Waktu :
Waktu :
5 MINGGU
5 MINGGU
x
x
JP
JP
(Keseluruhan KD)
(Keseluruhan KD)
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
DASAR
3.5
3.5
. Memahami sistem hukum
.
dan peradilan nasional
dalam lingkup NKRI.
4.5. Menyaji hasil telaah
sistem hukum dan
peradilan nasional dalam
lingkup NKRI
Waktu :
Waktu :
2 Minggu
2 Minggu
( 4
( 4
x 45
x 45
Menit
Menit
)
)
Materi Pokok
Materi Pokok
:
:
(Indikator)
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :
Hasil Yang Diharapkan :
Menguraikan pengertian sistem,
Menguraikan pengertian sistem,
hukum dan sistem hukum.
hukum dan sistem hukum.
Mendeskripsikan tujuan hukum dan
Mendeskripsikan tujuan hukum dan
sumber hukum.
sumber hukum.
Menganalisis penggolongan hukum dan
Menganalisis penggolongan hukum dan
sanksi hukum
sanksi hukum
Menganalisis sumber serta urutan
Menganalisis sumber serta urutan
peraturan hukum di Indonesia
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
Mengamati
•Membaca tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia
Menanya
•Menanya tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia
Mengeksperimenkan/mengeksplorasi-kan
•Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia
Mengasosiasikan
•Mencari hubungan rasa keadilan masyarakat dengan sistem hukum di Indonesia Mengomunikasikan
•Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia
PENILAIAN
PENILAIAN
1. Tugas:1. Tugas:
Mengumpulkan data dari berbagai sumber Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macam-tentang pengertian, tujuan,
macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di
macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di
Indonesia
Indonesia
Diskusi kelompok membahas hasil pDiskusi kelompok membahas hasil pengumpulan dataengumpulan data Membuat laporan Membuat laporan hasil hasil ppengumpulan dataengumpulan data
Mempresentasi-kan hasil laporan di depan kelas Mempresentasi-kan hasil laporan di depan kelas (format presentasi terlampir)(format presentasi terlampir)
2.
2. ObservasiObservasi
Menilai kegiatan pengamatan dan tanya jawab dengan nara sumber berkaitan Menilai kegiatan pengamatan dan tanya jawab dengan nara sumber berkaitan
pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta
pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta
urutan peraturan hukum di Indonesia
urutan peraturan hukum di Indonesia
3
3. . Portofolio, Portofolio,
penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun
kelompok tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum,
kelompok tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum,
dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia
dan sumber serta urutan peraturan hukum di Indonesia
(format portofolio terlampir)(format portofolio terlampir)
4.
4. Tes Tes
Digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang Digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang pengertian, pengertian,
tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan
tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan
peraturan hukum di Indonesia
Sistem Hukum Sistem Hukum Sistem Sistem Hukum Hukum 1.
1. Mr. E.M. MeyersMr. E.M. Meyers 2. 2. E. Utrecht, SHE. Utrecht, SH 3. 3. S.M Amin, SH. dllS.M Amin, SH. dll Penggolongan Penggolongan Hukum Hukum Peradilan Nasional Peradilan Nasional 1. 1. WujudWujud 2. 2. RuangRuang 3. 3. WaktuWaktu 4. 4. PribadiPribadi 5. 5. IsiIsi 6.
6. Tugas & FungsiTugas & Fungsi SISTEM SISTEM HUKUM DAN HUKUM DAN PERADILAN PERADILAN NASIONAL NASIONAL Sumber Hukum Sumber Hukum 1. 1. Undang-undangUndang-undang 2. 2. KebiasaanKebiasaan 3. 3. YurisprudensiYurisprudensi 4. 4. TraktatTraktat 5. 5. DoktrinDoktrin 1. 1. P. UmumP. Umum 2. 2. P. AgamaP. Agama 3. 3. P. MiliterP. Militer 4.
4. P. T. Ush NegaraP. T. Ush Negara 5.
5. M. KonstitusiM. Konstitusi Tujuan Hukum
Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang
mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang
masing-masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi
masing tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi berfungsi
membentuk kesatuan secara keseluruhan.
membentuk kesatuan secara keseluruhan.
1.
1.
Sistem Hukum & Peradilan nasional
Sistem Hukum & Peradilan nasional
a.
a.
Pengertian Sistem
Pengertian Sistem
Unsur-unsur dalam sistem mencakup :
Unsur-unsur dalam sistem mencakup :
• Seperangkat komponen, elemen, bagian.Seperangkat komponen, elemen, bagian.
• Saling berkaitan dan tergantung.Saling berkaitan dan tergantung.
• Kesatuan yang terintergrasi.Kesatuan yang terintergrasi.
• Memiliki peranan dan tujuan tertentu.Memiliki peranan dan tujuan tertentu.
• Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang Interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang
lebih besar.
b.
Pengertian Hukum
1.
1. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada
tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi
tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi
pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan
pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan
tugasnya.
tugasnya.
2.
2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat
masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat
tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan
tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan
dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya
dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya
akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.
akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.
3.
3. Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan peraturan Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
(perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karenya harus ditaati oleh masyarakat itu.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Unsur-unsur Dalam Pengertian Hukum :
Unsur-unsur Dalam Pengertian Hukum :
•
Peraturan mengenai tingkah laku manusia
Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat ;
dalam pergaulan masyarakat ;
•
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi
yang berwenang;
yang berwenang;
•
Peraturan itu bersifat memaksa;dan
Peraturan itu bersifat memaksa;dan
•
Adanya sanksi yang tegas terhadap
Adanya sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran peraturan tersebut.
pelanggaran peraturan tersebut.
Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah
Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah
dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum
dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum
adalah
adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.
c.
c.
Tujuan Hukum
Tujuan Hukum
No Tokoh/ Pakar Pendapat Yang Dikemukakan
1. Subekti, S.H. Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu-ran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
2. Van Apeeldoorn Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melin-dungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan.
3. Y. Van Kant Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap-tiap manusia tidak diganggu.
4. Geny Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepenti-ngan daya guna dan kemanfaatan.
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan
dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb :
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang
mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang
mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang
pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber
pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber
hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan sumber
hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan sumber
hukum “formal” .
hukum “formal” .
d.
d.
Sumber Hukum
Sumber Hukum
Macam-macam Sumber Hukum
Macam-macam Sumber Hukum
formal
formal
:
:
1.
1.
Undang-undang,
Undang-undang,
2.
2.
Traktat,
Traktat,
3.
3.
Kebiasaan (hk tidak tertulis),
Kebiasaan (hk tidak tertulis),
4.
4.
Doktrin, dan
Doktrin, dan
5.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan
pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan
pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan
peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai
peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai
berikut :
berikut :
1.
1. Undang-undang Dasar 1945 ; Undang-undang Dasar 1945 ; 2.
2. Ketetapan MPR-RI ; Ketetapan MPR-RI ; 3.
3. Undang-undang ;Undang-undang ; 4.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) ;Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) ; 5.
5. Peraturan Pemerintah ;Peraturan Pemerintah ; 6.
6. Keputusan Presiden ; danKeputusan Presiden ; dan 7.
7. Peraturan Daerah.Peraturan Daerah.
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
(TAP MPR No. III/MPR/200
UUD 1945 TAP MPR UU PERPU PP KEPRES PERDA UUD 1945 PP PERPRES PERDA UU/PERPU
TAP MPR RI No. III/MPR/2000 UU No. 10 Tahun 2004
4
4
. TAP
. TAP
MPR Nomor
MPR Nomor
III
III
/MPR/
/MPR/
2000 T
2000 T
entang
entang
Sumber Hukum dan
Sumber Hukum dan
Tata Urutan
Tata Urutan
Peratura
Peratura
n
n
Perundang-
Perundang-
u
u
ndangan
ndangan
Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003
UUD 1945 TAP MPR UU/perpu PP PERPRES PERDA PROV PERDA KAB
4.
4.
UU Nomor 12 Tahun
UU Nomor 12 Tahun
20
20
11
11
T
T
entang
entang
Sumber Hukum dan
Sumber Hukum dan
Tata Urutan
Tata Urutan
Peratura
Peratura
n
n
e.
e.
Penggolongan Hukum
Penggolongan Hukum
Hukum Wujud/ Bentuk Tertulis Tidak Tertulis Ruang Waktu Pribadi Lokal Nasional Internasional Ius Contitutum Ius Contituendum Hukum Antar Waktu Satu Golongan Semua Golongan Antar Gol. I s i Publik Privat/Perdata Hk. Tata Neg Negara Hk. Adm. Neg Negara Hk. Pidana Hk. Acara Hk. Perorangn Hk. Keluarga Hk. Kekayaan Hk. Waris Tugas dan Fungsi Material Formal Pidana Formal Perdata Formal Sifat Memaksa Mengatur
f.
f.
Sanksi Hukum
Sanksi Hukum
Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) :
Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) :
1.
1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari :Hukuman Pokok, yang terdiri dari :
a. Hukuman Matia. Hukuman Mati
b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari :b. Hukuman Penjara, yang terdiri dari :
1) Hukuman seumur hidup1) Hukuman seumur hidup
2) Hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 2) Hukuman sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan
tahun dan
sekurang-kurangnya 1 tahun)sekurang-kurangnya 1 tahun)
c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan c. Hukuman Kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan
kurangnya 1 hari).kurangnya 1 hari). d. denda
d. denda
2.
2. Hukuman Tambahan, yang terdiri dari :Hukuman Tambahan, yang terdiri dari : a. Pencabutan hak-hak tertentu.
a. Pencabutan hak-hak tertentu.
b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.
c. Pengumuman keputusan hakim.
BERDA-SARKAN SARKAN ISI ISI Hukum Pidana
Hukum Pidana, pelanggar hukum pada umumnya , pelanggar hukum pada umumnya segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima
segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima
berkas polisi yg mengadakan penyelidikan dan
berkas polisi yg mengadakan penyelidikan dan
penyidikan. Tindakan Pidana (
penyidikan. Tindakan Pidana (delikdelik) disengaja ) disengaja disebut
disebut delik doloesdelik doloes, & yg tidak sengaja disebut , & yg tidak sengaja disebut
delik coelpa
delik coelpa.
Hukum Perdata
Hukum Perdata, pelanggar hukum perdata baru dapat , pelanggar hukum perdata baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari
disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari
pihak yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg
pihak yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg
mengadu (
mengadu (penggugatpenggugat) dan pihak yang diadukan ) dan pihak yang diadukan (
(tergugattergugat).).
g.
1.
1. Tuliskan pengertian hukum berdasTuliskan pengertian hukum berdasarkan para ahli dan pendapat anda arkan para ahli dan pendapat anda
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb :
2.
2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. !
perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. ! Prof. Subekti, S.H. Prov. Y. Van Kant
Penugasan Praktik Kewarganegaraan
Penugasan Praktik Kewarganegaraan
1
No
No Tokoh HukumTokoh Hukum Intisari PendapatIntisari Pendapat 1 1 ……… ……… 2 2 ……… ……… 3 3 ……… ……… 3.
3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman
pada hukum/aturan ! ...
Penugasan Praktik Kewarganegaraan
Penugasan Praktik Kewarganegaraan
1
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum,
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum,
Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata,
Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata,
dilanjutkan Penugasan sebagai berikut :
dilanjutkan Penugasan sebagai berikut :
1. Jelaskan, apa yang dimaksud “Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem” !
2. Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara Indonesia
menerapkan hukuman mati bagi mereka yang bersalah (seperti terhadap kasus Tibo Cs. di Poso). Berikan alasan !
3. Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden !
4. Berikan tanggapan, bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh Pengadilan di Indonesia dengan telah diratifikasinya penghor-matan terhadap hak asasi manusia terhadap kasus Tibo Cs. yang dihukum mati !.
Waktu :
Waktu :
3 Minggu
3 Minggu
( 6
( 6
x 45 Menit
x 45 Menit
)
)
Materi Pokok
Materi Pokok
:
:
Sistem peradilan
Indonesia
(Indikator)
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan :
Hasil Yang Diharapkan :
Mendiskripsikanpengertian, tujuan, macam-macam
Mendiskripsikanpengertian, tujuan, macam-macam
peradilan di Indonesia
peradilan di Indonesia
Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA.
Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA.
Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan
Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan
negeri, tinggi dan MA.
negeri, tinggi dan MA.
Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah
Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah
Konstitusi.
Konstitusi.
Mendeskripsikan
Mendeskripsikan
dengan memberi contoh bentuk
dengan memberi contoh bentuk
sikap terbuka, objektif atau rasional, dan
sikap terbuka, objektif atau rasional, dan
mengutamakan kepentingan umum
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
Mengamati
Mengamati
Mencari informasi tentang pengertian, tujuan, macam-macam Mencari informasi tentang pengertian, tujuan, macam-macam
peradilan di Indonesia
peradilan di Indonesia
Menanya
Menanya
Menanya tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga Menanya tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga
peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan peran lembaga
peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan peran lembaga
peradilan
peradilan
Menge
Mengeksperimenksperimenkankan//mengmengeeksksplorplorasikanasikan
Mengumpulkan data dari berbagai sumberMengumpulkan data dari berbagai sumber tentang sistem peradilan tentang sistem peradilan
di Indonesia
di Indonesia
Menga
Mengasosiasisosiasikankan
Mencari hubungan proses peradilan dengan putusan pengadilan Mencari hubungan proses peradilan dengan putusan pengadilan
yang berbeda-beda pada kasus yang sama
yang berbeda-beda pada kasus yang sama
Meng
Mengomunikasiomunikasikankan
Mempresentasikan hasil diskusi tentang sistem peradilan nasional Mempresentasikan hasil diskusi tentang sistem peradilan nasional
dalam lingkup NKRI
PENILAIAN
PENILAIAN
1. Tugas:
1. Tugas:
Mengumpulkan data dari berbagai sumber Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macam-tentang pengertian, tujuan,
macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di
macam penggolongan hukum, dan sumber serta urutan peraturan hukum di
Indonesia
Indonesia
Diskusi kelompok membahas hasil pDiskusi kelompok membahas hasil pengumpulan dataengumpulan data Membuat laporan Membuat laporan hasil hasil ppengumpulan dataengumpulan data
Mempresentasi-kan hasil laporan di depan kelas Mempresentasi-kan hasil laporan di depan kelas (format presentasi terlampir)(format presentasi terlampir)
2.
2. ObservasiObservasi
Menilai kegiatan Menilai kegiatan pengamatan dan tanya jawab dengan nara sumber berkaitan pengamatan dan tanya jawab dengan nara sumber berkaitan sistem sistem
peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga
peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga
peradilan, dan peran lembaga peradilan
peradilan, dan peran lembaga peradilan
3
3. . Portofolio, Portofolio,
penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok penilaian ini digunakan untuk menilai hasil pekerjaan baik individu maupun kelompok
tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam
tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam
lembaga peradilan, dan peran lembaga peradilan
lembaga peradilan, dan peran lembaga peradilan (format portofolio terlampir)(format portofolio terlampir)
4.
4. Tes Tes
digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang sistem peradilan di digunakan untuk menilai hasil belajar secara individu tentang sistem peradilan di
Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan
Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan
peran lembaga peradilan
h.
h.
Peradilan Nasional
Peradilan Nasional
Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan
Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah Agung
Pengadilan Tinggi
Umum/Sipil Tinggi AgamaPengadilan Pengadilan Tinggi Militer Tata Usaha NegaraPengadilan Tinggi
Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri Pengadilan Negeri Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Mahkamah Agung Mahkamah Agung Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi Peranan Peranan Lembaga-Lembaga Peradilan Lembaga Peradilan Fungsi Tugas Wewenang Fungsi Tugas Wewenang Fungsi/Tugas Wewenang Kewajiban Wewenang
a.
a.
Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)
Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)
Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya.
Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama.
Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu :
Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu :
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang,
Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang,
atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang
atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang
terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara.
terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara.
2.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Tugas dan kewenangannya, mencakup :
• Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan.
• Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. • Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum
kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta.
• Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
• Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara.
• Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah hukumnya, dan melaporkan hasil pengawasannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Mahkamah Agung, dan Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya
b.
b.
Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)
Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)
Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan Tingkat Banding).
Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.
• Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan Negeri di dalam
daerah hukumnya.
• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam
daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya.
• Mengawasi dan meneliti perbuatan para hakim pengadilan
negeri di daerah hukumnya.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dpt
memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukumnya.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :
•
Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan
Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan
negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan
negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan
banding.
banding.
•
Berwenang untuk memerintahkan pengiriman
Berwenang untuk memerintahkan pengiriman
berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti
berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk diteliti
dan memberi penilaian tentang kecakapan dan
dan memberi penilaian tentang kecakapan dan
kerajinan para hakim.
kerajinan para hakim.
3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)
3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)
Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban
Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban
utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas
utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas
tindakan-tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan
tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan
menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.
menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.
Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung
Tugas atau Fungsi Mahkamah Agung
::• Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di
semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman.
semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman. • Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua
lingku-ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya.
ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya.
• Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim
di semua lingkungan peradilan.
di semua lingkungan peradilan.
• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi
peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan
peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan
surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Wewenang Mahkamah Agung
:
• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap putusan
Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan),
• Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan
mengadili,
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali
putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
• Menguji secara materiil hanya terhadap peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang,
• Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan,
• Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada
Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak
mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.
• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali pada
tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Permohonan kasasi
,
dapat
dilakukan dalam perkara :
• Perdata • Pidana
Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan
:
• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,
• Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang berlaku, • Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.
Asas-asas penuntutan bagi Asas-asas penuntutan bagi seseorang yang dianggap seseorang yang dianggap bersalah,
bersalah,
•
Asas Opportunitas
Asas Opportunitas
Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki
Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memiliki
wewenang dan kewajiban :
wewenang dan kewajiban :
•
Wewenang
Wewenang
, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
, mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji UU
yang putusannya bersifat final untuk menguji UU
terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga
terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945,
negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus
memutus pembubaran partai politik, dan memutus
perselisihan Pemilihan Umum.
perselisihan Pemilihan Umum.
•
Kewajiban
Kewajiban
,
,
yaitu memberi putusan atas pendapat DPR
yaitu memberi putusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut UUD 1945.
Wakil Presiden menurut UUD 1945.
d.
Sikap Terbuka
Sikap Terbuka
Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan
Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan
berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan
berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan
hukum.
hukum.
Sikap Obyektif/Rasional
Sikap Obyektif/Rasional
Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam
Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam
ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.
ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.
Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum
Sikap Mengutamakan Kepentingan Umum
Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil
Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil
pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau
pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau
jembatan.
jembatan.
e.
Penugasan Praktik Kewarganegaraan
Penugasan Praktik Kewarganegaraan
2
Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peradilan
Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.
Langkah-langkah :
1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang. 2. Diskusikan kelompok tentang peranan Pengadilan dalam
menegakkan keadilan di Indonesia.
3. Setiap anggota kelompok bekerja sama saling menyampaikan pendapat dan memberi tanggapan , dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan hasil kelompok. 5. Buatlah kesimpulan bersama.
KITA SEPAKAT
KITA SEPAKAT
MEMBERANTAS KORUPSI
MEMBERANTAS KORUPSI
DI INDONESIA
DI INDONESIA
Pengertian Korupsi
Pengertian Korupsi
Gambaran Umum Korupsi
Gambaran Umum Korupsi
Persepsi Masyarakat
Persepsi Masyarakat
Peran Serta Upaya
Peran Serta Upaya
Pemberantasan Pemberantasan Korupsi DI Korupsi DI Indonesia Indonesia Upaya Pencegahan Fenomena Korupsi Fenomena Korupsi Upaya Penindakan
Upaya Edukasi Masyarakat Upaya Edukasi LSM
a.
a.
Pengertian Korupsi
Pengertian Korupsi
Kata “
Kata “korupsikorupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara ” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau
Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau
“ketidak jujuran”.
“ketidak jujuran”.
Kolusi
, adalah permufakatanatau kerja sama secara melawan hukum antar
penyelenggaraan negara atau antara penyelenggara negara dan lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau
negara.
Nepotisme
, adalah setiapperbuatan penyelenggara negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarga dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat bangsa dan negara.
3.
Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan
Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan
Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001
Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001
Pemberian dalam arti luas
Pemberian dalam arti luas
, yakni meliputi pemberian
, yakni meliputi pemberian
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman
tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan,
tanpa bunga, tiket perjalanan,fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan
fasilitas lainnya.
fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut
Gratifikasi tersebut
baik yang diterima di dalam
baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri
negeri maupun di luar negeri
dan yang dilakukan
dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa
sarana elektronik
sarana elektronik
.
.
Pengecualian,
Pengecualian,
yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :
yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima
12B ayat (1) tidak berlaku, jika penerima
melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada
melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
b.
b.
Gambaran Umum Korupsi
Gambaran Umum Korupsi
Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pembe-rantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR
No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN).
Beberapa contoh kasus :
Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia yang menerima suap dari perusahaan Jepang
sehingga mampu memenangkan proyek milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999),
Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper
(PWC), terdapat in-efisiensi di Pertamina sejak 1 April 1996 s.d. 31 Maret 1998 sebesar US $ 6,1 milyar (Kompas, 20/7/1999).
Rank
Rank NegaraNegara IPKIPK RankRank NegaraNegara IPKIPK 1
1 FinlandiaFinlandia 9,79,7 4747 Korea SelatanKorea Selatan 4,54,5 2
2 New ZealandNew Zealand 9,69,6 5050 SurinameSuriname 4,34,3 3
3 DenmarkDenmark 9,59,5 6666 ThailandThailand 3,63,6 4
4 IslandiaIslandia 9,59,5 7070 SrilankaSrilanka 3,53,5 5
5 SingapuraSingapura 9,39,3 7171 ChinaChina 3,43,4 6
6 SwediaSwedia 9,29,2 7272 Saudi ArabiaSaudi Arabia 3,43,4 7
7 SwissSwiss 9,19,1 9292 IndiaIndia 2,82,8 8
8 NorwegiaNorwegia 8,98,9 103103 Papua N. GuineaPapua N. Guinea 2,62,6 9
9 AustraliaAustralia 8,88,8 104104 PhilipinaPhilipina 2,62,6 16
16 HongkongHongkong 8,08,0 106106 VietnamVietnam 2,62,6 24
24 JepangJepang 6,96,9 132132 PakistanPakistan 2,12,1 30
30 Uni Emirat ArabUni Emirat Arab 6,16,1 137137 IndonesiaIndonesia 2,02,0 35
35 TaiwanTaiwan 5,65,6 143143 MyanmarMyanmar 1,71,7 39
39 MalaysiaMalaysia 5,05,0 145145 BangladeshBangladesh 1,51,5
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2004
Transparency International
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Ijin-ijin usaha
Ijin-ijin usaha
(ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor,
(ijin domisili, ijin usaha, ijin ekspor,
angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).
angkut barang, ijin bongkar muat barang, dll.).
Pajak
Pajak
(restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi
(restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi
pajak).
pajak).
Pengadaan barang dan jasa pemerintah
Pengadaan barang dan jasa pemerintah
(prosedur
(prosedur
tender, penunjukan langsung, mark up dll.).
tender, penunjukan langsung, mark up dll.).
Proses pengeluaran dan pemasukan barang di
Proses pengeluaran dan pemasukan barang di
pelabuhan
pelabuhan
(bea cukai).
(bea cukai).
Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga
Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga
kerja.
kerja.
Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.
Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.
Praktek-praktek Korupsi Dalam Urusan
Praktek-praktek Korupsi Dalam Urusan
Bisnis
Bisnis
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Tidak kurang
Tidak kurang
dari 2,7 triliun
dari 2,7 triliun
rupiah uang
rupiah uang
negara yang
negara yang
dikorupsi pada
dikorupsi pada
tahun 2004
tahun 2004
(Lap. Cawu II
(Lap. Cawu II
ICW).
ICW).
AKTOR PELAKU KORUPSI
AKTOR PELAKU KORUPSI
Korupsi pada Januari - Agustus 2004
Korupsi pada Januari - Agustus 2004
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah
korupsi dengan protes-protes terbuka. Mereka sangat
sensitif terhadap perbuatan korup dan yang
merugikan negara dan masyarakat luas.
2. Pada umumnya, mereka masih memiliki idealisme
tinggi dan berfikir jauh kedepan.
3. Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya karena faktor
ketidak puasan dan kegelisahan psikologis
(psychological insecurity). Tema-tema demonstrasi
sering mengangkat permasalahan “penguasa yang
korup” dan “derita rakyat”.
c.
d.
d.
Fenomena Korupsi di Indonesia
Fenomena Korupsi di Indonesia
Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses
Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses
perubahan, selalu muncul kelompok-kelompok sosial
perubahan, selalu muncul kelompok-kelompok sosial
baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik,
baru yang ingin berpartisipasi dalam bidang politik,
namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang
namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang
tidak mampu.
tidak mampu.
Di lembaga-lembaga politik, mereka
Di lembaga-lembaga politik, mereka
(
(
politikus instan
politikus instan
) sering hanya ingin
) sering hanya ingin
memuaskan ambisi pribadinya dengan
memuaskan ambisi pribadinya dengan
dalih “kepentingan rakyat”. Tapi tidak
dalih “kepentingan rakyat”. Tapi tidak
jarang diantara mereka sering terjebak
jarang diantara mereka sering terjebak
pada ambisi pribadi dan kepentingan
pada ambisi pribadi dan kepentingan
kelompok tertentu.
kelompok tertentu.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :
Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :
• Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan
kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum,
kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum,
sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan.
sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan.
Lembaga-lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum
lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum
pemimpinnya.
pemimpinnya.
• Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan
kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik”
kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik”
dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi
dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi
“kehampaan motivasi perjuangan”.
“kehampaan motivasi perjuangan”.
• Terjadilah Terjadilah erosi loyalitas erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena kepada bangsa dan negara, karena lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan
lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan
kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang
kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang
korup.
Penyebab Utama Korupsi di Indonesia
Penyebab Utama Korupsi di Indonesia
Lemahnya komitmen dan
Lemahnya komitmen dan
konsistensi penegakan
konsistensi penegakan
hukum;
hukum;
Rendahnya integritas dan
Rendahnya integritas dan
profesio-nalisme ;
profesio-nalisme ;
Adanya peluang di
Adanya peluang di
lingkungan kerja, karena
lingkungan kerja, karena
jabatan dan lingkungan
jabatan dan lingkungan
masyarakat;
masyarakat;
Merasa selalu kurang dalam
Merasa selalu kurang dalam
memperoleh penghasilan
memperoleh penghasilan
(gaji PNS);
(gaji PNS);
Sikap yang tamak, lemah
Sikap yang tamak, lemah
iman, kejujuran dan rasa
iman, kejujuran dan rasa
malu.
malu.
Lanjutan ………. Lanjutan ………. Dorongan Kesempatan Rasionalisasi Segitiga Korupsie.
e.
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
1)
1)
Upaya Pencegahan, antara lain :
Upaya Pencegahan, antara lain :
Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk
memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi.
Menanamkan aspirasi, semangat dan spirit nasional yang
positif dengan mengutamakan kepentingan nasional,
kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal dan pendidikan
agama.
Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi
berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme.
Rencana Aksi Nasional (RAN)
Rencana Aksi Nasional (RAN)
Pemberantasan Korupsi
Pemberantasan Korupsi
Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang
efektif, terpadu, dan menyeluruh
(national integrity
system)
dalam mencegah dan memberantas korupsi
dengan melibatkan seluruh komponen bangsa
(masyarakat madani, swasta, eksekutif, legislatif,
yudikatif, media dan pemuka agama)
RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara
Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam
negeri saat ini.
Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember
2004, Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
2)
2)
Upaya Penindakan, antara lain :
Upaya Penindakan, antara lain :
UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No.
UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No.
31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu
Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu
dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
dibentuk Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi melalui Undang-Undang sehingga
Korupsi melalui Undang-Undang sehingga
lahirlah …….
a.
a. Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang KasasiTahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi
Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Negara Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Negara
Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu
Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu
Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla,
Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekditjen Hubla,
masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;
masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;
Tahap Penuntutan Tahap Penuntutan KPU (MWK)KPU (MWK)
a.
a. Tahap PenyidikanTahap Penyidikan
Kasus PLCC PertaminaKasus PLCC Pertamina
Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan) Penjualan aset negara (indosat)Penjualan aset negara (indosat)
a.
a. Dilimpahkan ke Kepolisian dan KejaksaanDilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaan
b.
b. Dihentikan PenyelidikannyaDihentikan Penyelidikannya
c.
c. PendingPending
d.
d. Tahap Penyelidikan – Pengumpulan alat buktiTahap Penyelidikan – Pengumpulan alat bukti
Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh
Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh
KPK & Yang Dilimpahkan
KPK & Yang Dilimpahkan
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan
Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan
yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :
yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :
• Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk
Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).
Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).
• Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP,
yang dibiayai oleh
yang dibiayai oleh Bank Dunia (2004), Bank Dunia (2004),
• Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keua-ngan Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keua-ngan
Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang
Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang
merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004),
merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004),
• Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipmentpreshipment
dan
dan placementplacement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004).
melalui Bank BNI (2004).
Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Kasus Pembelian Helikopter Kasus Pembelian Helikopter
MI-2 merk PLC (Rusia) dgn MI-2 merk PLC (Rusia) dgn
terdakwa A.P. (Gub. NAD). terdakwa A.P. (Gub. NAD).
PutusanPutusan
PN = divonis 10 tahun, denda Rp PN = divonis 10 tahun, denda Rp
500 jt & membayar uang 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 3,683 M pengganti Rp 3,683 M
PT = divonis 10 tahun, denda Rp PT = divonis 10 tahun, denda Rp
500 jt & membayar uang 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 3,683M pengganti Rp 3,683M
MA = divonis 10 tahun, denda Rp MA = divonis 10 tahun, denda Rp
500 jt & membayar uang 500 jt & membayar uang
pengganti Rp 6,4 M pengganti Rp 6,4 M Lanjutan ………. Lanjutan ……….
Contoh
Contoh
Kasus
Kasus
Korupsi
Korupsi
Yang telah
Yang telah
diputuskan
diputuskan
Pengadilan
Pengadilan
3)
3)
Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :
Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :
1.
1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan
politik dan kontrol sosial, terkait dengan
kepentingan-kepentingan publik,
kepentingan publik,
2.
2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri,
akan merugikan masyarakat itu sendiri,
3.
3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan
yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan
seterusnya sampai tingkat pusat/nasional,
seterusnya sampai tingkat pusat/nasional,
4.
4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek
penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek
hukumnya,
hukumnya,
5.
5. Mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan dan Mampu memposisikan diri sebagai subyek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk
berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk
kepentingan masyarakat luas.
4)
4)
Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :
Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain :
Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki
komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif
melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi.
Transparency International (TI), adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan
Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2,
sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil survei ini, Islandia adalah negara paling bebas korupsi.
Makin meningkatnya beban
Makin meningkatnya beban
masyarakat akibat badan
masyarakat akibat badan
usaha milik Negara kurang
usaha milik Negara kurang
efisien dalam mengelola
efisien dalam mengelola
kebutuhan publik seperti
kebutuhan publik seperti
telekomunikasi, bahan bakar
telekomunikasi, bahan bakar
minyak, listrik dan lain
minyak, listrik dan lain
sebagainya.
sebagainya.
Rendahnya kualitas pelayanan
Rendahnya kualitas pelayanan
publik;
publik;
Rendahnya kualitas sarana
Rendahnya kualitas sarana
dan prasarana yang dibangun
dan prasarana yang dibangun
pemerintah,
pemerintah,
Dampak
Dampak
Korupsi di
Korupsi di
Indonesia
Indonesia
Lanjutan ………. Lanjutan ……….SOAL ESSAY/URAIAN
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas ! 1.
1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di tinjau dari Proses Hukumnya !
Proses Hukumnya !
2.
2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam
Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam
memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda !
memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda !
3.
3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan
Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang
Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang
melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !
melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !
4.
4. Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan gejala Identifikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !
korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !
5.
5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak
pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak
korupsi di Indonesia !
INQUIRI
INQUIRI
Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas-tugas sebagai berikut !
1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang
bertentangan dengan ketentuan hukum !
2. Tentukan sendiri lokasi atau tempat yang akan dijadikan obyek
observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah, terminal atau masyarakat sekitar anada) !
3. Setelah wawancara, identifikasikanlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan hukum !
4. Buatlah kesimpulan dari hasil analisis kelompok anda, dan berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal berikut :
a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang sudah melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan hukum !
b. Cara membina/menertibkannya bagi masyarakat yang masih melaksanakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum !