• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam rangka pelaksanaan Transaksi tersebut, Perseroan telah menunjuk pihak-pihak independen sebagai berikut:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dalam rangka pelaksanaan Transaksi tersebut, Perseroan telah menunjuk pihak-pihak independen sebagai berikut:"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PENDAHULUAN

Keterbukaan Informasi sebagaimana dimaksud dalam pengumuman ini dibuat sehubungan penandatangan Shareholder Loan Agreement oleh dan antara Perseroan dengan SCPL pada tanggal 21 Januari 2015, dimana SCPL memberikan fasilitas pinjaman modal kerja sampai agregat pokok sebesar U“D 5. . li a juta Dollar A erika “erikat kepada Perseroa Tra saksi . Transaksi ini merupakan suatu transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.E.1, dikarenakan terdapat hubungan afiliasi antara Perseroan dan SCPL, dimana SCPL adalah pemegang saham utama Perseroan (77,73%), serta Perseroan dan SCPL memiliki beberapa manajemen kunci yang sama.

Jumlah agregat pokok fasilitas pinjaman tersebut adalah sampai USD 5.000.000 (lima juta Dollar Amerika Serikat) atau ekuivalen dengan Rp 61.060.000.000 dengan menggunakan konversi kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 30 September 2014 sebesar Rp 12.212/ 1 USD. Dengan demikian jumlah fasilitas pinjaman adalah melebihi jumlah Rp 5.000.000.000 (lima milyar Rupiah) sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 2.b 3) Peraturan IX.E.1. Oleh karena itu, untuk memenuhi ketentuan pada Pasal 2 a Peraturan IX.E.1., Perseroan wajib mengumumkan Keterbukaan Informasi ini kepada masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman kepada Bapepa da LK Otoritas Jasa Keua ga pali g la bat akhir hari kerja kedua setelah penandatanganan perjanjian-perjanjian yang terkait dengan Transaksi Afiliasi tersebut.

Dalam rangka pelaksanaan Transaksi tersebut, Perseroan telah menunjuk pihak-pihak independen sebagai berikut:

1. Kantor Jasa Penilai Publik Ihot Dollar & Raymond, selaku penilai independen, untuk memberikan pendapat kewajaran atas transaksi Perseroan; dan

2. Kantor Akuntan Publik Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (KNTR), sebagai pihak independen yang melaksanakan reviu terbatas atas laporan keuangan konsolidasian interim Perseroan dan entitas Anak untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014.

(4)

I. PENJELASAN TRANSAKSI AFILIASI

A. Latar Belakang dan Alasan dilakukannya Transaksi Afiliasi

Perseroan adalah perusahaan yang bergerak di dalam bidang jasa kelautan yang terintegrasi dan pelayanan dukungan logistik. Perseroan telah memenangkan dan mendapatkan beberapa proyek, dimana untuk pelaksanaan/merealisasikan proyek-proyek tersebut, Perseroan membutuhkan modal kerja untuk pembiayaan awal biaya operasional Perseroan dalam memulai pengerjaan proyek-proyek baru yang dimenangkan oleh Perseroan tersebut dan pembayaran sebagian besar utang jangka pendek yang jatuh tempo. Untuk memenuhi modal kerja itu, Perseroan telah mendapatkan pinjaman dari SCPL dan telah menandatangani Shareholder Loan Agreement pada tanggal 21 Ja uari 5 Perja jia .

B. Obyek Transaksi Afiliasi

Objek dari transaksi afiliasi ini adalah fasilitas pinjaman uang yang diterima oleh Perseroan dari SCPL tanpa adanya jaminan dan tanpa adanya uang commitment feeatau biaya provisi lainya.

C. Nilai Transaksi

Jumlah agregat pokok fasilitas pinjaman tersebut adalah sampai USD 5.000.000 (lima juta Dollar Amerika Serikat) dimana sejumlah USD 3.000.000 adalah basis komitmen dan sisanya berdasarkan konfirmasi atas kebutuhan arus kas Perseroan serta ketersediaan dana SCPL. Jangka waktu pengembalian adalah 18 bulan sejak diterimanya fasilitas pinjaman tersebut, dengan memberikan hak opsi kepada Perseroan untuk mengembalikan fasilitas pinjaman tersebut dalam jangka waktu 6 bulan sejak diterimanya fasilitas pinjaman itu. Tingkat suku bunga atas fasilitas pinjaman tersebut adalah 4,80% per tahun.

D. Nama-nama Pihak yang Melakukan Transaksi dan Hubungannya dengan Perseroan

- Perseroan sebagai penerima fasilitas pinjaman.

Perseroan didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 319 tanggal 21 Januari 1985 yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta, yang kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris No. 233 tanggal 14 Mei 1985 yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, S.H. Akte Notaris tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3398HT.01.01.TH.85 tanggal 4 Juni 1985 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56 tertanggal 12 Juli 1985, Tambahan No. 941/1985 A ggara Dasar .

(5)

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapakali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No.04 tanggal 20 September 2011 yang dibuat dihadapan Dewi Sukardi, S.H.,M.Kn., Notaris di Tangerang, mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat penerimaan pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-31001 tanggal 29 September 2011.

Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang jasa pekerjaan atau rekayasa dan pembangunan infrastruktur di bidang kelautan, jasa di bidang pertambangan dan perdagangan besar.

Kegiatan utama Perseroan dan entitas Anak saat ini adalah sebagai penyedia jasa rekayasa kelautan yang terintegrasi dalam bidang pekerjaan konstruksi sipil kelautan bagi perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi dan jasa dukungan logistik yang mencakup dukungan transportasi dan pindah angkut (transshipment) bagi perusahaan penambangan batu bara. Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham:

Susunan permodalan Perseroan adalah sebagai berikut:

Modal Dasar : Rp 180.066.120.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Rp 55.016.530.000

Modal Dasar Perseroan terbagi menjadi 1.800.661.200 saham, dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Berdasarkan Daftar Pemegang Saham per tanggal 30 September 2014, susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

(6)

Nominal Rp 100 per saham

Keterangan Jumlah Saham

Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh (Rp) Persentase Pemilikan (%) Modal Dasar 1.800.661.200 180.066.120.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Straits Corporation Pte. Ltd. 427.657.035 42.765.703.500 77,73%

PT Tiyanda Utama Mandiri 22.508.265 2.250.826.500 4,09%

Direktur dan Komisaris:

- Bong Nam Kong 800.000 80.000.000 0,15%

- Sutina 800.000 80.000.000 0,15%

- Lim Chee Chong 774.500 77.450.000 0,14%

- Ong Chui Chat 1.200.000 120.000.000 0,22%

- Dwi Prasetyo Suseno 1.200.000 120.000.000 0,22%

Masyarakat - Dibawah 5% 95.225.500 9.522.550.000 17,30%

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 550.165.300 55.016.530.000 100,00%

Jumlah Saham Dalam Portepel 1.250.495.900 125.049.590.000

Berdasarkan Akta Notaris No. 55 tanggal 31 Mei 2013 yang dibuat dihadapan Leolin Jayayanti SH, Notaris di Jakarta, yang pemberitahuannya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-27926 tanggal 9 Juli 2013, komposisi Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Ong Chui Chat Komisaris Independen : Sihol Siagian Komisaris Independen : Ir Agusman Effendi

Komisaris : Dwi Prasetyo Suseno

Berdasarkan Akte Notaris No. 6 tanggal 18 Januari 2013 yang dibuat di hadapan Leolin Jayayanti S.H., notaris di Jakarta dan yang pemberitahuannya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-03673 tanggal 7 Pebruari 2013, komposisi Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

(7)

Direksi

Direktur Utama : Ir. Erawan Setyanto

Direktur : Bong Nam Kong

Direktur : Ir Sutina

Direktur : Mohammad Lendi Basarah

Direktur : Lim Chee Chong

Direktur Tidak Terafliasi : Harry Poernomo

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Entitas Anak (dalam mata uang USD) pada tanggal 30 September 2014 dan 31 Desember 2013 dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 dan 2013. Ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 30 September 2014 dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 telah direvieu oleh KNTR yang berdasarkan laporannya No. KNT&R-C2/0246/14 tertanggal 23 Desember 2014 yang menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya hal-hal yang menjadi perhatian yang menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai standar akuntansi keuangan di Indonesia. Ikhtisar data keuangan penting Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2013 telah diaudit oleh KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan yang dalam laporannya No. A140327004/DC2/YSR/I/2014 tertanggal 27 Maret 2014 menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian, sedangkan ikhtisar data keuangan penting untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2013 tidak diaudit dan direviu.

Keterangan 30-Sep-14 31-Dec-13

Aset

Aset Lancar 10.583.223 13.652.609

Aset Tidak Lancar 59.443.458 62.184.830

Jumlah Aset 70.026.681 75.837.439

Liabilitas dan Ekuitas

Libilitas Jangka Pendek 15.711.425 21.755.628

Liabilitas Jangka Panjang 10.248.510 5.041.928

Jumlah Liabilitas 25.959.935 26.797.556

Jumlah Ekuitas 44.066.746 49.039.883

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 70.026.681 75.837.439

Keterangan 30-Sep-14 30-Sep-13

Pendapatan 21.744.381 28.564.809

Laba Kotor 1.100.769 9.031.499

Laba (Rugi) Sebelum Pajak (4.147.745) 3.801.853

Laba Bersih (4.604.690) 3.162.790

- SCPL sebagai pemberi fasilitas pinjaman, dalam hal ini bertindak selaku pengendali dan

(8)

SCPL adalah suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Republik Singapura, berdasarkan Certificate of Incorporation No.197600394R tanggal 27 Februari 1976 dan didirikan dengan nama Straits Equipment Leasing Pte. Ltd.

Kegiatan usaha SCPL adalah investasi. Susunan pengurus:

Sesuai dengan Accounting And Corporate Regulatory Authority (ACRA) Biz File tertanggal 23 Juli 2014, susunan pengurus SCPL adalah sebagai berikut:

Direksi

Direktur : Ong Chui Chat

Direktur : Dwi Prasetyo Suseno

Direktur : Lim Chee Chong

Direktur : Toh Bee Yong

Direktur : Toh Soon Huat

Sekretaris : Tan Peck Hoon

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham:

Sesuai dengan Accounting And Corporate Regulatory Authority (ACRA) Biz File tertanggal 23 Juli 2014, susunan pemegang saham SCPL adalah sebagai berikut:

- Natural Resources International Holding Pte. Ltd, Singapura (55,89%) - Arise Team Pte. Ltd, Singapura (12%)

- Fast Link Investment Pte. Ltd, Singapura (3,333%) - LCCP Resources Pte. Ltd, Singapura (6%)

- Toh Bee Yong, Singapura (20%)

(9)

E. Sifat hubungan afiliasi dari pihak yang melakukan Transaksi dengan Perseroan

Berdasarkan Pemilikan Saham

- SCPL memiliki secara langsung 77,73% saham Perseroan. Berdasarkan Susunan Manajemen

SCPL mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perseroan sebagai berikut:

a. Ong Chui Chat sebagai Komisaris Utama Perseroan, juga menjabat sebagai Direktur di SCPL; b. Dwi Prasetyo Suseno sebagai Komisaris Perseroan, juga menjabat sebagai Direktur di SCPL; c. Lim Chee Chong sebagai Direktur Perseroan, juga menjabat sebagai Direktur di SCPL.

II. PENJELASAN, PERTIMBANGAN DAN ALASAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI

PINJAMAN

Alasan dilakukannya transaksi pinjaman dan pengaruhnya terhadap kondisi keuangan Perseroan adalah sebagai berikut:

- Perseroan memerlukan modal kerja untuk pembiayaan awal biaya operasional Perseroan untuk memulai pengerjaan proyek-proyek baru yang dimenangkan oleh Perseroan dan pembayaran sebagian besar utang jangka pendek yang jatuh tempo.

- Dengan adanya anggota manajeman kunci yang sama antara Perseroan dan SCPL, diharapkan dapat bersinergi dan saling mendukung untuk mencapai pertumbuhan usaha Perseroan.

- Fasilitas pinjaman ini merupakan pinjaman yang telah dipertimbangkan efisiensi dan efektifitasnya terkait dengan tujuan dari fasilitas tersebut. Dari segi efektifitas, rencana pinjaman ini digunakan umumnya untuk modal kerja. Dari segi efisiensi, rencana pinjaman yang dilakukan Perseroan mempertimbangkan bahwa tidak ada pihak yang tidak terafiliasi yang dapat

(10)

memberikan pinjaman kepada Perseroan dengan syarat dan kondisi yang menguntungkan bagi Perseroan dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar saat ini, tanpa dibebankan provisi pinjaman dan commitment fee serta tanpa jaminan.

III. RINGKASAN LAPORAN DAN PENDAPAT PENILAI INDEPENDEN

Ka tor Jasa Pe ilai Publik Ihot Dollar & Ray o d ID&R ya g memiliki ijin usaha dari Kementerian Keuangan No. 1408/KM.1/2012 tanggal 27 November 2012 dan terdaftar sebagai profesi penunjang pasar modal di Bapepam dan LK dengan Surat Tanda Terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal dari Bapepam dan LK No. 03/BL/STTD-P/B/2009, telah ditunjuk oleh PT Indo Straits Tbk sebagai penilai independen sesuai dengan Surat Penugasan No. 056R/XI/FO/14/KJPPID&R tertanggal 14 November 2014 untuk memberikan pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi.

Identitas Pemberi Tugas

Nama : PT Indo Straits Tbk

Bidang usaha : Bergerak Dalam Bidang Jasa Pekerjaan Atau Rekayasa Dan Pembangunan Infrastruktur Dibidang Kelautan, Jasa Dibidang Pertambangan Dan Perdagangan Besar

Alamat : Gedung Graha Kirana Lantai 15, Jl. Yos Sudarso Kav. 88, Jakarta 14350 Telepon : (021) 65311 285

Faksimili : (021) 65311 265 Web site : www.indostraits.co.id

Ringkasan Pendapat Kewajaran Atas Rencana Transaksi berdasarkan Laporan No. ID&R/PK/190115.01 tanggal 19 Januari 2015:

Para Pihak dalam Transaksi

a. PT I do “traits Tbk Perseroa b. “traits Corporatio Pte Ltd “CPL ) Obyek Transaksi

Memberikan pendapat kewajaran atas rencana pinjaman afiliasi Perseroan (selanjutnya disebut

Rencana Transaksi .

Tujuan Penilaian

Terkait dengan Rencana Transaksi tersebut di atas, maka Perseroan wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal-LK Bapepa -LK No. IX.E. te ta g Tra saksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Terte tu Peratura IX.E. ya g di uat dala La pira Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009. Dalam Peraturan IX.E.1 tersebut, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan transaksi afiliasi adalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan terkendali dengan afiliasi dari perusahaan atau afiliasi dari anggota direksi, anggota dewan komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.

(11)

Tujuan dari pemberian pendapat kewajaran ini adalah untuk memberikan opini apakah Transaksi tersebut merupakan transaksi yang wajar dan tidak merugikan bagi Perseroan maupun pemegang saham Perseroan, sebagaimana diatur dalam Peraturan IX.E.1. Selanjutnya dalam analisa terhadap Transaksi tersebut, kami mempertimbangkan sisi kualitatif maupun kuantitatif serta dampak bagi Perseroan dan Pemegang Saham, termasuk risiko keuangan.

Asumsi-asumsi dan Syarat Pembatas

a) Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal Pendapat Kewajaran ini diterbitkan.

b) Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi. Rencana Transaksi telah dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi mengenai Rencana Transaksi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.

c) Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran ini sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini. Pendekatan dan Metode Penilaian

1. Analisis Transaksi 2. Analisis Kualitatif 3. Analisis Kuantitatif

4. Analisis Kewajaran Transaksi Analisis Kewajaran

1. Analisis Perbandingan Data Pasar

Analisis kewajaran atas Rencana Transaksi dilakukan dengan membandingkan besaran bunga atas pinjaman tersebut dengan besaran bunga yang berlaku di pasar. Secara garis besar, analisis kewajaran atas Rencana Transaksi tersebut dilakukan dengan membandingkan syarat-syarat termasuk besaran bunga pinjaman yang digunakan dalam Rencana Transaksi dengan syarat-syarat dan besaran bunga pinjaman yang berlaku di pasar saat ini.

2. Analisis Kelayakan Pelunasan Utang

Analisis kelayakan pelunasan utang adalah berdasarkan proyeksi keuangan terhadap Rencana Transaksi untuk melihat kas yang tersedia untuk memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman afiliasi.

3. Analisis Posisi Proforma Keseluruhan Rencana Transaksi

Analisis kewajaran atas keseluruhan Rencana Transaksi dengan membandingkan antara posisi proforma laporan keuangan Perseroan sebelum dilaksanakannya Rencana Transaksi dan sesudah dilaksanakannya Rencana Transaksi. Rencana Transaksi dianggap wajar apabila posisi proforma menunjukkan nilai positif.

(12)

4. Analisis Inkremental dan Profitabilitas

Analisis kewajaran atas keseluruhan Rencana Transaksi atas kemampuan Perseroan menghasilkan pendapatan dan laba dengan membandingkan antara proyeksi keuangan Perseroan (potensi manfaat ekonomis) tanpa dilaksanakannya Rencana Transaksi dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi.

Kesimpulan

Berdasarkan pertimbangan analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap Rencana Transaksi, analisis kewajaran nilai transaksi dan faktor-faktor yang relevan dalam memberikan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi Perseroan, maka kami berpendapat bahwa Rencana Transaksi yang akan dilakukan Perseroan adalah wajar.

IV. PERNYATAAN

Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran dan kelengkapan semua informasi atau fakta material yang dimuat di dalam Keterbukaan Informasi ini. Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan setelah mengadakan cukup penyelidikan, menegaskan bahwa tidak ada fakta penting dan relevan yang tidak dikemukakan yang menyebabkan informasi atau fakta material dalam Keterbukaan Informasi ini menjadi tidak benar dan/atau menyesatkan.

V. INFORMASI TAMBAHAN

Keterangan atau informasi tambahan sehubungan dengan Transaksi ini dapat diperoleh di kantor pusat Perseroan, dengan alamat sebagai berikut:

PT INDO STRAITS Tbk.

Kantor Pusat

Gedung Graha Kirana lt.15, Jl.Yos Sudarso Kav.88 Jakarta – 14350, Indonesia

Telp.: (+62-21) 6531.1285 (Hunting), Fax.:(+62-21) 6531.1265

(13)

Licence No. 2.12.0110

LAPORAN

I D & R/ PK/ 1 9 0 1 1 5 .0 1

PEN D APAT KEW AJARAN ATAS REN CAN A TRAN SAKSI

(14)

Licence No. 2.12.0110

Graha ROI Formula 3rd

Floor Suite 302 Jl. Sultan Iskandar Muda No. 222 Jakarta 12240

Ph. +62 21 7245677 Fax. +62 21 7253689

Ref. No. ID&R/PK/190115.01 Jakarta, 19 Januari 2015

Kepada Yth.

Direksi

PT INDO STRAITS Tbk

Gedung Graha Kirana Lantai 15 Jl. Yos Sudarso Kav. 88

Perihal : Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi Jakarta 14350

Dengan hormat,

Sehubungan dengan Rencana Transaksi, PT Indo Straits Tbk (“Perseroan”) telah menunjuk KJPP Ihot Dollar & Raymond (“ID&R”), sebagai Penilai Independen sesuai dengan Surat Penugasan No. 056R/XI/FO/14/KJPPID&R tertanggal 14 November 2014, untuk memberikan pendapat kewajaran atas rencana pinjaman afiliasi Perseroan (untuk selanjutnya disebut “Rencana Transaksi”), dengan tanggal pisah batas (cut off date) pendapat kewajaran adalah per 30 September 2014.

ID&R merupakan kantor jasa penilai publik yang terdaftar sebagai profesi penunjang di pasar modal berdasarkan Surat Izin Usaha dari Menteri Keuangan No. 1408/KM.1/2012 tanggal 27 November 2012. Rekan telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional yang ditentukan dan/atau diselenggarakan oleh asosiasi Penilai yang diakui Pemerintah dengan No. MAPPI: 03-S-01751 dan No. Izin: 03/BL/STTD-P/B/2009.

Nama : PT Indo Straits Tbk Identitas Pemberi Tugas

Bidang usaha : Bergerak Dalam Bidang Jasa Pekerjaan Atau Rekayasa Dan Pembangunan Infrastruktur Dibidang Kelautan, Jasa Dibidang Pertambangan Dan Perdagangan Besar

Alamat : Gedung Graha Kirana Lantai 15, Jl. Yos Sudarso Kav. 88, Jakarta 14350 Telepon : (021) 65311 285

Faksimili : (021) 65311 265 Web site : www.indostraits.co.id

a) PT Indo Straits Tbk (“Perseroan”) Para Pihak dalam Transaksi

b) Straits Corporation Pte Ltd (“SCPL”)

Memberikan pendapat kewajaran atas rencana pinjaman afiliasi Perseroan (selanjutnya disebut “Rencana

Transaksi”);

(15)

a) Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal Pendapat Kewajaran ini diterbitkan.

Asumsi-asumsi dan Syarat Pembatas

b) Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi. Rencana Transaksi telah dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi mengenai Rencana Transaksi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.

c) Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran ini sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini.

1. Analisis Transaksi

Pendekatan dan Metode Penilaian

2. Analisis Kualitatif 3. Analisis Kuantitatif 4. Analisis Kewajaran

Berikut ini adalah ringkasan analisis Kewajaran Rencana Transaksi: Analisis Kewajaran

1. Analisis Perbandingan Data Pasar

Analisis kewajaran atas Rencana Transaksi dilakukan dengan membandingkan besaran bunga atas pinjaman tersebut dengan besaran bunga yang berlaku di pasar. Secara garis besar, analisis kewajaran atas Rencana Transaksi tersebut dilakukan dengan membandingkan syarat-syarat termasuk besaran bunga pinjaman yang digunakan dalam Rencana Transaksi dengan syarat-syarat dan besaran bunga pinjaman yang berlaku di pasar saat ini.

2. Analisis Kelayakan Pelunasan Utang

Analisis kelayakan pelunasan utang adalah berdasarkan proyeksi keuangan terhadap Rencana Transaksi untuk melihat kas yang tersedia untuk memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga pinjaman afiliasi.

3. Analisis Posisi Proforma Keseluruhan Rencana Transaksi

Analisis kewajaran atas keseluruhan Rencana Transaksi dengan membandingkan antara posisi proforma laporan keuangan Perseroan sebelum dilaksanakannya Rencana Transaksi dan sesudah dilaksanakannya Rencana Transaksi. Rencana Transaksi dianggap wajar apabila posisi proforma menunjukkan nilai positif.

4. Analisis Inkremental dan Profitabilitas

Analisis kewajaran atas keseluruhan Rencana Transaksi atas kemampuan Perseroan menghasilkan pendapatan dan laba dengan membandingkan antara proyeksi keuangan Perseroan (potensi manfaat ekonomis) tanpa dilaksanakannya Rencana Transaksi dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi.

(16)

Berdasarkan pertimbangan analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap Rencana Transaksi, analisis kewajaran transaksi dan faktor-faktor yang relevan dalam memberikan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi Perseroan, maka kami berpendapat bahwa Rencana Transaksi yang akan dilakukan Perseroan adalah

wajar.

Kesimpulan

Hormat kami,

KJPP Ihot Dollar & Raymond

Senior Partner

Raymond Yoranouw, MBT, MAPPI (Cert.) Ijin Penilai : B-1.09.00113

STTD : 03/BL/STTD-P/B/2009 MAPPI : 03-S-01751

(17)

Halamani

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

1. Identitas Pemberi Tugas ... 1

2. Pendahuluan ... 1

2.1 Maksud dan Tujuan ... 1

2.2 Asumsi-Asumsi dan Kondisi Pembatas ... 1

3. Pendekatan Dan Metode Penilaian ... 3

4. Analisis Transaksi ... 4

4.1 Identifikasi Para Pihak Terlibat Transaksi... 4

4.2 Analisis Persyaratan Disepakati Dalam Transaksi ... 6

4.3 Analisis Manfaat Transaksi ... 8

4.4 Analisis Pengaruh Transaksi terhadap Keuangan Perseroan ... 9

4.5 Analisis Likuiditas ... 10

5. Pernyataan Independensi Dan Tidak Adanya Benturan Kepentingan ... 10

6. Ruang Lingkup (Data, Informasi, Dan Prosedur Yang Digunakan) ... 11

7. Asumsi-Asumsi Pokok ... 12

8. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif ... 13

8.1 Analisis Kualitatif ... 13

8.2 Analisis Kuantitatif ... 19

8.3 Analisis Inkremental ... 28

9. Analisis Kewajaran ... 29

9.1 Pendekatan dan Analisis Kewajaran ... 29

9.2 Analisis Kewajaran Transaksi ... 29

10. Kesimpulan ... 34

11. Distribusi Pendapat Kewajaran Ini ... 34 LAMPIRAN

(18)

Halaman1

1. Identitas Pemberi Tugas

Berikut adalah keterangan singkat mengenai pemberi tugas:

 Nama : PT Indo Straits Tbk

 Bidang usaha : Bergerak Dalam Bidang Jasa Pekerjaan Atau Rekayasa Dan Pembangunan Inftrastruktur Dibidang Kelautan, Jasa Dibidang

Pertambangan Dan Perdagangan Besar

 Alamat : Gedung Graha Kirana Lantai 15, Jl. Yos Sudarso Kav. 88, Jakarta 14350  Telepon : (021) 65311 285  Faksimili : (021) 65311 265  Web site : 2. Pendahuluan www.indostraits.co.id

2.1 Maksud dan Tujuan

Laporan ini bertujuan untuk memberikan pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi yang akan dilakukan oleh Perseroan, yaitu pinjaman afiliasi. Rencana Transaksi tersebut dilakukan terkait dengan tujuan Perseroan dalam hal pengembangan bisnisnya sehingga diharapkan akan dapat memberikan nilai tambah lebih baik bagi para pemegang saham secara keseluruhan di masa depan.

Terkait dengan Rencana Transaksi tersebut di atas, maka Perseroan wajib mengikuti ketentuan yang diatur dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal-LK (“Bapepam-LK”) No. IX.E.1 tentang “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” (“Peraturan IX.E.1”) yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009. Dalam Peraturan IX.E.1 tersebut, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan transaksi afiliasi adalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan atau perusahaan terkendali dengan afiliasi dari perusahaan atau afiliasi dari anggota direksi, anggota dewan komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.

Berdasarkan informasi pihak manajemen Perseroan bahwa antara Perseroan dan SCPL terdapat hubungan afiliasi dari segi kepengurusan maupun segi kepemilikan saham. Oleh karena itu, Rencana Transaksi yang akan dilakukan oleh Perseroan merupakan transaksi afiliasi namun tidak mengandung benturan kepentingan.

Tujuan dari pemberian pendapat kewajaran ini adalah untuk memberikan opini apakah Transaksi tersebut merupakan transaksi yang wajar dan tidak merugikan bagi Perseroan maupun pemegang saham Perseroan, sebagaimana diatur dalam Peraturan IX.E.1. Selanjutnya dalam analisa terhadap Transaksi tersebut, kami mempertimbangkan sisi kualitatif maupun kuantitatif serta dampak bagi Perseroan dan Pemegang Saham, termasuk risiko keuangan.

2.2 Asumsi-Asumsi dan Kondisi Pembatas

Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran kepada Perseroan atas transaksi yang akan dilaksanakan untuk menyatakan bahwa Rencana Transaksi dapat dilaksanakan pada

(19)

Halaman2 kondisi wajar di dalam batasan komersial yang berlaku umum, Penilai independen memiliki asumsi berdasarkan analisis terhadap Rencana Transaksi sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan analisis, kami mengacu pada keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan kepada kami oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum, dan kami tidak bertanggung jawab atas pemeriksaan independen terhadap informasi-informasi tersebut.

2. Kami juga berpedoman kepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi tidak lengkap atau menyesatkan.

3. Kami telah melakukan penelaahan atas data dan informasi yang digunakan dalam proses penilaian yang disiapkan oleh manajemen Perseroan.

4. Kami telah melakukan penelaahan atas legalitas Perseroan yang disediakan oleh manajemen Perseroan, namun tidak termasuk klarifikasi atas keabsahan dokumen kepemilikan aset Perseroan.

5. Kami juga tidak melakukan verifikasi atas aset tetap atau fasilitas Perseroan. Selain itu, kami juga tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Rencana Transaksi. Jasa-jasa yang kami berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Rencana Transaksi hanya merupakan evaluasi keuangan dan penilaian atas kewajaran Rencana Transaksi saja dan bukan jasa-jasa akuntansi, audit, atau perpajakan.

6. Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Rencana Transaksi tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan, atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak mencoba mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya yang ada untuk Perseroan. 7. Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian,

kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal Pendapat Kewajaran ini diterbitkan.

8. Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi. Rencana Transaksi telah dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi mengenai Rencana Transaksi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.

9. Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran ini sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini.

10. Pendapat Kewajaran harus dipandang sebagai satu kesatuan dan bahwa penggunaan sebagian dari analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis dapat menyebabkan pandangan yang menyesatkan atas proses yang mendasari pendapat tersebut.

(20)

Halaman3 11. Pendapat Kewajaran ini disusun untuk kepentingan Direksi Perseroan dan para

pemegang saham Perseroan sebagaimana disyaratkan oleh Peraturan IX.E.1 sehubungan dengan rencana tersebut, dan tidak digunakan oleh pihak lain. Selanjutnya, Laporan ini tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi kepada pemegang saham Perseroan untuk menyetujui atau tidak menyetujui atau mengambil tindakan tertentu atas Rencana Transaksi tersebut.

12. Laporan pendapat kewajaran ini digunakan sebagaimana tujuan penilaian kecuali terdapat informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional Perseroan, serta tidak dimaksudkan untuk memberikan opini atau rekomendasi, selain untuk kepentingan yang telah dijelaskan sebelumnya.

13. Kami telah menggunakan proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen Perseroan, dan telah melakukan penyesuaian untuk menggambarkan kondisi kinerja dan operasi yang lebih wajar pada saat penilaian, namun terbatas pada kinerja manajemen Perseroan dalam pencapaian proyeksi yang mungkin terjadi ataupun tidak terjadi.

14. Kami bertanggungjawab atas pelaksanaan penilaian dan kewajaran proyeksi keuangan dalam laporan pendapat kewajaran ini.

15. Kami bertanggung jawab atas pelaksanaan penilaian, laporan pendapat kewajaran, dan kesimpulan nilai akhir dari penilaian yang dilakukan.

16. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi pendapat kami karena peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal Laporan Pendapat Kewajaran ini.

3. Pendekatan Dan Metode Penilaian

Dalam menganalisis kewajaran keseluruhan Rencana Transaksi, kami melakukan pendekatan dan prosedur sebagai berikut:

 Analisis Transaksi

Analisis transaksi meliputi identifikasi dan hubungan para pihak yang terlibat transaksi, analisis persyaratan yang disepakati dalam transaksi, analisis manfaat transaksi yang terdiri dari pertimbangan dan rencana transaksi dan manfaat dan risiko dari rencana transaksi, analisis pengaruh transaksi terhadap keuangan Perseroan dan analisis likuiditas;

 Analisis Kualitatif

Analisis atas kualitatif meliputi riwayat singkat dan kegiatan usaha, analisis industri dan bisnis, analisis operasional dan prospek usaha, analisis keuntungan dan kerugian Rencana Transaksi, analisis dampak laverage pada keuangan, analisis dampak likuiditas pada keuangan serta analisis dampak keuangan Perseroan jika Rencana Transaksi gagal;

 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif meliputi penilaian kinerja historis, penilaian arus kas, penilaian atas proyeksi keuangan, analisis rasio keuangan, analisis keuangan sebelum dan sesudah transaksi pinjam meminjam dana dan/atau penjaminan, analisis kemampuan

(21)

Halaman4 perseroan melunasi transaksi pinjam meminjam dana dan/atau penjaminan dan analisis cash management dan financial covenant transaksi pinjam meminjam dana;  Analisis Kewajaran Transaksi

Analisis kewajaran transaksi meliputi analisis perbandingan data pasar, analisis kelayakan pelunasan utang, analisis posisi proforma keseluruhan rencana transaksi serta analisis inkremental dan profitabilitas. Analisis inkremental dan profitabilitas merupakan analisis atas kemampuan Perseroan menghasilkan pendapatan dan laba dengan membandingkan antara proyeksi keuangan Perseroan (potensi manfaat ekonomis) tanpa dilaksanakannya Rencana Transaksi dengan dilaksanakannya Rencana Transaksi.

4. Analisis Transaksi

4.1 Identifikasi Para Pihak Terlibat Transaksi

Adapun para pihak yang terlibat Transaksi antara lain:

 PT Indo Straits Tbk (“Perseroan”), suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta No. 319 tanggal 21 Januari 1985 yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, SH., Notaris di Jakarta, yang kemudian diperbaharui dengan Akta No. 233 tanggal 14 Mei 1985 yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, S.H.,Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3398HT.01.01.TH.85 tanggal 4 Juni 1985 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56 tertanggal 12 Juli 1985, Tambahan No. 941/1985. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang jasa pekerjaan atau rekayasa dan pembangunan infrastruktur dibidang kelautan, jasa dibidang pertambangan dan perdagangan besar.

 Straits Corporation Pte. Ltd. (“SCPL”), merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan berdasarkan hukum Republik Negara Singapura, yang sebelumnya didirikan dengan nama Straits Equipment Leasing Pte. Ltd. berdasarkan Certificate of Incorporation No. 197600394R tanggal 27 Februari 1976. SCPL bergerak dalam bidang usaha investasi.

Hubungan pihak-pihak yang melakukan Rencana Transaksi:

Sebelum Rencana Transaksi

Perseroan 4,09% PT Tiyanda Utama 0,22% Ong Chui Chat 0,22% Dwi Prasetyo 0,14% Lim Chee Chong 77,73% SCPL 0,15% Sutina 0,15% Bong Nam Kong 17,30% Masyarakat

(22)

Halaman5 Sesudah Rencana Transaksi

Para Pihak

1) Perseroan sebagai “Debitur”; dan 2) SCPL sebagai “Kreditur”.

Pihak-pihak yang terkait dalam Rencana Transaksi adalah Perseroan sebagai Debitur, sementara SCPL sebagai Kreditur, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dari Segi Kepemilikan Saham

Nama Perseroan SCPL

Straits Corporation Pte. Ltd. ("SCPL") 77,73%

-PT Tiyanda Utama Mandiri 4,09%

-Ong Chui Chat 0,22%

-Dwi Prasetyo Suseno 0,22%

-Bong Nam Kong 0,15%

-Ir Sutina 0,15%

-Lim Chee Chong 0,14%

-Masyarakat 17,30%

-Natural Resources International Holding Pte. Ltd. - 55,89%

Arise Team Pte. Ltd. - 12,00%

Fast Link Investment Pte. Ltd. - 3,33%

LCCP Resources Pte. Ltd. - 6,00%

Toh Bee Yong - 20,00%

Harvest Hill Asia Limited - 2,78%

Total 100,00% 100,00%

Dari Segi Kepengurusan

Nama Perseroan SCPL

Ong Chui Chat Komisaris Utama Direktur Sihol Siagian Komisaris Independen ---Ir. Agusman Effendi Komisaris Independen ---Dwi Prasetyo Suseno Komisaris Direktur Ir. Erawan Setyanto Direktur Utama

---Bong Nam Kong Direktur

---Ir. Sutina Direktur

---Mohammad Lendi Basarah Direktur

---Lim Chee Chong Direktur Direktur

Harry Poernomo Direktur Independen

---Toh Soon Huat --- Direktur

Toh Bee Yong --- Direktur

Tan Peck Hoon --- Sekretaris

Pinjaman maksimum sebesar USD 5.000.000 Perseroan

4,09% PT Tiyanda Utama 0,22% Ong Chui Chat 0,22% Dwi Prasetyo Suseno 0,14% Lim Chee Chong 77,73% SCPL 0,15% Sutina 0,15% Bong Nam Kong 17,30% Masyarakat

(23)

Halaman6 SCPL merupakan pemegang saham utama Perseroan dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 77,73%. Ong Chui Chat menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan, juga menjabat sebagai Direktur SCPL; Dwi Prasetyo Suseno menjabat sebagai Komisaris Perseroan, juga menjabat sebagai Direktur SCPL; serta Lim Chee Chong menjabat sebagai Direktur Perseroan, juga menjabat sebagai Direktur SCPL.

4.2 Analisis Persyaratan Disepakati Dalam Transaksi

Obyek Rencana Transaksi

Dalam hal ini obyek Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:

Transaksi pinjam-meminjam dana dengan pokok pinjaman maksimum sebesar USD 5.000.000,- (lima juta Dollar Amerika) antara Perseroan dengan SCPL (selanjutnya disebut “Rencana Transaksi”).

Berikut adalah ringkasan penyelesaian Rencana Transaksi dan persyaratan sesuai dengan Draft Shareholder Loan Agreement (“Perjanjian Pinjaman”) antara Perseroan dengan SCPL:

 SCPL setuju untuk memberikan fasilitas pinjaman kepada Perseroan dengan pokok pinjaman maksimum sebesar USD 5.000.000, dimana sejumlah USD 3.000.000 adalah basis komitmen dan sisanya berdasarkan konfirmasi atas kebutuhan arus kas Perseroan serta ketersediaan dana SCPL. Pinjaman tersebut tidak terdapat adanya jaminan dan commitment fee.

 Penarikan pinjaman dilaksanakan berdasarkan konfirmasi ketersediaan dana, selama periode berlakunya Perjanjian Pinjaman jika SCPL telah menerima surat permintaan tertulis dari Perseroan tidak kurang dari 4 (empat) hari kerja, dimana surat tersebut harus mencakup tandatangan atas nama Perseroan; tanggal penarikan, jumlah yang akan ditarik dan rincian akun Perseroan serta harus memperoleh persetujuan dan tanda terima sesuai dengan konfirmasi dari SCPL. Penarikan atas jumlah pinjaman yang diminta dan sisa dari pokok pinjaman yang belum diminta tersebut tidak melebihi jumlah maksimum pinjaman sesuai Perjanjian Pinjaman.

 Bunga Pinjaman

 Periode bunga untuk setiap pinjaman dihitung dari awal tanggal penarikan pinjaman atau hari pertama dari setiap periode bunga setelah tanggal penarikan dan berakhir pada tanggal yang dipilih oleh Perseroan dan diberitahukan kepada SCPL tidak kurang dari 4 (empat) hari kerja sebelum hari pertama dari periode bunga tersebut, yang menjadi periode pembayaran kembali/ pelunasan pinjaman.  Tingkat bunga yang berlaku untuk pinjaman adalah sebesar 4,80% per tahun.  Bunga harus diakui dengan basis harian yang dihitung berdasarkan jumlah hari

aktual dengan dasar 360 hari dalam setahun, dan tunggakan yang diperoleh harus dibayarkan setelah diakuinya tanggal penarikan atau hari pertama setiap periode bunga tetapi tidak termasuk tanggal pelunasan.

 Perseroan harus memperoleh pernyataan tertulis dari PT Bank Permata Tbk untuk melakukan pembayaran bunga atas jumlah pinjaman terhutang setiap akhir bulan,

(24)

Halaman7 dengan ketentuan bahwa jika tanggal pelunasan tersebut jatuh bukan pada hari kerja maka tanggal pelunasan akan dilaksanakan pada hari kerja berikutnya.  Perseroan harus melakukan pembayaran bunga pinjaman yang jatuh tempo

secara penuh kepada SCPL setelah dikurangi dengan pajak penghasilan.

 Kecuali untuk tanggal pelunasan akhir, setiap tanggal pelunasan dari pinjaman harus dipertimbangkan oleh Perseroan setelah mempertimbangkan jumlah arus kas yang dapat diperoleh dari kegiatan operasi, serta harus mendapat persetujuan tertulis dari PT Bank Permata Tbk.

 Seluruh pelunasan pinjaman harus dilakukan secara penuh, bebas dan jelas dari setiap pemotongan atas pajak, retribusi dan perubahan dalam bentuk apapun (termasuk biaya bank), dikenakan, dipungut, dikumpulkan atau dinilai. Perseroan dapat menarik setiap jumlah pinjaman yang telah dilunasi selama periode berlakunya Perjanjian Pinjaman yang tersedia, dimana jumlah pokok agregat pinjaman tidak melebihi jumlah maksimum pinjaman.

 Perseroan dapat melakukan penarikan dana yang telah dilunasi selama periode berlakunya Perjanjian Pinjaman dengan ketentuan jumlah pokok pinjaman tidak melebihi jumlah pinjaman maksimum.

 Tanggal pelunasan akhir harus dilaksanakan pada akhir periode berlakunya Perjanjian Pinjaman yang akan berakhir 18 bulan dari tanggal penarikan pertama pinjaman. Perseroan memiliki opsi untuk melakukan pelunasan pinjaman dalam waktu 6 bulan dari tanggal penarikan pertama pinjaman.

 Apabila Perseroan gagal untuk melunasi pinjaman pada tanggal jatuh tempo, maka Perseroan setuju untuk membayar denda/ penalty charge, yang akan dihitung berdasarkan basis harian dari hari aktual. Besaran denda yang akan dikenakan adalah 2% per tahun dari bunga terhutang dan pinjaman pokok yang jatuh tempo.

 Perseroan menyatakan dan menjamin kepada SCPL sebagai berikut:

 Perseroan merupakan suatu perusahaan terorganisir serta memiliki reputasi yang baik di bawah hukum Negara Republik Indonesia dan memenuhi persyaratan untuk melakukan bisnis dan kegiatan usahanya;

 Perseroan memiliki kewajiban yang bersifat langsung, tanpa syarat dan umum serta peringkat yang sama sebagai prioritas pembayaran dalam semua hal lainnya, dengan semua pinjaman tanpa jaminan dan subordinasi, utang, garansi atau kewajiban lain dari Perseroan, sekarang atau selanjutnya, kecuali untuk utang atau kewajiban lainnya dari Perseroan yang didahulukan oleh hukum.

 Kewajiban SCPL untuk memberikan pinjaman adalah harus memperoleh persetujuan dari Pemerintah Singapura dan/atau instansi lain yang diperlukan untuk memberikan pinjaman kepada Perseroan berdasarkan Perjanjian Pinjaman.

 Sampai dengan pelunasan seluruh utang pokok beserta bunganya, Perseroan diwajibkan untuk menyerahkan segala macam informasi atau dokumen yang dibutuhkan kepada SCPL yang mungkin dibutuhkan oleh Otoritas Keuangan Singapura dan/atau instansi lain. SCPL akan memberitahukan kebutuhan tersebut kepada Perseroan.

(25)

Halaman8  SCPL dapat, dengan opsinya dan dengan pemberitahuan tertulis kepada Perseroan

untuk menyatakan bahwa pokok pinjaman dan bunga yang belum dibayar menjadi segera jatuh tempo dan terhutang secara penuh, dalam hal terjadinya hal-hal sebagai berikut:

 Segala pernyataan dan jaminan yang dibuat oleh Perseroan adalah tidak benar dalam hal material;

 Perseroan gagal untuk membayar pinjaman yang jatuh tempo kepada SCPL pada tanggal akhir batas pembayaran;

 Perseroan gagal untuk memenuhi setiap persyaratan, perjanjian, atau kondisi yang termuat dalam Perjanjian Pinjaman dan kegagalan tersebut tidak segera diperbaiki dalam waktu 14 hari setelah terjadinya;

 Perseroan menjadi tidak mampu untuk memenuhi kewajiban keuangan atau mulai bangkrut atau kesamaan hukum atau setiap tindakan hukum yang mengarah ke kondisi tersebut;

 Perseroan berhenti atau terancam berhenti untuk melanjutkan bisnisnya atau melepas semua atau sebagian penting bisnis atau asetnya;

 Semua atau sebagian penting bisnis atau aset dari Perseroan terkena sanksi pembubaran atau pemberhentian operasi oleh otoritas Pemerintah.

 Untuk tujuan Perjanjian Pinjaman, Perseroan diwajibkan mematuhi hukum Indonesia dalam melakukan pengurangan atau pemotongan pembayaran bunga terhutang, dan Perseroan dapat menahan jumlah tersebut dengan syarat bahwa Perseroan harus segera memberikan salinan bukti potong pajak atau bukti lainnya yang kepada SCPL yang diterbitkan oleh instansi berwenang sebagai bukti pembayaran atas pajak tersebut.

 Perjanjian Pinjaman diatur dan dijelaskan berdasarkan hukum negara Singapura. Segala perselisihan yang timbul sehubungan dengan Perjanjian Pinjaman, yang tidak dapat secara damai diselesaikan oleh Perseroan dan SCPL, harus diselesaikan melalui arbitrase yang akan dilakukan di Singapura sesuai dengan Singapore International Arbitration Center (SIAC Rules).

Berdasarkan analisis kami atas perjanjian dan persyaratan dari Perjanjian Pinjaman yang dirangkum diatas, bahwa tidak terdapat hal-hal yang material yang mempengaruhi Rencana Transaksi Perseroan. Namun demikian Perseroan dapat mengalami kegagalan Rencana Transaksi dalam hal terdapat pelanggaran atas setiap ketentuan dalam Perjanjian Pinjaman serta kesepakatan dari masing-masing pihak.

4.3 Analisis Manfaat Transaksi

4.3.1 Pertimbangan dan Alasan Rencana Transaksi

Perseroan merupakan salah satu perusahaan konstruksi sipil kelautan, dukungan logistik dan jasa pindah muat (transshipment) batubara di Indonesia, yang berfokus pada dua sektor yaitu rekayasa sipil kelautan seperti aktivitas pengerukan (dredging), reklamasi (reclamation), pembangunan pelabuhan dan dermaga (port and jetty construction), pemecah gelombang (break water) dan perlindungan pantai (shore protection) serta dukungan logistik batubara oleh tug boat, kapal tongkang dan floating crane.

(26)

Halaman9 Perseroan telah menyelesaikan proyek-proyek konstruksi untuk berbagai sektor ekonomi Indonesia. Secara keseluruhan, Perseroan telah membangun banyak proyek sipil kelautan dan proyek dukungan logistik batubara di Indonesia sejak tahun 1984 untuk klien baik di sektor pemerintah maupun swasta. Selain proyek konstruksi kelautan, Perseroan juga menyediakan layanan desain dan pembangunan.

Seiring dengan pertumbuhan kegiatan usahanya, maka Perseroan membutuhkan tambahan dana untuk modal kerja dalam hal pembiayaan awal proyek-proyek baru serta pembayaran sebagian besar utang jangka pendek yang jatuh tempo. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja tersebut, maka Perseroan berencana untuk melakukan peminjaman dana kepada pihak afiliasinya SCPL.

Manajemen berkeyakinan bahwa latar belakang Rencana Transaksi tersebut akan menjadikan Perseroan menjadi perusahaan yang baik dan memiliki potensi pengembangan usaha di masa mendatang.

4.3.2 Manfaat dan Risiko dari Rencana Transaksi

Tujuan dan manfaat dari adanya Rencana Transaksi tersebut, antara lain:

 Dana yang diperoleh akan dimaanfaatkan untuk modal kerja berupa pelaksanaan proyek-proyek baru Perseroan dan pembayaran sebagian besar utang jangka pendek yang jatuh tempo;

 Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari pihak afiliasi dengan syarat dan kondisi yang lebih ringan dibandingkan dengan yang berlaku di pasar serta pembebasan dari commitment fee dan jaminan.

Risiko terkait dengan adanya Rencana Transaksi antara lain sebagai berikut: 1. Risiko tidak terpenuhinya persyaratan dalam Perjanjian Pinjaman

Risiko ini terjadi jika Perseroan dan SCPL tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Pinjaman sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman afiliasi.

2. Risiko gagal bayar (default)

Risiko gagal bayar disebabkan kegagalan Perseroan untuk melakukan pembayaran bunga serta pokok pinjaman pada waktu yang telah ditetapkan atau kegagalan Perseroan untuk memenuhi ketentuan lain sebagaimana yang diatur dalam Perjanjian Pinjaman jika kinerja usaha Perseroan di masa yang akan datang tidak berjalan secara optimal sebagaimana yang direncanakan.

4.4 Analisis Pengaruh Transaksi terhadap Keuangan Perseroan

Rencana Transaksi akan berdampak terhadap proforma keuangan Perseroan yaitu posisi keuangan Perseroan, namun tidak menyebabkan penurunan kinerja operasional Perseroan dikarenakan tidak adanya perubahan pos-pos pada laba rugi Perseroan.

Berdasarkan analisis Proforma Laporan Keuangan Perseroan per tanggal 30 September 2014 yang disiapkan oleh manajemen Perseroan, Rencana Transaksi mengakibatkan

(27)

Halaman10 kenaikan pada kas dan bank serta pinjaman pihak berelasi masing-masing sebesar USD 5.000.000,-.

4.5 Analisis Likuiditas

Analisis likuiditas bertujuan mengukur kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio likuiditas Perseroan, maka semakin besar tingkat kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas lancarnya.

Berdasarkan likuiditas Perseroan pada tahun 2011 – 30 September 2014, rasio lancar (current ratio) berkisar antara 0,63 – 1,87 sementara rasio cepat (quick ratio) berkisar antara 0,51 - 1,72. Berdasarkan rasio likuiditas historis tersebut, Perseroan memiliki kapasitas likuiditas yang masih cukup memadai.

Dengan adanya Rencana Transaksi, rasio likuiditas Perseroan seperti rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio) akan berkisar antara 0,69 – 0,92 dan 0,54 – 0,75 selama periode proyeksi Oktober 2014 – Desember 2016.

5. Pernyataan Independensi Dan Tidak Adanya Benturan Kepentingan

Berdasarkan pengetahuan kami atas penugasan penilaian, dengan ini kami menyatakan bahwa:

 Seluruh pendapat yang kami nyatakan dalam laporan ini, baik mengenai analisis, kesimpulan atau pendapat, adalah benar;

 Analisis dan kesimpulan hanya dibatasi oleh asumsi dan kondisi yang dilaporkan;  Penugasan penilaian telah dilakukan terhadap obyek penilaian pada tanggal penilaian

(cut off date);

 Analisis telah dilakukan untuk tujuan sebagaimana diungkapkan dalam Laporan ini;  Data ekonomi serta data industri dalam Laporan ini diperoleh dari berbagai sumber

yang diyakini Penilai dapat dipertanggungjawabkan;

 Hasil analisis, kesimpulan dan pendapat yang kami nyatakan pada laporan ini terbatas pada kontinjensi, keterbatasan dan asumsi, yang merupakan pemahaman secara menyeluruh, didasarkan analisis profesional serta pendapat dan kesimpulan kami;  Pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, kami tidak memiliki kepentingan

terhadap Perseroan yang kami nilai;

 Kami tidak memiliki benturan kepentingan atas rencana transaksi yang akan dilaksanakan oleh Perseroan;

 Kami tidak memiliki kepentingan pribadi terhadap Perseroan yang kami nilai dan pihak yang terlibat dan terkait di dalamnya;

 Imbalan jasa penilaian tidak berkaitan dengan hasil penilaian yang dilaporkan;  Penilaian dilakukan dengan memenuhi ketentuan Peraturan VIII.C.3;

 Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional yang ditentukan dan/atau diselenggarakan oleh asosiasi Penilai yang diakui Pemerintah;

(28)

Halaman11  Kami melakukan penugasan ini secara independen tanpa intervensi dari pihak

manapun.

 Kami bertanggungjawab atas Laporan Pendapat Kewajaran ini.

6. Ruang Lingkup (Data, Informasi, Dan Prosedur Yang Digunakan)

Dalam menyusun Pendapat Kewajaran ini, kami telah menelaah, mempertimbangkan, mengacu, atau melaksanakan prosedur atas data dan informasi, antara lain sebagai berikut:

1. Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana & Rekan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011-2013 seluruhnya dengan pendapat wajar tanpa pengecualian; 2. Laporan Reviu Auditor Independen atas Laporan Keuangan Konsolidasian Interim

Perseroan dan Entitas Anak, yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 oleh KAP Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan;

3. Proforma atas Informasi Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2014;

4. Proyeksi keuangan Perseroan;

5. Draft Shareholder Loan Agreement antara Perseroan dengan SCPL; 6. Data mengenai kegiatan dan legalitas Perseroan dan SCPL;

7. Keterbukaan informasi berkaitan dengan Rencana Transaksi.

Selanjutnya disebut “Dokumen-dokumen Rencana Transaksi”.

Dalam melaksanakan analisis, kami mengasumsikan dan bergantung pada keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi keuangan dan informasi-informasi lain yang diberikan kepada kami oleh Perseroan atau yang tersedia secara umum. Kami juga bergantung kepada jaminan dari manajemen Perseroan bahwa mereka tidak mengetahui fakta-fakta yang menyebabkan informasi-informasi yang diberikan kepada kami menjadi tidak lengkap atau menyesatkan.

Kami juga tidak memberikan pendapat atas dampak perpajakan dari Rencana Transaksi. Jasa-jasa yang kami berikan kepada Perseroan dalam kaitan dengan Rencana Transaksi hanya merupakan evaluasi keuangan atas kewajaran Rencana Transaksi saja dan bukan jasa-jasa akuntansi, audit, atau perpajakan. Kami juga tidak menganalisa kewajaran atas transaksi-transaksi lain yang mungkin tersedia atau pun yang dapat dilaksanakan oleh Perseroan.

Pekerjaan kami yang berkaitan dengan Rencana Transaksi tidak merupakan dan tidak dapat ditafsirkan merupakan dalam bentuk apapun, suatu penelaahan atau audit atau pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu atas informasi keuangan. Pekerjaan tersebut juga tidak dapat dimaksudkan untuk mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian internal, kesalahan, atau penyimpangan dalam laporan keuangan atau pelanggaran hukum. Selain itu, kami tidak mempunyai kewenangan dan tidak mencoba mendapatkan bentuk transaksi-transaksi lainnya yang ada untuk Perseroan.

(29)

Halaman12

Prosedur Yang Digunakan

Laporan dan fakta yang terkandung di dalam Laporan adalah berdasarkan informasi dan representasi yang disediakan oleh Perseroan dan dikompilasi oleh ID&R. Informasi yang terkandung dalam Laporan ini adalah benar dan akurat dalam semua hal yang material, tidak menyesatkan, dan bahwa tidak ada fakta lainnya, yang mana jika dihilangkan dapat membuat Laporan ini dan informasi atau pernyataan di dalamnya menjadi menyesatkan. Selain itu informasi lainnya seperti informasi pasar, industri, dan data lainnya yang diperoleh dari data riset dari publik domain.

Dalam penyusunan laporan ini, telah dilakukan prosedur sebagai berikut : (i) Perseroan telah diberikan kesempatan untuk meminta dan mereview, dan telah menerima semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa kembali keakuratan informasi atau untuk melengkapi informasi di dalamnya (ii) Perseroan tidak bergantung kepada Penilai atau seseorang yang memiliki hubungan afiliasi dengan Penilai atau pihak lain yang berafiliasi dengan Penilai sehubungan dengan pemeriksaan keakuratan informasi atau keputusan. Penyampaian dari Laporan ini atau setiap negosiasi yang dibuat berdasarkan laporan ini, dalam kondisi apapun, tidak dapat diimplikasikan bahwa informasi yang terkandung adalah benar setelah tanggal Laporan ini.

Prosedur lain yang Penilai lakukan adalah memeriksa dan menganalisa seluruh Dokumen Transaksi, Laporan Keuangan, Proforma Laporan Keuangan Perseroan sesudah Rencana Transaksi dan tiap bagian dari Rencana Transaksi dalam hal kewajarannya baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai satu kesatuan Transaksi.

7. Asumsi-Asumsi Pokok

Pendapat Kewajaran ini disusun berdasarkan kondisi pasar dan perekonomian, kondisi umum bisnis dan keuangan, serta peraturan-peraturan Pemerintah pada tanggal Pendapat Kewajaran ini diterbitkan.

Dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini, kami juga menggunakan beberapa asumsi lainnya, seperti terpenuhinya semua kondisi dan kewajiban Perseroan dan semua pihak yang terlibat dalam Rencana Transaksi. Rencana Transaksi telah dilaksanakan seperti yang telah dijelaskan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, serta keakuratan informasi mengenai Rencana Transaksi yang diungkapkan oleh manajemen Perseroan.

Kami juga mengasumsikan bahwa dari tanggal penerbitan Pendapat Kewajaran ini sampai dengan tanggal terjadinya Rencana Transaksi tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan Pendapat Kewajaran ini.

(30)

Halaman13

8. Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif

8.1 Analisis Kualitatif

8.1.1 Riwayat Singkat dan Kegiatan Usaha Perseroan

Perseroan didirikan berdasarkan Akta No. 319 tanggal 21 Januari 1985 yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, SH., Notaris di Jakarta, yang kemudian diperbaharui dengan Akta No. 233 tanggal 14 Mei 1985 yang dibuat di hadapan Ridwan Suselo, S.H.,Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-3398HT.01.01.TH.85 tanggal 4 Juni 1985 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 56 tertanggal 12 Juli 1985, Tambahan No. 941/1985.

Pada tanggal 12 Juli 2011, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari BAPEPAM & LK No. S-7246/BL/2011 tanggal 28 Juni 2011.

Anggaran dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 04 tanggal 20 September 2011 yang dibuat dihadapan Dewi Sukardi, S.H.,M.Kn., Notaris di Tangerang, mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat penerimaan pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-31001 tanggal 29 September 2011.

Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang jasa pekerjaan atau rekayasa dan pembangunan infrastruktur dibidang kelautan, jasa dibidang pertambangan dan perdagangan besar.

Kegiatan utama Perseroan dan Entitas Anak sebagai penyedia jasa rekayasa kelautan yang terintegrasi dalam bidang pekerjaan konstruksi sipil kelautan bagi perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi dan jasa dukungan logistik yang mencakup dukungan transportasi dan pindah angkut (transshipment) bagi perusahaan penambangan batubara. Perseroan berlokasi di Graha Kirana, lantai 15, Jalan Yos Sudarso Kav. 88, Jakarta Utara.

Berdasarkan Akta No. 04 tanggal 08 Maret 2011 yang dibuat dihadapan Leolin Jayayanti S.H., Notaris di Jakarta, modal dasar Perseroan adalah sebesar Rp 180.066.120.000, yang terdiri dari 1.800.661.200 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Berdasarkan Akta No. 04 tanggal 20 September 2011 yang dibuat dihadapan Dewi Sukardi S.H., M.Kn., Notaris di Tangerang, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 55.016.530.000 atau sebanyak 550.165.300 saham, dengan komposisi pemegang saham per tanggal 30 September 2014 sebagai berikut:

Keterangan Jumlah Saham Jumlah

(Rupiah)

%

Modal Dasar 1.800.661.200 180.066.120.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Straits Corporation Pte. Ltd. 427.657.035 42.765.703.500 77,73

PT Tiyanda Utama Mandiri 22.508.265 2.250.826.500 4,09

(31)

Halaman14

Keterangan Jumlah Saham Jumlah

(Rupiah)

%

Ong Chui Chat 1.200.000 120.000.000 0,22

Dwi Prasetyo Suseno 1.200.000 120.000.000 0,22

Bong Nam Kong 800.000 80.000.000 0,15

Ir. Sutina 800.000 80.000.000 0,15

Lim Chee Chong 774.500 77.450.000 0,14

Masyarakat (kepemilikan dibawah 5%) 95.225.500 9.522.550.000 17,30

Jumlah 550.165.300 55.016.530.000 100,00

Saham dalam Portepel 1.250.495.900 125.049.590.000

Berdasarkan Akta No. 06 tanggal 18 Januari 2013 dan Akta No. 55 tanggal 31 Mei 2013, keduanya dibuat dihadapan Leolin Jayayanti S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan per 30 September 2014 adalah sebagai berikut:

Komisaris Utama : Ong Chui Chat

Komisaris Independen : Sihol Siagian Komisaris Independen : Ir. Agusman Effendi

Komisaris : Dwi Prasetyo Suseno

Direktur Utama : Ir. Erawan Setyanto

Direktur : Bong Nam Kong

Direktur : Ir. Sutina

Direktur : Mohammad Lendi Basarah

Direktur : Lim Chee Chong

Direktur Independen : Harry Poernomo

Berikut adalah rincian Entitas Anak Perseroan per tanggal 30 September 2014 berdasarkan persentase kepemilikan:

฀Entitas Anak Kepemilikan Persentase Komersial Operasi Kegiatan Utama PT Pelayaran Straits Perdana

(“PSP”)

99,99 2011 Pelayaran dalam negeri

Straits Corporation Pte Ltd (“SCPL”)

SCPL merupakan suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Republik Negara Singapura, yang sebelumnya didirikan dengan nama Straits Equipment Leasing Pte. Ltd. berdasarkan Certificate of Incorporation No. 197600394R tanggal 27 Februari 1976.

SCPL bergerak dalam bidang usaha investasi dan berdomisili di 21 Bukit Batok Crescent #05-76, WCEGA Tower, Singapura 658065.

Modal dasar SCPL adalah sebesar SGD 29.695.898,57. Modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar SGD 29.695.898,57 atau sebanyak 128.456 saham. Berikut merupakan komposisi pemegang saham SCPL per 30 September 2014:

Keterangan Jumlah Saham %

Modal Dasar 128.456

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Natural Resources International Holding Pte. Ltd. 71.798 55,89

(32)

Halaman15

Keterangan Jumlah Saham %

Fast Link Investment Pte. Ltd. 4.282 3,33

LCCP Resources Pte. Ltd. 7.707 6,00

Toh Bee Yong 25.691 20,00

Harvest Hill Asia Limited 3.568 2,78

Jumlah 128.456 100,00

Berikut adalah susunan Dewan Komisaris dan Direksi SCPL per 30 September 2014:

Direktur : Dwi Prasetyo Suseno

Ong Chui Chat

Toh Soon Huat

Toh Bee Yong

Lim Che Chong

Sekretaris : Tan Peck Hoon

8.1.2 Analisis Industri dan Bisnis

Perkembangan Industri Jasa Infrastruktur Kelautan Indonesia

Potensi ekonomi kelautan Indonesia tersebar pada wilayah laut seluas 5,8 juta km2 yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,2 juta km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,7 juta km2. Selain itu, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, dengan total panjang 81.000 km.

Fakta geografis tersebut menjadikan Indonesia sebagai lalu lintas laut dan udara internasional. Arus perdagangan yang menggunakan transportasi laut dan udara dari Australia ke Asia dan Eropa pasti akan melewati wilayah Indonesia. Sebagai konsekuensi letak geografis yang menguntungkan tersebut, Indonesia memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang menjadi sea lanes bagi arus pelayaran internasional yang melewati wilayah perairan Indonesia.

Dengan mengoptimalkan nilai tambah ekonomi sumber daya kelautan yang ada, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Aktivitas ekonomi di pesisir, laut, dan lautan sebagai ekonomi kelautan, perlu terus dioptimalkan nilai tambah ekonominya, antara lain dengan fokus pada sektor perikanan, pariwisata bahari, pertambangan laut, industri kelautan/maritim, transportasi laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan.

Kebangkitan ekonomi kelautan Indonesia ditandai dengan perubahan paradigma pembangunan nasional, dari land-based development menjadi ocean-based development, dapat meningkatkan berbagai produk kebijakan publik, infrastruktur dan sumber daya finansial yang terintegrasi menunjang pembangunan kelautan.

Di samping itu dengan memacu percepatan pengembangan pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, membangun tol laut, pelabuhan laut dalam (deep seaport), logistik, industri perkapalan, dapat mengurangi inefesiensi ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

(33)

Halaman16 Konektivitas maritim juga akan memberikan jaminan kesatuan ekonomi dan menekan perbedaan harga serta kesenjangan ekonomi antar wilayah, serta meningkatkan daya saing produk-produk domestik, yang diikuti dengan berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Memasuki Masyarakat Ekonomi Association of Southeast Asian Nation (MEA-ASEAN) 2015, industri logistik nasional semakin menarik bagi investor asing. Hal tersebut terlihat dari beberapa perusahaan ASEAN, yang akan menanamkan investasi sebesar USD 6 miliar untuk mengembangkan industri logistik Indonesia seperti Singapura, Malaysia dan Filipina.

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan pertumbuhan industri logistik akan meningkat sekitar 15% pada tahun 2015 menyesuaikan pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga kuartal III 2014 omzet logistik mencapai Rp 1.800 triliun. Berikut adalah komposisi distribusi logistik di Indonesia:

Moda Komposisi (%) Angkutan Jalan 90,34 Kereta Api 0,62 Sungai 1,01 Penyeberangan 0,98 Angkutan Laut 7,00 Angkutan Udara 0,05

Sumber: Kemenhub, Bisnis Indonesia, 12 Desember 2014

Bidang Umum Kadin Bidang Logistik menilai sektor logistik merupakan industri yang potensial menarik investor, asalkan pemerintah dapat memberikan kepastian hukum dan peluang investasi. Pada 2015 diharapkan pemerintah lebih serius memperbaiki logistik nasional untuk menurunkan biaya terutama tarif pelabuhan agar bisa bersaing dengan negara lain.

Indonesian National Shipowners Association (INSA) mendukung Ikatan Perusahaan Industri Kapal (IPIK) dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) untuk mendapatkan insentif dari pemerintah. Diharapkan pemerintah bisa membangun industri atau pertumbuhan ekonomi di daerah demi akselerasi logistik yang saling menguntungkan. Selama ini, kapal-kapal di dalam negeri sudah tersedia, namun belum memungkinkan angkutan logistik melalui laut di semua daerah.

Seperti diketahui, pemerintah masih membahas pemberian insentif bagi usaha galangan kapal di dalam negeri melalui koordinasi Kementerian Koordinator Kemaritiman bersama Kementerian Perindustrian, selanjutnya didorong di Kemenkeu sebagai kuasa anggaran. Kemenhub akan mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi dengan mengembangkan pelabuhan yang tidak komersil dan perpanjangan landasan pacu bendara di sejumlah kawasan terpencil.

Kebijakan tersebut dimaksudkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan aksesibilitas, mempercepat pemerataan infrastruktur transportasi, membuka keterisoliran dan meningkatkan infrastruktur kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar. Berikut adalah 15 pelabuhan yang telah dikembangkan oleh Kemenhub dan dilanjutkan pengembangannya pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015:

(34)

Halaman17

Pelabuhan Lokasi

Pelabuhan yang diserahkan kelanjutan pengembangannya kepada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero):

1 Pelabuhan Gunung Sitoli Sumatera Utara

2 Pelabuhan Bagan Siapi-api Riau

Pelabuhan yang diserahkan kelanjutan pengembangannya kepada PT Pelabuhan Indonesia II (Persero):

3 Pelabuhan Sintete Kalimantan Barat

Pelabuhan yang diserahkan kelanjutan pengembangannya kepada PT Pelabuhan Indonesia III (Persero):

4 Pelabuhan Bima Nusa Tenggara Timur

5 Pelabuhan Lembar Nusa Tenggara Barat

6 Pelabuhan Tenau Kupang Nusa Tenggara Timur

7 Pelabuhan Lorens Say Maumere, Nusa Tenggara Timur

8 Pelabuhan Ippi Nusa Tenggara Timur

Pelabuhan yang diserahkan kelanjutan pengembangannya kepada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero):

9 Pelabuhan Bitung Sulawesi Utara

10 Pelabuhan Gorontalo Gorontalo

11 Pelabuhan Pantoloan Sulawesi Tengah

12 Pelabuhan Makassar New Port Sulawesi Selatan

13 Pelabuhan Yos Sudarso Ambon

14 Pelabuhan Jayapura Papua

15 Pelabuhan Sorong Papua Barat

Sumber : Kemenhub, Bisnis Indonesia, 16 Desember 2014

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan akan memfokuskan dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan laut untuk mendukung proyek tol laut yang menjadi salah satu program Pemerintah. Saat ini, yang diutamakan adalah pelabuhan untuk laut dengan deep sea port (tol laut) yang merupakan pelabuhan yang dibangun di perairan laut dalam agar kapal-kapal besar dengan kapasitas 3.000 – 4.000 TEUs (Twenty Feet Eqivalen Units) dapat melintas.

Kementerian PUPR juga akan mengintegrasikan tol laut tersebut dengan bendungan yang direncanakan akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di sekitar pelabuhan. Pembangunan tol laut tersebut telah dimulai dengan pembangunan yang dilakukan di Belawan, Sumatera Utara, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Makassar, Sulawesi Selatan dan Sorong, Papua.

8.1.3 Analisis Operasional dan Prospek Usaha

Perseroan didirikan pada Januari 1985 sebagai perusahaan penyedia jasa rekayasa kelautan dan pendukung logistik kelautan untuk industri pertambangan migas dan batubara. Perseroan memiliki prestasi dan reputasi yang baik dalam menyediakan jasa sipil kelautan dan dukungan logistik batubara di Indonesia bagi semua pihak yang membutuhkannya, baik dari pemerintah maupun swasta. Melihat prospek yang baik serta peningkatan akan kebutuhan batubara, Perseroan memanfaatkannya dengan cara mengembangkan bisnis jasa dukungan logistik berupa jasa pindah muat (transshipment) batubara.

Perseroan hadir dengan konsep pelayanan terintegrasi dengan berbagai sistem dengan mengutamakan aspek keselamatan serta prosedur dengan efisien, efektif dan cermat, didukung dengan berbagai pengalaman dalam mengerjakan proyek bertaraf internasional di negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Papua Nugini, menyebabkan Perseroan

Gambar

Tabel  berikut  adalah  nilai  tercatat,  berdasarkan  jatuh  temponya,  atas  liabilitas  keuangan  Grup  yang terkait risiko suku bunga:
Tabel  di  bawah  ini  merupakan  profil  liabilitas  keuangan Grup berdasarkan kontrak pembayaran  tanpa diskonto  pada  tanggal  30  September  2014  dan 31 Desember 2013 :

Referensi

Dokumen terkait

dapat dilihat bahwa akurasi per pola rugae menggunakan ciri mean ini menghasilkan akurasi sebesar 25%-100% dengan pola yang tidak terdeteksi oleh sistem yakni

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Untirta yang pernah menonton tayangan Entertainment News di Net TV dan ada sebanyak 99 orang, pemilihan responden

Minat mahasiswa menggunakan GO-JEK mengalami kenaikan. Kenaikan ini disebabkan oleh persepsi, preferensi dan perilaku konsumen Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Kesimpulan Atas dasar hasil analisis data serta pembahasan yang sudah dilaksanakan tentang pengaruh komunikasi, lingkungan kerja, disiplin kerja serta gaya kepemimpinan pada

(Nasronudin, 2007) Rendahnya penggunaan kondom pada ODHA Penasun merupakan salah satu jalur penularan HIV karena pada saat hubungan seksual akan meningkatkan resiko penularan HIV

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d dan untuk melaksanakan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa

Dengan sentuhan kaya warna pada karya lukis ini, dilakukan dengan memberikan suatu tampilan visual dengan mengatur kesan mendalam untuk menimbulkan efek tiga dimensional

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah : furosemid, asam oleat, minyak sawit merah, minyak zaitun, cromophor RH 40, tween 80, tween 20, propilenglikol,