• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul KKN Edisi Agts Spt1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul KKN Edisi Agts Spt1"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

KULIAH KERJA NYATA

BERBASIS PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

(KKN SISDAMAS)

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LP2M-UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(3)

MODUL KKN SISDAMAS

14,8 x 21,0 cm, xii + 73 hlm. ISBN: 978-602-71007-3-0

---

Tim Penyusun

Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie, M.Ag., M.Si

Rohmanur Aziz, M.Ag

Dr. Fridayanti, M.Si

Wisnu Uriawan, M.Kom

Dr. Dulkiyah, M.Si

Muhammad Muttaqin, M.Pd

Penyunting : Dr. Munir, MA

Cetakan 1 Juli 2017

Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyaralat

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan nikmat yang tiada terhingga, shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membawa umat manusia, dari masyarakat jahiliyah yang tidak berdaya menuju masyarakat madaniyah yang semakin berdaya.

Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (KKN Sisdamas) merupakan matakuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa UIN SGD Bandung yang telah memenuhi persyaratan. Sejak tahun 2017, KKN UIN SGD Bandung diberi nama KKN Sisdamas. KKN Sisdamas merupakan kegiatan pembelajaran mahasiswa yang mengintegrasikan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di daerah tertentu untuk turut melakukan pemberdayaan masyarakat dengan prinsip pembangunan partisipatif, demokratis dan berkelanjutan berlandaskan nilai-nilai luhur kemanusiaan.

Pemberdayaan masyarakat adalah strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mengembangkan masyarakat dari keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan agar masyarakat tersebut mencapai/ memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Pemberdayaan masyarakat merupakan tujuan akhir dari dharma pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, KKN mahasiswa dengan basis pemberdayaan masyarakat (sisdamas) merupakan upaya untuk melatih para mahasiswa bersama masyarakat menyusun agenda perubahan yang disusun dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan mahasiswa sebagai fasilitator pemberdayaan dan dosen selaku pembimbing lapangan.

Kehadiran mahasiswa KKN di tengah masyarakat bukan hendak memberi bantuan dalam bentuk dana, memberikan hibah, dan memberi beragama fasilitas yang serba mudah, melainkan hendak belajar bersama masyarakat guna membangun kesadaran kritis mereka tentang arti perubahan yang mesti masyarakat sadari lakukan.

KKN Sisdamas diinisiasi oleh sejumlah dosen di lingkungan UIN SGD Bandung setelah sebelumnya dilakukan kajian tentang Konsep dan Implementasi Pengabdian kepada Masyarakat pada Beberapa PTKIN. Dalam berbagai kesempatan diskusi antar dosen yang concern terhadap pemberdayaan, disepakati bahwa KKN di UIN SGD Bandung diberinama KKN Sisdamas.

(5)

baru bagi lahirnya kesadaran kritis masyarakat untuk melakukan perubahan yang mereka mimpikan.

Bandung, 2 Juli 2017

Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat

(6)

SAMBUTAN KETUA LP2M

Bismila hir r a hma nir r a him Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Segala puji bagi Allah SWT., atas rahmat dan inayah-Nya Modul Kuiah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2017 dapat dirampungkan sesuai dengan rencana. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW., keluarga dan sahabatnya, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Kuliah Kerjanyata Mahasiswa (KKN), yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa sebelum mereka menyelesaikan studi jenjang S-1. Lebih dari itu, KKN sesungguhnya merupakan salah satu bentuk implementasi Tridarma Perguruan Tinggi, selain pendidikan dan penelitian. Karena itu, dibutuhkan persiapan sebaik mungkin, yang tidak saja oleh mahasiswa sebagai peserta, tetapi juga dosen sebagai pembimbing dan tenaga kependidikan lainnya sebagai operator bidang lainnya.

Sebagai sebuah bentuk pelaksanaan Tridarma, KKN memiliki fungsi ganda (double function) dalam proses siklus pengetahuan (knowledge cycle). Di satu sisi, KKN dapat menjadi media penerapan ilmu yang diperoleh oleh sivitas akademika di masyarakat. Di sisi lain, ia dapat mengilhami mereka untuk mengembangkan ilmu yang selama ini digeluti di kampus. Dengan begitu diharapkan terjadi “integrasi ilmu dan praktik” (tawhid al-‘ilm wa al-‘amal), yang pada gilirannya akan tercipta “masyarakat yang melek pengetahuan” (knowledge-based society) dan “pengetahuan berbasis masyarakat” ( society-based knowledge).

Sesuai dengan perkembangannya, KKN sendiri telah mengalami peralihan orientasi, dari semula berbasis pembangunan (development) menuju basis pemberdayaan (empowerment). Dengan kata lain, diyakini bahwa masyarakat sebenarnya memiliki potensi dan kemampuan untuk mengembangkan dirinya. Namun, untuk mempercepat pembangunan tersebut pendampingan diperlukan sesuai dengan kebutuhan yang semestinya. Karena itu, KKN diharapkan dapat membantu akselerasi bagi aktualisasi potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.

Modul KKN Sisdamas Tahun 2017 ini merupakan sebuah ikhtiar menuju penyelenggaraan KKN yang lebih baik dan bermutu. Sebagian besar dari isi buku ini cukup banyak mengalami perubahan. Ini terlihat, antara lain, dari adanya KKN yang murni berbasis pemberdayaan masyarakat. Ke depan, tentu, lebih banyak lagi yang bisa diperbaiki, di antaranya, dengan menjadikan laporan KKN lebih bernilai akademik, ketimbang sekadar informatif.

(7)

dengan ucapan jazakumullah khayran katsiran. Meskipun demikian, kesalahan di sana-sini tetap menjadi tanggung jawab LP2M untuk diperbaiki di waktu yang akan datang. Untuk itulah kritik dan saran sangat diharapkan, dari manapun datangnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 2 Juli 2017 Ketua LP2M,

Dr. Munir, MA

(8)

SAMBUTAN REKTOR

Bismila hir r a hma nir r a him Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Puji dan syukur senantiasa dihaturkan kepada Allah SWT., atas limpahan nikmat dan karunia yang tidak terhingga. Shalawat dan salam semoga terus tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., keluarga dan sahabatnya, serta para pengikutnya.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan akademik yang dari tahun ke tahun telah dilaksanakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Karena itu, saya berharap pelaksanaan KKN Tahun 2017 ini mengalami peningkatan dari aspek mutu layanan dan mutu akademiknya, sebagaimana saya berharap ada inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa sebagai peserta dituntut untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini sehingga mereka memiliki kompetensi sosial yang lebih tinggi. Dengan begitu, saya yakin mereka kelak dapat terjun mengabdi ke masyarakat dengan bekal yang memadai, selain kompetensi akademik yang telah mereka peroleh di kampus.

Saya menyambut baik penerbitan Modul KKN Sisdamas Tahun 2017, dengan harapan dapat mempermudah dan memperlancar seluruh kesiapan dan pelaksanaan KKN. Akhirnya, ucapan terima kasih layak diberikan kepada LP2M dan seluruh pihak yang terlibat, tidak hanya dalam mempersiapkan buku ini, tetapi juga telah berkontribusi dalam penyelenggaran kegiatan ini.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 2 Juli 2017 Rektor,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... SAMBUTAN KETUA LP2M ... SAMBUTAN REKTOR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR SINGKATAN ...

MODUL 1

KONSEP-KONSEP PEMBERDAYAAN ... Tujuan ... Waktu ... Acuan ... Perlengkapan ... Proses ...

MODUL 2

SIKLUS 1 : SOSIALIASASI AWAL, REMBUG WARGA DAN REFLEKSI SOSIAL ...

Tujuan ... Waktu ... Acuan ... Perlengkapan ... Proses ...

MODUL 3

SIKLUS 2 : PEMETAAN SOSIAL DAN PENGORGANISASIAN

MASYARAKAT ... Tujuan ... Waktu ... Acuan ... Perlengkapan ... Proses ...

MODUL 4

(10)

Proses ...

MODUL 5

SIKLUS 4 : PELAKSANAAN PROGRAM DAN MONEV ... Tujuan ... Waktu ... Acuan ... Perlengkapan ... Proses ...

(11)

DAFTAR SINGKATAN

BKL : Bimbingan Kegiatan Langsung BLH : Buku Laporan Harian

BLK : Buku Laporan Kelompok Cantif : Perencanaan Partisipatif DPL : Dosen Pembimbing Lapangan HDI : Human Development Index IPM : Indeks Pembangunan Manusia

IPTEKS : Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni KKN : Kuliah Kerja Naya

KKP : Ketua Kelompok Peserta

LP2M : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat MAQ : Melek Aksara Al-Qur’an

Monev : Monitoring Evaluasi Orgamas : Pengorganisasian Masyarakat PAR : Participation Action Research Pepro : Pelaksanaan Program

Peso : Pemetaan Sosial PNA : Penetapan Nilai Akhir PP-KKN : Panitia Penyelenggara KKN Refso : Refleksi Sosial

Sipro : Sinergi Program

(12)

MODUL 1

KONSEP-KONSEP PEMBERDAYAAN

Tujuan

1. Mengidentifikasi istilah-istilah pemberdayaan; 2. Memahami teori-teori dan tahapan pemberdayaan

3. Dapat mendeskripsikan konsep pemberdayaan dan melaksanakannya di masyarakat;

4. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang memungkinkan terjadi pada pemberdayaan;

5. Memahami siklus Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (KKN Sisdamas).

Waktu

1 Jpl (45 menit)

Acuan

Bahan Bacaan : Paradigma dan Siklus KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Perlengkapan Kertas Plano LCD

Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya

Proses

1. Fasilitator memperkenalkan tim;

2. Fasilitator menayangkan film dokumenter tentang pemberdayaan; 3. Fasilitator bertanya kepada peserta tentang tahapan pemberdayaan

yang diketahui oleh peserta;

4. Fasilitator menjelaskan tentang konsep-konsep pemberdayaan dan siklus KKN Sisdamas melalui tayangan slide yang menekankan partisipasi dan aksi dalam setiap tahapan pemberdayaan;

5. Fasilitator memberikan kesempatan tanya jawab kepada peserta;

(13)

Pembelajaran Penyadaran Kritis, Disarikan dari Marnia Nes KMP PNPM MP

Kuliah Kerja Nyata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (KKN Sisdamas), merupakan proses pembelajaran masyarakat dalam membangun desa. Proses pembelajaran sebenarnya adalah proses pendidikan, artinya perubahan dapat terjadi melalui proses pendidikan yang didampingi oleh mahasiswa sebagai fasilitator di wilayah Kelurahan/Desa sasaran. Melalui proses belajar ini, diharapkan masyarakat mampu untuk merubah pola pikir dan sikap perilaku sebagai manusia yang bertanggungjawab untuk menjalankan fitrahnya sebagai manusia, yaitu manusia yang mampu memberikan potensi yang ada dalam dirinya untuk kesejahteraan diri dan lingkungannya.

KKN Sisdamas mengawal proses pembelajaran ini melalui tahapan siklus, yaitu: Di dalam setiap tahapan siklus proses belajar tersebut dilaksanakan dengan pendekatan kelompok melalui Diskusi Kelompok Terarah, rembug dan refleksi bersama. Melalui diskusi dan refleksi dalam kelompok, maka diharapkan terjadi dialog dan saling berbagi pengetahuan, berbagi informasi, berbagi sumberdaya, berbagi peluang

yang artinya berbagi ‘sumber kekuasaan’ yang dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan. Diharapkan pada akhirnya akan tumbuh kepedulian terhadap permasalahan orang lain dan lingkungan. Pendekatan ini juga dapat menciptakan pola-pola hubungan masyarakat yang setara dan sekat-sekat sosial diharapkan bisa terbongkar.

Siklus

(14)
(15)

lain, pemimpin yang persoalan – persoalan yang dihadapi. potensi yang ada di masyarakat. n nilai kejujuran dan tanggungjawab pada

(16)

dimensi sosial dan spiritual sebagai dasar paradigma yang dilaksanakan seyogyanya pendidikan yang dapat memanusiakan manusia, dimana di dalamnya terkandung sikap dan perilaku dari pendidik (fasilitator, relawan dan pihak lain) maupun peserta didik yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (saling menghargai, adil,setara, dsb).

Proses pendidikan sangat bergantung kepada paradigma pendidikan yang diyakini oleh pelaku pendidikan (dalam hal ini lembaga pengembangan program, yaitu Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dan DPL). Keyakinan terhadap paradigma pendidikan tersebut akan berimplikasi pada metode yang dipakai dalam proses pemberdayaan dan pada akhirnya akan berdampak pada kesadaran masyarakat.

Untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat, maka paradigma yang digunakan adalah paradigma pendidikan kritis. Dalam perspektif kritis, pendidikan seyogyanya bisa mencipta ruang bagi masyarakat untuk mengidentifikasi secara bebas dan kritis tentang proses pembangunan dalam kehidupan masyarakat menuju transformasi sosial. Masyarakat didorong untuk belajar mengidentifikasi, menganalisa pola-pola hubungan (interaksi) mereka dalam bermasyarakat untuk membongkar sekat-sekat sosial sehingga terjadi hubungan yang setara, partisipatif dan berkeadilan. Hubungan sosial yang setara dan adil, tidak ada dominasi dari salah satu pihak, akan terjadi apabila masyarakat saling menghargai. saling memberi, saling memahami sehingga terjadi manusia-manusia yang berdaya (sejati).

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang mem-berdayakan mestinya yang memungkinkan proses di atas terjadi. Oleh karena itu dalam KKN Sisdamas metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pendampingan pemberdayaan adalah Participatory Andragogy.

Dalam pelaksanaannya, pendekatan pendidikan tersebut mene-kankan pada pembelajaran yang dialogis dengan prinsip-prinsip:

a. Pendamping (DPL dan Peserta KKN) adalah Fasilitator, bukan Guru;

(17)

c. Semua warga belajar adalah subjek, artinya hubungan di antara semua warga belajar adalah hubungan yang adil dan setara, sedangkan obyeknya adalah realitas kehidupan masyarakat; d. Komunikasi yang dibangun, komunikasi multi arah;

e. Semua warga belajar, menjadi narasumber bagi yang lainnya karena masing-masing mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang khas yang bisa dibagikan kepada yang lain sehingga akan 'memperkaya' pemahaman masing-masing.

Dengan pembelajaran yang dialogis di atas, dalam prosesnya diharapkan : a. Tidak terjadi saling 'jegal' untuk kepentingan pribadi, maupun

kelompok;

b. Tidak ada diskriminasi;

c. Tumbuh saling memahami terhadap permasalahan orang lain dan lingkungan, sehingga terjadi saling menghargai;

d. Tumbuh kebersamaan;

e. Tumbuh kepedulian, dan sebagainya.

Oleh karena itu fungsi Fasilitator adalah 'membongkar sekat- sekat

sosial’, yang bisa memungkinkan proses di atas terjadi. Dalam KKN Sisdamas, proses belajar tersebut dilaksanakan dalam tahapan siklus, artinya dalam memfasilitasi semua tahapan siklus seharusnya terjadi pembongkaran sekat-sekat yang menghilangkan dominasi dan diskriminasi dimana hal ini bisa terjadi dengan menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu penumbuhan nilai-nilai (sikap perilaku) untuk membangun manusia yang berdaya (pemberdayaan sejati) menjadi pilar utama dalam pendekatan pembelajaran KKN Sisdamas (disadur dari Marnia Nes: 2009).

(18)

Adapun siklus KKN Sisdamas yang akan dilaksanakan oleh peserta KKN dan masyarakat, sebagai berikut:

Namun sebelum memulai pada tahapan kegiatan siklus, DPL dan perwakilan peserta KKN (Kordes dan KKP) terlebih dahulu melaksanakan transect atau observasi lokasi setidak-tidaknya H-7 pemberangkatan. Kegiatan transect merupakan salahsatu teknik menggali informasi melalui pengalaman langsung ke lapangan dengan cara berjalan menyelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu (Zaenal Mukarom: 2008).

Pada kegiatan ini, DPL bersama peserta KKN memulai dengan silaturrahmi kepada kepala desa dan aparat setempat bahwa kedatangan pada kegiatan transect merupakan tindak lanjut dari izin lokasi KKN Sisdamas yang sudah dilaksanakan oleh panitia KKN Sisdamas dari Pusat Pengabdian LPPM UIN Sunan Gunung Djati Bandung melaui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Propinsi Jawa Barat, Kesbangpol Kabupaten dan kecamatan setempat 2 bulan sebelum KKN dilaksanakan. Kemudian melalui izin kepala desa, DPL dan peserta KKN meminta didampingi oleh aparat desa atau tokoh masyarakat

Masyarakat

Soswal RW Refso

Peso Orgamas

Cantif & Sipro Pepro

Monev

(19)

melaksanakan transect untuk mengetahui, mengenal, memahami kondisi masyarakat desa calon lokasi KKN.

Selama melaksanakan transect, DPL dan peserta KKN seyogyanya menjunjung tinggi nilai budaya setempat agar terjadi interaksi sosial dan mendapatkan informasi-informasi berharga melalui komunikasi yang terbangun antara kedua belah pihak. Informasi yang diharapkan diantaranya mengenai titik kerawanan sosial seperti masalah pencemaran lingkungan, masyarakat yang buta huruf, kemiskinan, dan patologi sosial lainya. Selain kepentingan mencari data autentik tentang masyarakat desa, DPL dan peserta KKN juga secara paralel mencari informasi 3 lokasi strategis untuk tempat tinggal yang dapat dijadikan Posko oleh 3 kelompok pada setiap desa.

(20)

MODUL 2

SIKLUS 1

SOSIALISASI AWAL, REMBUG WARGA

DAN REFLEKSI SOSIAL

Tujuan

1. Terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat; 2. Teridentifikasi kelompok-kelompok masyarakat; 3. Mengetahui klasifikasi masyarakat;

4. Mengetahui berbagai masalah yang ada di masyarakat;

5. Membangun kesadaran atas akar permasalahan yang ada di masyarakat;

6. Menginventarisir harapan-harapan masyarakat dan pemerintah;

Proses 1. Target 1

a. Mulailah diskusi dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan mengundang masyarakat, yaitu untuk belajar bersama mengenai penghidupan masyarakat, perobahan yang terjadi, kegiatan sehari-hari, dan sebagainya.

b. Sampaikan bahwa Fasilitator (kami) adalah orang luar yang tidak banyak tahu mengenai kondisi penghidupan masyarakat, karenanya hadirin diminta untuk aktif memberikan informasi/ pengetahuannya mengenai masyarakat di sini.

c. Buatlah suasana menjadi cair dengan berbagai cara (bina suasana), dan sampaikan bahwa semua peserta berkedudukan setara, semua mempunyai hak yang sama untuk menyampaikan pengetahuannya atau pengalamannya.

2. Target 2 s.d.4:

a. Masuklah ke pertanyaan kunci yaitu mengenai:

(21)

2) Klasifikasi masyarakat dibagi berdasar kesejahteraannya. Tanyakan: ”bila masyarakat di bagi menurut tingkat

kesejahteraannya ada berapa kelompok/ kategorikah?”. Disini

sangat umum bahwa masyarakat tidak mau membagi / resisten dengan alasan :...mereka sama saja, mereka semua miskin, mereka tidak berbeda beda, dsb..” Upayakan dengan cara lain sehingga kategori kesejahteraan didapatkan dan mereka menjelaskan sendiri.

b. Tuliskan nama atau istilah lokal masing-masing kelompok/tingkat kesejahteraan pada kertas metaplan dan tempelkan di stick cloth. c. Bagi peserta diskusi menjadi beberapa kelompok sesuai

banyaknya kelompok/tingkat kesejahteraan tersebut. Setiap kelompok mewakili satu tingkat kesejahteraan.

d. Pisahkan antara satu kelompok dengan lainnya. Jelaskan bahwa masing masing kelompok mewakili setiap kelompok kese-jahteraan dan mintalah masing-masing kelompok menggambar ciri-ciri dari kelompok yang diwakili, (misal kelompok miskin menggambar mengenai ciri-ciri yang terlihat dari orang miskin), pada selembar kertas (flipchart dipotong 2).

e. Dengan menggunakan gambar tersebut, minta masing-masing kelompok menjelaskan ciri-ciri setiap kategori, dilakukan secara bergiliran. Minta peserta menuliskan ciri-ciri tersebut pada kertas metaplan dan tempatkan di bawah gambar masing-masing kelompok.

f. Langkah ini dilanjutkan terus hingga sekurangnya 6 atau 7 ciri muncul untuk masing-masing kategori (ciri yang muncul harus komparatif untuk setiap kategori). Jika hanya aset material yang dicontohkan oleh peserta, gali lagi mengenai aspek lain seperti aspek kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.

g. Dalami setiap ciri-ciri tingkat kesejahteraan yang disebutkan, jika kepemilikan sawah muncul sebagai ciri semua tingkatan kesejahteraan, apa yang membedakan kepemilikan sawah tersebut? Juga untuk ciri-ciri lainnya.

(22)

kesejahteraannya. Pastikan bahwa mereka sepakat dengan hasil yang didapat.

i. Kemudian tanyakan kepada kelompok diskusi apakah ada perbedaan presentase dengan keadaan lima tahun yang lalu. Catat perubahan persentase dari masing-masing tingkat kesejahteraan/ekonomi.

j. Diskusikan perubahan yang terjadi, pancing dengan pertanyaan kondisi mana yang lebih baik, bentuk perubahan yang terjadi, apa penyebabnya dan kelompok kesejahteraan mana yang terpengaruh.

k. Sebelum menutup diskusi, tanyakan dimana lingkungan kelompok miskin berada, apakah tersebar di desa atau berada di suatu wilayah tertentu? (untuk keperluan pengamatan/transect dan diskusi selanjutnya).

l. Mintalah agar dengan sukarela salah seorang peserta menjelaskan hasil diskusi kepada peserta lainna.

3. Target 5-6

a. Jelaskan kepada peseta diskusi bahwa akan membahas sebab-akibat berbagai masalah yang ada di masyarakat (tulis kata dalam bahasa lokal yang mengacu pada golongan tertentu (misalnya miskin, premanisme, sampah, rentenir dll.) yang digunakan pada

“Klasifikasi Masalah” dalam satu kartu ide dan letakkan di tengah

kertas plano ukuran besar).

b. Diskusikan mengenai pengalaman mereka tentang masalah

tersebut dan tanyakan “apa yang menyebabkan masalah tersebut terjadi di masyarakat ini?”.

c. Tuliskan jawaban pada metaplan dan letakkan di bagian kiri kartu

“masalah”, diskusikan lagi untuk mencari sebab-sebab yang lain

dan tanyakan “apa yang menyebabkan hal tersebut?” atau “mengapa hal itu terjadi?”. Kembangkan masing-masing penyebab sampai 3-4 penyebab secara berturut-turut atau sampai peserta diskusi sulit untuk menjawab.

d. Tanyakan kepada peserta apakah ada sesuatu penyebab menimbulkan/ menyebabkan timbulnya masalah yang lain?

(23)

f. Setelah diagram selesai, minta peserta untuk memeriksa diagram secara seksama dan lakukan analisis bersama untuk mengenali permasalahan yang paling utama bagi masyarakat terdampak. g. Selanjutnya minta peserta untuk menandai permasalahan tersebut

dan memilih masalah yang akan dibahas dalam diskusi prioritas masalah dan alternatif pemecahannya.

h. Catat dan simpan permasalahan yang dipilih oleh peserta untuk didiskusikan pada aktivitas prioritas masalah.

i. Pastikan peserta pertemuan ada unsur pemerintahnya, kemudian minta peserta untuk menuliskan harapan-harapan pada kertas metaplan sebanyak 4 kali terdiri dari harapan masyarakat kepada masyarakat, masyarakat kepada pemerintah, pemerintah kepada pemerintah dan pemerintah kepada masyarakat.

(24)

MODUL 3

SIKLUS 2

PEMETAAN SOSIAL DAN

PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Tujuan

Mengidentifikasi:

1. Garis besar kondisi geografis desa (batas desa, sungai, laut, rawa, bukit/gunung, jalan, dsb.)

2. Akses masyarakat (rumah tangga) kepada sumber daya alam yang ada di desa (hutan, kebun, sawah, laut, danau, mata air, dll).

3. Akses masyarakat (rumah tangga) kepada pelayanan dasar/sarana umum yang ada di desa (sarana air bersih, puskesmas, listrik, jamban, sekolah, kantor desa, dan lain-lain).

4. Rumah-rumah di desa studi menurut tingkat kesejahteraannya,

berdasarkan hasil kegiatan “Klasifikasi Kesejahteraan”, dan

khususnya lokasi rumah orang miskin dan tingkat kerentanan (crisis). 5. Bangunan bangunan/ infrastuktur yang mempunyai makna strategis

di desa.

6. Rumah tokoh tokoh/ persons yang mempunyai arti penting bagi masyarakat desa

7. Tokoh-tokoh yang mempunyai kedekatan hubungan dengan masyarakat.

8. Potensi Sumber Daya (alam, manusia, ekonomi) terutama dalam bidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi.

9. Potensi kerentanan wilayah (kekeringan, kebakaran, bencana alam); 10. Kebutuhan dan masalah yang ada di lingkungan sekitar desa pada

bidang keagamaan, sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Peserta

1. Terdiri dari tim kajian pemetaan sosial sebanyak 5-10 orang, tergantung besar dan kondisi desa;

(25)

dan memahami kondisi desa dan berbagai sumberdaya dan fasilitas umum yang ada.

Waktu

1 Jpl (100 menit)

Acuan

Bahan Bacaan : Paradigma dan Siklus KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Dokumen Musyawarah Perencanaan Pem-bangunan tahun sebelumnya.

Perlengkapan Kertas Plano LCD

Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya

Kamera Recorder Laptop

Informasi minimum yang diharapkan

1. Lokasi keluarga kaya, miskin, dan menengah berdasarkan kriteria yang disetujui dalam klasifikasi kesejahteraan, dan kaitannya dengan akses terhadap sarana/infrastruktur umum atau sumber daya alam yang ada di desa.

2. Kondisi dan posisi geografis desa: batas desa, luas desa, topografi, penggunaan lahan, dll.

3. Berbagai sarana penting yang ada di desa.

4. Berbagai sumber daya alam dan buatan yang menjadi seumber mata pencaharian masyarakat.

5. Lokasi rumah-rumah keluarga miskin. 6. Monografi dan legenda peta desa.

Proses

1. Siapkan tempat yang cukup luas, mudah diakses oleh kelompok masyarakat yang akan membuat peta, cukup penerangan dan terlindung dari cuaca buruk (angin, hujan).

(26)

3. Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan yaitu “Membuat peta yang memberikan gambaran kondisi sarana, prasarana, perumahan dan sumberdaya yang ada di desa, posisi rumah rumah orang

kaya, sedang dan miskin” dan langkah-langkah dalam membuat

peta desa, yang akan dilakukan bersama masyarakat,

4. Diskusikan dengan peserta untuk menyepakati apa saja yang akan tertera dalam peta sosial dan peta sumber daya, dan minta peserta untuk membuat legenda peta terlebih dahulu. Berikan warna-warni dan simbol-simbol berbeda untuk menunjukkan perbedaan, misalnya: rumah orang kaya, miskin, sedang, masing-masing diberi warna berbeda. Rumah kepala desa, kepala dusun atau tokoh desa juga diberi tanda yang berbeda, masjid, madrasah, dengan simbol yang disepakati.

5. Siapkan kertas ukuran besar (beberapa lembar flipchart yang digabungkan). Usahakan peta dibuat dalam ukuran yang cukup besar sehingga mudah dilihat dan bisa leluasa menempatkan berbagai informasi di dalamnya. Sesuaikan juga dengan luas desa dan banyaknya rumah yang ada di desa.

6. Agar lebih mudah, dapat dibuat peta tematik, yaitu dengan membuat peta yang sama beberapa gambar peta namun antara peta yang satu dengan yang lain dibedakan dengan tema bahasan dan simbolnya sesuai bidang masing-masing. Misalnya, Peta 1 bidang keagamaan isinya simbol masjid, madrasah, rumah ustadz di lokasi mana saja, Peta 2 bidang sosial berisi simbol-simbol tentang masalah dan potensi sosial seperti posisi warga miskin, anak gizi buruk, pengangguran, dokter/bidan desa, puskesmas dan seterusnya.

7. Mengacu pada simbol/lambang pada legenda, mintalah peserta FGD untuk memulai dengan batas-batas desa terlebih dahulu, kemudian jalan-jalan desa, sungai, dan sarana-sarana penting untuk memudahkan orientasi. Tentukan juga arah mata angin dalam peta. 8. Mintalah kepada peserta untuk membagi tugas dalam pembuatan

peta sesuai dengan wilayah yang mereka kenal berdasarkan legenda yang sudah disepakati.

9. Untuk mengidentifikasi rumah penduduk berdasarkan tingkatan kesejahteraannya, terlebih dahulu gambarkan/letakkan rumah-rumah penduduk dusun secara keseluruhan, baru kemudian tandai dengan warna/simbol yang berbeda yang disesuaikan dengan kriteria yang telah disetujui dari Klasifikasi Kesejahteraan. (tampilkan hasil

Klasifikasi Kesejahteraan ketika masyarakat sedang

(27)

10. Minta masyarakat untuk menandai rumah-rumah aparat desa dan BPD, serta institusi formal lain yang ada di desa.

11. Beri tanda khusus pada sumber daya (alam dan buatan) yang menjadi sumber mata pencaharian penduduk. Beri tanda pada sumber daya yang tidak bisa diakses oleh penduduk.

12. Hubungkan dengan tali, ke sumberdaya yang mana masing-masing rumah tangga menggantungkan mata pencahariannya (jika ada pola berdasarkan wilayah).

13. Tanyakan mengenai sarana-sarana umum yang ada di setiap kampung/lorong/RW, bagaimana akses mereka. Tanyakan juga apakah ada perbedaan akses yang dimiliki oleh kelompok masyarakat yang berbeda tingkatan kesejahteraannya, apakah ada kelompok masyarakat tertentu yang sulit untuk mengakses sarana-sarana umum tersebut?

14. Gambarkan dan beri tanda untuk hal-hal berikut:

a. Jaringan listrik di desa; catat daerah yang tidak bisa mengakses listrik

b. Beri tanda untuk sarana dan prasarana yang dibangun oleh program bantuan, misal: jalan, jembatan, rumah, masjid/mushala atau infrastruktur lainnya.

15. Catat semua informasi tentang akses terhadap sarana umum dan sumberdaya alam, termasuk kepemilikan lahan yang disampaikan peserta pada saat pemetaan.

16. Salin peta yang sudah lengkap ke kertas lain berukuran A4, karena peta asli akan ditinggalkan di desa.

17. Buat rekapitulasi hasil pemetaan dengan menggunakan tabel secara tematik seperti contoh berikut:

Contoh: Bidang Keagamaan

No Kebutuhan/Masalah Vol Frek Satuan Lokasi (RT/RW)

1 Masjid Rusak 1 - Unit 01/03

2 Kekurangan ustadz/ guru ngaji

3 orang 05/02

18. Selesaikan pemetaan hingga tuntas dan pastikan bahwa proses peme-taan ada persetujuan pertemuan lanjutan;

(28)

Karangtaruna, Remaja Masjid, DKM dll, dan tutup pertemuan dengan hamdallah.

20. Organisasi masyarakat sebagai penggerak masyarakat bertugas melanjutkan pemetaan sosial dengan melakukan analisis kecenderungan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Sebelum memulai FGD, jelaskan terlebih dahulu kepada peserta maksud dan tujuan diskusi, yaitu belajar bersama mengenai kecenderungan2 yang terjadi dalam penghidupan masyarakat dengan membandingkan keadaan 10 tahun yang lalu dengan 5 tahun yang lalu, dan keadaan saat ini, dengan melihat berbagai faktor yang mempengaruhi penghidupan sehari-hari masyarakat, terutama yang menyebabkan kemiskinan, atau permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat. Ingatkan kelompok dengan hasil diskusi sebelumnya yaitu Klasifikasi Kesejahteraan dan adanya perubahan proporsi masing-masing kelompok kesejahteraan.

b. Buatlah format tabel lima kolom pada kertas plano atau sticky clothes (lihat contoh dibawah ini!). Jika menggunakan sticky clothes, penulisan setiap informasi yang berbeda dapat menggunakan metaplan dengan warna berbeda untuk setiap kolomnya.

Catatan: *) Penjelasan diisi keterangan mengenai perubahan yang terjadi dengan alasan-alasan yang memperjelas pendapat mereka dan pengaruhnya pada berbagai kelompok kesejahteraan (siapa yang mendapat manfaat dan siapa yang dirugikan)

c. Diskusikan mengenai apa saja yang mengalami perubahan dalam kurun waktu tersebut, terutama yang berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat, baik yang bermakna positif maupun negatif terhadap kesejahteraan masyarakat. Mulai dengan isu atau permasalahan yang muncul pada saat diskusi Klasifikasi Kesejahteraan, tanyakan apakah ada perubahan lain yang belum tercantum. Tuliskan semua informasi yang diperoleh pada kolom pertama dari format tabel yang tersedia;

(29)

waktu tersebut; apakah semakin membaik atau memburuk, bertambah banyak atau semakin sedikit, dsb, dengan cara menanyakan kondisi suatu faktor 10 tahun yang lalu (tuliskan pada kolom dua), kondisi 5 tahun yang lalu (tuliskan pada kolom tiga), kondisi saat ini (kolom 4) serta alasan perubahan yang terjadi (tuliskan pada kolom lima). Minta peserta menjelaskan berapa banyak perubahan terjadi dengan ukuran/angka. Misalnya perubahan harga, perubahan biaya, perubahan pendapatan atau perubahan hasil produksi.

e. Tanyakan kelompok dengan tingkat kesejahteraan mana yang

paling terkena dampak dengan adanya perubahan-perubahan tersebut. Bagaimana dengan dampak yang dirasakan oleh kelompok miskin?

f. Diskusikan juga kecenderungan perubahan faktor-faktor

tersebut lima tahun ke depan.

g. Lakukan probing (penyelidikan) untuk pendalaman dan pengkayaan informasi.

h. Harus diingat bahwa perubahan yang terjadi mempunyai pengaruh yang signifikan di tingkat desa, bukan hanya di tingkat individu atau RT/RW saja.

(30)

MODUL 4

SIKLUS 3

PERENCANAAN PARTISIPATIF

DAN SINERGI PROGRAM

Tujuan

1. Menyusun hasil pemetaan sosial menjadi dokumen perencanaan partisipatif bersama masyarakat dengan prinsip kesetaraan, demokratis dan keadilan;

2. Mengidentifikasi dan menentukan prioritas permasalahan utama yang dirasakan oleh masyarakat

3. Menggali potensi dan sumber daya di masyarakat yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah

4. Menggali alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan oleh masyarakat, sekaligus melihat kemungkinan adanya intervensi pemecahan masalah.

5. Membangun sinergi program berdasarkan konsep good governance untuk membiayai program-program yang telah disepakati.

6. Menentukan tim pelaksana program sebagai penanggungjawab dari setiap program yang telah disepakati.

Peserta

1. Pembahasan diinisiasi oleh organisasi masyarakat yang bertanggungjawab hasil rekomendasi pemetaan sosial, dan mengundang perwakilan setiap warga miskin, tokoh, dan pemerintah desa;

2. Peserta adalah perwakilan dari kelompok masyarakat (Laki-laki/ perempuan/ miskin/kaya) di desa tersebut, terutama perwakilan dari masing-masing wilayah (RT/RW/dusun/kampung) yang ada di desa, memahami kondisi desa, berbagai sumberdaya dan fasilitas umum yang ada.

Waktu

(31)

Acuan

Bahan Bacaan : Paradigma dan Siklus KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dokumen Musyawarah Perencanaan Pembangunan tahun sebelumnya.

Perlengkapan Kertas Plano LCD

Metaplan, spidol, selotip kertas dan jepitan besar Papan Tulis dengan perlengkapannya

Kamera Recorder Laptop

Proses

1. Fasilitator dari peserta KKN mengingatkan orgamas mengundang calon peserta pertemuan warga untuk melakukan perencanaan partisipatif;

2. Orgamas mengundang warga dan stakeholder desa untuk hadir pada acara pertemuan warga untuk membahas perencanaan partisipatif dan sinergi program;

3. Ketua atau sekretaris orgamas membuka acara pertemuan warga dan menyampaikan tujuan pertemuan tersebut;

4. Orgamas bersama tim fasilitator memandu acara dengan membahas pokok permasalahan hasil pemetaan sosial;

5. Lakukan proses tabulasi hasil pemetaan dengan model tabel dokumen perencanaan partisipatif sebagai berikut:

No Kegiatan Vol Frek Lokasi Satuan Harga Jumlah PJ

6. Lakukan diskusi Sebab Akibat Masalah Masyarakat, tanyakan apakah masalah tersebut dialami oleh mayoritas masyarakat? Sejak kapan dirasakan masalah tersebut? Dampak apa yang dirasakan, baik langsung maupun tidak langsung?

(32)

masalah lain yang dirasakan oleh masyarakat yang perlu dimasukkan ke dalam matriks tersebut.

8. Minta peserta diskusi untuk memberikan penilaian setiap pokok masalah untuk menentukan prioritas dari pemecahan masalah. Jelaskan sistem penilaian dengan menggunakan skor 1-5, skor 5 mempunyai arti sangat penting/dampaknya sangat besar, sedangkan angka 1 artinya tidak terlalu penting/dampaknya tidak terlalu besar. 9. Peserta diskusi diminta memberikan penilaian antara 1-5 untuk setiap

kolom berikut: A) Berdampak menimbulkan masalah lain, B) Masalah harus segera diselesaikan, C) Dirasakan banyak orang, dan D) Potensi/sumber daya yang ada. Diskusikan juga mengenai potensi atau sumber daya yang ada di masyarakat yang kira-kira dapat mengatasi masalah yang ada (kolom D)

Kriteria skor:

- Nilai 1 : sangat sedikit, tidak terlalu berpengaruh - Nilai 2 : agak banyak tapi kurang dari setengah - Nilai 3 : separuh atau setengah

- Nilai 4 : agak banyak, lebih dari setengah - Nilai 5 : hampir seluruhnya, banyak sekali

10. Jumlahkan total skor yang diberikan untuk mendapatkan nilai akhirnya. Berikan penilaian pada semua permasalahan yang ada. Semakin besar total nilainya berarti proritasnya semakin tinggi. Sehingga akan didapat ranking prioritas permasalahan.

(33)

11. Tanyakan pada peserta apakah mereka sepakat dengan ranking tersebut.

12. Lanjutkan dengan matriks alternatif pemecahan masalah. Tempelkan pokok masalah pada kolom paling kiri sesuai dengan urutan prioritas. 13. Tuliskan juga setiap potensi/sumber daya yang ada sesuai dengan

masalahnya yang telah dibahas sebelumnya.

14. Minta peserta untuk mendiskusikan alternatif pemecahan masalah tersebut, mulailah dengan alternatif pemecahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri tanpa bantuan dari luar, tanyakan seperti apa bentuk kongkritnya dan kemungkinan untuk dilaksanakan. Diskusikan lagi apakah masih memerlukan bantuan dari luar untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan seperti apa bentuk pemecahannya. Lanjutkan untuk setiap permasalahan berikutnya. Catatan: Mungkin tidak semua kolom alternatif pemecahan masalah dapat diisi, bisa saja permasalahan cukup diatasi oleh masyarakat sendiri, atau sebaliknya masalah hanya dapat diselesaikan hanya dengan bantuan dari luar.

15. Diskusikan hasil akhir

Pokok Masalah

Dapat dipecahkan sendiri oleh

(34)

MODUL 5

SIKLUS 4

PELAKSANAAN PROGRAM

DAN MONITORING EVALUASI

Tujuan:

1. Melaksanakan program hasil prioritas perencanaan partisipatif; 2. Membentuk kelompok kerja/panitia dengan prinsip dari, oleh dan

untuk masyarakat;

3. Memobilisasi peran masyarakat dalam melaksanakan program; 4. Membangun kesadaran masyarakat dalam partisipasi pelaksanaan

kegiatan hingga monitoring dan evaluasi.

5. Terbentuknya opini masyarakat tentang pelaksanaan program.

Waktu

1 Jpl (100 menit)

Acuan

Bahan Bacaan : Paradigma dan Siklus KKN Sisdamas UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dokumen Musyawarah Perencanaan Pembangunan tahun sebelumnya.

Proses

1. Orgamas memfasilitasi warga untuk membentuk pelaksana program (dapat berbentuk kelompok kerja/ panitia) sesuai dokumen perencanaan partisipatif hasil prioritas;

2. Pembentukan pelaksana program melibatkan semua komponen/unsur representasi masyarakat.

3. Pembentukan pelaksana program disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang dibutuhkan dalam peksanaan program.

4. Proses pembentukan dan pelaksanaan mengacu kepada nilai-nilai luhur kemanusiaan yaitu gotong royong, jujur, peduli, tanggungjawab, transparansi dan akuntabilitas.

(35)

6. Sosialisasi dilakukan dapat melalui surat, leaflet atau spanduk, papan proyek dll.

7. Pojka dapat membuat jadwal relawan yang akan turut mengikuti kegiatan pelaksanaan program.

8. Setiap partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program harus tercatat pada pembukuan pokja untuk dikapitalisasi dan bahan laporan.

9. Peserta KKN dan DPL seyogyanya terlibat sebagai relawan dan bukan sebagai pelaku utama pada pelaksanaan program serta berusaha mendokumentasikan perilaku masyarakat pada proses dan hasil pelaksanaan program berlangsung.

10. Setelah selesai pelaksanaan program, pokja/ panitia melaporkan hasil pekerjaannya kepada orgamas;

11. Organisasi masyarakat memfasilitasi pertemuan warga bersama pemerintahan desa untuk melakukan Monev.

12. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan mengecek kembali hasil pelaksanaan program disesuaikan dengan rencana yang terdapat dalam proposal.

13. Hasil temuan monev direkomendasikan untuk bahan tindak lanjut pada program tahun berikutnya.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Mukarom, Zaenal, 2008. Metode Riset Aksi, Bandung, Pustaka Al-Kasyaf

Ness, Marnia, 2009. Konsep PNPM Mandiri Perkotaan, Jakarta, Dirjen Cipta Karya

___________, 2008. Musrenbang, Modul Khusus fasilitator, Jakarta, Dirjen Cipta Karya

___________, 2009. Pembangunan Partisipatif, Modul Dasar PNPM Mandiri Perkotaan, Jakarta, Dirjen Cipta karya

Herry Widjanarko dkk., 2016. Instrument Asessment Partisipatoris untuk Pemberdayaan Masyarakat, Jakarata, COMDEV-WWS

Puradimaja, Deny Juanda, “Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2011,” (Bandung: Bappeda Jabar, 2010)

Pusdatin Kesos, 2004, Indikator Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Ditinjau dari Aspek Ketahanan Sosial Masyarakat, Jakarta: Departemen Sosial RI.

Puspowarsito, A.H., “Metode Penelitian Organisasi dengan Aplikasi

Program SPSS,” (Bandung: Humaniora, 2008)

Rohmanur Aziz, 2010. Perwujudan Masyarakat Madani pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM MP), Bandung, Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Safei, Agus Ahmad dan Machendrawati, Nanih, Pengembangan masyarakat Islam Dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi,” (Bandung:Remaja Rosda Karya 2003)

(37)

Shamdan, Agus, “ Indikator Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Ditinjau dari Aspek Ketahanan Sosial Masyarakat,” (Jakarta:

Departemen Sosial RI, 2004)

Soetomo, 2006, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(38)

Referensi

Dokumen terkait

komprehensif berdasarkan pemahaman biologi dan epidemiologi tungro. Varietas tahan yang ideal dan kaitannya dengan percepatan adopsi dan pengelolaan durabilitas ketahanan harus

Berkaitan dengan ketiga representasi kimia, Gilbert & Treagust (2009) merang- kum dari berbagai hasil penelitian mengenai masalah yang dihadapi pebelajar, yaitu: 1)

Namun demikian, berbagai pihak tersebut harus dipastikan untuk melaksanakan kewajiban yang melengkapi kewajiban negara dengan berupaya untuk menghonati, melindungi, dan

arbuskular berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi bibit anakan salak Sidimpuan pada umur 1, 2 dan 3 bulan setelah pindah tanam (BSPT) dengan perlakuan

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan dapat memahami :..  Organisasi, perilaku

Untuk brain cancer electro capacitive therapy, suami Rita Chaerunnisa tersebut mencoba mengenakannya kepada seorang pemuda berusia 21 tahun yang menderita penyakit

Adapun validasi model telah digunakan data foF2 dari pengamatan ionosonda di daerah lintang tinggi, tengah dan rendah pada tanggal 1 Desember 2009, saat aktivitas matahari rendah

Dan, pada kisah kegamangan lelaki yang salah memprediksi keislaman istri-bule- Yahudinya, lewat kerinduan pada anak perempuannya ( Ketika Saju Turun ), narasi