• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) pada 1 Desember 2007. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik.

BEI memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui penjualan Efek saham melalui prosedur IPO atau efek utang (obligasi). BEI dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena BEI memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas (www.bapepam.go.id).

Perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI terbagi menjadi beberapa sektor berdasarkan Jakarta Industrial Classification (JASICA), yaitu perusahaan pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan jasa investasi. Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per Desember 2014 adalah 507 Emiten.

(2)

2

Obyek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI. Perusahaan pertambangan merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya berupa pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Industri Pertambangan terdiri dari 4 jenis, yaitu industri pertambangan batu bara, pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan logam dan mineral lainnya, pertambangan batu-batuan. Berikut terdapat tabel jumlah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014:

Tabel 1.1

Jumlah Perusahaan Pertambangan Tahun 2014 No Jenis Perusahaan Tambang Jumlah

1 Perusahaan Batubara 21

2 Perusahaan Minya dan Gas Bumi 8 3 Perusahaan Logam dan Mineral 8 4 Perusahaan Batu-batuan 2 Sumber : Bursa Efek Indonesia

Industri pertambangan dan jasa pertambangan merupakan salah satu pilar pembangunan ekonomi nasional. Dalam beberapa tahun terakhir sektor industri ini menjadi salah satu industri strategis yang memiliki peran signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Berdasarkan gambar 1.1 ditunjukkan bahwa pertambangan menjadi penyumbang terbesar penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sampai tahun 2012 (dpr.go.id, 2013)

Industri pertambangan masih akan menjadi tumpuan penerimaan negara. “PNBP yang paling potensial untuk digali dengan lebih maksimal adalah penerimaan dari sektor pertambangan” (kemenkeu.go.id, 2015)

(3)

3 Gambar 1.1

Penerimaan Negara Bukan Pajak

Sumber : Kementerian Keuangan, 2012.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Menurut PSAK No.1 (Revisi 2012: par 09), tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh dan tersajikan, maka investor atau pemilik saham perusahaan akan bisa menganalisis bagaimana kondisi perusahaan serta prospek perusahaan nantinya khususnya dari segi kemampuan prfoitabilitas dan dividen yang akan dihasilkan.

Sejalan dengan meningkatnya kompleksitas kegiatan operasi bisnis dan pertumbuhan investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak

(4)

4

informasi yang relevan dan tepat waktu. Menurut Hendriksen dan Van Breda (2008:142), ketepatan waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi para pembuat keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang diberikan akan kehilangan relevansinya. Apabila laporan keuangan tidak disajikan tepat waktu, dapat mengindikasikan adanya masalah dalam perusahaan tersebut.

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan kepada publik di Indonesia telah diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-346/BL/2011 tentang penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik. Peraturan tersebut menyatakan diantaranya laporan keuangan disampaikan paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan.

BEI berdasarkan peraturan pada Lampiran Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00085/BEI/10-2011, sanksi-sanksi keterlambatan penyampaian laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1). Teguran tertulis. 2). Peringatan tertulis. 3). Denda sebanyak-banyaknya Rp 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah). 4). Larangan sementara untuk melakukan aktivitas perdagangan di Bursa (suspensi) bagi anggota Bursa Efek. 5). Pencabutan persetujuan memperdagangkan efek tertentu. 6). Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa Efek.

Selisih waktu antara tanggal tutup tahun buku dengan tanggal pelaporan auditor dalam laporan keuangan auditan menunjukkan lamanya waktu penyelesaian audit. Dalam auditing, perbedaan waktu ini disebut sebagai audit delay (Rachmawati, 2008). Semakin panjang waktu auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, semakin panjang pula audit delay.

(5)

5 Sebaliknya, semakin pendek waktu auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin pendek audit delay (Risnawati, 2014).

Tabel 1.2 menunjukkan perusahaan yang terlambat menyerahkan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 2012. Rata-rata keterlambatan 153 hari. Otoritas bursa menjatuhkan peringatan III dan denda Rp 150.000.000,- kepada 12 emiten tersebut.

Tabel 1.2

Perusahaan Publik yang dikenakan Peringatan III

No Kode Nama Perusahaan Tercatat Keterlambatan (Hari)

1 ARII PT Atlas Resources Tbk 156

2 ADMG PT Polychern Indonesia Tbk 146

3 BORN PT Borneo Lumbang Energi & Metal Tbk 189

4 BRAU PT Berau Control Energy Tbk 151

5 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 151

6 BLTA PT Berlian Laju Tanker 350

7 BULL PT Buana Listya Tama Tbk -

8 ELTY PT Bakrieland Development Tbk 152

9 KARK PT Dayaindo Resources International Tbk -

10 SAFE PT Steady Safe Tbk 178

11 TRUB

PT Truba Alam Manunggal Engineering

Tbk 203

12 ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk 151

Sumber : m.bisnis.com, 2013

Pada tahun 2015, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian perdagangan saham sementara terhadap empat emiten, dan memperpanjang suspensi dua emiten lain akibat keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahun buku 2014. Dari pantauan BEI, hingga 29 Juni 2015, terdapat 6 perusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2014, dan atau belum melakukan pembayaran denda

(6)

6

keterlambatan. Keenam perusahaan tersebut adalah PT Benakat Integra Tbk. (BIPI), PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. (BORN), PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU), PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Permata Prima Sakti Tbk. (TKGA), PT Inovisi Infracom Tbk. (INVS). ( market.bisnis.com , 2015)

BUMI menyatakan bahwa keterlambatan laporan keuangan tahun 2014, dikarenakan lamanya perhitungan hutang dari kreditor. Sedangkan keterlambatan laporan keuangan BRAU dikarenakan masih berusaha untuk refinancing hutang seperti dinyatakan oleh manajemen BRAU. (www.cnnindonesia.com, 2015 )

Setelah BUMI dan BIPI menyerahkan laporan keuangan, suspensi terhadap keduanya dicabut. Namun suspensi memberikan dampak terhadap pasar. Diketahui bahwa setelah suspensi BUMI dicabut, pasar merespon negatif, yaitu terjadi penurunan harga saham. Hal ini bertolak belakang dengan respon pasar terhadap BIPI yang positif dimana harga saham BIPI meningkat. ( www.bareksa.com, 2015 ).

Keterlambatan laporan keuangan juga terjadi pada PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) pada tahun 2014. Meskipun mengalami peningkatan pendapatan dan laba namun laporan keuangan ENRG mengalami keterlambatan, sehingga ENRG berdasarkan peraturan BEI Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, menyampaikan informasi tentang keterlambatan.

Masalah timbul ketika laporan keuangan audit mengalami delay. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan auditan kepada masyarakat merupakan sinyal adanya informasi yang bermanfaat bagi para investor dan pengguna laporan keuangan lainnya untuk pembuatan keputusan. Pengungkapan informasi yang lebih luas, memberikan sinyal yang lebih banyak kepada publik mengenai kondisi perusahaan.

Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Shultoni (2013) perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukkan dengan

(7)

7 semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Besar (ukuran) perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan (Sudarmadji, 2007 dalam Idris, 2015). Sejalan dengan hasil penelitian Kartika (2009), Maria (2012), Setiawan (2012) menunjukkan adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil audit delay. Namun menurut penelitian Hardika (2013), Shultoni (2013) dan Anggradewi (2014) menunjukkan tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay.

“Solvabilitas mengukur seberapa jauh pembiayaan perusahaan dibiayai oleh hutang” (Fahmi, 2011:127). Ketika perusahaan memiliki proporsi hutang yang lebih besar daripada aset, maka auditor akan membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan karena rumitnya prosedur audit akun hutang serta penemuan bukti-bukti audit yang lebih kompleks terhadap pihak-pihak kreditur perusahaan (Aryaningsih, 2014). Penelitian ini menggunakan proksi debt to total asset ratio (DAR) untuk melihat pengaruh solvabilitas perusahaan terhadap atudit delay. Penelitian Sumartini (2014) menunjukkan tidak adanya pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. Bertolak belakang dengan hasil penelitian Aryaningsih (2014) yang menunjukkan adanya pengaruh solvabilitas terhadap audit delay.

(8)

8

“Profitabilitas mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan dengan penjualan dan investasi” (Fahmi, 2011:135). Perusahaan yang mampu menghasilkan profit akan cenderung mengalami audit delay yang lebih pendek, sehingga good news tersebut dapat segera disampaikan kepada para investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Penelitian ini menggunakan proksi return on asset (ROA) untuk mengukur profitabilitas. ROA dapat mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan secara menyeluruh. Berdasarkan hasil penelitian Destiana (2011) dan Setiawan (2012) menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan profitabilitas terhadap audit delay. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, semakin pendek audit delay. Namun menurut penelitian Kartika (2009), profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Begitu juga dengan penelitian Idris (2015) dan Astini (2013), hasil penelitian menunjukkan tidak adanya pengaruh proftabilitas terhadap audit delay.

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut. Reputasi KAP dapat diukur dengan menggunakan proksi pangsa pasar dimana KAP yang mempunyai pangsa pasar lebih dari 20% dari jumlah klien yang diterima pada industri tertentu dianggap menjadi auditor spesialis industri. Hasil penelitian Habib dan Bhuiyan (2011) dalam Risnawati (2014) mengungkapkan bahwa KAP spesialis industri berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hal ini dapat diartikan bahwa audit delay pada KAP spesialis industri akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP non-spesialis industri. Sedangkan hasil penelitian Risnawati (2014) menyimpulkan bahwa KAP spesialis industri tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Hasil penelitian Whittred (1980), membuktikan bahwa audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Fenomena ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit

(9)

9 yang lebih senior dan perluasan lingkup audit Kartika, (2009), Destiana (2011), dan Saputri (2012) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Pemberian opini audit negatif membutuhkan proses yang lebih lama dikarenakan auditor harus bekerja lebih intensif untuk perluasan lingkup audit serta untuk mencari bukti audit sebagai landasan auditor dalam memberikan opini negatif tersebut. Hasil penelitian Hardika (2013), Setiawan (2012) dan Astini (2013) menunjukkan tidak adanya pengaruh opini auditor terhadap audit delay.

Berdasarkan uraian diatas, adanya inkonsistensi hasil penelitian sebelumnya membuat penelitian ini masih relevan untuk dikaji ulang, khususnya tentang audit delay. Peneliti termotivasi untuk menganalisa lebih jauh faktor-faktor dominan penyebab audit delay. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Profitabilitas, Reputasi KAP, dan Opini Audit terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014)”.

1.3 Perumusan Masalah

1. Bagaimana deskripsi ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, reputasi KAP, opini audit, dan audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014?

2. Apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, reputasi KAP, dan opini auditor secara simultan terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014?

3. Apakah terdapat pengaruh secara parsial:

a. Ukuran perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014?

b. Solvabilitas terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014?

c. Profitabilitas terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014?

(10)

10

d. Reputasi KAP terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014?

e. Opini audit terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014?

1.4 Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui deskripsi ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, reputasi KAP, opini audit, dan audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, reputasi KAP, dan opini auditor pada audit delay terhadap perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial:

a. Ukuran perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014.

b. Solvabilitas terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014.

c. Profitabilitas terahdap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014.

d. Reputasi KAP terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014.

e. Opini audit terhadap audit delay pada perusahaan Pertambangan yang list di BEI tahun 2012-2014.

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Aspek Teoritis

Kegunaan teoritis yang diperoleh dalam pengembangan pengetahuan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

(11)

11 1. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penlitian sejenis mengenai audit delay.

1.5.2 Aspek Praktis

Kegunaan praktis yang ingin dicapai dalam penerapan pengetahuan sebagai hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi profesi auditor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay, sehingga auditor dapat mengoptimalkan kinerjanya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melakukan audit.

2. Bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai faktor-faktor penyebab audit delay, sehingga perusahaan dapat mengendalikan faktor-faktor tersebut. Penelitian ini diharapkan juga dapat memicu perusahaan go public untuk mempersingkat waktu dalam publikasi laporan keuangan auditan agar menarik minat para investor dalam menanamkan modal di perusahaan mereka karena investor lebih ketat mengawasi kinerja perusahaan go public.

3. Bagi Otoritas Jasa Keuangan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai rentang waktu penyampaian laporan keuangan auditan perusahaan dan dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat regulasi dan sanksi mengenai batas waktu penyampaian laporan keuangan auditan serta sanksi terhadap pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap laporan keuangan tersebut.

(12)

12

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Dalam rangka memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah sistematika penulisan. Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab, berikut garis besar penjelasan setiap bab.

BAB I Pendahuluanuan

Berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, fenomena dan argumen teoritis yang melatarbelakangi penelitian, rumusan masalah, serta tujuan dan manfaat dari penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori secara ringkas, padat, dan jelas setiap variabel dari penelitian. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini, kerangka pemikiran yang membahas rangkaian pola pikir untuk menggambarkan masalah penelitian, hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian data, serta ruang lingkup penelitian yang menjelaskan dengan rinci batasan dan cakupan penelitian

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, identifikasi definisi variabel operasional, tahapan penelitian, jenis dan sumber data (populasi dan sampel) serta teknik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini berisi tentang deskripsi dan analisis hasil penelitian yang telah diidentifikasi dengan pembahasannya.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini menyediakan informasi mengenai kesimpulan hasil analisis penelitian dan saran dari hasil penelitian ini.

Gambar

Tabel  1.2  menunjukkan  perusahaan  yang  terlambat  menyerahkan  laporan  keuangan untuk tahun yang berakhir 2012

Referensi

Dokumen terkait

Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi

(2) Anggota Dewan Komisioner sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c diberhentikan dari jabatannya karena alasan sebagaimana

Untuk itu guna mengantisipasi akan adanya kegagalan proses maka PT.XYZ menerapkan Quality management System ISO/TS 16949 dengan tools yang digunakan seperti FMEA (

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Terbalik

Kawasan dengan ketinggian tidak lebih dari 100 m dpl ini merupakan tipe hutan hujan dataran rendah yang masih menampakan keasriannya dengan berbagai jenis pohon berdiameter besar

Lokasi : MIS Mambaul Ulum Kota Kediri (Ngasinan) DPM : Apriliyani Diah Kartikasari, M.Pd... Lokasi : MI Miftahul Falaah Kota Kediri (Manisrenggo) DPM :

Sesuai dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu bagaimana erotisme ditampilkan dalam lirik lagu “Cinta Satu Malam”, “Mojok di Malam Jumat”, dan “Aw Aw”

Pada perancangan alat Portable Lampu Emergency ini Intensitas cahaya matahari yang terbias pada solar cell mempengaruhi daya yang tersimpan pada baterai, dengan