Laporan Praktikum
Fisika Dasar 2
Nama
: Rachmad Mochammad Suryantoro
NPM
: 1406607666
Grup
: 2
Fakultas
: Teknik
Departemen
: Teknik Mesin
No. Percobaan
: OR-02
Nama Percobaan
: Pengukuran Lebar Celah
Tanggal Percobaan
: 19 Maret 2015
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar
(UPP-IPD)
Universitas Indonesia
I.
Tujuan Percobaan
Mengukur lebar celah tunggal dengan menggunakan metode difraksi
II.
Alat
- Piranti laser dan catu daya
- Piranti pemilih otomatis celah tunggal
- Piranti scaner beserta detektor fotodioda
- Camcorder
- Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III.
Teori Dasar
Berkas cahaya dengan panjang gelombang λ yang dilewatkan pada sebuah
celah sempit dengan lebar f akan mengalami difraksi. Pola difraksi ini dapat dilihat
pada layar atau diukur dengan sensor cahaya. Jika jarak antara c dengan layar jauh
lebih besar dari pada lebar celah maka berkas yang sampai di layar dapat dianggap
paralel. Pada difraksi celah tunggal, intensitas minimum akan terjadi jika perbedaan
panjang lintasan berkas antara berkas paling atas dan berkas paling bawah sebersar λ.
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih menjadi suatu gelombang
baru terjadi jika memenuhi dua hal berikut ini.
a. Kedua gelombang cahaya harus koheren yang berarti bahwa kedua
gelombang cahaya memiliki beda fase yang selalu tetap. Oleh karena itu,
keduanya harus memiliki frekuensi yang sama.
b. Kedua gelombang harus memiliki ampluitudo yang hampir sama.
Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu :
•
Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling
memperkuat atau konstruktif)
1. Interferensi Dua Celah
Pola gelap terang yang muncul ketika sebuah celah ganda disusun dengan
cahaya monokromatik adalah akibat interferensi gelombang-gelombang yang
terbelokkan oleh tepi atau diniding celah.
Jika berkas cahaya melalui S1 dan S2, maka celah tersebut (S1 dan S2) akan
berfungsi sebagai sumber cahaya baru dan akan menyebarkan cahaya ke segala arah. Apabila
cahaya dari celah S1 dan S2 berinterferensi maka akan terbentuk suatu pola. Pola tersebut
dapat ditangkap pada layar berupa pola garis terag dan gelap. Interferensi dapat terjadi karena
adanya beda lintasan berkas cahaya dari S1 dan S2. Jika jarak antar kedua celah adalah d, jauh
lebih kecil daripada jarak celah tehadap layar, maka beda lintasan pada titk sembarang
P adalah S2P-S1P = d sin θ.
2. Difraksi Cahaya
Namun, baru 10 tahun setelah penemuan Young, orang mengakui bahwa cahaya
mempunyai sifat gelombang. Augustin Fresnel dan Francois Argo menunjukkan
sederetan percobaan difraksi dan interferensi yang menyimpulkan bahwa cahaya
adalah gelombang.
Apabila suatu cahaya dengan panjang gelombang ë men genai suatu celah
sempit, maka menurut Christian Huygens setiap titik pada celah dapat dianggap
sebagai sumber gelombang cahaya yang memancar ke segala arah dengan sudut fase
yang sama dan kecepatan yang sama pula.
Prinsip Huygens-Fresnel : Difraksi mengacu pada penyimpangan atau deviasi dari perambatan garis lurus yang terjadi ketika suatu gelombang bergerak melewati suatu penghalang parsial. Hal ini biasanya sesuai dengan penyebaran gelombang pada tepi-tepi lubang dan penghalang. Bentuk paling sederhana dari difraksi cahaya adalah difraksi Franhofer atau Far-Field. Difraksi ini diamati pada sebuah layar yang sangat jauh dari lubang atau penghalang yang mengganggu arus gelombang-gelombang datar yang datang.
kisi (d) , jika terdapat N garis per satuan panjang, maka tetapan kisi d adalah
kebalikan dari N , yaitu: d =1/N.
Jika berkas cahaya monokhromatis dijatuhkan pada sebuah kisi, sebagian akan
diteruskan sedangkan sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan tersebut,
apabila kita melihat suatu sumber cahaya monokhromatis dengan perantaraan sebuah
kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa pitapita terang. Intensitas pita-pita terang
mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita lainnya yang terletak dikiri dan
kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila pitanya jauh
dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi bila selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari
dua celah kisi yang berurutan memenuhi persamaan :
m λ= d sin θ
atau
d.Y/L = m λ
dimana :
m = orde pola difraksi (0,1,2,...)
d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi)
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan
θ = sudut lenturan (difraksi)
Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n
L= jaral layar ke kisi difraksi
Jika cahaya yang digunakan berupa cahaya polikhromatis, kita akan melihat
suatu spectrum warna. Spektrum yang paling jelas terlihat adalah spektrum dari orde
pertama (m=1).
IV.
Prosedur Percobaan
V.
Tugas dan Evaluasi
1. Dari data eksperimen yang diperoleh, buatlah grafik intensitas pola difraksi ( I, pada
eksperimen dinyatakan dalam arus sebagai fungsi dari posisi (x), I vs x ).
2. Berdasarkan spektrum yang diperoleh, tentukan letak terang pusat, intensitas minimum
orde pertama (n=1), orde ke-2 (n=2), orde ke-3 (n=3), dst. kemudian berilah bilangan
orde pada setiap intensitas minimum pola difraksi.
3. Hitunglah jarak antara dua minimum orde pertama (n=1), dua minimum orde ke-2 (n=2)
dst. Hitunglah θ berdasarkan definisinya seperti pada Gbr.1.
4. Hitunglah lebar celah a dengan metode grafik. Buatlah grafik antara sin θ vs. n. Pada
eksperimen ini laser yang digunakan mempunyai λ = ( 650 ± 10 ) nm.
VII Pengolahan Data
1. Grafik Hubungan Intensitas Pola Difraksi dengan Posisi
0.4416.2832.1247.9663.879.6495.48
2. Letak Titik Terang Pusat dan Intensitas Minimum
Berdasarkan grafk diatas, titik terang pusatnya terletak pada saat intensitasnya
0.14 dan saat posisi (x) nya 180.40 mm. Untuk menentukan intensitas minimum orde ke
n=1,2,3…dst digunakanlah titik puncak minimum grafk tersebut maka didapatkan tabel
sebagai berikut:
N Minimum Kiri Minimum Kanan
3. Jarak antara Dua Minimum Orde dan Besar
θ
Untuk mengetahui jarak antara dua minimum orde, kita dapat mencari selisih
antara minimum kanan dan minimum kirinya.Setelah itu dapat diketahui besar θ dengan
menggunakan rumus sin θ = p/l dan diasumsikan bahwa a sin θ=nλ,sehingga didapat
L=1m=1000mm.Dalam menghitung besar,dapat dilihat pada tabel berikut:
N Maksimum Kiri
Maksimum Kanan Jarak antar
garis gelap
L (mm)
Sin θ
1
178,64
181,28
2,64
1000
0,00264
2
177,76
182,16
4,4
1000
0,0044
3
177,32
183,04
5,72
1000
0,00572
4
176,88
183,48
6,6
1000
0,0066
5
176,44
183,92
7,48
1000
0,00748
1 2 3 4 5
Grafk Sin θ terhadap Orde
Sin θ
Lebar celah a dengan metode grafk
Dari persamaan yang telah diperoleh, yaitu a sin θ = n λ, maka lebar celah a dapat
diperoleh dari persamaan tersebut.
Dari grafik sin θ vs n, praktikan dap
at membuat persamaan
Y
=
m x ± b
X Y X2 Y2 XY
1
0,00264
1 0,0000069696 0,002642
0,0044
4 0,00001936 0,00880,0066
5
0,00748
25 0,0000559504 0,037415 0,02648 55 0,00001585584 0,0924
Sehingga diperoleh m=0,001188 dan b=0,0018040