• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pesan Dari Rumah Cahaya Tentang Rahasia Kebahagiaan Yang Hilangx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pesan Dari Rumah Cahaya Tentang Rahasia Kebahagiaan Yang Hilangx"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

1

PESAN DARI RUMAH CAHAYA

PESAN DARI RUMAH CAHAYA

PESAN DARI RUMAH CAHAYA

PESAN DARI RUMAH CAHAYA

Tentang Rahasia Kebahagiaan yang Terlupakan

Tentang Rahasia Kebahagiaan yang Terlupakan

Tentang Rahasia Kebahagiaan yang Terlupakan

Tentang Rahasia Kebahagiaan yang Terlupakan

Renungan dalam keterpurukan

Renungan dalam keterpurukan

Renungan dalam keterpurukan

Renungan dalam keterpurukan

Perjalanan menuju kebahagiaan

Perjalanan menuju kebahagiaan

Perjalanan menuju kebahagiaan

Perjalanan menuju kebahagiaan

(2)

2

PESAN DARI RUMAH CAHAYA

PESAN DARI RUMAH CAHAYA

PESAN DARI RUMAH CAHAYA

PESAN DARI RUMAH CAHAYA

Tentang Rahasia Kebahagiaan yang Terlupakan

Tentang Rahasia Kebahagiaan yang Terlupakan

Tentang Rahasia Kebahagiaan yang Terlupakan

Tentang Rahasia Kebahagiaan yang Terlupakan

Renungan dalam keterpurukan

Renungan dalam keterpurukan

Renungan dalam keterpurukan

Renungan dalam keterpurukan

Perjalanan menuju kebahagiaan

Perjalanan menuju kebahagiaan

Perjalanan menuju kebahagiaan

Perjalanan menuju kebahagiaan

(3)

3

(4)

4 Buku ini,

aku persembahkan untuk adik kecilku yang berbahagia dalam kesederhanaan,

(5)

5

Jika anda ingin membaca buku ini dan mendapatkan manfaat darinya, maka inilah pesan sederhana saya,

o Bacalah dengan kesederhanaan, bukan logika

o Bacalah dengan perlahan penuh perenungan

o Bacalah sekarang, lalu segera bagikan pada sebanyak mungkin orang, lalu biarkan orang itu membagikan pada sebanyak mungkin orang lainya lagi, dan biarkan sebanyak mungkin orang merasakan kebahagiaan dalam hidupnya

(6)
(7)

7

Awalnya, dunia ini indah ya … ?

Saya ingin anda membawa diri anda kembali ke masa-masa kecil anda, masa dimana segalanya telah “tersedia” untuk anda. kembalikan ingatan anda ke masa dimana kehidupan begitu nyaman, dimana anda masih merasakan kehangatan pangkuan ibu anda. masa dimana kehidupan adalah permainan dan keindahan.

Saat itu, saat anda masih sangat kecil, anda seperti menjadi sang raja yang dilayani oleh sisi dunia. Saat anda lapar, anda hanya perlu meminta dan makanan pun datang, saat anda ketakutan, ada ibu atau ayah yang akan memeluk dan menghibur anda, saat anda menangis ada yang akan berkata “tidak apa, ini bukan salahmu”. Masa kecil itu memang masa dimana anda hanya perlu tertawa, bermain, bercanda dan bergelimang suka cita. Masihkah anda ingat momen-momen masa kecil dimana anda begitu dimanjakan oleh orang tua anda? masihkah anda bisa merasakan bagaimana menyenangkanya melewatkan seharian hanya untuk bermain, tertawa dan bercanda?

(8)

8

Tidak ada beban pekerjaan yang harus diselesaikan, tidak ada orang yang membuat kita kecewa dan berduka, tidak ada luka emosional dan kepedihan.

Saat itu, saat dunia masih seluas pangkuan ibu anda, anda tidak perduli perbedaan antara dunia dan surga.

Tetapi saat itu ada berbagai hal penting yang telah anda lupakan, sementara hal yang seharusnya anda lupakan, malah anda bawa terus menerus.

Masa kecil anda menyimpan rahasia luar biasa yang kini telah anda pendam jauh dalam kedalaman batin anda, dan ada yang seharusnya anda sudah lempar jauh-jauh, tetapi masih anda bawa dalam tiap detik kehidupan anda.

Itulah alasanya kenapa anda senantiasa mengalami kekecewaan dan kepedihan.

(9)

9

Ternyata Dunia Bukanlah Surga …

Kemudian anda mulai berpikir, kalau dunia ini adalah tempat dimana anda bisa sumur hidup bermain, seumur hidup bercanda dan bermanja-manjaan. Anda mulai berpikir anda akan merasakan semua yang anda rasakan di masa kecil anda seumur hidup anda.

Saat itu, saat kita masih sangat kecil dan polos, kita tidak pernah menduga akan mengalami apa yang disebut “pendewasaan” dan “menjadi dewasa”.

Kebahagiaan seorang anak kecil, kebiasaan anak kecil yang kita rasakan dulu mengakar begitu kuat, dan sifat kekanak-kanakan itu begitu mendarah daging dalam kehidupan kita, sehingga kita tidak akan pernah rela jika kebahagiaan itu sampai dirampas dari kita, bahkan kita tidak pernah sadar kalau suatu hari nanti kebahagiaan itu akan sirna, seiring bertambahnya tiap detik umur kehidupan kita di bumi ini.

Sayangnya, kita mulai bertumbuh, semakin dewasa. Kita mulai melihat hal-hal yang tidak pernah kita lihat semasa kita kecil

(10)

10

dulu. Kita melihat ada orang yang senang menyakiti orang lain, dan kita tidak mengerti kenapa?

Kita melihat ada orang yang bisa berbuat begitu jahat, kita mulai berkenalan dengan beban-beban batin yang begitu besar, kita mulai merasakan kekecewaan yang mendalam, kita mulai disakiti, merasa bersalah, dendam.

Ada perceraian, ada bunuh diri, ada perselingkuhan, ada pembunuhan, perampokan, penghianatan … warna-warna gelap ini mulai menusuk mata hati anda, dan keyakinan bahwa kebahagiaan tidak akan pernah berakhir mulai redup oleh hempasan angin kenyataan.

Kita mulai merasakan jatuh cinta, kemudian merasakan bagaimana sakitnya dihianati. Kita mulai dihadapkan pada tanggung jawab yang besar, lalu kecewa saat tidak bisa memenuhinya, kita mulai memiliki begitu banyak obsesi dan ambisi, dan menjadi terpuruk saat harapan kita dikecewakan. Kita mulai mengenal penderitaan.

(11)

11

Sidharta yang tadinya merasakan kenyamanan hidup istana, menjadi “raja” yang segala kebutuhanya terpenuhi, menjadi orang yang selalu disenangkan dan dibahagiakan oleh setiap orang lainya, kini mulai dihianati, dikecewakan dan mulai merasakan kepedihan-kepedihan.

“selamat datang di kehidupan yang sebenarnya”

Sapa dunia pada kita, saat mengenal dan menerima kenyataan bahwa hidup tidaklah seindah yang kita bayangkan, bahwa kenyataan ternyata memiliki begitu banyak luka dan kepedihan, yang tidak pernah kita rasakan sebelumnya di balik tembok ‘istana’ masa kanak-kanak kita.

Jauh di lubuk hati kita yang paling dalam, ada protes, kebingungan dan ketidak berdayaan,

“inikah kehidupan?” “ Inikah menjadi dewasa?”

Kita pun sering berpikir (bahkan mengalami) kenyataan bisa menjadi lebih menakutkan dan menyedihkan dibanding mimpi

(12)

12

buruk, dan kemudian berharap kalau kenyataan yang sedang kita hadapi hanyalah mimpi.

“apakah ini nyata?”

“tidakkah ini hanya mimpi?”

“Tuhan, katakan kalau ini hanya mimpi!”

Kita menolak kenyataan, kita menolak apa yang kita lihat, sebab mungkin terlalu buruk untuk bisa dianggap nyata. Kita pun, kemudian terpaksa mengakui bahwa kehidupan itu tidaklah indah. Kehidupan itu begitu memedihkan dan menyakitkan.

Kita mulai mencari berbagai cara untuk menghibur diri, kita mencari berbagai cara untuk bisa membantu kita menghadapi kehidupan nyata yang sangat menyesakkan ini.

Banyak yang akhirnya tidak mampu bertahan dalam kehidupan, tidak mampu menghadapi kenyataan-kenyataan pahit dalam hidup, kemudian mengakhiri hidupnya sendiri,

(13)

13

dengan harapan, semua penderitaan di alam ini akan segera berakhir dan di “alam sana” akan ada kebahagiaan.

Ada juga yang kemudian berlari pada Tuhan. Ada yang berlari pada agama dan berbagai kosep kesucian, agar ada penghiburan bagi keduakaanya, dan harapan di tengah kegelapan.

“aku akan menjadikan diriku begitu beriman, sehingga Tuhan akan menolongku menghadapi berbagai kenyataan pahit dalam hidup ini”

Kita bergantung pada Tuhan, Sang Maha Pengasih, yang kita berusaha yakini akan mengasihani kita.

Ada pula yang berlari pada kegelapan, berbagai kesenangan dunia, narkoba, alkohol, seks dan berbagai jenis kesenangan lain, dan berharap bisa merasakan kembali kesenangan masa kecil kita dulu.

(14)

14

Dan, Masalah Sebenarnya Adalah …

Masalahnya sebenanya adalah, anda masih menyimpan pikiran kekanak-kanakan dalam tubuh yang terus menua.

Masalahnya adalah, anda masih mengharapkan kalau hidup akan tetap sama seperti saat anda berada dalam masa kanak-kanak anda.

Anda masih berharap kalau semua orang akan tetap menyenangkan anda seperti semua orang menyenangkan anda dulu saat masih kanak-kanak, dan saat ada orang yang tidak membuat anda senang, orang yang tidak bersikap sebagaimana yang anda inginkan, anda mulai kecewa dan bersedih, sikap yang sama seperti yang anda tunjukan dahulu sewaktu kecil. Masa kecil adalah masa penuh pujian, masa dimana semua orang memuji anda, seolah andalah orang terbaik di dunia, dan memang itu adalah cara yang baik dalam membesarkan anda. Saat anda bertumbuh dewasa, kemudian anda menjadi haus dengan pujian dan penghargaan, dan karena makin sedikit orang yang suka memuji anda seperti masa kecil anda dulu.

(15)

15

Anda pun kemudian menjadi terobsesi menjadi seorang yang “lebih dari orang lain” agar anda bisa merasakan kembali dipuja-puji seperti dulu.

Ada yang mengumpulkan begitu banyak uang, ada yang

membangun nama dan reputasi besar, ada yang

mengumpulkan kehormatan dengan menjadi pejabat, dengan menjadi konglomerat, dengan menjadi pemuka agama, dan banyak lagi, asal anda bisa merasakan kembali sensasi “dipuji” seperti masa kecil dulu.

Anda masih berharap kalau semua orang akan mengikuti keinginan anda, seperti saat anda kecil dulu, sehingga saat ada orang yang tidak mengikuti keinginan anda, anda segera menjadi marah, kecewa dan frustasi, sama seperti waktu kecil dulu.

Anda masih berharap kalau anda bisa bersenang-senang seharian penuh, bercanda dan bermain serta tidak ada hal yang perlu anda pikirkan selain bagaimana cara mengisi waktu dengan bermain dan bermain, sehingga saat sekarang anda dihadapkan pada beban, anda langsung merasa stress,

(16)

16

terbebani, dan bahkan “menolak”. Anda masih ingin terus bersantai seperti masa kecil anda dulu.

Anda masih menyimpan keinginan untuk menjadi anak kecil terus menerus, anak kecil yang saat anda kecewa atau berduka, anda bisa langsung mengadu dan mendapatkan penghiburan, bahkan pembelaan dari orang tua anda. anda masih menyimpan keinginan itu, sehingga saat sekarang anda mengalami kekecewaan dan kesedihan, anda bingung, dan merasa tidak mampu berdiri dengan kaki anda sendiri.

“Kemana saya harus mengadu?” “siapa yang akan membela saya?”.

Saat anda kecil, setiap kesalahan akan seolah-olah “salah dia tuh, ma”, anda tidak pernah cukup berani mengakui kesalahan, dan memang begitulah tabiat seorang anak kecil, dan sayangnya, sekarang pun banyak diantara anda yang masih memiliki sifat itu, sehingga saat terjadi kesalahan, anda segera merespon,

(17)

17 “ini salah Tuhan”

“ini salah keadaan”

“pokoknya ini bukan salah saya”.

Mungkin tidak separah dulu, tapi jauh di lubuk hati anda, sifat seperti ini masih menyelinap dengan halus dan mempengaruhi anda.

Dan ijinkan saya mengatakan hal ini pada anda, Semua itu tidak salah, berdosa apa lagi hina.

Adalah hal yang wajar saat anda masih menginginkan semua kebahagiaan masa kecil anda, dan menolak kehidupan yang penuh penderitaan, dan berita baiknya adalah, anda tidak sendiri, ada begitu banyak orang yang seperti anda.

Hanya saja, terikat pada hal-hal yang seharusnya anda lupakan, dan terjebak dalam KERUMITAN SERTA KERUETAN.

(18)

18

Dimana Salahnya …?

Dimanakah salahnya senantiasa menginginkan kenyamanan, kesenangan, suka cita, pujian, kebanggaan dan kebahagiaan? Ah, jangan biasakan diri anda meruetkan diri dengan selalu mencari-cari kesalahan dan menyalahkan, sehingga anda lupa melihat keindahan.

Tentu tidak ada yang salah dengan hal itu, namun sudah tidak sesuai lagi dengan umur anda sekarang, jika saat anda mendapatkan “lawan” dari semua yang anda dapatkan di masa kecil dulu, kemudian anda menolaknya.

Tidak salah menginginkan kesenangan terus menerus seperti sewaktu kita kecil dulu,

Namun menjadi hal yang tidak dapat dibenarkan kalau saat kita sudah dewasa, kita masih belum mampu menerima kepedihan, sama seperti waktu kita kecil.

(19)

19

Kebahagiaan masa kecil adalah bahagia dengan dipuji-puji, dan kebahagiaan masa dewasa adalah saat dimana kita juga bisa belajar berbagia dengan kritikan dan cemohan.

Kebahagiaan masa kecil adalah bahagia dengan bermanja-manjaan dan ketergantungan, dan saat kita dewasa, kita belajar berbahagia dengan kesendirian dan kemandirian.

Masa kecil kita tumbuh dengan pujian orang lain, agar masa dewasa kita menjadi orang yang murah dan mudah memberikan pujian pada orang lain, bukan malah tetap menuntut dipuji seperti anak-anak.

Masa kecil kita diwarnai dengan kesenangan, dan masa dewasa kita adalah masa dimana kita mulai belajar untuk berdamai dan bersahabat dengan penderitaan.

Masa kecil kita ditumbuhkan dengan kesenangan oleh orang lain, agar di masa dewasa kita belajar menjadi alasan orang lain untuk merasakan kesenangan.

(20)

20

Masa kecil kita diwarnai dengan indahnya persahabatan, dan masa dewasa kita adalah masa dimana kita belajar untuk bersahabat dengan kebijaksanaan yang dibawa penderitaan. Masa kecil kita diwarnai dengan tawa dan canda, agar kita bisa belajar menghadirkan tawa dan canda yang sama di masa dewasa kita, menghadirkan tawa dan canda itu pada diri sendiri saat kita menghadapi ketidak nyamanan.

Sedari kecil itu sudah dibiasakan dengan tawa dan canda agar saat kita dewasa, kita bisa terbiasa tetap tertawa dan bercanda di tengah badai kehidupan, dan bisa membagikan tawa dan canda itu pada sebanyak mungkin orang.

Tetapi kita salah mengartikan tawa dan canda kita di masa kecil, saat kita dewasa. kita mengartikan tawa canda itu anak tunggal yang tidak memiliki saudara, kita pun menolak saudara kandung tawa dan canda itu, tangisan.

Masa kecil kita adalah masa dimana semua orang memperhatikan dan memperdulikan kita, agar saat kita dewasa kita bisa belajar memperhatikan dan memperdulikan orang

(21)

21

lain, bukan malah tetap sama seperti anak-anak yang haus akan perhatian.

Saat ini kita masih kecil, kita hanya banyak berkenalan dengan satu dari dua saudara kembar kehidupan, kita hanya banyak bergaul dengan kesenangan, kebagiaan dan tawa.

Kita lupa kalau saudara dari kesenangan adalah penderitaan, saudara dari kebahagiaan adalah kepedihan dan saudara dari kebahagiaan adalah kesengsaraan.

Saat kita dewasa, sang saudara yang terlupakan itu memperkenalkan dirinya pada kita, namun kita tidak mengakuinya. Kita menolaknya, bahkan mengusirnya!

Padahal Sang Kehidupan membawa mereka dalam hidup kita dengan berpesan,

“Ini lho, sisi lain kehidupan yang bisa kamu nikmati”.

Kita menikmati hanya tawa saat kita kecil dulu, dan sekaranglah saatnya, saat kita menjadi dewasa, kita bisa belajar menikmati tangisan.

(22)

22

Saat kita kecil Kehidupan memberi kesenangan untuk dinikmati, dan saat kita dewasa, kehidupan memberi kita kesempatan untuk menikmati kepedihan, hanya agar kita bisa merasakan kenikmatan total, kenikmatan menyeluruh, kemikmatan dari kedua sisi koin yang sama.

Namun kita berburuk sangka pada ‘kepedihan’, sehingga kita tidak belajar menikmatinya, namun kita menolaknya.

Kita tidak adil dalam memperlakukan dua saudara itu … Kita pilih kasih!

Namun kehidupan masih terus menghadirkan tangis dan kepedihan itu untuk kita, masih terus membawanya dalam hidup kita dan berpesan,

“dulu, saat kamu kecil, aku membawakanmu kenikmatan untuk kamu simpan dalam hatimu dan kamu ingat untuk bagikan di masa dewasamu,

(23)

23

“sekarang, aku membawakan kepedihan untukmu, agar kamu bisa melihat, betapa banyak kebijaksanaan yang bisa kamu petik darinya,

Aku mebawakan padamu penderitaan, karena penderitaan ini yang akan menumbuhkanmu, penderitaan ini yang akan menjadikanmu ‘dewasa’ dan ‘bertumbuh”.

Namun sekali lagi, kita menolak penderitaan, kita hanya meginginkan kesenangan, kita tidak ingin bertumbuh, kita tetap ingin menjadi seorang anak kecil.

Kita menolak penderitaan dan hanya menginginkan kesenangan, dan karena itulah kita tidak ‘bertumbuh’, dan karena itulah kehidupan akan terus mengirimkan penderitaan itu untuk kita, sampai kita belajar menerima dan mendengarkan pesan yang dibawanya untuk menumbuhkan jiwa kita.

Namun, kita masih tidak mendengar pesan yang dibawa penderitaan, kita masih menolaknya, dan kita masih ingin tetap menjadi anak kecil, maka berkatalah kehidupan,

(24)

24

“akan aku kirimkan terus penderitaan ke dalam hidupmu, sampai kau bisa menerimanya sebagai bagian dari dirimu, “sampai kau bisa menjadikanya guru yang mendewasakan jiwamu,

“akan terus aku kirimkan penderitaan ke dalam hidupmu, sampai kau berhenti menolaknya, dan belajar mencintainya sebagaimana kau mencintai kesenangan,

“akan aku kirimkan padamu penderitaan, lagi dan lagi, sampai kau bisa membuka topeng penderitaan dan melihat wajahmu di dalamnya”

Dan kehidupan memenuhi kata-katanya.

Semakin besar penolakan kita terhadap kepedihan, semakin sedikit kesenangan yang dihadirkan ke dalam kehidupan kita. Namun,

(25)

25

Kita menganggap mereka tidak layak, kita meng-anaktirikanya …

(26)

26

Ada yang Hilang Dari Masa Kecil Kita …

Ya, ada yang hilang dari masa kecil kita, yang dulu kita miliki di masa kecil namun sekarang sudah tidak ada lagi.

Sementara kita terus mempertahankan keegoisan ala anak-anak, ada bagian kekanak-kanakan yang paling penting yang ternyata kita telah hilangkan.

Bagian yang hilang dari masa kecil kita inilah yang membuat kita tidak bisa menerima penderitaan dan kepedihan dalam kehidupan kita.

Bagian yang hilang inilah yang membuat kita makin sulit dalam merasakan kebahagiaan.

Bagian ini begitu penting, karena bagian yang hilang ini jugalah yang membuat masa kanak-kanak kita diliputi tawa, canda dan bahagia.

Apakah di masa kecil dulu kita tidak pernah menangis? Tentu pernah, bahkan sering.

(27)

27

Tetapi ada ‘bagian yang hilang’ ini yang kemudian yang bisa membuat kita melepas tangis dengan segera dan sederhana. Apakah kita tidak pernah kecewa pada masa kecil dulu? Tentu saja pernah, bahkan sering.

Namun dengan adanya ‘bagian penting yang hilang’ ini, kekecewaan tidak membuat kita jatuh dalam keterpurukan atau mengalami kesengsaraan berlarut.

‘Bagian yang hilang’ ini memang sangat penting, karena bagian inilah yang membuat kita menjadi bahagia sewaktu kanak-kanak dulu.

Kenapa?

Kenapa justru bagian yang menjadi kunci kebahagiaan inilah yang ternyata hilang?

Sementara keegoisan kanak-kanakan yang menyebabkan kepedihan kita, tidak mau kita lepaskan.

(28)

28

Jika anda ingin mengembalikan kebahagiaan kanak-kanak ke dalam masa dewasa anda, maka temukanlah bagian yang hilang ini.

Jika anda ingin bisa menjadikan penderitaan sahabat anda, menjadikan kepedihan sebagai kawan anda dan menjadikan luka sebagai guru anda, maka anda harus menemukan bagian yang hilang ini.

(29)

29

Inikah Bagian yang Hilang Itu …?

Ah, syukurnya bagian yang hilang itu tidak pernah benar-benar hilang. Kita hanya menganggapnya hilang.

Bagian itu ada di sana, selalu di sana … hanya saja, terlupakan. Kita melupakanya saat kita bertumbuh. Kita melupakanya saat kita bangga dengan sebutan “sudah dewasa” sehingga kita menjadikan diri seolah-olah dewasa, namun sejatinya “belum”. Kita salah mengajak teman dalam mendewasakan diri. Kita mengajak keegoisan, dan melupakan bagian penting ini, sehingga ia terkubur jauh dalam hati kita.

Tetapi untungnya bagian itu masih ada di sini, di dalam diri kita, yang meski pun telah lama kita lupakan, masih bisa kita jadikan sahabat lagi dalam kehidupan kita.

Bagian inilah yang akan mengembalikan suka cita masa kanak-kanak kita, namun menumbuhkan kita dalam kedewasaan dan kebijaksanaan.

(30)

30

“kini, aku HANYA akan memberikan kebahagiaan padamu, karena kini telah kau sadari bahwa penderitaan hanya wujud lain dari kesenangan”

Kini, saatnya anda tengok ke dalam diri anda, dan ambil kembali bagian yang lama terlupakan itu.

Bagian yang lama terlupakan itu bernama … KESEDERHANAAN.

Ya, kita telah lama kehilangan kesederhanaan dalam hidup kita, sehingga kita lama menderita, atau lebih tepatnya kita jadi menganggap diri kita menderita.

Kita telah terlalu lama kehilangan kesederhanaan sehingga kita jadi lupa, kalau kesedihan itu hanya wujud lain dari kesenangan.

Kita telah lama melupakan kesederhanaan sehingga kita mengenal keterpurukan dan keputusasaan yang tidak kita kenal sewaktu kecil dulu.

(31)

31

Kita telah terlalu lama melupakan kesederhanaan, sehingga kita salah dalam mendewasakan diri.

Kita telah terlalu lama melupakan kesederhanaan sehingga kita tidak pernah mendengar kehidupan berbisik lagi.

Kesederhanaan inilah yang akan membuat anda bisa kembali ke istana suka cita, sebagai ‘Buddha’ yang tercerahkan.

(32)

32

Benarkah Bagian Ini yang Hilang ?

Pastinya ada diantara anda yang ragu, benarkah kesederhanaan adalah bagian yang hilang , atau terlupakan dalam kehidupan kita?

“Benarkah kesederhanaan adalah kunci yang akan mebukakan kembali padaku suka cita istana surga?”

Apakah bukan bagian lain yang lebih hebat dan luar biasa yang hilang? Apa benar kesederhanaan yang telah hilang itu?

Anda mulai ragu, bahwa kesederhanaan adalah kunci kebahagiaan yang telah lama anda lupakan. Tetapi itu wajar saja, anda sudah terlalu lama melupakanya, sehingga kini bahkan saat dia hadir kembali dalam kehidupan anda, anda tidak mengenalinya.

Anda tidak percaya, tidak percaya kalau kesederhanaan adalah bagian yang anda perlukan untuk bisa kembali berbahagia seperti dulu sewaktu anda kecil, anda tidak mempercayai kesederhanaan.

(33)

33

Anda tidak percaya dengan kesederhanaan karena anda terlalu lama menjadi tidak sederhana, sehingga anda mengharapkan yang lebih rumit, yang lebih menyeramkan, yang lebih luar biasa, apa pun itu asal jangan “kesederhanaan”.

Saya sangat mengerti dan maklum, kenapa anda berpikir demikian,

Karena anda telah terlalu terbiasa dengan keruetan, jadilah anda lupa dengan kesederhanaan, seperti lidah yang terlalu banyak mengecap kepahitan sehingga lupa bagaimana manis itu.

Ini bukan salah anda, dan ini bukan kesalahan …

Segera, anda akan mengingat kembali bahwa kawan lama anda telah kembali. Segera anda akan mengenali wajahnya lagi, dan segera anda akan bermain-main lagi dengannya, dalam suka cita kehidupan yang bahkan jauh lebih besar dari yang dulu anda rasakan di masa kanak-kanak anda.

Mungkin sekarang anda meragukan dan bahkan segera ingin mengusirnya, namun segera, anda akan mengenali wajahnya

(34)

34

lagi, lalu memeluknya dengan penuh suka cita, dan kehidupan anda tidak akan pernah sama lagi …

(35)

35

Ya, Namaku Kesederhanaan …

Anda tidak lagi mengenali kesederhanaan yang

membahagiakan, karena kehidupan anda selama ini terlampau berat untuk anda.

Anda tidak lagi mengenali kesederhanaan yang

membahagiakan, karena selama ini anda terlalu banyak melalui kerumitan dan keruetan dalam kehidupan anda.

Anda tidak lagi mengenali kesederhanaan yang

membahagiakan, karena anda sudah terlalu banyak memakai pikiran anda, dan lupa kalau ada pedang tajam yang masih belum pernah anda hunus dari sarungnya, yaitu hati.

Anda tidak lagi mengenali kesederhanaan yang

membahagiakan, karena hari-hari anda yang berat telah mengajarkan pada anda untuk bergumul dengan kerumitan masalah, dengan ruetnya keadaan dan banyaknya kebingungan. Ya, terlalu banyak kebingungan.

(36)

36

Anda bingung bahkan untuk menentukan pakaian mana yang harus anda kenakan, agar anda tampak lebih gagah, lebih cantik, lebih dihormati dan lebih disegani, lalu anda melupakan kesederhanaan.

Anda bingung dalam mengambil keputusan, dalam menentukan pilihan karena anda memiliki terlalu banyak pertimbangan dan terlalu sedikit kesederhanaan.

Lama-kelamaan anda mulai bingung tentang kehidupan, dan mulai menganggapnya sebagai misteri yang sulit dipecahkan. Anda lupa, kalau kehidupan anda sewaktu kanak-kanak hanya dijalani dengan kesederhanaan, dan kehidupan seolah tidak memiliki misteri apa pun untuk dipecahkan.

Setelah lama berada dalam kebingungan, setelah lama memiliki terlalu banyak pertimbangan, setelah lama terlalu memakai pikiran dan melupakan hati, maka kesederhanaan semakin dilupakan.

Anda pun mulai semakin jauh dari kebahagiaan, karena dalam karumitan pertimbangan, anda berpikir bahwa untuk menjadi

(37)

37

bahagia itu ada syarat dan ketentuanya, anda lupa bahwa kebahagiaan akan segera hadir begitu ada kesederhanaan. Anda menentukan syarat untuk berbahagia, lalu anda berpikir bahwa anda tidak akan bisa berbahagia jika syaratnya belum terpenuhi. Sangat tidak sederhana …

Kehidupan memiliki misteri, kebahagiaan memiliki syarat, semua terjadi karena kesederhanaan ‘anak kecil’ anda telah anda lupakan…

Anda pun secara otomatis mulai makin ruet memikirkan kehidupan, yang anda anggap sebagai misteri, dan semakin sulit berbahagia karena syaratnya yang sulit anda penuhi, syarat yang anda tentukan sendiri untuk diri anda.

Dan makin dalamlah penderitaan dalam kehidupan anda. Dan makin sering anda menjumpai penderitaan, lalu menolaknya, lalu kehidupan menghadirkanya kembali, hanya sebagai pesan,

(38)

38

“jadilah sederhana, sebagaimana kau terlahir dengan kesederhanaan”

Kita pun menganggap semua hal itu begitu sulit, karena kita terlalu biasa menjadi rumit dalam berpikir, sehingga kita lupa kalau kemudahan itu ada dalam kesederhanaan.

Kita kemudian terjebak dalam kerumitan, karena kita lupa, sahabat kita, kesederhanaan akan menyelesaikan semua hal dengan indah dan menyenangkan.

Kita lupa,

Begitu suatu hal disederhanakan, maka semua menjadi indah. Kita lupa,

Begitu kita menyederhanakan diri, maka kebahagiaan menjadi murah.

Kita lupa,

Begitu kita memeluk kesederhanaan, maka penyelesaian mengalir, jawaban datang, dan masalah terselesaikan.

(39)

39 Kita lupa,

Bahwa begitu kita menyederhanakan diri, kehidupan akan membuat jalan untuk kita, jalan yang indah, jalan yang selama ini berusaha kita ciptakan dengan berbagai konsep rumit, dan gagal.

Kita lupa,

Begitu kita menyederhanakan diri, maka arus sungai syukur mengalir deras menghanyutkan kedukaan.

Kita lupa,

Begitu kita menyederhanakan diri, maka setiap orang tersenyum tanpa kita berusaha dengan rumit mengundang senyumnya.

Kita lupa,

(40)

40

Karena aku adalah kesederhanaan …

Anak-anak menjadi bahagia karena mereka menjadi sederhana. Mereka membiarkan kebahagiaan datang dengan sederhana dalam diri mereka.

Mereka dengan sederhana menghapuskan kemarahan, tanpa sedikit pun membiarkan dendam menjadi beban di pikiranya. Mereka dengan sederhana memutuskan untuk segera bergembira lagi setelah bersedih, memutuskan untuk menari lagi setelah terjatuh.

Mereka dengan sederhana menghapus air mata, lalu menggantikanya dengan tawa, tanpa ruet berpikir kalau dunia telah runtuh.

Mereka dengan sederhana membiarkan senyuman mekar bersama serangga yang berjalan, tertawa bersama burung yang bernyanyi dan dengan sederhana menikmati indahnya berjalan di rerumputan.

(41)

41

Mereka dengan sederhana melepaskan beban batin dan kekecewaanya, tidak pernah merumitkan diri menyimpan kesedihan berlama-lama.

Mereka dengan sederhana bernyanyi saat hatinya riang, dan tanpa banyak pertimbangan membiarkan dirinya menangis terisak-isak saat kecewa, lalu saat air mata dialirkan, segera kedukaan dihanyutkan dan kebahagiaan datang menyapa. Anak-anak itu, mereka dengan sederhana menikmati kesendirinnya bersama dirinya sendiri, dan dengan sederhana menikmati pergaulanya dan tertawa bersama anak lainya. Anak-anak itu, mereka dengan sederhana menyanyi girang seolah tak ada yang melihat, menari lepas seolah tak ada yang melihat, melompat begitu tinggi dan tertawa.

Anak-anak itu, dengan sederhana tertawa, menari dan bernyanyi tanpa alasan, tanpa syarat dan tanpa kekawatiran akan masa lalu atau penyesalan terhadap masa depan.

(42)

42 Ingatkah anda?

Sewaktu anak-anak anda begitu cepat menangis tetapi tawa begitu cepat datang lagi?

Sangat sederhana. Ingatkah anda?

Saat anak-anak dulu anda kehidupan berjalan dengan sederhana dan penuh suka cita?

Dan ya, anda kini bukan anak-anak lagi,

Anda telah melupakan kesederhanaan dan karena itu anda berkanalan dengan kepedihan.

Anda kini menjadi dewasa dan memiliki pertimbangan-pertimbangan yang matang.

Tetapi sadarkah anda?

Justru saat pertimbangan yang matang diselimuti dengan kesederhanaan, maka kebahagiaan kanak-kanak anda dulu hadir kembali, dan kini bergandengan dengan kebijaksanaan?

(43)

43 Sadarkah anda?

Saat pemikiran anda disederhanakan, segera anda mendapatkan jawaban?

Sadarkah anda?

Begitu permasalahan disederhanakan, maka penyesesaian memunculkan dirinya?

Sadarkah anda?

Kesederhanaan itu berharga, dan kini bisa menjadi semakin berharga karena anda bisa menjadi sederhana dengan bijaksana.

(44)

44

Inikah Wajah Asli Penderitaan Itu …?

Jika saja,

anda mensyukuri mentari yang terbit setiap pagi, pastilah anda akan sangat mudah berbahagia.

Jika saja,

anda menikmati daun yang menghijau dan bunga yang mekar, maka segalanya pun akan menjadi nikmat.

Jika saja,

anda bisa sesederhana burung yang bernyanyi dan ikan yang berenang, maka apakah yang akan menghalangi anda untuk terus bersuka cita.

Jika saja,

Kesederhanaaan itu tidak pernah hilang… Namun kini,

(45)

45

Dan anda telah sempat mengenal saudara-saudara kebahagiaan, duka cita secara lebih mendalam dalam proses anda menemukan kembali kesederhanaan anda.

Kehidupan menyuruh mereka datang dan menyampaikan pesan,

“aku, sang penderitaan, hadir karena kau telah melupakan kesederhanaan.

“Tetapi aku, sang penderitaan, juga hadir untuk menyadarkanmu betapa berharganya penderitaan yang kau bawa lahir ke dunia ini.

“aku, sang penderitaan, hadir ke dalam hidupmu untuk mematangkan kesederhanaanmu saat kau telah mengingatnya kembali.

“aku, sang penderitaan, hadir dalam kehidupanmu kapan pun kau tidak lagi meyakini kuasa dalam dirimu dan bergantung pada begitu banyak hal di luar dirimu.

(46)

46

“aku, sang penderitaan, hadir untuk memastikan kini kesederhanaan yang kau pegang bukan hanya bambu, namun telah menjadi seruling yang mengindahkan. Bukan hanya butiran emas, namun perhiasan berharga nan berkilau.

“aku, sang penderitaan, datang dan mengingatkanmu, kapan pun kau menyapa kembali kesederhanaan, maka aku akan segera pergi.

“dan aku, sang penderitaan, bukanlah musuhmu,

Karena aku juga adalah kesederhanaan yang kau rumitkan. “aku, sang penderitaan, adalah kesenangan yang kau tenggelamkan dalam keegoisan.

“aku, sang penderitaan, adalah cinta yang kau kotori dengan tuntutan.

“aku, sang penderitaan, adalah kesendirian yang tidak kau nikmati.

“aku, sang penderitaan, adalah syukur yang tidak pernah kau ucapkan, dengan mulut dan tanganmu.

(47)

47

“aku, sang penderitaan, adalah terimakasih yang tak pernah kau wujudkan.

“aku, sang penderitaan adalah keberanian yang kau lemahkan dan kau namai dengan ketakutan.

“aku, sang penderitaan, adalah pelajaran yang tidak kau kuasai. “aku, sang penderitaan, adalah pagi yang tidak pernah kau nikmati dan malam yang tidak pernah kau syukuri.

“aku, sang penderitaan, adalah dendam yang kau genggam, duka yang kau pendam dan kebencian yang tetap kau simpan. “aku, sang penderitaan, adalah maaf yang tidak pernah kau berikan, dan maaf yang tak pernah kau ucapkan.

“aku, sang penderitaan, adalah kesalahan yang tidak pernah kau akui, dan perbaiki.

“aku, sang kesederhanaan, adalah kekuatan yang datang bersama badai kehidupan, dan makna yang datang bersama keterpurukan

(48)

48

“aku sang penderitaan, adalah masa lalu yang tidak kau lupakan, dan masa depan yang kau kawatirkan, karena akulah kekinian yang selalu kau tenggelamkan dalam ketakutan akan masa depan dan penyesalan masa lalu.

“aku, sang penderitaan, adalah pilihan yang kau ambil saat kau melupakan kesederhanaan.

“aku selalu ada sebagai pilihanmu, dan aku selalu bisa merubah wujudku menjadi kebahagiaan, jika kesederhanaanlah yang menjadi pilihanmu.

“aku bukan musuhmu,

Karena aku tercipta dari kerumitan dan ego dalam dirimu”

SEKIAN

(49)

49

Catatan Akhir,

Buku ini merupakan koleksi Alaka Foundation yang dibagikan secara non-profit pada siapa pun, dimana pun dan sampai kapan pun, Namun, jika anda mendapatkan manfaat dari buku ini, buku yang mengingatkan tentang rahasia kebahagiaan masa kanak-kanak anda, dan anda menjadi tersentuh oleh kenyataan bahwa ada anak-anak yang dalam kesederhanaan dunianya bisa kiat buat lebih ceria, Silahkan sumbangkan donasi anda ke:

Rek. BCA 6115072912 an. Putu Yudiantara (085 333 993 039)

Berapa pun donasi anda, akan sangat berarti untuk mereka dan akan kami salurkan bersama lembaga-lembaga yang memiliki keperdulian dan syukur yang wijudkan dengan nyata.

Namun, membagikan buku ini pada sebanyak mungkin orang yang terpuruk karena lupa dengan kesederhanaan dalam dirinya, juga merupakan wujud syukur anda yang telah diwujudkan.

(50)

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media flash flipbook dapat meningkatan hasil belajar siswa pada materi gerak tumbuhan kelas VIII di SMP

Hendaknya dalam mewujudkan arsitektur yang maju harus dipertimbangkan iklim yang paling utama, bila ditelaah lebih dalam, bangunan tradisional Indonesia adalah bangunan yang paling

Isolasi dan identifikasi bakteri termofilik penghasil kitinase dari sumber air panas Danau Ranau Suma- tera Selatan, diperoleh 2 isolat yang mampu meng- hasilkan kitinase dengan

Penelitian terhadap bahan campuran pembuatan genteng sekarang sudah mulai ke komposit yaitu dengan adanya penambahan dari bahan-bahan alami seperti serat sawit yang

Turbin Crossflow terdiri dari nosel yang mempunyai penampang berbentuk persegi panjang dengan lengkungan pada bagian penutup atasnya yang berfungsi mengarahkan aliran ke sudu pada

mengakses data dari www.investing.com untuk memperoleh informasi tentang harga pasar saham dan jumlah saham beredar sehingga informasi yang didapatkan kurang lengkap,

Struktur adalah suatu benda yang di rancang untuk mendukung atau menahan muatan atau beban dalam bentuk tertentu, antara lain struktur bangunan gedung,