anggaran keuangan, file keuangan dan

juga file administrasi lainnya. Untuk lebih jelas, berikut adalah gambar tabel

access control matrix :

Tabel 3

Tabel Access Control Matrix

Sistem

Operasi

File Keuangan File administrasi

Jemaat - rx rx

Pendeta - rx rx

Pengurus Gerejawi - rx rx

Bendahara - rwx rw

(66)

66

Keterangan :

- Tidak diijinkan

r Read/hanya melihat data

w Write/dapat memasukan data

x Execute/dapat menjalankan perintah

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan dapat ditarik

kesimpulan yaitu, sistem informasi di Gereja Protestan di Indonesia Bagian

Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga masih menggunakan sistem manual,

yang terdiri dari sistem keuangan dan non keuangan. Sistem keuangan ini terdiri

dari penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan sistem non keuangan gereja

berupa pengolahan data jemaat, pendeta, pengurus, jadwal ibadah dan lain-lain.

Perancangan database sistem informasi gereja menjadi sarana alat bantu

bagi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari,

Salatiga sebagai pusat informasi yang meliputi sejarah dan visi misi Gereja

Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga, data

mengenai pengurus dan majelis gereja bagi siapa pun yang membutuhkan, dan

juga database gereja untuk mengetahui data-data gereja lainnya seperti jumlah

pendeta yang ada di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat

Tamansari, Salatiga, maupun data lengkap mengenai jemaat dan juga keuangan

gereja. Dengan sistem ini juga maka pemrosesan data dan penyediaan laporan

menjadi lebih cepat. Selain itu data pun menjadi lebih aman dari kehilangan dan

kerusakan.

Perancangan sistem informasi database GPIB Jemaat Tamansari Salatiga

terdiri dari 13 tabel yang berfungsi untuk menyimpan data yaitu : tabel akun,

tabel inkas/tabel peneirmaan kas, tabel in_anggaran/tabel anggaran penerimaan

(67)

67

pengeluaran kas, tabel rekening, tabel jabatan, tabel pengurus, tabel jemaat, tabel

pendeta, tabel pegawai, tabel sektor/pos pelayanan, tabel user.

Dalam perancangan sistem informasi database GPIB Jemaat Tamansari

Salatiga juga membutuhkan 13 form yang berfungsi untuk menginput data ke

dalam database yaitu : form user, form jemaat, form pendeta, form pengurus

gerejawi, form pegawai, form penerimaan, form pengeluaran form anggaran

penerimaan kas, form anggaran pengeluaran kas, form rekening, form akun, form

jabatan gerejawi,dan form sektor/pos pelayanan.

Report juga dibutuhkan untuk membantu pengguna mendapatkan

informasi dari setiap transaksi. Sistem informasi database GPIB Jemaat

Tamansari Salatiga ini memiliki 14 report yaitu : report user (tabel daftar user),

report jemaat (tabel daftar jemaat), report pendeta (tabel daftar pendeta), report

pengurus gerejawi (tabel daftar pengurus gerejawi), report pegawai (tabel daftar

pegawai), report anggaran gereja, report penerimaan (tabel daftar penerimaan),

report pengeluaran (tabel daftar pengeluaran), report rekening (tabel daftar

rekening), report akun (tabel daftar akun), report jabatan gerejawi (tabel daftar

jabatan gerejawi), report sektor/pospelayanan (tabel daftar sektor/pospel),

report keuangan gereja (laporan keuangan gereja), report anggaran dan realisasi

(laporan anggaran dan realisasi).

Saran

Saran yang dapat diberikan penulis kepada pihak Gereja Protestan di

Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari, Salatiga adalah :

1. Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), Jemaat Tamansari,

Salatiga sebaiknya merubah sistem manual yang mereka gunakan menjadi

sistem yang terkomputerisasi menggunakan sistem yang telah dirancang

menggunakan wamp server sehingga kinerja gereja menjadi lebih efisien dan

efektif.

2. Melakukan back up data setiap melakukan penambahan data atau perubahan

data atau bisa juga melakukan back up setiap akhir minggu oleh pegawai yang

(68)

68

3. Melakukan maintenance terhadap sistem atau web yang telah dirancang

setiap bulan demi mencegah kerusakan sistem atau hal buruk lainnya oleh

pegawai yang yang ditunjuk gereja sebagai admin.

4. Memberikan pelatihan kepada jemaat, pendeta, pengurus gereja, dan juga

pegawai sebagai user agar dapat menggunakan sistem yang dirancang

Gambar

Gambar 4.33
Gambar 4.34
Gambar 4.36
Gambar 4.37
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil Evaluasi Dokumen Penawaran Nomor : 342 /PPBJ/SDPK-PB/JB/ XI /2012 tanggal 12 Nopember 2012 dan Penetapan Pemenang Nomor : 343/PPBJ/SDPK-PB/JB/ XI

Berdasarkan skor koefisien korelasi yang dihasilkan dari perhitungan SPSS maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial serikat buruh dalam aksi

Begitu juga dengan santriwati, kehidupan yang terpisah dari lingkungan keluarga dan berada di lingkungan yang baru bersama kiai, ustadz dan santriwati yang lain menuntut

Adapun subyek yang dipilih memiliki karakteristik sebagai berikut; anak yang tergolong yatim, piatu, yatim piatu, dhuafa, dan terlantar yang tinggal di panti asuhan yang ada di

[r]

lokal daerah 35.000.000 DPPKKI Blora APBD 25-Apr-13 20-Des-13. 17 Fasilitasi perkembangan

In today's work world, employees are required to have a leadership that tinggi.Guna improve employee leadership training required well-coordinated leadership.. The function of

dilakukan oleh para pendidik Kalām yaitu tentang “Pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran Kalām pada program pembelajaran bahasa Arab FAI-UMM periode.