• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Estimasi Kemungkinan Maksimum dan Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi pada Analisis Pemodelan Persamaan Struktural

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Estimasi Kemungkinan Maksimum dan Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi pada Analisis Pemodelan Persamaan Struktural"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1035

Metode Estimasi Kemungkinan Maksimum

dan Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi

pada Analisis Pemodelan Persamaan Struktural

Dian Agustina

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu, Indonesia

Diterima 8 November; Disetujui 10 Desember 2014

Abstrak - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana fungsi discrepancy metode estimasi kemungkinan

maksimum menjadi hampiran dari metode estimasi kuadrat terkecil tergeneralisasi pada model persamaan struktural. Data pertama dari variabel faktor sosial yang mempengaruhi variabel faktor lingkungan dan kepuasan kerja karyawan HBAT, serta data kedua berupa matriks kovarian dari Wheaton, diterapkan pada kedua metode estimasi parameter dalam model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter-parameter yang diperoleh dari metode estimasi kemungkinan maksimum menghampiri parameter-parameter yang diperoleh dari metode estimasi kuadrat terkecil tergeneralisasi dengan sangat dekat.

Kata Kunci: Model Persamaan Struktural, Metode Kemungkinan Maksimum, Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi

1. Pendahuluan

Pemodelan Persamaan Struktural atau Stuctural Equation

Modeling (SEM) adalah sekumpulan alat atau teknik-teknik

statistika yang memungkinkan tidak hanya mendapatkan model hubungan namun juga pengujian sebuah rangkaian hubungan yang simultan [1]. Hubungan tersebut dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen.

Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa

langkah berikut ini perlu dilakukan [1].

1. Pengembangan model berbasis teori.

2. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan

hubungan kausalitas,

3. Konversi diagram alur kedalam serangkaian

persamaan struktural dan spesifikasi model

pengukuran.

4. Pemilihan matriks input dan teknik estimasi atas

model yang dibangun.

5. Menilai problem identifikasi.

6. Evaluasi model (asumsi-asumsi dan uji statistik).

7. Interpretasi dan modifikasi model.

Poin 4 di atas menyiratkan bahwa pemilihan teknik atau metode estimasi merupakan salah satu hal yang penting untuk membangun sebuah model.

Beberapa metode estimasi parameter yang dapat digunakan dalam pemodelan ini, diantaranya adalah Maximum Likelihood Estimation (MLE) atau Kemungkinan Maksimum, Generalized Least Square (GLS) atau Kuadrat Terkecil Tergeneralisasi, Unweighted Least Square (ULS), Scale-free Least Square (SLS), dan Asymptotically distribution-free (ADF). Metode estimasi mana yang dipilih salah satunya bergantung pada dipenuhi atau tidaknya asumsi normalitas. Misalnya, ADF dipilih bila asumsi normalitas tidak dipenuhi. Sedangkan MLE dan GLS dipilih bila asumsi normalitas dipenuhi [4].

Dengan asumsi

~

N

p

(

µ

,

)

, pendekatan klasik SEM mencocokkan matriks kovarian sampel S dan

Σ

( )

θ

dengan fungsi discrepancy. Masing-masing teknik estimasi memiliki fungsi discrepancy yang berbeda-beda.

Terdapat hubungan antara fungsi discrepancy metode kemungkinan maksimum dan fungsi discrepancy metode kuadrat terkecil tergeneralisasi [4]. Hubungan tersebut yaitu

(2)

1036 fungsi discrepancy metode kemungkinan maksimum dapat

dipandang sebagai sebuah hampiran untuk fungsi

discrepancy dari metode generalized least square. Dalam

tulisan ini akan dilihat mengenai metode kemungkinan maksimum dan kuadrat terkecil tergeneralisasi sebagai metode estimasi dalam SEM.

Model Persamaan Struktural

Teori-teori substantif dalam bidang pendidikan,

kesehatan, ilmu sosial biasanya terdiri dari dua

variabel, variabel manifes (terobservasi) dan variabel

laten. Variabel manifes adalah variabel yang dapat

diukur secara langsung, misalnya pendapatan, nilai tes,

tekanan darah sistolik, dan berat. Sering kali terdapat

variabel yang tidak bisa diukur secara langsung oleh

sebuah variabel manifes. Misalnya kecerdasan,

kepribadian, kemampuan kuantitatif, tekanan darah,

dan kondisi kesehatan. Karakteristik variabel semacam

ini dapat diukur secara parsial oleh kombinasi linier

dari beberapa variabel manifes. Misalnya tekanan

darah seorang pasien dapat diukur dengan tekanan

darah sitolik dan tekanan darah diastolik. Dalam

beberapa penelitian dibangun sebuah model untuk

mengevaluasi hipotesis mengenai dampak variabel

laten dan variabel manifes pada variabel lain, dan juga

kesalahan pengukuran.

Model Persamaan Struktural (SEM) dikenal baik

sebagai metode statistika yang dapat digunakan untuk

tujuan di atas. SEM dapat diaplikasikan pada banyak

bidang, seperti pada penelitian lingkungan yang

mengivestigasi bagaimana polusi air dan udara

mempengaruhi kesehatan, atau dalam penelitian

pendidikan yang mengukur pertumbuhan kecerdasan

serta hubungannya dengan kepribadian dan lingkungan

sekolah, atau dalam penelitian di bidang kesehatan

yang menganalisis kualitas kesehatan, dan lain

sebagainya.

SEM terdiri dari dua komponen. Komponen pertama

adalah model analisis faktor konfirmatori dari variabel

laten ke seluruh variabel manifes (indikator) dan sering

dikenal sebagai model pengukuran. Komponen ini

dapat dipandang sebagai model regresi antara variabel

manifes dan variabel laten. Komponen kedua juga

merupakan regresi tipe model struktural antara variabel

laten endogen (bebas) dengan variabel laten eksogen

(terikat) [5].

Dalam SEM, matriks kovarian dari vektor random

manifes y terdiri dari seluruh parameter yang terdapat

dalam model. Oleh karena itu metode klasik dalam

analisis SEM fokus pada matriks kovarian S dan bukan

vektor random y

i

. Ini menyebabkan formula matriks

kovarian

Σ θ

( )

, yang merupakan matriks fungsi dari

vektor parameter

θ

yang tidak diketahui, diestimasi

dengan meminimumkan atau menaksimumkan fungsi

objektif yang mengukur ketidakcocokan antara S dan

( )

Σ θ

. Fungsi ini disebut dengan fungsi discrepancy.

Fungsi Discrepancy Metode Kemungkinan Maksimum

Metode Kemungkinan Maksimum atau Maximum

Likelihood Estimation (MLE) merupakan metode paling

populer dalam menghasilkan estimator dan salah satu metode yang sering digunakan untuk mengestimasi nilai parameter. Metode kemungkinan maksimum juga merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam praktek dan prosedur SEM.

Fungsi discrepancy dari metode ini adalah

( )

1

( )

1

( )

, log +tr log . ML F p θ = − θ − θ       − − Σ S (1)

Dan turunan pertamanya terhadap θi adalah

( ) ( )

(

)

( ) ( )

1 1 ML i i F tr θ θ S θ θ θ − − θ  ∂Σ  ∂ = Σ Σ Σ   ∂ (2)

Dengan asumsi bahwa S konvergen dalam peluang ke Σ, turunan keduanya terhadap θi adalah

( ) ( )

( ) ( )

1 1 2 ML i j i j F tr θ θ θ θ θ θ θ θ − − Σ ∂Σ Σ ∂Σ  ∂ =   ∂ ∂ ∂ ∂ (3)

Fungsi Discrepancy Metode Kuadrat Terkecil

Tergeneralisasi

Fungsi discrepancy metode kuadrat terkecil tergeneralisasi adalah

(3)

1037

( )

(

1

)

2 1 2 GLS F = tr IS−Σ θ (4) [3].

Turunan pertamanya terhadap θi adalah

( )

(

)

( )

1 1 GLS i i F tr S θ S S θ θ − − θ  ∂Σ  ∂ = Σ   ∂ (5)

dan dengan asumsi yang sama pada metode kemungkinan maksimum, diperoleh

( )

( )

1 1 2 GLS i j i j S S F tr θ θ θ θ θ θ − −  ∂Σ ∂Σ  ∂ =   ∂ ∂ ∂ ∂ (6)

sebagai turunan keduanya terhadap θi.

Prosedur estimasi

Estimasi parameter diperoleh dari peminimuman fungsi

discrepancy. Fungsi discrepancy metode kemungkinan

maksimum dan metode kuadrat terkecil tergeneralisasi, sebut F, diminimumkan dengan iterasi secara numerik dengan metode skoring Fisher. Proses minimisasi dimulai pada sebarang nilai awal

θ

( )1 dan kemudian menggunakan titik baru

θ

( )2 ,

θ

( )3 , .... dimana F

( )

θ( )s+1 <F

( )

θ( )s

sampai diperoleh kekonvergenan.

Misalkan g( )s adalah vektor gradien ∂ ∂F θ pada ( )s

=

θ θ . Misalkan pula E( )s adalah matriks informasi dari (3) dan (6) pada θ θ= ( )s . Maka dengan menyelesaikan

( ) ( )s s = ( )s

g (7) metode skoring Fisher akan menghitung sebuah vektor koreksi δ( )s dan kemudian menghitung sebuah titik baru dengan

( )1 ( ) ( )

.

s+ = s s

θ θ δ (8) Metode ini membutuhkan E( )s dan penyelesaian (7) pada tiap iterasi [4].

2. Metode Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data contoh dari referensi.

2. Menerapkan masing-masing metode estimasi pada setiap data contoh dengan menggunakan bantuan software AMOS 18.

3. Merekapitulasi hasil etimasi.

4. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil estimasi yang diperoleh.

3. Hasil dan Pembahasan

Data 1 mengenai keinginan HBAT untuk melihat pengaruh faktor sosial terhadap faktor lingkungan dan kepuasan kerja pegawainya [2]. Variabel dependennya adalah faktor lingkungan

( )

η

1 dan kepuasan kerja

( )

η

2 , sedangkan variabel independennya adalah bagaimana tanggapan mereka tentang rekan kerja

( )

ξ

. Ketiga variabel ini dapat didefinisikan sebagai konstruk laten. Masing-masing konstruk laten diukur dengan beberapa variabel indikator, misalnya tanggapan tentang rekan kerja diukur dengan (1) seberapa senang Anda bekerja dengan rekan kerja Anda?, (2) bagaimana kesan Anda terhadap rekan kerja Anda?, (3) seberapa sering Anda berhubungan dengan rekan kerja Anda di luar jam kerja?, dan (4) secara umum, adakah kesamaan antara Anda dengan rekan kerja Anda? Untuk keperluan penelitian ini, dengan menggunakan 400 responden yang keseluruhannya adalah karyawan HBAT, diajukan model hubungan konstruk seperti di bawah ini.

Gambar 1. Model Hubungan dari Data HBAT.

Dengan menggunakan metode kemungkinan maksimum (MLE) dan kuadrat terkecil tergeneralisasi (GLS) diperoleh estimasi parameter dan statistik uji seperti pada tabel berikut ini.

(4)

1038 MLE GLS ˆ θ SE θˆ SE 1 λ 1 1 2 λ 1,238 0,067 1,242 0,069 3 λ 1,037 0,055 1,052 0,057 4 λ 1,147 0,063 1,145 0,065 5 λ 1 1 6 λ 1,031 0,073 1,043 0,071 7 λ 0,834 0,057 0,835 0,060 8 λ 0,917 0,063 0,912 0,064 9 λ 1 1 10 λ 1,036 0,076 1,029 0,075 11 λ 0,903 0,072 0,881 0,070 12 λ 0,913 0,071 0,914 0,071 13 λ 15,183 1,139 14,948 1,108 1 θ 0,622 0,059 0,616 0,059 2 θ 0,969 0,092 0,944 0,091 3 θ 0,603 0,060 0,559 0,059 4 θ 0,885 0,082 0,835 0,080 5 θ 1,751 0,142 1,618 0,137 6 θ 0,951 0,090 0,873 0,087 7 θ 0,470 0,050 0,421 0,049 8 θ 0,598 0,063 0,574 0,062 9 θ 0,812 0,074 0,763 0,073 10 θ 0,822 0,077 0,798 0,075 11 θ 0,933 0,079 0,898 0,077 12 θ 0,824 0,072 0,797 0,071 13 θ 198,057 17,818 179,167 17,082 γ 0,273 0,063 0,273 0,065

β

0,189 0,047 0,184 0,047

φ

1,312 0,136 1,249 0,133 1 ψ 1,498 0,202 1,456 0,198 2 ψ 0,924 0,116 0,934 0,118

Dari hasil estimasi parameter di atas dapat dilihat bahwa metode kemungkinan maksimum dan kuadrat terkecil tergeneralisasi memberikan estimasi nilai yang hampir sama, begitu juga dengan SE. Sebagian besar SE dari estimasi

kuadrat terkecil tergeneralisasi lebih kecil dari pada SE yang dihasilkan dari kemungkinan maksimum. Namun selisih yang ada di antara keduanya tidak begitu besar.

Tabel 2. Statistik Uji Model Data HBAT

MLE GLS Chi-square 62,155 67,108 Prob 0,506 0,338 GFI 0,978 0,974 AGFI 0,968 0,963 TLI 1,000 0,988 RMSEA 0,000 0,013

Metode estimasi kemungkinan maksimum dan kuadrat terkecil tergeneralisasi memberikan nilai-nilai statistik uji yang juga hanya berbeda sedikit saja.

Selanjutnya, data kedua merupakan matriks kovarian dari penelitian Wheaton dan kawan-kawan [6]. Modelnya adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Model Hubungan dari Data Wheaton.

Dari data 2 diperoleh estimasi parameter dan statistik uji seperti berikut ini.

Tabel 3. Estimasi Parameter Model Data Wheaton

MLE GLS ˆ θ SE θˆ SE 1 λ 1 1 2 λ 5,219 0,426 5,220 0,429 3 λ 1 1 4 λ 0,979 0,062 0,980 0,063 5 λ 1 1

(5)

1039 6 λ 0,922 0,060 0,921 0,060 1 θ 2,801 0,512 2,775 0,511 2 θ 264,597 18,234 261,895 18,175 3 θ 4,731 0,457 4,700 0,455 4 θ 2,563 0,406 2,530 0,407 5 θ 4,399 0,517 4,374 0,517 6 θ 3,070 0,436 3,074 0,435 7 θ 1,623 0,316 1,596 0,315 8 θ 0,339 0263 0,330 0,262 1 γ -0,575 0,058 -0,573 0,058 2 γ -0,227 0,053 -0,226 0,052

β

0,607 0,051 0,608 0,051

φ

6,798 0,653 6,819 0,655 1 ψ 4,841 0,462 4,861 0,464 2 ψ 4,083 0,404 4,085 0,405

Serupa halnya dengan Tabel 1, Tabel 4 juga memberikan nilai yang hampir sama untuk kedua estimasi kemungkinan maksimum dan kuadrat terkecil tergeneralisasi, begitu juga dengan SE. Sebagian besar SE dari estimasi kuadrat terkecil tergeneralisasi terlihat lebih kecil dibandingkan SE yang dihasilkan dari metode kemungkinan maksimum kemungkinan maksimum, tetapi selisihnya tidak besar. Dapat dilihat pula bahwa statistik uji yang dihasilkan untuk data ini pada tabel berikut cenderung sama dengan perbedaan di perseribuan saja.

Tabel 4. Statistik Uji Model Data Wheaton

MLE GLS Chi-square 4,730 4,701 Prob 0,316 0,319 GFI 0,998 0,998 AGFI 0991 0,991 TLI 0,999 0,996 RMSEA 0,014 0,014 4. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat dilihat bahwa metode kemungkinan maksimum dan metode kuadrat terkecil tergeneralisai memberikan estimasi parameter dengan nilai yang hampir sama. Begitupun standar error (SE) yang dihasilkan kedua metode estimasi tersebut, juga menunjukkan nilai yang cenderung sama. Demikian pula yang dihasilkan untuk kedua statistik uji masing-masing metode estimasi, hanya berbeda sedikit saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi discrepancy dari metode estimasi kemungkinan maksimum memberikan hampiran yang sangat baik bagi metode estimasi kuadrat terkecil tergeneralisasi.

Daftar Pustaka

[1] Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modeling

Dalam Penelitian Manajemen. Semarang: BP

UNDIP.

[2] Hair, Joseph F., Black, William C., Babin, Barry J., Anderson, Rolph E. 2010. Multiariate Data

Analysis. Amerika Serikat: Prentice Hall.

[3] Joreskog, Karl G., dan Goldberger, Arthur S. 1972. Factor Analysis by Generalized Least Square.

Psychometrika, Vol.37, No.3.

[4] Joreskog, Karl G. 1978. Structural Analysis of Covariance and Correlation Matrices.

Psychometrika, Vol.43, No.4.

[5] Lee, Sik-Yum. 2007. Structural Equation Modeling:

A Bayesian Approach. Amerika Serikat: Wiley.

[6] SAS Institute Inc. 2011. SAS/STAT 9.3 User’s Guide. Cary, NC: SAS Institute Inc.

Gambar

Gambar 1. Model Hubungan dari Data HBAT.
Tabel 2. Statistik Uji Model Data HBAT
Tabel 4. Statistik Uji Model Data Wheaton

Referensi

Dokumen terkait

Mengimplementasikan algoritma EM untuk pemodelan pada regresi gerombol dengan metode pendugaan kemungkinan maksimum agar mendapatkan jumlah gerombol yang optimal dan

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menaksir parameter persamaan simultan adalah dengan menggunakan metode Kuadrat Terkecil Dua Tahap (Two Stage Least Square – 2SLS)

Bagaimana aplikasi estimasi parameter model regresi Poisson diperumum dengan metode maksimum likelihood pada data jumlah angka kematian bayi AKB di Kabupaten Kediri tahun 2015?... 5

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengenalan dan pemahaman tentang Estimasi menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE)

KAJIAN ESTIMASI PARAMETER BERDISTRIBUSI GAMMA DENGAN PENDUGA METODE MOMEN DAN KEMUNGKINAN MAKSIMUM; SUATU TERAPAN DATA PARUH WAKTU DAN SIMULASI SEBAGAI

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode Kemungkinan Maksimum (Maximum Likelihood,) dan metode Bayes dalam menaksir kemampuan peserta pada rancangan tes adaptif.

Menentukan estimasi parameter model GARCH(1,1) dari data harian Close Price saham dengan menggunakan metode.. maximum likelihood

Keyword:Estimation Parameter, Generalized Autoregressive Conditional Heterokedasticity GARCH, Bootstrap Approximation, Maximum Likelihood Estimation MLE Method.. Penelitian ini