• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Audit Selanjutnya id. ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prosedur Audit Selanjutnya id. ppt"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

OUTLINE

Prosedur Substantif

Konfirmasi Eksternal

(3)

PROSEDUR AUDIT

SELANJUTNYA

Menegaskan bahwa ini serangkaian prosedur

audit

yang

melanjutkan

prosedur

audit

sebelumnya, yakni prosedur penilaian resiko

(risk assesment procedures)

Tiga ISA acuan yaitu:

(4)

ISA 330.4

Substantive Procedure

Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi salah saji

yang material pada tingkat asersi, terdiri atas :

Test of details (uji detail atau rincian) atas jenis transaksi,

saldo akun dan disclosure

Prosedur analitikal substantif

Test of Control

(5)

Substantive Procedure

Mengumpukan bukti tentang asersi yang menjadi dasar dan

merupakan bagian yang tidak terpisahkan

(embedded)

dalam saldo akun dan jenis transaksi

Mendeteksi salah saji material

Meliputi pemilihan sample yang representatif untuk:

Menghitung ulang (recalculate) angka –angka untuk memastikan ketelitian (accuracy)

Meminta konfirmasi saldo (piutang, rekening bank, investasi, dan lain – lain)

Memastikan transaksi dicatat dalam periode yang benar (cut off test atau uji pisah batas)

Membandingkan angka – angka antar periode atau dengan hrapan/ekspektasi (analytical procedure)

Menginspeksi dokumen pendukung (seperti invoice atau kontrak penjualan).

Mengamati eksistensi fisik dari aset yang dicatat (misalnya mengamati perhitungan persediaan)

(6)

Test Of Control

Dilakukan untuk mengumpulkan bukti mengenai berfungsinya

secara efektif pengendalian internal

Menangani Asersi tertentu, auditor mengumpulkan bukti mengenai

berfungsinya pengendalian internal yang efektif

Mencegah dan Menemukan dan Mengoreksi Kesalahan dan

Kecurangan yang Material

Test of control meliputi pemilihan sample transaksi atau dokumen

pendukung yang representatif untuk:

Mengamati berfungsinya prosedur pengendalian internal

Menginspeksi bukti bahwa prosedur pengendalian internal

memang dilakukan

Menanyakan bagaimana dan kapan prosedur pengendalian

internal dilakukan

Mengulangi melaksanakan

(re-perform) prosedur pengendalian

(7)

ISA 330.18

ISA 330.19

ISA 330.20

ISA

330.21

ISA 330.22

ISA 330.23

PROSEDUR

(8)

Substantive Procedure

Prosedur substantif dirancang oleh auditor untuk mendeteksi

salah saji yang material pada tingkat asersi (

at the assertion

level

). Ada 2 jenis prosedur substantif :

1.

Uji rinci (tests of details),

Sebagai prosedur subtantif uji rinci ini melihat

substansi (misal dari satu akun) dengan menganalisis rincian

atau detailnya. Uji ini dipakai untuk mengumpulkan bukti

audit yang memastikan angka dalam laporan keuangan

berkenaan dengan asersi-asersi seperti

existence, accuracy,

valuation

.

2.

Substantive Analytical Procedures (Prosedur

Analitikal Subtantif)

(9)

Test of Details (Uji Rinci)

PERHATIKAN PENJELASAN

Saldo Akun, Transaksi, Disclosure yang Material

Sesuatu yang material harus diperhatikan, apapun hasil penilaian resiko yg material

(assessed risk of material misstatement)

Prosedur Audit yang diwajibkan

Meliputi semua prosedur yang sesuai ISA (pemeriksaan jurnal entry & jurnal penyesuaian, penanganan management override, pencocokan lap keuangan dgn catatan akuntansi terkait)

Perlunya Prosedur Konfirmasi Eksternal

Petimbangan kebutuhan untuk memperoleh Konfirmasi Eksternal sehubungan dengan asersi yang berhubungan dengan saldo akun misal saldo bank, investasi, piutang, dll (syarat & kondisi dlm perikatan hukum, transaksi antara entitas dgn pihak lain, bukti ada/tidaknya kondisi tertentu)

Risiko yang Signifikan Rancangan dan laksanakan yang khusus menanggapi risiko signifikan test of detail yang diidentifikasi

(10)

Interim date and Remaining Date

31

Desember

Interim date

:

Audit

dilaksanaka

n tanggal

21

September

Periode sisa

(remaining

period)

(11)

Ketika prosedur audit dilaksanakan pada tanggal interim:

• Bandingkan infomasi pada akhir tahun/ periode dengan informasi terkait / pembanding (comparable information) pada tanggal interim.

• Identifikasi angka-angka yang kelihatannya janggal atau tidak umum (unusual). Angka-angka ini harus diselidiki lebih dalam dengan melaksanakan prosedur analitikal substantif selanjutnya atau uji rinci untuk periode tersisa.

• Sewaktu merencanakan prosedur analitikal subtantif, lihat apakah prakiraan saldo akhir tahun / periode dari jenis transaksi atau akun tertentu memang dapat dibuat.

• Perhatikan prosedur entitas untuk menganalisis dan menyesuaikan jenis transaksi atau saldo akun pada tanggal interim, untuk memastikan entitas telah melakukan proses pisah batas akuntansi dengan benar (proper accounting cutoffs)

Prosedur substantif untuk periode tersisa tergantung pada apakah auditor sudah melaksanakan uji pemngendalian (test of controls)

Prosedur Substantif yang Dilaksanakan dalam Periode

yang Lalu

Penggunaan bukti audit yang diperoleh melalui prosedur substantif yang dilaksanakan dalam periode yang lalu dapat dimanfaatkan dalam perencanaan audit tahun ini.

(12)

KONFIRMASI EKSTERNAL

Situasi dimana prosedur konfirmasi eksternal memberikan bukti

audit yang relevan adalah :

Saldo bank dan informasi lainnya yang

Saldo piutang dan syarat-syarat pinjaman

Persediaan yang disimpan atau dikuasai oleh pihak ketiga

Akta yang menandakan kepemilikan atas tanah dan bangunan yang

di pegang oleh pihak ketiga

Investasi yang dipegang oleh pihak ketiga yang sampai tanggal

neraca, belum diserahkan

Jumlah yang terutang kepada peminjam,

Saldo utang dagang dan syarat-syarat.

Bukti audit umumnya lebih andal jika diperoleh dari sumber independen di luar entitas yang bersangkutan. Karena jawaban/konfirmasi tertulis yang diterima langsung oleh pihak ketiga dapat menekan resiko salah saji yang material berkenaan dengan asersi yang bersangkutan, sampai ke tingkat  rendah yang dapat diterima (an acceptably low level).

(13)

Prosedur Analitikal Substantif

Membandingkan angka-angka atau hubungan-hubungan dalam atau diantara unsur-unsur lapoaran keuangan.

Dari informasi yang di peroleh dalam tahap memahami entitas dan dari

bukti-bukti lain, auditor dapat mengembangkan suatu ekspektasi tertentu. Contoh jika upah naik ekspektasinya kenaikan harga pokok penjualan, selanjutnya tercermin dalam rasio antara laba kotor dan penjualan.

Jika risiko bawaan kecil untuk menjelaskan transaksi tertentu, prosedur

analitikal substantif mungkin dapat memberikan bukti audit yang cukup tepat. Jika penilaianresiko menunjukan resiko rendah karena pengendalian internal yang menekan risiko itu, auditor harus melakukan uji atas pengendalian yang bersangkutan.

Teknik Prosedur Analitikal

• Memilih teknik  yang paling tepat untuk memberikan tingkat asurans yang dikehendaki.

(14)

Teknik Prosedur Analitikal

Faktor-faktor

yang

harus

diperhatiakan

atau

dipertimbangkan dalam merancang prosedur analitikal

substantif:

Cocok atau tepatnya pengunaan prosedur analitikal

substantif tersebut, dengan sifat asersi yang di periksa.

Keandalan data (internal dan eksternal) yang di

pergunakan untuk menguji ekspektasi dari angka yang di

catat atau rasio yang diperkembangkan. Keandalan data ini

perlu diuji keakuratannya, eksistensinya dan lengkapnya.

 Apakah eskspektasinya cukup tepat untuk menunjuk salah

saji yang material pada tingkat asurans yang di kehendaki

Seberapa besar perbedaan antara angka yang dicatat dan

(15)

Perbedaan dengan Ekspektasi

Ketika ditemukan perbedaan angka dalam laporan keuangan dengan ekspektasi auditor, maka auditor mempertimbangkan tingkat asurans yang diharapkan dari prosedur tersebut dan materialitas pelaksanaan yang ditetapkan auditor. Perbedaan yang dapat diterima, tanpa melakukan investigasi lebih lanjut harus lebih dari materialitas pelaksanaan.

Prosedur untuk menginvestigasi lebih lanjut perbedaan (antara recorded amounts dengan auditor’s expectation) dapat terdiri atas:  Pertimbangkan kembali metode dan faktor yang digunakan untuk

merumuskan ekspektasi;

Tanya atau minta penjelasan dari manajemen tentang kemungkinan sebab-sebab perbedaan.

Lakukan prosedur audit lainnya untuk menguatkan penjelasan yang diberikan manajemen.

Dengan hasil investigasi tersebut, auditor dapat menyimpulkan bahwa perbedaan anatara recorded amounts dengan

auditor’s expectation adalah:

Tidak mencerminkan salah saji; atau

(16)

Prosedur Analitikal Lainnya

Menganalisis dapat dilakukan dengan berbagai

cara seperti berikut:

Perbandingan secara rinci antara angka

laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun

yang lalu atau dengan anggaran tahun berjalan

Data komparatif untuk semua jenis produk

atau jenis pelanggan

Analisis rasio (ratio analysis)

(17)

Prosedur Analitikal dalam

Merumuskan Opini

Berikut ini terjemahan ISA 520.6 mengenai prosedur analitikal

dalam merumuskan opini auditor:

Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur analitikal

menjelang akhir audit untuk membantunya merumuskan

kesimpulan menyeluruh mengenai apakah laporan keuangan

entitas konsisten dengan pemahaman auditor mengenai entitas

tersebut.

(18)

Test of Controls (Uji

Pengendalian)

ISA330.8

Auditor

wajib

merancang

dan

melaksanakan

uji

pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup

dan tepat mengenai berfungsinya pengendalian yang

relevan jika:

Penilaian auditor mengenai risiko salah saji yang material

pada

tingkat

asersi

meliputi

ekspektasi

bahwa

pengendalian berfungsi secara efektif; atau

Prosedur substantif saja tidak dapat memberikan bukti

yang cukup dan tepat pada tingkat asersi

.

Tujuan Uji Pengendalian

Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat

mengenai berfungsinya pengendalian internal

Konsistensi penerapan pengendalian

Siapa

yang

melakukan

pengendalian

dan

(19)

Merancang Uji Pengendalian

Uji pengendalian atau

test of control

dirancang untuk

memperoleh bukti mengenai berfungsinya pengendalian

didalam setiap unsur dari kelima unsur pengendalian internal.

Pengendalian spesifik langsung menangani pencegahan,

pendeteksian dan pembetulan salah saji. Di lain pihak

pengendalian

pervasif

memberikan

landasan

untuk

pengendalian spesifik dan memperngaruhi bekerja atau

berfungsinya pengendalian spesifik tersebut.

Dalam entitas yang lebih kecil, beberapa pengendalian pervasif

dapat juga menangani risiko salah saji untuk asersi tertentu.

Dalam hal ini, jika pengendalian pervasif diuji dan ternyata

berfungsi secara efektif, auditor tidak perlu menguji

pengendalian lain yang terkait dengan risiko khusus tadi.

(20)

Pengendalian yang Diotomatisasi

Tidak jarang kegiatan pengendalian dilaksanakan oleh komputer dan dokumen pendukung tidak ada. Dalam situasi seperti ini, auditor mungkin harus mengulang prosesnya untuk memastikan bahwa pengendalian aplikasi perangkat lunak memang berfungsi seperti desain nya.

Pendekatan lainnya ialah menggunakan tehnik audit berbantuan komputer atau Computer-Assisted Audit Techniques (CAATs). Contoh penggunaan CAATs antara lain:

Ekstrak pembayaran yang melebihi jumlah tertentu

Ekstrak top record atau bottom record (file yang paling awal atau paling akhir) dalam suatu database

Identifikasi catatan yang hilang atau catatan ganda/duplikatPilih sampel sesuai kriteria dan parameter

Sortir transaksi dengan kriteria tertentu

Hitung berapa catatan kuantitas dan nilai persediaan dalam suatu database

(21)

Penetapan Waktu untuk Uji

Pengendalian

Berikut ini terjemahan beberapa alinea dalam ISA 330 mengenai

timing atau penetapan waktu dari prosedur uji pengendalian.

ISA 330.11

Auditor wajib menguji pengendalian untuk jangka waktu tertentu atau untuk suatu periode dimana auditor berniat memanfaatkan pengendalian tersebut dengan memperhatikan alinea 12 dan 15 dibawah, untuk memberikan dasar/alasan yang tepat mengenai niat tersebut (auditor intended reliance). (lihat alinea A32)

ISA 330.12

Jika auditor memperoleh bukti audit mengenai berfungsinya pengendalian secara efektif selama masa interim, auditor wajib:

Memperoleh bukti audit mengenai perubahan signifikan terhadap pengendalian tersebut sesudah masa interim

Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh untuk sisa periode, yaitu dari tanggal interim sampai akhir tahun. (lihat alinea A33-A34)

ISA 330.15

(22)

Uji Pengendalian dengan Rotasi

Faktor yang tidak memungkinkan penggunaan pengujian dengan rotasi

•Prosedur audit bergantung pada pengendalian untuk mencegah risiko yang signifikan

•Pengendalian internal sudah berubah sejak audit yang lalu

•Lingkungan pengendalian lemah

•Pemantauan atas berjalannya pengendalian internal lemah]

•Ada unsur manual yang signifikan dalam pengendalian yang diuji

•Perubahan personalia yang mempengaruhi secara signfikan penerapan pengendalian yang diuji

•Perubahan keadaan mengindikasikan perlunya perubahan dalam pengendalian

•General IT controls lemah atau tidak efektif.

Sebelum bukti audit yang diperoleh dalam periode audit yang lalu boleh digunakan, auditor perlu melihat apakah bukti tersebut mempunyai relevansi untuk periode berjalan. Hal ini memerlukan konfirmasi mengenai pengendalian tertentu dengan bertanya kepada manajemen dan pihak-pihak lain mengenai perubahan yang terjadi. Dan amati atau inspeksi pengendalian internal untuk menentukan bahwa ia masih terus diimplementasi.

Dalam hal terdapat bukti mengenai beberapa pengendalian dari audit yang lalu, auditor dapat memanfaatkan beberapa pengendalian ini secara bergantian dan bertahap.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan, dan Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian yang dapat Digunakan oleh Auditor terhadap Siklus

Menilai resiko bisnis klien Melakukan prosedur analitis awal Tentukan materialitas, resiko audit yang dapat diterima & resiko bawaan Memahami pengendalian intern dan penetapan

Pengujian substantif adalah prosedur dari audit yang dirancang sedemikian rupa dengan tujuan unruk mendeteksi kesalahan penyajian yang material pada tingkat

Risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan auditor untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, tidak akan mendeteksi salah saji yang bisa material, secara

Rekomendasi dalam laporan audit internal dirancang untuk membantu organisasi mencapai proses tata kelola, risiko, dan pengendalian yang efektif dan efisien yang terkait

Auditor perlu melakukan prosedur audit termasuk pengujian pengendalian (test of control) dan pengujian terperinci atas saldo (test of detailed balance) piutang

Laporan audit internal ditujukan untuk kepentingan manajemen yang dirancang untuk memperkuat pengendalian audit intern, untuk menentukan ditaati

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa audit operasional atas prosedur penerimaan kas dalam mencegah penggelapan kas pada klinik Smart Medica Sekayu dianggap cukup