• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fabrikasi Elektroda Amperometrik Sensor dengan Metode Teknologi Screen Tension dan Deflection Thick Film

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fabrikasi Elektroda Amperometrik Sensor dengan Metode Teknologi Screen Tension dan Deflection Thick Film"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

55

Fabrikasi Elektroda Amperometrik Sensor dengan Metode Teknologi

Screen Tension dan Deflection Thick Film

Aminuddin Debataraja

1*

, Nur Fauzi Soelaiman

1

, dan Hiskia

2

1. Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Jakarta, Depok 16425, Indonesia 2. Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi, LIPI, Bandung 40135, Indonesia

*

E-mail: adebataraja@yahoo.com

Abstrak

Screen printing atau teknologi film tebal merupakan suatu metoda yang digunakan untuk memproduksi secara masal

biosensor elektrokimia untuk bidang kesehatan, lingkungan, dan industri obat-obatan. Pada tulisan ini dipaparkan proses pembuatan biosensor kolesterol yang meliputi tahapan desain dan fabrikasi dengan teknik screen printing. Biosensor kolesterol ini berbasis amperometrik yang terdiri dari 3 (tiga) buah elektroda, yaitu elektroda working,

reference, dan counter yang difabrikasi dengan teknologi screen printing. Pemilihan material atau bahan untuk bio-component dan membran serta metoda imobilisasi juga dijelaskan secara singkat. Biosensor yang dibuat ini untuk

deteksi kadar kolesterol, di mana diharapkan nantinya bisa digunakan sebagai dasar untuk pengembangan biosensor jenis lainnya.

Abstract

Fabrication of Amperometric Electrodes with Screen Tension and Deflection Thick Film Methods. Screen

printing or thick film technology represents an attractive approach for the mass production of miniaturized electrochemical biosensors for biomedical, environmental, and drug industries. This paper describes the use of thick film technology in the design and fabrication of biosensors cholesterol. An amperometric cholesterol biosensor based on a three electrodes (counter, reference, and working) planar configuration was fabricated using thick film technology. Materials used for the immobilization of biological elements and membrane materials are also briefly described. The biosensor developed initially to determine cholesterol, with later application to others analytes.

Keywords: amperometry, biosensor, cholesterol, screen printing, thick film

1. Pendahuluan

Biosensor adalah metode analisis dengan menggunakan komponen biologi aktif yang diintegrasikan dengan peralatan elektronik untuk menentukan kadar suatu senyawa [1-2]. Teknik analisis dengan biosensor sangat menarik dikembangkan karena selektifitas dan akurasi pendekatannya yang dinilai cukup handal dan bahkan mempunyai prospek ekonomi yang cukup besar. Biosensor juga merupakan instrumen analisis yang sangat penting, karena dapat menentukan kadar senyawa konsentrasi yang sangat rendah, seperti ppm, ppb, dan ppt.

Beberapa tahun terakhir ini, pengembangan biosensor banyak mendapat perhatian dan aplikasinya juga sudah

memasuki dunia bisnis, terutama dengan tersedianya teknologi mikroelektronika yang sangat pesat memungkinkan terciptanya biosensor berukuran kecil, sensitif, akurat dan diproduksi dengan biaya murah (low

cost) bahkan sudah ada yang digunakan sebagai

peralatan pribadi. Lebih jauh lagi dengan kemajuan teknologi nano (nanotechnology) dan

microelectro-mechanical system (MEMS) dapat dihasilkan sistem

mikrosensor yang terintegrasi dalam sebuah keping (chip) atau substrat yang berukuran skala mikro atau nano dengan tujuan untuk mempercepat proses analisis, mengurangi volume sample dan reagent serta menekan biaya produksi menjadi sekecil mungkin [3-4]. Diprediksi di masa mendatang teknologi MEMS dan nano akan memegang peranan penting pada berbagai bidang industri.

(2)

Teknologi proses yang banyak digunakan untuk pembuatan mikrosensor adalah silicon-based

microfabrication yang dapat menghasilkan struktur

yang berukuran mikrometer dan memungkin untuk membuat microsensor dalam bentuk array atau multi-sensor pada suatu chip [5-6]. Disamping itu teknologi

thin/thick film juga banyak digunakan untuk pembuatan chemical/biological sensor, karena prosesnya lebih

sederhana dan low cost sangat cocok untuk pembuatan

disposable sensor [7-9].

Biosensor merupakan sensor kimiawi di mana terdiri dari 3 (tiga) elemen dasar yaitu, receptor (biocomponent), transducer (physical component) dan separator (membran atau beberapa jenis coating) [10-11]. Receptor terdiri dari doped metal oxide atau organik polimer yang dapat berinteraksi dengan “analyte”. Biocomponent ini dapat berupa enzim, antigen, antibodi, bacteria and nucleic acids. Untuk berbagai aplikasi dari biosensor, enzim merupakan senyawa yang paling banyak digunakan sebagai

bioreceptor molecules atau biocomponent. Biosensor

umumnya dilapisi dengan membran tipis yang berfungsi untuk diffusion control, mengurangi interference dan proteksi untuk electrode. Gambar 1 menjelaskan prinsip biosensor itu sendiri.

Salah satu faktor yang sangat penting pada biosensor adalah stabilitas dari biosensor yang sangat bervariasi, di mana hal ini sangat tergantung pada ukuran dan bentuk biosensor, metode preparasi, jenis tranduser dan parameter lain. Lebih lanjut hal ini sangat bergantung pada faktor substrate diffusion dan enzymatic reaction

rate. Pemilihan material dan teknik fabrikasi biosensor

yang tepat sangat mempengaruhi fungsi dan ujuk kerja sensor. Oleh karena itu pengembangan biosensor di

masa depan fokus pada penemuan material baru. Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem biosensor antara lain [12-13]: (1) Seleksi biocomponent yang tepat, (2) Pemilihan metoda immobilization, (3) Pemilihan jenis tranduser, (4) Desain biosensor yang meliputi range pengukuran,

linearity, dan minimisasi dari interference, (5) packaging, (6) Integrasi dengan berbagai jenis sensor

yang berbeda.

Pada makalah ini dibahas rancang bangun biosensors berbasis enzim untuk deteksi kadar kolesterol di dalam darah dengan menggunakan teknik screen printing. Jenis tranduser yang dibuat adalah amperometrik dengan konfigurasi tiga electrode (working, reference, dan counter). Amperometric biosensor berbasis enzim merupakan perangkat biosensor komersial yang banyak ditemukan di pasar. Sensor ini beroperasi pada tegangan tetap dengan menggunakan reference electrode sehingga arus yang dihasilkan dari oksidasi atau reduksi substrat yang berada di atas permukaan working

electrode dapat diukur. Besarnya arus yang dihasilkan

bergantung pada banyak faktor, meliputi, charge

transfer, adsorption, chemical kinetics, diffusion, convection, dan substrate mass transport.

Analyte

Bio-Receptor Transducer

Measurable Signal

Gambar 1. Prinsip Kerja dari Biosensor

CHOLESTEROL ESTER CHOLESTEROL OXIDIZED CHOLESTEROL CHOLESTEROL ESTERASE OXIDOREDUCTASE ELECTRON MEDIATOR (OXIDIZED FORM) ELECTRON MEDIATOR (REDUCED FORM) PROCESS 1 PROCESS 2 PROCESS 3 PROCESS 4 WORKING ELECTRODE REFERENCE ELECTRODE COUNTER ELECTRODE

(3)

cholesterol esterase

Cholesterol esters + H2O fatty acids + cholesterol

Cholesterol + O2 cholestenon + H2O2 cholesterol oxidase Reference Electrode Working Electrode Counter Electrode Lapisan encapsulasi Enzyme

Gambar 3. Desain Layout dan Penampang Sensor Kolesterol

Gambar 4. Masker, (a) Working dan Counter Electrode, (b) Masker Reference Electrode, (c) Masker Encapsulasi

2. Metode Penelitian

Teknologi thick film (TFT) merupakan salah satu bagian dari teknologi proses mikroelektronika untuk fabrikasi komponen komponen elektronika secara

screen-printing. Sejak petengahan tahun 1960, teknologi proses thick film telah digunakan untuk meminiaturisasi suatu

rangkaian elektronika ke dalam sebuah keping substrat, karena kemampuannya menghasilkan jalur konduktor yang sangat kecil (fine line). Teknologi thick film telah banyak digunakan secara luas dalam industri komponen hibrid mikroelektronika dan diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti otomotif, telekomunikasi, medis, dan pengembangan sensor dan aktuator. Material utama yang digunakan dalam teknologi film tebal adalah substrat dan pasta. Substrat merupakan media tempat komponen film tebal diimplementasikan, sedangkan pasta adalah bahan pembentuk komponen film tebal, yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk melalui proses pencetakan.

Amperometrik biosensor cholesterol. Prinsip kerja

amperometrik biosensor kolesterol secara umum terdiri

dari 4 (empat) tahap proses seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Biosensor kolesterol bekerja menggunakan prinsip amperometrik dengan konfigurasi 3 (tiga) elektroda di mana hidrogen peroksida (H2O2) yang dihasilkan

mengakibatkan terjadinya aliran arus di elektrode [15]. Arus mengalir melalui counter electrode (CE) dan

working electrode. Tidak ada arus yang mengalir di reference electrode (RE). Dengan menggunakan

konfigurasi tiga elektrode akan meminimalkan besarnya tegangan jatuh (potential drop) akibat adanya resistansi cairan (Rs).

3. Hasil dan Pembahasan

Desain layout. Desain biosensor meliputi, pemilihan

material, ukuran, bentuk dan metode konstruksi atau fabrikasi, yang sangat tergantung pada pemilihan prinsip kerja transducer, parameter yang mau dideteksi dan suasana kerja (working environment). Material yang digunakan dalam electrochemical biosensor dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) material untuk

(4)

elektrode dan supporting substrate, 2) material untuk

immobilisasi biocomponent, 3) material untuk fabrikasi

membran luar, dan 4) biological elements atau

biocomponent, seperti enzymes, antibodies, antigens, mediators, dan cofactors.

Pada penelitian ini tahap desain biosensor kolesterol meliputi pemilihan bahan, menentukan bentuk geometris dan ukuran sensor, serta pembuatan masker. Dari penelusuran literatur telah diperoleh desain layout masker yang terdiri dari 3 (tiga) jenis elektrode di mana ukuran sensor yang digunakan adalah tiap elektrode memiliki ukuran panjang (P) = 14 mm dan lebar (L) = bervariasi dari mulai 2-4 mm, lebar jalur elektrode 0,4 mm. Adapun tujuan dari dipilihnya beberapa ukuran elektrode untuk mengetahui pengaruh lebar jalur terhadap sensitivitas sensor. Bentuk layout dan penampang biosensor kolesterol dapat dilihat pada Gambar 3.

Bahan yang digunakan untuk substrat adalah alumina dan bahan untuk working dan counter electrode adalah pasta emas (Dupont 8352), pasta perak (ESL 9912-A), sedangkan untuk reference electrode menggunakan bahan Ag|AgCl. Untuk lapisan biocomponent digunakan

enzyme enzyme cholesterol oxidase (Sigma) dan cholesterol esterase (Sigma) dan lapisan enkapsulasi

digunakan pasta dielektrik (ESL SB 240). Untuk pembuatan reference electrode dilakukan dengan cara

printing pasta perak (Ag) di atas substrat alumina

kemudian dengan proses elektroplating diubah menjadi Ag|AgCl. Tahap selanjutnya adalah pembuatan screen dan masker.

Pembuatan masker dan screen. Untuk pembuatan

masker dimulai dengan desain layout dengan menggunakan software CAD. Desain layout dari biosensor ini dilakukan dengan bantuan software Corel Draw 11, yang kemudian dengan proses

photolitography ditransfer menjadi masker (film

positif). Untuk pembuatan biosensor ini dibutuhkan minimal 3 (tiga) buah masker yaitu: masker untuk

working dan counter electrode, masker untuk reference electrode dan masker untuk enkapsulasi seperti yang

terlihat pada Gambar 4.

Tahap selanjutnya adalah pembuatan screen, dimulai dengan penyiapan screen berupa pencucian dengan Ulano 23 (degreaser dan abrader) untuk menghilangkan lemak dan membuat screen jadi kasar, sehingga dengan demikian menjadi mudah dilekati emulsi. Screen yang digunakan adalah stainless steel dengan ukuran mesh 400, dan bahan Ulano 133 sebagai

screen mask-nya. Pada Gambar 5 terlihat hasil dari

pembuatan screen.

Pada Gambar 7 terlihat prototipe sensor kolesterol yang belum dilakukan proses elektroplating untuk reference

electrode dan belum dilapisi dengan biocomponent

(enzyme GOD). Sensor glucose ini terdiri dari 3 (tiga) jenis sensor yang berbeda beda dari segi bentuk, ukuran, dan bahan.

Tahap selanjutnya adalah proses imobilisasi enzim dan membran pelindung yang belum sempat dilakukan karena bahan yang akan digunakan sedang dalam proses pembelian. Biokomponen (enzim) akan diimobilisasi di atas permukaan elektrode dan kemudian dilapisi suatu membran dengan menggunakan sistem hydrogels yang berfungsi sebagai pengontrol difusi, mengurangi

interference dan sebagai pelindung elektrode. Membran

yang digunakan adalah cellulose acetate sebagai pelindung atau penutup enzim dari pengaruh luar. Penggunaan sistem hidrogel ini didasarkan pada pertimbangan berikut: 1) untuk meningkatkan

biocom-patibility dari permukaan elektroda dengan cara

mengikat anticoagulants. Hal ini dimungkinkan terutama karena kandungan airnya yang relatif tinggi, 2) untuk mengeliminasi interferensi yang tidak diinginan, seperti ascorbic acid, uric acid, L-cysteine, glutathione dan acetaminophen yang terkandung dalam darah maupun serum darah sampel, 3) untuk meningkatkan masa pakai (life time) dari biosensor.

Bahan yang diperlukan untuk pembuatan hidrogel mencakup: 7,7, 8,8 tetra-cyano-quinone-dimethane (TCNQ) [Merck]; hydroxy-ethyl-cellulose [Merck]; hydroxy-ethyl-methacrylate [Merck]; tetra-ethylene-glycol diacrylate [Aldrich]; dimethoxy-phenyl aceto-phenone [Aldrich]; pyrrole monomer [Aldrich].

(5)

Substrat Alumina Working Electrode Reference Electrode Counter Electrode

2. Proses printing, drying dan firing Ref. Electrode, Bahan pasta Perak Substrat Alumina Isolation layer Working Electrode Reference Electrode Counter Electrode Isolation layer

3. Proses printing, drying dan firing Lap. Isolasi, Bahan pasta dielektrik

Substrat Alumina Isolation layer Working Electrode Reference Electrode Counter Electrode Isolation layer

4. Proses pembuatan Ref. Electrode, Ag|AgCl Substrat Alumina Isolation layer Working Electrode Reference Electrode Counter Electrode Isolation layer

5. Proses Immobilisasi Enzyme dan pelapisan membrane

Gambar 6. Urutan Proses Fabrikasi Biosensor Cholesterol

(a) (b)

Gambar 7. Prototipe Sensor Kolesterol Menggunakan Elektroda (a) Perak (b) Emas

4. Simpulan

Pembuatan biosensor untuk deteksi kolesterol yang meliputi desain layout, tahapan proses fabrikasi dengan teknik screen printing, pemilihan material biocomponent dan membran telah dipaparkan. Ada 2

(dua) jenis prototipe biosensor yang dihasilkan yaitu yang menggunakan bahan emas dan perak. Untuk tiap jenis biosensor terdiri dari 3 (tiga) layout yang berbeda dengan ukuran panjang (P) = 14 mm dan lebar (L) = bervariasi dari mulai 2-4 mm, lebar jalur elektrode 0,4

mm. Tahap selanjutnya adalah imobilisasi enzim di atas elektrode, pelapisan membran dan juga karakteristiknya terhadap kolesterol. Diharapkan prototipe biosensor ini bisa diaplikasikan untuk bidang kesehatan nantinya.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan tim peneliti dan Robeth V. Manurung yang telah banyak membantu penelitian ini, dan kepada UP2M PNJ yang telah memberikan bantuan pendanaan sehingga penelitian berjalan sesuai dengan waktunya.

(6)

Daftar Acuan

[1] R.T. Daniel, T. Klara, A.D. Richard, S.W. George, Pure Appl. Chem. 71 (1999) 2333.

[2] W.S. Frieder, A. Warsinke, F.F. Bier, U. Wollenberger, W. Jin, A. Benkert, D. Pfeiffer, lnternational Conference on Solid-State Sensors and Actuators, Chicago, 1997.

[3] G. Blankenstein, U.D. Larsen, Biosens. Bioelectron. 13 (1998) 427.

[4] E. Depsey, D. Diamond, M.R. Smyth, G. Urban, G. Jobst, I. Moser, E.M.J. Verpoorte, A. Manz, H.M. Widmer, K. Rabenstein, R. Freaney, Anal. Chim. Acta. 346 (1997) 341.

[5] H. Andreas, B. Oliver, H. Christoph, B. Henry, Proceeding of the IEEE, 91 (2003) 839.

[6] C.C. Liu, P.J. Hesketh, G.W. Hunter, Interface 13/2 Summer (2004) 22.

[7] I. Novotny et al., 44rd International Scientific Colloquium, Technical University of Ilmenau, German, 1999.

[8] J.P. Hart, Trends in Analytical Chemistry, 16/2 (1977) 89.

[9] S. Marino, G. Minervini, M.R. Montereali, C. Cremisini, A. Masci, R. Pilloton, II Workshop on Chemical Sensors and Biosensors, Santa Maria di Galeria, Rome, Italy, 1999.

[10] B.R. Eggins, Chemical Sensors and Biosensors, John Wiley, Chichester, 2002, p.273.

[11] D.L. Wise, Bioinstrumentation and Biosensors, Marcel Dekker Inc., New York, 1991, p.824. [12] R. Baronas, F. Ivanauskas, J. Kulys, Sensors 3

(2003) 248.

[13] S. Zhang, G. Wright, Y. Yang, Biosens. Bioelectron. 15 (2000) 273.

[14] Watanabe et al., US Patent 6 342 364 B1, 2002. [15] M.K. Ram, P. Bertoncello, H. Ding, S. Paddeu, C.

Gambar

Gambar 1. Prinsip Kerja dari Biosensor
Gambar 4. Masker, (a) Working dan Counter Electrode, (b) Masker Reference Electrode, (c) Masker Encapsulasi
Gambar 5. Screen untuk Biosensor Kolesterol
Gambar 6. Urutan Proses Fabrikasi Biosensor Cholesterol

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENILAIAN FORMATIF DENGAN FEEDBACK TERHADAP PROSES DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI.. KELARUTAN DAN HASIL

3 atau lebih dari karakteristik asma terkontrol partial terjadi dalam seminggu Keterbatasan aktifitas Tidak Beberapa Gejala asma malam hari Tidak Beberapa Kebutuhan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat serta anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Faktor

Korelasi di antara tahap amalan SPSK (Pengurusan Panitia, Pengurusan Pembelajaran dan Pengajaran, Pengurusan Jadual Waktu, Pengurusan Peperiksaan dan Pengurusan

sekolah/madrasah penyelenggara yang dihadiri oleh perwakilan serta kepala sekolah penggabung dan minimum seluruh guru kelas IX untuk SMP/MTs atau XII untuk

Personil harus mempunyai kualifikasi, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, tersedia dalam jumlah yang.. cukup dan dalam keadaan

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diketahui rumusan permasalahan yang terdapat pada penelitian ini yaitu bagaimana rencana pengembangan Bandar Udara Naha,

Metodologi dari kegiatan penelitian ini adalah membandingkan hasil keluaran model perubahan garis pantai dengan hasil pengukuran yang telah terjadi pada tahun