• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PENYAMAKAN KULIT BULU KELINCI REX DENGAN BAHAN PENYAMAK KHROM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK PENYAMAKAN KULIT BULU KELINCI REX DENGAN BAHAN PENYAMAK KHROM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PENYAMAKAN KULIT BULU KELINCI REX

DENGAN BAHAN PENYAMAK KHROM

74

R. DENNY PURNAMA

Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN

Kulit mentah dapat dimanfaatkan setelah melalui proses penyamakan sehingga kulit menjadi stabil clan tahan terhadap pengaruh fisik kimia clan biologi. Untuk kulit berbulu dikenal beberapa metoda penyamakan diantaranya adalah penyamakan khrom clan merupakan metoda terbaik yang dihasilkan baik untuk kualitas fisik ataupun secara organoleptik. Percobaan penyamakan kulit bulu kelinci Rex telah dilakukan di Balitnak dengan metoda bahan penyamak khrom dengan berbagai formulasi. Makalah ini merupakan hasil uji coba penyamakan kulit bulu kelinci Rex clan telah memberikan hasil yang cukup

baik.

Katakunci :Wit bulu, kelinci Rex, penyamakan khrom PENDAHULUAN

Kulit mentah sebagai bahan baku industri kerajinan, baru dapat dimanfaatkan setelah melalui rantai penyamakan. Tujuan penyamakan adalah untuk mengubah sistim tenunan serabut kolagen yang semula labil menjadi lebih stabil clan tahan terhadap pengaruh fisik, kimia clan biologi (JUDOAMIDJOYO, 1979). Penggunaan bahan penyamak sangat tergantung dari tujuan akhir produk yang diinginkan, karena bahan penyamak akan menentukan hasil akhir dari suatu produk. Khusus untuk penyamakan kulit bulu dikenal beberapa metode penyamakan diantaranya : penyamakan khrom, formalin, pasta clan larutan garam asam, pasta clan larutan garam alun, clan garam salpeter alum soda (Kellog; 1984). Tiap metoda penyamakan kulit bulu akan menghasilkan kwalitas kulit samak yang berbeda antara satu dengan lainnya. Raharjo et al. 1990, melaporkan hasil penelitiannya bahwa dari beberapa metoda penyamakan kulit bulu kelinci Rex yang dilakukan, metoda penyamakan khrom merupakan metoda terbaik unutk kwalitas fisik clan pada penilaian organoleptik.

Kegiatan penyamakan kulit bulu kelinci Rex, selama ini selalu dikerjakan di Balai Besar Industri Barang Kulit, Karet clan Plastik (BBKKP) Yogyakarta sebagai kerjasama penelitian. Untuk mengurangi ketergantungan teknologi, di Balitnak telah dilakukan percobaan penyamakan kulit bulu kelinci Rex dengan harapan kelak dapat membentuk laboratorium penyamakan kulit dalam Program Pasca panen. Berbekal pengetahuan teknis penyamakan kulit dari Latihan Teknik Penanganan Pasca Panen Hasil Petemakan (daging clan

(2)

kulit) tahun 1991 dan personal komunikasi dengan staf BBKKP Yogyakarta, percobaan mulai dilakukan dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1994.

Tulisan makalah ini merupakan salah satu hasil percobaan yang memberikan kualitas terbaik pada metoda penyamakan khrom di Balitnak dan dapat menyamai kualitas kulit samak bulu dari BBKKP.

Deskripsi Bahan Penyamak Khrom

Bahan penyamak khrom merupakan bahan mineral hasil konversi dari Dikromat menjadi chrom Sulfat atau Cr2 (S04)3 yang bervalensi 3+ dan memenuhi kemampuan menyamak. Dipasaran dikenal dengan merek dagang Chromatan, Chromosal B, Chrom Alum, Nantrium Bicharbonat dan sebagainya

(ANONYMOUS 1976). PURNOMO (1985), mengemukakan bahwa ikatan yang

terjadi antara khrom dengan kolagen kulit akan membentuk ikatan silang yang terjadi karena kemampuan bereaksi molekul khrom yang bervalensi 3 terhadap gugus amino pada protein kolagen kulit yang reaktif. Keunggulan bahan penyamak khrom adalah dapat menghasilkan kulit samak yang bersifat lemas, kuat dan tahan terhadap air mendidih(SHARP HOUSE, 1975).

Dagram Alir Proses Penyamakan Kulit Bulu

Bahan a. b.

Presoaking Perentaman (Soaking)

Buang daging dan lemak (Degreasing) Scouring I Penguatan bulu (Pretanin Pengasaman (Pickling) Penyarnakan (Tanning)

BAHAN DAN CARA KERJA

Pengarn lasan (Buffing)

T Perentangan (Togling) T Peminyakan (Fat Liquoring -Penyamakan ulang (Retaning) T

Kulit bulu kelinci Rex hasil pengawetan

Kemikalia : air bersih, Teepol, Hypoklorit, Sandopan, Soda abu (Na2CO3), Formalin, BCG indikator, garam (NaCI), Asam Semut (HCOOH), Asam Sulfat (H2S04), Chromosal B dan Minyak Sulfat.

(3)

c. Alat : Gelas ukur, gelas piala, kertas pH, pipet, timbangan, ember, kompor, corong, mesin penyamak, kuda-kuda dari kayu dan alat peregang.

Cara Kerja

Proses penyamakan kulit bulu kelinci Rex dilaksanakan di Balitnak Ciawi dari tanggal 2 Juni 1992 sampai dengan 5 Juni 1992. Metoda yang dipakai dalam proses penyamakan kulit bulu adalah dengan bahan penyamak khrom dengan merk Chromosal B. Perhitungan kemikalia yang digunakan serta waktu tahapan pada masing-masing proses dihitung berdasarkan karakter dari bahan yang akan disamak. Proses pengadukan dilakukan secara manual clan dengan menggunakan mesin pengaduk kulit (Gambar 1 .)

(4)

Tahapan kegiatan dan fonnulasi kemikalia dapat dilihat pada matrik dibawah ini

angga roses atena o Or/It eterangan

-V-~~ (Soaking)eren aman KulitkermgAir 500 Jbt2,81tgr -direndam Teepol 0,5 gr/It 1,4 gr - 2 s/d 14 jam Hypoklorit 0,5 gr/lt 1,4 gr

Scouring 1 Kulit basah 1942 gr (Bloten)

Air 300 5,81t

Sandopan 3 gr/It 17 gr - diaduk I jam Na,CO, 1 gr/It 5,8 gr - air dibuang Scouring Il Air 300 5,8 gr - diaduk 1 jam

Sandopan 3 gr/lt 17 gr - air dibuang Na,CO, 1 gr/lt 5,8 gr

Penguatan bulu Air 300 5,8 It direndam 1 jam (Furtigh tanning) Formal:n 3 58 gr dibagi 3 tahap

Na,CO, 1,5 29 gr tiap tahap 30 menit

- air dibuang

Pengasaman Air 100 2 It diputar 15 menit (Pickling) Garam 10 194 gr diputar 15 menit HCOOH 0,5 0,7 gr dibagi 3 tahap HIS04 0,9 17 gr 2 tahap masing-masing

15 menit

1 tahap terakhir diputar 2 jam 3-G-92 Penyamakan Cromosal B 10 1194 gr diputar 2 jam

(Tanning)

Basyting Na,_CO, 2 38 gr dibagi 3 tahap tiap tahap 15 menit Kulit diperam dalam mesin 1 malam Air dibuang 4-G-92 Netralisasi Kulit Wet blue 150 1912 gr

Air 45 ,C 1,5 2,8 It diputar 1 jam

Na,_CO, 38 gr air dibuang

I

Penyamakan Chromosol B 5 95 gr I diputar 1 jam

ulang Air 200 3,8 It

i air dibuang Penggemukan Air 45 ,)C 80 1,5 It

(Fat liquoring) Minyak Sulfat 8 152 gr Diputar 1,5 jam Fixation HCOOH 1 19 gr Diputar 15 menit

Ditiriskan/dipe-Ram 1 malam 5-G-92 Perentangan

(Toggling) - - - Pada saat kulit

'/ kering dan dilakukan ber-ulang-ulang

(5)

1 . Proses rumah basah (Beam House Operation) a. Proses perendaman (Soaking)

b.Proses pembuangan sisa lemak dan daging (degreasing)

78

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas kulit samak bulu kelinci Rex yang disamak dengan metoda penyamakan khrom di Balitnak pada penilaian secara organoleptik tidak berbeda dengan kulit samak basil penyamakan BBKKP. Sedangkan untuk kualitas fisik seperti kekuatan regang, kekuatan tarik, kekenyalan tidak diuji, tetapi diperkirakan akan mendekati hasil pengujian pada kulit samak dari BBKKP.

Pengujian organoleptik ulang terutama mengenai kerontokan bulu pada tahun 2000, kulit samak bulu masih dalam keadaan baik (tidak rontok) dan ini membuktikan bahwa kualitas kulit samak cukup baik dan dapat dikembangkan di Balitnak.

Sedangkan kunci keberhasilan penyamakan yang dilakukan di Balitnak adalah kemampuan memodifikasi formula sesuai dengan material yang akan disamak sehingga ketepatan formula berperan pada keberhasilan tersebut dan juga kesabaran dalam melaksanakan tahapan demi tahapan proses penyamakan.

Adapun maksud dan tujuan dari masing-masing proses penyamakan kulit bulu adalah sebagai berikut :

Sebelum proses perendaman dilakukan proses perendaman awal (presoaking) dengan tujuan untuk membesarkan pori-pori sehingga memudahkan proses soaking. Proses soaking bertujuan untuk mengembalikan keadaan kulit yang telah diawet kedalam bentuk semula (seperti segar), untuk membersihkan kulit dari kotoran yang melekat dan sisa-sisa bahan pengawet dan melarutkan protein kulit. Kemikalia yang dipakai adalah air, bahan pembasah (wetting agent) seperti sabun, teepol dan sandocynil dan bahan antiseptik untuk mencegah pembusukan seperti klorit, cresolic acid, atau dapat juga dipakai bahan yang berfungsi sebagai pembasah dan sebagai antiseptik seperti cysmolon atau moluscal dan lain-lain . Waktu perendaman berkisar antara antara 2 jam sampai 14 jam sampai kondisi kulit kembali seperti semula. Hal ini sangat penting karena jika proses penyegaran tidak sempurna dapat menyulitkan proses penetrasi bahan penyamak. Dalam proses ini diperlukan kesabaran, jika diperlukan dapat dilakukan peremasan pada kulit bulu agar penetrasi bahan pembasah berlangsung cepat.

Pada proses ini sisa-sisa daging dan lemak dibuang dengan pisau seset, akan tetapi jika ada proses pengulitan lapisan sub cutisnya dibuang maka tidak perlu dilakukan. Proses ini dimaksudkan untuk menghilangkan sisa lemak dan daging yang dapat menghambat penetrasi bahan penyamak kedalam kulit. Selanjutnya dilakukan proses Scouring I dan II dengan penambahan degreasing agent yaitu sandopan dan Na2COs.

(6)

Dalam proses ini bertujuan untuk mengemulsikan asam lemak pada lapisan kulit dan yang terdapat pada bulu dengan melalui pencucian akan larut dan terbuang.

c . Proses penguatan bulu (Furtigh tening)

Proses ini disebut juga dengan pre tanning atau penyamakan pendahuluan dengan tujuan untuk menguatkan kedudukan bulu pada kulit agar tidak mudah rontok. Kemikalia yang dipakai adalah formalin dan Na2COs (soda abu) Takaran yang tepat dan waktu rendam yang yang sesuai harus benar-benar diperhatikan agar kulit bulu tidak terlanjur tersamak (mati samak) pada proses ini karena akan menyulitkan penyamakan khrom.

d. Proses pengasaman (Pickling)

Proses pengasaman harus dilakukan secara hati-hati, karena bahan kimia yang digunakan erupa asam kuat yang sangat berbahaya baik terhadap pelaksananya maupun kulit itu sendiri (Untari, 1999).

Proses ini bertujuan untuk menyesuaikan pH kulit dengan pH bahan penyamak (Oetoyo et al. 1989) karena bahan penyamak khrom mempunyai pH

rendah yaitu (3 - 4). PURNOMO DAN WAZAH (1984) mengemukakan bahwa

pengasaman dapat berfungsi sebagai pengawet kulit. Didalam pengasaman pada prinsipnya mengkombinasikan antara asam kuat dan asam lemah. Kemikalia yang dipakai adalah asam sulfat (H2SO4) dan asam semut (HCOOH). Yang perlu diperhatikan dalam penambahan H2SO4 harus diencerkan 10 kali terlebih dahulu dan penambahan dibagi 3 tahap.

Sebelum proses pengasaman, kulit bulu kelinci Rex dimasukkan dalam larutan garam, hal ini dilakukan untuk mencegah dari pembengkakan yang berlebihan pada kulit yang diasamkan. Proses pengasaman telah selesai jika kulit disayat lalu ditetesi dengan BCG indikator akan berubah warna menjadi warna kuning.

2. Proses penyamakan khrom (Tanning)

Proses ini bertujuan untuk mengubah fibril-fibril pada kolagen kulit menjadi masak dan berikatan dengan bahan penyamak sehingga kulit menjadi stabil dan tahan terhadap pengaruh fisik, kimia dan mikrobiologis. Untuk menguji kematangan penyamakan kulit bulu dilakukan boiling test (uji kerut): yaitu dengan cara mengambil sampel kulit bulu ukuran 2 x 2 cm untuk direbus dan bila bentuknya tidak mengalami perubahan berarti kulit yang disamak telah matang.

Untuk mengetahui prosentase kematangan kulit samak dapat dihitung dengan rumus kematangan penyamakan sebagai berikut

Kematangan penyamakan = Luas awal - luas akhir

Luas awal x 100%

(7)

a.Proses menaikan basisitas (Basyting)

b.Proses Netralisasi

Proses ini bertujuan untuk menaikan pH menjadi basa. Kemikalia yang dipakai adalah Na2CO3. Dengan naiknya pH menjad basa maka akan memudahkan dalam proses selanjutnya.

Proses ini bertujuan, untuk menetralkan kulit wet blue dari asam yang berasal pada proses pengasaman dan asam dari hidrolisa zat penyamak khrom. Asam-asam yang dinetralisir adalah asam yang terdapat diantara serat-serat kulit yang belum hilang pada proses pencucian. Apabila asam tersebut tidak hilang maka dapat mempengaruhi proses peminyakan karena akan mengemulsikan minyak clan pecah dipermukaan kulit. Air yang dipakai adalah air hangat 450C ditambah dengan Na2CO3 dan diputar selama 60 menit.

c.Proses Penyamakan Ulang (Re tanning)

Bertujuan untuk menyempumakan hasil penyamakan. Dalam penyamakan ulang dapat dikombinasikan dengan bahan penyamak sintetis

seperti Irgatan, Basintan dan lain-lain atau tetap menggunakan khrom. d.Proses penggemukan (Fat Liquoring)

Tujuan proses ini adalah untuk melemaskan serat-serat kulit sehingga menjadi lembut, untuk memperkecil daya serap air dan juga untuk memberikan kilap pada bulu sehingga dalam penilaian organoleptik dapat memberikan hasil yang baik pada penampilan kulit secara keseluruhannya . Kemikalia yang dipakai adalah minyak sulfat dan air hangat dengan suhu 45 0 C.

e. Proses Fixasi

Proses ini bertujuan untuk menahan minyak yang telah diserap kulit pada proses penggemukan agar tidak keluar lagi. Kemikalia yang dipakai adalah asam semut (HCOOH).

f Proses Pemeraman (Aging)

Proses ini bertujuan untuk membiarkan kulit yang telah disamak berproses terus untuk pematangan. Caranya adalah kulit yang telah difiksasi diperah aimya lalu ditiriskan pada kuda-kuda yang disediakan dan dibiarkan selama semalam.

g . Proses perentangan (Toggling)

Proses ini merupakan proses tahap terakhir yaitu untuk meregangkan kulit sampai seregang-regangnya. Caranya adalah kulit samak bulu yang setengah kering diregangkan pada alat peregang secara berulang-ulang sehingga kulit samak menjadi lemas . Jika kulit disamak bersama sub cutis untuk meratakan dapat dilakukan proses pengamplasan (Buffing). (gambar 3 . cara melakukan perentangan, gambar 4. cara melakukan pemeraman).

(8)

Gambar 2 . Cara melakukan pemeraman

uatnbar 3. Cara melakukan perentangan

(9)

KESIMPULAN

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan kerja tercinta Ibu Endang Sri Irawanti (alm.) yang telah banyak membantu dalam melakukan percobaan ini, Bapak Dr Yono C.Raharjo yang telah mengijinkan untuk melakukan percobaan dan juga kepada Staf Teknisi BBKKP Yogyakarta yang telah memberi informasi secara personal. Tak lupa ucapan terima kasih disampaikan kepada pembahas dan Tim Makalah sehingga tulisan ini dapat selesai.

DAFTAR BACAAN

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyamakan kulit bulu kelinci Rex dengan metoda penyamakan khrom yang dilakukan di Balitnak dan telah memberikan hasil yang baik terhadap mutu kulit samak. Dengan sumberdaya manusia yang ada, sudah saatnya dibentuk laboratorium penyamakan kulit pada program Pasca Panen untuk kebutuhan menunjang kegiatan penelitian.

ANONYMOUS, 1976. Pedoman Penyamakan Kulit dan Penggunaannya. Proyek Cess Pusat- Balai Penelitian Kulit Yogyakarta.

JUDOAMIDJOYO, R.M. 1979. Kondisi kulit di Indonesia - Pendidikan

Keterampilan Teknis Laboratorium Pengendalian Mutu. Dep.

Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

KELLOG, 1984. Home Tanning & Water craft Simplified Second Print, Capita City Press. Manufactured in the USA.

OETOJO, B., M . LUTFI, WIDARI DAN WIDHIATI, 1989. Penyamakan Kulit Samak Kombinasi dengan Bahan Penyamak Alumunium Sebagai Bahan Penyamak Pendahuluan. Majalah Barang Kulit, Karet dan Plastik. BBKKP, Yogyakarta. II (5) : 3 - 5.

PURNOMO, E. 1985 . Pengetahuan Dasar Teknologi Penyamakan Kulit. Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.

PURNOMO, E DAN WAZAH, 1984. Teknologi Penyamakan Kulit. Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.

RAHARJO, Y.C ., A. BUDIMAN, K. SURADI, T. SARTIKA DANB. OETOJO. 1990. Pengaruh berbagai jenis bahan penyamak dalam penyamakan kulit bulu terhadap kualitas samak kelinci Rex. Prosiding Seminar Kimia dan Teknologi Kulit Indonesia BBKKP Jogyakarta . pp: 146 - 151 .

(10)

SHARP HOUSE, J.H. 1975. Leather Technicians Hand book. Leather Producers

Association 9 th Thomas Street, London.

UNTARI. S, 1999. Penyamakan kulit kelinci. Materi Pelatihan Budidaya dan

Pengolahan Produk Kelinci untuk Menunjang Industri Daging dan Kulit tanggal 7 Agustus 1999 di Balitnak Ciawi. BBKKP Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1 . Mesin pengaduk kulit
Gambar 2 . Cara melakukan pemeraman

Referensi

Dokumen terkait

Sebenarnya kulit kelinci yang dihasilkan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena bila mendapat penanganan dan pengolahan yang baik, kulit ini akan

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kulit daging buah kopi fermentasi MOL sebagai ransum dalam bentuk pelet terhadap kelinci peranakan rex jantan lepas

Judul Skripsi : Kecernaan Pakan Berbentuk Pelet Mengandung Kulit Pisang Raja Fermentasi Dengan Mikroorganisme Lokal Dibandingkan Dengan Trichoderma harzianum Pada Kelinci Rex

Untuk mendapatkan kulit kelinci berbulu (fur) yang berkualitas baik harus diawali dengan cara pengawetan yang baik dan benar, hal ini disebabkan karena pengawetan yang salah