• Tidak ada hasil yang ditemukan

IKHTISAR EKSEKUTIF LKIP DPMPTSP 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IKHTISAR EKSEKUTIF LKIP DPMPTSP 2020"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pelaporan konerja pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses penilaian yang terukur ini menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi pemerintah untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus ditingkatkan.

LKIP Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat tahun 2020 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Penyusunan LKIP dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat

Analisa dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam penyusunan LKIP ini, untuk menjawab pertanyaan sejauh mana sasaran pembangunan yang ditunjukan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat yang telah dicanangkan pada tahun 2020 telah berhasil dicapai.

Dari dua indikator kinerja utama Dinas PMPTSP tahun 2020, menunjukan bahwa capaian pada keduanya sudah masuk pada kategori sangat tinggi. Pencapaian IKU pada sasaran strategis meningkatnya realisasi investasi dengan indikator kinerja nilai investasi dimana pencapaiannya mencapai 120,43 T serta pada sasaran strategis meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dengan indikator kinerja indeks kepuasan masyarakat (IKM) dengan pencapaian sebesar 85,36.

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat ke depan yaitu ;

Pertama,

sasaran pertama IKU DPMPT Provinsi Jawa Barat telah mencapai target yang

sangat baik yaitu meningkatnya realisasi investasi, walaupun dengan adanya pandemi

COVID-19 ini mengakibatkan menurunnya minat investor untuk berinvestasi di Jawa

Barat, namun target masih bisa tercapai.

Kedua, lebih ditingkatkan lagi pembinaan terhadap perusahaan PMA/PMDN di Jawa

Barat dan sanksi yang tegas kepada perusahaan yang tidak menyampaikan LKPM

sehingga kesadaran perusahaan PMA/PMDN untuk menyampaikan LKPM meningkat,

selain itu perlu lebih ditingkatkan pemantauan dan pengawasan terhadap proyek

investasi sehingga nilai realisasi investasi di Jawa Barat akan meningkat.

(3)

Ketiga, meningkatkan sosialisasi perubahan kebijakan secara terpadu antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah sehingga masyarakat cepat menerima informasi terkait dengan perubahan kebijakan dari pemerintah

Keempat, masih lemahnya koordinasi Dinas PMPTSP dengan Kabupaten/Kota dan PD/Dinas Teknis hal ini juga bisa diartikan pentingnya koordinasi dan sinergi antara Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat dengan berbagai unsur baik Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Barat, maupun juga dengan PD/Dinas Teknis, terkait pelayanan perizinan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Hasil evaluasi capaian kinerja ini juga penting dipergunakan sebagai pijakan bagi instansi di lingkungan Pemerintah Daerah dalam perbaikan pelayanan publik di tahun yang akan datang.

(4)

B A B I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Penyusunan LKIP dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat.

Proses penyusunan LKIP dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat.

LKIP menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan. Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, LKIP tingkat Organisasi Perangkat Daerah disampaikan kepada Gubernur melalui Biro Organisasi

(5)

selambat-1.2 Maksud dan Tujuan

LKIP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi perangkat daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKIP juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.

Selain itu, LKIP menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKIP, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKIP sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas PMPTSP

Dalam menyelenggarakan fasilitasi dan informasi kebijakan penanaman modal serta penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu, Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016, mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat, meliputi :

A. Tugas Pokok

Melaksanakan urusan Daerah pemerintahan bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu, meliputi pengembangan iklim penanaman modal, promosi penanaman modal, pelayanan penanaman modal, pengendalian pelaksanaan penanaman modal, data dan sistem informasi penanaman modal, serta pelayanan terpadu satu pintu yang menjadi kewenangan daerah Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Fungsi

1. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.

(6)

2. penyelengaraan pengelolaan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.

3. penyelenggaraan administrasi Dinas.

4. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan

5. penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

1.4 Isu Strategis Dinas PMPTSP

Isu-Isu penting dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas PMPTSP

Provinsi Jawa Barat dalam rangka meningkatkan realisasi investasi dan

penyelenggaraan PTSP di Jawa Barat yang dituangkan dalam Rencana Kerja tahun 2020 adalah :

a. Sarana dan Prasarana Gedung Kantor ; b. Online Single Submission (OSS); c. Mall Pelayanan Publik (MPP); d. Ease of Doing Business (EoDB);

e. Regulasi Penanaman Modal dan PTSP perlu diperbaharui ; f. Penguatan Profil dan Peluang Investasi;

g. Sarana Promosi Investasi Berbasis Digital (Investment Marketpalce)

h. Kerja Sama Investasi antara Pemerintah dengan Pemerintah, Pemerintah dengan Swasta, dan Swasta dengan Swasta.

i. Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan LKIP Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut.

IKHTISAR EKSEKUTIF

Menguraikan tentang tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, serta sejauhmana instansi pemerintah mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Pada bagian ini juga diuraikan langkah-langkah yang telah dilakukan dalam mengatasi atau mengantisipasi kendala yang mungkin terjadi pada tahun mendatang.

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi, Isu Strategis serta Sistematika penyusunan LKIP.

(7)

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Menguraikan tentang Gambaran Umum Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat, Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Tujuan, Sasaran, cara mencapai Tujuan dan Sasaran, serta Penetapan Kinerja Tahun 2020 yang menjadi acuan pengukuran kinerja.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Menguraikan tentang Pengukuran Kinerja, Kinerja sasaran Strategis, Evaluasi dan Analisis hasil pengukuran Kinerja Strategis. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai pencapaian sasaran-sasaran dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat.

BAB IV PENUTUP

Mengemukakan tinjauan secara umum dengan menjelaskan keberhasilan atau kegagalan, permasalahan dan kendala yang berkaitan dengan kinerja Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat serta strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan kinerja periode berikutnya.

(8)

B A B II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat 2.1.1 Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Mengacu kepada Permendagri No 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode selama 5 (lima) tahun. Dalam Renstra Perangkat Daerah memuat tujuan, sasaran, program dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah, yang disusun berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan bersifat indikatif.

Dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 – 2023, Visi pembangunan jangka

menengah Provinsi Jawa Barat adalah “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin

dengan Inovasi dan Kolaborasi”.

Dalam mewujudkan visi, maka ditetapkan misi pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 – 2023, yaitu :

Misi 1 : Membentuk Manusia Pancasila Yang Bertaqwa melalui Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah sebagai Pusat Peradaban

Misi 2 : Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif

Misi 3 : Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis

Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan melalui Peningkatan Konektivitas

Wilayah dan Penataan Daerah

Misi 4 : Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang

Sejahtera dan Adil melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi dengan

(9)

Misi 5 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan

yang Kolaboratif antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.

2.1.2 Tujuan

Tujuan yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat terdapat pada tujuan dari misi ke 4 (empat) “Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang

Sejahtera dan Adil melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi dengan Pusat – Pusat Inovasi serta Pelaku Pembangunan’’. Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat telah menetapkan tujuan yang ingin dicapai selama lima tahun kedepan yang sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi

yaitu ; “Meningkatnya Investasi yang Berkualitas dan Berkelanjutan” dengan Indikator

Tujuan “Laju Pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

2.1.3 Sasaran

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi perlu ditetapkan indikator sasaran. Memperhatikan sasaran yang telah ditetapkan oleh Provinsi Jawa Barat, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat merumuskan 2 (dua) sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi, yaitu :

Sasaran Pertama,

Meningkatnya realisasi investasi

Sasaran Kedua,

Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai Standar Pelayanan Publik

Tabel 2.1

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja No Sasaran Strategis Indikator

Kinerja Satuan

Kondisi

Awal Target Akhir

1 Meningkatnya realisasi investasi Nilai investasi Rp. Trilyun 137,5 99,00-107,00 2 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai Standar Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Perizinan Poin 81,62 83

(10)

2.1.4 Strategi

Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai. Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mendukung visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan Permendagri No.86 Tahun 2017. Selain itu, strategi juga berguna sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu secara

berkelanjutan. Sebagai salah satu rujukan penting dalam perencanaan

pembangunan daerah, rumusan strategi akan mengimplementasikan bagaimana sasaran pembangunan akan dicapai dengan serangkaian arah kebijakan dari pemangku kepentingan.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu telah menentukan strategi untuk lima tahun mendatang yaitu :

1. Strategi untuk mencapai sasaran meningkatnya realisasi investasi, yaitu : a. Mengembangkan potensi dan peluang investasi

b. Memberikan kemudahan berinvestasi di Jawa Barat

c. Meningkatkan efektivitas strategi dan upaya promosi investasi

d. Menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang kondusif dengan fasilitasi penanganan permasalahan penanaman modal

e. Peningkatan jumlah perusahaan yang dapat memenuhi kewajibannya melaporkan LKPM

2. Strategi untuk mencapai sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai Standar Pelayanan Publik, yaitu :

a. Membuat regulasi teknis pelaksanaan pelayanan pengelolaan izin-izin strategis

b. Menerapkan pola online system dalam memberikan pelayanan perizinan c. Meningkatkan sinergitas dengan Perangkat Daerah Teknis

d. Meningkatan kapasitas aparatur PTSP

e. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pelayanan Perizinan

2.1.5 Kebijakan

Kebijakan yang ditempuh untuk mendukung misi pemerintah Provinsi Jawa Barat, adalah sebagai berikut :

(11)

a. Mengoptimalkan fungsi pemusatan basis data potensi investasi dan pengolahan informasi peluang investasi

b. Menciptakan sinkronisasi dan harmonisasi peraturan dengan pusat dan daerah

c. Memperluas penyebaran informasi potensi, promosi, peluang investasi, dan prosedur pelaksanaan penanaman modal di Jawa Barat melalui berbagai media.

d. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi, inventarisasi, identifikasi dan penyelesaian permasalahan pelaksanaan penanaman modal

e. Pembinaan dan pengawasan terhadap PMA & PMDN

2. Kebijakan untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai Standar Pelayanan Publik, yaitu :

a. Melaksanakan penyederhanaan, standarisasi prosedur, dan pengembangan proses perizinan secara paralel

b. Mengembangkan aplikasi pelayanan perizinan dan non perizinan c. Melaksanakan koordinasi dengan Perangkat Daerah terkait

d. Pemenuhan Sumber Daya Aparatur sesuai dengan standar kompetensi dan peningkatan kapasitas

e. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pelayanan Perizinan.

2.1.6 Program untuk Pencapaian Sasaran

Berdasarkan visi, misi tujuan, sasaran strategi dan arah kebijakan yang yang telah di tetapkan dalam Renstra, maka upaya pencapainya kemudian di jabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat. Adapun program - program yang dilaksanakan untuk mendukung masing-masing sasaran tahun 2020 sebagai berikut :

Tabel 2.2

Program untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2020

No Sasaran Didukung

Jumlah Program

1 Meningkatnya Realisasi Investasi

 Program Pengembangan dan Promosi

Penanaman Modal

 Program Penataan Regulasi

 Program Pengendalian Penanaman Modal

(12)

No Sasaran

Didukung Jumlah Program

2 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perizinan sesuai

dengan Standar Pelayanan Publik

 Program Pelayanan Perizinan Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam

 Program Pelayanan Perizinan Infrastruktur dan Sosial

 Program Manajemen Data dan Informasi

 Program Pengendalian dan Penanganan

Permasalahan Perizinan

 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

 Program Dukungan Manajemen Perkantoran

6 program

2.2 Penetapan Kinerja Tahun 2020

Dokumen penetapan kinerja merupakan dokumen

pernyataan/kesepakatan/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan satu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dan anggaran.

Penyusunan Penetapan Kinerja 2020 dilakukan dengan mengacu kepada Renstra, Renja 2020, IKU dan APBD. Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Penetapan Kinerja sebagai berikut :

Tabel 2.3

Penetapan Kinerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat Tahun 2020

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target

1 Meningkatnya realisasi investasi Nilai realisasi investasi Rp. Trilyun 99,00-107,00 2 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai Standar Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Perizinan Poin 83

2.2.1 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

Pada Tahun Anggaran 2020 Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.50.524.415.298,00 yang digunakan untuk membiayai Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Secara rinci Anggaran Belanja Tidak

(13)

Langsung dan Belanja Langsung Dinas PMPTSP pada Tahun Anggaran 2020 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.4

Anggaran Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat Tahun 2020

No. Uraian Anggaran %

1 Belanja Tidak Langsung 32.322.477.415,00 64

2 Belanja Langsung 18.201.937.883,00 36

Jumlah 50.524.415.298,00 100

Alokasi anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2020 yang dialokasikan untuk membiayai program yang langsung mendukung pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5

Alokasi per Sasaran Strategis Tahun Anggaran 2020

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran %

Anggaran 1 Meningkatnya Realisasi Investasi Nilai realisasi investasi 1.886.282.900 10,36 2 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai Standar Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Perizinan 16.315.654.983 89,64

Total Belanja Langsung 18.201.937.883 100 %

Pada tabel di atas, jumlah anggaran untuk program/kegiatan sebesar Rp. 18.201.937.883,00 dengan prosentase terbesar untuk mendukung sasaran

Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dengan besaran 89,64% sementara untuk sasaran Meningkatnya realisasi investasi PMA dan PMDN di Jawa Barat sebesar Rp.1.886.282.900 atau 10,36% dari total anggaran belanja langsung, yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2020.

(14)

B A B III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Sistem akuntabilitas kinerja pemerintah bertujuan untuk membangun pemerintah yang akuntabel dan terukur serta mampu mempertanggungjawabkan hasil atau manfaat kerjanya bagi masyarakat termasuk atas penggunaan anggaran yang dikelolanya.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas kinerja perangkat daerah dapat dilakukan melalui pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, yaitu pembangunan diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih baik. Hal ini mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, di mana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil maupun dampak.

Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good governance di mana salah satu pilarnya, yaitu akuntabilitas, akan menunjukkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Sehingga, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai.

Sebagai bagian dari komitmen Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat untuk membangun akuntabilitas kinerja ini, pengembangan web-monev adalah bagian kunci untuk mendorong kelembagaan pengendalian, evaluasi yang transparan dan berorientasi pada perbaikan pelayanan publik.

Dalam hal ini, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah).

(15)

Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakan pijakan Permendagri No. 54 tahun 2010 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Nilai Peringkat Kinerja

No. Interval Nilai Realisasi

Kinerja

Kriteria Penilaian

Realisasi Kinerja Kode

1 91 ≤ Sangat Tinggi

2 76 ≤ 90 Tinggi

3 66 ≤ 75 Sedang

4 51 ≤ 65 Rendah

5 ≤ 50 Sangat Rendah

Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2020

Pada awal tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19 di Indonesia bahkan di dunia yang berdampak pada sektor kesehatan dan turut menekan perekonomian nasional, termasuk provinsi Jawa Barat. Perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia memberikan dampak yang signifikan dalam realisasi investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menurunkan target investasi menjadi sebesar Rp.817,2 triliun turun dari target awal sebesar Rp.886 triliun. Hal tersebut juga berdampak pada target realisasi investasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat, dari target semula 107,00 – 115,06 triliun menjadi 99,00 – 107,00 triliun. Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.2 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat untuk tahun 2020. Pencapaian IKU Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat tahun 2020 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel berikut ini:

(16)

Tabel 3.2

Tabel Pencapaian IKU DPMPTSP Tahun 2020

No Indikator Capaian 2019 2020 Target Akhir Renstra (2023) Capaian s/d akhir Renstra % Target Realisasi % Realisasi 1 Nilai Realisasi investasi Rp. 137,5 Trilyun Rp. 99,00-107,00 Trilyun Rp. 120,4 Trilyun 112,5% Rp. 127,90-135,90 Trilyun 98% 2 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Perizinan 81,62 83 85,36 104.58% 82 100%

Kedua Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 menunjukan capaian melebihi target yang telah ditetapkan, meskipun target nilai realisasi investasi mengalami penurunan, namun capaian kinerja masih melebihi dari target. Tingkat ketercapaian ini menunjukkan pelaksanaan pencapaian indikator kinerja dicapai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras seluruh stakeholder dalam mendukung capaian indikator tersebut.

Berdasarkan skala nilai peringkat kinerja pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 menunjukkan bahwa indikator kinerja sasaran strategis menunjukkan pencapaian yang sangat tinggi.

Sementara bila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk seluruh sasaran adalah sebagai berikut

Tabel 3.3

Realisasi dan Capaian Kinerja IKU DPMPTSP Tahun 2020 per Triwulan

No Sasaran Strategis

Indikator

Kinerja Satuan

Target

Tahunan Triwulan Target Realisasi Prosentase 1 Meningkatnya Realisasi Investasi Nilai Realisasi Investasi Rp. Trilyun 99,00-107,00 Triwulan I 26,75 29,89 111% Triwulan II 53,50 57,89 108% Triwulan III 80,25 86,32 107% Triwulan IV 107,00 120,43 112%

(17)

No Sasaran Strategis

Indikator

Kinerja Satuan

Target

Tahunan Triwulan Target Realisasi Prosentase 2 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai Standar Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyara-kat terhadap Layanan Perizinan Poin 83 Triwulan I 83 86,62 104% 2 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai Standar Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyara-kat terhadap Layanan Perizinan Poin 83 Triwulan II 83 85,85 103% Triwulan III 83 84,68 102% Triwulan IV 83 85,36 103%

Pencapaian kinerja tahun 2020 dibandingkan dengan target kinerjanya, Target RPJMD dan Perjanjian Kinerja Tahun 2021, ditunjukkan tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Kinerja dan Realisasi IKU Tahun 2020 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Tahun 2020 Tahun 2021 Target 2020 Capaian 2020 Realisasi Target (Renstra) PK 1 Meningkatnya Realisasi Investasi Nilai Realisasi investasi Rp. Trilyun Rp. 99,00-107,00 Trilyun Rp.120,43 Trilyun 112,5% Rp.101,97 Trilyun Rp.101,97 Trilyun 2 Meningkatnya kualitas pelayanan perijinan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Poin 83 85,36 104,58% 85,00 85,00

3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Capaian kinerja Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 yang mengacu kepada pelaksanaan Renja Tahun 2021 terdapat dua sasaran yang telah ditetapkan antara lain :

1. Meningkatnya Realisasi Investasi dengan indikator nilai realisasi investasi

2. Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sesuai standar pelayanan publik dengan indikator indeks kepuasan masyarakat terhadap layanan perizinan

(18)

Adapun target dan realisasi capaian kinerja Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 secara lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.5

Target dan Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Realisasi Investasi

No. Indikator Capaian 2019 2020 Target Akhir Renstra (2023) Capaian s/d akhir Renstra (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Nilai Realisasi investasi Rp. 137,5 Trilyun Rp. 99,00-107,00 Trilyun Rp. 120,43 Trilyun 112,5% Rp.101,97 Trilyun 98%

Sasaran strategis meningkatnya realisasi investasi dengan indikator kinerja nilai

realisasi investasi dari target sebesar Rp.99,00 – 107,00 Trilyun dapat terealisasi sebesar

Rp. 120,43 Triliun sehingga realisasi pencapaian targetnya sebesar 112,5%. Realisasi investasi di Jawa Barat tahun 2020 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 119,5%

Tabel 3.6

Realisasi Investasi berdasarkan Jumlah Proyek, Investasi PMA/PMDN dan Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2020

Sumber : Bidang Data dan Informasi Dinas PMPTSP Prov. Jabar Tahun 2020 (data berdasarkan LKPM) NO JENIS INFORMASI TAHUN LAJU PERTUMBUHAN (%) 2019 2020 1.

Jumlah Total Proyek (LKPM) 15,370 20,020 30,3

a. PMA (LKPM) 10,455 11,031 5,5

b. PMDN (LKPM) 4,915 8,989 82,9

2.

Jumlah Total Investasi PMA dan PMDN (Rp) 137,5 Trilyun 120,43 -12,4 a. PMA (Rp) Trilyun 88,21 69,03 -21,7 b. PMDN (Rp) Trilyun 49,28 51,40 4,3 3.

Penyerapan Tenaga Kerja (Orang) 130,70 113,43 -13,2

a. PMA (orang) 94,644 85,93 -9

(19)

Total realisasi investasi PMA dan PMDN di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 yang telah direalisasikan oleh para investor di 27 (duapuluh tujuh) Kabupaten/Kota sebesar Rp. 120.429.949.761.020,- dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 113.426 orang, serta jumlah proyek sebanyak 20.020 proyek LKPM. Realisasi investasi PMA dan PMDN tahun 2020 turun sebesar Rp. 17.069.891.062.802,- dari tahun 2019 pada periode yang sama yaitu sebesar Rp. 137.499.840.823.822,-

Realisasi investasi untuk PMA di Jawa Barat pada tahun 2020, yang ditanamkan

oleh para investor sebesar Rp. 69.029.404.461.020,- menurun sebesar Rp.

19.186.272.162.802,- dari periode investasi yang sama pada tahun 2019 sebesar Rp.88.215.676.623.822,-. Jumlah tenaga kerja tahun 2020 sebesar 85.928 orang turun 8.716 orang dari periode yang sama tahun 2019 sebesar 94.644 orang, jumlah proyek LKPM meningkat dari 10.455 proyek LKPM pada periode Januari - Desember tahun 2019, menjadi 11.031 proyek LKPM pada Januari - Desember tahun 2020 atau naik 576 proyek

LKPM.

Realisasi investasi untuk PMDN di Jawa Barat pada tahun 2020 yang ditanamkan tercatat sebesar Rp.51.400.545.300.000,- naik Rp.2.116.381.100.000,- dari periode investasi yang sama pada tahun 2019 sebesar Rp. 49.284.164.200.000,- dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar 27.498 turun 8.562 orang dari periode yang sama tahun 2019 sebesar 36.060 orang, untuk jumlah proyek sebesar 8.989 proyek atau naik 4.074 proyek dari 4.915 proyek pada periode yang sama tahun 2019

Secara nasional, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal RI realisasi investasi di Jawa Barat berada pada peringkat pertama realisasi PMA dan PMDN sebesar 14,6% dari total keseluruhan investasi nasional. Proporsi realisasi PMA di Jawa Barat terhadap PMA secara nasional yaitu sebesar 16,7%, hal ini menjadikan Jawa Barat berada pada peringkat pertama. Namun, proporsi realisasi PMDN Jawa Barat terhadap realisasi PMDN secara nasional menempati peringkat kedua yaitu sebesar 12,4% setelah Jawa Timur yang berada pada peringkat pertama dengan proporsi sebesar 13,5%.

(20)

Jawa Barat 14,6% DKI Jakarta 11,5% Jawa Tengah 6,1% Banten 7,5% Jawa Timur 9,5% Lainnya 50,8% Grafik 3.1

Realisasi Investasi Berdasarkan Lokasi Tahun 2020

Realisasi Indikator Kinerja Utama Pembentukan Modal Tetap Bruto (ADHB) Tahun 2020 tidak tercapai karena adanya pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 yg mengkibatkan investasi baik Swasta, Pemerintah, BUMN maupun BUMD mengalami penurunan, hal ini bisa dilihat dari menurunnya realisasi investasi PMA/PMDN yg merupakan salah satu komponen pembentukan PMTB mengalami penurunan sebesar (-12,4%), namun walaupun mengalami penurunan, realisasi investasi PMA/PMDN masih tetap peringkat pertama di Indonesia, hal ini disebabkan Jawa Barat masih menjadi tujuan investasi di Indonesia. Salah satu keunggulan Jawa Barat dibandingkan dengan Provinsi lain adalah nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yg rendah sebesar 4 (empat) dibandingkan dengan nilai ICOR nasional sebesar 6 (enam), sehingga investor yg melakukan investasi di Jawa Barat lebih efisien, berdasarkan data nilai ICOR Jawa Barat hampir sama dengan Vietnam. (Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2021)

Beberapa alasan yang menyebabkan realisasi investasi PMA dan PMDN di Jawa Barat dapat meningkat terus setiap tahun dan melampaui target yang telah ditetapkan diantaranya ; selain lokasi Jawa Barat yang strategis sebagai penyangga DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Jawa Barat juga memiliki jumlah dan luas kawasan industri yang paling besar di Indonesia, berdasarkan sumber data dari Kementerian Perindustrian, Jawa Barat memiliki jumlah kawasan industri sebanyak 32 buah dengan luas kurang lebih 20.545,87 Ha (35,07%) dari luas seluruh kawasan industri di

(21)

di Jawa Barat karena banyaknya kemudahan yang didapat jika berinvestasi di kawasan industri. Dari 32 buah kawasan industri di Jawa Barat telah masuk ke dalam program KLIK dari BKPM sebanyak 22 Kawasan Industri. KLIK (Kawasan Industri Langsung Konstruksi) adalah fasilitas kemudahan yang diberikan BKPM, KLIK sejatinya adalah sebuah fasilitas dimana investor bisa terus melangsungkan persiapan usahanya berupa pembangunan konstruksi begitu mendapatkan izin prinsip meski belum memiliki izin lain seperti Izin Mendirikan Bangunan, Izin Lingkungan-amdal, UKL/UPL, dan berbagai izin pelaksanaan daerah. Dengan catatan, selama memulai konstruksi, investor diwajibkan tetap mengurus izin-izin tersebut. Izin-izin yang belum dimiliki tersebut wajib diselesaikan sebelum seluruh pembangunan konstruksi untuk kegiatan berproduksi selesai. Setelah izin dan konstruksi selesai, pihak investor baru diperbolehkan untuk melakukan kegiatan produksi dan mulai berbisnis.

Jawa Barat juga memiliki potensi yang luar biasa dari segi Sumber Daya Manusia, karena Jawa Barat memiliki lembaga pendidikan yang berkualitas, sebagaimana diketahui kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan infrastruktur yang akseptabel membuat Jawa Barat menjadi destinasi menarik bagi investor

Keberhasilan ini juga ditunjang dengan kebijakan yang mendukung terhadap peningkatan realisasi penanaman modal diantaranya adalah: Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2011 tentang Penanaman Modal serta Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2013 tentang Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Jawa Barat.

Grafik 3.2

Realisasi PMDN Berdasarkan Lokasi Tahun 2020

Jawa Barat 12,40% DKI Jakarta 10,40% Riau 8,30% Jawa Timur 13,50% Lainnya 47,90%

(22)

DKI Jakarta 12,6% Jawa Barat 16,7% Banten 7,5% Jawa Tengah 6,1% Sulawesi Maluku Utara 8,4% Lainnya 42%

Peningkatan realisasi investasi juga ditunjang oleh kegiatan promosi investasi yang efektif yaitu dengan melaksanakan promosi investasi secara terpadu oleh Provinsi Jawa Barat dengan 27 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, pengembangan strategi promosi yang lebih fokus (targeted promotion), terarah, dan inovatif, ketersediaan informasi tentang potensi dan peluang investasi yang informatif bagi para investor dan calon investor, pameran dilaksanakan secara spesifik ditujukan kepada segmen/sasaran yang dituju baik untuk promosi investasi luar negeri maupun dalam negeri.

Selain itu keberhasilan yang dicapai Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat dalam mendukung peningkatan realisasi investasi melalui kegiatan promosi yaitu kegiatan West Java Investment Summit (WJIS) Tahun 2020. Kegiatan ini kerjasama antara Bank Indonesia dengan Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat untuk memberikan informasi sekaligus menawarkan kesempatan para pelaku usaha dan investor dalam berinvestasi di berbagai bidang mulai dari transportasi, infrastruktur, hingga pengembangan area industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). WJIS 2020 merupakan Forum Investasi yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha dan investor untuk berdiskusi mengenai berbagai hal teknis terkait proyek investasi di provinsi Jawa Barat. Kegiatan West Java Investment Summit (WJIS) adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat . Penyelenggaraan WJIS tahun ini berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dilaksanakan secara hybrid, dimana narasumber dan tamu undangan hadir secara langsung sementara peserta dan investor dapat mengikuti secara virtual melalui zoom atau menyaksikan secara live di youtube dan live Instragram.

Grafik 3.3

(23)

Hal lain yang mendukung tercapainya target realisasi investasi adalah terlaksananya kerjasama antar daerah yang efektif melalui pembuatan kesepakatan kerjasama (MoU) dengan Provinsi lain di Indonesia dalam bidang penanaman modal, kerja sama antar daerah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis antara pelaku usaha besar dengan pelaku usaha kecil menegah.

Target realisasi investasi tahun 2020 juga tercapai karena adanya kemudahan dalam penanaman modal dalam bentuk: berbagai kemudahan pelayanan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu di bidang penanaman modal, pengadaan infrastruktur melalui dukungan dan jaminan Pemerintah, kemudahan pelayanan dan/atau perizinan kepada perusahaan penanaman modal untuk memperoleh hak atas tanah, fasilitas pelayanan keimigrasian, dan fasilitas perizinan impor, penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal, penyediaan sarana dan prasarana.

Tercapainya realisasi investasi pada tahun 2020 juga ditunjang dengan pelaksanaan kegiatan pada bidang pengendalian yang berjalan dengan baik yang antara melaksanakan kegiatan: pembinaan ketentuan pelaksanaan penanaman modal bagi perusahaan PMA/PMDN, pemantauan pelaksanaan penanaman modal khususnya bagi proyek penanaman modal yang masih dalam tahap konstruksi sampai dengan produksi, pengawasan ketentuan pelaksanaan penanaman modal bagi perusahaan PMA/PMDN, fasilitasi pemecahan permasalahan pelaksanaan penanaman modal bagi perusahaan PMA/PMDN yang memiliki hambatan maupun masalah dalam merealisasikan penanaman modalnya, helpdesk/konsultasi tata cara dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal secara per perusahaan baik bagi para penanaman modal maupun aparatur Kabupaten/Kota, koordinasi tim pendataan dengan Kabupaten/Kota khususnya unit yang melaksanakan pengendalian pelaksanaan penanaman modal.

Terlepas dari Pandemi COVID 19. Jawa Barat masih merupakan tujuan utama investor untuk berinvestasi di Indonesia. Realisasi PMA Jawa Barat merupakan yang tertinggi secara nasional mencapai Rp.69 triliun (US$4,8 miliar) di tahun 2020, turun dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp.88,22 triliun. Realisasi investasi terbesar di Jawa Barat berlokasi di Kabupaten Bekasi yang mencapai Rp. 37.323.875.057.938 atau sekitar 30,99% dari total investasi, yang kemudian disusul oleh Kab.Karawang (13,90%), Kota Bandung (8,82%), Kabupaten Bogor (7,61%) dan Kota Depok (6,55%). Sebaran investasi berdasarkan lokasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(24)

Tabel 3.7

Realisasi Investasi Berdasarkan Lokasi di Jawa Barat

No. KAB./KOTA Jumlah LKPM

Tenaga Kerja (orang)

Jumlah Investasi (Rp.) Rasio (%)

1 Kab Bekasi 6.569 24.808 37.323.875.057.938 30,99 2 Kab Karawang 2.144 12.524 16.739.723.818.049 13,90 3 Kota Bandung 1.468 3.645 10.625.602.626.968 8,82 4 Kab Bogor 2.154 6.663 9.160.396.832.029 7,61 5 Kota Depok 672 1.436 7.887.879.573.552 6,55 6 Kab.Purwakarta 836 4.241 6.981.956.936.520 5,80 7 Kota Bekasi 1.442 3.231 6.661.399.899.709 5,53 8 Kab Cirebon 483 1.604 4.955.695.021.361 4,12 9 Kab Subang 270 9.800 4.250.476.800.779 3,53 10 Kab Bandung 1.079 8.731 3.946.607.555.667 3,28 11 Kab. Bandung Barat 293 299 3.117.524.736.773 2,59 12 Kab Sukabumi 429 12.137 1.701.780.665.540 1,41 13 Kota Bogor 547 1.064 1.603.215.590.165 1,33 14 Kab Sumedang 185 186 1.180.357.950.065 0,98 15 Kota Cimahi 207 1.383 1.091.053.633.817 0,91 16 Kab Majalengka 108 6.346 992.173.208.909 0,82 17 Kab Garut 334 13.468 726.312.511.857 0,60 18 Kab Cianjur 182 243 593.884.475.088 0,49 19 Kab Indramayu 82 101 544.359.393.364 0,45 20 Kab Tasikmalaya 59 3 141.219.500.000 0,12 21 Kota Sukabumi 49 76 81.569.081.223 0,07 22 Kab Kuningan 81 17 46.066.328.935 0,04 23 Kota Cirebon 215 1.266 40.795.661.679 0,03 24 Kota Tasikmalaya 75 114 19.107.661.025 0,02 25 Kab Pangandaran 28 29 11.209.700.000 0,01 26 Kota Banjar 12 6 5.391.800.000 0,00 27 Kab Ciamis 17 5 313.740.009 0,00 Total 20.020 113.426 120.429.949.761.020 100

Beberapa tantangan dihadapi oleh Jawa Barat dalam peningkatan realisasi investasi kedepannya, antara lain:

(25)

2. Banyaknya investasi yang mangkrak

3. Menurunnya kegiatan promosi investasi akibat kebijakan lockdown yang dilakukan oleh beberapa negara

4. Kurangnya kesiapan proyek yang akan ditawarkan kepada investor dan sebagian proyek masih belum memiliki FS (Feasibility Study)

5. Terhambatnya proses pengawasan terhadap perusahaan PMA/PMDN akibat kebijakan PSBB sehingga masih rendahnya perusahaan yg melaporkan LKPM 6. Terhambatnya pelayanan perizinan bagi perusahaan akibat kebijakan PSBB

Strategi yang dilakukan oleh Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat dalam menghadapi tantangan dimaksud, antara lain:

1. Investasi akan berjalan dan dioptimalkan kembali begitu Pandemi Covid-19 berakhir

2. Melakukan promosi investasi, dilanjutkan pengawalan investasi mulai dari tahap perizinan, financial closing, pembangunan, hingga sampai dengan tahap produksi komersial. Sebagai komitmen kepada investor untuk mengawal investasi hingga terealisasi, layanan konsultasi tatap muka dibuka kembali terkait proses perizinan pada sistem Online Single Submission (OSS) dan perizinan sektor-sektor terkait dari kementerian/lembaga yang ada di kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)/Pusat, layanan konsultasi ini diterapkan dengan mengikuti aturan protokol kesehatan di era kenormalan baru.

3. Melakukan bisnis meeting dengan investor di Luar Negeri secara virtual untuk menarik minat investor, meningkatkan investasi dalam negeri dengan program GEDORAN (Gerakan Mendorong Realisasi Dalam Negeri), dan melakukan inovasi dalam pelayanan perizinan berupa visitasi virtual, Jabar sprint dan euis cantik juga memfasilitasi investor yang akan menanamkan modal di Jawa Barat melalui Jabar Business Hub

4. Melakukan penyusunan dan pengkajian pra FS proyek yang ready to offer di Jawa Barat

5. Memberikan sanksi yang tegas kepada perusahaan yang tidak melaporkan LKPM, berupa pencabutan izin yang telah diberikan.

Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat terhadap mutu penyelenggaraan pelayanan oleh lembaga pelayanan publik semakin meningkat sesuai dengan dinamika dan perubahan pola pikir yang berkembang di masyarakat. Pemerintah sebagai pelayan utama

(26)

masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam melakukan upaya pembenahan di setiap unit penyelenggara pelayanan, agar mutu pelayanan dapat lebih memuaskan masyarakat.

Pemberian pelayanan publik oleh instansi pemerintah kepada masyarakat merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat sehingga kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum (public services) sangat strategis karena akan menentukan sejauhmana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat dan sejauhmana negara telah menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya. Masyarakat mengalami empowering sehingga semakin berani untuk mengajukan tuntutan, keinginan dan aspirasinya semakin kritis dan semakin berani untuk melakukan kontrol kepada pemerintah. Di sisi lain pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat.

Memperhatikan pentingnya pelayanan publik perlu adanya upaya melakukan percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik. Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik secara berkelanjutan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan publik. Salah satu upaya pengukuran untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2020 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu disusun Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebagai Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dalam bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu dituntut untuk memenuhi harapan masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan publik. Peningkatan kualitas pelayanan publik harus memenuhi kepuasan masyarakat atas dasar pertimbangan penerima layanan publik. Terkait dengan sasaran meningkatnya kualitas pelayanan perijinan, pencapaian indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

(27)

Tabel 3.6

Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perijinan

No. Indikator Capaian 2019 2020 Target Akhir Renstra (2023) Capaian s/d akhir Renstra (%) Target Realisasi % Realisasi 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 81,62 83 85,36 102,84% 82 100%

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat harus dapat mengetahui sepeti apa keinginan yang diharapkan masyarakat dalam hal pelayanan publik, khususnya pelayanan perizinan. Hal tersebut dapat diketahui salah satunya dengan cara melakukan Survey Kepuasan terhadap Masyarakat untuk mendapatkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Survey Kepuasan Masyarakat ini menggunakan metode Eksploratif Survey dan hasilnya dikaji dengan menggunakan metode Analisis Deskriptif Kualitatif yang mengacu kepada Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik IKM dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM). Teknik yang dipergunakan untuk melakukan Eksploratif Survey dengan cara melakukan pengambilan data SKM melalui e-SKM, broadcast kuesioner melalui SMS dan Whatsapp dan pengisian keusioner melalui call center. Seluruh data dan informasi yang diperoleh kemudian diolah dan dilanjutkan dengan kegiatan identifikasi dan analisis. Hasil analisis tersebut selanjutnya dideskripsikan secara informatif dan komunikatif sebagai bahan evaluasi kinerja pelayanan dan kepuasan masyarakat yang diharapkan akan bermanfaat sebagai dasar perbaikan pelayanan di masa yang akan datang.

Hasil pengukuran dalam pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat pada Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 diselenggarakan 4 (empat) kali, yaitu pada

Triwulan I (periode bulan Januari - Maret), Triwulan II (periode bulan April – Juni), Triwulan

III (periode bulan Juli – September) dan Triwulan IV (periode Oktober – Desember).

Berdasarkan Penggabungan hasil penilaian 958 responden pada Triwulan I, Triwulan II, Triwulan III dan Triwulan IV (periode bulan Januari - Desember 2020), capaian Nilai Indeks Pelayanan Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat adalah 3,37 sehingga perolehan IKM Pelayanannya adalah 85,36. Dengan NIP dan IKM sebesar itu maka Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat memperoleh Mutu Pelayanan “B”

(28)

atau Kinerja Pelayanannya masuk dalam kategori BAIK. Adapun indikator dan unit variabel pertanyaan kuesioner dalam survey ini mengacu kepada standar penyusunan Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri PAN RB

Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.

Tabel 3.7

Capaian Kinerja Unsur Pelayanan, Indeks Pelayanan dan SKM Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat Tahun 2020

No Unsur

Rata-rata Rata-rata terbobot Kinerja Usur

1

Kesesuaian persyaratan pelayanan

dengan jenis pelayanan 3,45 0,345 Baik

2 Kemudahan prosedur pelayanan 3,37 0,337 Baik

3

Kecepatan waktu dalam pemberian pelayanan

3,11 0,311 Baik

4 Kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan 3,71 0,371 Sangat Baik

5

Kesesuaian produk pelayanan antara standar pelayanan dan hasil

3,45 0,345 Baik

6 Kompetensi petugas pelayanan 3,41 0,341 Baik

7

Kesopanan dan keramahan petugas pelayanan

3,49 0,349 Baik

8 Penanganan Pengaduan 3,25 0,325 Baik

9 Kualitas sarana dan prasarana 3,43 0,343 Baik

10

Kemudahan penggunaan dan

efektifitas aplikasi simpatik 3,45 0,345 Baik

Jumlah rata-rata tertimbang 3,37

IKM 85,36

Nilai mutu pelayanan B

Kinerja Pelayanan Baik

(29)

Data pada tabel diatas menunjukan bahwa hasil perhitungan dan analisis terhadap unsur-unsur tersebut memberikan tiga unsur kualitas layanan yang memiliki nilai terkuat yaitu Kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan, penanganan proses pengaduan dan perilaku pelaksana pelayanan, dan penggunaan aplikasi simpatik sebagai indikator tambahan. Sedangkan tiga unsur yang perlu ditingkatkan kinerjanya adalah kecepatan waktu dalam pemberian layanan, penanganan pengaduan, kemudahan prosedur pelayanan, dan sistem serta mekanisme layanan dan prosedur pelayanan.

Untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif atas capaian kinerja layanan Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat maka dilakukan perbandingan secara time series selama lima tahun terakhir. Nilai Indeks Pelayanan dan SKM Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat dari tahun 2016 sampai dengan 2020 mengalami trend positif. Berdasarkan perbandingan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Grafik 3.4

Capaian Kinerja Pelayanan Dinas PMPTSP

Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 – 2020

Secara umum masyarakat telah mengapresiasi positif Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat karena telah memberikan kualitas pelayanan yang baik, menyediakan fasilitas yang bisa memberikan rasa nyaman, staf sangat kompeten, ramah dan responsive, serta proses pelayanan telah dilaksanakan secara akuntabel dan transparan. Berdasarkan hasil survey dari responden, ada beberapa rekomendasi untuk pihak Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat diantaranya : 76,5 77,67 79,56 81,62 85,36 72 74 76 78 80 82 84 86 88 2016 2017 2018 2019 2020

(30)

1. Indikator yang menjadi potensi utama untuk peningkatan ditahun 2021 diantaranya adalah :

a. Indikator Biaya dan Tarif. Biaya perizininan pada dasarnya adalah 0 atau tidak ada biaya. Sosialisasi yang efektif, efisien dan menyeluruh dapat dioptimalkan untuk meningkatkan pelayanan ini.

b. Indikator Penanganan Pengaduan. Proses ini berjalan dengan baik, namun masih adanya pemohon yang tidak mengetahui keberadaan dan proses pengaduan, oleh karena itu diperlukan sosialisasi yang optimal. Kebutuhan respon yang cepat perlu bisa dilakukan dengan menyiapkan PIC khusus. Progres aduan dapat diinformasikan secara berkala baik secara personal atau pada sistem ajuan. c. Indikator Sistem, Mekanisme dan Prosedur. Secara umum proses ini berjalan

dengan baik, namun masih perlu sosialiasi yang lebih intensif baik secara online ataupun ofline di lingkungan DPMPTSP. Penjelasan kembali yang dilakukan oleh petugas, dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada pemohon.

d. Indikator Kompetensi dan Perilaku Pelaksana. Secara umum sudah sangat baik karena seluruh layanan dapat dilakukan dengan optimal. Permasalahan jumlah yang dapat ditangani, peningkatan kompetensi dan pemahaman pelaksana terhadap prosedur dan teknis dilapangan, serta SOP penanganan layanan dapat terus di upgrade.

2. Pengembangan mekanisme , prosedur dan sistem monitoring untuk pengajuan ijin 3. Melakukan penilaian SKM lanjutan dengan isu penambahan/penjelasan indikator yang

masih memunculkan multi persepsi ( i.e. Kompetensi pelaksana, perilaku pelaksana, dan penggunaan simpatik)

4. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi temuan-temuan penyebab penurunan dan penguatan nilai SKM yang telah disampaikan dalam anggapan dasar (hipotesis)

Selain dalam hal capaian kinerja pelayanan, Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat juga mendukung Provinsi Jawa Barat dalam meraih penghargaan juga prestasi di tahun 2020 diantaranya :

1. Prestasi sebagai Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori “Pelayanan

Prima” Tahun 2020, penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini diberikan atas amanat Undang-Undang Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik, dimana KemenPANRB memiliki kewenangan melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan publik dengan tujuan

(31)

sebagai percontohan bagi unit penyelenggaraan pelayanan publik dan instansi pemerintah lainnya.

2. Top 32 Kompetisi Inovasi Jawa Barat Tahun 2020, penghargaan dari Gubernur Jawa Barat ini diberikan kepada Dinas PMPTSP atas inovasi cetak mandiri “JABAR SPRINT”. JABAR SPRINT merupakan pengembangan dari Simpatik Jabar untuk cetak mandiri dokumen perizinan oleh pemohon dimanapun berada.

3. Nilai MCP KPK 100, penghargaan ini diberikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas sumbangsih Dinas PMPTSP untuk area Pelayanan Terapdu Satu Pintu terhadap 8 Area Intervensi

3.3 Realisasi Anggaran

Awal tahun 2020, seluruh Negara di dunia mengalami pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), termasuk Indonesia juga Provinsi Jawa Barat, yang sangat berpengaruh terhadap sektor keuangan daerah baik pada pos pendapatan maupun belanja daerah. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melakukan penyesuaian proyeksi pengelolaan Keuangan Daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 443/Kep.207-Dinkes/2020 tentang Status Tanggap Darurat Bencana Non Alam Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Daerah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hal tersebut dalam mengantisipasi hal-hal yang dimaksud, Perangkat Daerah/Biro di Lingkup Sekretaris Daerah melakukan penyesuaian belanja dengan memperhatikan prioritas kebutuhan dasar terkait dengan pelayanan langsung kepada masyarakat yang benar-benar harus dipenuhi di Tahun Anggaran 2020. Pagu Anggaran Dinas PMPTSP Provinsi Jawa Barat TA 2020 semula Rp. 34.041.340.131,- setelah Refocusing menjadi Rp.18.201.937.883,-Hal ini tentunya berpengaruh terhadap beberapa kegiatan yang dihilangkan dari total kegiatan sebanyak 49 kegiatan menjadi 38 kegiatan

Penyerapan anggaran Belanja Langsung pada tahun 2020 sebesar 96,88% dari total anggaran yang dialokasikan. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran pada program/kegiatan di sasaran meningkatnya kualitas pelayanan perizinan sebesar (97,21%). Sedangkan penyerapan pada program/kegiatan di sasaran meningkatnya realisasi investasi sebesar (94,01%).

(32)

Efisiensi anggaran menunjukkan bagaimana sasaran dengan indikator yang dirumuskan telah berhasil dicapai dengan memanfaatkan sumber daya/ input tertentu. Semakin tinggi jumlah sumber daya yang dikeluarkan untuk mencapai keluaran tertentu, maka efisiensinya akan semakin rendah. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah sumber daya yang dihabiskan untuk mencapai sasaran, maka efisiensi anggarannya akan semakin tinggi.

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2020 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.10

Kinerja dan Anggaran Tahun 2020

Pagu

1 3 4

1 Urus an Pe m e rintahan Wajib

1 18 01 Bidang Urus an Pe nanam an M odal

1 18 01 116 Program Pe nge m bangan dan Prom os i Pe nanam an M odal

Laju M inat Inve s tas i di Jaw a

Barat 3.5 Pe rs e n 1.625.855.600

1 18 01 116 003 Kegiatan Lomba Foto dan Film Pendek Peluang Investasi Di Jaw a Barat

Jumlah Dokumen Foto dan Film Pendek Potensi Peluang Investasi di

Jaw a Barat

0

-1 18 01 116 004 Kegiatan Pelaksanaan Kerjasama dan Pemberdayaan Usaha PMPTSP

Jumlah Dokumen

Kerjasama/Matchmaking 0 -1 18 01 116 005 Kegiatan Pelaksanaan Promosi PMPTSP Jumlah Form Minat Investasi 5 Investor 355.483.000

1 18 01 116 006 Kegiatan Pembinaan Pengembangan PMPTSP di Jaw a Barat

Dokumen Pembinaan dan Pengembangan PMPTSP di Jaw a

Barat

0

-1 18 01 116 007 Kegiatan Penyusunan Bahan, Sarana dan Prasarana Promosi PMPTSP

Jumlah Bahan/Sarana/Prasarana

Promosi 100 Booklet 109.829.200 1 18 01 116 008 Kegiatan Penyusunan Buku Direktori Investasi di

Jaw a Barat Database Investasi di Jaw a Barat 0 -

1 18 01 116 009 Kegiatan Penyusunan Peta Potensi Peluang Investasi di Jaw a Barat

Jumlah Kajian Prospektus Investasi

di Jaw a Barat 3 Kajian 331.996.100

1 18 01 116 014 Pembuatan Bahan Layanan Inf ormasi PM Jumlah Audio Visual dan Placement

ILM PMPTSP 3 Produk / Tayangan dan plecement 121.795.500 1 18 01 116 015 Pengelolaan Invesment Lounge Jumlah Form Minat Investasi 5 Event 50.498.000 1 18 01 116 019 Sosialisasi Kebijakan dan Peraturan Penanaman

Modal

Jumlah Peserta Sosialisasi

Peraturan dan Kebijakan PM 0 5.995.000 1 18 01 116 020 Peningkatan Kualitas Layanan Inf ormasi Di Mall

Pelayanan Publik Jumlah MPP 1 Lokasi 14.203.000

1 18 01 116 021 Kegiatan Promosi di Media Massa Jumlah Media Promosi 2 Media 636.055.800

1 18 01 116 022 Penyelenggaraan West Java Invesment Forum Jumlah Dokumen Kerjasama (MOU) 0 -1 18 01 118 Program Pe nge ndalian Pe nanam an M odal Pe ningk atan Laju Re alis as i

Proye k Pe nanam an M odal 15 Pe rs e n 243.121.250 1 18 01 118 001 Kegiatan Pemantauan Proyek Penanaman Modal

PMA/PMDN

Jumlah Dokumen Rekomendasi

Proyek PM 1 Dokumen

80.619.500

1 18 01 118 002 Kegiatan Penilaian Perusahaan PMA dan PMDN Juara Investasi Se Jaw a Barat

Jumlah PMA dan PMDN Terbaik di

Jaw a Barat 0 Perusahaan

12.889.600

1 18 01 118 004 Kegiatan Workshop/Helpdesk Ketentuan

Pelaksanaan Penanaman Modal Jumlah Pelayanan Helpdesk 0 Perusahaan

5.221.000

1 18 01 118 005 Kegiatan Forum Penyelesaian Permasalahan Pelaksanaan Penanaman Modal (TASK Force)

Jumlah Laporan Penyelesaian

Permasalahan PM 1 Dokumen 90.451.150 1 18 01 118 006 Kegiatan Pengaw asan PMA dan PMDN di Jaw a

Barat

Jumlah Laporan Pengaw asan

Penanaman Modal 1 Dokumen 53.940.000 1 18 01 118 007 Kegitan Penyusunan Pedoman Pengendalian

PTSP dan Penanganan Permasalahan

Jumlah Dokumen Pedoman

Pengendalian PMPTSP 0 Dokumen -

1 18 01 115 Program Pe nataan Re gulas i PM PTSP

Ke m udahan Pros e dur dalam M e ndapatk an Pe layanan

Pe rizinan

78 Pe rs e n 17.306.050

1 18 01 115 003 Kegiatan Evaluasi Kebijakan Penanaman Modal

dan PTSP di Jaw a Barat Jumlah Dokumen SOP, Dokumen SP 1

Dokumen

SP/SOP -1 18 01 115 004 Kegiatan Penyusunan Regulasi PMPTSP Jumlah Peraturan Daerah Tentang

PMPTSP 2 Dokumen 10.667.550

1 18 01 115 009 Sosialisasi Kebijakan dan Peraturan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Jumlah Peserta Sosialisasi

Peraturan dan Kebijakan PTSP 350 Orang 6.638.500

1 18 01 113 Program Pe layanan Pe rizinan Bidang Ek onom i dan Sum be r Daya Alam

Tingk at Pe nye le s aian Pe rizinan

Bidang ESDA yang Te pat Wak tu 55 Pe rs e n 539.820.600

1 18 01 113 001 Penyelenggaraan Proses Perizinan Bidang

Ekonomi dan Sumber Daya Alam Jumlah Pemohon yang Terlayani 3500 Pemohon 539.820.600

2 5

No Kode Urus an/Bidang Urus an Pe m e rintahan

Dae rah dan Program /Ke giatan

Indik ator Kine rja Program (Outcom e )/Ke giatan (Output)

Targe t

Gambar

Tabel Pencapaian IKU DPMPTSP Tahun 2020

Referensi

Dokumen terkait

SISTIMATIKA PENYAJIAN Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian

Penyusunan Laporan Kinerja dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Maka dari itu, sesuai dengan amanah yang diberikan kepada IAIN Palangka Raya selaku perguruan tinggi pelaksana Tridharma, dirasa perlu untuk menyusun standar atau

Kesalahan juga terjadi pada kesalahan ketik / masukan kata, susunan imbuhan yang salah atau imbuhan asing Secara statistik, dari 1000 kata tersebut terdapat 256 kata

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Dengan dasar Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan