ASPIRATOR
(Journal of Vector
-
borne Diseases Studies)
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
ISSN (PRINT) 2085-4102
ISSN (ONLINE) 2338-7343
www.ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator
V
OLUME
7 N
OMOR
1 J
UNI
2015
Aspirator Vol. 7 No. 1 Hal. 1-35 Juni 2015Ciamis, 2085ISSN -4102
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Loka Litbang P2B2 Ciamis
A
S
P
IR
A
T
O
R
V
O
L
U
M
E
7
N
OMOR
1
J
U
N
I
20
15
H
AL
.
1-35
Aktivitas enzim monooksigenase pada populasi nyamuk
Aedes aegypti
di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang
Serotipe virus Dengue di Provinsi Aceh
Variasi pengobatan malaria rumah tangga di enam provinsi
endemis malaria di Indonesia
Peta status kerentanan
Aedes aegypti
(Linn.) terhadap
insektisida cypermethrin dan malathion di Jawa Tengah
Deteksi mikrofilaria
Brugia malayi
pada nyamuk Mansonia
spp dengan pembedahan dan metode PCR di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur
ASPIRATOR
(Journal of Vector-borne Diseases Studies)
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
Pemimpin Redaksi /Editor In-Chief
Endang Puji Astuti, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Anggota Dewan Redaksi (Editors)
Lukman Hakim, SKM, M.Epid (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Dr. Hadjar Siswantoro, M.Sc (Epidemiologi Klinis - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Dra. Shinta Prawoto, MS (Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Roy Nusa Rahagus Edo Santya, SKM, M.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Mara Ipa, SKM, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Heni Prasetyowati, S,Si, M.Sc (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Joni Hendri, SKM, M.Biotech (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Muhammad Umar Riandi, S.Si (Epidemiologi & Biostatistik - Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Redaksi Pelaksana (Management Boards) Pandji Wibawa Dhewantara, S.Si, MIL Mutiara Widawati, S.Si
M. Ezza Azmi Fuadiyah, SKM, MKM Aryo Ginanjar, SKM
Dani Arif Cahyadi, S.Sos
Mitra Bebestari (Scientific Editorial Board)
Prof (Riset) dr. Emiliana Tjitra, M.Sc, PhD (Biomedik - Parasitologi, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia)
Prof (Riset) Dr. Agus Kardinan, M.Sc (Tanaman Obat, Balai Penelitian Tanaman Obat & Rempah, Indonesia) Prof (Riset) Dr. M. Soedomo (Parasitologi Medik, World Health Organization, Indonesia)
Prof (Riset) Dr. Amrul Munif, M.Si (Biologi Lingkungan, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Prof. Dr.drh.Upik Kesumawati Hadi, MS (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia) Dr. Dra. Dewi Susanna, MS (Kesehatan Lingkungan, Universitas Indonesia)
Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes (Epidemiologi & Biostatistik, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia) Dr. drh. Susi Soviana, M.Si (Entomologi Kesehatan, Institut Pertanian Bogor, Indonesia) Dr. Nastiti Wijayanti, S.Si, M.Si (Bioteknologi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
Perwajahan (Layout) Cucu Suhendar Asep Mulyono
Diterbitkan oleh (Published by):
Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian Kesehatan, Loka Litbang P2B2 Ciamis Jln Raya Km 3 Kampung Kamurang Desa Babakan Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Jawa Barat 46396 Telp/Fax.(0265) 639375
Website: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator Email: aspirator@litbang.depkes.go.id
Jurnal ini memuat artikel hasil penelitian, systematic review, case reports, dan komunikasi pendek, yang berkaitan dengan penyakit tular vektor yang diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun (Juni dan Desember). Sebelum diterbitkan, setiap naskah yang masuk, terlebih dahulu ditelaah oleh Mitra Bebestari (peer-reviewer).
© 2015 Loka Litbang P2B2 Ciamis. Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
ASPIRATOR—Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor terindeks oleh:
TERAKREDITASI LIPI SK No.582/Akred/P2MI-LIPI/09/2014
ISSN (PRINT) 2085-4102
DAFTAR ISI
EDITORIAL
Aktivitas enzim monooksigenase pada populasi nyamuk
Aedes aegypti
di Kecamatan
Tembalang, Kota Semarang
Dyah Widiastuti, Sunaryo, Nova Pramestuti, Martini.……….....………...... ....1-6
Serotipe virus Dengue di Provinsi Aceh
Paisal, Reni Herman, Aya Yuriestia Arifin, Arie Ardiansyah, Sari Hanum, Khairiah,
Mukhlis Zuardi,Yasir...7-12
Variasi pengobatan malaria rumah tangga di enam provinsi endemis malaria di
Indonesia
Mara Ipa, Pandji Wibawa Dhewantara...13-22
Peta status kerentanan
Aedes aegypti
(Linn.) terhadap insektisida cypermethrin dan
malathion di Jawa Tengah
Bina Ikawati, Sunaryo, Dyah Widiastuti... 23-28
Deteksi mikrofilaria
Brugia malayi
pada nyamuk Mansonia spp dengan
pembedahan dan metode PCR di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Santoso, Yahya, Nungki Hapsari Suryaningtyas, Katarina Sri Rahayu... 29-35
Vol. 7 No. 1, Juni 2015
Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
(Journal of Vector-Borne Diseases Studies)
ISSN (PRINT): 2085
-4102ASPIRATOR – Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor
Journal of Vector Borne Diseases Studies
ISSN 2085-4102 E-ISSN 2338-7343
LEMBAR ABSTRAK
Abstract Sheet
(Volume 7 Nomor 1 Juni 2015)
Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa ijin dan biaya
This abstract sheet may reproduced/copied without any permission and/or charge
Aktivitas enzim monooksigenase pada populasi nyamuk Aedes aegypti di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang
Monooxygenase activitity in Aedes aegypti popu-lation in Tembalang subdistrict, Semarang city
Dyah Widiastuti, Sunaryo, Nova Pramestuti, Martini
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a major health problem in Tembalang sub district, Semarang City. Fogging with insecticide applications was done frequently as an effort to control Dengue vectors. The use of insecticides from the same class in a long time can lead to
resistance in mosquitos’ population. The research
aimed to observe the activity of monooxygenases in Aedes aegypti populations in Tembalang
Subdistrict, Semarang. The study was conducted during February-November 2014 with a cross-sectional design in 10 villages in Tembalang Subdistirict, Semarang City. Field strains of Ae. aegypti eggs were collected using ovitraps. The collected eggs were grown under standard condition to adult mosquitoes. Mosquitos’ homogenate were stored at -85C and used for biochemical assays. The results showed there was increased monooxygenases activity in Ae. aegypti populations. Resistance to synthetic pyrethroid insecticide in Ae. aegypti mosquitoes population in Tembalang Subdistrict might be caused by the mechanism of detoxification enzymes in particular monooxygenases
Keywords: monooxygenase, insecticide, Ae. aegypti, resistance
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan utama di Kecamatan Temba-lang, Kota Semarang. Tindakan fogging untuk pengendalian vektor DBD sering dilakukan. Penggunaan insektisida dari golongan yang sama dalam waktu cukup lama dapat memicu terjadinya resistensi. Tujuan penelitian untuk mengamati
aktivitas enzim monooksigenase pada populasi
nyamuk Aedes aegypti di Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang. Penelitian dilaksanakan bulan Februari-November 2014 dengan desain potong lintang di 10 desa di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Pada penelitian ini dilakukan
pemasangan ovitrap untuk mendapatkan sampel telur yang dipelihara menjadi nyamuk dewasa. Sampel homogenate nyamuk disimpan pada suhu -85C, selanjutnya dilakukan pengujian resistensi dengan uji biokimia untuk melihat aktivitas enzim monooksigenase. Hasil pengujian menunjukkan terdapat peningkatan aktivitas enzim
monooksigenase. Resistensi terhadap insektisida sintetik piretroid pada populasi nyamuk Ae. aegypti di Kecamatan Tembalang disebabkan oleh
mekanisme peningkatan enzim detoksifikasi khususnya monooksigenase.
Kata Kunci: monooksigenase, insektisida, Ae. aegypti, resistensi
_______________________________________
Serotipe virus Dengue di Provinsi Aceh
Dengue virus serotype in Aceh Province
Paisal, Reni Herman, Aya Yuriestia Arifin, Arie Ardiansyah, Sari Hanum, Khairiah,
Mukhlis Zuardi,Yasir
WHO estimated 50 million dengue infections happen every year in the world. In Indonesia, there were 90,245 DHF cases on 2012 with 816 deaths. In the Province of Aceh, 2,269 cases happened in the same year. This study aimed to identify dengue virus serotype in Aceh. Sampling was done in Kota Banda Aceh Hospital, Kota Lhokseumawe
Hospital, Kabupaten Aceh Tamiang Hospital, Kabupaten Aceh Barat Hospital, and Kabupaten Simeulue Hospital between May to December 2012. This was a clinical laboratory research with observation design using cross sectional approach.
Research’s population was sample from patients
sampling technique, we have collected 100 samples from the five hospitals (20 samples from each hospital). From RT-PCR, we found 16 positive samples (9 samples were DENV-4, 3 samples were DENV-1, 2 samples were DENV-2, and 2 samples were DENV-3.
Keywords: dengue virus, serotype, Aceh
WHO memperkirakan terjadi 50 juta infeksi dengue setiap tahun di seluruh dunia. Pada 2012, kasus DBD di Indonesia mencapai 90.245 kasus dengan angka kematian sebesar 816 kasus. Di Provinsi Aceh, kasus DBD pada 2012 sebesar 2269 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan serotipe virus dengue di Provinsi Aceh. Pengambilan sampel dilakukan di RS Kota Banda Aceh, RS Kota Lhokseumawe, RS Kabupaten Aceh Tamiang, RS Kabupaten Aceh Barat, dan RS Kab. Simeulue. Waktu penelitian adalah Mei 2012 sampai dengan Desember 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian klinis laboratoris dengan desain studi observasi
menggunakan pendekatan potong lintang. Populasi penelitian adalah sampel dari semua pasien dengan gejala klinis infeksi virus dengue yang berobat di RS. Jumlah sampel adalah 100 sampel masing-masing 20 sampel per rumah sakit. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Dari 100 sampel yang terkumpul diperoleh 16 sampel yang positif pada pemeriksaan RT-PCR, terdiri dari sembilan DENV-4, tiga sampel DENV-1, dua sampel DENV-2, dan dua sampel DENV-3.
Kata Kunci: virus dengue, serotipe, Aceh
Variasi pengobatan malaria rumah tangga di enam provinsi endemis malaria di Indonesia
Treatment variation of malaria at household level in six endemic regions in Indonesia
Mara Ipa, Pandji Wibawa Dhewantara
Indonesia is targeted to be free of malaria in 2030 and its success is determined by the effectiveness of treatment. Riskesdas 2013 shows the effective treatment of malaria rate as 45.5%. Nationally, only 33.7% of malaria patients received the Artemisinin-based Combination Therapy (ACTs). A further analysis to Riskesdas 2013 data was performed to describe the malaria treatment variation at household-level in six provinces in Indonesia, which are Bengkulu, Maluku, North Maluku, East Nusa Tenggara, Papua, and West
Papua. Data of name, type, and sources of drugs, as well as household characteristics was analysed. Total of 287 households that meet the criteria of storing and using drugs for malaria treatment was analysed. The result shows 66 types of drugs with varied sources, including 15 antimalarial drugs (i.e. ACTs, chloroquine, and sulphadoxin-pyrimethamin). Most drugs were obtained from pharmacies and drug shops/ stalls, both in urban and rural areas. Most of the poorest households choose drugstore / stalls (46.7%) for medication. On the other hand, for the wealthier groups, pharmacy is an option to get malaria drugs (48.6%). This research reveals the persistence of resistance from anti-malarial drugs (CQ and SP) in almost all sources, including drugs from official health facilities and health workers. This diverse consumption encourages an effective monitoring, evaluation, and strengthening cross-sector participation to improve knowledge, partnership between community and private sector, and the use of information technology to enhance antimalarial drugs supply management in primary health care. An appropriate form of intervention is substantial to improve the malaria treatment coverage in Indonesia.
Keywords: malaria, anti-malarial, drug variation, drug source, Indonesia
Indonesia ditargetkan terbebas dari malaria pada tahun 2030, salah satu keberhasilannya ditentukan oleh efektifitas pengobatan. Riskesdas 2013 menunjukkan tingkat pengobatan efektif malaria sebesar 45,5%. Secara nasional, hanya 33,7% penderita malaria yang mendapatkan obat ACT. Analisis lanjut data Riskesdas 2013 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran variasi pengobatan malaria rumah tangga di enam provinsi di Indonesia, yaitu Bengkulu, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat. Data nama, jenis, dan sumber obat, serta karakteristik rumah tangga dianalisis bivariat. Sebanyak 287 rumah tangga yang memenuhi kriteria menyimpan dan menggunakan obat untuk pengobatan malaria yang dianalisis. Hasil menunjukkan 66 jenis obat dengan sumber yang variatif, lima belas jenis obat di antaranya merupakan obat antimalaria, (yaitu ACT,
klorokuin/CQ, dan sulfadoxin-pyrimethamin/SP). Sebagian besar obat malaria diperoleh dari apotek dan toko obat/warung, baik di perkotaan dan pedesaan. Sebagian besar rumah tangga dengan status ekonomi terendah lebih banyak memilih toko obat/warung (46,7%) untuk mendapatkan obat malaria. Sebaliknya, bagi kelompok sosioekonomi teratas, apotek merupakan pilihan untuk
hampir di semua sumber, termasuk fasilitas kesehatan formal dan tenaga kesehatan.
Bervariasinya obat yang dikonsumsi masyarakat dalam mengobati malaria mendorong perlunya peningkatan monitoring, evaluasi, dan penguatan partisipasi lintas-sektoral dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat, keterlibatan masyarakat, keterlibatan sektor swasta, dan didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen suplai obat standar di layanan kesehatan primer. Bentuk intervensi yang tepat diperlukan untuk meningkatkan cakupan pengobatan malaria di Indonesia.
Kata Kunci: malaria, antimalaria, variasi obat, sumber obat, Indonesia
_________________________________________
Peta status kerentanan Aedes aegypti (Linn.) terhadap insektisida cypermethrin dan malathion di Jawa Tengah
The resistance map of Aedes aegypti (Linn.) to cypermethrin and malathion in Central Java
Bina Ikawati, Sunaryo, Dyah Widiastuti
The increasing prevalence of Dengue
Haemmorhaegic Fever (DHF) is spread through all districts in Indonesia. Dengue Haemorrhagic Fever Control such as vector control, focussing to break DHF transmission. Some research about Ae. aegypti resistance had been done in DHF endemic area in Central Java. Resistance status of
Ae.aegypti against insecticide programme promoted by health government in middle and low endemic DHF in Central Java was investigated in this research. Sample collected from 100 houses selected purposively in every village, at every District there were 3 villages selected. Samples consisted of egg, larvae and adult mosquitoes of Ae. aegypti, and reared to get F1. Resistance test of Ae. aegypti done by using WHO susceptibility impregnated paper test procedure. This research showed that Ae. aegypti in all research location had been resistance to malathion 0.8% with mosquitoes mortality average between 13.80%-61.67% and almost all sample is resistance to cypermethrin 0.05% with mosquitoes mortality between 10.00%-63.33% except with sample from Banjarnegara District which has mosquitoes mortality of 84.20%. The conclusion of this research is that Ae.aegypti in all research location had been resistance to malathion. Almost all location resistant to cypermethrin except
Banjarnegara District sample which has tolerance level.
Keywords: resistance, Central Java, malathion, cypermethrin
Persebaran DBD semakin meluas di semua kabupaten/kota. Pengendalian DBD terutama ditujukan untuk memutus rantai penularan, antara lain dengan pengendalian vektornya. Beberapa penelitian resistensi Aedes aegypti telah dilakukan di wilayah endemis DBD. Status resistensi Ae. aegypti terhadap insektisida yang digunakan program kesehatan di daerah endemis sedang dan rendah di Jawa Tengah merupakan hal yang akan dikaji dalam penelitian ini. Pengumpulan sampel uji dari 100 rumah per desa yang dipilih secara purposif pada tiga desa/kelurahan dengan masalah DBD pada setiap Kabupaten terpilih di Jawa Tengah. Sampel berupa larva, telur dan nyamuk dewasa yang selanjutnya dipelihara untuk memperoleh F1. Uji resistensi pada Ae. aegypti dewasa dilakukan dengan menggunakan
impregnated paper dengan mengacu pada standar
WHO. Hasil menunjukkan Ae. aegypti di lokasi penelitian telah resisten terhadap malathion 0,8% dengan kematian berkisar antara 13,80%-61,67%. Hampir semua telah resisten terhadap cypermethrin 0,05% dengan kisaran 10%-63,33%, kecuali sampel dari Kabupaten Banjarnegara masih toleran dengan kematian 84,20%. Sembilan kabupaten pada lokasi survei di Jawa Tengah telah resisten terhadap malathion, delapan kabupaten telah resisten cypermethrin, satu kabupaten yaitu Banjarnegara masih toleran terhadap cypermethrin.
Kata Kunci: resistensi, Jawa Tengah, malathion, cypermethrin
Deteksi mikrofilaria Brugia malayi pada nyamuk Mansonia spp dengan pembedahan dan metode PCR di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Dissection and PCR-based detection of Brugia malayi on Mansonia spp in Tanjung Jabung Timur District
Santoso, Yahya, Nungki Hapsari Suryaningtyas, Katarina Sri Rahayu
Filariasis is a public health problem in East Tanjung Jabung. Eventhough that mass treatment had been carried out since 2002, there were still villages with microfilaria rate >1%. This study aims to detect filarial worm larvae in the
450,133 and some of Mansonia mosquitoes were checked by PCR. The result showed that
microscopic dissection did not found stage 3 (L3) of filarial worm larvae in the mosquitoes. The results from PCR test showed the presence of B. malayi DNA in 8 samples of Ma. indiana.
Mansonia indiana is a potential vectors for Brugia malayi filariasis in East Tanjung Jabung. PCR method is more sensitive examination in detecting microfilaria compared with dissection method.
Keywords: Filariasis, Mansonia, PCR, Brugia malayi
Filariasis di Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih menjadi masalah kesehatan dan masih terjadi penularan. Kegiatan pengobatan massal telah dilakukan sejak tahun 2002, namun hingga tahun 2012 masih ditemukan adanya desa dengan Mf rate >1%. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi larva cacing filaria dalam tubuh nyamuk dengan metode pembedahan dan PCR. Nyamuk yang diperiksa adalah nyamuk Mansonia spp. Jumlah nyamuk yang diperiksa sebanyak 450 ekor, 133 ekor diantaranya diperiksa secara PCR. Hasil pembedahan secara mikroskopis tidak ditemukan adanya larva cacing filaria stadium 3 (L3) dalam tubuh nyamuk.Ditemukan adanya DNA
mikrofilaria B. malayi hasil pemeriksaan secara PCR pada 8 sampel nyamuk Ma. indiana. Nyamuk Ma. indiana berpotensi sebagai vektor filariasis B.
malayi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Metode pemeriksaan secara PCR lebih sensitif dalam mendeteksi mikrofilaria dibandingkan dengan pembedahan.
Kata kunci: Filariasis, Mansonia, PCR, Brugia malayi
EDITORIAL
Salam Cinta Sehat!
Pertama, kami segenap Redaksi ASPIRATOR: Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya bapak Prof. Dr. Damar Tri Boewono, MS. Semoga beliau ditempatkan pada tempat yang sebaik-baiknya dan segala kebaikannya diterima oleh Tuhan YME. Atas keterlibatannya beliau sebagai Mitra Bestari, Jurnal ini telah mendapatkan predikat sebagai jurnal terakreditasi.
ASPIRATOR: Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor pada Volume 7 Nomor 1 tahun 2015 menerbitkan lima artikel terkait dengan penyakit filariasis, malaria, dan demam berdarah dengue (DBD). Terbitan Juni 2015 ini diawali dengan artikel penelitian Dyah Widiastuti dkk. tentang aktivitas enzim monooksigenase pada nyamuk Aedes aegypti. Peningkatan aktivitas enzim ini diketahui erat kaitannya dengan resistensi Ae. aegypti terhadap insektisida sintetik piretroid. Sementara, tulisan Bina Ikawati dan tim menggambarkan daerah-daerah di Jawa Tengah yang telah resisten terhadap insektisida cypermethrin dan malathion.
Sementara, Paisal beserta timnya mengungkapkan variasi serotipe virus Dengue yang ditemukan di Provinsi Aceh. Semua serotipe berhasil ditemukan di Provinsi yang berada di paling barat Indonesia ini. Variasi penggunaan obat dan sumber obat anti-malaria di tingkat rumah tangga diulas oleh oleh Mara Ipa dan Pandji Wibawa Dhewantara. Tulisan yang merupakan analisis lanjut data Riset Kesehatan Dasar 2013 ini mengungkapkan bahwa masih adanya rezim obat anti-malaria yang telah dinyatakan resisten terhadap Plasmodium yang beredar dan digunakan oleh masyarakat. Pada akhir edisi ini, diuraikan tentang deteksi mikrofilaria Brugia malayi pada nyamuk Mansonia spp dengan pembedahan dan PCR.
Semoga tulisan-tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang penyakit tular vektor. Bentuk intervensi yang efektif dan efisien diharapkan dapat lahir dari kajian-kajian bebasis bukti dan ilmiah.
Akhir kata, kami selaku redaksi ASPIRATOR mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh tim, penulis, mitra bestari, serta pihak-pihak yang mendukung dan membantu terbitnya ASPIRATOR: Jurnal Penelitian Penyakit Tular Vektor Volume 7 Nomor 1 Tahun 2015 ini.
Salam,