• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum interferensi dan difra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan praktikum interferensi dan difra"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

laporan praktikum interferensi dan difraksi cahaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan melakukan percobaan Interferensi dan Difraksi Cahaya yang bertujuan membantu khususnya siswa/i dalam mempelajari sistem Interferensi Cayaha ini. Dengan menggunakan senter cahaya putih dan dilengkapi seng/kaleng yang dilubangi sebesar 5ml kita sudah dapat melalukan percobaan Interferensi ini. Siswa/i dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode, dan tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa sehingga pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan.

Namun ada hambatan untuk mempelajari Interferensi dan Difraksi Cahaya. Jika pada Interferensi, sering terjadi kesalahan pada kaleng/seng yang dilubangi (kebesaran/kesempitan) maka tidak akan muncul bayangan yang diinginkan, jika pada Difraksi, siswa/i harus dapat memainkan tangan untuk dapat membentuk cahaya pelangi. Disini siswa/i harus mengubah hambatan tersebut menjadi sebuah tantangan dalam pengelolaan dalam kerja sama agar terciptanya cara-cara efektif dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

1.2 Tujuan Percobaan

 Mengamati terjadinya proses Interferensi Cahaya.

 Menentukan panjang gelombang cahaya.

 Membentuk cahaya pelangi dari kisi.

1.3 Manfaat Percobaan

 Dapat mengetahui bagaimana terbentuknya pelangi

 Dapat membuat cahaya terang gelap dari pantulan sinar-sinar yang menyeramkan melalui interferensi.

(2)

 Agar dapat menentukan panjang gelombang cahaya.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian

Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya. Agar interferensi

cahaya dapat teramati dengan jelas, maka kedua gelombang cahaya itu harus bersifat koheren. Dua gelombang cahaya dikatakan koheren apabila kedua gelombang cahaya tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama dan pada fasenya tetap.

Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika kedua gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi saling memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis terang yang teramati pada layar. Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi saling memperlemah (bersifat destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. Marilah sekarang kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya yang telah dilakukan percobaan/eksperimen oleh para ilmuwan terdahulu, seperti halnya Thomas Young dan Fresnell.

1. Interferensi Cahaya pada Celah Ganda

(3)

Garis terang merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap adalah hasil interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada selisih jarak tempuh/ lintasan cahaya dari celah ke layar.

2. Interferensi pada Selaput Tipis

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat adanya warna-warna pelangi yang terjadi pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di permukaan air jika terkena cahaya matahari. Hal ini menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari pada selaput tipis air sabun atau selaput tipis minyak di atas permukaan air.

Interferensi cahaya terjadi dari cahaya yang dipantulkan oleh lapisan permukaan atas dan bawah dari selaput tipis tersebut. Gambar tersebut melukiskan seberkas sinar monokromatik jatuh pada selaput tipis setebal D, pada lapisan atas selaput cahaya dipantulkan (menempuh lintasan AE) dan sebagian dibiaskan yang kemudian dipantulkan lagi oleh lapisan bawah menempuh lintasan ABC. Antara sinar yang menempuh lintasan AE dan ABC akan saling berinterferensi di titik P tergantung pada selisih jarak lintasan optic.

Berdasarkan gambar di atas, selisih lintasan antara berkas S1dan d sin θ, dengan d adalah jarak

antara dua celah.

Jadi interferensi maksimum (garis terang) terjadi jika d sin θ = n λ, dengan n =0, 1, 2, 3, …

Pada perhitungan garis terang menggunakan rumus di atas, nilai n = 0 untuk terang pusat, n = 1 untuk terang garis terang pertama, n = 2 untuk garis terang kedua, dan seterusnya,

Seberkas cahaya jatuh ke permukaan tipis dengan sudut datang i. Sebagian berkas langsung dipantulkan oleh permukaan lapisan tipis (sinar a), sedangkan sebagian lagi dibiaskan dulu ke dalam lapisan tipis dengan sudut bias r dan selanjutnya dipantulkan kembali ke udara (sinar b).

Sinar pantul yang terjadi akibat seberkas cahaya mengenai medium yang indeks biasnya lebih tinggi akan mengalami pembalikan fase (fasenya berubah 180o), sedangkan sinar pantul dari medium yang indeks biasnya lebih kecil tidak mengalami perubahan fase. Jadi, sinar a mengalami perubahan fase 180o, sedangkan sinar b tidak mengalami perubahan fase. Selisih lintasan antara a dan b adalah 2d cos r.

(4)

Panjang gelombang yang dimaksud di sini adalah panjang gelombang cahaya pada lapisan tipis, bukan panjang gelombang cahaya pada lapisan tipis dapat ditentukan dengan rumus:

λ = λ0/n.

Jadi, interferensi konstruktif (pola terang) akan terjadi jika 2d cos r = (m – ½ ) λ ; m = 1, 2, 3, …

dengan m = orde interferensi.

interferensi destruktif (pola gelap) terjadi jika 2d cos r = m λ ; m = 0, 1, 2, 3, …

Difraksi cahaya adalah jika sebuah gelombang permukaan air tiba pada suatu celah

sempit, maka gelombang ini akan mengalami lenturan/pembelokan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di daerah belakang celah tersebut.

PRAKTIKUM RESONANSI BUNYI

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik (Riyn,2008).

Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal dari Sumber bunyi, yang digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran tersebut oleh pengantar diantarkan atau dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat mendengarkannya

(Mswahyudi,2009).

(5)

sistematis karena ketidak-linieran, tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang random ( Suatu deret gelombang mempunyai periode dan tinggi tertentu ). Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan bentuk pendekatan

gelombang alam. Ada beberapa teori dengan berbagai derajat kekomplekan dan ketelitian untuk menggambarkan gelombang di alam diantaranya adalah teori airy, Stokes, Gertsner, Mich, Knoidal, dan tunggal. Masing – masing teori tersebut mempunyai batasan keberlakuan yang berbeda – beda. Teori yang paling sederhana adalah teori gelombang linier yang pertama kali ditemukan oleh Airy pada tahun 1845(Rahmat,2008).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Fisika Dasar materi Resonansi Bunyi adalah untuk mengetahui proses yang mana gelombang merambat pada media.

Tujuan dari praktikum Fisika Dasar materi Resonansi Bunyi adalah untuk menentukan kecepatan rambat bunyi di udara dengan panjang gelombang dan frekuensi.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum dari praktikum Fisika Dasar materi Resonansi Bunyi ini dilaksanakan pada hari selasa, 16 November 2010 pada pukul 08.50 sampai pukul 10.30 WIB. Praktikum ini

dilaksanakan di Laboratorium Hidrobiologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya , Malang.

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Malahan, setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi tertentu.

(Wikipedia,2010).

(6)

Selama Gelombang dengan medan elektromagnetik yang dinyatakan pada fase medan E yaitu E=X Eo (ejk1-ejk2)= - X 2j Eo sin kz terlihat tidak bergerak , ini disebut dengan gelombang berdiri (Liang,1995).

2.2 Jenis-Jenis Gelombang

Bila gelombang berjalan sepanjang tali ,katakan dari kiri kekanan partikel tali bergerak naik turun dalam arah lintang pada gerak gelombang itu sendiri. Gelombang seperti ini disebut gelombang lintang atau gelombang transversal. Ada tipe gelombang lain yang dikenal sebagai gelombang bujur atau gelombang longitudinal. Dalam sebuah gelombang longitudinal getaran partikel media adalah sama arahnya dengan arah gelombang. Gelombang longitudinal adalah siap dibentuk pada proses yang ditarik atau diletakan secara bergantian menekan dan

mengembang pada suatu ujungnya (Giancoli,1997).

Menurut (Riyn,2008) tentang jenis-jenis gelombang seperti berikut :

1.Gelombang transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan arah rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak gelombang air, benang yang digetarkan, dsb.

2. Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas (Riyn,2008).

Menurut (Yolanda,2009) berdasarkan amplitudo dan fasenya :

Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombng.

Gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.

2.3 Aplikasi Gelombang Bunyi pada Perikanan

(7)

dan kecepatan renang ikan serta variasi migrasi diurnal-noktural ikan (Herawati,2009).

Penggunaan -Gelombang Bunyi (Acoustic) Pada Alat Tangkap Payang Terhadap Hasil

Tangkap ]kan di Perairan Pantai Popoh K abupaten Tulungagung dibandingkan pelakuan yaitu pengoperasian alat tangkap payang menggunakan bantu gelombang suara dan tanpa alat

pembantu gelombang suara. Pada alat bantu gelombang suara memberikan hasil yang lebih baik dari pada menggunakan alat tangkap tanpa bantu gelombang suara (Efani,1996).

Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan mempertimbangkan proses-proses perambatan suara. Aplikasi metode ini dibagi menjadi 2, yaitu sistem akustik pasif dan sistem akustik aktif. Salah satu aplikasi dari sistem aplikasi aktif yaitu Sonar yang digunakan untuk penentuan batimetri. Sonar (Sound Navigation And Ranging) berupa sinyal akustik yang diemisikan dan refleksi yang diterima dari objek dalam air (seperti ikan atau kapal selam) atau dari dasar laut(DJPB,2010).

2.4 Bunyi

Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,

gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara(Wikipedia,2010).

Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran (Godam64,2007).

Bunyi adalah bahan terpenting dalam musik. Bunyi berasal dari Sumber bunyi, yang digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian getaran tersebut oleh pengantar diantarkan atau dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai di telinga kita, barulah kita dapat mendengarkannya

(Mswahyudi,2009).

DASAR TEORI

Peristiwa resonansi merupakan peristiwa bergetarnya suatu sistem fisis dengannilai frekuensi

tertentu akibat dipengaruhi oleh sistem fisis lain (sumber) yang bergetardengan frekuensi tertentu

pula dimana nilai kedua frekuensi ini adalah sama. Peristiwaini dapat kita amati dengan

menggunakan kolom udara.Kolom udara dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang

sebagian diisi air,sehingga kita dapat mengatur panjang kolom udara dengan

menaik-turunkanpemukaan air pada tabung. Sistem fisis sumber adalah audio generator yang

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David, dkk. 1984. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk muka gelombang sebelum melewati celah ukurannya normal atau tetap dan bentuk muka gelombang sesudah melewati celah yaitu celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa

Gelombang stasioner terjadi jika dua buah gelombang yang koheren dengan arah rambat yang saling berlawanan bertemu pada suatu titik, sehingga mengakibatkan

Pemisah berkas menghasilkan 2 berkas gelombang cahaya dengan intensitas seimbang yang saling berpropagasi pada arah gerak yang saling berlawanan di mana propagasi berkas

Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah sumber gelombang, dengan demikian, cahaya dari satu bagian celah dapat

Pada anemometer ini menggunakan sinar cahaya dari laser yang yang terbagi menjadi dua balok, dengan satu disebarkan dari anemometer. Partikulat yang mengalir bersama dengan

•Difraksi Fraunhofer: jika titik P dan sumber gelombang datang cukup jauh dari celah, sehingga gelombang datang dapat dianggap sebagai.

Difraksi cahaya atau difraksi secara umum akan teramati bilamana sebuah gelombang dihambat (obstruction) melalui sebuah bidang atau celah sempit yang

A.2 Interferometer Pembelah Amplitudo Prinsip Kerja : Dua gelombang yang koheren diperoleh dengan membagi intensitas semula , misal dengan lapisan pemantul sebagian Contoh : Contoh :