• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU YANG DIOPERASIKAN BERSAMA RUMPON DAN TANPA RUMPON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5 PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU YANG DIOPERASIKAN BERSAMA RUMPON DAN TANPA RUMPON"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

5.1 Pendahuluan

Setiap alat tangkap digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan memiliki karakteristik tersendiri dan didisain sedemikian rupa, sehingga mudah dioperasikan terhadap ikan yang menjadi target penangkapan. Prinsip penangkapan dengan bubu adalah mempermudah ikan untuk masuk dan sulit untuk keluar.

Bubu termasuk dalam kelompok perangkap. Perangkap adalah salah satu alat tangkap yang bersifat statis, umumnya berbentuk kurungan, berupa jebakan, di mana ikan akan mudah masuk tanpa paksaan dan sulit untuk keluar atau lolos karena dihalangi dengan berbagai cara. Keefektifan dari perangkap tergantung dari pola migrasi ikan dan tingkah laku renang ikan. Salah satu alat tangkap yang tergolong ke dalam perangkap adalah bubu. Sistem penangkapan dengan alat tangkap bubu adalah mempermudah ikan masuk tetapi mempersulit untuk keluar atau lolos (Baskoro, 2006).

Supaya ikan mudah tertangkap pada alat tangkap bubu, maka perlu suatu pikatan. Selama ini pikatan yang biasanya digunakan adalah umpan. Namun dalam beberapa pengalaman penangkapan, bukan saja umpan yang dapat digunakan sebagai pikatan tetapi bisa juga dengan menggunakan taktik lain dengan cara menyediakan tempat untuk bersembunyi atau berkumpul. Tempat bernaung dapat berupa bentuk ikatan dahan-dahan, ranting-ranting atau daun-daunan. Alat bantu yang biasanya dipakai untuk mengumpulkan ikan pada suatu area tertentu, kemudian baru dilakukan penangkapan adalah rumpon.

Prinsip penangkapan ikan dengan alat bantu rumpon di samping berfungsi mengumpulkan ikan, tetapi mempermudah agar kawanan ikan tersebut mudah ditangkap dengan alat tangkap yang dikehendaki. Diduga ikan tertarik dan berkumpul di sekitar rumpon karena rumpon berfungsi sebagai tempat berlindung dan mencari makan. Momen ini dimanfaatkan agar ikan-ikan yang sudah berkumpul di rumpon akan berupaya mendekati bubu, masuk ke dalam bubu dan akhirnya terperangkap.

(2)

Target penangkapan dengan alat tangkap bubu ditujukan untuk menangkap ikan karang, udang, kepiting, dan sebagainya. Jenis-jenis ikan karang yang tertangkap dengan alat tangkap bubu beraneka ragam jenis berasal dari kelompok famili utama (mayor), ikan target dan ikan indikator. Menurut Subani dan Barus (1988), ikan-ikan yang tertangkap dengan alat tangkap bubu terdiri dari jenis-jenis ikan dan udang berkualitas baik seperti kwe (Caranx spp), bronang ( Siganus spp), kerapu (Epinephelus spp), kakap (Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), ekor kuning (Caesio spp), kaji (Diagramma spp), lencam (Lethrinus spp), udang penaeid, udang barong, dan lain-lain.

Sampai saat ini penangkapan ikan karang menggunakan bubu bersama rumpon belum banyak di praktekkan oleh para nelayan, khususnya nelayan di desa Hansisi, semau, Kupang. Untuk melihat efisiensi penggunaan bubu bersama rumpon dalam usaha penangkapan ikan karang, perlu dikaji melalui suatu penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh rumpon terhadap ikan hasil tangkapan bubu baik jenis, jumlah, maupun ukuran

5.2 Metodologi Penelitian 5.2.1 Prosedur penelitian

Dalam mencapai tujuan penelitian ini, maka untuk mendapatkan data dilakukan uji coba penangkapan ikan. Penangkapan dilakukan setelah rumpon berumur satu bulan di perairan. Bubu digunakan dalam penelitian berbentuk setengah lingkaran (semi circular). Jangkar bubu terbuat dari cor semen berbentuk empat persegi panjang dengan permukaan agak cembung diikat pada setiap sisi bubu. Konstruksi bubu dan jangkar dapat dilihat pada Gambar 32.

(3)

Kegiatan penangkapan ikan karang menggunakan bubu bersama rumpon maupun tanpa rumpon dilakukan dua kali pada jam yang berbeda. Penangkapan malam bubu di pasang (setting) jam 18.00 sore dan penarikan (hauling) jam 07.00 pagi hari berikutnya dengan lama perendaman (soaking time) antara jam 18.00 – 07.00 WITA, sedangkan penangkapan siang bubu dipasang (setting) pagi

Gambar 32 Tipe bubu yang digunakan dalam penelitian.

(a) Bubu tampak dari depan (b) Bubu tampak dari samping

(4)

hari jam 07.00 pagi dan penarikan (hauling) jam 17.00 sore dengan lama perendaman (soaking time) antara jam 07.00 – 17.00 WITA. Proses penangkapan menggunakan perahu bermotor milik nelayan menggunakan mesin merek Yamaha berkekuatan 40 pK (Gambar 33).

Pengangkatan bubu dilakukan oleh beberapa orang. Setelah bubu ditarik ke atas kapal, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan hasil tangkapan. Pengeluaran hasil tangkapan dari dalam bubu dilakukan melalui celah pelolosan. Proses penarikan dan pengeluaran hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 34.

(5)

Ikan hasil tangkap bubu bersama rumpon dan tanpa rumpon di pisahkan untuk melihat jenis ikan, jumlah masing-masing jenis (individu), dan ukuran panjang total (total length). Ikan hasil tangkapan yang sudah diamati, kemudian untuk keperluan identifikasi diambil setiap jenis satu individu. Identifikasi ikan

(a) Proses pengangkatan bubu

(b) Pengambilan hasil tangkapan melalui celah pelolosan.

Gambar 34 Proses pengangkatan (hauling) dan pengambilan hasil tangkapan bubu.

(6)

mengikuti petunjuk Gloerfelt dan Kailola (1984); Kuiter (1992); Isa et al.(1998) dan Allen dan Steene (2002). Dokumentasi gambar ikan karang dari hasil tangkapan bubu menggunakan kamera.

Pada saat penangkapan dilakukan juga pengukuran parameter lingkungan lokasi penelitian menggunakan alat ukur Water Checker merk HORIBA. Alat ini dipakai untuk mengukur DO, pH, suhu, salinitas dan kecerahan, sedangkan untuk mengukur arah dan kecepatan arus menggunakan gabus yang diikat dengan tali nylon dan stopwatch. Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan pada lokasi penelitian disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28 Parameter lingkungan perairan lokasi penelitian

Parameter Lingkungan Perairan Lokasi Waktu Pengamatan DO (ml/l) pH Suhu (°t ) Salinitas (ppm) Kecerahan (m) Kec. Arus (m/det) Arah Arus Pagi 0,1-0.2 8.1-8.2 27-28 33 10 04.89 Barat Siang 0.2 8.2 28-29 33 10 07.55 T – B L1 Sore 0.2 8.1 28-29 33 10 05.75 T – B Pagi 0.2 8.1-8.2 27-28 33 10 03.67 Barat Siang 0.2 8.2 29 33 10 06.76 T – B L2 Sore 0.2 8.1 27-29 33 10 04.28 T - B 5.2.2 Analisis data

(1) Analisis kelimpahan ikan karang

Analisis kelimpahan ikan karang dimaksud untuk melihat jumlah ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu baik dioperasikan bersama rumpon maupun tanpa rumpon. Analisis kelimpahan ikan karang mengikuti petunjuk Odum (1971) (Rumus tertera pada Bab 3)

(2) Analisis statistik

Untuk melihat apakah ada perbedaan hasil tangkapan ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon pada malam dan siang hari menggunakan uji t yang terdapat pada perangkat lunak MINITAB versi 13.20.

(7)

5.3 Hasil

5.3.1 Jenis dan jumlah hasil tangkapan

Jenis dan sebaran hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon pada waktu penangkapan malam (jam 18.00-07.00) dan siang (jam 07.00-17.00) secara keseluruhan berjumlah 107 spesies, 54 genus dan 22 famili (Tabel 29). Kelompok famili utama (mayor) terdiri dari 54 spesies, 32 genus dan 15 famili, kelompok target terdiri dari 49 spesies, 20 genus 6 famili dan kelompok indikator terdiri dari 4 spesies, 2 genus dan 1 famili. Jenis-jenis ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dapat dilihat pada Gambar 35 dan Lampiran 16.

Sumber : Kuiter 1992

Jenis ikan karang yang tertangkap pada bubu rumpon kecil lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 32 spesies, 23 genus dan 14 famili, sedangkan pada waktu penangkapan siang hari berjumlah 23 spesies, 20 genus dan 13 famili. Bubu rumpon besar lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 21 spesies, 16 genus dan 14 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 33 spesies, 22 genus dan 12 famili. Bubu tanpa rumpon lokasi L1 pada

Gambar 35 Beberapa jenis ikan karang hasil tangkapan bubu.

Apogon kallopterus Acanthurus nigricans

Sufflamen chrysopterus Balistapus undulatus Ctenochaetus striatus Chaetodon kleinii Apogon kallopterus Acanthurus nigricans

(8)

waktu penangkapan malam hari berjumlah 31 spesies, 19 genus dan 12 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 23 spesies, 15 genus dan 11 famili.

Tabel 29 Jenis dan sebaran hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 dan L2

Lokasi L1 Lokasi L2 No Kelompok Ikan/Famili/Jenis

Ikan BRK BRB BTR BRK BRB BTR I. Kelompok Famili Utama/Mayor

POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis + - - - + -2 C. ovalis + + - + + -3 C. lepidolepis + + + - - -4 Chrysiptera talboti + + + + + + 5 Amblyglyphidodon curacao + + - + - + 6 Dascyllus aruanus - - - + 7 D. albisella + - - - - -8 Abudefduf sordidus + - - - - -9 A. bengalensis - + - - - -10 Pomacentrus moluccensis - + - + - + 11 Stegastes fasciolatus - - - + 12 Plectroglyphidodon lacrymatus - - + - - -POMACANTHIDAE 1 Centropyge heraldi + - - - - -2 C. bicolor + + + - + + 3 C. vroliki - + - - - -4 C. tibicens - - + + + + 5 Chaetodontoplus mesoleucus - + - - - -APOGONIDAE 1 Cheilodipterus macrodon + - - - - -2 C. quinquelineatus - - + - + + 3 Apogon kallopterus + - - + + + 4 A. bandanensis + - - + - -5 A. aureus + + + + + -6 A. hartzfeldi + - - - - -7 A. compressus - - - + + -8 A. fraenatus - - - + TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini + + + + + -2 C. solandri + + + + - -3 C. bennetti - - + - - -4 Arothron stellatus + - - - + + MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis + + + + + + 2 C. fronticinthus - - - + 3 Paraluterus prionurus - + - - - -4 Pervagor aspricaudus - - + - -

(9)

-Tabel 29 (Lanjutan) Lokasi L1 Lokasi L2 No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan BRK BRB BTR BRK BRB BTR SCARIDAE 1 Calatomus spinidens + - + - - -2 Scarus ghobban + + + + + + 3 S. schlegeli + + + + + -4 S. pyrrhurus - - - + + + 5 S. flavipectoralis - - - - + -6 S. sordidus - - - - + -BLENIIDAE 1 Meiacanthus grammistes + - - - + -OSTRACIIDAE 1 Ostracion sp + - - - - -CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp + - - - + + BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus - + + - + + 2 Sufflamen chrysopterus - - - - + -CAESIONIDAE 1 Pterocaesio tile - - - + 2 P. diagramma + - - - - -EPHIPPIDIDAE 1 Platax sp - + - - - -HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum - + + - + -2 Myripristis kuntee - - - + 3 M. melanostictus - - - + 4 Myripristis sp - - + + + + 5 Ostichthys kaianus - - - + - -PSEUDOCHROMIDAE 1 Pseudochromis macrurus - - + - - -AULOSTOMIDAE 1 Aulostomus sinensis - - - - + -II Kelompok Target ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus + + + + + + 2 Acanthurus bariena + + + + + -3 A. mata - + + - - -4 A. xanthopterus - - + - - -5 A. nigricans - - + - - -6 Zebrasoma scopas - + - - - -7 Naso tuberosus - - - - +

(10)

-Tabel 29 (Lanjutan) Lokasi L1 Lokasi L2 No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan BRK BRB BTR BRK BRB BTR SERRANIDAE 1 Epinephelus polyphekadion + - - - - -2 E. microdon + - - - - -3 E. fasciatus + - + - + -4 E. merra - + + + + + 5 E. caeroleopunctatus - + - - + -6 E. hexagonatus - + - - - -7 E. tauvina - - + - - -8 Cephalopolis miniata - + - - + -9 C. orgus - - - + - + 10 C. boenak - - - + - -LABRIDAE 1 Thalassoma lunare + - + - - + 2 Hologymnosus doliatus - - + + - -3 Hologymnosus sp + - + - - -4 Cheilinus diagrammus + + + + + + 5 C. chlorurus + - + + + -6 C. trilobatus + + + - + + 7 C. bimaculatus - + + + + -8 C. lunulatus - + - - - -9 C. orientalis - - + - -10 Halichoeres melanurus - + - - - -11 H. nebulosus - - + - - -12 H. ornatissimus - - + - - -13 Halichoeres sp - + + - - + 14 Xiphocheilus typus - + - - - -15 Bodianus diana + - - - -16 Chaerodon sp - - + - - -17 Cheilo inermis - - - + SIGANIDAE 1 Siganus punctatus + + + + + + 2 S. stellatus - + + + - + 3 S. doliatus - + - + + + 4 S. argenteus - + + - + + 5 S. rivulatus - + - - - -6 S. canaliculatus - - + - - -7 S. corallinus - - + + - -8 S. guttatus - - - - + -9 S. vulpinus - - - + 10 S. luridus - + - - + +

(11)

Tabel 29 (Lanjutan) Lokasi L1 Lokasi L2 No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan BRK BRB BTR BRK BRB BTR LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus - - + - + + 2 Lethrinus variegatus - - - + 3 L. ornatus - + - - - -MULLIDAE 1 Parupeneus barberinoides + - - - - -2 Upeneus multifasciatus - - - + -

-III Kelompok Indikator CHAETODONTIDAE

1 Chaetodon kleinii + + + + + +

2 C. mertensii + - - - -

-3 C. melanotus - + - - -

-4 Coradion chrysozonus + - - - -

-Keterangan : + : ada ; - : tidak ada.

Selanjutnya jenis ikan karang yang tertangkap pada bubu rumpon kecil lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 18 spesies, 13 genus dan 10 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 20 spesies, 16 genus dan 11 famili. Bubu rumpon besar lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 32 spesies, 22 genus dan 13 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 24 spesies, 15 genus dan 13 famili. Bubu tanpa rumpon lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari berjumlah 29 spesies, 14 genus dan 14 famili, sedangkan pada siang hari berjumlah 26 spesies, 16 genus dan 13 famili.

Jumlah individu ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu secara keseluruhan berjumlah 794 individu. Jumlah individu ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 dan L2 disajikan pada Tabel 30 dan 31.

(12)

Tabel 30 Jenis dan jumlah hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1

BRK 1 BRB 1 BTR 1

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

I. Famili utama (mayor)

POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis 1 1,0 1 1,0 - - - 2 C. ovalis 3 4,0 - - 1 2,0 2 3,0 - - - - 3 C. lepidolepis 2 3,0 - - 1 2,0 2 3,0 1 2,0 1 2,0 4 Chrysiptera talboti 1 1,0 2 3,0 - - 2 3,0 - - - - 5 Amblyglyphidodon curacao 1 1,0 - - 5 8,0 1 1,0 - - - - 6 Dascyllus albisella - - 1 1,0 - - - 7 Abudefduf sordidus - - 1 1,0 - - - 8 A. bengalensis - - - 1 1,0 - - - - 9 Pomacentrus moluccensis - - - 1 1,0 - - - - 10 Plectroglyphidodon lacrymatus - - - 1 2,0 - - POMACANTHIDAE 1 Centropyge bicolor 1 1,0 1 1,0 - - 1 1,0 - - 1 2,0 2 C. vroliki - - - 1 1,0 - - - - 3 C. tibicens 1 1,0 - - - 1 2,0 4 Chaetodontoplus mesoleucus - - - 1 1,0 - - - - APOGONIDAE 1 Cheilodipterus macrodon 2 3,0 - - - 2 C. quinquelineatus - - - 1 2,0 3 Apogon kallopterus 1 1,0 - - - 4 A. bandanensis 1 1,0 - - - 5 A. aureus 4 5,0 - - 1 2,0 1 1,0 1 2,0 - - 6 A. hartzfeldi 2 3,0 - - - TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini 1 1,0 2 3,0 - - 2 3,0 1 2,0 - - 2 C. solandri - - 3 4,0 1 2,0 4 5,0 3 5,0 - - 3 C. bennetti - - - 1 2,0 - - 4 Arothron stellatus 1 1,0 - - - MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis 2 3,0 2 3,0 3 5,0 1 1,0 - - 2 4,0 2 C. fronticinthus - - - -3 Paraluterus prionurus - - - 2 3,0 - - - - 4 Pervagor aspricaudus - - - 1 2,0 SCARIDAE 1 Calatomus spinidens 1 1,0 - - - 2 3,17 - - 2 Scarus ghobban 5 7,0 6 8,0 11 17,0 12 15,0 - - 6 11,0 3 S. schlegeli - - 1 1,0 - - 1 1,0 - - 2 4,0 BLENIIDAE 1 Meiacanthus grammistes 1 1,0 1 1,0 - - - OSTRACIIDAE 1 Ostracion sp - - 1 1,0 - - -

(13)

Tabel 30 (Lanjutan)

BRK 1 BRB 1 BTR 1

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp 1 1,0 - - - - - - - BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus - - - - 1 1,0 - - - - 1 2,0 CAESIONIDAE 1 P. diagramma 1 1,0 - - - - - - - EPHIPPIDIDAE 1 Platax sp - - - 1 1,0 - - - - HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum - - - - 1 2,0 - - 1 2,0 - - 2 Myripristis sp - - - 1 2,0 - - 3 Ostichthys kaianus - - - -PSEUDOCHROMIDAE 1 Pseudochromis macrurus - - - 2 3,0 1 2,0 ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus 11 15,0 18 26,0 20 30,0 6 8,0 5 8,0 7 13,0 2 Acanthurus bariena 3 4,0 1 1,0 1 2,0 2 3,0 2 3,0 - - 3 A. mata - - - - 1 2,0 - - 1 2,0 - - 4 A. xanthopterus - - - 1 2,0 - - 5 A. nigricans - - - 1 2,0 6 Zebrasoma scopas - - - - 3 5,0 - - - SERRANIDAE 1 Epinephelus polyphekadion 1 1,0 - - - - - - - 2 E. microdon 1 1,0 - - - - - - - 3 E. fasciatus - - - 3 5,0 - - 4 E. merra - - - 2 5,0 1 2,0 - - 5 E. caeroleopunctatus - - - - 1 2,0 - - - 6 E. tauvina - - - 1 2,0 - - 7 Cephalopolis miniata - - - - 1 2,0 1 1,0 - - - - LABRIDAE 1 Thalassoma lunare 1 1,0 1 1,0 - - - - 1 2,0 - - 2 Hologymnosus doliatus - - - 1 2,0 - - 3 Hologymnosus sp 1 1,0 - - - 6 10,0 - - 4 Cheilinus diagrammus 3 4,0 - - - - 3 4,0 1 2,0 5 9,0 5 C. chlorurus 2 3,0 1 1,0 - - - - 1 2,0 3 6,0 6 C. trilobatus 1 1,0 2 3,0 - - 6 8,0 4 6,0 4 7,0 7 C. bimaculatus - - - - 2 3,0 - - - - 2 4,0 8 C. lunulatus - - - 1 1,0 - - - - 9 C. orientalis - - - 4 6,0 - - 10 Halichoeres melanurus - - - 2 3,0 - - - - 11 H. nebulosus - - - 1 2,0 - - 12 H. ornatissimus - - - 1 2,0 - - 13 Halichoeres sp - - - - 1 2,0 - - - - 1 2,0 14 Xiphocheilus typus - - - 1 1,0 - - - - 15 Bodianus diana 1 1,0 1 1,0 - - - - - 16 Chaerodon sp - - - 1 2,0 - - SIGANIDAE 1 Siganus punctatus 2 3,0 1 1,0 - - 1 1,0 - - 1 2,0 2 S. stellatus - - - 1 1,0 - - 1 2,0

(14)

Tabel 30 (Lanjutan)

BRK 1 BRB 1 BTR 1

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % 3 S. doliatus - - - 2 3,0 - - - - 4 S. argenteus - - - 1 1,0 - - 1 2,0 5 S. rivulatus - - - 2 3,0 - - - - 6 S. canaliculatus - - - 1 2,0 7 S. corallinus - - - 1 2,0 - - 8 S. luridus - - - - 2 3,0 - - - LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus - - - 1 2,0 - - MULLIDAE 1 Parupeneus barberinoides - - 1 1,0 - - - - - CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii 13 18,0 20 29,0 5 8,0 7 9,0 11 17,0 9 17,0 2 C. mertensii - - - 4 5,0 - - - - 3 C. melanotus - - - - 3 5,0 - - - 4 Coradion chrysozonus - - 1 1,0 - - - - - Total 73 70 66 79 63 54

Keterangan : BRK : Bubu rumpon kecil; BRB : Bubu rumpon besar, BTR: Bubu tanpa rumpon. Jenis ikan karang yang tertangkap dalam jumlah terbanyak di bubu rumpon kecil lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 13 individu (18 %), sedangkan siang hari sebanyak 20 individu (29 %), kemudian Ctenochaetus striatus pada malam hari sebanyak 11 individu (15%) dan siang hari sebanyak 18 individu (26%), dan diikuti jenis lain. Bubu rumpon besar lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Ctenochaetus striatus sebanyak 20 individu (30%), sedangkan siang hari sebanyak 6 individu (8%), kemudian Scarus ghobban pada malam hari sebanyak 11 individu (17%) dan siang hari sebanyak 12 individu (15%), dan diikuti jenis lain. Bubu tanpa rumpon lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 11 individu (17%), sedangkan siang hari sebanyak 9 individu (17%), kemudian Ctenochaetus striatus pada malam hari sebanyak 5 individu (14%) dan siang hari sebanyak 7 individu (13%), dan diikuti jenis lain.

Selanjutnya jenis ikan yang tertangkap dalam jumlah terbanyak di bubu rumpon kecil lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 8 individu (21%), sedangkan siang hari sebanyak 13 individu (19%), kemudian Cheilinus bimaculatus pada malam hari sebanyak 4 individu (10%), Scarus ghobban pada siang hari sebanyak 6 individu (9%) dan diikuti

(15)

jenis lain. Bubu rumpon besar lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 5 individu (8%), sedangkan siang hari sebanyak 9 individu (14%), kemudian Cheilinus diagrammus pada malam hari sebanyak 5 individu (8%) dan siang hari sebanyak 6 individu (9%), dan diikuti jenis lain. Bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 8 individu (14%), sedangkan siang hari sebanyak 21 individu (21%), kemudian Siganus punctatus pada malam hari sebanyak 6 individu (11%) dan siang hari sebanyak 6 individu (6%), dan diikuti jenis lain.

Dari data ini terlihat bahwa ikan karang yang mendominasi hasil tangkapan bubu rumpon kecil dan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 adalah Chaetodon kleinii, sedangkan pada bubu rumpon besar di lokasi L1 di dominasi oleh Ctenochaetus striatus. Selanjutnya ikan karang yang mendominasi hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 adalah Chaetodon kleinii. Dari keseluruhan jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap bubu terlihat bahwa ikan yang dominan tertangkap adalah Chaetodon kleinii, kemudian Ctenochaetus striatus, dan diikuti oleh jenis lainn.

Total jumlah ikan karang yang tertangkap selama 24 kali trip penangkapan terbanyak pada lokasi L1 yakni pada bubu rumpon besar, kemudian bubu rumpon kecil dan terendah pada bubu tanpa rumpon. Selanjutnya total ikan karang yang tertangkap dalam jumlah terbanyak pada lokasi L2 yakni bubu tanpa rumpon, kemudian bubu rumpon besar dan terendah pada bubu rumpon kecil. Perbedaan ini karena ada beberapa jenis ikan karang yang biasanya tertangkap dalam jumlah banyak seperti Chaetodon kleinii, Ctenohaetus striatus, Scarus ghobban, dan Cheilinus diagrammus.

(16)

Tabel 31 Jenis dan jumlah hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2

BRK 2 BRB 2 BTR 2

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis

Ikan Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

I. Famili utama (mayor)

POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis - - - - 1 2,0 - - - 2 C. ovalis - - 4 6,0 2 3,0 - - - - 3 Chrysiptera talboti 1 3,0 9 13,0 3 5,0 3 5,0 3 5,0 2 2,0 4 Amblyglyphidodon curacao - - 4 6,0 - - - 2 4,0 3 3,0 5 Dascyllus aruanus - - - 1 1,0 Abudefduf sordidus - - - 1 2,0 - - - - 7 A. bengalensis - - - -8 Pomacentrus moluccensis - - 3 4,0 - - - - 1 2,0 - - 9 Stegastes fasciolatus - - - 5 5,0 POMACANTHIDAE 1 Centropyge bicolor - - - - 2 3,0 4 6,0 1 2,0 4 4,0 2 C. tibicens - - 2 3,0 1 2,0 - - 1 2,0 4 4,0 APOGONIDAE 1 Cheilodipterus quinquelineatus - - - - 3 5,0 1 2,0 2 4,0 4 4,0 2 Apogon kallopterus 3 8,0 - - 2 3,0 1 2,0 1 2,0 - - 3 A. bandanensis 1 3,0 - - - - - 4 A. aureus - - 1 1,43 5 8,0 3 5,0 - - - - 5 A. hartzfeldi - - - 2 4,0 - - 6 A. compressus 1 3,0 - - 2 3,0 - - - 7 A. fraenatus - - - 1 2,0 - - TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini - - 1 1,0 1 2,0 - - - 2 C. solandri 1 3,0 - - - - - 3 Arothron stellatus - - - - 1 2,0 - - - - 1 1,0 MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis 2 5,0 4 6,0 2 3,0 - - 1 2,0 - - 2 C. fronticinthus - - - 3 5,0 1 1,0 SCARIDAE 1 Scarus ghobban 1 3,0 6 9,0 2 3,0 4 6,0 3 5,0 3 3,0 2 S. schlegeli - 1 1,0 - - 1 2,0 - - - - 3 S. pyrrhurus 2 5,0 - - - - 1 2,0 - - 3 3,0 4 S. flavipectoralis - - - 1 2,0 - - - - 5 S. sordidus - - - - 1 2,0 - - - CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp - - - - 1 2,0 2 3,0 1 2,0 - - BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus - - - - 3 5,0 - - 1 2,0 - - 2 Sufflamen chrysopterus - - - 1 2,0 - - - - CAESIONIDAE 1 Pterocaeiso tile - - - 4 4,0

(17)

Tabel 31 (Lanjutan)

BRK 2 BRB 2 BTR 2

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum - - - - 1 2,0 - - - 2 Myripristis kuntee - - - 1 2,0 - - 3 M. melanostictus - - - 1 2,0 - - 4 Myripristis sp 2 5,0 - - 2 3,0 - - 1 2,0 - - 5 Ostichthys kaianus 2 5,0 - - - - - - - - - - ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus 3 8,0 3 4,0 2 3,0 5 8,0 4 7,0 7 7,0 2 Acanthurus bariena - - 2 3,0 2 3,0 - - - 7 Naso tuberosus - - - - 1 2,0 - - - SERRANIDAE 3 Epinephelus fasciatus - - - 1 2,0 - - - 4 E. merra - - 1 1,0 2 3,0 7 11,0 2 4,0 4 4,0 5 E. caeroleopunctatus - - - - 1 2,0 - - - 8 Cephalopolis miniata - - - - 1 2,0 1 6,0 - - - - 9 C. orgus - - 1 1,0 - - - - - 2,0 - - 10 C. boenak - - 1 1,0 - - - - 1 - - LABRIDAE 1 Thalassoma lunare - - - 2 4,0 1 1,0 2 Hologymnosus doliatus 1 3,0 - - - - - - - - - - 3 Hologymnosus sp - - - -4 Cheilinus diagrammus 3 8,0 3 4,0 5 8,0 6 10,0 1 2,0 1 1,0 5 C. chlorurus - - 1 1,0 1 2,0 2 3,0 - - - - 6 C. trilobatus - - - - 4 6,0 - - - - 1 1,0 7 C. bimaculatus 4 10,0 - - 2 3,0 2 3,0 - - - - 8 Halichoeres sp - - - 1 2,0 - - 9 Cheilo inermis - - - 1 2,0 - - SIGANIDAE 1 Siganus punctatus 2 5,0 5 7,0 - - 2 3,0 6 11,0 6 6,0 2 S. stellatus - - 1 1,0 - - - - - - 1 1,0 3 S. doliatus - - 4 6,0 - - 2 3, - - - - 4 S. argenteus - - - 1 2,0 1 2,0 10 10,0 5 S. rivulatus - - - -6 S. corallinus 1 3,0 - - - - - - - - - - 7 S. vulpinus - - - 2 2,0 8 S. luridus - - - 1 2,0 - - - - 9 S. guttatus - - - 2 3,0 - - - LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus - - - 4 7,0 5 5,0 2 Lethrinus variegatus - - - 1 1,0 CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii 8 21,0 13 19,0 5 8,0 9 14,0 8 14,0 21 21,0 Total 39 70 62 63 57 98

(18)

Kelompok ikan karang yang dominan tertangkap pada alat tangkap bubu adalah kelompok target (43%), bila dibandingkan dengan kelompok utama (mayor) (40%) dan indikator (17%) (Tabel 32).

Tabel 32 Jumlah total kelompok ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 dan L2 Lokasi L1 L2 BRK BRB BTR BRK BRB BTR Kelompok ikan M S M S M S M S M S M S Total Proporsi (%) Famili utama (Mayor) 33 22 25 36 14 18 16 35 35 24 26 35 318 40 Target 27 27 33 32 38 27 15 22 22 30 23 42 338 43 Indikator 13 21 8 11 11 9 8 13 5 9 8 21 137 17 Total 73 70 66 79 63 54 39 70 62 63 57 98 794

Keterangan : M : Malam; S : Siang.

5.3.2 Kisaran panjang ikan karang

Jenis-jenis ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu sangat bervariasi tergantung jenis dan ukuran (Lampiran 17). Jenis-jenis ikan karang yang tertangkap dengan ukuran terpanjang adalah Cephalopolis miniata sebesar 75,0 cm, kemudian diikuti oleh Aulostomus sinensis, Epinephelus caeroleopunctatus, Acanthurus nigricans, Scarus ghobban, Ctenochaetus striatus, dan diikuti oleh jenis lainnya. Kisaran panjang ikan setiap famili ikan karang disajikan pada Tabel 33.

Tabel 33 Kisaran panjang famili ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu

Famili Kisaran panjang(cm) Keterangan Pomacentridae 3,5 – 20,0 Ikan muda dan dewasa

Pomacanthidae 5,7 – 14,0 Ikan muda dan dewasa Apogonidae 6,5 – 11,7 Ikan muda dan dewasa Tetraodontidae 6,5 – 26,5 Ikan muda dan dewasa Monacanthidae 5,2 – 22,1 Ikan muda dan dewasa Scaridae 4,0 – 27,5 Ikan muda dan dewasa Pseudochromidae 14,5 – 24,0 Ikan muda dan dewasa Bleniidae 6,0 – 8,0 Ikan muda Balistidae 9,8 – 21,0 Ikan muda dan dewasa

(19)

Tabel 33 (Lanjutan)

Famili Kisaran panjang(cm) Keterangan

Ostraciidae 10,0 Ikan muda

Cirrhitidae 6,3 -11,3 Ikan muda dan dewasa Caesionidae 13,5 – 16,4 Ikan muda Holocentridae 5,6 – 18,0 Ikan muda dan dewasa

Aulostomidae 39,0 Ikan dewasa

Acanthuridae 3,7 – 34,5 Ikan muda dan dewasa Serranidae 12,5 – 75,0 Ikan muda dan dewasa Labridae 3,5 – 29,9 Ikan muda dan dewasa Siganidae 6,6 – 25,2 Ikan muda dan dewasa Lethrinidae 9,5 – 27,0 Ikan muda dan dewasa Mullidae 13,1 – 19,6 Ikan muda dan dewasa Chaetodontidae 3,0 – 14,9 Ikan muda dan dewasa

Dari keseluruhan jenis ikan karang yang tertangkap terlihat bahwa ada beberapa jenis ikan tertangkap dengan ukuran bervariasi pada ukuran masih muda sampai dewasa. Dengan demikian ada terjadi akumulasi ikan-ikan di rumpon. Mengingat karena dalam penelitian ini uji coba penangkapan hanya dilakukan selama sebulan, maka variasi ukuran ikan yang tertangkap lebih banyak didominasi oleh ikan-ikan ukuran kecil atau masih muda bila dibandingkan dengan ikan ukuran dewasa. Seperti dikemukan dalam berbagai teori bahwa bila rumpon di pasang di perairan maka awalnya akan hadir ikan-ikan berukuran kecil atau masih mudah, dan setelah itu hadir ikan-ikan berukuran besar. Variasi ukuran ikan yang tertangkap pada alat tangkap bubu sangat ditentukan oleh proses kolonisasi dan suksesi terhadap ikan karang yang hadir di rumpon dan bubu.

Pada dasarnya ukuran panjang tubuh ikan karang tidak seragam seperti kelompok ikan lainnya. Ketiga kelompok ikan karang baik kelompok famili utama (mayor), kelompok target dan indikator ternyata memiliki ukuran tubuh bervariasi. Pada famili Pomacentridae (famili utama) umumnya ukuran ikannya relatif kecil, begitu juga pada famili Chaetodontidae (kelompok indikator). Namun beberapa famili ikan dari kelompok target mempunyai ukuran tubuh lebih panjang terutama dari famili Serranidae, Aulostomidae, Acanthuridae, Scaridae dan jenis famili lainnya. Dari ketiga kelompok ikan yang tertangkap ternyata ikan dari kelompok target mempunyai ukuran tubuh lebih panjang dibandingkan dengan kelompok famili utama(mayor) dan kelompok indikator.

(20)

5.3.3 Kelimpahan ikan karang

Kelimpahan ikan karang yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 dan L2 dapat dilihat pada Tabel 34 dan Tabel 35.

Tabel 34 Kelimpahan hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1

BRK 1 BRB 1 BTR 1

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan

Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N

I. Famili utama (mayor)

POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis 1 2,0 1 2,0 - - - 2 C. ovalis 3 6,0 - - 1 2,0 2 4,0 - - - - 3 C. lepidolepis 2 4,0 - - 1 2,0 2 4,0 1 2,0 1 2,0 4 Chrysiptera talboti 1 2,0 2 4,0 - - 2 4,0 - - - - 5 Amblyglyphidodon curacao 1 2,0 - - 5 10,0 1 2,0 - - - - 6 Dascyllus albisella - - 1 2,0 - - - 7 Abudefduf sordidus - - 1 2,0 - - - 8 A. bengalensis - - - 1 2,0 - - - - 9 Pomacentrus moluccensis - - - 1 2,0 - - - - 10 Plectroglyphidodon lacrymatus - - - 1 2,0 - - POMACANTHIDAE 1 Centropyge bicolor 1 2,0 1 2,0 - - 1 2,0 - - 1 2,0 2 C. vroliki - - - 1 2,0 - - - - 3 C. tibicens 1 2,0 - - - 1 2,0 4 Chaetodontoplus mesoleucus - - - 1 2,0 - - - - APOGONIDAE 1 Cheilodipterus macrodon 2 4,0 - - - 2 C. quinquelineatus - - - 1 2,0 3 Apogon kallopterus 1 2,0 - - - 4 A. bandanensis 1 2,0 - - - 5 A. aureus 4 8,0 - - 1 2,0 1 2,0 1 2,0 - - 6 A. hartzfeldi 2 4,0 - - - TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini 1 2,0 2 4,0 - - 2 4,0 1 2,0 - - 2 C. solandri - - 3 6,0 1 2,0 4 8,0 3 6,0 - - 3 C. bennetti - - - 1 2,0 - - 4 Arothron stellatus 1 2,0 - - - MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis 2 4,0 2 4,0 3 6,0 1 2,0 - - 2 4,0 2 C. fronticinthus - - - -3 Paraluterus prionurus - - - 2 4,0 - - - - 4 Pervagor aspricaudus - - - 1 2,0 SCARIDAE 1 Calatomus spinidens 1 2,0 - - - 2 4,0 - - 2 Scarus ghobban 5 10,0 6 12,0 11 22,0 12 24,0 - - 6 12,0 3 S. schlegeli - - 1 2,0 - - 1 2,0 - - 2 4,0

(21)

Tabel 34 (Lanjutan)

BRK 1 BRB 1 BTR 1

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N BLENIIDAE 1 Meiacanthus grammistes 1 2,0 1 2,0 - - - OSTRACIIDAE 1 Ostracion sp - - 1 2,0 - - - CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp 1 2,0 - - - BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus - - - - 1 2,0 - - - - 1 2,0 CAESIONIDAE 1 Pterocaesio diagramma 1 2,0 - - - EPHIPPIDIDAE 1 Platax sp - - - 1 2,0 - - - - HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum - - - - 1 2,0 - - 1 2,0 - - 2 Myripristis sp - - - 1 2,0 - - 3 Ostichthys kaianus - - - -PSEUDOCHROMIDAE 1 Pseudochromis macrurus - - - 2 4,0 1 2,0 ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus 11 22,0 18 36,0 20 40,0 6 12,0 5 10,0 7 14,0 2 Acanthurus bariena 3 6,0 1 2,0 1 2,0 2 4,0 2 4,0 - - 3 A. mata - - - - 1 2,0 - - 1 2,0 - - 4 A. xanthopterus - - - 1 2,0 - - 5 A. nigricans - - - 1 2,0 6 Zebrasoma scopas - - - - 3 6,0 - - - SERRANIDAE 1 Epinephelus polyphekadion 1 2,0 - - - 2 E. microdon 1 2,0 - - - 3 E. fasciatus - - - 3 6,0 - - 4 E. merra - - - 2 4,0 1 2,0 - - 5 E. caeroleopunctatus - - - - 1 2,0 - - - 6 E. tauvina - - - 1 2,0 - - 7 Cephalopolis miniata - - - - 1 2,0 1 2,0 - - - - LABRIDAE 1 Thalassoma lunare 1 2,0 1 2,0 - - - - 1 2,0 - - 2 Hologymnosus doliatus - - - 1 2,0 - - 3 Hologymnosus sp 1 2,0 - - - 6 12,0 - - 4 Cheilinus diagrammus 3 6,0 - - - - 3 6,0 1 2,0 5 10,0 5 C. chlorurus 2 4,0 1 2,0 - - - - 1 2,0 3 6,0 6 C. trilobatus 1 2,0 2 4,0 - - 6 12,0 4 8,0 4 8,0 7 C. bimaculatus - - - - 2 4,0 - - - - 2 4,0 8 C. lunulatus - - - 1 2,0 - - - - 9 C. orientalis - - - 4 8,0 - - 10 Halichoeres melanurus - - - 2 4,0 - - - - 11 H. nebulosus - - - 1 2,0 - - 12 H. ornatissimus - - - 1 2,0 - - 13 Halichoeres sp - - - - 1 2,0 - - - - 1 2,0

(22)

Tabel 34 (Lanjutan)

BRK 1 BRB 1 BTR 1

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N 14 Xiphocheilus typus - - - 1 2,0 - - - - 15 Bodianus diana 1 2,0 1 2,0 - - - 16 Chaerodon sp - - - 1 2,0 - - SIGANIDAE 1 Siganus punctatus 2 4,0 1 2,0 - - 1 2,0 - - 1 2,0 2 S. stellatus - - - 1 2,0 - - 1 2,0 3 S. doliatus - - - 2 4,0 - - - - 4 S. argenteus - - - 1 2,0 - - 1 2,0 5 S. rivulatus - - - 2 4,0 - - - - 6 S. canaliculatus - - - 1 2,0 7 S. corallinus - - - 1 2,0 - - 10 S. luridus - - - - 2 4,0 - - - LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus - - - 1 2,0 - - MULLIDAE 1 Parupeneus barberinoides - - 1 2,0 - - - CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii 13 26,0 20 40,0 5 10,0 7 14,0 11 22,0 9 18,0 2 C. mertensii - - - 4 8,0 - - - - 3 C. melanotus - - - - 3 6,0 - - - 4 Coradion chrysozonus - - 1 2,0 - - - Total 73 70 66 79 63 54

Keterangan : N = Kelimpahan; BRK : Bubu rumpon kecil; BRB : Bubu rumpon besar, BTR: Bubu tanpa rumpon.

(23)

Tebel 35 Kelimpahan hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2

BRK 2 BRB 2 BTR 2

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan

Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N

I. Famili utama (mayor)

POMACENTRIDAE 1 Chromis ternatensis - - - - 1 2,0 - - - 2 C.ovalis - - 4 8,0 2 4,0 - - - 3 C. lepidolepis - - - -4 Chrysiptera talboti 1 2,0 9 18,0 3 6,0 3 6,0 3 6,0 2 4,0 5 Amblyglyphidodon curacao - - 4 8,0 - - - - 2 4,0 3 6,0 6 Dascyllus aruanus - - - 1 2,0 7 Abudefduf sordidus - - - 1 2,0 - - - - 8 A. bengalensis - - - -9 Pomacentrus moluccensis - - 3 6,0 - - - - 1 2,0 - - 10 Stegastes fasciolatus - - - 5 10,0 POMACANTHIDAE 1 Centropyge bicolor - - - - 2 4,0 4 8,0 1 2,0 4 8,0 2 C. tibicens - - 2 4,0 1 2,0 - - 1 2,0 4 8,0 APOGONIDAE 1 Cheilodipterus quinquelineatus - - - - 3 6,0 1 2,0 2 4,0 4 8,0 2 Apogon kallopterus 3 6,0 - - 2 4,0 1 2,0 1 2,0 - - 3 A. bandanensis 1 2,0 - - - 4 A. aureus - - 1 2,0 5 10,0 3 6,0 - - - - 5 A. hartzfeldi - - - 2 4,0 - - 6 A. compressus 1 2,0 - - 2 4,0 - - - 7 A. fraenatus - - - 1 2,0 - - TETRAODONTIDAE 1 Canthigaster valentini - - 1 2,0 1 2,0 - - - 2 C. solandri 1 2,0 - - - 3 Arothron stellatus - - - - 1 2,0 - - - - 1 2,0 MONACANTHIDAE 1 Cantherhines pardalis 2 4,0 4 8,0 2 4,0 - - 1 2,0 - - 2 C. fronticinthus - - - 3 6,0 1 2,0 SCARIDAE 1 Scarus ghobban 1 2,0 6 12,0 2 4,0 4 8,0 3 6,0 3 6,0 2 S. schlegeli - - 1 2,0 - - 1 2,0 - - - - 3 S. pyrrhurus 2 4,0 - - - - 1 2,0 - - 3 6,0 4 S. flavipectoralis - - - 1 2,0 - - - - 5 S. sordidus - - - - 1 2,0 - - - CIRRITHIDAE 1 Cirrhitichtys sp - - - - 1 2,0 2 4,0 1 2,0 - - BALISTIDAE 1 Balistapus undulatus - - - - 3 6,0 - - 1 2,0 - - 2 Sufflamen chrysopterus - - - 1 2,0 - - - - CAESIONIDAE 1 Pterocaeiso tile - - - 4 8,0

(24)

Tabel 35 (Lanjutan)

BRK 2 BRB 2 BTR 2

Malam Siang Malam Siang Malam Siang

No Kelompok Ikan/Famili/Jenis Ikan Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N Jlh N HOLOCENTRIDAE 1 Sargocentron rubrum - - - - 1 2,0 - - - 2 Myripristis kuntee - - - 1 2,0 - - 3 M. melanostictus - - - 1 2,0 - - 4 Myripristis sp 2 4,0 - - 2 4,0 - - 1 2,0 - - 5 Ostichthys kaianus 2 4,0 - - - ACANTHURIDAE 1 Ctenochaetus striatus 3 6,0 3 6,0 2 4,0 5 10,0 4 8,0 7 14,0 2 Acanthurus bariena - - 2 4,0 2 4,0 - - - 7 Naso tuberosus - - - - 1 2,0 - - - SERRANIDAE 3 Epinephelus fasciatus - - - - 1 2,0 - - - 4 E. merra - - 1 2,0 2 4,0 7 14,0 2 4,0 4 8,0 5 E. caeroleopunctatus - - - - 1 2,0 - - - 8 Cephalopolis miniata - - - - 1 2,0 1 2,0 - - - - 9 C. orgus - - 1 2,0 - - - 10 C. boenak - - 1 2,0 - - - - 1 2,0 - - LABRIDAE 1 Thalassoma lunare - - - 2 4,0 1 2,0 2 Hologymnosus doliatus 1 2,0 - - - 3 Cheilinus diagrammus 3 6,0 3 6,0 5 10,0 6 12,0 1 2,0 1 2,0 4 C. chlorurus - - 1 2,0 1 2,0 2 4,0 - - - - 5 C. trilobatus - - - - 4 8,0 - - - - 1 2,0 6 C. bimaculatus 4 8,0 - - 2 4,0 2 4,0 - - - - 7 Halichoeres sp - - - 1 2,0 - - 8 Cheilo inermis - - - 1 2,0 - - SIGANIDAE 1 Siganus punctatus 2 4,0 5 10,0 - - 2 4,0 6 12,0 6 12,0 2 S. stellatus - - 1 2,0 - - - 1 2,0 3 S. doliatus - - 4 8,0 - - 2 4,0 - - - - 4 S. argenteus - - - 1 2,0 1 2,0 10 20,0 5 S. rivulatus - - - -6 S. corallinus 1 2,0 - - - - 7 S. vulpinus - - - 2 4,0 8 S. luridus - - - 1 2,0 - - - - LETHRINIDAE 1 Lethrinus semicinctus - - - 4 8,0 5 10,0 2 Lethrinus variegatus - - - 1 2,0 CHAETODONTIDAE 1 Chaetodon kleinii 8 16,0 13 26,0 5 10,0 9 18,0 8 16,0 21 42,0 Total 39 70 62 63 57 98

Keterangan : N = Kelimpahan; BRK : Bubu rumpon kecil; BRB : Bubu rumpon besar, BTR: Bubu tanpa rumpon.

Jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon kecil lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 26,0 ind/m2, sedangkan siang hari sebanyak 40,0 ind/m2, kemudian Ctenochaetus striatus pada malam hari sebanyak 22,0 ind/m2 dan siang hari sebanyak 36,0 ind/m2, dan diikuti jenis lain. Jenis ikan karang yang memiliki

(25)

kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Ctenochaetus striatus sebanyak 40,0 ind/m2, sedangkan siang hari sebanyak 12,0 ind/m2, kemudian Scarus ghobban pada malam hari sebanyak 22,0 ind/m2 dan siang hari sebanyak 24,0 ind/m2 , dan diikuti jenis lain. Jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 22,0 ind/m2, sedangkan siang hari sebanyak 18,0 ind/m2, kemudian Ctenochaetus striatus pada malam hari sebanyak 10,0 ind/m2 dan siang hari sebanyak 14,0 ind/m2, dan diikuti jenis lain. Berikut ini disajikan sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang pada alat tangkap bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 (Gambar 36, 37 dan 38).

Gambar 36 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon kecil lokasi L1 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Ctenochaetus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh genus Chaetodon, kemudian Ctenochaetus dan diikuti genus lain.

Gambar 37 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L1 pada penangkapan malam hari adalah Ctenochaetus, kemudian Scarus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh genus Scarus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain.

Gambar 38 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu tanpa rumpon lokasi L1 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Cheilinus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Cheilinus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain.

(26)

Gambar 36 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu rumpon kecil di lokasi L1.

Nilai Kelimpahan 0 10 20 30 40 10 20 40 30 50 50 Chrysiptera Amblyglyphidodon Dascyllus Cheilodipterus Abudefduf Canthigaster Arothron Cantherhines Calatomus Apogon Scarus Meiacanthus Ostracion Pterocaesio Ctenochaetus Thalassoma Epinephelus Hologymnosus Acanthurus Chromis Cheilinus Bodianus Cirrhitichtys Siganus Parupeneu Centropyge Chaetodon

(27)

Gambar 37 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu rumpon besar di lokasi L1.

Nilai Kelimpahan BRK 1 Malam 0 10 20 30 40 10 20 40 30 50 50 BRK 1 Siang Abudefduf Balistapus Cephalopolis Chromis Chrysiptera Amblyglyphidodon Apogon Canthigaster Cantherhines Scarus Pomacentrus Centropyge Chaetodontoplus Sargocentron Ctenochaetus Paraluterus Zebrasoma Acanthurus Platax Epinephelus Cheilinus Halichoeres Xiphocheilus Siganus Chaetodon

(28)

Gambar 38 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil penangkapan bubu tanpa rumpon di lokasi L1.

Nilai Kelimpahan BRK 1 Malam 0 10 20 30 40 10 20 40 30 50 50 BRK 1 Siang Plectroglyphidodon Sargocentron Myripristis Pervagor Chromis Centropyge Chaetodontoplus Apogon Cheilodipterus Canthigaster Cantherhines Calatomus Scarus Balistapus Pseudochromis Ctenochaetus Acanthurus Epinephelus Thalassoma Hologymnosus Cheilinus Holichoeres Chaerodon Siganus Lethrinus Chaetodon

(29)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan malam hari di dominasi oleh Chaetodon, Ctenochaetus, Scarus dan Cheilinus, kemudian diikuti genus lain, sedangkan penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, Ctenochaetus, Scarus, dan Cheilinus, kemudian diikuti genus lain.

Selanjutnya jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon kecil lokasi L2 pada waktu penangkapan malam dari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 16,0 ind/m2, sedangkan siang hari sebanyak 26,0 ind/m2, kemudian Scarus ghobban pada malam hari sebanyak 2,0 ind/m2dan siang hari sebanyak 12,0 ind/m2, dan diikuti jenis lain. Jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 10,0 ind/m2, sedangkan siang hari sebanyak 18,0 ind/m2, kemudian Cheilinus diagrammus pada siang hari sebanyak 10,0 ind/m2 dan malam hari sebanyak12,0 ind/m2, Apogon aureus pada malam hari sebanyak 10,0 ind/m2dan siang hari sebanyak 6,0 ind/m2, dan diikuti jenis lain. Selanjutnya jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu tanpa rumpon lokasi L2 pada waktu penangkapan malam hari adalah Chaetodon kleinii sebanyak 16,0 ind/m2, sedangkan siang hari sebanyak 42,0 ind/m2, kemudian Siganus punctatus pada malam hari sebanyak 12,0 ind/m2dan siang hari sebanyak 12,0 ind/m2, dan diikuti jenis lain. Berikut ini disajikan sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang pada alat tangkap bubu yang dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 (Gambar 39, 40 dan 41).

(30)

Gambar 39 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon kecil lokasi L2 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Cheilinus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, kemudian Siganus dan diikuti genus lain.

Gambar 39 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu rumpon kecil di lokasi L2.

Hologymnosus Chromis Chrysiptera Amblyglyphidodon Apogon Pomacentrus Centropyge Cantherhines Scarus Myripristis Ostichthys Ctenochaetus Acanthurus Epinephelus Cheilinus Siganus Chaetodon Nilai Kelimpahan BRK 1 Malam 0 10 20 30 40 0 10 20 40 30 50 50 0 BRK 1 Siang

(31)

Gambar 40 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu rumpon besar di lokasi L2.

Nilai Kelimpahan 0 10 20 30 40 10 20 40 30 50 50 Sargocentron Abudefduf Arothron Naso Chromis Chrysiptera Centropyge Cheilodipterus Apogon Canthigaster Cantherhines Scarus Cirrhitichtys Balistapus Myripristis Ctenochaetus Acanthurus Sufflamen Epinephelus Cephalopolis Cheilinus Siganus Chaetodon

(32)

Gambar 41 Sebaran kelimpahan setiap genus ikan karang hasil tangkapan bubu tanpa rumpon di lokasi L2.

Nilai Kelimpahan BRK 1 Malam 0 10 20 30 40 10 20 40 30 50 50 BRK 1 Siang Dascyllus Balistapus Pterocaesi Pomacentrus Halichoeres Cirrhitichtys Chromis Chrysiptera Amblyglyphidodon Centropyge Stegastes Apogon Cheilodipterus Arothron Cantherhines Scarus Myripristis Ctenochaetus Epinephelus Thalassoma Cheilinus Cheilo Siganus Meiacanthus Chaetodon

(33)

Gambar 40 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L2 pada penangkapan malam hari adalah Cheilinus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Cheilinus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain.

Gambar 41 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L2 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Siganus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, kemudian Siganidae dan diikuti genus lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari di dominasi oleh Chaetodon, Cheilinus dan Siganus, kemudian diikuti genus lain, sedangkan penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, Cheilinus dan Siganus, kemudian diikuti genus lain.

5.3.4 Analisis hasil tangkapan bubu

Hasil analisis uji t terhadap hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon selama 24 kali operasi penangkapan dengan

menganalisis BRK1 malam vs BRB1 malam ternyata T-Value = 0.35, P-Value = 0.731. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu rumpon besar di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK1 siang vs BRB1 siang ternyata T-Value = -0.38, P-Value = 0.704. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu rumpon besar di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

(34)

Hasil analisis uji t terhadap BRK1 malam vs BTR1 malam ternyata T-Value = 0.45, P-Value = 0.658. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK1 siang vs BTR1 siang ternyata T-Value = 0.85, P-Value = 0.398. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Hasil analisis uji t terhadap BRB1 malam vs BTR1 malam ternyata T-Value = 0.15, P-Value = 0.882. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRB1 siang vs BTR1 siang ternyata T-Value = 1.19, P-Value = 0.242. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Hasil analisis uji t terhadap BRK2 malam vs BRB2 malam ternyata T-Value = -1.73, P-Value = 0.091. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu rumpon besar di lokasi L2 pada tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK2 siang vs BRB2 siang ternyata T-Value = 0.37, P-Value = 0.710. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu rumpon besar di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

(35)

Hasil analisis uji t terhadap BRK2 malam vs BTR2 malam ternyata T-Value = -1.32, P-Value = 0.193. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK2 siang vs BTR2 siang ternyata T-Value = -1.32, P-Value = 0.196. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Hasil analisis uji t terhadap BRB2 malam vs BTR2 malam ternyata T-Value = 0.33, P-Value = 0.740. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRB2 siang vs BTR2 siang ternyata T-Value = -1.52, P-Value = 0.135. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil analisis uji “t” dapat dilihat pada Lampiran 18.

5.4 Pembahasan

Kehadiran ikan karang sangat ditentukan oleh kondisi terumbu karang di suatu perairan. Terumbu karang yang sudah rusak akan menurunkan populasi stok ikan karang. Terumbu karang dapat berkembang dengan baik ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan karang adalah cahaya, suhu, salinitas, kejernihan air, arus, substrat dan kedalaman laut maksimum untuk hewan karang membentuk terumbu pada kedalaman sekitar 40 m. Cahaya dibutuhkan untuk fotosintesa, suhu dibutuhkan untuk pertumbuhan karang antara 25 – 300 C, salinitas antara 27 – 40 ppm, untuk

(36)

pertumbuhan karang dibutuhkan air yang jernih, karena kalau air keruh hewan karang sulit membersihkan diri, arus diperlukan untuk mendatangkan makanan berupa plankton dan substrat yang keras dan bersih dari lumpur sangat baik untuk peletakan planula (larva karang) untuk membentuk koloni (Nontji, 2005).

Kondisi fisik dan kimia perairan lokasi penelitian juga sangat berpengaruh terhadap kehadiran jenis-jenis ikan karang. Oleh karena itu, sebelum proses pengangkatan bubu dilakukan terlebih dahulu diukur parameter fisik dan kimia perairan. Pengukuran parameter fisik dan kimia perairan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai DO berada pada

kisaran 0.1 – 0.2 ml/l, pH berkisar antara 8.1 – 8.2, suhu berkisar antara 27 – 29 °C, salinitas rata-rata 33 ppm, kecerahan rata-rata 10 m, sedangkan

kecepatan arus berkisar antara 03.00 – 09.00 m/det dengan arah arus pada waktu pagi hari menuju ke Barat, sedangkan pada siang dan sore hari arah arus berlawanan ke arah Timur dan Barat.

Menurut hasil penelitian Alwi (2004) mengemukakan bahwa kondisi fisik dan kimia perairan lokasi pemasangan rumpon memiliki kecepatan arus berkisar antara 0,013 m/det – 0,22 m/det, kedalaman pemasangan rumpon sekitar 15 m, suhu perairan antara 29 – 31,830 C dengan salinitas antara 29 – 31,67 ppt. Kecerahan perairan antara 40 – 54,67 %, oksigen terlarut 3,87 – 5,2 ppm, sehingga kondisi ini cukup aman untuk pemasangan rumpon.

Bubu yang dioperasikan dalam penelitian ini tidak menggunakan umpan, namun untuk menarik perhatian ikan untuk mendekati alat tangkap bubu menggunakan rumpon. Pengoperasian bubu di perairan di letakkan bersama rumpon dan tanpa rumpon. Pada kondisi ini ternyata kemampuan rumpon untuk menarik ikan-ikan datang mendekati alat tangkap bubu sangat baik dan pada bubu tanpa rumpon walaupun tanpa ada alat bantu untuk menarik ikan berkumpul, ternyata bubu tanpa rumpon juga mempunyai kemampuan untuk menangkap ikan karang tidak jauh berbeda dari bubu berumpon. Rumpon disini berperan dalam mengumpulkan ikan-ikan sehingga proses kolonisasi terjadi. Adanya ikan-ikan yang berkumpul di rumpon tentu akan beruaya ke alat tangkap bubu, akhirnya masuk dan terperangkap.

(37)

Menurut Iskandar dan Diniah (1996), penggunaan rumpon untuk bubu memberikan manfaat yang sangat besar terutama berkaitan dengan tingkah laku ikan. Adanya rumpon dapat menarik perhatian ikan untuk berlindung ataupun karena sifat thigmotaxis dari ikan itu sendiri. Rumpon juga dapat mendatangkan plankton yang akan mengundang ikan pemakan plankton untuk mendekati rumpon, sehingga di sekitar rumpon akan ditemukan ikan-ikan kecil. Adanya ikan kecil mengundang ikan besar untuk datang terutama dari ikan predator yang akan membuat ikan besar terjebak masuk ke bubu.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan karang yang masuk kedalam bubu berfluktuasi menurut jenis ikan. Ikan dari famili Pomacentridae, Apogonidae, Labridae dan Chaetodontidae paling banyak masuk kedalam bubu baik yang dioperasikan bersama rumpon maupun tanpa rumpon. Hadirnya kempat famili dominan ini ada kaitan dengan adapatasi tingkah laku (adaptive behaviour) terhadap rumpon dan bubu. Menurut Syandri (1988) mengemukan berdasarkan sifat dan tujuannya, maka tingkah laku ikan dapat dibagi atas (1) forage behaviour yaitu tingkah laku ikan untuk mempertahankan hidupnya lebih ditentukan oleh tingkah laku makan; (2) reproductif behaviour yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan keturunan; dan (3) defence behaviour yaitu tingkah laku ikan yang bertujuan untuk mempertahankan diri (territorial behaviour). Adaptasi tingkah laku ikan di rumpon dan bubu lebih ditekankan pada adaptasi untuk mencari makan dan untuk mempertahankan diri/berlindung.

Ikan Chaetodon kleinii secara visual terlihat menggunakan rumpon dan bubu sebagai tempat mencari makan dan berlindung. Hal ini dapat dibuktikan pada saat pengamatan, ikan tersebut sedang memakan makanan yang menempel pada daun-daun atraktor rumpon maupun pada dinding bubu. Selain itu, ikan ini selalu terlihat tidak berpindah tempat dan tetap berada di rumpon dan bubu.

Walaupun penelitian ini belum sampai pada analisis isi lambung ikan yang di amati, namun Edrus dan Syam, 1998 telah membukti bahwa makanan kesukaan ikan Chaetodon kleinii adalah polip coral, algae dan zooplankton. Diduga perifiton yang menempel pada daun-daun atraktor rumpon dimanfaatkan oleh ikan Cahetodon kleinii sebagai sumber makanannya. Hal ini terlihat juga pada famili Pomacentridae, Apogonidae, dan Labridae dimana keempat jenis ikan

(38)

ini memiliki kesukaan jenis makanan hampir mirip. Kehadiran keempat famili ikan karang ini karena saling kompetisi dalam mencari makan serta mencari tempat perlindungan di rumpon dan bubu. Menurut Kuiter (1992) mengemukakan bahwa makanan yang dimakan oleh beberapa famili ikan karang dapat dilihat pada Tabel 36.

Tabel 36 Jenis makanan yang dimakan beberapa famili ikan karang

Famili ikan Jenis makanan

Gobiidae (Amblygobius sp) Invertebrata, coral dan spongs Scraidae Algae Scorpaenidae Ikan, crustacea Siganidae Filter feeder, grazing, weeds dan algae Plesiopidae Plankton Nemipteridae Invertebrata kecil

Malacanthidae Zooplankton yang mengapung Lutjanidae Ikan, crustacea dan plankton

Caesionidae Zooplankton

Lethrinidae Hewan-hewan yang hidup di pasir dan pecahan-pecahan karang

Chaetodontidae Polip coral, algae, cacing, invertebrata dan zooplankton

Pomacanthidae Algae dan spongs

Pomacentridae Invertebrata, algae dan zooplankton Labridae

Cheilinus sp Labroides sp

Invertebrata, crustacea dan cacing Polip coral

Ikan yang tertangkap pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon memiliki ukuran tubuh berbeda-beda. Perbedaan ini karena ukuran panjang tubuh ikan karang yang tertangkap bervariasi. Ukuran yang berbeda menandakan bahwa ikan karang memiliki keunikan tersendiri dengan ikan-ikan dari kelompok lain terutama dari segi ukuran tubuh karena ikan karang memiliki variasi ukuran dalam kelompok. Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan dari kelompok famili utama (mayor) ukuran tubuhnya kecil tapi ada beberapa jenis yang berukuran besar seperti famili Scaridae, Caesionidae, Aulostomidae, dan lain-lain, kelompok target umumnya berukuran lebih besar, sedangkan untuk kelompok indikator umumnya ikan-ikannya berukuran kecil.

Pendapat lain juga dikemukan Reppie et al. 2006 bahwa ada terjadi peningkatan ukuran panjang dan berat individu ikan yang hadir pada terumbu

(39)

buatan menunjukkan bahwa beberapa spesies cenderung mengalami recruitment, tetapi beberapa spesies hanya muncul pada awal pengamatan dan menghilang pada bulan berikutnya.

Menurut Tiyoso (1979) diacu oleh Suci (1993) mengemukakan bahwa fluktuasi hasil tangkapan dari jenis alat tangkap bubu terjadi karena (1) migrasi dan perubahan harian, musiman maupun tahunan dari kelompok ikan; (2) keragaman ukuran ikan dalam populasi; dan (3) tepat tidaknya penentuan pemasangan bubu, karena alat tangkap ini bersifat pasif dan menetap.

Menurut FAO (1968) diacu oleh Pramono (2006), metode pengoperasian bubu terdiri dari (1) Tali temali (rigging) berupa pemasangan tali temali terutama untuk pelampung tanda; (2) Pemasangan umpan; (3) Pemasangan bubu (setting) : keberhasilan penangkapan ikan sangat tergantung pada lokasi penempatan bubu dan posisi penempatan bergantung pada jenis ikan yang menjadi sasaran penangkapan; (4) Lama perendaman (soaking time) : bergantung pada tingkah laku dari ikan sasaran penangkapan dan daya tahan umpan. Pada saat ikan sangat aktif mencari makan, lama perendaman hanya butuh beberapa menit; dan (5) Pengangkatan (haulling) dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin line hauler. Setelah bubu diangkat, hasil tangkapan dipindahkan ke palkah atau keranjang yang telah disiapkan sebelumnya.

Dari data tersebut terlihat bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap hasil tangkapan bubu ditentukan dari aktivitas ikan diurnal dan nokturnal dalam mencari makan, serta pola renang dan pola gerak ikan di sekitar dan di dalam bubu. Menurut High and Beardskey (1970) diacu oleh Baskoro dan Effendie (2005), faktor yang mempengaruhi laju tangkapan adalah efek penyebaran. Pada saat sejumlah ikan berenang banyak di dalam bubu mencoba untuk melepaskan diri, ikan lain di luar bubu yang pada mulanya terangsang dapat menjadi takut dan menjauhi. Efek penyebaran ini selalu diamati volume ikan yang tertangkap mendekati volume bubu.

Hasil analisis uji t antara hasil tangkapan bubu pada BRK1m vs BRB1 m, BRK1s vs BRB1s, BRK1m vs BTR1m, BRK1s vs BTR1s, BRB1m vs BTR1m dan BRB1s dan BTR1s ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan bubu diantara ketiga jenis metode penangkapan (dengan rumpon kecil, rumpon

(40)

besar dan tanpa rumpon) di lokasi L1) pada penangkapan malam maupun siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Hasil analisis uji t antara BRK2m vs BRB2m, BRK2s vs BRB2s, BRK2m vs BTR2m, BRK2s vs BTR2s, BRBB2m vs BTR2m, BRBB2s vs BTR2s ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan bubu diantara ketiga jenis metode penangkapan (dengan rumpon kecil, rumpon besar dan tanpa rumpon) di lokasi L2) pada penangkapan malam maupun siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 %.

Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa data dari sampel yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan bubu diantara ketiga metode penangkapan (dengan rumpon kecil, rumpon besar dan tanpa rumpon) baik pada penangkapan malam maupun siang hari. Namun secara visual rumpon mampu mengumpulkan ikan terlihat dari adanya proses akumulasi berbagai jenis ikan di sekitarnya. Tidak ada pengaruh karena lama waktu pemasangan rumpon dan waktu operasi penangkapan relatif pendek sehingga tidak memberikan kesempatan untuk ikan-ikan lebih lama berkumpul di rumpon dan akhirnya masuk ke bubu.

Menurut Martasuganda (2003), waktu pemasangan (setting) dan pengangkatan (hauling) bubu dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan sore hari, sebelum matahari terbenam atau malam hari tergantung dari nelayan yang mengoperasikannya. Lama perendaman bubu di perairan ada yang hanya direndam beberapa jam, satu malam, tiga malam bahkan ada yang sampai seminggu.

5.5 Kesimpulan dan Saran

5.5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

Hasil tangkapan bubu terdiri atas 107 spesies (54 genus dan 22 famili). Di lokasi yang didominasi oleh karang lunak (L2), bubu tanpa rumpon mempunyai hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan dengan hasil tangkapan

(41)

dari bubu rumpon kecil. Ikan-ikan yang tertangkap umumnya tergolong masih muda. Jenis ikan karang terpanjang yang tertangkap adalah Cephalopolis miniata.

Tiga jenis ikan yang paling banyak tertangkap adalah Chaetodon kleinii, Ctenochaetus striatus dan Scarus ghobban. Di lokasi yang didominasi karang keras (L1), dua genus ikan karang yang banyak tertangkap pada malam hari oleh bubu, baik dengan rumpon maupun tanpa rumpon, adalah Ctenochaetus dan Chaetodon, sedangkan jenis ikan yang banyak tertangkap pada siang hari adalah Chaetodon dan Cheilinus. Di lokasi yang didominasi karang lunak (L2), genus ikan karang yang banyak tertangkap pada malam hari adalah Chaetodon dan Cheilinus, sedangkan siang hari adalah Chaetodon, Cheilinus dan Siganus.

Data dari sampel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan bubu di antara ketiga jenis metode penangkapan (dengan rumpon kecil, rumpon besar, dan tanpa rumpon) karena lama waktu pemasangan rumpon dan waktu operasi penangkapan relatif pendek sehingga tidak memberikan kesempatan untuk ikan-ikan lebih lama berkumpul dan masuk ke bubu.

5.5.2 Saran

Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini masih terbatas, maka disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh bentuk, jarak dan jumlah rumpon dan bubu serta posisi penempatan di perairan terhadap hasil tangkapan bubu.

Gambar

Gambar  32 Tipe bubu yang digunakan dalam penelitian.
Gambar 33 Perahu yang digunakan dalam operasi penangkapan.
Gambar 34   Proses pengangkatan (hauling) dan pengambilan hasil tangkapan  bubu.
Tabel   28  Parameter lingkungan perairan lokasi penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mobilisasi pemilih merupakan aktivitas yang mencakup beberapa aspek dari marketing politik yang digunakan dalam kerangka konseptual penelitian ini, yakni mencakup

Perumusan Model Upaya Mengatasi Masalah Keamanan Pangan Berdasarkan risiko ketidakamanan pangan dari semua sekolah, upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah

Istilah – istilah Sesaji dalam Tradisi Julen Giling Tebu PTP Nusantara IX PG Tasikmadu Kabupaten Karanganyar (Kajian Etnolinguistik), ” Skripsi : Program Studi Sastra

Pemberian kombinasi perlakuan dengan intensitas cahaya 25% dan takaran pupuk kandang 300 g/polybag pada pertanaman temu putih menghasilkan tinggi tanaman, berat

Suatu ketika, seorang ibu berpesan pada anaknya yang saudagar untuk dibelikan patung sang Buddha untuk dipuja sebagai guru menjadi biarawati.. Dasar pelit anaknya tidak

Pada tahap ini, yang dilakukan adalah pengguna memasukkan string yang akan dicari, kemudian menyimpan data yang dimasukkan ke database, kemudian database membaca seluruh data

Ciri-ciri pendekatan sosiologi dalam studi agama termasuk hukum dan hukum Islam adalah; bersumber pada dalil-dalil al-Quran dan hadis sebagai sumber normatif, adanya

mengontrol halusinasi pada klien, untuk tujuan khususnya adalah: klien dapat membina hubungan saling percaya, dan untuk kriteria hasilnya adalah: ekspresi wajah