• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah manajemen keuangan internasional penentu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah manajemen keuangan internasional penentu"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ekonomi internasional adalah salah satu bagian dari ilmu ekonomi yang sangat menarik untuk dipelajari dan dianalisis. Karena ekonomi internasional mempelajari dan menganalissi tentang transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor). Dimana salah satu permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi internasional yaitu mengenai neraca pembayaran internasional. Neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis mengenai transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu periode tertentu.

Sama seperti harga komoditas, harga suatu mata uang juga ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut. Apabila penawaran meningkat, maka harga mata uang akan turun atau mata uang mengalami depresiasi nilai. Sebaliknya kalau permintaan yang meningkat, maka harga mata uang akan naik atau mata uang mengalami depresiasi nilai.

Berdasarkan kenyataan diatas, pemahaman neraca pembayaran internasional sangat dibutuhkan, khususnya bagi pemerintah yang mempunyai tanggung jawab menjaga kestabilan nilai tukar mata uangnya. Hal ini karena neraca pembayaran internasional merangkum seluruh catatan transaksi yang mendorong timbulnya penawaran dan permintaan terhadap mata uang suatu negara. Dengan demikian, dari evaluasi terhadap posisi neraca pembayaran internasional akan dapat diketahui factor-faktor apa saja yang memicu permintaan dan penawaran mata uang.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang di maksud neraca pembayaran?

b. Apa saja yang termasuk komponen neraca pembayaran?

c. Apa saja faktor yang menentukan debet dan kredit neraca pembayaran? d. Bagaimana implikasi identitas akuntansi neraca pembayaran?

e. Bagaimana implikasi jangka panjang dan jangka pendek dari ketidakseimbangan neraca pembayaran?

f. Bagaimana cara mengatasi defisit transaksi berjalan? g. Apa saja lembaga pengatur aliran dana internasional? 1.3 Tujuan

(2)

b. Mengetahui tentang komponen neraca pembayaran.

c. Mengetahui faktor yang menentukan debet dsn kredit neraca pembayaran.

d. Mengetahui tentang bagaimana implikasi identitas akuntansi neraca pembayaran. e. Mengetahui tentang bagaimana implikasi jangka panjang dan jangka pendek dari

ketidakseimbangan neraca pembayaran.

f. Mengetahui tentang cara mengatasi defisit transaksi berjalan. g. Mengetahui lembaga pengatur aliran dana internasional.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran adalah sebuah laporan akuntansi yang merangkum seluruh transaksi yang dilakukan oleh residen domestik dan asing selama periode waktu tertentu. Prisip pembukaan berpasangan. “ setiap transaksi yang meningkatkan permintaan terhadap mata uang domestik, dicatat sebagai kresit dalam neraca pembayaran neraca tersebut dan diberi tanda positif (+). Sebaliknya, setiap transaksi yang meningkat penawaran terhadap mata uang demestik, dicatat sebagai debet dan diberi tanda negatif (-).

Misalnya sebuah perusahaan Amerika Serikat ( AS ) mengekspor tekstil senilai USD 3.000.000,- ke Inggris, dan importir membayarkan dari Rekening USDnya di bank New York pencatatan transaksinya tersebut adalah

juta USD( kredit +; debet -)

(3)

Asit asing di AS; kewajiban bank AS -3

Ekspor tektil menimbulkan permintaan terhadap USD Pembayan dengan dengan menimbulkan penawaran terhadap USD. Pembayaran merugikan kewajiban bank AS, yaitu aset importir yang di simpan di bank New York. Dari contoh terlihat bahwa neraca pembayaran menunjukkan aliran barang dan aliran pembayaran.

2.2 Komponen Neraca Pembayaran

Terdapat Komponen- komponen neraca pembayaran yaitu rekening berjalan ( current account ) dan rekening modal ( capital account ).

A. Rekening Berjalan (current account )

Rekening berjalan merangkum kinerja perdagangan internasional, baik barang maupun jasa, serta transaksi unilateral. Komponen utamanya adalah neraca perdagangan yang menunjukkan besarnya ekspor dan impor barang,. Surplus dalam neraca perdagangan mencerminkan bahwa ekspor barang lebih besar dari impor. Sebaliknya, defisit dalm neraca pembayaran menuju bahwa ekspor barang lebih kecil dari impor.

Rekening berjalan mencerminkan ringkasan arus dana antara suatu negara tertentu dengan negara-negara lain yang disebabkan oleh pembelian barang atau jasa, atau cadangan laba dalam bentuk asset keuangan. Komponen utama dalam rekening berjalan adalah neraca perdagangan yang secara sederhana merupakan selisih dari ekspor dan impor. Komponen rekening berjalan kedua adalah neraca jasa yang mencerminkan pendapatan (pembayaran bunga dan deviden) yang diterima investor dari investasi asing dalam bentuk asset keuangan (sekuritas). Dan komponen rekening berjalan ketiga adalah transfer pembayaran, yang mencerminkan bantuan, hibah, dan hadiah dari satu negara untuk negara lain.

(4)

penerimaan jasa dengan dengan total impor dan pembayaran jasa, dengan penyesuaian untuk pembayaran transfer bersih. Kondisi ini beralasan karena ekspor dan penerimaan jasa mencerminkan arus kas masuk sementara total impor dan pembayaran jasa serta transfer lebih mencerminkan arus kas keluar.

Rekening transaksi berjalan dibagi menjadi empat kategori:

1. Perdagangan barang : Perdagangan dalam jasa disebut perdagangan tidak nyata menunjukkan ekspor & impor atas barang nyata, seperti minyak, gandum, pakaian, mobil, komputer, dsb.

2. Jasa : meliputi pembayaran dan penerimaan untuk jasa hukum, konsultasi, dan rekayasa; royelti untuk paten dan kekayaan intelektual, premi asuransi, fee pengapalan, dan pengeluaran turis.

3. Pendapatan faktor : berisi sebagian besar pembayaran dan penerimaan atas bunga, dividen, dan pendapatan lain dari investasi luar negeri yang dibuat sebelumnya. 4. Transfer unilateral : meliputi pembayaran “tak berbalas”, seperti bantuan luar

negeri, reparasi, hibah resmi dan swasta, dan hadiah.

Faktor – faktor pengaruh terhadap rekening berjala anatara lain adalah inflasi, pendapatan nasional, batasan pemerintah, dan kurs mata uang.

Inflasi

Jika inflasi suatu negara meningkat ( dibandingkan negara rekanan dagangnya ), maka neraca berjalan negara tersebut akan menurun. Hal ini disebabkan karena masyarakatnya akan membeli lebih banyak barang di luar negeri ( karna tingginya inflasi local ) dan ekspor negara tersebut menurun.

Pendapatan Nasional

(5)

pendapatan riil akan meningkatkan konsumsi yang kemungkinan besar juga meningkatkan permintaan akan barang asing.

Batasan Pemerintah

Pemerintah suatu negara dapat membatasi atau menghalangi impor dari negara lain. Dengan menggunakan batasan tersebut, pemerintah mengacaukan arus perdagangan. Batasan perdagangan yang paling sering di gunakan antara lain adalah dea masuk ( pajak atas barang impor sehingga harga barang asing meningkat ) dan kuota ( jumlah maksimum yang dapat di impor).

Kurs Mata Uang

Jika nilai mata uang suatu negara meningkat ( di banginkan negara rekanan dagangnya ) maka saldo neraca berjalan akan turun. Hal ini disebabkan oleh bertambah mahalnya barang-barng yang diekspor bagi negara pengimpor sehingga permintaan barang menurun. B. Rekening Modal ( capital account ).

Rekening modal adalah ringkasan arus dana yang berasal dari penjualan asset antara satu negara tertentu dengan negara-negara lain selama satu periode tertentu. Komponen inti dari rekening modal adalah investasi asing langsung, investasi portofolio, dan investasi modal lainnya. Investasi asing langsung mencerminkan investasi pada aktiva tetap pada negara asing yang dapat digunakan untuk melakukan operasi usaha. Investasi portofolio mencerminkan transaksi terkait asset keuangan jangka panjang antarnegara yang tidak memengaruhi adanya transfer pengendalian.

(6)

Neraca transaksi modal mencatat nilai investasi langsung pihak swasta asing ( Foreign Ditect Investment ), pinjaman luar negeri yang diberikan oleh perbankan swasta internasional, serta pinjaman dan hibah dari negara lain atau lembaga – lembaga donor seperti IMF bank dunia juga meliputi: semua pembelian dan penjualan aset, seperti saham, obligasi, rekening bank, real estate, & bisnis. mengukur perbedaan antara penjualan asset-aset suatu negara kepada luar negeri dengan pembeliannya terhadap asset-aset luar negeri. Penjualan (pembelian) atas asset-aset dicatat sebagai kredit (debit) dan menghasilkan arus masuk modal (arus keluar modal).

Kaitan Investasi dan Tabungan Domestik dengan Rekening Modal

Analisis tentang kaitan antara investasi dan tabungan domestik dengan rekening modal dapat dimulai dengan melihat persamaan untuk perekonomian yang terdiri dari dua sektor :

NI = NE (3.1)

NI = C+S (3.2)

NE = C+I (3.3)

NI-NE = S-I (3.4) Keterangan :

NI = Pendapatan Nasional (national income) NE = Pengeluaran Nasional (national expenditure) C = Konsumsi (consumption)

S = Tabungan (savings) I = Investasi (investment)

(7)

Sebaliknya, jika pengeluaran nasional lebih besar dari pendapatan nasional, maka akan timbul defisit modal yang menunjukkan besarnya arus modal masuk dari luar negeri ke dalam negeri.

Surplus atau defisit modal seringkali disebut sebagai investasi asing bersih (net foreigm investment). Surplus modal menunjukkan adanya investasi asing bersih positif, dan begitu pula sebaliknya.

Kaitan Antara Rekening Berjalan dan Rekening Modal

Apabila produk domestik tidak habis dikonsumsi atau digunakan, sisa produksi domestik akan diekspor. Sebaliknya, jika kebutuhan domestik lebih besar dari produksi domestik, sisa kebutuhan akan dipenuhi dengan impor. Dengan demikian, dapat dibuat sebuah persamaan :

NI-NE = X-M (3.5) Keterangan :

X = Ekspor M = Impor

Persamaan 3.5 menunjukkan bahwa surplus transaksi berjalan (ekspor lebih besar dari impor) terjadi pada saat pendapatan nasional lebih besar dari pengeluaran nasional. Sebaliknya, defisit transaksi berjalan terjadi jika pengeluaran nasional melebihi pendapatan nasional. Selanjutnya, bila persamaan 3.5 dikombinasikan dengan persamaan 3.4 maka akan diperoleh persamaan baru :

S-I = X-M (3.6) NFI = X-M (3.7) Keterangan :

NFI = investasi asing bersih (net foreigm investment)

(8)

mengapa Jepang mengalami surplus dalam rekening berjalannya, sedangkan amerika serikat mengalami defisit. Hal ini karena jepang mempumyai tingkat tabungan yang jauh lebih tinggi dari tingkat investasi domestik, baik dari ukuran absolut maupun relatif. Sementara itu, di Amerika Serikat, besarnya tabungan jauh lebih kecil dari nilai investasi domestik.

Persamaan 3.7 menjelaskan bahwa jika rekening berjalan mengalami surplus, suatu negara akan menjadi pengekspor modal bersih; sebaliknya, defisit rekening berjalan menunjukkan bahwa negara tersebut menjadi pengimpor modal bersih. Persamaan ini juga dapat menjelaskan mengapa Jepang yang mengalami surplus dalam rekening berjalan menjadi pengekspor modal bersih, sementara Amerika Serikat dengan rekening berjalan defisit

menjadi pengimpor modal bersih.

2.3 Faktor Yang Menentukan Debet dan Kredit Neraca PembayaranEkspor Barang dan Jasa (Export of Goods and Services)

Untuk menyelesaikan transaksi impor atas barang dan jasa dari Amerika Serikat yang dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat, importir harus membeli dolar. Pada kasus ini, eksportir Amerika Serikat yang akan menukarkan mata uang asing yang diterima dengan dolar. Setiap ekspor yang dilakukan oleh Amerika Serikat akan meningkatkan permintaan akan dolar dan dicatat dengan tanda positif. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi ekspor barang juga mempengaruhi ekspor jasa, tetap ada perbedaan pengaruh yang ditimbulkan terhadap barang dan jasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor barang, dan oleh karenanya juga mempengaruhi permintaan terhadap dolar adalah :

1. Harga barang di Amerika Serikat dan harga barang konvertibel di luar negeri

Apabila inflasi di Amerika Serikat lebih tinggi dari inflasi di negara lain, ceteris paribus, barang-barang dari Amerika Serikat akan menjadi kurang kompetitif dan kuantitas ekspor akan turun. Dengan demikian, tingkat inflasi di Amerika Serikat cenderung mengurang permintaan terhadap dolar. Produk yang dapat diproduksi dengan lebih murah karena Amerika Serikat memiliki keunggulan komparatif atau karena permintaannya rendah, akan diekspor. Sementara itu, produk yang biaya produksinya di Amerika Serikat lebih mahal akan diimpor.

(9)

Apabila pembeli asing mengalami peningkatan pendapatan riil, pasar ekspor produk Amerika Serikat akan meningkat karena ada peningkatan daya beli. Ceteris paribus, peningkatan ekspor Amerika Serikat akan meningkatkan permintaan terhadap dolar. 3. Bea impor dan kuota

Semakin tinggi tarif impor dan semakin rendah jumlah kuota, serta semakin banyaknya hambatan-hambatan nontarif akan mengurangi ekspor Amerika Serikat.

4. Nilai tukar mata uang Amerika Serikat dan mata uang negara lain

Semakin tinggi nilai tukar mata uang Amerika Serikat terhadap mata uang negara lain, barang-barang Amerika Serikat akan lebih mahal di pasar ekspor sehingga akan menurunkan kuantitas ekspor, ceteris paribus, ini berarti ekspor Amerika Serikat tergantung pada nilai tukar, sementara pada saat yang bersamaan nilai tukar juga tergantung pada kinerja ekspor Amerika Serikat.

Ekspor juga dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu performed service dan debt service. Performed service pada hakikatnya sama dengan ekspor barang yaitu ada usaha menjual usaha. Contohnya adalah pengeluaran turis asing di Amerika Serikat, pendapatan perusahaan Amerika Serikat dari luar negeri, dan sebagainya, faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor performed service sama dengan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor barang yaitu harga, pendapatan negara lain, hambatan perdagangan, dan nilai tukar mata uang.

Ekspor jasa yang termasuk dalam kategori debt service berasal dari pendapatan penduduk Amerika Serikat dari investasi mereka di luar negeri, yang dilakukan di masa lampau. Pendapatan tersebut dapat berbentuk bunga simpanan, bunga obligasi, dividen, sewa properti, dan labar operasi di luar negeri.

Impor Barang dan Jasa (Imports of Goods and Services)

Selisih ekspor dan impor akan menentukan surplus atau defisit neraca perdagangan. Apabila ekspor lebih besar dari impor, maka terjadi surplus neraca perdagangan. Sebaliknya jika ekspor lebih kecil dari impor, maka terjadi defisit neraca perdagangan.

(10)

1. Komponen pekerja, mencakup upah, gaji, dan benefit lain, dalam kas atau alat tukar lain, dan meliputi pula pekerja musiman, pekerja urban, dan pekerja nonresiden (seperti staf kedutaan).

2. Pendapatan investasi (Invesment income), mencakup aset keuangan yang di biayai oleh residen maupun nonresiden.

Transfer Unilateral (Unilateral Transfer)

Transfer Unilateral meliputi bantuan luar negeri/asing, hibah pembangunan ekonomi, hibah pribadi atau sumbangan. Disebut transfer unilateral karena hanya ada satu transaksi pembayaran. Pemberi transfer atau pembayar tidak memperoleh kompensasi langsung atas pembayarannya. Jadi hanya ada satu arah transaksi. Pada transaksi nonunilateral , ada dua arah transaksi, yaitu transaksi penyerahan barang atau jasa, dan transaksi pembayaran. Baik transaksi unilateral maupun nonunilateral, keduanya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran terhadap mata uang suatu negara. Pihak yang melakukan transfer unilateral dianggap membeli goodwill dari pihak yang menerima ransfer tersebut. Besarnya nilai transfer unilateral tergantung pada kemurahan hati dan kebaikan hati pemerintah negara lain. Selain itu, nilai transfer unilateral juga di pengaruhi oleh jumlah ekspatriat yang mengirimkan uangnya ke negara asalnya.

Alokasi Special Drawing Rights (SDRs)

SDRsadalah cadangan yang diciptakan oleh IMF dan dialokasikan ke negara anggota IMF. Alokasi SDRs dicatat di IMF dalam rekening anggota yang memperoleh alokasi.

Ketidaksesuaian Statistik (statistical discrepancies)

Ketidaksesuaian timbul karena beberapa faktor berikut :

1. Karena kesalahan dalam memperkirakan nilai pada masing-masing rekening 2. Kerena faktor ketidaktepatan estimasi

(11)

Besarnya ketidaksesuaian statistik akan ditentukan oleh selisih debet dan kredit neraca pembayaran. Nilai rekening ketidaksesuaian statistik digunakan kompensasi dari selisih tersebut sehingga neraca pembayaran akan selalu pada posisi seimbang.

2.4 Implikasi Identitas Akuntansi Neraca Pembayaran

Interpretasi Rekening dengan Fixed dan Flexible Rates

Suatu negara dapat menjalankan transaksi berjalan yang defisit, dengan menggunakan persamaan identitas akuntansi berikut :

Keterangan :

Bc = keseimbangan transaksi berjalan

dR = perubahan pada cadangan resmi pemerintah Bk = keseimbangan neraca modal

e = ketidaksesuaian statistik

Persamaan diatas merupakan identitas fundamental dari neraca pembayaran. Implikasi dari identitas tersebut jika yang digunakan adalah nilai tukar tetap (fixed exchange rate) atau nilai tukar fleksibel (flexible exchange rate) akan dijelaskan sebagai berikut :

Nilai Tukar Tetap

(12)

Jika nilai tukar bersifat tetap maka peningkatan/penurunan cadangan resmi pemerintah akan sama dengan surplus/deficit gabungan neto pada transaksi berjalan dan neraca modal. Apabila terjadi defisit pada transaksi berjalan dan neraca modal, yang berarti ada kelebihan penawaran mata uang, maka pemerintah akan menyerap kelebihan tersebut dengan membeli mata uangnya sendiri sebesar kelebihan tersebut.

Nilai Tukar Fleksibel

Apabila nilai tukar ditetapkan benar-benar fleksibel, maka pemerintah tidak perlu ikut campur tangan dalam penentuan nilai tukar. Dengan demikian dR tiak akan ada dalam neraca pembayaran (dR = 0). Sehingga persamaannya menjadi (diasumsikan tidak ada letidaksesuaian statistic) :

Menunjukkan bahwa dengan nilai tukar fleksibel, defisit/surplus pada transaksi berjalan yang telah terkoreksi akan benar-benar sama dengan surplus/defisit pada neraca modal yang telah terkoreksi.

2.5 Implikasi Jangka Panjang dan Jangka Pendek Dari Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran

o Nilai Tukar Tetap

Apabila Bc + dR + Bk = 0, dengan Bc + Bk negatif dan dR positif, berarti pemerintah membeli mata uangnya untuk menutup kelebihan penawaran dengan menjual cadangan emas dan valuta asing yang dimiliki. Akan tetapi jika cadangan pemerintah habis maka akan menimbulkan utang luar negeri yang semakin besar.

o Nilai Tukar Fleksibel

(13)

Karena dengan kondisi tersebut berarti pemerintah menutup deficit transaksi berjalan dengan utang luar negeri atau melakukan divestasi terhadap investasi yang telah dilakukan

Jika defisit transaksi berjalan terus berlangsung, pemerintah akan terjerat utang luar negeri yang semakin besar. Dalam kasus nilai tukar tetap, pemerintah dapat memakai cadangan yang dimiliki terlebih dahulu. Tetapi hal tersebut tidak dapat berlangsung terus menerus.

2.6 Mengatasi Defisit Transaksi Berjalan

Ada beberapa cara untuk mengatasi defisit transaksi berjalan, antara lain : mengadakan devaluasi, proteksionisme, mengakhiri kepemilikan asing atas aset domestik, dan menaikkan tingkat bunga tabungan.

 Depresiasi Mata Uang

(14)

Dengan adanya efek kurva J , penurunan nilai mata uang tidak secara langsung memberikan pengaruh pada neraca perdagangan.

 Proteksionisme

Melalui peningkatan tarif, kuota, dan bentuk kendalaimpor lainnya. Tarif bertujuan untuk menaikkan harga barang asing. Kuota berguana untuk membatasi penawaran relatif terhadap permintaan, sehingga harga barang luar negeri naik.

 Mengakhiri Kepemilikan Asing Atas Aset Domestik

Jika orang asing dilarang memilki aset domestik maka mereka akan mengekspor sebanyak yang akan mereka impor, sehingga tidak terjadi arus masuk keluar, keseimbangan dalam neraca perdagangan terjadi.

 Meningkatkan Suku Bunga Tabungan

Dengan naiknya tingakt bunga tabungan, masyarakat akan lebih menyukai menanamkan uangnya dalam bentuk tabungan di bank, jika faktor-faktor lain dianggap tetap. Jika tabungan lebih besar daripada investasi (ekspor > impor) defisit neraca perdagangan akan berkurang.

(15)

Produk Nasional (Y) Dikurangi

Dikurangi pengeluaran untuk barang dan jasa dalam negeri

= Ekspor barang dan jasa (X)

= keseimbangan dalam transaksi berjalan

Pengeluaran total (E)

- Dikurangi pengeluaran untuk barang dan jasa dalam negeri - Impor barang dan jasa (M) - (keseimbangan dalam neraca

modal dan rekening cadangan)

Y – E = S – Id = X – M = If

Sebuah negara yang menghasilkan melebihi pengeluarannya akan menabung lebih banyak daripada investasi dan menyebabkan keluar modal domestik, dan jika sebaliknya maka akan menyebabkan aliran masuk modal luar negeri. Suatu negara tidak dapat mengurangi defisit transaksi berjalan atau menambah surplus transaksi berjalan tanpa memenuhi dua kondisi berikut :

1. Meningkatkan produk nasional relatif terhadap pengeluaran nasional 2. Meningkatkan tabungan relatif terhadap investasi domestik

2.7 Lembaga Pengatur Aliran Dana Internasional

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund)

Pembentukan Dana Moneter Internasional (IMF) adalah hasil konferensi keuangan dan moneter yang dilakukan di Bretton Woods, New Hampshire pada bulan Juli 1944. Tujuan IMF adalah untuk mendorong peningkatan internasionalisasi bisnis.

(16)

1973 IMF menjaga konvertibilitas mata uang negara anggotanya Tujuan : mendorong perdagangan internasional

1974-1975 IMF menawarkan rencana pendanaan kepada negara yang mengalami defisit neraca perdagangan

1982 IMF menyediakan pembiayaan kepada negara-negara yang mengalami kesulitan dalam pembayaran cicilan dana bunga utang

Salah satu tugas utama IMF adalah Compensatory Financial Facility (CFF) yang mencoba menurunkan dampak kestabilan ekspor terhadap perekonomian suatu negara, khususnya negara berkembang. Setiap negara anggoat memilki kuota tersendiri jika ingin meminjam dana dari IMF. Jumlah kuota didasarkan pada status ekonomi suatu negara bersangkutan, semakin tinggi status ekonomi semakin besar kuota. Ukuran pembiayaan yang dipergunakan oleh IMF dinamakan special drawing rights (SDR). SDR sebagai satuan hitung bukan suatu jenis mata uang. Nilai SDR berfluktuasi berdasarkan nilai lima mata uang utama dengan proporsi, antara lain : 42% dolar Amerika Serikat, 13% mark Jerman, 13% franc Perancis, 13% yen Jepang, 19% pound Inggris.

Krisis Meksiko 1995

Krisis moneter di Meksiko diawali dengan terjadinya penurunan nilai mata uang Meksiko, peso, secara dramatis turun 40% terhadap US$. Keadaan ini diperparah dengan jatuhnya harga – harga saham di bursa efek Meksiko yang mengakibatkan indeks terpangkas sebesar 50%. Kejadian tersebut sungguh di luar dugaan para investor karena dalam dekade 1980 – 1990, perekonomian Meksiko mengalami kemajuan yang cukup pesat sebagai hasil dari upaya pemerintah meliberalisasikan perekonomian Meksiko.

(17)

internasional, dan karena kebijakan pemerintah mengganti utang jangka pendek dengan sekuritas jangka pendek sejenis, yang disebut tesebonos, yang nilainya dikaitkan dengan US$.

IMF memainkan peranan sentral dalam menyelesaikan krisis di Meksiko. Bersama dengan AS, IMF menawarkan paket penyelamatan senilai US$ 40 milyar. Dengan pasokan likuiditas ini, perekonomian Meksiko mulai bangkit dan secara perlahan keluar dari krisis.

KRISIS ASIA 1997

Krisis moneter di Asia sering diibaratkan sebagai suatu penyakit menular, yang menjalar dari satu negara ke negara lain. Rentetan krisis diawali dengan jatuhnya bath mata uang Thailand terhadap US$ sebagai dampak dari para spekulan valas yang menyerbu bath. Jatuhnya bath juga diikuti dengan terpangkasnya harga indeks saham di lantai bursa pada tahun 1997. Krisis Thailand dengan cepat merembet ke Indonesia. Memasuki paruh kedua tahun 1997, rupiah mengalami nasib yang sama, nilai rupiah terus merosot terhadap US$.

Krisis di Thailan dan Indonesia secara garis besar disebabkan oleh faktor – faktor yang sama, yaitu :

1. Thailand dan Indonesia masih menganut sistem pengaturan kurs mengambang terkendali. Pemerintah akan mengintervensi pasar jika nilai mata uang jatuh atau naik melebihi level yang diinginkan. Pada saat mata uang kedua negara terseut diserbu, pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk mempertahankan nilai mata uang. Kebijakan ini dengan cepat menguras cadangan devisa kedua negara. Menyadari bahwa pasar tidak mungkin dilawan, akhirnya sistem mengambang terkendali diganti dengan mengambang bebas.

2. Thailan dan Indonesia mengalami defisit neraca berjalan yang sangat besar.

(18)

ekspor. Meskipun demikian, nilai won tetap terkikis sekitar 45% hanya dalam kurun waktu Oktober – Desember 1997. Harga saham jatuh lebih dari 50%.

IMF mempunyai andil cukup besar dalam upaya mengatasi krisis di Asia. Dengan didukung oleh AS, negara – negara Eropa, dan Jepang, IMF menawarkan paket penyelamatan sebesar US$ 58 milyar kepada Korea, US$ 43 milyar kepada Indonesia, dan US$ 17 milyar kepada Thailand. Paket bantuan ini diberikan dengan syarat :

1. Liberalisasi pasar keuangan

2. Reformasi struktural untuk meningkatkan persaingan, efisiensi, dan transparansi 3. Pengendalian fiskal dan moneter

Paket bantuan IMF ini mampu menyelamatkan perekonomian Thailand dan Korea. Saat ini kedua negara tersebut menikmati pertumbuhan ekonomi dan terlepas dari bayang – bayang krisis ekonomi. Sementara itu, Indonesia tampaknya masih membutuhkan waktu cukup lama karena krisi moneter telah berubah menjadi krisis yang bersifat multidimensional.

Bank Dunia (World Bank)

Tujuan utama dari International Bank For Reconstruction And Development (IBRD) atau World Bank adalah memberikan pinjaman pada suatu negara untuk memperkuat pembangunan ekonominya. Sumber dana utama adalah penjualan obligasi dan instrumen utang lainnya pada inevstor swasta dan pemerintah. Landasan World Bank adalah untuk memperoleh laba. Karenanya, pinjaman yang diberikan bukan hibah tetapi diberikan sesuai tingkat bunga pasar pada pemerintahan (dan badan lain) yang mungkin dapat melunasi kembali.

Aspek utama dari misi World Bank adalah Pinjaman Penyesuaian Struktural (structural adjusment loan—SAL) yang ditujukan untuk membantu pertumbuhan ekonomi negara jangka panjang. Misalnya SAL telah diberikan ke Turki dan negara berkembang lain yang berupaya untuk memperbaiki neraca perdagangan mereka.

(19)

- Badan bantuan resmi (official aid agencies). Badan pembagunan dapat menyertai World Bank memberikan pinjaman proyek pembangunan pada negara dengan pendapatan rendah,

- Badan kredit ekspor (export crefit agencies). World Bank memberikan pinjaman untuk proyek padat modal yang juga memperoleh pinjaman melalui badan kredit ekspor. - Bank komersial. World Bank juga mengajak bank komersial untuk memberikan

pinjaman untuk pembangunan sektor swasta.  World Trade Organization (WTO)

Organisasi ini didirikan pada tahun 1993 sebagai forum negosiasi perdagangan multilateral dan untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan. Negara anggota diberikan hak suara yang digunakan untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan dan masalah lain.

Intenational Financial Corporation (IFC)

Intenational Financial Corporation (IFC) dibentuk tahun 1956 untuk membantu pendirian perusahaan dalam suatu negara anggota. Organisasi ini tidak hanya memberikan pinjaman pada perusahaan tetapi juga membeli sahamnya sehingga menjadi pemilik bukan hanya menjadi kreditor.

International Development Association (IDA)

International Development Association (IDA) didirikan tahun 1960 dengan tujuan pembangunan perekonomian. IDA memberikan pinjaman denagn tingkat bunga rendah untuk negara miskin yang tidak dapat memperoleh pinjaman dari World Bank.

Bank for International Settlements (BIS)

Bank for International Settlements (BIS) menyediakan bantuan pada negara yang mengalami krisis keuangan. BIS memegang peranan penting untuk mendukung negara kurang berkembang saat terjadi krisis utang Internasional pada awal dan pertengahan 1980-an.

Badan Pengembangan Regional

(20)

untuk membantu negara-negara eropa timur menyesuaikan diri dari komunis menjadi kapitalis.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan :

Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun tertentu. Neraca pembayaran dapat di bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.

Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri adalah sama dengan aliran uang dan modal yang masuk ke Negara tersebut. Yang menyebabkan neraca pembayaran selalu seimbang adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal dan akan di seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.

3.2 Saran :

(21)

Untuk itu hendaknya pemerintah bisa memanfaatkan pinjaman tersebut dengan sebaik-baiknya yaitu digunakan untuk pembangunan negara dan pemerintah harus bisa mengelola anggaran pemerintah dengan baik sehingga bisa menekan pengeluaran negara agar tidak terjadi defisit anggaran. Selain itu juga negara harus bisa meningkatkan ekspornya dibandingkan dengan impornya. Bagi kita sebagai warga negara Indonesia hendaknya bisa membantu dalam rangka menambah pemasukan anggaran negara, salah satunya yaitu dengan cara membayar pajak tepat pada waktunya. Karena pajak merupakan salah satu komponen dalam pemasukan anggaran negara.

DAFTAR PUSTAKA

Yuliati, Sri Handaru & Prasetyo, Haryono. 2005. Dasar – dasar Manajemen Keuangan Internasional. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Madura, Jeff. 2006. Keuangan Perusahaan Internasional. Jakarta : Salemba Empat. http://sulaimanilhmiana.blogspot.com/2013/04/neraca-pembayaran-internasional.html http://www.scribd.com/doc/72150824/Neraca-Pembayaran-Internasional#scribd

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor seperti defisit anggaran, pengeluaran dalam negeri, dan pendapatan nasional sangat berpengaruh terhadap beban hutang luar negeri.

Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran pendapatan

Devisa dapat berbentuk valuta asing, surat-surat berharga (obligasi, commercial papers , saham, dan sebagainya), serta surat-surat wesel luar negeri. Pada dasarnya,

ii) NASA, dalam kordinasi agensi pemerintahan Amerika Serikat terkait, akan mengekplorasi bersama agensi-agensi antariksa luar negeri dan organisasi- organisasi

Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran pendapatan

Sebelum Perang Dunia II, Amerika Serikat menganut kebijakan politik luar negeri yang jauh dari upaya campur tangan kepada pihak asing, yakni dengan tidak mengambil bagian

kasus ini ditinjau dari beberapa tulisan yang berkaitan dengan politik luar negeri Amerika Serikat, khususnya di kawasan Timur Tengah yang berkaitan dengan sikap standar ganda

Untuk program S2/S3 Luar Negeri yang dibiayai dari dana World Bank, calon peserta dapat memilih berbagai program studi dan perguruan tinggi di Amerika Serikat,