TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
SIFAT FISIK DAN
MEKANIK BATUAN UTUH – 3B2
Suseno Kramadibrata
Made Astawa Rai
Ridho K Wattimena
Laboratorium Geomeknika
FIKTM - ITB
TA 3111 Mekanika Batuan – Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Uji Triaksial
Uji Triaksial
Uji ini untuk mengukur kekuatan contoh batu
berbentuk silinder dibawah tekanan triaxial.
Data hasil pengujian sangat diperlukan untuk
perhitungan:
strength envelope (kurva intrinsic)
shear strength (τ)
sudut geser dalam (φ)
kohesi (C)
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Triaksial Sel Von Karman (1911) &
Triaksial Sel Von Karman (1911) &
Hoek & Franklin (1968)
Hoek & Franklin (1968)
Tidak perlu penirisan minyak antar uji Ukuran terbatas BQ, NQ & HQ
L/D = 2 – 2.5 σ3 max = 70 MPa
Selubung polyethylene mahal
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Sel Triaksial Tipe
Sel Triaksial Tipe
Von Karman
Von Karman
Dept. Teknik Pertambangan ITB Wattimena & Kramadibrata (1997)
Kramadibrata, Wattimena and Simangunsong (1998)
1. Platen penekan 2. Bola baja 3. Spheical seat 4. Alat bantu transducer 5. Contoh batuan
6. Piston berongga utk tekanan pori 7. Sonic transmitter
8. Sonic receiver 9. Selubung karet
10. Ring pengikat selubung karet 11. Strain gauges
12. Pipa utk tekanan pori 13. Pipa utk kabel transducer 14. Ruang fluida pemampat 15. Dinding sel
16. Lubang masuk fluida pemampat 17. Lubang keluar fluida pemampat 18. Lubang masuk tekanan udara 19. Slide bearing
20. Sliding seal 21. Baut
22. Seal pada plat dasar sel 23. Lubang masuk tekanan pori 24. Lubang keluar tekanan pori 25. Port kable strain gauges 26. Port kable transducer
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Berbagai Triaksial Sel
Berbagai Triaksial Sel
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Mohr Circles & Intrinsic Curve
Mohr Circles & Intrinsic Curve
0 5 10 15 20 25 30 0 5 10 15 20 25 30
Normal Stress (MPa)
S h ear S tr ess ( M P a) τ = 5.22 + σ NTan 32.81 No σ3 σ1 (MPa) (MPa) 1 1.00 22.61 2 2.00 25.70 3 3.00 29.34 φ τ = c + σNTan φ c TA 3111 Mekanika Batuan – S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Mohr Coulomb – Linear
Mohr – Curve linear concave downwards; in the limit, the envelope may assume the form of a straight line (Coulomb criterion)
σ3Minor principal stress /confining pressure
σ1
Maximum major principa
l stress at failure τ= ½ (σ1–σ3) Sin 2β
σ = ½ (σ1+ σ3) + ½ (σ1–σ3) Cos 2 β A B D E Mohr - Coulomb Mohr 2β β β σN σ3 σ1 τ τmax
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Metode Tak Langsung Menentukan
Metode Tak Langsung Menentukan
UCS & UTS
UCS & UTS
τ = σntan φ + c 2β = 90° + φ
Pada kondisi tekan, σ1= σc& σ3= 0
Pada kondisi tarik, σ1= 0 dan σ3= -σt
Keterangan
τ = Tegangan geser
σN = Tegangan normal
σ1 = Tegangan prinsipal mayor σ3 = Tegangan prinsipal minor
c = Kohesi
β = Sudut antara s1 dan sn
φ = Sudut gesek dalam
σc = Kuat tekan uniaksial (UCS) σt = Kuat tarik uniaksial (UTS)
β
σ
σ
σ
σ
σ
=
+
+
(
-
)cos
2
2
1
)
(
2
1
3 1 3 1 nβ
σ
σ
τ
=
(
-
)sin
2
2
1
3 1φ
φ
φ
σ
σ
=
+
+
sin
-1
cos
2c
)
sin
(1
3 1φ
φ
σ
=
sin
-1
cos
2c
cφ
φ
σ
+
=
sin
1
cos
2c
t TA 3111 Mekanika Batuan – STA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Multistage Triaxial Test
Multistage Triaxial Test
-20 0 20 40 60 80 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 Strain σ 1 -σ3 (M P a ) σ32= 5 MPa σ31= 2 MPa σ33= 7.5 MPa σ34= 10 MPa E1 E2 E3 TA 3111 Mekanika Batuan – S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
σ
ax
&V
p
vs.
ε
ax
pada triaksial
konvensional
pada batu pasir
Batupasir PT. Kideco Jaya Agung ROTO
NORTH Pit 4 Ardian Rosadi
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Pengaruh
Pengaruh
σ
σ
3
3
Pada
Pada
Kurva
Kurva
σ
σ
-
-
ε
ε
Marmer Carrara (Von Karman, 1911) TA 3111 Mekanika Batuan – Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Pengaruh
Pengaruh
σ
σ
3
3
Pada Kurva
Pada Kurva
σ
σ
-
-
ε
ε
0 MPa 2 Tegangan aksi al (M Pa) 200 100 400 300 6 4 Regangan aksial (%) 8 23.5 MPa 50.0 MPa 600 500 165.6 MPaTA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kwasnieski (1990)
Kurva perbedaan tegangan – regangan longitudinal spesimen Bogdanka mudstone kondisi kering dan basah yang diuji pada tegangan pengukungan 20 MPa. 0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 1 2 3 4 5 6 Strain (%) D e v ia to ri c st re ss ( M P a )
Granite (void ratio = 0.022) Sandstone (void ratio = 0.163) Applied σ3 = 35 MPa μ = 7 MPa μ = 21 MPa μ = 35 MPa μ = 35 MPa μ = 21 MPa μ = 7 MPa 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 2 4 6 8 10 12 Longitudinal strain (%) D e v ia to ri c st e ss ( M P a ) air-dry specimen wet specimen σ3 = 20 MPa Schwartz (1964)
Tekanan air pori mempunyai sedikit pengaruh pada kekuatan batuan jika angka pori
spesimen batuan kurang < 0,02.
Pengaruh Air Pada Kurva Triaksial
Pengaruh Air Pada Kurva Triaksial
σ
σ
−
−
ε
ε
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
150 100 tekanan aksial (MPa) 50 regangan aksial (%) 1 2 55.2 69.0 62.1 41.4 0 27.6
Pengaruh Air Pada Kurva Triaksial
Pengaruh Air Pada Kurva Triaksial
σ
σ
–
–
ε
ε
Batupasir (Schwartz, 1964)
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Perilaku Keruntuhan Menurut Kecepatan
Perilaku Keruntuhan Menurut Kecepatan
Ultrasonik pada Uji Triaksial
Ultrasonik pada Uji Triaksial
a. Contoh Jenuh; b. Contoh Kering
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2.86 3.06 3.26 3.46 3.66 3.86 4.06 Sonic velocity (km/s) D evi at or ic s tr es s ( M P a) σ3 = 4 MPa σ3 = 16 MPa σ3 = 12 MPa σ3 = 8 MPa σ3 = 4 MPa σ3 = 8 MPaσ3 = 12 MPa σ3 = 16 MPa Dried specimen Saturated specimen TA 3111 Mekanika Batuan – S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Faktor Berpengaruh Pada Kurva Triaksial
Faktor Berpengaruh Pada Kurva Triaksial
σ
σ
–
–
ε
ε
Pengaruh Suhu 5 500 σ 1 − σ 3 (M P a) 1500 1000 25 °C 2000 15 10 Regangan aksial (%) 500 °C 300 °C 800 °C Compr essive s trength, MPa C o n fin in g p re s s u re , M P a 2 0 0 5 0 0 1 5 0 0 1 0 0 0 6 0 0 4 0 0 ε = o 1 0-4 o -4 ε = 1 0 2 0 0 0 2 5 0 0 ε = o 1 0-2 ε = o 1 ε = o 1 0-1
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Variasi Deviatoric
Variasi Deviatoric
Stress vs Kemiringan
Stress vs Kemiringan
Bidang Lemah & s3
Bidang Lemah & s3
(Donath, 1972 &
Mc Lamore – Gray 1967)
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Uji Kuat Geser Langsung
Uji Kuat Geser Langsung
Kuat geser batuan merupakan perlawanan internal batuan terhadap tegangan yang bekerja sepanjang bidang geser dalam batuan tersebut, yang dipengaruhi oleh karakteristik intrinsik dan faktor eksternal
Untuk mengetahui kuat geser batuan pada tegangan normal tertentu. Minimal 3 contoh.
Masing-masing contoh dikenakan gaya normal tertentu yang diaplikasikan tegak lurus terhadap permukaan bidang diskontinu garis Coulomb's shear strength,
kuat geser (shear strength), sudut geser dalam (φ), kohesi (C).
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Faktor
Faktor
-
-
faktor Yang Mempengaruhi Kuat
faktor Yang Mempengaruhi Kuat
Geser Batuan
Geser Batuan
Laju perpindahan geser konstan akan mengindikasikan gaya geser yang bekerja pada batuan tersebut. τ yang dibutuhkan batuan tersebut untuk mulai membentuk rekahan bidang geser dan berpindah akan bertambah sesuai pertambahan FN.
Pada Uji Geser langsung, τ & σNadalah representatif dari FS& FNdibagi luas kontak.
Saat Uji Geser: τ meningkat secara linear terhadap perpindahan, akan tetapi berangsur-angsur menjadi tidak linear hingga pada saat tercapai nilai
maksimumnya. Nilai τ maksimum = nilai τP& nilai perpindahan pada saat kondisi ini disebut perpindahan geser puncak.
Setelah τPtercapai, τ akan turun dan berangsur-angsur mencapai nilai konstan & disebut τR.
Jika τP& τRdiperoleh dari tingkat τNyang berbeda dengan jenis batuan yang sama, secara ideal akan diperoleh kurva hubungan linear antara kuat geser terhadap masing-masing tingkat tegangan normal.
Permukaan bidang diskontinu alami pada batuan tidak selalu halus, bahkan hampir 100% kasar. Semakin kasar permukaan batuan meningkatkan kekuatan geser pada batuan.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Alat Uji Geser
Alat Uji Geser
Langsung & Creep
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Creep Geser
Creep Geser
0. 34 m 0. 5 m 0 .4 7 m 7 6 5 8 9 10 12 1 2 3 4 11 0.6 m 0.9 m 1.59 m 0.22 m TA 3111 Mekanika Batuan – Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
tegangan geser τ perpindahan u contoh contoh tegangan normal σ Tegangan geser τ Perpindahan u
kuat geser puncak
kuat geser sisa Tegangan ges
er τ Tegangan normal σ τP φp φr τ = Cp + σtan φp τ = Cr+ σ tan φr τR Residual strength T egangan ges er τ Tegangan normal σ τP Cp – cohesive strength φp τ = Cp + σtan φp σ tan φp Peak strength Clay Kuarsa
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Bentuk patahan yang terjadi setelah
Bentuk patahan yang terjadi setelah
batuan mengalami pergeseran
batuan mengalami pergeseran
ip ir
F
nF
s Cetakan semen Contoh batuan TA 3111 Mekanika Batuan – Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Batu Pasir
Batu Pasir
KURVA KEKUATAN GESER NATURAL
τs = 217,02 + σn tan 40,74o R2 = 0,8767 τp = 728,68 + σn tan 44,28o R2 = 0,9368 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 0 200 400 600 800 1000 1200 1400
TEGANGAN NORMAL (kPa)
T E G A N G A N G ESE R ( kPa ) Puncak Sisa
KURVA KEKUATAN GESER JENUH
τs = 108.64 + σn tan 52,17o R2 = 0.8903 τp = 105,92 + σn tan 57,25o R2 = 0,9401 0 200 400 600 800 1000 0 200 400 600 800 1000
TEGANGAN NORMAL (kPa)
T E GA N G A N GE S E R ( kP a) Puncak Sisa
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
τ 45o σN σN T P 5 x 5 x 5 cm Ball bearing Tegangan Normal σN
Bevelled Dies Shear Test
Bevelled Dies Shear Test
A N A 45 Sin N = = o P
σ
A
T
A
45
Cos
=
=
P
oτ
Tegangan Geser τ α α=30o α=40o α=50o P (kg) 1076.92 1938.91 3383.86 A (cm2) 21.48 22.52 22.16 σN (kg.cm2) 25.07 55.34 116.98 τ (kg.cm2) 43.42 65.95 98.15 TA 3111 Mekanika Batuan – Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
Tegangan normal
Massa batuan pada umumnya mempunyai rekahan yang ditimbulkan oleh pembebanan sejak awal pembetukan batuan tersebut. Tegangan
terkonsentrasi pada rekahan tesebut, sehingga kehadiran rekahan sangat mempengaruhi perilaku massa batuan. Dengan adanya faktor kekasaran bidang rekahan, maka kondisi tegangan normal konstan akan tidak realistik tercapai pada kondisi alami.
Selain itu, peristiwa geologi seperti gempa bumi memungkinkan terjadi perubahan beban normal terhadap massa batuan dan berpotensi membentuk bidang geser baru pada massa batuan.
Kuat geser, dalam hal ini kuat geser puncak, akan meningkat seiring peningkatan tegangan normal. Hal ini mengindikasikan bahwa bidang lemah pada kedalaman yang lebih dalam cenderung akan semakin kuat. Uji kuat geser harus dilakukan pada kondisi tingkat tegangan normal yang tidak melebihi batas elastisitasnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
deformasi yang disebabkan tegangan geser dan bukan oleh tegangan normal.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Data Uji Geser
Data Uji Geser
-
-
1
1
Horizontal Displacement
(mm}
FH{kN} σH {kPa} Displacement Vertical {mm} FN {kPa} σN {kPa} 58.42 55.88 53.34 50.80 48.26 45.72 0.00 2.30 2.90 3.20 2.90 2.42 0.00 85.29 107.54 118.66 107.54 89.74 14.15 14.22 14.40 14.30 14.17 14.02 3.53 3.53 3.53 3.53 3.53 3.53 130.90 130.90 130.90 130.90 130.90 130.90 43.18 4064 38.10 35.56 33.02 4.90 4.80 4.74 4.26 3.68 181.70 178.00 175.77 157.97 136.46 13.84 13.79 13.74 13.69 13.61 9.30 9.30 9.30 9.30 9.30 344.87 344.87 344.87 344.87 344.87 30.48 27.94 25.40 22.86 20.32 8.80 8.71 8.10 7.70 7.20 326.32 322.99 300.37 285.53 266.99 13.41 13.31 13.21 13.08 12.95 18.60 18.60 18.60 18.60 18.60 689.73 689.73 689.73 689.73 689.73 17.78 15.24 12.70 10.16 7.62 13.80 13.00 11.80 10.70 9.20 511.74 482.07 437.57 396.78 341.16 12.65 12.32 11.89 11.40 11.30 37.20 37.20 37.20 37.20 37.20 1379.46 1379.46 1379.46 1379.46 1379.46 TA 3111 Mekanika Batuan – S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
SHER DISP (mm) SHEARING FORCE, kg NORMAL DISPL ( x 0,01 mm ) FORWARD SHEARING 0 0 0 1 90.72 21 2 90.72 20 3 90.72 21 4 113.40 24 5 90.72 20 6 90.72 20 7 90.72 21 8 90.72 19 9 90.72 19 10 90.72 20 REVERSE SHEARING 10 0 0 9 45.36 13 8 45.36 12 7 45.36 13 6 90.72 17 5 90.72 16 4 45.36 12 3 45.36 12 2 45.36 13 1 45.36 12 0 45.36 12 Normal Load = 82.05 kg Saw cut plane : circle
- Length : 4.57 cm - Width : 4.57 cm - Area ( A ) : 16.410 cm2 Normal Stress : ( σn ) = Pn /A
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
Bidang geser dan material pengisi pada bidang geser
Kuat geser akan berkurang secara signifikan ketika sebagian atau seluruh permukaan tidak sepenuhnya kontak, melainkan ditutupi oleh material pengisi yang relatif lunak seperti lempung
Keruntuhan geser batuan dengan bidang diskontinu yang terisi material lunak mengalami dua tahap. Pertama tegangan dan perpindahan geser hanya
dipengaruhi oleh kekuatan material pengisi. Kedua, setelah terjadi perpindahan, permukaan batuan mengalami kontak kemudian kekuatan dari bidang diskontinu ditentukan oleh kekasaran dan kekuatan bidang geser itu sendiri
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
Pengaruh kehadiran air dan tekanan air
Kehadiran air pada massa batuan menyebabkan permukaan bidang diskontinu akan tertekan sebagian sehingga tegangan normal
menjadi berkurang.
Kecepatan geser pada permukaan yang basah lebih lambat dibandingkan dengan permukaan yang kering.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
Faktor Eksternal Kuat Geser Batuan
Dimensi contoh uji
Massa batuan di alam mempunyai sifat & struktur yang heterogen serta kompleks. Contoh batuan yang digunakan untuk uji di laboratorium diharapkan sebagai representatif dari massa batuan berikut sifat dan perilakunya. Semakin besar dimensi contoh yang digunakan, maka contoh tersebut semakin merepresentasikan massa batuan.
Tetapi menurut hasil penelitian uji geser tidak terlalu fungsi dari ukuran
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
K
K
riteria Kuat Geser Batuan
riteria Kuat Geser Batuan
Kriteria Mohr-Coulomb Linear
τ = C + μσ
Keterangan:
τ = tegangan geser
C = kohesi
σ = tegangan normal
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
K
K
riteria Kuat Geser Batuan
riteria Kuat Geser Batuan
Kriteria Dilatansi
Pada pengujian kuat geser langsung, selain perpindahan lateral, terjadi juga perilaku dilatansi.
Dilatansi merupakan perpindahan vertikal (searah tegangan normal) selama uji kuat geser. Model gigi gergaji merupakan ilustrasi yang baik untuk menjelaskan perilaku ini.
Pada kondisi ini tidak akan ada perpindahan selama resultan gaya berada pada batas sudut geser gerigi.
Akan tetapi jika resultan gaya di luar batas tersebut, akan terjadi pergerakan pada arah i. Rekahan akan terbuka dan dilatansi terjadi pada bidang geser tersebut.
Tegangan normal σn akan bereaksi melawan dilatansi ini. Apabila penggeseran dilanjutkan, gerigi akan kelebihan beban dan akan tergeserkan secara langsung. Pergeseran akan terus berlanjut sejajar terhadap bidang geser umum tanpa ada dilatansi
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
τ = C + σ tan (Φ + i)
Keterangan:
τ = tegangan geser
C = kohesi
σ = tegangan normal
μ = koefisien geser dalam dari batuan = tan Φ
i = sudut dilatasi
i i σH σH σN σNTA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kecepatan
Kecepatan
U
U
ltrasonik
ltrasonik
Uji (ISRM 1981) untuk mengukur cepat rambat gelombang ultrasonik pada contoh batu sebelum uji UCS.
9 cepat rambat gelombang primer (VLp) 9 cepat rambat gelombang sekunder (VLs).
Modulus Elastik dinamik dapat dihitung.
Kemampugalian batuan ditentukan juga oleh karakteristik dinamiknya, karena perjalanan gelombang akibat benturan mata bor dan gigi-gigi alat gali terhadap batuan merupakan gerakan dinamik.
Setiap batuan selalu memiliki rekahan awal (pre-existing cracks). Tergantung dari proses pematangannya didalam, rekahan awal ini dapat saja bertambah.
Menaiknya rekahan awal akan menurunkan kecepatan ultrasonik.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kecepatan Rambat Gelombang
Kecepatan Rambat Gelombang
Ultrasonik
Ultrasonik
Kecepatan rambat gelombang tekan
Kecepatan rambat gelombang geser
Modulus Young dinamik
Modulus geser dinamik
Nisbah Poisson dinamik
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Gelombang suara
Gelombang suara
Gelombang infrasonik, frekuensi < 20 Hz Gelombang sonik, frekuensi 20 Hz – 20 kHz Gelombang ultrasonik, frekuensi > 20 kHz
Tipe Batuan Lokasi Jumlah
Contoh vp(m/s) SD CoV (%)
Gamping Cibinong 5 3870,57 190,56 4,92
Breksi Tufa Pongkor 5 3691,21 224,60 6,08
Granit Karimun 5 5402,34 178,24 3,30
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Gelombang Ultrasonik
Gelombang Ultrasonik
Gelombang merupakan suatu getaran mekanik, hal ini dapat dijelaskan dengan
karakteristik gelombang sinusoida seperti dijelaskan dengan sebuah getaran pada seutas tali yang getaran pada seutas tali yang bergerak ke arah sumbu x dengan waktu t dan kecepatan v yang berbentuk kurva sinus.
Gelombang ultrasonik termasuk dalam kelompok getaran mekanik yang melibatkan gaya-gaya mekanik selama melakukan penjalaran dalam suatu medium. Akibatnya gelombang ini tergantung pada elastisitas medium penjalarnya. Fenomena ini terlihat pada perubahan panjang gelombang (l), jika gelombang ultrasonik tersebut dijalarkan pada medium yang berbeda elastisitasnya.
Gelombang Longitudinal
Apabila arah pergerakan partikel-partikel medium sama arahnya dengan arah penjalaran gelombang, maka gelombang tersebut dinamakan gelombang longitudinal atau
gelombang tekan. Gelombang longitudinal dapat dijalarkan dalam medium padatan maupun medium fluida cair dan gas.
Gelombang Transversal
Arah pergerakan partikel-partikel medium dapat menyudut terhadap arah penjalaran gelombang. Gelombang seperti ini disebut gelombang transversal atau gelombang geser. Umumnya kecepatan penjalaran gelombang transversal setengah kali kecepatan
penjalaran gelombang longitudinal pada medium yang sama. Gelombang permukaan
Penjalaran gelombang ultrasonik dapat juga terjadi di permukaan medium padatan. Kedalaman medium padatan yang dipengaruhi oleh gerak gelombang adalah kira-kira satu panjang gelombang.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Cepat Rambat Gelombang Tekan & Geser
Cepat Rambat Gelombang Tekan & Geser
L = panjang contoh (m)
tp = waktu yang dibutuhkan gelombang tekan merambat sepanjang contoh (detik) ts = waktu yang dibutuhkan gelombang geser merambat sepanjang contoh (detik)
p
p
t
L
V
=
s
p
t
L
V
=
TA 3111 Mekanika Batuan – Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Parameter Dinamik
Parameter Dinamik
Modulus Geser: G = ρ.v
s2ρ = massa per satuan volume
⎪⎭
⎪
⎬
⎫
⎪⎩
⎪
⎨
⎧
⎜
⎜
⎝
⎛
⎟
⎟
⎠
⎞
−
⎪⎭
⎪
⎬
⎫
⎪⎩
⎪
⎨
⎧
⎜
⎜
⎝
⎛
⎟
⎟
⎠
⎞
−
=
2 p s 2 p sV
V
1
2
V
V
2
1
v
Nisbah Possion:
Modulus Young Dinamik: E = 2 (1+ν)
G
Konstanta Lame: λ = ρ (v
p2– 2 v
s2)
Modulus Ruah: K = (ρ/3)
(3v
p2– 4 v
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Hubungan UCS &
Hubungan UCS &
Kecepatan Ultrasonik Vp
Kecepatan Ultrasonik Vp
Vp untuk pemilihan alat gali dan penentuan keberadaan kekar
Hubungan UCS & Vp sulit ditentukan tanpa memperhitungkan faktor-faktor di dalam batuan.
Faktor-faktor: beban pada contoh saat pengujian, porositas, pre-existing
crack, bobot isi, kandungan air, ukuran butir & komposisi mineral.
Kahraman (2001) hubungan non-linear antara σc dan Vp dengan
menggunakan variasi contoh batuan dari penelitiannya Goktan & Wade et al. sehingga lebih andal utk prediksi UCS daripada Vp.
Referensi Persamaan Tipe Batuan Goktan (1988) Wade et al. (1993) Kahraman (2001) σc= 0,036vp*- 31,18 σc = 0,055vp* - 91,44 σc= 9,95vp1,21 batuan sedimen
-batuan beku, -batuan sedimen, -batuan metamorf
vp*= Kecepatan gelombang tekan (m/det) vp = Kecepatan gelombang tekan (km/det)
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kriteria Runtuh Hoek
Kriteria Runtuh Hoek
-
-
Brown
Brown
Hoek & Brown (1980) usul metoda untuk menduga
kekuatan massa batuan terkekarkan.
Metodanya dimodifikasi sejak diusulkan (Hoek, 1983;
Hoek & Brown, 1988).
Aplikasinya berlaku untuk kualitas massa batuan sangat
buruk yang perlu perubahan (Hoek, Wood & Shah,
1992)
Pengembangan Klasifikasi Baru disebut Geological
Strength Index – GSI (Hoek, Kaiser & Bawden, 1995;
Hoek, 1995; Hoek & Brown, 1997).
Sejarah pengembangannya dapt ditemukan di Hoek
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kriteria Hoek
Kriteria Hoek
-
-
Brown
Brown
σ’1& σ’3adalah tegangan efektif maksimum & minimum saat batuan runtuh, mb adalah nilai konstanta Hoek & Brown m untuk massa batuan
s & a adalah konstanta yg bergantung pada karakteristik massa batuan σciadalah UCS batuan utuh
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Sifat Batuan Utuh
Sifat Batuan Utuh
Hubungan antara tegangan prinsipal saat suatu batuan runtuh
diberikan oleh σ
ci& m
i.
Selang nilai σ
3’ sangat kritikal.
Hoek & Brown (1980) gunakan 0 < σ
3’ < 0.5 σ
ciTA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Penentuan
Penentuan
σ
σ
ci
ci
and m
and m
i
i
y = mσcix + sσci x = σ3’ y = (σ1’ –σ3’)2 TA 3111 Mekanika Batuan – S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Penentuan
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Pendugaan Lapangan UCS
Pendugaan Lapangan UCS
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Pendugaan Lapangan UCS
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Nilai m
Nilai m
i
i
Untuk Batuan Utuh
Untuk Batuan Utuh
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Nilai m
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Catatan
Catatan
Uji laboratorium pada batuan sangat britel kuat cenderung
memberikan nilai tinggi pada kuat tekan batuan insitu.
Uji laboratorium & lapangan pada Lac du Bonnet granite dgn
kualitas baik (Martin & Chandler, 1994) menunjukkan bhw
kuat tekan insitu hanya sekitar 70% dari UCS laboratorium
Penentuan UCS pada batuan anisotropic & foliated sangat
sulit.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Peak Strength of Moura DU Coal
Peak Strength of Moura DU Coal
(Medhurst & Brown, 1996)
(Medhurst & Brown, 1996)
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Kekuatan Puncak
Kekuatan Puncak
Moura DU Coal
Moura DU Coal
(Medhurst & Brown, 1996)
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Geological
Geological
Strength
Strength
Index
Index
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Pendugaan m & s Dengan GSI
Pendugaan m & s Dengan GSI
(Hoek, 1994; Hoek et al., 1995)
m
b= m
iexp [(GSI – 100)/28]
For GSI > 25
9s = exp [(GSI-100)/9]
9a = 0.5
For GSI < 25
9s = 0
9a = 0.65 – (GSI/200)
TA 3111 Mekanika Batuan – Sifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Pendugaan m & s Dengan GSI
Pendugaan m & s Dengan GSI
(Hoek, 1994; Hoek et al., 1995)
Massa batuan kualitas baik (GSI>25), nilai GSI dapat diduga secara langsung dari RMR Bieniawski Ver. 1976 dgn groundwater rating 10 (dry) & adjustment utk joint orientation 0 (very favourable).
Bieniawski’s RMR tidak digunakan untuk menduga nilai GSI pada massa batuan buruk.
Bila RMR Bieniawski Ver. 1989 digunakan maka:
GSI = RMR89’ – 5
RMR89’ punya groundwater rating 15 & adjustment utk joint
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Apakah GSI ?
Apakah GSI ?
Controlled blasting Bulk blasting
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Pendugaan m & s Dengan GSI
Pendugaan m & s Dengan GSI
(Hoek, 2002)
m
b= m
iexp [(GSI – 100)/(28-14D)]
s = exp [(GSI-100)/(9-3D)]
D = Disturbance Factor
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Disturbance Factor, D
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass Description of rock mass
Suggested value of D Excellent quality controlled
blasting or excavation by Tunnel Boring Machine results in minimal disturbance to the confined rock mass
surrounding a tunnel.
D = 0
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Disturbance Factor, D
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass Description of rock mass
Suggested value of D Mechanical or hand
excavation in poor quality rock masses (no blasting) results in minimal disturbance to he surrounding rock mass. Where squeezing problems result in significant floor heave, disturbance can be severe unless a temporary invert, as shown in the photograph, is placed.
D = 0
D = 0.5 (no invert)
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Disturbance Factor, D
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass Description of rock mass
Suggested value of D
Very poor quality blasting in a hard rock tunnel results in severe local damage, extending 2 or 3 m, in the surrounding rock mass.
D = 0.8
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Disturbance Factor, D
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass Description of rock mass
Suggested value of D Small scale blasting in civil
engineering slopes results in modest rock mass damage, particularly if controlled blasting is used as shown on the left hand side of the photograph. However, stress relief results in some
disturbance. D = 0.7 Poor blasting D = 1.0 Good blasting
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Disturbance Factor, D
Disturbance Factor, D
Appearance or rock
mass Description of rock mass
Suggested value of D Very large open pit mine
slopes suffer significant disturbance due to heavy production blasting and also due to stress relief from overburden removal. In some softer rocks
excavation can be carried out by ripping and dozing and the degree of damage to the slopes is less. D = 1.0 Production blasting D = 0.7 Mechanical excavation TA 3111 Mekanika Batuan – S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Parameter Mohr
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Parameter Mohr
Parameter Mohr
-
-
Coulomb
Coulomb
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Kriteria Runtuh Hoek
Kriteria Runtuh Hoek
-
-
Brown
Brown
1980
Hoek E. and Brown E.T. 1980. Underground Excavations
in Rock . London: Institution of Mining and Metallurgy 527
pages.
Hoek, E. and Brown, E.T. 1980. Empirical strength
criterion for rock masses. J. Geotech. Engng Div., ASCE
106(GT9), 1013-1035.
1983
Hoek, E. 1983. Strength of jointed rock masses, 23rd.
Rankine Lecture. Géotechnique 33(3), 187-223.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Kriteria Runtuh Hoek
Kriteria Runtuh Hoek
-
-
Brown
Brown
1988
Hoek E and Brown E.T. 1988. The Hoek-Brown failure
criterion - a 1988 update. Proc. 15th Canadian Rock Mech.
Symp. (ed. J.H. Curran), pp. 31-38. Toronto: Civil
Engineering Dept., University of Toronto.
1990
Hoek, E. 1990. Estimating Mohr-Coulomb friction and
cohesion values from the Hoek-Brown failure criterion.
Intnl. J. Rock Mech. & Mining Sci. & Geomechanics
Abstracts. 12(3), 227-229.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Kriteria Runtuh Hoek
Kriteria Runtuh Hoek
-
-
Brown
Brown
1992
Hoek, E., Wood, D. and Shah, S. 1992. A modified
Hoek-Brown criterion for jointed rock masses. Proc. rock
characterization, symp. Int. Soc. Rock Mech.: Eurock ‘92,
(J.Hudson ed.). 209-213.
1994
Hoek, E. 1994. Strength of rock and rock masses, ISRM
News Journal, 2(2), 4-16.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Kriteria Runtuh Hoek
Kriteria Runtuh Hoek
-
-
Brown
Brown
1995
Hoek, E., Kaiser, P.K. and Bawden. W.F. 1995. Support of
underground excavations in hard rock. Rotterdam:
Balkema
1997
Hoek, E. and Brown, E.T. 1997. Practical estimates of rock
mass strength. Intnl. J. Rock Mech. & Mining Sci. &
Geomechanics Abstracts. 34(8), 1165-1186.
1998
Hoek, E., Marinos, P. and Benissi, M. (1998) Applicability
of the Geological Strength Index (GSI) classification for
very weak and sheared rock masses. The case of the Athens
Schist Formation. Bull. Engg. Geol. Env. 57(2), 151-160.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Kriteria Runtuh Hoek
Kriteria Runtuh Hoek
-
-
Brown
Brown
2000
Hoek, E. and Marinos, P. (2000) Predicting Tunnel
Squeezing. Tunnels and Tunnelling International. Part 1
-November Issue 2000,. 45-51, Part 2 - December, 2000,
34-36.
Marinos, P.G. and Hoek, E. (2000): "GSI: A geological
friendly tool for rock mass strength estimation",
Proceedings of the International Conference on
Geotechnical & Geological Engineering (GeoEng 2000),
Technomic Publishing Co. Inc., p.p. 1422-1440,
Melbourne, Australia.
2001
Marinos. P, and Hoek, E. (2001) - Estimating the
geotechnical properties of heterogeneous rock masses such
as flysch, Bull. Engg. Geol. Env. 60, 85-92.
TA 3111 Mekanika
Batuan –
S
ifat Fisik & Mekanik Batuan-1
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Ringkasan Sejarah Pengembangan
Kriteria Runtuh Hoek
Kriteria Runtuh Hoek
-
-
Brown
Brown
2002