• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM USAP ALAT MAKAN DAN RE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM USAP ALAT MAKAN DAN RE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

I. TUJUAN

Umum :

Mahasiswa dapat memahami cara pengambilan sampel

Khusus :

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel usap alat makan / masak dengan benar

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel usap dubur / rectal swab dengan benar

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengiriman sampel

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pemeriksaan sampel usap alat makan / masak dengan benar

- Mahasiswa terampil dalam melakukan pemeriksaan sampel usap dubur / rectal swab dengan benar

- Mahasiswa dapat menghitung Angka Lempeng Total kuman pada alat makan / masak

II. DASAR TEORI

Semua alat makan yang mempunyai peluang bersentuhan dengan makanan harus selalu dijaga dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa makanan yang tertinggal pada bagian-bagian alat makan tersebut. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan memberi kesempatan kuman yang tidak dikehendaki untuk berkembang biak dan membusukkan makanan. (Winarno, 1993)

Menurut ketentuan Direktur Jenderal PPM & PLP, inspeksi atau uji sanitasi alat makan atau alat masak perlu dilakukan pada tempat – tempat pengolahan makanan dan sampel sebaiknya diambil dari lima jenis alat makan atau alat masak yang ada, yaitu :

1. sendok 2. gelas 3. piring 4. mangkok

5. panci, dan lain-lain.

(2)

Rectal swab adalah prosedur di mana kapas kecil steril dimasukkanke dalam rektu m untuk tujuan koleksi sampel yang akan diuji untuk penyakit dan infeksitertentu daerah rectum + 2-3 cm diatas lubang anus.. Tinja serta jaringan dan kadang-kadanglendir dapat dikumpulkan dan dikirim untuk pengujian. Berbagai jenis infeksi virus, bakteri,dan parasit dapat dideteksi melalui rektal swab. Kuman-kuman yang ditemukan dari swabrectum juga terdapat dalamsaluran pencernaan.

EMB Agar mengandung laktosa, sukrosa, pepton, eosin Y, dan methylen blue. EMB Agar disebut sebagai media selektif karena kandungan methylen blue pada media bisa menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Gula yang terdapat dalam media, yaitu sukrosa dan laktosa merupakan substrat yang bisa difermentasi oleh sebagian besar bakteri Gram negatif, terutama bakteri Coliform. Adanya sukrosa dan laktosa juga bertujuan untuk membedakan antara bakteri Coliform yang mampu memfermentasi sukrosa lebih cepat daripada laktosa dan yang tidak dapat memfermentasi sukrosa. Bakteri Coliform umumnya mampu memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam. Kondisi ini membuat media menjadi asam sehingga indikator Eosin Y berubah warna dari bening menjadi ungu gelap yang biasanya disertai kilap logam. Koloni yang tumbuh berinti gelap disertai kilap logam pada permukaan Eosin Methylen Blue (EMB) Agar merupakan ciri koloni Escherichia coli. Bakteri gram negatif lain yang mampu memfermentasi laktosa dengan lambat akan ditunjukkan dengan warna coklat merah muda, dan bakteri yang tidak mampu memfermentasi laktosa akan terlihat merah muda pudar. (Lal dan Cheepthman dkk., 2007; Merck, 1996).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik Indonesia bahwa Angka kuman pada alat makan dan minum harus nol (negatif) dan tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman pathogen) pada penjamah makanan yang diperiksa.

III.WAKTU DAN TEMPAT

Hari, tanggal : Senin, 09 Maret 2015

Pukul : 07.30 – 15.30 WIB

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan Surabaya

IV. ALAT DAN BAHAN

(3)

Alat :

1. Alat makan : Piring, gelas, sendok, garpu, wajan, panci 2. Lidi kapas steril

3. Media transport (NaCl 0,9%) 4. Sabun Desinfeksi

(4)

3. Aquadest

V. LANGKAH KERJA

A. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan / Masak 1. Pembuatan Media Transport (Larutan NaCl 0,9%)

a. Timbang NaCl 0,63 gram lalu masukkan dalam beaker glass b. Tambahkan aquadest sebanyak 70 ml lalu aduk hingga larut c. Pindahkan dalam botol kecil @10 ml lalu tutup

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit

2. Pembuatan Media Pengencer (Larutan NaCl 0,9%)

a. Timbang NaCl 2,916 gram lalu masukkan dalam beaker glass b. Tambahkan aquadest sebanyak 324 ml lalu aduk hingga larut

c. Pindahkan dalam tabung reaksi sejumlah 36 tabung @9 ml lalu tutup menggunakan kapas

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit

3. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)

a. Timbang NA 15,12 gram lalu masukkan erlenmeyer

b. Tambahkan aquadest sebanyak 540 ml lalu aduk, bila tidak larut maka panaskan di atas kompor hingga larut

c. Tutup menggunakan kapas dan alumunium foil

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit

4. Teknik Pengambilan Sampel Usap Alat Makan / Masak

a. Spesimen/sampel diambil dari alat yang siap untuk dipergunakan atau yang selesai dicuci

b. Gunakan sarung tangan steril sebelum pengambilan spesimen/sampel. c. Tiap TPM, diambil maksimal 5 usap alat, meliputi usap alat piring, gelas,

sendok, garpu, dan wajan

d. Tiap jenis alat masak/ makan yang akan diperiksa, diambil 4-5 buah secara acak.

e. Gunakan 1 lidi kapas steril untuk setiap kelompok jenis alat tersebut f. Sebagai cairan usap alat masak/makan dan media transport, digunakan

larutan NaCl 0,9% steril bervolume 10 ml g. Masukkan lidi kapas steril kedalamnya.

h. Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding untuk membuang cairannya, lalu diangkat untuk melakukan usapan

i. Cara melakukan usapan :

(5)

 Sendok : Usapan dilakukan pada seluruh permukaan luar dan dalam mangkok sendok.

 Garpu : usapan dilakukan pada seluruh permukaan luar dan dalam alat penusuk.

 Piring : Usapan dilakukan pada bagian permukaan dalam dengan cara melakukan 2 (dua) usapan yang satu sama lainnya saling menyilang siku-siku dari bagian tepi piring.

 Panci : Usapan dilakukan pada bagian permukaan dalam dengan cara melakukan 2 (dua) usapan yang satu sama lainnya saling menyilang siku-siku dari bagian tepi piring.

 Wajan : Usapan dilakukan pada bagian permukaan dalam dengan cara melakukan 2 (dua) usapan yang satu sama lainnya saling menyilang siku-siku dari bagian tepi piring.

j. Pengusapan pada setiap bidang permukaan seperti tersebut diatas dilakukan 3 (tiga) kali berturut-turut. Satu lidi kapas dipergunakan untuk 1 (satu) kelompok jenis alat yang terdiri dari 4-5 buah.

k. Pada perabot lainnya pengusapan dilakukan pada bidang seluas 7 x 7 cm persegi atau ± 49 cm² sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut. Pada 1 (satu) kelompok jenis alat, usapan dilakukan pada luas permukaan sebanyak 5 (lima) tempat sehingga mencapai luas keseluruhan sebesar 5 x 7 x 7 cm persegi = 245 cm2 luas permukaan

l. Setiap selesai mengusap 1 (satu) alat berasal dari 1 (satu) kelompok jenis alat, lidi kapas harus dimasukkan ke dalam botol berisi larutan NaCl 0,9%, diputar-putar dan ditekankan ke dinding untuk membuang cairannya, lalu diangkat dan digunakan untuk mengusap alat berikutnya.

m. Lakukan berulang-ulang sampai seluruh alat dalam 1 kelompok/ jenis alat diambil usapnya.

Dengan demikian, maka 1 (satu) kelompok jenis alat hanya menggunakan 1 (satu) lidi kapas.

B. Pengambilan Sampel Usap Dubur (Rectal Swab) 1. Pembuatan Media EC Brooth

a. Timbang EC Brooth 0,37 gram lalu masukkan beaker glass b. Tambahkan aquadest sebanyak 10 ml lalu aduk hingga larut

(6)

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit

2. Pembuatan Media Eosyn Methilene Blue (EMB)

a. Timbang EMB 1,62 gram lalu masukkan Erlenmeyer b. Tambahkan aquadest sebanyak 45 ml lalu aduk hingga larut c. Tutup menggunakan kapas dan alumunium foil

d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit

3. Teknik Pengambilan Sampel Dubur / Rectal Swab

a. Persiapkan sarung tangan , botol berisi media transport (larutan NaCl 0,9%), lidi kapas steril, alat tulis, gunting, lampu spirtus, termos es, alkohol, sabun desinfeksi.

b. Gunakan sarung tangan dengan rapi.

c. Penderita diambil usap duburnya dengan posisi menungging, ke-2 tangan memegang masing-masing pinggul, atau dengan cara tengkurap.

d. Pemeriksa berdiri di samping kiri (bagi yang kidal sebaliknya) dari penderita

e. Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan lubang anus ke arah samping kiri kanan dengan meregangkan dengan jari tangan kiri. Kemudian tangan kanan bersiap dengan lidi kapas steril (yang telah dibasahi dengan medium transport) dan dimasukkan ke dalam anus.

f. Memasukkan lidi kapas steril sepanjang 1 inchi/ 2,5 cm ke dalam sfingter (berkas otot seperti cincin yang menutupi saluran alami ) anus. Secara hati-hati, putar lidi kapas pada kripte anus searah jarum jam dan ditarik dengan terus memutar ke arah yang sama sampai lidi kapas keluar.

g. Setelah lidi kapas diluar, segera ambil dan segera masukkan ke dalam botol yang berisi larutan NaCl 0,9%, semua dilakukan secara steril.

h. Gunting kelebihan lidi setinggi tutup botol, flambir bibir tutup botol dengan api spirtus, lalu ditutup rapat.

i. Beri kode sesuai dengan lembar formulir Data-data sampel dalam formulir meliputi :

(7)

Alamat Pengirim

Tanggal/ jam pengambilan sampel Tanggal pengiriman sampel Jenis sampel

Lokasi pengambilan sampel Jenis pemeriksaan

Tanda tangan pengirim

Pemeriksaan spesimen / sampel dilakukan dengan tujuan untuk mengisolasi Escherichia coli patogen.

j. Masukkan botol sampel ke dalam termos dan kirim segera ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.

C. Teknik Penanganan dan Pengiriman Sampel

1. Setelah semua kelompok/ jenis alat makan/masak selesai diusap, lidi kapas dimasukkan kembali ke dalam botol yang berisi garam buffer phosphat, ujung lidi dipatahkan, bibir botol diflambir dengan api spirtus, lalu botol ditutup. 2. Beri label pada botol dengan menempelkan kertas cellotip yang telah ditulis

dengan spidol, mencantumkan :

 Jenis specimen/sampel (nama alat masak/makan)

 Nama TPM

 No / Kode Specimen

 Tanggal & Waktu Pengambilan Specimen/Sampel

 Petugas Pengambil Sampel

3. Pengiriman specimen/ sampel dilakukan dalam suhu dingin pada hari yang

sama (suhu ≤ 4C)

4. Wadah tabung atau botol tersebut dimasukkan lagi dalam wadah lain yang tidak mudah pecah dan tidak bocor dengan diberi penyangga berupa kertas, serbuk kayu dll

5. Bungkus wadah tersebut dan cantumkan alamat yang dituju dengan jelas 6. Pengiriman specimen dilakukan dengan memperhatikan sungguh-sungguh

syarat pengiriman spesimen.

7. Spesimen dikirim dengan disertai surat pengantar.

D. Pemeriksaan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab

(8)

Spesimen/ sampel hendaknya segera diperiksa dalam waktu < 30 menit setelah pengambilan untuk menghindari bertambahnya jumlah kuman atau matinya beberapa kuman dalam cairan garam buffer tersebut.

Cara Pemeriksaan :

a. Sediakan 6 tabung reaksi berisi larutan NaCl 0,9% dalam rak tabung. Beri tanda 10ˉ¹, 10ˉ², 10ˉ³, 10ˉ4, 10ˉ 5 dan kontrol sebagai kode pengenceran dan

tanggal pemeriksaan

b. Siapkan 6 petridish steril. Enam petridish diberi tanda di bagian belakangnya, 1 petri diberi tanda “kontrol”

c. Kocok bahan spesimen/sampel sampai homogen. Ambil 1 ml masukkan dalam tabung pertama dengan pipet, dibuat sampai homogen.

d. Pindahkan 1 ml bahan dari tabung pertama ke dalam tabung kedua dengan pipet, dibuat sampai homogen.

e. Demikian seterusnya dilakukan sampai tabung ke-5. Pengenceran yang diperoleh pada ke-5 tabung adalah 10ˉ¹, 10ˉ², 10ˉ³, 10ˉ4, 10ˉ 5 sesuai dengan

kode pengenceran yang telah tercantum sebelumnya.

f. Dari masing-masing tabung diatas dimulai dari tabung ke-5, dengan menggunakan pipet steril diambil 1 ml dimasukkan kedalam masing-masing petridish steril, sesuai dengan kode pengenceran yang sama.

g. Kemudian ke dalam masing-masing petridish dituang Nutrient Agar yang telah dipanaskan dalam waterbath ± 45ºC sebanyak 15-20 ml. Masing-masing petridish digoyang perlahan-lahan hingga tercampur merata dan biarkan hingga dingin dan membeku.

h. Masukkan dalam inkubator 37ºC selama 2 x 24 jam dalam keadaan terbalik.

i. Pembacaan dilakukan setelah 2 x 24 jam dengan cara menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada tiap petridish dengan alat koloni konter.

j. Catat hasilnya dan masukkan dalam rumus :

(Σ koloni – kontrol) x Pengenceran . Σ pengenceran x Σ alat yang diusap x Luas alat yang diusap

2. Pemeriksaan Sampel Usap Dubur (Rectal Swab) dengan Parameter

Escherichia coli

a. Sterilkan meja yang akan digunakan untuk menanam sampel pada media b. Siapkan media EC Brooth

(9)

d. Lalu inkubasi pada inkubator selama 1 x 24 jam

e. Setelah 1 x 24 jam periksa media yang sudah ditanam oleh sampel, apabila berwarna keruh maka lanjutkan penanaman pada media EMB.

f. Tuang media EMB pada petridish steril sebanyak 15 ml g. Lalu biarkan membeku

h. Dari EC Brooth yang berwarna keruh ambil 1 mata ose lalu goreskan ke media EMB

i. Lalu inkubasi pada inkubator selama 1 x 24 jam

j. Setelah 1 x 24 jam amati bila koloni yang tumbuh berinti gelap disertai kilap logam berwarna hijau metalik berarti sampel diduga positif bakteri E. coli

k. Setiap langkah harus dilakukan secara steril

VI. HASIL PRAKTIKUM Usap Alat Makan/Masak

Rumus perhitungan Angka Lempeng Total Kuman pada alat makan / masak: JK = (Σ koloni – kontrol) x Pengenceran .

Σ pengenceran x Σ alat yang diusap x Luas alat yang diusap

Tabel 1.

Hasil Pemeriksaan Angka Kuman pada piring, gelas, sendok, garpu, wajan dan panci sebelum digunakan pada siang hari dimulai jam 12.06 Di Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan Surabaya Tahun 2015

No. Jenis Sampel

Tanggal Jam pengambilan / Jam

pemeriksaan

Luas (cm2) Angka Kuman Hasil Pemeriksaan

Laboratorium

Ket

1 Piring 09-03-2015

12.05 / 14.10

(10)

2 Gelas 09-03-2015 12.15 / 14.10

66,104 kol/cm2 TMS

3 Sendok 09-03-2015

13.00 / 14.10

4 Garpu 09-03-2015

13.15 / 14.10

22,63 kol/cm2 TMS

5 Wajan 09-03-2015

12.05 / 14.10

38,98 kol /cm2 TMS

6 Panci 09-03-2015

12.05 / 14.10

Keterangan :

MS = Memenuhi Syarat

TMS = Tidak Memenuhi Syarat

Dari hasil permeriksaan kuman pada alat makan diketahui bahwa jumlah koloni pada alat makan / masak piring , gelas, sendok, garpu , wajan , dan panci tidak memenuhi syarat. Dimana menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik Indonesia bahwa Angka kuman pada alat makan dan minum harus nol (negatif).

Rectal Swab

Setelah dilakukan penanaman pada media EC BROTH dan diinkubasi 1 x 24 jam didapatkan hasil keruh pada media tersebut. Sehingga dilanjutkan penanaman pada media EMB dan diinkubasi selama 1 x 24 jam. Dari hasil inkubasi tersebut pada media EMB diduga terdapat Escherichia coli dengan ciri koloni yang tumbuh berinti gelap disertai kilap logam pada permukaan Eosin Methylen Blue (EMB) Agar.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik Indonesia bahwa Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman pathogen) pada penjamah makanan yang diperiksa.

(11)

Lal, A., Cheeptham, N. 2007. http://www.microbelibrary.org/component/resource/laboratory-test/2869-eosin-methylene-blue-agar-plates-protocol. Eosin Methylen Blue Agar Protocol. ML Library American Society for Microbiology. Diakses pada 12 Maret 2015 pukul 19.28 WIB

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/Sk/Vii/2003 Tentang

Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Dan Restoran.

Http://Www.Hukor.Depkes.Go.Id/Up_Prod_Kepmenkes/Kmk%20no.%201098%20ttg

%20persyaratan%20hygiene%20sanitasi%20rumah%20makan%20dan%20restoran.Pdf . Diakses Pada 12 Maret 2015 Pukul 19.57 WIB

Surasri, Siti. 1989. Prinsip Sanitasi Makanan. Pusdiknakes RI, Jakarta.

Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. http://kesmas-unsoed.com/2010/12/laporan-usap-alat-makanan.html Diakses Pada 12 Maret 2015

Referensi

Dokumen terkait

Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan kerja sama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk pencapaian suatu tujuan

permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara. Ada dua cara untuk melakukan perkusi yaitu cara

berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara tertentu untuk melakukan

mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam

Mikroskop merupakan alat yang digunakan melihat benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.Mikroskop di bagi menjadi dua bagian,yaitu bagian

Mikroskop merupakan alat yang digunakan melihat benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.Mikroskop di bagi menjadi dua bagian,yaitu bagian

Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren dengan menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang saling berdekatan,

Pada sebuah rangkaian, besar energi potensial yang ada untuk menggerakkanelektron pada titik satu dengan titik yang lainnya merupakan jumlah tegangan.. Hukum Ohm Pada dasarnya, bunyi