• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengatar sosiologi program Ilmu sosiologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pengatar sosiologi program Ilmu sosiologi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Ilmu Sosiologi

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial

Dosen Pengampu : Dra. Henny Dewi Koeswanti M.pd

Kelompok 2

1. Rachmad Septiawan

172014003

2. Eric Cantona

172014007

3. Jofri Boimau

172014011

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(2)

KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji serta syukur Kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang telah memberikan anugerah dan karunia-Nya kepada kita, sehingga masih diberikan Rezeki, kesehatan, kekuatan, dan kemampuan untuk terus belajar dan berkarya, yang semoga dapat bermanfaat bagi kemajuan bangsa.

Makalah ‘Ilmu Sosiologi” ini kami harapkan dapat memberikan wawasan kepada kita semua tentang konsep-konsep sosiologi, teori-teori sosiologi, sejarah perkembangan sosiologi, hubungan dengan ilmu sosial lainya serta manfaat sosiologi .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikanya makalah ini.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... 1

Daftar Isi……... 2

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah………. 3

B. Rumusan Masalah……….……….…….… 3

C. Tujuan………. 3

BAB II Pembahasan A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi... 4

B. Konsep-konsep Sosiologi………... 5

C. Sejarah Perkembangan Sosiologi………... 6

D. Teori-Teori Sosiologi………... 7

E. Hubungan Sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainya... 10

F. Manfaat Sosiologi………... 12

G. Metode penelitian Sosiologi……….……….. 13

BAB III Kesimpulan….………... 15

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seseorang yang mempelajari sosiologi untuk pertama kalinya, sesungguhnya secara tidak sadar telah mengetahui sedikit tentang sosiologi. Selama hidupnya, dia telah menjadi anggota masyarakat dan sudah mempunyai pengalaman-pengalaman dalam hubungan sosial atau antarmasyarakat. Seperti hubungan dengan orang tua sejak lahir, bergaul dengan masyarakat luas, menyadari kebudayaan dan peradaban sekarang ini sebagai hasil perkembangan di masa silam, dan memiliki persamaan dengan orang lain merupakan pengetahuan yang bersifat sosiologis. Dalam Kehidupan Masyarakat tidak semuanya berlangsung secara lancar dan normal, sering kali terdapat gejala abnormal. contohnya sering kali terjadi konflik yang menyebabkan perpecahan dan sebagainya. Tanpa pengetahuan tentang sosiologi . masyarakat tidak akan sadar perubahan dan gejolak di dalam masyarakat. Untuk itu pemahaman dan pengetahuan tentang ilmu sosiologi sangat diperlukan oleh masyarakat terutama dalam taraf sekolah/kuliah. Oleh karena itu kami akan mengupas lebih jauh seluk-beluk tentang ilmu Sosiologi dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi? 2. Apa saja Konsep-konsep Sosiologi?

3. Bagaimana Sejarah Perkembangan Sosiologi? 4. Apa saja Teori-Teori Sosiologi?

5. Bagaimana Hubungan Sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya? 6. Apa Manfaat Sosiologi?

7. Bagaimana metodologi penelitian Sosiologi?

C. Tujuan

(5)

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi

A. Pengertian Sosiologi

Secara terminologi sosiologi berasal dari Yunani, yakni kata socius dan logis. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara atau pembicaraan. Secara harafiah istilah sosiologi adalah membicarakan, memperbincangkan teman pergaulan. Pengertian ini diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat. (Sutrisno Kutoyo dkk dalam buku Sosiologi untuk SMA Kelas 1. 2004. Hal 2)

Berikut adalah beberapa definisi sosiologi menurut Sutrisno Kutoyo dkk dalam buku Sosiologi untuk SMA Kelas 1. 2004. Hal 3 :

a) Roucek dan Warren menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok

b) Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari : 1. Hubungan dan pengaruh timbale balik antara aneka macam gejala sosial

2. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial 3. Ciri umum semua jenis gejala sosial

c) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial juga perubahan sosial

d) Prof. Dr. PJ Bouman ahli sosiologi Belanda dalam bukunya yang berjudul Sociologie Begrippen en problemen, mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antar sesame manusia (individu dengan individu) antar individu, dengan kelompok serta sifat dan perubahan-perubahan dalam

lembaga-lembaga dan ide-ide sosial. Secara singkat, Sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan manusia dalam lingkungan kelompok.

e) Hebert Spencer ahli sosiologi Inggris dalam bukunya Principles Of Society

mengemukakan bahwa sosiologi ialah penyelidikan tentang susunan-susunan dan proses-proses kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan. Spencer membagi objek sosiologi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Social Staties. Susunan-susunan yang bersifat statis, dan 2. Social Dynamic, proses-proses yang bersifat dinamis

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk didalamnya interaksi manusia dalam suatu kelompok masyarakat secara keseluruhan

B. Ruang Lingkup Sosiologi

(6)

1. Perilaku manusia selalu dilihat dalam kaitanya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki, dibagi dan ditunjang bersama. Sosiologi mempelajari perilaku manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunya seperti keluarga, suku bangsa, komunitasdan pemerintahandan berbagai organisasi sosial, agama, politik, bisnis dan sebagainya, ruang lingkup sosiologi sangat luas. Meliputi masyarakat , komunitas, keluarga, perubahan gaya hidup, struktur, mobilitas sosial, gender, interaksi sosial. Perubahan sosial. Perlawanan sosial, konflik . integrasi dan sebagainya (Veeger, 1985) 2. Sosiologi jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat. Focus

pembahasanya adalah interaksi manusia yakni pada pengaruh timbal balik di antara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap dan tindakan. (Hoult. 1969) 3. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah

ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial juga perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yakni kaidah-kaidah sosial , lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai kehidupan masyarakat.

2. Konsep Dasar dalam Sosiologi

Setiap bidang ilmu pengetahuan memerlukan konsep-konsepnya tersendiri agar dapat menciptakan dan membentuk suatu referensi atau acuan yang dijadikan sebagai alat penelitian, analisis, dan perbandingan hasil-hasil penelitiannya. Kesalahan dalam

penggunaan konsep dapat menimbulkan kerancuan dan salah pengertian.

Konsep ialah kata, atau istilah ilmiah yang menyatakan suatu ide atau pikiran umum tentang sifat-sifat suatu benda, peristiwa, gejala, atau istilah yang mengemukakan tentang hubungan antara satu gejala dan gejala lainnya. (Waluya, B. Sosiologi 1 :

Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah 2009 . Hal 138) Dari beberapa definisi sosiologi yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa istilah ilmiah atau konsep dasar yang sering digunakan dalam sosiologi, yaitu sebagai berikut.

1. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok serta lapisan sosial.

2. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan

(7)

proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahan-perubahan dalam struktur sosial.

3. Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup seluruh lapisan dalam struktur sosial dan jalinan hubungan dalam masyarakat.

4. Organisasi sosial adalah aspek kerja sama yang mendasar, yang menggerakkan tingkah laku para individu pada tujuan sosial dan ekonomi tertentu.

5. Institusi sosial adalah suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-norma saling berkaitan dan telah disusun guna memuaskan suatu kehendak atau fungsi sosial.

3. Sejarah Perkembangan Sosiologi

Menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi. 2009. Hal 6, perkembangan Sosiologi adalah sebagai berikut :

Banyak Ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Pendapat itu kemudian

ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, ibnu Sina dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai mahluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M) turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, cirri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia

Perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sepanjang abad ke-18 M. dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi amerika, revolusi industri dan revolusi perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia, para ilmuwan tergugah mereka mulai menyadari pentingnya menganalisa perubahan dalam masyarakat

(8)

Istilah “Sociology” pertama kali dicetuskan oleh August Comte yang kemudian beliau disebut sebagai “Bapak Sosiologi” dia berpendapat bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi sistematis, bukan pada kekuasaan atau spekulasi. Comte sangat menekankan makna ilmiah dari sosiologi, bahkan lahirnya disiplin ilmu tersebut terikat pada metode pengamatan yang dipakai oleh ilmu-ilmu alam untuk mempelajari gejala alam.

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua amerika , tepatnya di amerika utara. Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke amerika utara. Gejala ini berakibat pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-kota industry baru,

bertambahnya kriminalitas dan lain-lain. Konskuensi gejolak sosial itu adalah perubahan masyarakat pun tak terelakan.

Perubahan menggugah para ilmuwan sosial untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala Eropa tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu . maka lahirlah sosiologi modern yang lebih menekankan pendekatan empiris yaitu perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul.

Perkembangan Sosiologi di Indonesia

Ditandai dengan ciri-ciri bahwa mulanya sosiologi hanya dianggap sebagai ilmu pembantu belaka, dengan timbulnya perguruan-perguruan tinggi dan kesadaran bahwa sosiologi sangat penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang ini, maka sosiologi menempati tempat yang penting dalam daftar kuliah beberapa

perguruan tinggi.

4. Teori-Teori Sosiologi

Menurut Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi suatu Pengantar. 1990. Hal 31. Teori-teori sosiologi adalah sebagai berikut

Plato (429-347 SM)

Seorang Filosof Romawi. Plato bermaksud merumuskan suatu teori tentang bentuk negara yang dicita-citakan, yang organisasinya didasarkan pada

(9)

lembaga-lembaga di dalam masyarakat, maka Plato berhasil menunjukkan hubungan fungsional antara lembaga-lembaga tersebut yang pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh. Dengan demikian maka Plato berhasil

merumuskan suatu teori organis tentang masyarakat, yang mencakup bidangbidang kehidupan ekonomis dan sosial. Suatu unsur yang menyebabkan masyarakat berdinamika adalah adanya sistem hukum yang identik dengan moral, oleh karena didasarkan pada keadilan.

Aristoteles (384-322 SM)

Di dalam bukunya Politics, Aristoteles mengadakan suatu analisis

mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Pengertian politik digunakannya dalam arti luas mencakup juga berbagai masalah ekonomi dan sosial. Sebagaimana halnya dengan Plato, perhatian aristoteles terhadap biologi telah menyebabkannya mengadakan suatu analogi antara masyarakat dengan organismebiologis manusia. Disamping itu Aristoteles menggarisbawahi kenyataan bahwa basis masyarakat adalah moral (etika dalam arti sempit)

Ibnu Khaldun (1332-1406)

Seorang ahli filsafat Arab. Mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan kejadian-kejadian sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah. Prinsip-prinsip yang sama akan dapat dijumpai, bila ingin mengadakan analisis terhadap timbul dan tenggelamnya negara-negara. Gejala-gejala yang sama akan terlihat pada kehidupan masyarakat-masyarakat pengembara, dengan segala kekuatan dan kelemahankelemahannya. Faktor yang menyebabkan bersatunya manusia di dalam suku-suku clan, negara, dan sebagainya, adalah rasa solidaritas. Faktor itulah yang menyebabkan adanya ikatan dan usaha-usaha atau kegiatan-kegiatan bersama antara manusia.

Zaman Reanissance (1200-1600)

Thomas More dan Campanella. Sangat terpengaruh oleh gagasan-gagasan terhadap adanya masyarakat yang ideal. N. Machiavelli (bukunya Il Principe) Menganalisis bagaimana mempertahankan kekuasaan. Untuk pertamakalinya politik dipisahkan dari moral, sehingga terjadi suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Pengaruh ajaran Machiavelli antara lain, suatu ajaran, bahwa teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian mekanisme pemerintahan.

Hobbes (1588-1679)

(10)

mempunyai wewenang, pihak mana akan dapat memeliharaketenteraman. Supaya keadaan damai tadi terpelihara, maka orang-orang harus sepenuhnya mematuhi pihak yang mempunyai wewenang tadi. Dalam keadaan demikianlah masyarakat dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

John Locke (1632-1704)

Manusia pada dasarnya mempunyai hak-hak asasi yang berupa hak untuk hidup, kebebasan dan hak atas harta benda. Kontrak antara warga masyarakat dengan pihak yang mempunyai wewenang sifatnya atas dasar faktor pamrih. Bila pihak yang mempunyai wewenang tadi gagal untuk memenuhi syarat-syarat kontrak, maka warga-warga masyarakat berhak untuk memilih pihak lain.

J.J. Rousseau (1712-1778)

Kontrak antara pemerintah dengan yang diperintah, menyebabkan tumbuhnya kolektivitas yang mempunyai keinginan-keinginan sendiri, yaitu keinginan umum. Keinginan umum tadi berbeda dengan keinginan masingmasing individu.

Saint Simon (1760-1825)

Manusia hendaknya dipejalajari dalam kehidupan berkelompok. Dalam bukunya Memoirs sur la Science de I’home, dia menyatakan bahwa ilmu politik merupakan suatu ilmu positif. Artinya, masalah-masalah dalam ilmu politik hendaknya

dianalisis dengan metode metode yang lazim dipakai terhadap gejala-gejala lain. Dia memikirkan sejarah sebagai suatu fisika sosial. Fisiologi sangat mempengaruhi ajaran-ajarannya mengenai masyarakat. Masyarakat bukanlah semata-mata

merupakan suatu kumpulan dari orang-orang belaka yang tindakan-tindakannya tidak mempunyai sebab, kecuali kemauan masing-masing. Kumpulan tersebut hidup karena didorong oleh organorgani tertentu yang menggerakan manusia untuk melakukan fungsi-fungsi tersebut.

Auguste Comte (1798-1853)

Auguste Comte yang pertama kali mempergunakan istilah “sosiologi” adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Menurut comte ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembagan dari tahap selanjutnya.

Tahap pertama dinamakan tahap teologis atau fiktif, suatu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-gejala di sekelilingnya secara teologis yaiutu dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa atau tuhan yang maha kuasa. Penafsiran ini penting bagi manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang memusuhinya dan untuk melindungi dirinya dari faktor-faktor yang tidak terduga timbulnya

(11)

terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam. Hal yang terakhir inilah yang merupakan tugas ilmu pengetahuan positif, yang merupakan tahap ketiga atau tahap terakhir dari perkembangan manusia. Sosiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum dasar dari gejala sosial, comte kemudian membedakan anatara sosiologi statis dan dinamis

1. sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar dari adanya masyarakat. Studi ini mempelajari aksi-aksi dan reaksi timbal balik dari sistem-sistem sosial

2. sosiologi dinamis merupakan teori tentang perkembangan dalam arti pembangunan. Menggambarkan cara-cara pokok perkembangan manusia terjadi

5. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Sosial Lain

Secara langsung maupun tidak langsung sosiologi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain dari berbagai segi kehidupan manusia karena sosiologi adalah ilmu yang mengkaji

masyarakat dalam teori dan prakteknya seperti sejarah-ekonomi-politik-antropologi dan psikologi sosial.Menurut Dadang Supardan dalam Buku pengantar ilmu sosial. 2008. Hal 112-115, hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainya adalah sebagai berikut. a. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi merupakan kajian untuk memperoleh baarng-barang dan jasa produksi, distribusi serta konsumsi. Suatu hubungan penting antara ekonomi dan sosiologi adalah keduanya merupakan basis sosial tentang perilaku ekonomi. Uang tidak akan mudah berpindah keluar masuk bank dengan sendirinya, uang disimpan di bank dikarenakan orang-orang yang telah membuat keputusan sosial tentang antisipasi sesuatu maupun menabung untuk kebutuhan pendidikan anak mereka. Para ahli sosiologi mengakui bahwa ekonomi dan material itu memiliki pengaruh atas minat serta motivasi kerja pada

masyarakat (Popenoe. 1983 : 7)

b. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik

ilmu Politik memusatkan perhatianya pada pemerintah dan penggunaan kekuasaan politis. Para ahli sosiologis tertarik kepada alasan orang-orang ikut serta berpolitik , bergabung dalam pergerakan politik atau mendukung isu-isu politik dan hubungan antara politik dan institusi sosial lainya

c. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah

(12)

penyelidikan historis. Contohnya membandingkan pengaruh sosial industrialisasi di Negara-negara barat dengan pengaruh industrialisasi sekarang di Negara-negara yang sedang berkembang. Acuan historis akan sering digunakan dalam menerangkan kepada banyak orang tentang peristiwa sosial sekarang ini

d. Hubungan Sosiologi dengan Psikologi

psikologi berhadapan dengan sebagian besar proses mental manusia, psikologi jelas berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian psikologi memusatkan pada pengalaman individu dibandingkan dengan sosiologi yang menekankan pada kelompok sosial. akan tetapi psikologi sosial kajianya dengan cara memahami kepribadian dan perilaku yang dipengaruhi oleh individu. Individu sosial berhubungan erat dengan sosiologi

e. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Antropologi

Antropologi adalah studi biologi manusia dan kebudayaanya dalam semua periode dan dalam semua bagian-bagian dari dunia itu. Antropologi menekankan kajian pada

masyarakat pramodern yang tidak mementingkan belajar ilmu pengetahuan dan sebagian besar tidak satu pun yang menyentuh peradapan modern. namun memasuki abad 20 para ahli antropologi memperluas bidang kajianya meliputi komunitas dan masyarakat modern, dengan demikian . berarti antropologi sudah semakin dekat dengan bidang sosiologi dalam pokok kajianya (Kapplan dan Manners, 1999: 266; Kuper, 2000: 33; Koentjaraningrat, 1990 : 243-248)

6. Manfaat Sosiologi

Menurut Menurut Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto dalam buku Dasar-Dasar Sosiologi. 2009. Hal 16. Pada dasarnya sosiologi tidak bertujuan untuk menghasilkan praktisi, produk sosiologi adalah para pemikir yang senantiasa peka dan kritis terhadap realitas sosial (Peter L Berger, 1985) sehingga sumbangan sosiologi terhadap

pengembangan masyarakat memang tidak secara langsung dapat dirasakan , tetapi bersifat mendasar. Karena sosiologi mampu menyuguhkan analisis dan evaluasi terhadap berbagai hal.

Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologilah yang paling pokok dan umum sifatnya. Sosiologi membantu sarjana ilmu politik dan usahanya memahami latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam masyarakat, menyangkut masalah perubahan dan pembaharuan , sosiologi menyumbangkan pengertian akan adanya perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat,

(13)

1. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun (dan terutama) sebagai anggota kelompok atau masyarakat.

2. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat, serta dapat melihat ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui sebelumnya.

3. Sosiologi membantu kita mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, baik antarindividu, antarkelompok, maupun antarindividu dan kelompok.

4. Sosiologi membantu mengontrol dan mengendalikan tindakan dan perilaku sosial tiap anggota masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 5. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami norma, tradisi, keyakinan,

dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain, serta memahami

perbedaan-perbedaan yang ada. Tanpa hal itu perbedaan-perbedaan-perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat.

6. Bagi kita sebagai generasi penerus bangsa, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang dewasa ini semakin kompleks, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.

7. Bagi pembangunan, sosiologi dapat dimanfaatkan guna memberikan data sosial pada tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi proses pembangunan.

7. Metode-Metode Dalam Sosiologi

Untuk mempelajari objek yang menjadi kajiannya, sosiologi memiliki cara kerja atau metode menurut Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar. 1990. Hal 48. Metode sosiologi terbagi atas dua jenis, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.

a. Metode Kualitatif

Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang matematis meskipun kejadian itu nyata dalam masyarakat. Beberapa metode yang termasuk dalam metode kualitatif adalah sebagai berikut.

1. Metode historis, yaitu analisis atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Misalnya digunakan oleh sosiolog yang akan menyelidiki akibat-akibat revolusi

(14)

mengenai masyarakat-masyarakat yang mempunyai tingkat peradapan yang berbeda atau yang sama

3. Metode studi kasus, bertujuan untuk mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Metode ini mengamati tentang suatu keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga, ataupun individu-individu. Alat-alat yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner (questionaire), daftar pertanyaan, dan teknik keterlibatan si peneliti dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diamati

(participant observer technique).

b. Metode Kuantitatif

Metode ini mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala –gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, table dan formula, yang termasuk metode kuantitatif adalah metode statistik yang bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Akhir-akhir ini dihasilkan suatu teknik yang dinamakan Sociometry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif

Di samping metode-metode tersebut, masih ada beberapa metode lain, yaitu sebagai berikut.

1. Metode deduktif, yaitu metode yang dimulai dari kaidah-kaidah yang berlaku umum untuk kemudian dipelajari dalam keadaan yang khusus. 2. Metode induktif, yaitu metode yang mempelajari suatu gejala khusus

untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih luas atau bersifat umum. 3. Metode empiris, yaitu suatu metode yang mengutamakan

keadaan-keadaan nyata di dalam masyarakat.

4. Metode rasional, yaitu suatu metode yang mengutamakan penalaran dan logika akal sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan

(15)

BAB III KESIMPULAN

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Soekarno, Soejono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV. Rajawali

Sutrisno Kutoyo Dkk. 2004. Sosiologi Untuk SMA Kelas 1. Jakarta : PT Grasindo

Supardan. Dadang, 2008. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Waluya, B. 2009. Sosiologi 1 : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

Syahrial Syarbani dan Rusdiyanto. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dosis pemberian pupuk fosfor sebagai salah satu unsur hara makro yang diperlukan tanaman jagung yang sesuai pada praktikum ini adalah 100 kg/ ha atau pada perlakuan P1. Pemberian

[r]

[r]

It was determined as a research location due to some reasons: (1) the location is accessable, (2) the research materials are available in the area; (3) The population are

The reality of events social interactions that occur within the society is characterized by two forms of interaction turns, namely social integration and social conflict,

Alhamdulillah, segala puji penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul

[r]