• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis 2015 – 2019 – PPID DPD RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Strategis 2015 – 2019 – PPID DPD RI"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL

---

RENCANA STRATEGIS

SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI

TAHUN 2015-2019

(2)

RENSTRA SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

i

KATA PENGANTAR

Pada periode keanggotaan Ketiga Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD

RI) tahun 2014-2019, tugas dan wewenang DPD RI diatur oleh Undang-undang Nomor 17

Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Penyelenggaraan tugas dan fungsi

DPD RI dipandang akan semakin berkembang dinamis mengingat tuntutan dan harapan yang

lebih besar dari masyarakat dan daerah terhadap para Senator daerah yang mewakilinya.

Sekretariat Jenderal DPD RI sebagai kesekretariatan lembaga negara yang berfungsi

sebagai sistem pendukung tugas dan fungsi konstitusional DPD RI, adalah suatu integrasi

berbagai unsur, yang terdiri atas kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan yang

berfungsi memberi dukungan teknis, administratif, dan keahlian yang optimal kepada DPD RI

baik dari aspek manajerial, sumber daya manusia, substansi, maupun dukungan sarana dan

prasarana kerja serta sumber daya lainnya.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas DPD RI pada periode keanggotaan

tahun 2014 – 2019 dan sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019, Sekretariat

Jenderal DPD RI wajib menyusun program prioritas dan rencana kerja dalam bentuk Rencana

Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2015 – 2019.

Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2015-2019 memuat visi, misi, dan tujuan

yang dijabarkan dalam sasaran strategis untuk kemudian diejawantahkan dalam indikator

utama. Renstra Sekretariat Jenderal DPD RI diprioritaskan pada penguatan kapasitas lembaga

kesetjenan, pembenahan ketatalaksanaan, dan penataan sumber daya manusia (SDM),

peningkatan infrastuktur sarana dan prasarana untuk mendukung fungsi dewan, dengan

memperhatikan akuntabilitas, dan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance), serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Rencana Strategis Sekretariat Jenderal DPD RI tahun 2015–2019 yang dibahas intensif

(3)

RENSTRA SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

ii

bersama seluruh pegawai Sekretariat Jenderal DPD RI untuk menjawab tuntutan dan

perkembangan lingkungan strategis serta untuk mewujudkan harapan yang diinginkan di

masa yang akan datang.

Jakarta, Maret 2015

SEKRETARIS JENDERAL DPD RI,

(4)

RENSTRA SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

iii

KATA PENGANTAR

………...

...

i

DAFTAR ISI

………..

...

iii

BAB I. PENDAHULUAN

...

1

1.1

Kondisi Umum ...

1.2 Potensi dan Permasalahan ...

1

11

BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN

...

17

2.1 Visi ...

2.2 Misi ...

2.3 Tujuan dan Sasaran ...

2.4 Sasaran Strategis ...

17

17

18

18

BAB III. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

...

19

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ...

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Sekretariat Jenderal DPD RI ...

3.3 Kerangka Regulasi ...

3.4 Kerangka Kelembagaan ...

19

23

31

31

BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

... 36

4.1 Target Kinerja ...

4.2 Kerangka Pendanaan ...

36

37

BAB V. PENUTUP

...

38

LAMPIRAN

1.

Matriks Kerangka Kinerja dan Pendanaan Setjen DPD RI Tahun 2015-2019;

2.

Matriks Kerangka Regulasi

(5)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

1

1.1. KONDISI UMUM

Tantangan era reformasi dan globalisasi yang berlangsung pada saat ini adalah

perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat dan dinamis. Setiap individu dan

organisasi dituntut untuk mampu beradaptasi menghadapi kondisi ini, termasuk DPD

RI. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan Undang

–Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD serta putusan Mahkamah Konstitusi putusan nomor 92/PUU-X/2012 dan putusan Mahkamah

Konstitusi putusan nomor 79/PUU – XII/2014 mengamanatkan beberapa hal yang sifatnya fundamental kepada DPD RI seperti kemandirian anggaran DPD, penegasan

fungsi legislasi DPD dan fungsi pengawasan DPD. Sementara untuk dukungan

kesekretariatan secara prinsip pembentukan sekretariat kantor DPD di Ibukota

Provinsi membutuhkan pranata dan perangkat baru yang harus dipersiapkan dengan

baik.

Rencana Strategis Setjen DPD RI 2015 – 2019 mengamantkan pemnguatan DPD di segala lini, oleh karena itu jajaran Setjen DPD RI harus diposisikan sebagai bagian

dari tahapan pengembangan dan penguatan DPD RI. Tantangan tantangan tersebut

menjadi perhatian khusus Setjen DPD RI dalam rangka meningkatkan dukungan

kepada DPD RI. Oleh karena itu Renstra Setjen DPD RI 2015-2019 diposisikan sebagai

bagian dari dukungan pengembangan dan penguatan DPD RI. Dokumen Renstra Setjen

DPD RI 2015-2019 ini merupakan wujud penyempurnaan dokumen Renstra dan upaya

perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya.

Dokumen Renstra Setjen DPD RI 2015 – 2019 ini merupakan wujud penyempurnaan dokumen renstra dan upaya perencanaan yang telah dilakukan

sebelumnya. Dengan perencanaan strategis, perhatian organisasi yang sebelumnya

berparadigma pada kegiatan administratif (staffing) dan berorientasi pada output

(output oriented), sekarang lebih menitikberatkan pada hasil (outcome oriented).

Setjen DPD RI sebagai kesekretariatan lembaga negara wajib menerapkan

(6)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

2

periodik dan berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang ada.

Perencanaan strategis tersebut sekaligus sebagai sarana pengendalian manajemen.

Seiring dengan itu, sebagaimana amanat ketentuan Pasal 413 ayat (1) UU MD3:

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas MPR, DPR, dan DPD dibentuk

sekretariat jenderal yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden; dan dalam ketentuan

Pasal 219 Tata Tertib DPD RI, diatur tugas Setjen DPD RI; sebagai institusi yang

merupakan sistem pendukung Parlemen (Parliament Supporting System). Dalam posisi

tersebut Setjen DPD RI harus mampu berjalan seiring dan mengikuti setiap derap

langkah serta ritme kegiatan DPD RI. Sehingga segala tuntutan maupun permasalahan

yang dihadapi oleh DPD RI, merupakan tugas Setjen DPD RI untuk menindaklanjuti

serta memberikan dukungannya secara optimal demi terpenuhinya seluruh tuntutan

yang ada.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 225 ayat (1) Tata Tertib DPD dukungan teknis

administratif yang selama ini telah diberikan oleh Setjen DPD RI meliputi:

a. Penyelenggaraan administrasi dan keprotokolan lembaga dan hal-hal yang

berkaitan dengan dukungan kelembagaan, keanggotaan dan seluruh kegiatan DPD;

b. Perencanaan program dan anggaran untuk kegiatan DPD;

c. Pelaksanaan pengelolaan anggaran DPD;

d. Penyiapan seluruh dukungan dalam rangka kegiatan sidang dan rapat-rapat;

e. Pelaksanaan tata kelola kearsipan dan risalah;

f. Pemberian dukungan keahlian, referensi, dan jaringan kerja;

g. Pengelolaan dan pemberikan informasi sesuai kebutuhan masyarakat berkenaan

dengan informasi kegiatan DPD seperti hasil-hasil keputusan DPD, penerimaan

kunjungan anak sekolah, dan masyarakat yang ingin mengetahui tentang DPD dan

lain-lain yang relevan dalam ruang lingkup tugas Sekretariat Jenderal;

h. Penyiapan dukungan pelaksanaan tugas berupa fasilitas gedung, ruang rapat, dan

peralatan yang dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Fasilitas Parlemen;

i. Penyiapan dukungan teknologi informasi;

j. Penyiapan jaringan kerja;

k. Penyiapan materi atau bahan bagi pimpinan dalam rangka koordinasi pimpinan

DPR, DPD dan MPR tentang gedung dan fasilitas fisik; dan

l. Tugas lain-lain menurut kebutuhan pimpinan dan lembaga sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Sedangkan dukungan keahlian sebagaimana ketentuan Pasal 225 ayat (2) yang

(7)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

3

a. Penampungan hasil diskusi, curah pendapat, atau penjelasan ide/gagasan

mengenai perlunya disusun rancangan undang-undang;

b. Pengkajian dan penelusuran informasi yang diperlukan melalui diskusi, seminar,

aspirasi masyarakat, lokakarya, dan bentuk-bentuk pertemuan lainnya;

c. Penyusunan draft naskah/dokumen akademik;

d. Perancangan draf rancangan undang-undang sesuai dengan ide atau gagasan dari

pemrakarsa;

e. Pemberian dukungan keahlian kepada Alat Kelengkapan pada saat sidang-sidang

atau rapat-rapat pembahasan di DPD dan DPR;

f. Pemberian dukungan teknis kepada Komite dan/atau Panitia Perancang

Undang-Undang pada saat sidang atau rapat di daerah; dan

g. Pelaksanaan tugas keahlian lainnya dalam rangka pelaksanaan tugas dan

wewenang DPD.

Dalam pelaksanaan dukungan teknis administratif dan keahlian tersebut di atas

oleh Setjen DPD RI, secara sistematis kondisi umum capaian kinerja Sekretariat

Jenderal dapat kita kelompokkan ke dalam 5 (lima) bidang yaitu (a) akuntabilitas

kinerja dan keuangan; (b) dukungan teknis dan substansi/materi persidangan DPD RI;

(c) dukungan terhadap penguatan kelembagaan DPD RI; (d) dukungan efektifitas

hubungan antara DPD RI dengan konstituen di daerah pemilihan; (e) layanan data dan

informasi.

Gambaran capaian kinerja terhadap kelima bidang tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan

Sesuai dengan Putusan MK Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 menyatakan

bahwa Pasal 250 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5568) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai,

Dalam melaksanakan wewenang dan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 249, DPD memiliki kemandirian dalam menyusun anggaran yang

dituangkan ke dalam program dan kegiatan disampaikan kepada Presiden

untuk dibahas bersama DPR sesuai dengan ketentuan peraturan

(8)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

4

Dengan adanya putusan MK tersebut, tantangan Setjen DPD RI semakin

meningkat, hal ini dikarenakan isu pelaksanaan kemandirian anggaran sebenarnya

telah lama didiskusikan. Bahkan dalam forum pertemuan Sekretariat Jenderal

Parlemen di Bali tahun 2007 telah disetujui langkah-langkah kemandiran anggaran

parlemen ini yang tertuang dalam laporan “Authonomy Parliament in its Varous

Aspect . Laporan tersebut sebenarnya merupakan tindak lanjut dari kesepakatan yang dilakukan oleh Association of Secretaries General of Parliament (ASGP) tahun

1998 melalui hasi studi yang disetujui di Moskow dan dipublikasikan dalam the

Constitutional and Parliamentary Information.

Kemandirian dalam pengelolaan anggaran DPD RI menjadi penting karena

dalam menjalankan fungsi-fungsinya DPD harus didukung ketersediaan anggaran

yang cukup. Hal tersebut tertuang dalam ketentuan Pasal 250 ayat (1) UU MD3,

Dalam menjalankan wewenang dan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 249, DPD menyusun anggaran yang dituangkan dalam program dan kegiatan sesuai

degan peraturan perundang-undangan. Kemnadirian anggaran ini dirasakan penting ketika dihadapkan pada karateristik DPD RI yang berbeda dengan eksekutif.

Dengan adanya kemandirian anggaran ini, DPD dituntut untuk

meningkatkan kinerjanya, tetapi di sisi lain anggaran yang terbatas dan masih

dikontrol oleh eksekutif. Dorongan utnuk meningkatkan kinerja lembaga tentunya

harus diimbangi dengan peningkatan anggaran. Oleh karena itu, jajaran Setjen DPD

RI harus menyiapkan segala instrumen dalam rangka tata kelola administrasi.

Aspek penting dalam tata kelola administrasi adalah kebutuhan

pengembangan akuntabilitas Setjen DPD RI. Tata kelola administrasi dimaksud

meliputi upaya peningkatan pelaporan akuntabilitas aparatur dan transparansi

laporan keuangan. Capaian kinerja terkait dengan akuntabilitas kinerja Setjen DPD

RI, opini BPK, pelaksanaan reformasi birokrasi, serta capaian standar akuntansi dan

pelaporan keuangan DPD RI dapat memberikan kepercayaan dari Anggota dan Alat

Kelengkapan DPD terhadap Setjen DPD RI sebagai unsur pendukung DPD dan

menunjukkan tata kelola administrasi yang andal.

Penerapan akuntabilitas kinerja di lingkungan Setjen DPD RI dilakukan

dengan melaksanakan penyusunan Laporan Kinerja Setjen DPD RI setiap tahunnya,

yang ruang lingkupnya mencakup Renstra Setjen DPD RI, Perjanjian Kinerja Setjen

DPD RI, Pengukuran Kinerja Setjen DPD RI melalui pengumpulan dan pengelolaan

(9)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

5

DPD RI telah melaksanakan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

(PMPRB).

Transparansi laporan keuangan telah dilaksanakan oleh Setjen DPD RI

dengan menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran

(LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan. Opini tertinggi dari BPK adalah opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) yang salah satu syaratnya adalah penilaian atas capaian

standar akuntansi dan pelaporan keuangan memperoleh nilai standar tertinggi dari

Kementerian Keuangan. Sekretariat Jenderal telah memperoleh Opini WTP dari BPK

RI selama 9 (sembilan) tahun berturut-turut, sejak tahun 2006, 2007, 2008, 2009,

2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014.

b. Dukungan Keahlian Materi Persidangan DPD RI

Dukungan keahlian Setjen DPD RI disesuaikan dengan kebutuhan

pelaksanaan tugas DPD RI selama ini. Dukungan tersebut tercermin dari kegiatan

yang dilaksanakan oleh Biro Persidangan I dan Biro Persidangan II serta Pusat

Kajian Kebijakan dan Hukum dan Pusat Kajian Daerah. Dukungan keahlian

dioptimalkan melalui berbagai jenis data dan informasi pendukung sebagai bahan

masukan dalam persidangan/Alat-Alat Kelengkapan DPD RI.

Secara kelembagaan, efektifitas DPD RI sebagai lembaga perwakilan daerah

dibuktikan dengan kemampuan kelembagaannya untuk membuat keputusan yang

terinformasi. Sementara itu, kemampuan DPD RI adalah kapasitas DPD RI untuk

mendapatkan informasi, membangun keahlian kebijakan, dan membuat keputusan

secara mandiri dari lembaga-lembaga lain. Kemampuan itu secara kelembagaan

sejalan dengan otonomi lembaga yang ditunjukkan melalui pembuatan keputusan

dan bertindak secara mandiri dari pemerintah.

Otonomi DPD RI sendiri sebenarnya telah digariskan dalam ketentuan Pasal

261 ayat (1) huruf h UU MD3, yang menyebutkan wewenang Pimpinan DPD RI

untuk menetapkan arah dan kebijakan anggaran DPD RI. Idealnya, landasan hukum

ini menjadi pendorong jajaran Setjen DPD RI untuk lebih profesional melakukan

dukungan kepada DPD RI.

Setjen DPD RI sebagai supporting system memberikan dukungan

keahlian/materi persidangan DPD RI dalam bentuk (1) penyelenggaraan

(10)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

6

fungsi pengawasan, fungsi penganggaran, dan fungsi representasi DPD RI;

(3) penyusunan draf keputusan DPD RI tentang materi non RUU; dan (4)

pelaksanaan kajian yang digunakan sebagai background paper alat kelengkapan.

Pada Periode keanggotaan DPD RI Tahun 2014-2019, Setjen DPD RI

berupaya meningkatkan dukungan kepada pelaksanaan 4 (empat) fungsi utama

DPD RI yaitu dalam perubahan RUU dengan mendorong sistem unit pendukung

yang secara khusus melakukan kegiatan di bidang penyusunan dan pembahasan

RUU yaitu dengan mengembangkan jabatan fungsional Perancang

Perundang-Undangan.

Draf keputusan DPD RI terkait fungsi legislasi meliputi naskah usul

prolegnas, RUU inisiatif DPD, pandangan pendapat dan pertimbangan terhadap RUU

dari DPR maupun Presiden. Penyusunan draft produk legislasi tersebut selanjutnya

akan dibahas oleh Anggota DPD di masing-masing alat kelengkapan untuk kemudian

diputuskan menjadi keputusan DPD RI dalam Sidang Paripurna DPD RI. Draf

keputusan DPD RI yang telah dihasilkan oleh Setjen DPD RI pada tahun 2014

sebanyak 48 (empat puluh delapan) draf keputusan, tahun 2013 sebanyak 43

(empat puluh tiga) draf keputusan, tahun 2012 sebanyak 60 (enam puluh) draf

keputusan, tahun 2011 sebanyak 35 (tiga puluh lima) draf keputusan, dan tahun

2010 sebanyak 33 (tiga puluh tiga) draf keputusan.

Draf keputusan DPD RI terkait fungsi pengawasan disusun dalam rangka

DPD RI pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu yang dilaksanakan

oleh pemerintah. Draf keputusan yang telah dihasilkan oleh Setjen DPD RI pada

tahun 2014 sebanyak 20 (dua puluh) draf keputusan, tahun 2013 sebanyak 25 (dua

puluh lima) draf keputusan, tahun 2012 sebanyak 25 (dua puluh lima) draf

keputusan, tahun 2011 sebanyak 13 (tiga belas) draf keputusan, dan tahun 2010

sebanyak 15 (lima belas) draf keputusan.

Draf keputusan DPD RI terkait fungsi penganggaran meliputi pertimbangan

DPD RI terhadap tindak lanjut HAPSEM BPK dan pertimbangan DPD RI terhadap

RUR RAPBN/APBN/APBN-P. Draf keputusan yang telah dihasilkan oleh Setjen DPD

RI pada tahun 2014 sebanyak 5 (lima) draf keputusan, tahun 2013 sebanyak 2 (dua)

draf keputusan, tahun 2012 sebanyak 2 (dua) draf keputusan, tahun 2011 sebanyak

3 (tiga) draf keputusan, dan tahun 2010 sebanyak 1 (satu) draf keputusan.

Draf keputusan DPD terkait fungsi representasi meliputi draf keputusan

(11)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

7

dibahas oleh Anggota DPD di alat kelengkapan untuk kemudian diputuskan menjadi

keputusan DPD RI dalam Sidang Paripurna DPD RI. Jumlah draf keputusan DPD RI

tentang pertimbangan DPD RI terhadap calon anggota BPK yang disampaikan

kepada DPR RI pada tahun 2014 sebanyak 1 (satu) draf keputusan sama dengan

jumlah draf keputusan yang dihasilkan pada tahun 2013, 2012 dan 2011. Hal ini

dilaksanakan sebagaimana amanat Pasal 23F ayat (1) UUD 1945 bahwa anggota

BPK RI dipilih oleh DPR RI dengan memperhatikan pertimbangan DPD RI.

Draf keputusan DPD RI tentang materi non RUU pada tahun 2014 sebanyak

8 (delapan) draf keputusan/peraturan, tahun 2013 sebanyak 9 (Sembilan) draf

keputusan/peraturan, tahun 2012 sebanyak 9 (Sembilan) draf keputusan/

peraturan, tahun 2011 sebanyak 9 (Sembilan) draf keputusan/peraturan, dan tahun

2010 sebanyak 4 (empat) draf keputusan/peraturan.

Jumlah kajian yang digunakan sebagai background paper oleh alat

kelengkapan DPD RI pada tahun 2014 sebanyak 28 (dua puluh delapan) kajian, Pada

tahun 2013 sebanyak 17 (tujuh belas) kajian, tahun 2012 sebanyak 16 (enam belas)

kajian, tahun 2011 sebanyak 26 kajian, dan tahun 2010 sebanyak 16 (enam belas)

kajian.

Selain itu, Setjen DPD RI juga harus memberikan saran kebijakan hasil

pemantauan, evaluasi, dan analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan di

bidang hukum. Pemberian saran demikian harus tepat dari sisi substansinya. Hal ini

harus dimaklumi karena saran kebijakan tersebut akan digunakan Pimpinan dan

Anggota DPD RI dalam mengartikulasikan aspirasi masyarakat dan daerah sehingga

apabila terjadi kekeliruan akan dapat merugikan DPD RI secara politis atau

masyarakat pada umumnya. Suatu saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi, dan

analisis atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di

bidang hukum dikatakan tepat apabila saran tersebut ditindaklanjuti oleh DPD RI.

c. Dukungan terhadap Peningkatan Kapasitas Kelembagaan DPD RI

Sebagai lembaga legislatif, DPD RI diamanatkan untuk melaksanakan fungsi

legislasi, pengawasan dan anggaran secara terbatas. Dalam menjalankan tugasnya

secara konstitusional membawa DPD RI pada konsekuensi untuk mengimbangi dan

mengontrol kapasitas DPR dan pemerintah melalui mekanisme check and balances.

Untuk itu DPD RI dituntut melakukan penguatan kelembagaan pada aspek kapasitas

(12)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

8

Pada aspek kapasitas dan kredibilitas, pelaksanaan tugas DPD RI saat ini

harus didukung oleh citra yang positif pada masyarakat dan daerah. Citra positif

DPD RI terbentuk antara lain melalui publikasi media massa dan tuntutan LSM,

Organisasi Masyarakat, kelompok masyarakat dan yang paling penting masyarakat

dan daerah. Untuk menghadapi tantangan DPD RI ke depan dibutuhkan

pembentukan citra DPD RI yang positif.

Pemberitaan media massa terkait isu DPD menjadi suatu hal yang penting

dalam penguatan kelembagaan DPD, karena dapat menjadi salah satu corong untuk

mensosialisasikan DPD dan produk-produknya. Oleh karena itu dukungan dari

Sekretariat Jenderal DPD diperlukan agar setiap kegiatan/produk DPD RI dapat

masuk dalam pemberitaan di media massa. Pada tahun 2014 terdapat 1.436

pemberitaan di media massa, tahun 2013 terdapat 1.224 pemberitaan di media

massa, tahun 2012 terdapat 1.002 pemberitaan di media massa, tahun 2011

terdapat 1.173 pemberitaan di media massa, dan tahun 2010 terdapat 2.363

pemberitaan di media massa.

Kerja sama DPD RI dengan lembaga tinggi/kementerian di Indonesia dalam

rangka penguatan kelembagaan DPD RI saat ini sedang dimulai dengan

menandatangani nota kesepakatan (MOU) dengan lembaga-lembaga tinggi Negara

terkait dengan tugas dan fungsi DPD RI. Selain dengan lembaga negara dan lembaga

non departemen, DPD RI juga menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga

perguruan tinggi di 33 (tiga puluh tiga) provinsi.

Kerja sama luar negeri meliputi kegiatan kunjungan multilateral dan

bilateral. Kegiatan kunjungan multilateral terkait kehadiran DPD RI dalam sidang

parlemen internasional meliputi International Parliamentary Union (IPU), ASEAN

Inter Parliamentary Assembly (AIPA), Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF).

Sedangkan kerjasama bilateral terkait kerjasama antara DPD RI dengan lembaga

parlemen negara sahabat.

d. Dukungan Efektifitas Hubungan antara DPD RI dengan Konstituen di Daerah

Pemilihan

Dukungan efektifitas hubungan antara DPD RI dengan konstituen di daerah

pemilihan oleh Setjen DPD RI diberikan dalam bentuk pengelolaan aspirasi

masyarakat dan daerah. Hasil penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah

(asmasda) merupakan sinergitas dan interaksi 132 (seratus tiga puluh dua) Anggota

(13)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

9

reses. Hasil penyerapan asmasda tersebut dikumpulkan dan diolah serta dianalisa,

selanjutnya disusun dalam 1 (satu) laporan per masa reses untuk kemudian dibahas

dalam rapat alat kelengkapan guna merumuskan solusi permasalahan daerah.

Setjen DPD RI telah mengembangkan sistem penyerapan dan pengelolaan

data dan informasi aspirasi masyarakat dan daerah sejak tahun 2010. Tujuan sistem

tersebut adalah optimalisasi penyerapan, pengolahan dan penyajian data aspirasi

masyarakat dan daerah yang akan ditindaklanjuti dalam pembahasan materi di alat

kelengkapan DPD RI.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, mulai tahun 2014 telah dilakukan

pengembangan sistem pengolahan aspirasi berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) melalui website dengan jaringan internet. Penerapan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem pengelolaan data dan informasi

aspirasi masyarakat dan daerah memungkinkan kegiatan tahap penyerapan,

pengolahan dan analisis serta hasil tindaklanjut aspirasi akan terkomputerisasi,

sehingga aspirasi masyarakat dan daerah akan lebih mudah diolah, dianalisa, dan

hasil tindak lanjutnya mudah diakses.

e. Layanan Data dan Informasi

Data dan informasi merupakan satu hal yang sangat penting dalam

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI sebagai lembaga perwakilan

karena merupakan dasar bagi DPD RI dalam mengambil kebijakan/keputusan. Oleh

karenanya, Setjen DPD RI telah menggunakan sistem informasi manajemen dalam

pengelolaan data dan informasi.

Sebagai langkah awal perlu dilakukan assesment/audit untuk menilai

kondisi existing sistem informasi dalam rangka menentukan posisi sistem informasi

Setjen DPD RI, dikaitkan dengan kebijakan dan strategi nasional dalam

pengembangan e-government.

Dengan mengetahui posisi sistem informasi Setjen DPD RI tersebut, langkah

berikutnya dilanjutkan dengan menindaklanjuti hasil audit, dengan mengacu design

yang sudah ada melalui pengembangan aplikasi, hardware, network, dan

manajemen teknologi informasi, termasuk pengembangan SDM yang terbagi dalam

tahapan program (road map) per tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun

.

Sistem Informasi Manajemen merupakan media teknologi informasi berupa

(14)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

10

kesekretariatan. Dengan menggunakan SIM proses pengolahan data dan informasi

dapat lebih efektif dan efisien. SIM di host (pasang) pada perangkat server

(terpusat) yang dapat dengan mudah diakses oleh user (Pimpinan, Anggota, Pegawai

Setjen DPD RI dan masyarakat) yang terhubung jaringan komputer. Sejak tahun

2011 Setjen DPD RI telah menggunakan 10 (sepuluh) SIM, yaitu Website DPD RI,

Email DPD RI, Sistem Informasi Budget Office, Sistem Aspirasi Masyarakat Daerah,

Sistem Informasi Perundang-Undangan, Sistem Informasi Perpustakaan, Sistem

Pengolah Risalah (iPerisalah), Sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik,

Sistem Informasi Kepegawaian, dan Sistem Informasi Pengolah Absensi Pegawai.

f. Dukungan SDM Aparatur

Dalam praktek parlemen modern, kemandiran anggaran seharusnya diikuti

oleh kemandirian pada organiasi kesekretariatan. Pada prinsipnya, SDM aparatur

Setjen DPD RI seharusnya berada di bawah DPD RI secara langsung.

Dalam rangka mencapai visi, misi, dan strategi Setjen DPD RI sebagaimana

telah dijabarkan pada bab sebelumnya, Setjen DPD RI harus didukung oleh

perangkat kelembagaan, proses bisnis, tata laksana, dan sumber daya aparatur yang

mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepada Setjen DPD RI secara efektif

dan efisien. Untuk itu kegiatan pengembangan dan penataan kelembagaan yang

meliputi organisasi dan ketatalaksanaan, serta pengelolaan sumber daya aparatur

mutlak dilaksanakan secara efektif, intensif, dan berkesinambungan.

Kebijakan utama Pengembangan Sumber Daya Aparatur (SDA) secara

menyeluruh diarahkan untuk memastikan tersedianya SDA yang berintegritas dan

berkompetensi tinggi sesuai dengan bidang tugasnya dalam rangka mendukung

pencapaian tujuan Setjen DPD RI.

Sasaran utama kebijakan ini adalah terwujudnya menciptakan proses

rekrutmen yang transparan dan mampu menarik talent terbaik, peningkatan

kompetensi pegawai, dan menciptakan keterkaitan yang jelas antara kinerja,

rewards, dan recognition

.

f.1. Kondisi Pegawai Setjen DPD RI

Kuantitas SDM Setjen DPD RI selalu berubah sesuai dengan kebutuhan

kelembagaan baik di Ibu Kota Negara maupun ibu kota provinsi. Kondisi aparatur

Pegawai Setjen DPD RI per Januari 2015 dapat dilihat berdasarkan Tabel 1.1 sebagai

(15)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

11

Tabel 1.1

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Setjen DPD RI Tahun 2015

NO NAMA JABATAN Jumlah dan

Rincian

1 2 3 4

1. Jabatan Struktural 127

Eselon I 2

Eselon II 10

Eselon III 35

Eselon IV 80

2.

Jabatan Fungsional Umum (PNS) menurut golongan ruang 337

IV/e 0

IV/d 0

IV/c 1

IV/b 0

IV/a 1

III/d 6

III/c 12

III/b 104

III/a 88

II/d 30

II/c 28

II/b 57

II/a 10

3.

Jabatan Fungsional Umum (CPNS) menurut golongan ruang 0

III/b 0

III/a 0

II/c 0

II/a 0

(16)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

12

Selain Pegawai Negeri Sipil, Setjen DPD RI juga terdiri atas Tenaga Perbantuan

yang berjumlah 192 (seratus sembilan puluh dua) orang. Jumlah Tenaga Perbantuan

Setjen DPD RI di Ibu Kota Negara per Januari 2015 dapat dilihat berdasarkan Tabel 1.2

sebagai berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Tenaga Perbantuan Setjen DPD RI di Ibu Kota Negara Tahun 2015

NO NAMA JABATAN Jumlah dan

Rincian

1 2 3 4

a. Pengadministrasi Umum 122

b. Pramu Kantor 12

c. Pengemudi Operasional/ Pimpinan 32

d. Petugas Kunci 1

d. Paramedis 3

e. Petugas Pengamanan 17

f. Caraka 5

JUMLAH 192 192

F.2. Kebijakan-Kebijakan Umum Pengembagan SDM Aparatur Setjen DPD RI

Dampak dengan adanya UU Aparatur Sipil Negara, diantaranya adalah

tidak menutup kemungkinan bermunculan jabatan-jabatan fungsional baru,

diantaranya jabatan fungsional analis anggaran. Prinsip UU ASN adalah

diberlakukannya merit system.

Merit system merupakan kebijakan dan manajemen ASN yang

berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar

dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal

usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

Proses internalisasi merit system dimulai dengan proses pengelolaan

kinerja agar dapat dilaksanakan pemetaan pegawai berdasarkan kinerja secara

baik, hasil assessment center dan hasil psikotes pegawai. Pasal 21 dan Pasal 22

Undang-Undang ASN mengamanatkan bahwa setiap aparatur sipil negara

(17)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

13

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Manajemen dalam suatu organisasi dapat dikatakan berhasil apabila terdapat

kemampuan organisasi untuk berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan yang

selalu berubah secara cepat. Hal ini bisa tercapai apabila organisasi dapat melihat dan

mempertimbangkan berbagai perubahan lingkungan eksternal dan internal yang akan

memberi dampak pada organisasi. Oleh sebab itu, Setjen DPD RI perlu melakukan

analisis jangka menengah terkait permasalahan, potensi, dan kelemahan dari

lingkungan internal (Setjen DPD RI), serta peluang dan tantangan dari kondisi

eksternal (nasional).

Potensi dan masalah diidentifikasi sebagai langkah untuk menganalisis

permasalahan, potensi, kelemahan serta tantangan jangka menengah yang menjadi

lingkup kewenangan Setjen DPD RI dalam kerangka mewujudkan visi dan

melaksanakan misi lembaga.

Berikut ini analisis permasalahan, potensi, dan kelemahan Setjen DPD RI yang

difokuskan pada sisi input yang dibutuhkan dan output yang dihasilkan Setjen DPD RI

meliputi:

a. Potensi

Setjen DPD RI memiliki berbagai potensi yang perlu dikelola lebih lanjut agar

dapat menjadi kekuatan dan menjadi faktor kunci keberhasilan kinerja Setjen DPD

RI dalam jangka menengah lima tahun mendatang. Beberapa potensi yang dimiliki

oleh Setjen DPD RI antara lain:

1) Struktur Kesekretariatan Jenderal yang Dinamik

 Reformasi kelembagaan supporting system sebagaimana halnya Setjen DPD RI senantiasa adaptif dan berubah untuk menjamin proses aktif DPD RI

serta menjamin keberlanjutan keterlibatan DPD RI dengan masyarakat dan

daerah.

 Sebagai suppoting system, Setjen DPD RI harus terus berkembang untuk meningkatkan eksistensi dalam memenuhi tuntutan lingkungan baik

internal mauun eksternal, sehingga Setjen DPD RI perlu berupaya untuk

menggunakan kemmapuan, memperhatikan kelemahan, kemanfaatan

(18)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

14

 Saat ini dukungan teknis administratif dan keahlian oleh Setjen DPD RI

dilakukan oleh 6 (enam) Biro, 3 (tiga) Pusat, 1 (satu) inspektorat, 35 (tiga

puluh lima) Bagian/Bidang, dan 80 (delapan puluh) Subbagian/Subbidang.

 Pembentukan organisasi di Ibukota provinsi sebagai amanat dari Pasal 227 ayat (4) UU MD3 bahwa Anggota DPD RI dalam menjalankan tugasnya

berdomisili di daerah pemilihannya dan mempunyai kantor di Ibukota

provinsi daerah pemilihannya. Berdasarkan Surat Kemenpan dan RB

Nomor B/2230/M.PAN-RB/09/2011 tanggal 21 September 2011 telah

ditetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 01 Tahun 2011

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor DPD RI di Provinsi pada tanggal

22 September 2011.

2) Telah disusun Pedoman Untuk Melengkapi Mekanisme dalam Mendukung

Pelaksanaan Tugas DPD RI

Telah disusun disusun pedoman untuk melengkapi mekanisme dalam

mendukung pelaksanaan tugas DPD RI sebagai berikut:

Standard Operating Procedures (SOP) yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 433C Tahun 2009 tentang

Standar Operating Procedures (SOP) Setjen DPD RI

tanggal 22 Desember 2009, yang meliputi aspek kegiatan sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi Setjen DPD RI. Terhadap SOP ini akan dilakukan

review menyesuaikan dengan perubahan peraturan perundang-undangan

dan kinerja DPD RI

 Petunjuk teknis pembentukan kantor DPD RI provinsi diseluruh Indonesia tahun 2010 sebagai pedoman dalam rangka memantapkan format kerja

Anggota DPD RI ketika melaksanakan tugas konstitusional di daerah

pemilihannya;

 Buku Pedoman Pengelolaan Kantor DPD RI di Ibu kota Provinsi, merupakan rangkuman catatan realitas, cita-cita dan gagasan-gagasan serta arah yang

telah, sedang dan akan berlangsung dalam proses perintisan dan kerja

kantor DPD RI di ibu kota provinsi;

 Buku Petunjuk Operasional Bagi Penanggungjawab/Kepala Kantor DPD RI di Ibu kota Provinsi sebagai pedoman dalam melaksanakan tugasnya

memberikan dukungan teknis administratif dan keahlian bagi kegiatan

(19)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

15

 Pedoman Kajian di Lingkungan Setjen DPD RI, sebagai panduan dalam

melaksanakan kegiatan kajian oleh staf ahli, tim ahli serta unit pendukung

sebagai bentuk dukungan keahlian kepada Anggota DPD RI;

 Petunjuk Operasional Kegiatan Sidang/Rapat/ Pertemuan di luar kantor dan Perjalanan Dinas DPD RI dalam rangka menyerap dan

memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah yang disusun setiap

tahun sebagai pedoman bagi alat kelengkapan dan Anggota DPD RI dalam

menggunakan dukungan anggaran pelaksanaan tugas ;

 Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 2 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review atas

Laporan Kinerja Setjen DPD RI.

3) Kuantitas SDM Setjen DPD RI di Ibukota Negara Saat Ini yang Sudah

Cukup Memadai

 Kuantitas jumlah SDM Setjen DPD RI di Ibu Kota Negara saat ini (per Januari 2015) berjumlah 656 (enam ratus lima puluh enam) orang yang

terdiri dari Pegawai Negeri Sipil berjumlah 464 (empat ratus enam puluh

empat) orang dan Tenaga perbantuan berjumlah 192 (seratus sembilan

puluh dua) orang.

 Kuantitas SDM Setjen DPD RI di Ibu Kota Negara pada saat ini telah sesuai kebutuhan dengan asumsi bahwa idealnya 1 (satu) orang Anggota DPD RI

didukung oleh 5 (lima) orang staf yang tersebar di unit kerja sekretariat.

4) Sistem Jaringan Informasi DPD RI yang Semakin Baik

 Telah tersedianya

sistem jaringan informasi DPD RI, website DPD RI

yang terus meningkat jumlah pengunjungnya, dan media publikasi

bagi lembaga DPD RI dan Setjen DPD RI.

 Sejak tahun 2011, Setjen DPD RI telah membangun penyusunan risalah dari manual ke sistem e-perisalah secara online melalui intranet dan internet ke

ruang risalah dari ruang sidang Komite I, Komite II, Komite III dan Komite

IV serta PPUU. Penyusunan risalah secara manual pembicaraan dalam

sidang selama 2 (dua) jam membutuhkan waktu penyelesaian selama 3

(tiga) hari karena sistem manual diselesaikan melalui beberapa tahapan

yaitu perekaman, transkrip dan koreksi akhir sampai menjadi risalah.

(20)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

16

pembicaraan dalam sidang langsung dikonversi ke bentuk teks (tidak

melalui transkrip), sehingga pembicaraan dalam sidang selama 2 (dua) jam

dapat diselesaikan pada hari yang sama.

 Sejak tahun 2012, Setjen DPD RI telah melaksanakan proses lelang melalui mekanisme LPSE. LPSE adalah sistem pengadaan barang dan jasa secara

elektronik untuk menjamin transparansi, efisiensi, efektifitas, kualitas

dalam persaingan usaha, memudahkan monitoring dan kontrol bagi panitia

serta menghilangkan KKN dan hemat anggaran negara.

5) Penggunaan Bersama Sarana dan Prasarana di Komplek Parlemen

 Pemanfaatan sarana dan prasarana di kawasan komplek parlemen diatur dalam Pasal 413 ayat (4) UU Nomor 17 Tahun 2014 sebagaimana diubah

dengan UU Nomor 42 Tahun 2014 bahwa Pimpinan MPR, DPR dan DPD

melalui alat kelengkapan melakukan koordinasi dalam rangka pengelolaan

sarana dan prasarana dalam kawasan gedung perkantoran MPR, DPR dan

DPD.

b. Permasalahan

Permasalahan yang berpeluang menjadi tantangan sehingga harus diantisipasi

dan dihadapi lima tahun ke depan oleh Setjen DPD RI antara lain:

1) Struktur Organisasi dan SDM yang Ada Kurang Sesuai dengan Dinamika

Kelembagaan yang Terjadi.

 Pembentukan kantor DPD RI di ibu kota Provinsi, perubahan mekanisme penguatan fungsi legislasi dimana DPD RI secara aktif terlibat dalam

pembahasan Prolegnas maupun pembahasan RUU tertentu yang menjadi

kewenanangan DPD di DPR, serta peningkatan fungsi keterwakilan daerah

dan fungsi pengawasan oleh Anggota DPD RI di daerah pemilihannya akan

membawa konsekuensi pada revitalisasi dukungan kesekretariatan DPD RI

kepada lembaga DPD RI sehingga diperlukan perubahan/perkembangan

struktur dan organisasi tata kerja Setjen DPD RI yang disesuaikan dengan

penguatan kapasitas artikulasi politik DPD RI.

 Pengembangan struktur dan adanya penambahan keanggotaan DPD RI karena pembentukan provinsi baru, Provinsi Kalimantan Utara, dan rencana

pembentukan provinsi baru yaitu Tapanuli, Kepulauan Nias, Pulau

(21)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

17

Tengah, dan Papua Barat Daya mengakibatkan perlunya penambahan

sumber daya manusia di lingkungan Setjen DPD RI. Oleh karenanya menjadi

prioritas untuk menyediakan sumber daya manusia yang dapat mendukung

kinerja Setjen DPD RI dalam jangka menengah ini.

 Saat ini dukungan keahlian perancang perundangan, peneliti, dan auditor di Setjen DPD RI belum mencukupi kebutuhan dari segi kualitas dan kuantitas.

2) Tata Laksana Kerja yang Berubah

Saat ini pedoman yang diperlukan oleh Setjen DPD RI adalah pedoman

pelayanan persidangan dan mekanisme kerja dengan DPR sehingga terdapat

mekanisme yang sama/standar pelayanan minimum dari Setjen DPD RI dalam

memberikan dukungan kepada alat kelengkapan DPD RI.

3) Pemanfaatan Teknologi Informasi yang Minim

Masih kurangnya tenaga/SDM yang berkompetensi dalam bidang

teknologi informasi, teknologi audio visual, dan desain grafis; dan pemanfaatan

teknologi informasi yang belum optimal digunakan oleh unit kerja yang telah

menerapkan teknologi informasi dalam pekerjaannya.

4) Belum Adanya Sarana dan Prasarana Kerja yang Memadai

 Kondisi sarana dan prasarana perkantoran DPD RI di Ibukota Negara semakin tidak memadai mengingat semakin meningkatnya aktifitas DPD RI

yang dilakukan oleh 10 (sepuluh) alat kelengkapan dan pertambahan SDM

yang membutuhkan penambahan ruang rapat dan ruang kerja.

 Sidang Paripurna DPD RI menggunakan ruang sidang milik Sekretariat Jenderal MPR RI, sehingga pelaksanaan agenda sidang DPD RI harus

menyesuaikan dengan agenda kegiatan MPR.

 Gedung kantor sementara DPD RI di ibu kota provinsi saat ini masih menggunakan gedung kantor pinjam pakai dari Pemerintah Provinsi dan

dengan cara sewa yang kondisinya kurang memadai dan belum representatif

sebagai gedung kantor lembaga Negara.

 Pimpinan DPD RI telah melaksanakan koordinasi bersama dengan Pimpinan MPR, Pimpinan DPR, BURT DPR, dan Sekretariat Jenderal MPR, DPR, dan

DPD dalam rangka penataan seluruh kawasan komplek parlemen termasuk

dengan rencana pembangunan gedung baru DPD RI, namun sampai saat ini

(22)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

18

5) Perubahan Peraturan Perundang-Undangan Terkait dengan Lembaga DPD

yang Berubah

Perubahan peraturan perundang-undangan terkait dengan lembaga DPD

dan birokrasi, keputusan Mahkamah Konstitusi, Keputusan dan peraturan lembaga

negara lainnya seperti Tatib DPR dan MPR serta DPRD dan Peraturan Presiden

tentu akan memberi dampak secara langsung kepada Setjen DPD RI baik dalam

format layanan maupun pada struktur kelembagaan sekretariat.

6) Koleksi Pustaka yang Belum Lengkap di Perpustakaan DPD dalam Menunjang

Tugas dan Wewenang Lembaga DPD.

Koleksi Pustaka yang lengkap di Perpustakaan DPD merupakan salah satu

prasyarat penting dalam menunjang tugas dan wewenang lembaga dan Anggota

DPD. Meskipun saat ini Sekretariat Jenderal terus menambah berbagai koleksi

dengan berbagai koleksi yang menunjang tugas dan kinerja DPD namun

perpustakaan DPD dianggap masih perlu untuk menambah berbagai koleksi yang

berkualitas dari berbagai disiplin ilmu terutama koleksi berbahasa asing dan akses

jurnal online yang masih belum dapat terealisasi dengan optimal sehingga daya

dukungnya dalam proses pengambilan kebijakan kelembagaan selama ini belum

nampak.

7) Belum Optimalnya Kajian

Belum adanya SDM fungsional peneliti di lingkungan Sekretariat Jenderal

berakibat pada minimnya dukungan kajian dan penelitian yang secara langsung

memberikan dukungan kepada lembaga DPD atau alat kelengkapan DPD. Format

kerja yang selama ini dilakukan melalui skema kerja sama dengan lembaga peneliti

atau perguruan tinggi dirasakan belum dapat memberikan dukungan kajian

tersebut karena lembaga peneliti atau perguruan tinggi tidak dapat mengetahui

secara pasti dinamika kebutuhan lembaga DPD setiap saat sehingga kajian yang

(23)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

19

2.1. VISI

Visi Setjen DPD RI ditetapkan Visi

Visi Setjen DPD RI ditetapkan dengan merujuk pada visi Lembaga DPD RI dan

memperhatikan tugas pokok dan fungsi kesekretariatan yang telah ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Visi Lembaga DPD RI yaitu

Menjadikan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagai lembaga

perwakilan yang mampusecara optimal dan akuntabel memperjuangkan

aspirasi daerah untuk mewujudkan tujuan nasional demi kepentingan bangsa

dan Negara Kesatuan Republik Indonesia .

Dari perspektif kembagaan, Setjen DPD RI adalah kesekretariatan lembaga

negara yang berfungsi sebagai sistem pendukung dan merupakan integrasi dari

berbagai unsur yang terdiri atas kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan guna

memberi dukungan teknis, administratif, dan keahlian yang optimal baik dari aspek

manajerial, sumber daya manusia, maupun dukungan sarana dan prasarana kerja serta

sumber daya lainnya yang ditata dan dikelola secara konsisten dan dilaksanakan secara

simultan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Visi Setjen DPD RI yang mencerminkan

gambaran keadaan dan kondisi yang ingin diwujudkan pada tahun 2015-2019, dan

sekaligus merefleksikan kesinambungan upaya memberikan dukungan kepada

lembaga DPD RI adalah:

Visi tersebut mengandung pengertian

bahwa Setjen DPD RI merupakan

supporting system DPD yang kedudukannya

strategis, profesional yang mengedepankan

kualitas dan transparansi yang didukung

oleh teknologi informasi dalam

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN

Sistem Pendukung

yang profesional, akuntabel,

(24)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

20

memberikan dukungan kepada DPD untuk melaksanakan fungsi, wewenang, dan tugas

DPD RI berupa dukungan keahlian dan dukungan adminitrasi secara cepat, teapt,

transparan, dan akuntabel.

Adanya visi ini diharapkan Sekretariat Jenderal DPDP RI akan mampu

mengantisiapsi berbagai tantangan di masa dempan sekaligus meningkatkan kualitas

kinerja secara maksimal dalam rangka memberikan dukungan keahian dan

administrasi kepada DPD RI.

2.2. MISI

Sejalan dengan visi yang telah ditetapkan sebagaimana tersebut di atas, maka

misi Setjen DPD RI adalah:

1. Meningkatkan dukungan keahlian dalam pelaksaan fungsi, wewenang, dan tugas

DPD RI;

2. Meningkatkan dukungan administrasi dalam pelaksanaan fubgsi, wewenang, dan

tugas DPD RI.

Misi tersebut dimakusdkan bahwa dalam rangka memberikan dukungan kepada

DPD RI dalam melaksanakan fungsi, wewenang, dan tugas diperlukan dukungan

keahlian dan administrasi sehingga pelaksanaan fungsi, wewenang, dan tugas DPD RI

dapat terlaksana dengan baik dengan engacu pada prinsip-prinsip tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance).

Setjen DPD RI tidak hanya sebagai kesekrtaritan yang bertugas memberikan

dukungan keahlian dan administrasi kepada DPDP RI, tetapi juga merupakan bagian

dari kelembagaan DPD, sehingga misi ini sekaligus mendorong adanya paradigma

baru kelembagaan DPD bahwa Sekretariat Jenderal adalah bagian dari kelembagaan

DPD RI, sehingga Rencana Strategik yang dirumuskan disesuaikan dengan rencanan

Strategik DPD RI.

Dlam melaksanakan fungsi-fungsi kesekreatriatan, Sekrretariat Jenderal DPD RI

(25)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

21

2.3. TUJUAN DAN SASARAN

Dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan, selanjutnya

ditentukan tujuan Setjen DPD RI adalah:

2.3.1. TUJUAN

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari misi yang ingin

dicapai dalam jangka waktu satu atau lima tahun. Dengan diformulasikan

tujuan, maka Setjen DPD RI dapat secara tepat mengetahui apa yang harus

dilaksanakan oleh organisasi dalam mencapai misinya. 
Berdasarkan misi di

atas maka keberhasilan Setjen DPD RI dapat diukur dari keberhasilan dalam

mewujudkan tujuan Setjen DPD RI yaitu:

1. Terwujudnya peningkatan dukungan persidangan DPD RI;

2. Terwujudnya penigkatan dukungan penelitian/pengkajian;

3. Terwujudnya peningkatan dukungan (pengolahan asmas);

4. Terwujudnya peningkatan dukungan penguatan kapasitas kelembagaan DPD RI;

5. Terwujudnya SDM yang professional;

6. Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan Setjen DPD yang dinamis dan modern;

7. Terwujudnya peningkatan dukungan administrasi keuangan;

8. Terwujudnya peningkatan pengelolaan data dan informasi DPD RI serta publikasi DPD RI di media massa;

9. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana; dan

10. Terwujudnya pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Setjen DPD RI.

2.3.2. SASARAN STRATEGIS

Dalam sasaran Setjen DPD RI digambarkan beberapa hal yang ingin dicapai

pada setiap tahun selama 5 (lima) tahun ke depan dengan rumusan yang

terukur dan spesifik, yang pencapaiannya dilakukan secara gradual dengan

mempertimbangkan berbagai aspek, khususnya ketersediaan anggaran.

Dengan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan, selanjutnya ditentukan

sasaran strategis Setjen DPD RI yang meliputi:

Tujuan Sekretariat Jenderal DPD RI pada tahun 2015-2019, yaitu:

1. Terwujudnya peningkatan dukungan persidangan DPD RI;

(26)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

22

3. Terwujudnya peningkatan dukungan dalam pengolahan aspirasi

masyarakat;

4. Terwujudnya peningkatan dukungan penguatan kapasitas kelembagaan

DPD RI;

5. Terwujudnya SDM yang profesional;

6. Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan Setjen DPD RI yang

dinamis dan modern;

7. Terwujudnya peningkatan dukungan administrasi keuangan;

8. Terwujudnya peningkatan pengelolaan data dan informasi DPD RI serta

publikasi DPD RI di media massa;

9. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana; dan

10. Terwujudnya pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Setjen DPD RI.

Pencapaian tujuan dilaksanakan melalui sasaran strategis Sekretariat

Jenderal DPD RI, yaitu:

1. Meningkatnya kualitas dukungan sidang/rapat/pertemuan DPD RI;

2. Meningkatnya kualitas draft keputusan/peraturan DPD RI;

3. Meningkatnya kualitas hasil penelitian/pengkajian;

4. Meningkatnya kualitas dukungan representasi melalui pengolahan aspirasi

masyarakat dan daerah;

5. Meningkatnya kualitas dukungan materi terhadap penguatan kelembagaan

DPD RI;

6. Terwujudnya SDM Aparatur yang menduduki jabatan sesuai dengan

standar kompetensi;

7. Terwujudnya kelembagaan yang tepat ukuran dan tepat fungsi;

8. Tersedianya sistem dan prosedur kerja yang efektif dan efisien;

9. Meningkatnya layanan perencanaan dan pengelolaan keuangan yang tertib

dan akuntabel;

10. Meningkatnya layanan sistem informasi manajemen;

11. Meningkatnya layanan pemberitaan DPD RI;

12. Meningkatnya layanan perpustakaan DPD RI;

13. Meningkatnya pemenuhan sarana prasarana kerja yang modern dan sesuai

dengan kebutuhan; dan

14. Meningkatnya pengawasan pelaksanaan kegiatan pada unit kerja Setjen

(27)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

23

Pencapaian tujuan dan sasaran Sekretariat Jenderal DPD RI diukur melalui

indikator tujuan dan indikator sasaran. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

sampai dengan Tahun 2019 adalah :

1

)

Tujuan 1 Terwujudnya peningkatan dukungan persidangan

DPD RI

Indikator

Tujuan 1

Tingkat Kepuasan Anggota DPD RI terhadap

penyelenggaraan sidang/rapat/pertemuan DPD RI

Sasaran Meningkatnya kualitas dukungan

sidang/rapat/pertemuan DPD RI

Indikator

Sasaran

1. Tingkat kepuasan Anggota DPD RI terhadap

dukungan Sidang Paripurna DPD RI dan

sidang/rapat alat kelengkapan DPD RI

2. Tingkat pemenuhan kebutuhan pertemuan

Pimpinan DPD dengan Lembaga Negara,

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Unsur

Masyarakat Daerah

Indikator

Tujuan 2

Persentase draft keputusan/peraturan DPD RI di

bidang legislasi, pengawasan dan penganggaran yang

diakomodir sebagai Keputusan DPD RI

Sasaran Meningkatnya kualitas draft keputusan/peraturan

DPD

Indikator

Sasaran

1. Persentase draft keputusan/peraturan DPD RI

terkait fungsi legislasi yang digunakan menjadi

keputusan/peraturan DPD RI

2. Persentase draft keputusan/peraturan DPD RI

terkait fungsi pengawasan yang digunakan

menjadi keputusan/peraturan DPD RI

3. Persentase draft keputusan/peraturan DPD RI

terkait fungsi anggaran yang digunakan menjadi

keputusan/peraturan DPD RI

(28)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

24

mengenai pedoman dan tata kerja yang

digunakan menjadi keputusan/peraturan DPD RI

2

)

Tujuan 2 Terwujudnya peningkatan dukungan

Penelitian/Pengkajian.

Indikator

Tujuan

Tingkat kemanfaatan hasil penelitian/pengkajian

Sasaran Meningkatnya kualitas hasil penelitian/kajian

Indikator

Sasaran

Persentase hasil penelitian/pengkajian yang

digunakan dalam penyusunan hasil kerja DPD RI

3

)

Tujuan 3 Terwujudnya peningkatan dukungan dalam

pengolahan aspirasi masyarakat

Indikator

Tujuan

Persentase peningkatan dukungan representasi

melalui pengolahan aspirasi masyarakat dan daerah

Sasaran Meningkatnya kualitas dukungan representasi

melalui pengolahan aspirasi masyarakat dan daerah

Indikator

Sasaran

Persentase hasil analisis aspirasi masyarakat dan

daerah yang ditidaklanjuti oleh alat kelengkapan

DPD RI

4

)

Tujuan 4 Terwujudnya peningkatan dukungan penguatan

kapasitas kelembagaan DPD RI

Indikator

Tujuan

Tingkat pemenuhan kebutuhan materi kerjasama

dalam dan luar negeri

Sasaran Meningkatnya kualitas dukungan materi terhadap

penguatan kelembagaan DPD RI

Indikator

Sasaran

Tingkat pemenuhan kebutuhan materi kerjasama

dalam dan luar negeri

5

)

Tujuan 5 Terwujudnya SDM yang profesional

Indikator

Tujuan

(29)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

25

Sasaran Terwujudnya SDM Aparatur yang menduduki

jabatan sesuai dengan standar kompetensi

Indikator

Sasaran

1. Persentase pegawai yang menyelesaikan diklat

teknis sesuai persyaratan

2. Persentase pegawai yang memiliki prestasi

akademik dengan Indeks Prestasi Kumulatif di

atas 3,00 pada program rintisan gelar

6

)

Tujuan 6 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan

Setjen DPD yang dinamis dan modern

Indikator

Tujuan 1

Persentase kelembagaan yang tepat ukuran dan

tepat fungsi

Sasaran Terwujudnya kelembagaan yang tepat ukuran dan

tepat fungsi

Indikator

Sasaran

1. Tingkat pemanfaatan telaahan,evaluasi dan

rekomendasi struktur organisasi yang responsif

sesuai kebutuhan lembaga

2. Persentase ketersediaan struktur organisasi

yang sesuai dengan kebutuhan lembaga

Indikator

Tujuan 2

Tingkat pemenuhan kebutuhan SOP yang sesuai

dengan business process

Sasaran Tersedianya sistem dan prosedur kerja yang efektif

dan efisien

Indikator

Sasaran

Tingkat pemanfaatan SOP yang sesuai dengan

mekanisme kerja (business process)

7

)

Tujuan 7 Terwujudnya peningkatan dukungan administrasi

keuangan

(30)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

26

Tujuan keuangan

Sasaran Meningkatnya layanan perencanaan dan

pengelolaan keuangan yang tertib dan akuntabel

Indikator

Sasaran

1. Tingkat kepuasan anggota dan pegawai terhadap

layanan perencanaan dan pengelolaan keuangan

Sekretariat Jenderal

2. Penilaian tertinggi atas capaian standar

akuntansi dan pelaporan keuangan DPD RI oleh

Kementerian Keuangan

3. Capaian tertinggi opini BPK atas laporan

keuangan DPD RI

8

)

Tujuan 8 Terwujudnya peningkatan pengelolaan data dan

informasi DPD RI serta publikasi DPD RI di media

massa

Indikator

Tujuan 1

Tingkat pemenuhan dukungan teknologi informasi

Sasaran Meningkatnya layanan sistem informasi manajemen

Indikator

Sasaran

1. Tingkat kepuasan unit kerja Sekretariat Jenderal

terhadap layanan Sistem Informasi Manajemen

(SIM)

2. Persentase capaian implementasi roadmap IT

Indikator

Tujuan 2

Tingkat dukungan publikasi DPD RI

Sasaran Meningkatnya layanan pemberitaan DPD RI

Indikator

Sasaran

Tingkat pemenuhan permintaan pemberitaan

kelembagaan di media massa

Indikator

Tujuan 3

Tingkat dukungan ketersediaan referensi DPD

(31)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

27

Sasaran Meningkatnya layanan perpustakaan DPD RI

Indikator

Sasaran

Persentase kepuasan pengunjung terhadap

layanan Perpustakaan

9

)

Tujuan 9 Terwujudnya peningkatan sarana dan

prasarana

Indikator

Tujuan

Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan

prasarana

Sasaran Meningkatnya pemenuhan sarana prasarana

kerja yang modern dan sesuai dengan

kebutuhan

Indikator

Sasaran

Persentase pemenuhan permintaan kebutuhan

sarana dan prasarana yang modern

1

0

)

Tujuan 10 Terwujudnya pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas Setjen DPD RI

Indikator

Tujuan

Tingkat hasil pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas Setjen DPD RI

Sasaran Meningkatnya pengawasan pelaksanaan

kegiatan pada unit kerja Setjen DPD RI

Indikator

Sasaran

Persentase rekomendasi hasil pengawasan

yang ditindaklanjuti

Hubungan antara visi, misi, tujuan, indikator tujuan, sasaran strategis, dan

(32)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

24

Tabel 2.1 Visi, Misi, Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Sasaran

Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2015-2019

Visi : Sistem pendukung yang profesional, akuntabel dan modern kepada DPD RI

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Str

ategis Indikator Sasaran

1. Tingkat kepuasan Anggota DPD RI terhadap dukungan Sidang Paripurna DPD RI dan sidang/rapat alat kelengkapan DPD RI

2. Tingkat pemenuhan kebutuhan pertemuan Pimpinan DPD dengan

Lembaga Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Unsur Masyarakat Daerah

2. Persentase draft

3. Persentase draft keputusan/peraturan DPD RI terkait fungsi legislasi yang digunakan menjadi keputusan/peraturan DPD RI

(33)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

25

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Str

ategis Indikator Sasaran

1 2 3 4 5

5. Persentase draft keputusan/peraturan DPD RI terkait fungsi anggaran yang digunakan menjadi keputusan/peraturan DPD RI

6. Persentase draft keputusan/peraturan

DPD RI mengenai pedoman dan tata kerja yang digunakan menjadi

keputusan/peraturan DPD RI

2. Terwujudnya peningkatan dukungan

Penelitian/Pengkaji an

Tingkat kemanfaatan hasil penelitian/pengkajian

3. Meningkatnya kualitas hasil penelitian/pengkajian

(34)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

26

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Str

ategis Indikator Sasaran

8. Persentase hasil analisis aspirasi masyarakat dan daerah yang

ditidaklanjuti oleh alat kelengkapan DPD RI

9. Tingkat pemenuhan kebutuhan materi kerjasama dalam dan luar negeri

(35)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

27

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Str

ategis Indikator Sasaran

prestasi akademik dengan Indeks Prestasi Kumulatif diatas 3,00 pada program rintisan gelar yang tepat ukuran dan tepat fungsi

7. Terwujudnya

kelembagaan yang tepat ukuran dan tepat fungsi

12. Tingkat pemanfaatan telaahan,evaluasi dan rekomendasi struktur organisasi yang responsif sesuai kebutuhan lembaga

13. Persentase ketersediaan struktur

organisasi yang sesuai dengan kebutuhan lembaga

2. Tingkat pemenuhan kebutuhan SOP yang sesuai dengan business process

8. Tersedianya sistem dan prosedur kerja yang efektif dan efisien

14. Tingkat pemanfaatan SOP yang sesuai dengan mekanisme kerja (business process)

15. Tingkat kepuasan anggota dan pegawai terhadap layanan perencanaan dan

(36)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

28

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Str

ategis Indikator Sasaran

1 2 3 4 5

16. Penilaian tertinggi atas capaian

standar akuntansi dan pelaporan keuangan DPD RI oleh Kementerian Keuangan

17. Capaian tertinggi opini BPK atas

laporan keuangan DPD RI

8. Terwujudnya

peningkatan pengelolaan data dan informasi DPD RI serta publikasi DPD RI di media massa

1.Tingkat pemenuhan dukungan teknologi informasi

10. Meningkatnya layanan sistem informasi

manajemen

18. Tingkat kepuasan unit kerja Sekretariat Jenderal terhadap layanan Sistem Informasi Manajemen (SIM)

19. Persentase capaian implementasi

roadmap IT

2. Tingkat dukungan publikasi DPD RI

11. Meningkatnya layanan pemberitaan DPD RI

20. Tingkat pemenuhan permintaan pemberitaan kelembagaan di media massa

3. Tingkat dukungan ketersediaan referensi DPD RI

12. Meningkatnya layanan perpustakaan DPD RI

(37)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

29

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Str

ategis Indikator Sasaran

1 2 3 4 5

9. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana

Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

13. Meningkatnya pemenuhan sarana prasarana kerja yang modern dan sesuai dengan kebutuhan

22. Persentase pemenuhan permintaan kebutuhan sarana dan prasarana yang modern

10. Terwujudnya pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas Setjen DPD RI

Tingkat hasil pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Setjen DPD RI

14. Meningkatnya pengawasan pelaksanaan kegiatan pada unit kerja Setjen DPD RI

(38)

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL DPD RI 2015-2019

30

Visi pembangunan nasional 2005-2025 ditetapkan berdasarkan kondisi bangsa

Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang

dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah:

Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 itu

mengarah pada pencapaian tujuan nasional,

seperti tertuang dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Visi pembangunan nasional

tersebut harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat kemandirian, kemajuan,

keadilan dan kemakmuran yang ingin dicapai.

Visi pembangunan nasional diwujudkan melalui 8 (delapan) misi pembangunan

nasional yaitu 1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya, dan beradab; 2) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; 3) Mewujudkan

masyarakat demokratis berlandaskan hukum; 4) Mewujudkan Indonesia aman, damai,

dan bersatu; 5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;

6) Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7) Mewujudkan Indonesia menjadi negara

kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan

8) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM

2009-2014, tahapan RPJM 2015-2019 ditujukan untuk lebih memantapkan

pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian

daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan

sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus

meningkat melalui pemantapan pelembagaan nilai-nilai demokrasi dengan

menitikberatkan pada prinsip toleransi, nondiskriminasi dan kemitraan dan semakin

mantapnya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.

BAB III STRATEGI DAN KEBIJAKAN

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Indonesia yang Mandiri,

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Setjen DPD RI
Jumlah Tenaga Perbantuan Setjen DPD RI  Tabel 1.2 di Ibu Kota Negara Tahun 2015
Tabel 2.1 Visi, Misi, Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Sasaran  Sekretariat Jenderal DPD RI Tahun 2015-2019
Tabel 3.1. Tabel Perbandingan Jumlah Pejabat sebelum dan setelah Usulan.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas UPT, maka perlu dilakukan perubahan atas rincian tugas, fungsi dan Tata Kerja ; bahwa berdasarkan pertimbangan

Biro Perencanaan dan Keuangan sebagai unit organisasi di Sekretariat Utama memerlukan dukungan regulasi untuk pelaksanaan tugas dan fungsi terkait dengan

Untuk memastikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan layanan akreditasi lembaga penilaian kesesuaian, di dalam Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang

Implikasi penting bagi Badan Litbang Pertanian adalah perlunya: (1) meningkatkan akuntabilitas dan kredibilitas lembaga dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Sistem Manajemen Investasi bidang pengelolaan penerusan pinjaman dan kredit program,

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Kegiatan Teknis Lainnya BPS Kota Tangerang bertujuan untuk memberi dukungan manajemen dan kelancaran pelaksanaan kegiatan

bahwa untuk untuk memberikan panduan bagi seluruh pelaksanaan kegiatan pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Institut Agama Islam Negeri

Dalam rangka memperlancar tugas dan meningkatkan efisiensi serta efektifitas pelaksanaan kegiatan setiap individu dan organisasi secara keseluruhan,