• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Global Governance dalam Mengatasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Global Governance dalam Mengatasi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

“ Peran Global Governance dalam Mengatasi Isu “TERORISME”

Studi Kasus ISIS di Irak dan Suriah

Ahmad Baidawi ( baidawi_684@yahoo.com ) Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

This paper was held to find and explain about The Global Governance Role in

addressing the issue of "TERRORISM" Case Study of ISIS in Iraq and Syria.

To Analyze and explain that. first, writer want to explain what is the Global

Governance and when Global Governance has entered intellectual debates in

the International relations. Second,writer want to explain the efforts has been

conducted by global governance on ISIS. Third, Writer want to explain the

History of the appearance of ISIS and Activities of them. Fourth,Writer want

to explain the Actors of Global Governance (NGOs and IGOs) and than

Actors behind of ISIS. The finding of this research show that there are many

Actors behind global governance in addressing the issue of "TERRORISM"

Case Study of ISIS in Iraq and Syria and many actors behind of ISIS and the

last this research show us how the All state In UN occupation to Solve this

issue.

Key Words

: Global Governance, Terrorism, ISIS, NGOs, IGOs.

Pendahuluan

*)Ahmad Baidawi adalah Mahasiswa Magister Pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas

(2)

Perdebatan intelektual tentang konsep Global Governance berkembang dalam studi hubungan internasional pada awal tahun 1990an (Thomas Weiss: 2000). Melalui Governance without Government (1992), Rosenau dan Czempiel berhasil menarik perhatian para ilmuan hubungan internasional terhadap konsep tersebut.

Istilah ‘global governance’ sebenarnya masih memiliki definisi yang belum jelas termasuk mengenai scope meskipun istilah ini sudah banyak digunakan di kalangan akademik dan studi kebijakan. Rujukannya adalah terhadap lembaga internasional resmi, norma-norma dan ide-ide internasional, bisnis internasional, dan juga kejahatan internasional. Dapat dikatakan bahwa terminologi ini mencakup segala hal. Pendefinisian global governance diletakkan pada konsepsi yang luas sebagai konsep yang dapat dipahami dalam konteks negara-bangsa berupa: ‘global governance adalah pemerintahan tanpa adanya hak kewenangan atas kedaulatan yang hubungannya melewati batas-batas nasional. Jadi, global governance seolah-olah dipahami sebagai bentuk fungsi-fungsi internasional atas apa yang dikerjakan negara-negara secara nasional.

(3)

aturan pada semua tingkatan aktivitas manusia, di mana pencapaian tujuan dilakukan melalui kontrol yang juga memiliki dampak lintas batas negara. Aturan diartikan sebagai kontrol, di mana pengendali atau kontroler akan berusaha untuk mengubah perilaku aktor-aktor lainnya. Jadi global governance adalah aktivitas yang disengaja untuk mengontrol atau mempengaruhi seseorang baik pada arena yang diduduki oleh negara-negara ataupun yang terjadi pada tingkatan lain, di mana proyek itu berpengaruh. Rosenau (dalam Dingwerth and Pattberg, 2006:190) juga mengatakan bahwa global governance tidak hanya meliputi organisasi atau institusi internasional saja, melainkan juga seluruh sistem mulai dari ruang lingkup terkecil hingga pada organisasi internasional yang melakukan aktivitas manusia untuk pencapaian hasil di lingkup transnasional.

(4)

Dengan mendefiniskan governance sebagai aktivitas maka kita akan mengidentifikasi proses dari mempengaruhi pengambilan keputusan dan aksi yang membentuk mereka, termasuk di dalamnya adalah kekuatan, diplomasi dan politik antar negara, aliansi dan koalisi negara, kelompok penekan internasional dari aktor NGO, juga individu yang memiliki kekuatan mempengaruhi lewat ide-idenya, serta prosedur dan metode institusi yang menentukan keberhasilan mereka (Finkelstein, 1995:369). Jadi aturan adalah objek utama dalam governance, sebagai pemerintah, menjadi yang terpenting untuk dilakukan. Oleh karena itu global governance tidak hanya berfokus pada keputusannya tetapi juga pada konsekuensinya.

Global governance menjadi penting karena dijadikan sebagai arena yang memfasilitasi kerjasama lintas batas negara untuk mencapai kepentingan-kepentingan yang ada di antara para aktor yang menjalankannya (Karns & Mingst, 2004:4). Oleh karena itu di dalam global governance negara bukan lagi aktor utama. Kahler (2003:15) menuliskan bahwa globalisasi telah mengakibatkan adanya redefinisi global governance, di mana kepala dari governance itu sendiri ada dalam NGO dan korporasi multinasional yang memiliki peran besar untuk menyetir politik dan ekonomi dalam globalisasi. Globalisasi telah menambahkan aktor dan isu baru dalam agenda global sehingga dalam beberapa kasus governance structure sengaja dirancang untuk menangani isu-isu dan tujuan tertentu. Dalam proses mencapai tujuan inilah dibutuhkan aturan yang rigid di dalamnya untuk digunakan sebagai acuan dasar berperilaku sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.

(5)

lingkungan yang diangkat dalam isu-isu global semakin membuka kemungkinan masyarakat sipil memproduksi dan mereproduksi kewarganegaraan yang selama ini berada dalam batas negara menuju tingkat global seperti pada Uni Eropa (Muetzelfeldt & Smith, 2002:56).

What Is Global Governance?

(6)

Terjadinya penyerangan teroris terhadap gedung WTC di Amerika Serikat pada 11 September 2001 telah melahirkan berbagai macam oraganisasi radikal dan fundamental yang mengatasnamakan agama seperti, Al-Qaeda, Boko Haram, dan ISIS. Hal itu tentunya membuat dunia internasional menjadi lebih waspada terhadap ancaman yang menerpa negaranya baik internal maupun eksternal. Bukan hanya khawatir atas ancaman terorisme tetapi ada juga permasalahan-permasalahan lain seperti permasalahan penyakit menular, senjata pemusnah massal, ancaman disintegrasi, perubahan iklim lingkungan hingga ke permasalahan korupsi dan kemiskinan. Kenyataan ini membuat negara-negara menyadari bahwa suatu negara tidak bisa lagi mengatasi segala persoalan yang ada secara mandiri, sehingga diperlukan apa yang disebut sebagai global governance.

Pembahasan

Istilah terorisme berasal dari bahasa latin terrere, yang artinya “untuk menakuti”. Secara epistimologi Teroris adalah paham yang berpendapat bahwa pengunan cara-cara kekerasan dan menimbulkan ketakutan adalah cara yang sah untuk mencapai tujuan (Muchtar Ali:2003:59). Dengan demikian menurut Nasir Abas, bahwa teror merupakan reaksi jahat yang dipandang “lebih jahat” oleh pelaku, sehinga bukan merupakan kejahatan yang berdir sendir (interactionism) dan dapat dikelompokan kedalam kejahatan balas dendam hate crimes (Nasir Abas: 2012:1-2).

(7)

serangan-serangan teroris yang dilakukan tidak berprikemanusian dan tidak memilki justifkasi, dan oleh karena itu para pelakunya (teroris) layak mendapat pembalasan yang kejam. Akibat makna-makna negative yang dikandung oleh perkatan “teroris” dan “terorisme”, para teroris umumnya menyebut dir mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, miltant, mujahidin, dan lain-lain. Adapun makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil yang tidak terlibat dalam perang. Terorisme sendir sering tampak dengan mengatasnamakan agama.

Dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukan bahwa serangan terorisme merupakan ancaman yang sangat serius terhadap individu, masyarakat, Negara, dan masyarakat internasional. Terorisme bukanlah kejahatan biasa melainkan merupakan kejahatan luar biasa bahkan digolongkan ke dalam kejahatan terhadap kemanusian Terorisme mempunyai jaringan yang luas dan merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan nasional serta merugikan kesejahteran masyarakat, sehinga perlu dilakukan pemberantasan secara berencana dan berkesinambungan sehinga hak asasi manusia dapat dilndungi dan dijunjung tingi.

(8)

Afganistan, Jamah Islamiyah yang berbasis di Malaysia atau kelompok-kelompok radikal Yahudi seperti Haredi, Bush Emunim, Kach Kaheni di Israel, ISIS di Irak-Suriah, dan Boko Haram di Nigeria. ini adalah sekedar contoh elemen-elemen dengan spirt radikalisme agama yang cenderung mengedepankan kekerasan dan terror (Lukman Hakim:2004:19).

Apa Itu ISIS ??

ISIS ( Islamic State of Iraq and Syria ) dalam bahasa arab disebut (daulah al-islamiyah fii al-iraq wa al-sham) adalah salah satu organisasi militant jihad yang tidak diakui oleh Irak dan Suriah. Organisasi ini diproklamasikan pada tanggal 9 April 2013 dibawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Bagdhadi dengan tujuan mendirikan kekhilafahan islam di Negara syam. ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada islam dan melakukan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, memenggal kepala warga Amerika dan merampok bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap muslim syiah dan Kristen. Selama pemberontakan yang dilakukan oleh ISIS di Iraq dan Suriah telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014 (BBC:2014). Selain itu lebih dari 30.000 warga sipil di timur kota Suriah harus mengungsi.

(9)

cabang islam modern yang bertujuan untuk kembali kemasa-masa awal islam, menolak inovasi dalam agama yang mereka percaya telah korup dari semangat aslinya.

ISIS saat ini dianggap sebagai salah satu organisasi yang berbahaya ketimbang organisasi teroris lainnya seperti Al-Qaeda dan lainnya karena mempunyai ribuan personel pasukan peran, yang siap mendeklarasikan perang terhadap mereka yang dianggap bertentangan atau menentang berdirinya Negara islam. Mereka menjadi kekuatan politik baru yang siap melancarkan serangan yang jauh lebih brutal daripada al-qaedah. ISIS juga siap melancarkan perlawanan sengit terhadap Rezim yang berkuasa yang mereka anggap otoriter dan tidak mampu mengemban misi terbentuknya negara islam.

(10)

ISIS juga bisa bertahan sampai saat ini, tidak terlepas dari peralatan canggih yang mereka miliki seperti, Rudal Stinger, M198 Howitzer, Senjata DHSK, senjata anti-pesawat tembak, Rudal Scud, selain itu ISIS juga memiliki beberapa pesawat dan helikopter yang mereka dapati dari pembajakan ketika menaklukkan kota mosul, seperti helikopter Blackhawk UH-60 dan pesawat kargo (Peter Beaumont dari The Guardian), dan bahan Nuklir serta beberapa kendaraan tempur seperti Tank Militer dan Kendaraan Mobil yang digunakan untuk berperang melawan Barat dan sekutunya.

Aktor-Aktor dari Global Governance

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) merupakan organisasi sukarela yang dibentuk oleh kalangan swasta yang anggota-anggotanya adalah individu-individu atau perhimpunan-perhimpunan yang bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Karns, 2004:10). Sebagian besar LSM bersifat non-profit, namun ada juga yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan finansial. Pada saat ini, ruang lingkup LSM meliputi semua tingkat kemasyarakatan dan kepemerintahan, mulai dari komunitas lokal atau komunitas akar rumput hingga tingkat politik nasional dan internasional. Keanggotaan dan fungsi-fungsi LSM internasional sama halnya dengan keanggotaan dan fungsi-fungsi-fungsi-fungsi organisasi internasional (IGOs).

(11)

Children.Peran INGO dalam mengatasi Isu Terorisme seperti ISIS di Irak dan Suriah sangatlah besar seperti Palang merah internasional yang selalu siap membantu dalam menyediakan tempat bagi korban sipil dari perperangan antara kelompok ISIS dan Militer pemerintah

LSM dan organisasi internasional (IGOs) memiliki kesamaan dalam hal fungsi kepemerintahan, yakni: membuat dan menggerakkan jaringan global, memperoleh informasi pada kondisi-kondisi lokal, dan melakukan tekanan di dalam suatu negara dan tekanan transnasional. Dengan demikian, informasi dan keahlian teknis dalam berbagai persoalan internasional dapat diperoleh. Selama tahun 1970-an para aktivis LSM internasional mendorong masyarakat dunia untuk “berpikir global dan bertindak lokal”. Para aktivis yang berasal dari Utara dan Selatan bergabung untuk melobi pemerintah-pemerintah dan lembaga-lembaga internasional untuk memberikan prioritas yang lebih besar terhadap kaum miskin dan kaum terpinggirkan di dunia.

(12)

kepada Bank Dunia untuk membatalkan keputusan membiayai proyek pembangkit tenaga listrik di Nepal.

NGOs telah memberikan tekanan bagi semua badan-badan PBB dan pemerintah negara-negara untuk menindaklanjuti tujuan-tujuan dan komitmen-komitmen dari konferensi-konferensi global. Terhadap Protokol Kyoto, NGOs telah mendorong adanya kesepakatan yang akan menghasilkan dampak penting bagi emisi gas rumah kaca global ketimbang mendukung pendapat-pendapat yang menekankan perlunya perubahan penggunaan produk-produk kosmetika. Pada pertemuan Kyoto NGOs telah mendesak pemerintah-pemerintah negara-negara dan badan-badan multilateral untuk menghasilkan suatu deklarasi yang membentuk dasar-dasar bagi NGOs untuk terus melakukan persuasi dan advokasi atas perubahan iklim.

Rejim Internasional

Menurut Stephen D. Krasner, rejim internasional didefinisikan sebagai prinsip-prinsip, norma-norma, aturan-aturan dan prosedur-prosedur pengambilan keputusan di mana harapan-harapan aktornya terpusat pada suatu bidang persoalan yang diberikan. Pemindahan kekuasaan yang menghasilkan pemerintahan rejim dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan signifikansinya dapat beragam pada berbagai tingkat. Tipe rejim internasional terdiri dari empat tipe yaitu:

1. Norma-norma internasional otoritatif, yaitu yang mewajibkan standar-standar internasional yang diterima secara umum oleh negara-negaranya.

(13)

3. Garis pedoman internasional yaitu standar internasional yang tidak terikat walaupun secara luas dipercayakan kepada negara. Garis pedoman yang dimaksud jangkauannya mulai dari aturan-aturan yang kuat, eksplisit, dan rinci untuk mengaburkan aspirasi-aspirasi kolektif.

4. Standar nasional yang ditandai dengan ketiadaan norma-norma internasional yang substantif.

Konsep rejim internasional ini dimaksudkan untuk dapat memahami kepemerintahan yang menyangkut isu-isu seperti pengembangan senjata nuklir, perburuan ikan paus, polusi udara lintas batas Eropa, bantuan bahan pangan, perdagangan, telekomunikasi, dan transportasi di mana prinsip-prinsip, norma-norma, aturan-aturan, dan prosedur pembuatan keputusan saling berhubungan satu dengan yang lain. Karakteristik utama dari rejim internasional adalah hubungannya dengan bidang isu tertentu dan hubungan di antara unsur-unsur utamanya (Karns, 2004:12).

Beberapa Kecaman dari Aktor INGO dan IGO Terhadap ISIS

(14)

Tomasi, menyatakan dukungan yang langka terhadap aksi militer Amerika Serikat di Irak. Kebijakan kepausan selama ini adalah mendorong penyelesaian konflik secara damai. "Aksi militer (kali ini) mungkin diperlukan," ujar Tomasi. (Kompas, Opini: 24-08-2014).

Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bereaksi keras atas pemenggalan

wartawan Amerika Serikat, James Foley, sebagaimana video yang diunggah oleh anggota Negara

Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada Selasa (19/8/2014). Perancis berkeinginan anggota Dewan

Keamanan PBB dan negara di kawasan Timur Tengah berkoordinasi menyikapi ISIS. Presiden

Perancis, Francois Hollande, menyerukan dimulainya konferensi internasional untuk membahas

cara mengatasi ISIS. Menteri Luar Negeri Irak Hoshiyar Zebari mendesak kalangan internasional

mendukung negaranya melawan ISIS. Adapun Jerman dan Italia mengatakan siap mengirim senjata

untuk memperkuat militer Irak melawan ISIS. Jerman bersedia mengirimkan senjata ke daerah

konflik tersebut, dan hal itu merupakan kejadian pertama setelah Perang Dunia II. Selama ini

Jerman cenderung menghindari keterlibatan langsung dalam konflik militer setelah Perang Dunia II.

Selain Negara-Negara Eropa, Negara-Negara Timur Tengah Juga ikut mengejam atas kekejaman yang dilakukan oleh ISIS terhadap warga sipil yang menjadi korban perang, adapun bentuk ancaman yang dilakukan oleh Negara-negara timur tengah seperti Menjaga wilayah perbatasan dengan Militer yang banyak, selain itu juga Negara-negara timur tengah bekerjasama dengan Negara-negara eropa dalam penyerangan terhadap ISIS. Selain itu juga Beberapa Negara Asean Mengutuk atak kekerasan yang dilakukan oleh ISIS seperti :

Indonesia, Jepang, Malaysya, China, Korea Selatan dll.

DAFTAR PUSTAKA

(15)

Hardiman, F. Budi. 2003. Terorisme Dalam Perdebatan Global. Imparsial Koalisi untuk Keselamatan Sipil. Jakarta.

James N. Rosenau and Ernst-Otto Czempiel, Governance Without Government: Order and Change in World Politics (Cambridge: Cambridge University Press, 1992).

Karns, Margaret P. and Mingst, Karen A. 2004. International Organizations: the Politics and Processes of Global Governance. London: Lynne Rienner.

Luqman Hakim, Terorisme Indonesia, Forum Studi Islam, Surakarta :Surakarta (FSIS),

204.

Thomas G. Weiss, “Governance, Good Governance and Global Governance: Conceptual and Actual Challenges,” Third World Quarterly 21, no. 5 (2000): 795.

Jurnal:

Azyumardi Azra, Prof. DR, Islam Politk Radikal di Indonesia : Akar Ideologi Terorisme, Makalah disampaikan pada Diskusi Kajian tentang Terorisme di Ditjenstrahan Kemhan tangal 16 Januari 2012. 14-15.

Lawrence S. Finkelstein, “What Is Global Governance?” Global Governance 1, no. 3 (1995): 368.

Mulyana W. Kusumah, “Terorisme dalam Perspektif Politk dan Hukum,” Jurnal Kriminologi Indonesia FISIP UI, vol 2 no I, Desember :202. 2.

Nasir Abas, Kajian tentang Terorisme, Makalah disampaikan pada Diskusi Kajian tantang Terorisme di Ditjenstarahan Kemhan tangal 16 Januari 2012. 1.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian tampak dengan jelas bahwa dalam konteks Indonesia hukum Islam mengalami perkembangan dari produk pemikiran yang tidak hanya didominasi oleh fikih,

Konten agama yang sehat dan mendidik juga dimaknai para pngelola lembaga penyiaran sebagai implementasi idealisme media dalam membangun masyarakat yang lebih

Di bawah ini adalah beberapa, daftar aktifitas di wilayah wilayah dan kategorial sangat banyak dan beragam, dan dinamis: · MISA KKI: Setiap bulannya tidak kurang ada 10

Lampiran 7 : Data Penelitian Analisis Tapis ( Sieve Analysis ) Tanah Pasir SIEVE ANALYSIS.. Soil sample :Pasir coklat kekuning-kuningan

Jabatan Struktural dalam Gereja Protestan Maluku ditandai dengan adanya kedudukan sebagai pemimpin satu badan dan atau unit kelembagaan tertentu pada Pola Organisasi GPM

pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan. I nformasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat,.. komponen yang diganti, dan kinerja peralatan. Dari data. yang dicatat

Penyelenggaraan tindakan karantina kesehatan saat ini dilakukan terhadap alat angkut, orang, dan barang di pintu masuk, yaitu pelabuhan dan bandar udara, yang

Publikasi Profil Kecamatan Palu Selatan 2014 merupakan terbitan yang memuat berbagai informasi tentang kondisi geografis, pemerintah kependudukan, social budaya,