• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu : 5 MINGGU x JP (Keseluruhan KD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Waktu : 5 MINGGU x JP (Keseluruhan KD)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Waktu :

Waktu :

5 MINGGU

5 MINGGU

x

x

JP

JP

(Keseluruhan KD)

(Keseluruhan KD)

KOMPETENSI

KOMPETENSI

DASAR

DASAR

3.5

3.5

. Memahami sistem hukum

.

dan peradilan nasional

dalam lingkup NKRI.

4.5. Menyaji hasil telaah

sistem hukum dan

peradilan nasional dalam

lingkup NKRI

(3)

Waktu :

Waktu :

2 Minggu

2 Minggu

( 4

( 4

x 45

x 45

Menit

Menit

)

)

Materi Pokok

Materi Pokok

:

:

(4)

(Indikator)

(Indikator)

Hasil Yang Diharapkan :

Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian sistem,

Menguraikan pengertian sistem,

hukum dan sistem hukum.

hukum dan sistem hukum.

Mendeskripsikan tujuan hukum dan

Mendeskripsikan tujuan hukum dan

sumber hukum.

sumber hukum.

Menganalisis penggolongan hukum dan

Menganalisis penggolongan hukum dan

sanksi hukum

sanksi hukum

Menganalisis sumber serta urutan

Menganalisis sumber serta urutan

peraturan hukum di Indonesia

(5)

PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN

Mengamati

•Membaca tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia

Menanya

•Menanya tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia

Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan

•Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia

Mengasosiasikan

•Mencari hubungan rasa keadilan masyarakat dengan sistem hukum di Indonesia Mengomunikasikan

•Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia

(6)

PENILAIAN

PENILAIAN

1. Tugas:

1. Tugas:

 Mengumpulkan data dari berbagai sumber Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macam-tentang pengertian, tujuan,

macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di

macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di

Indonesia

Indonesia

 Diskusi kelompok membahas hasil pDiskusi kelompok membahas hasil pengumpulan dataengumpulan data  Membuat laporan Membuat laporan hasil hasil ppengumpulan dataengumpulan data

 Mempresentasi-kan hasil laporan di depan kelas Mempresentasi-kan hasil laporan di depan kelas  (format presentasi terlampir)(format presentasi terlampir)

2.

2. ObservasiObservasi

 Menilai kegiatan pengamatan dan tanya jawab dengan nara sumber berkaitan Menilai kegiatan pengamatan dan tanya jawab dengan nara sumber berkaitan

pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta

pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta

urutan peraturan hukum di Indonesia

urutan peraturan hukum di Indonesia

3

3. . Portofolio, Portofolio,

 penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun

kelompok tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum,

kelompok tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum,

dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia

dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia

 (format portofolio terlampir)(format portofolio terlampir)

4.

4. Tes Tes

 Digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang Digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang pengertian, pengertian,

tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan

tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan

peraturan hukum di Indonesia

(7)

Sistem Hukum Sistem Hukum Sistem Sistem Hukum Hukum 1.

1. Mr. E.M. MeyersMr. E.M. Meyers 2. 2. E. Utrecht, SHE. Utrecht, SH 3. 3. S.M Amin, SH. dllS.M Amin, SH. dll Penggolongan Penggolongan Hukum Hukum Peradilan Nasional Peradilan Nasional 1. 1. WujudWujud 2. 2. RuangRuang 3. 3. WaktuWaktu 4. 4. PribadiPribadi 5. 5. IsiIsi 6.

6. Tugas & FungsiTugas & Fungsi SISTEM SISTEM HUKUM DAN HUKUM DAN PERADILAN PERADILAN NASIONAL NASIONAL Sumber Hukum Sumber Hukum 1. 1. Undang-undangUndang-undang 2. 2. KebiasaanKebiasaan 3. 3. YurisprudensiYurisprudensi 4. 4. TraktatTraktat 5. 5. DoktrinDoktrin 1. 1. P. UmumP. Umum 2. 2. P. AgamaP. Agama 3. 3. P. MiliterP. Militer 4.

4. P. T. Ush NegaraP. T. Ush Negara 5.

5. M. KonstitusiM. Konstitusi Tujuan Hukum

(8)

Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang

mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang

masing-masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi

masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi

membentuk kesatuan secara keseluruhan.

membentuk kesatuan secara keseluruhan.

1.

1.

Sistem Hukum & Peradilan nasional

Sistem Hukum & Peradilan nasional

a.

a.

Pengertian Sistem

Pengertian Sistem

Unsur-unsur dalam sistem mencakup :

Unsur-unsur dalam sistem mencakup :

Seperangkat komponen, elemen, bagian.Seperangkat komponen, elemen, bagian.

Saling berkaitan dan tergantung.Saling berkaitan dan tergantung.

Kesatuan yang terintergrasi.Kesatuan yang terintergrasi.

Memiliki peranan dan tujuan tertentu.Memiliki peranan dan tujuan tertentu.

Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang

lebih besar.

(9)

b.

Pengertian Hukum

1.

1. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada

mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada

tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi

tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi

pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan

pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan

tugasnya.

tugasnya.

2.

2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat

masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat

tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan

tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan

dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya

dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya

akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.

akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.

3.

3. Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan peraturan Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu

(perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu

masyarakat dan karenya harus ditaati oleh masyarakat itu.

(10)

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

Unsur-unsur Dalam Pengertian Hukum :

Unsur-unsur Dalam Pengertian Hukum :

Peraturan mengenai tingkah laku manusia

Peraturan mengenai tingkah laku manusia

dalam pergaulan masyarakat ;

dalam pergaulan masyarakat ;

Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi

Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi

yang berwenang;

yang berwenang;

Peraturan itu bersifat memaksa;dan

Peraturan itu bersifat memaksa;dan

Adanya sanksi yang tegas terhadap

Adanya sanksi yang tegas terhadap

pelanggaran peraturan tersebut.

pelanggaran peraturan tersebut.

Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah

Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah

dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum

dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum

adalah

adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.

(11)

c.

c.

Tujuan Hukum

Tujuan Hukum

No Tokoh/ Pakar Pendapat Yang Dikemukakan

1. Subekti, S.H. Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu-ran dan kebahagiaan pada rakyatnya.

2. Van Apeeldoorn Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melin-dungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan.

3. Y. Van Kant Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap-tiap manusia tidak diganggu.

4. Geny Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepenti-ngan daya guna dan kemanfaatan.

Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan

Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan

dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb :

(12)

Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang

Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang

mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang

mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang

pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber

pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber

hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan sumber

hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan sumber

hukum “formal” .

hukum “formal” .

d.

d.

Sumber Hukum

Sumber Hukum

Macam-macam Sumber Hukum

Macam-macam Sumber Hukum

formal

formal

:

:

1.

1.

Undang-undang,

Undang-undang,

2.

2.

Traktat,

Traktat,

3.

3.

Kebiasaan (hk tidak tertulis),

Kebiasaan (hk tidak tertulis),

4.

4.

Doktrin, dan

Doktrin, dan

5.

(13)

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan

Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan

pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan

pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan

peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai

peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai

berikut :

berikut :

1.

1. Undang-undang Dasar 1945 ; Undang-undang Dasar 1945 ; 2.

2. Ketetapan MPR-RI ; Ketetapan MPR-RI ; 3.

3. Undang-undang ;Undang-undang ; 4.

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) ;Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) ; 5.

5. Peraturan Pemerintah ;Peraturan Pemerintah ; 6.

6. Keputusan Presiden ; danKeputusan Presiden ; dan 7.

7. Peraturan Daerah.Peraturan Daerah.

Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan

Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan

(TAP MPR No. III/MPR/200

(14)

UUD 1945 TAP MPR UU PERPU PP KEPRES PERDA UUD 1945 PP PERPRES PERDA UU/PERPU

TAP MPR RI No. III/MPR/2000 UU No. 10 Tahun 2004

4

4

. TAP

. TAP

MPR Nomor

MPR Nomor

III

III

/MPR/

/MPR/

2000 T

2000 T

entang

entang

Sumber Hukum dan

Sumber Hukum dan

Tata Urutan

Tata Urutan

Peratura

Peratura

n

n

Perundang-

Perundang-

u

u

ndangan

ndangan

Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003

Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003

(15)

UUD 1945 TAP MPR UU/perpu PP PERPRES PERDA PROV PERDA KAB

4.

4.

UU Nomor 12 Tahun

UU Nomor 12 Tahun

20

20

11

11

T

T

entang

entang

Sumber Hukum dan

Sumber Hukum dan

Tata Urutan

Tata Urutan

Peratura

Peratura

n

n

(16)

e.

e.

Penggolongan Hukum

Penggolongan Hukum

Hukum Wujud/ Bentuk Tertulis Tidak Tertulis Ruang Waktu Pribadi Lokal Nasional Internasional Ius Contitutum Ius Contituendum Hukum Antar Waktu Satu Golongan Semua Golongan Antar Gol. I s i Publik Privat/Perdata Hk. Tata Neg Negara Hk. Adm. Neg Negara Hk. Pidana Hk. Acara Hk. Perorangn Hk. Keluarga Hk. Kekayaan Hk. Waris Tugas dan Fungsi Material Formal Pidana Formal Perdata Formal Sifat Memaksa Mengatur

(17)

f.

f.

Sanksi Hukum

Sanksi Hukum

Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) :

Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) :

1.

1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari :Hukuman Pokok, yang terdiri dari :

a. Hukuman Matia. Hukuman Mati

b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari :b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari :

1) Hukuman seumur hidup1) Hukuman seumur hidup

2) Hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 2) Hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan

tahun dan

sekurang-kurangnya 1 tahun)sekurang-kurangnya 1 tahun)

c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan

kurangnya 1 hari).kurangnya 1 hari). d. denda

d. denda

2.

2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari :Hukuman Tambahan, yang terdiri dari : a. Pencabutan hak-hak tertentu.

a. Pencabutan hak-hak tertentu.

b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.

b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.

c. Pengumuman keputusan hakim.

(18)

BERDA-SARKAN SARKAN ISI ISI Hukum Pidana

Hukum Pidana, pelanggar hukum pada umumnya , pelanggar hukum pada umumnya segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima

segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima

berkas polisi yg mengadakan penyelidikan dan

berkas polisi yg mengadakan penyelidikan dan

penyidikan. Tindakan Pidana (

penyidikan. Tindakan Pidana (delikdelik) disengaja ) disengaja disebut

disebut delik doloesdelik doloes, & yg tidak sengaja disebut , & yg tidak sengaja disebut

delik coelpa

delik coelpa.

Hukum Perdata

Hukum Perdata, pelanggar hukum perdata baru dapat , pelanggar hukum perdata baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari

disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari

pihak yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg

pihak yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg

mengadu (

mengadu (penggugatpenggugat) dan pihak yang diadukan ) dan pihak yang diadukan (

(tergugattergugat).).

g.

(19)

1.

1. Tuliskan pengertian hukum berdasTuliskan pengertian hukum berdasarkan para ahli dan pendapat anda arkan para ahli dan pendapat anda

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb :

2.

2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. !

perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. ! Prof. Subekti, S.H. Prov. Y. Van Kant

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

1

No

No Tokoh HukumTokoh Hukum Intisari PendapatIntisari Pendapat 1 1 ……… ……… 2 2 ……… ……… 3 3 ……… ……… 3.

3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman

dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman

pada hukum/aturan ! ...

(20)

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

1

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum,

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum,

Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata,

Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata,

dilanjutkan Penugasan sebagai berikut :

dilanjutkan Penugasan sebagai berikut :

1. Jelaskan, apa yang dimaksud “Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem” !

2. Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara Indonesia

menerapkan hukuman mati bagi mereka yang bersalah (seperti terhadap kasus Tibo Cs. di Poso). Berikan alasan !

3. Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden !

4. Berikan tanggapan, bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh Pengadilan di Indonesia dengan telah diratifikasinya penghor-matan terhadap hak asasi manusia terhadap kasus Tibo Cs. yang dihukum mati !.

(21)

Waktu :

Waktu :

3 Minggu

3 Minggu

( 6

( 6

x 45 Menit

x 45 Menit

)

)

Materi Pokok

Materi Pokok

:

:

Sistem peradilan

Indonesia

(22)

(Indikator)

(Indikator)

Hasil Yang Diharapkan :

Hasil Yang Diharapkan :

Mendiskripsikanpengertian, tujuan, macam-macam

Mendiskripsikanpengertian, tujuan, macam-macam

peradilan di Indonesia

peradilan di Indonesia

Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA.

Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA.

Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan

Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan

negeri, tinggi dan MA.

negeri, tinggi dan MA.

Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah

Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah

Konstitusi.

Konstitusi.

Mendeskripsikan

Mendeskripsikan

dengan memberi contoh bentuk

dengan memberi contoh bentuk

sikap terbuka, objektif atau rasional, dan

sikap terbuka, objektif atau rasional, dan

mengutamakan kepentingan umum

(23)

PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN

Mengamati

Mengamati

 Mencari informasi tentang pengertian, tujuan, macam-macam Mencari informasi tentang pengertian, tujuan, macam-macam

peradilan di Indonesia

peradilan di Indonesia

Menanya

Menanya

 Menanya tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga Menanya tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga

peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan peran lembaga

peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan peran lembaga

peradilan

peradilan

Menge

Mengeksperimenksperimenkankan//mengmengeeksksplorplorasikanasikan

 Mengumpulkan data dari berbagai sumberMengumpulkan data dari berbagai sumber tentang sistem peradilan tentang sistem peradilan

di Indonesia

di Indonesia

Menga

Mengasosiasisosiasikankan

 Mencari hubungan proses peradilan dengan putusan pengadilan Mencari hubungan proses peradilan dengan putusan pengadilan

yang berbeda-beda pada kasus yang sama

yang berbeda-beda pada kasus yang sama

Meng

Mengomunikasiomunikasikankan

 Mempresentasikan hasil diskusi tentang sistem peradilan nasional Mempresentasikan hasil diskusi tentang sistem peradilan nasional

dalam lingkup NKRI

(24)

PENILAIAN

PENILAIAN

1. Tugas:

1. Tugas:

 Mengumpulkan data dari berbagai sumber Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macam-tentang pengertian, tujuan,

macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di

macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di

Indonesia

Indonesia

 Diskusi kelompok membahas hasil pDiskusi kelompok membahas hasil pengumpulan dataengumpulan data  Membuat laporan Membuat laporan hasil hasil ppengumpulan dataengumpulan data

 Mempresentasi-kan hasil laporan di depan kelas Mempresentasi-kan hasil laporan di depan kelas  (format presentasi terlampir)(format presentasi terlampir)

2.

2. ObservasiObservasi

 Menilai kegiatan Menilai kegiatan pengamatan dan tanya jawab dengan nara sumber berkaitan pengamatan dan tanya jawab dengan nara sumber berkaitan sistem sistem

peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga

peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga

peradilan, dan peran lembaga peradilan

peradilan, dan peran lembaga peradilan

3

3. . Portofolio, Portofolio,

 penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok

tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam

tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam

lembaga peradilan, dan peran lembaga peradilan

lembaga peradilan, dan peran lembaga peradilan  (format portofolio terlampir)(format portofolio terlampir)

4.

4. Tes Tes

 digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang sistem peradilan di digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang sistem peradilan di

Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan

Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan

peran lembaga peradilan

(25)

h.

h.

Peradilan Nasional

Peradilan Nasional

Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan

Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Mahkamah Agung

Pengadilan Tinggi

Umum/Sipil Tinggi AgamaPengadilan Pengadilan Tinggi Militer Tata Usaha NegaraPengadilan Tinggi

Pengadilan Negeri

(26)

Pengadilan Negeri Pengadilan Negeri Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Mahkamah Agung Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi Peranan Peranan Lembaga-Lembaga Peradilan Lembaga Peradilan Fungsi Tugas Wewenang Fungsi Tugas Wewenang Fungsi/Tugas Wewenang Kewajiban Wewenang

(27)

a.

a.

Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)

Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)

Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya.

Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama.

Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu :

Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu :

Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang,

Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang,

atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang

atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang

terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara.

terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara.

2.

(28)

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

Tugas dan kewenangannya, mencakup :

• Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan.

• Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. • Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum

kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta.

• Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya.

• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

• Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara.

• Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan melaporkan hasil pengawasannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Mahkamah Agung, dan Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya

(29)

b.

b.

Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)

Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)

Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding).

Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.

• Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan Negeri di dalam

daerah hukumnya.

• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam

daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya.

• Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan

negeri di daerah hukumnya.

• Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dpt

memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukumnya.

(30)

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :

Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan

Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan

negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan

negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan

banding.

banding.

Berwenang untuk memerintahkan pengiriman

Berwenang untuk memerintahkan pengiriman

berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti

berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti

dan memberi penilaian tentang kecakapan dan

dan memberi penilaian tentang kecakapan dan

kerajinan para hakim.

kerajinan para hakim.

(31)

3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)

3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)

Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban

Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban

utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas

utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas

tindakan-tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan

tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan

menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.

menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.

Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung

Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung

::

• Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di

semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman.

semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman. • Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua

lingku-ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya.

ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya.

• Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim

di semua lingkungan peradilan.

di semua lingkungan peradilan.

• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi

peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan

peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan

surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.

(32)

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

Wewenang Mahkamah Agung

:

• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan

Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan),

• Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan

mengadili,

• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali

putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,

• Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan

perundang-undangan di bawah undang-undang,

• Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan

teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan,

• Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada

Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak

mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.

• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali pada

tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(33)

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

Permohonan kasasi

,

dapat

dilakukan dalam perkara :

• Perdata • Pidana

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan

:

• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,

• Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku, • Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan

perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.

Asas-asas penuntutan bagi Asas-asas penuntutan bagi seseorang yang dianggap seseorang yang dianggap bersalah,

bersalah,

Asas Opportunitas

Asas Opportunitas

(34)

Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki

Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki

wewenang dan kewajiban :

wewenang dan kewajiban :

Wewenang

Wewenang

, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir

, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir

yang putusannya bersifat final untuk menguji UU

yang putusannya bersifat final untuk menguji UU

terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga

terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga

negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945,

negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945,

memutus pembubaran partai politik, dan memutus

memutus pembubaran partai politik, dan memutus

perselisihan Pemilihan Umum.

perselisihan Pemilihan Umum.

Kewajiban

Kewajiban

,

,

yaitu memberi putusan atas pendapat DPR

yaitu memberi putusan atas pendapat DPR

mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau

mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau

Wakil Presiden menurut UUD 1945.

Wakil Presiden menurut UUD 1945.

d.

(35)

Sikap Terbuka

Sikap Terbuka

Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan

Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan

berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan

berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan

hukum.

hukum.

Sikap Obyektif/Rasional

Sikap Obyektif/Rasional

Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam

Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam

ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.

ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.

Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum

Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum

Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil

Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil

pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau

pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau

jembatan.

jembatan.

e.

(36)

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Penugasan Praktik Kewarganegaraan

2

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peradilan

Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.

Langkah-langkah :

1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang. 2. Diskusikan kelompok tentang peranan Pengadilan dalam

menegakkan keadilan di Indonesia.

3. Setiap anggota kelompok bekerja sama saling menyampaikan pendapat dan memberi tanggapan , dan ditulis pada lembar kertas.

4. Mempresentasikan hasil kelompok. 5. Buatlah kesimpulan bersama.

(37)
(38)

KITA SEPAKAT

KITA SEPAKAT

MEMBERANTAS KORUPSI

MEMBERANTAS KORUPSI

DI INDONESIA

DI INDONESIA

(39)

Pengertian Korupsi

Pengertian Korupsi

Gambaran Umum Korupsi

Gambaran Umum Korupsi

Persepsi Masyarakat

Persepsi Masyarakat

Peran Serta Upaya

Peran Serta Upaya

Pemberantasan Pemberantasan Korupsi DI Korupsi DI Indonesia Indonesia Upaya Pencegahan Fenomena Korupsi Fenomena Korupsi Upaya Penindakan

Upaya Edukasi Masyarakat Upaya Edukasi LSM

(40)

a.

a.

Pengertian Korupsi

Pengertian Korupsi

Kata “

Kata “korupsikorupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara ” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau

Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau

“ketidak jujuran”.

“ketidak jujuran”.

Kolusi

, adalah permufakatan

atau kerja sama secara melawan hukum antar

penyelenggaraan negara atau antara penyelenggara negara dan lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau

negara.

Nepotisme

, adalah setiap

perbuatan penyelenggara negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarga dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat bangsa dan negara.

3.

(41)

Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan

Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan

Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001

Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001

Pemberian dalam arti luas

Pemberian dalam arti luas

, yakni meliputi pemberian

, yakni meliputi pemberian

uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman

uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman

tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan,

tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan,

perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan

perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan

fasilitas lainnya.

fasilitas lainnya.

Gratifikasi tersebut

Gratifikasi tersebut

baik yang diterima di dalam

baik yang diterima di dalam

negeri maupun di luar negeri

negeri maupun di luar negeri

dan yang dilakukan

dan yang dilakukan

dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa

dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa

sarana elektronik

sarana elektronik

.

.

Pengecualian,

Pengecualian,

yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :

yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima

12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima

melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada

melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

(42)

b.

b.

Gambaran Umum Korupsi

Gambaran Umum Korupsi

Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pembe-rantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR

No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN).

Beberapa contoh kasus :

Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia yang menerima suap dari perusahaan Jepang

sehingga mampu memenangkan proyek milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999),

Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper

(PWC), terdapat in-efisiensi di Pertamina sejak 1 April 1996 s.d. 31 Maret 1998 sebesar US $ 6,1 milyar (Kompas, 20/7/1999).

(43)

Rank

Rank NegaraNegara IPKIPK RankRank NegaraNegara IPKIPK 1

1 FinlandiaFinlandia 9,79,7 4747 Korea SelatanKorea Selatan 4,54,5 2

2 New ZealandNew Zealand 9,69,6 5050 SurinameSuriname 4,34,3 3

3 DenmarkDenmark 9,59,5 6666 ThailandThailand 3,63,6 4

4 IslandiaIslandia 9,59,5 7070 SrilankaSrilanka 3,53,5 5

5 SingapuraSingapura 9,39,3 7171 ChinaChina 3,43,4 6

6 SwediaSwedia 9,29,2 7272 Saudi ArabiaSaudi Arabia 3,43,4 7

7 SwissSwiss 9,19,1 9292 IndiaIndia 2,82,8 8

8 NorwegiaNorwegia 8,98,9 103103 Papua N. GuineaPapua N. Guinea 2,62,6 9

9 AustraliaAustralia 8,88,8 104104 PhilipinaPhilipina 2,62,6 16

16 HongkongHongkong 8,08,0 106106 VietnamVietnam 2,62,6 24

24 JepangJepang 6,96,9 132132 PakistanPakistan 2,12,1 30

30 Uni Emirat ArabUni Emirat Arab 6,16,1 137137 IndonesiaIndonesia 2,02,0 35

35 TaiwanTaiwan 5,65,6 143143 MyanmarMyanmar 1,71,7 39

39 MalaysiaMalaysia 5,05,0 145145 BangladeshBangladesh 1,51,5

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2004

Transparency International

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

(44)

Ijin-ijin usaha

Ijin-ijin usaha

(ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor,

(ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor,

angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).

angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).

Pajak

Pajak

(restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi

(restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi

pajak).

pajak).

Pengadaan barang dan jasa pemerintah

Pengadaan barang dan jasa pemerintah

(prosedur

(prosedur

tender, penunjukan langsung, mark up dll.).

tender, penunjukan langsung, mark up dll.).

Proses pengeluaran dan pemasukan barang di

Proses pengeluaran dan pemasukan barang di

pelabuhan

pelabuhan

(bea cukai).

(bea cukai).

Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga

Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga

kerja.

kerja.

Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.

Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.

Praktek-praktek Korupsi Dalam Urusan

Praktek-praktek Korupsi Dalam Urusan

Bisnis

Bisnis

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

(45)

Tidak kurang

Tidak kurang

dari 2,7 triliun

dari 2,7 triliun

rupiah uang

rupiah uang

negara yang

negara yang

dikorupsi pada

dikorupsi pada

tahun 2004

tahun 2004

(Lap. Cawu II

(Lap. Cawu II

ICW).

ICW).

AKTOR PELAKU KORUPSI

AKTOR PELAKU KORUPSI

Korupsi pada Januari - Agustus 2004

Korupsi pada Januari - Agustus 2004

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

(46)

1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah

korupsi dengan protes-protes terbuka. Mereka sangat

sensitif terhadap perbuatan korup dan yang

merugikan negara dan masyarakat luas.

2. Pada umumnya, mereka masih memiliki idealisme

tinggi dan berfikir jauh kedepan.

3. Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya karena faktor

ketidak puasan dan kegelisahan psikologis

(psychological insecurity). Tema-tema demonstrasi

sering mengangkat permasalahan “penguasa yang

korup” dan “derita rakyat”.

c.

(47)

d.

d.

Fenomena Korupsi di Indonesia

Fenomena Korupsi di Indonesia

Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses

Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses

perubahan, selalu muncul kelompok-kelompok sosial

perubahan, selalu muncul kelompok-kelompok sosial

baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik,

baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik,

namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang

namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang

tidak mampu.

tidak mampu.

Di lembaga-lembaga politik, mereka

Di lembaga-lembaga politik, mereka

(

(

politikus instan

politikus instan

) sering hanya ingin

) sering hanya ingin

memuaskan ambisi pribadinya dengan

memuaskan ambisi pribadinya dengan

dalih “kepentingan rakyat”. Tapi tidak

dalih “kepentingan rakyat”. Tapi tidak

jarang diantara mereka sering terjebak

jarang diantara mereka sering terjebak

pada ambisi pribadi dan kepentingan

pada ambisi pribadi dan kepentingan

kelompok tertentu.

kelompok tertentu.

(48)

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :

Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :

Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan

kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum,

kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum,

sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan.

sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan.

Lembaga-lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum

lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum

pemimpinnya.

pemimpinnya.

Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan

kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik”

kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik”

dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi

dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi

“kehampaan motivasi perjuangan”.

“kehampaan motivasi perjuangan”.

Terjadilah Terjadilah erosi loyalitas erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena kepada bangsa dan negara, karena lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan

lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan

kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang

kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang

korup.

(49)

Penyebab Utama Korupsi di Indonesia

Penyebab Utama Korupsi di Indonesia

Lemahnya komitmen dan

Lemahnya komitmen dan

konsistensi penegakan

konsistensi penegakan

hukum;

hukum;

Rendahnya integritas dan

Rendahnya integritas dan

profesio-nalisme ;

profesio-nalisme ;

Adanya peluang di

Adanya peluang di

lingkungan kerja, karena

lingkungan kerja, karena

jabatan dan lingkungan

jabatan dan lingkungan

masyarakat;

masyarakat;

Merasa selalu kurang dalam

Merasa selalu kurang dalam

memperoleh penghasilan

memperoleh penghasilan

(gaji PNS);

(gaji PNS);

Sikap yang tamak, lemah

Sikap yang tamak, lemah

iman, kejujuran dan rasa

iman, kejujuran dan rasa

malu.

malu.

Lanjutan ………. Lanjutan ………. Dorongan Kesempatan Rasionalisasi Segitiga Korupsi

(50)

e.

e.

Upaya Pemberantasan Korupsi

Upaya Pemberantasan Korupsi

1)

1)

Upaya Pencegahan, antara lain :

Upaya Pencegahan, antara lain :

Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk

memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi.

Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional yang

positif dengan mengutamakan kepentingan nasional,

kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal dan pendidikan

agama.

Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi

berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme.

(51)

Rencana Aksi Nasional (RAN)

Rencana Aksi Nasional (RAN)

Pemberantasan Korupsi

Pemberantasan Korupsi

Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang

efektif, terpadu, dan menyeluruh

(national integrity

system)

dalam mencegah dan memberantas korupsi

dengan melibatkan seluruh komponen bangsa

(masyarakat madani, swasta, eksekutif, legislatif,

yudikatif, media dan pemuka agama)

RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara

Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam

negeri saat ini.

Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember

2004, Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun

2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

(52)

2)

2)

Upaya Penindakan, antara lain :

Upaya Penindakan, antara lain :

UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No.

UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No.

31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu

Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu

dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi melalui Undang-Undang sehingga

Korupsi melalui Undang-Undang sehingga

lahirlah …….

(53)

a.

a. Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang KasasiTahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi

Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Negara Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Negara

Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu

Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu

Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla,

Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla,

masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;

masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;

Tahap Penuntutan Tahap Penuntutan KPU (MWK)KPU (MWK)

a.

a. Tahap PenyidikanTahap Penyidikan

Kasus PLCC PertaminaKasus PLCC Pertamina

Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)Penjualan aset negara (indosat)Penjualan aset negara (indosat)

a.

a. Dilimpahkan ke Kepolisian dan KejaksaanDilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan

b.

b. Dihentikan PenyelidikannyaDihentikan Penyelidikannya

c.

c. PendingPending

d.

d. Tahap Penyelidikan – Pengumpulan alat buktiTahap Penyelidikan – Pengumpulan alat bukti

Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh

Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh

KPK & Yang Dilimpahkan

KPK & Yang Dilimpahkan

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

(54)

Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan

Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan

yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :

yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :

Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk

Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).

Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).

Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP,

yang dibiayai oleh

yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004), Bank Dunia (2004),

Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keua-ngan Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keua-ngan

Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang

Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang

merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004),

merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004),

Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipmentpreshipment

dan

dan placementplacement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004).

melalui Bank BNI (2004).

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

(55)

Kasus Pembelian Helikopter Kasus Pembelian Helikopter

MI-2 merk PLC (Rusia) dgn MI-2 merk PLC (Rusia) dgn

terdakwa A.P. (Gub. NAD). terdakwa A.P. (Gub. NAD).

PutusanPutusan

PN = divonis 10 tahun, denda Rp PN = divonis 10 tahun, denda Rp

500 jt & membayar uang 500 jt & membayar uang

pengganti Rp 3,683 M pengganti Rp 3,683 M

PT = divonis 10 tahun, denda Rp PT = divonis 10 tahun, denda Rp

500 jt & membayar uang 500 jt & membayar uang

pengganti Rp 3,683M pengganti Rp 3,683M

MA = divonis 10 tahun, denda Rp MA = divonis 10 tahun, denda Rp

500 jt & membayar uang 500 jt & membayar uang

pengganti Rp 6,4 M pengganti Rp 6,4 M Lanjutan ………. Lanjutan ……….

Contoh

Contoh

Kasus

Kasus

Korupsi

Korupsi

Yang telah

Yang telah

diputuskan

diputuskan

Pengadilan

Pengadilan

(56)

3)

3)

Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :

Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :

1.

1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan

politik dan kontrol sosial, terkait dengan

kepentingan-kepentingan publik,

kepentingan publik,

2.

2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri,

akan merugikan masyarakat itu sendiri,

3.

3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan

yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan

seterusnya sampai tingkat pusat/nasional,

seterusnya sampai tingkat pusat/nasional,

4.

4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek

penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek

hukumnya,

hukumnya,

5.

5. Mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan dan Mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk

berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk

kepentingan masyarakat luas.

(57)

4)

4)

Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :

Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :

Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki

komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif

melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi.

Transparency International (TI), adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan

Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2,

sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil survei ini, Islandia adalah negara paling bebas korupsi.

(58)

Makin meningkatnya beban

Makin meningkatnya beban

masyarakat akibat badan

masyarakat akibat badan

usaha milik Negara kurang

usaha milik Negara kurang

efisien dalam mengelola

efisien dalam mengelola

kebutuhan publik seperti

kebutuhan publik seperti

telekomunikasi, bahan bakar

telekomunikasi, bahan bakar

minyak, listrik dan lain

minyak, listrik dan lain

sebagainya.

sebagainya.

Rendahnya kualitas pelayanan

Rendahnya kualitas pelayanan

publik;

publik;

Rendahnya kualitas sarana

Rendahnya kualitas sarana

dan prasarana yang dibangun

dan prasarana yang dibangun

pemerintah,

pemerintah,

Dampak

Dampak

Korupsi di

Korupsi di

Indonesia

Indonesia

Lanjutan ………. Lanjutan ……….

(59)

SOAL ESSAY/URAIAN

SOAL ESSAY/URAIAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas ! 1.

1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Proses Hukumnya !

Proses Hukumnya !

2.

2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam

Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam

memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda !

memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda !

3.

3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan

Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang

Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang

melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !

melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !

4.

4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan gejala Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !

korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !

5.

5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak

pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak

korupsi di Indonesia !

(60)

INQUIRI

INQUIRI

Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas-tugas sebagai berikut !

1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang

bertentangan dengan ketentuan hukum !

2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan dijadikan obyek

observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah, terminal atau masyarakat sekitar anada) !

3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan hukum !

4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal berikut :

a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang sudah melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan hukum !

b. Cara membina/menertibkannya bagi masyarakat yang masih melaksanakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum !

Referensi

Dokumen terkait

Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Memorandum DPRGRI menegenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil pengamatan mereka tentang pengertian dan sumber fikih

- Guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan penelitian geografi dan menyusun laporan hasil penelitan geografi sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan. -

Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara b. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian

 Mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan dengan tata

Ditinjau dari aspek sistem maka menurut ajaran sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan, dalam hukum positif di Indonesia maka sumber tertinggi

Kuliah & diskusi (TM;1 x (2x50”) Tugas-4: menyusun ringkasan tentang Hierarki Peraturan Perundang- undangan Farmasi di Indonesia. Pengertian dan Hierarki Peraturan

 Mencatat informasi baru yang didapatkan dari hasil diskusi mengenai potensi dan pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia...  Menyimpulkan hasil diskusi dan tanya jawab