TAMBANG TEMBAGA
GRASBERG
“EKSPLORASI, PENAMBANGAN, DAN PENGOLAHANNYA”
DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
• Tembaga adalah unsur logam pertama yang diekstrak dari mineral, dan
seperti halnya timah putih telah digunakan oleh manusia sejak zaman perunggu.
• Memenuhi kebutuhan industri
• Merupakan konduktor listrik yang sangat baik digunakan untuk produk
elektronik.
• Untuk pembuatan bahan bangunan antara lain untuk bahan baku
LOKASI CEBAKAN BIJIH TEMBAGA GRASBERG, PAPUA
EKSPLORASI AWAL
• Membuat peta dasar 1 : 10.000, meliputi
peta topografi, foto udara, dan foto satelit.
• Survei geofisika kemagnetan bumi
• Pengambilan conto geokimia, meliputi conto
EKSPLORASI RINCI
• Pemetaan geologi rinci
STUDI KELAYAKAN
• Metode penambangan • Perencanaan peralatan
• Analisis ekonomi tentang cadangan bahan
PEMBORAN
• Memakai drill Tamrock D90KS, T1 190, dan
Bucyrus 49R III.
• Kedalaman drill rata-rata 17 meter.
• Material cutting diambil menggunakan pipa
PELEDAKAN
• Menggunakan ANFO, campuran ammonium
nitrat dan solar.
• Menggunakan emulsion
• Tiap lubang dirangkai dengan delay dan diatur
sesuai urutan peledakan
• Peledakan dilakukan setiap hari agar tersedia
PENGGALIAN
• Shovel menggali broken muck
• Shovel yang dipakai P&H, Bucyrus, dan O&K • Kapasitas bucket P&H dan Bucyrus sekitar 42
PENGANGKUTAN
• Menggunakan CAT 797 kapasitas 345 ton, CAT
793 kapasitas 218 ton, dan Komatsu kapasitas 290 ton.
• Material tidak berharga diangkut menuju area
penimbunan batuan penutup
• Material yang bernilai ekonomis diangkut ke
TAHAP
PENGOLAHAN BIJIH TEMBAGA
• Penghancuran, penggerusan, pengapungan,
dan pengeringan dilakukan di daerah eksploitasi
• Sedangkan proses pemurnian dilakukan di
PENGHANCURAN DAN PENGGERUSAN
• Mengubah bongkah bijih menjadi halus
• Membebaskan butiran yang mengandung
PENGAPUNGAN DAN PENGERINGAN
• Menghasilkan konsentrat tembaga dengan cara flotasi
• Memisahkan mineral yang bersifat hydrophilic/aerophobic
dengan mineral yang bersifat hydrophobic/aerophilic
• Bubur konsentrat (slurry) dicampur dengan reagen berupa
kapur 600 gram/ton bijih, reagen pembuih (frother), dan reagen kolektor di dalam sel flotasi
• Reagen pembuih menghasilkan gelembung-gelembung yang
tidak pecah (stabil)
• Reagen kolektor bereaksi dengan mineral sulfida yang
sebelumnya bersifat hydrophilic menjadi hydrophobic
• Gelembung-gelembung yang mengandung mineral berharga
tersebut akan meluap dari bibir atas mesin flotasi dan masuk ke dalam palung (launders), lalu dipompa ke pelabuhan pipa
slurry sepanjang 115 km
• Konsentrat dikeringkan sampaikandungan airnya tinggal 9%
PELEBURAN BIJIH TEMBAGA
• Konsentrat tembaga dari hasil proses flotasi mengandung beberapa unsur dengan
kisaran kadar: 30% Cu, 30 ppm Au, 50 ppm Ag, 30% S, 25% Fe, 15% yang selanjutnya dilebur dan dimurnikan di Gresik, Jawa Timur.
• Konsentrat tembaga hasil proses flotasi dipanggang untuk mengubah besi sulfide
menjadi besi oksida, sedangkan tembaga tetap sebagai sulfida melalui reaksi : 4CuFeS2 + 9O2 --> 2Cu2S + 2Fe2O3 + 6SO2
• Konsentrat bijih yang sudah melalui pemanggangan kemudian dilebur hingga
mencair dan terpisah menjadi 2 (dua) lapisan. Lapisan bawah berupa copper matte, mengandung Cu2S dan besi cair, sedangkan lapisan atas merupakan terak silikat yang mengandung FeSiO3.
• Copper matte kemudian dipisahkan melalui pemisahan gravitasi yang menghasilkan
Cu sekitar 68%
• Selanjutnya copper matte dipindahkan ke dalam tungku lain dan secara bersamaan
HASIL PELEBURAN BIJIH TEMBAGA
• Tembaga lepuh, selanjutnya diproses ke tahap
pemurnian
• Terak besi dan gypsum, digunakan untuk
bahan baku industri semen
PEMURNIAN BIJIH TEMBAGA
• Dilakukan dengan cara elektrolisis
• Elektrolit yang digunakan adalah larutan
CuSO4
• Menghasilkan tembaga murni dan lumpur