SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT
MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDIKASUS BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN) Yusfrizal
1,2
Universitas Potensi Utama; Jl. K.L.Yos Sudarso Km.6,5 No.3-A Medan (20241)
3
Jurusan Teknik Informatika, Universitas Potensi Utama, Medan e-mail:*[email protected]
Abstract
Decision Support System (DSS ) is a system that can assist a person in making the right decision . One example is the determination of eligibility and recipient customers of Kredit Usaha Rakyat (KUR). The method used in this study is Analytical Hierarchy Process ( AHP ). This method is widely used to solve the problem in multi criteria , in this case is determining the feasibility of KUR recipient customers. The research was conducted at Bank Syariah Mandiri branch of Medan. In determining the eligibility of customers KUR receivers, there are several criteria on which to base decisions, those are, credit status, business productivity, business conditions, warranties, and collectibility. This research resulted in a global priority customer criteria, sorted from highest to lowest, so that the banks can easily make decisions by looking at these results.
Keywords—Decision Support System,Analytical Hierarchy Process, KUR Abstrak
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang tepat. Salah satu contoh adalah penentuan kelayakan nasabah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode ini banyak digunakan untuk memecahkan masalah bersifat multi kriteria, dalam hal ini adalah penentuan kelayakan nasabah penerima KUR. Penelitian ini dilaksanakan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Dalam penentuan kelayakan nasabah penerima KUR, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan, dan kolektibilitas. Penelitian ini menghasilkan prioritas global kriteria nasabah, yang diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah, sehingga pihak bank dapat dengan mudah mengambil keputusan dengan melihat hasil tersebut.
Kata Kunci—Sistem Pendukung Keputusan,Analytical Hierarchy Process, KUR PENDAHULUAN
Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah salah satu bank yang dipercaya pemerintah untuk menyalurkan fasilitas KUR kepada masyarakat. Semakin tingginya minat masyarakat untuk mendapatkan KUR, membuat pihak bank mengalami kesulitan dalam menentukan siapa yang layak menerima KUR atau tidak. Selain itu, proses penentuan siapa yang layak menerima KUR saat ini masih dilakukan secara manual, sehingga kurang efisien dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk merancang suatu sistem yang dapat membantu pihak bank dalam menentukan siapa yang layak menerima KUR, sehingga dapat lebih efisien dalam pelaksanaannya.
prioritas global dari yang tertinggi hingga terendah dari calon nasabah tersebut, sehingga akan memudahkan dan membantu pihak bank dalam mengambil keputusan.[1]
METODE PENELITIAN Analisis Sistem Berjalan
Banyak kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan pada permasalahan KUR tersebut. Salah satunya adalah model penilaian yang bersifat kuantitatif. Salah satu metode perhitungan kuantitatif tersebut adalah metodeAnalytical Hierarchy Process(AHP). Metode AHP merupakan metode yang tepat digunakan untuk permasalah KUR tersebut karena bersifat kompleks dan multi kriteria. AHP umumnya digunakan sebagai salah satu metode pengambilan keputusan pemecahan suatu masalah multi kriteria dengan bantuan aplikasiexpert choice.[2]
Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menerima KUR semata mata tidak hanya terletak pada dasar-dasar yang objektif, manun subjektifitas pada tiap nasabah juga diperlukan. Hal-hal yang menyangkut sosial masyarakat, sikap dan tingkah laku yang baik juga turut menjadi andil dalam mengambil keputusan siapa yang layak atau tidak menerima KUR tersebut. Untuk itulah digunakan metode AHP yang dapat merepresentasikan persepsi masusia sebagai masukan dalam pengambilan keputusan.[1]
Dari berbagai analisis tersebut, maka penulis akan merancang sebuah sistem yang dapat memberikan suatu urutan prioritas nasabah yang layak menerima KUR berdasarkan masukan dari manajer dengan menggunakan metode AHP. Diharapkan, dengan adanya urutan prioritas nasabah tersebut, seorang manajer dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan siapa yang dapat menerima KUR dan siapa yang tidak.
Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhan–kebutuhan yang dimaksud antara lain :
a. Kebutuhan Data Masukan, yaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah/diproses. Data-data tersebut antara lain berupa nilai matriks perbandingan baik antar kriteria maupun antar nasabah untuk tiap kriteria.
b. Kebutuhan Data Keluaran, adalah semua keluaran yang berupa informasi yang dihasilkan dari sistem pendukung keputusan kelayakan nasabah. Informasi atau keluaran dari system yang dibangun adalah informasi mengenai alternatif terpilih dari sejumlah alternatif dari hasil penyeleksian dengan memberikan urutan perangkingan dari tertinggi hingga terendah. Data keluaran dari sistem ini adalah urutan prioritas nasabah yang layak menerima KUR dari yang tertinggi hingga terendah beserta tingkat persentasinya.
Metode Ahp
Menurut (Bourgeois, 2005), pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Analitycal Hierarchy Process (AHP) umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multi kriteria.[3]
Menurut (Mulyono, 1996) bahwa penentuan prioritas inilah yang merupakan bagian penting dari penggunaan metode AHP. Selanjutnya Mulyono menjelaskan bahwa pada dasarnya metode AHP merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini digunakan untuk menemukan suatu skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan - perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relative.[4]
subkriteria, dan seterusnya hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis [5]. Struktur hirarki digambarkan seperti Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Struktur Hirarki AHP
Terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode AHP adalah :[6]
a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.
b. Menentukan prioritas elemen
c. Mensintesis, pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas.
d. Mengukur konsistensi, dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada, karena tidak diinginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah.
e. Menghitung Consistency Index (CI) dan menghitung Consistency Ratio (CR
f. Memeriksa konsistensi hirarki, jika nilainya > 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Jika rasio konsistensi (CI / CR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP
Urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Menentukan jenis-jenis kriteria calon penerima KUR. Kriteria-kriteria yang dibutuhkan calon
penerima KUR adalah status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, jaminan dan kolektibilitas.
b. Menyusun kriteria-kriteria calon penerima KUR dalam matriks berpasangan seperti tabel 2. Adapun Nilai IR ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Indeks Random
Ukuran Matriks Nilai IR Ukuran Matriks Nilai IR
1 0,00 7 1,32
2 0,00 8 1,41
3 0,58 9 1,45
4 0,90 10 1,49
5 1,12 11 1,51
Tabel 2. Matriks Berpasangan untuk Kriteria Calon Penerima KUR
Kriteria Status Kredit Produktivitas Usaha
Kondisi
Usaha Jaminan Kolektibilitas Status Kredit
Produktivitas Usaha Kondisi
Usaha Jaminan Kolektibilitas
Jumlah
Cara pengisian elemen-elemen matriks pada Tabel 2, adalah sebagai berikut:  Elemen a[i,j] = 1, dimana i = 1,2,3,...n. Untuk penelitian ini, n = 5.  Elemen matriks segitiga atas sebagai input.
 Elemen matriks segitiga bawah mempunyai rumus : c. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 2.
d. Menentukan nilai elemen kolom kriteria dengan rumus tiap-tiap sel pada Tabel 2 dibagi dengan masing-masing jumlah kolom pada langkah c.
e. Menentukan prioritas kriteria pada masing-masing baris pada Tabel 2 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak kriteria.
f. Memasukkan data-data nama calon penerima KUR dalam bentuk matriks berpasangan seperti tabel 3.
Tabel 3. Matriks Berpasangan Calon Penerima KUR
Kriteria Murni Gani Aris Henny Anggi
Murni Gani
Aris Henny Anggi Jumlah
g. Menjumlah setiap kolom pada Tabel 3.
i. Menentukan prioritas nasabah pada masing-masing baris pada Tabel 3 dengan rumus jumlah baris dibagi dengan banyak calon nasabah (dalam penelitian ini ada 5).
j. Menguji konsistensi matriks berpasangan
Jumlah baris hasil perkalian inputan kriteria dengan prioritas kriteria.
k. Menghitung λ maksimum, CI dan CR.
l. Menghitung nilai prioritas global
Prioritas tujuan : Perkalian nilai prioritas nasabah per kriteria dengan prioritas kriteria
Prioritas Global: Hasil penjumlahan baris nilai prioritas tujuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut akan dibahas tentang masukan data yang sebenarnya, proses perhitungan dan keluaran yang diharapkan pada penelitian ini. Masukan sistem ini adalah nilai matriks kriteria dan nilai matriks nasabah untuk tiap kriteria.
Nilai Matriks Kriteria
Menyusun kriteria-kriteria calon nasabah KUR pada matriks berpasangan.
Tabel 4. Masukan Nilai Perbandingan Kriteria Nasabah KUR
Kriteria Status Kredit
Produktivitas Usaha
Kondisi
Usaha Jaminan Kolektibilitas
Status Kredit 1 3 5 5 7
Produktivitas Usaha 0.3333 1 2 3 5
Kondisi Usaha 0.2 0.5 1 3 5
Jaminan 0.2 0.3333 0.3333 1 3
Kolektibilitas 0.1428 0.2 0.2 0.3333 1
Tabel 5. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Kriteria Nasabah KUR Status Kredit 0.5330 0.5960 0.5859 0.4054 0.3333 2.4536 Produktivitas
Usaha 0.1776 0.1987 0.2344 0.2432 0.2381 1.0920 Kondisi Usaha 0.1066 0.0993 0.1172 0.2432 0.2381 0.8044 Jaminan 0.1066 0.0662 0.0390 0.0811 0.1428 0.4357 Kolektibilitas 0.0761 0.0397 0.0234 0.0270 0.0476 0.2138
Tabel 6. Nilai Prioritas Kriteria
Kriteria Prioritas Kriteria
Kriteria status kredit adalah kriteria paling penting dalam kasus ini, karena memiliki nilai prioritas paling tinggi dibandingkan kriteria produktivitas usaha, kriteria kondisi usaha, kriteria jaminan, dan kriteria kolektibilitas.
Langkah selanjutnya adalah nilai matriks pada kolom masukan pada tabel 4 dikalikan dengan prioritas kriteria pada tabel 6.
Tabel 7. Nilai Masukan Matriks kriteria Dikali Nilai Prioritas Kriteria
Kriteria Status Status Kredit 0.4907 0.6552 0.8045 0.4355 0.2996 2.6855 Produktivitas
Usaha 0.1635 0.2184 0.3218 0.2613 0.2140 1.1790 Kondisi
Usaha 0.0981 0.1092 0.1609 0.2613 0.2140 0.8435 Jaminan 0.0981 0.0728 0.0536 0.0871 0.1284 0.4400 Kolektibilitas 0.0701 0.0437 0.0322 0.0290 0.0428 0.2178
Kemudian, jumlah baris yang dihasilkan pada tabel 6 di atas dibagi dengan nilai prioritas masing-masing kriteria pada tabel 5.
Tabel 8. Nilai Prioritas Kriteria
Selanjutnya masukkan data yang sudah dicari sebelumnya pada rumus tersebut. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Nilai Matriks Nasabah per Kriteria
Ada 5 kriteria yang mendasari pengambilan keputusan pada calon penerima KUR, dan kelima-limanya harus dibandingkan dengan tiap nasabah dalam matriks berpasangan.
a) Status Kredit
Proses pencarian nilai konsistensi nasabah tiap kriteria sama dengan proses pencarian nilai konsistensi kriteria pada langkah di atas, yakni memasukkan nilai perbandingan ke dalam matriks.
Tabel 9. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah Tiap Kriteria
Kriteria Murni Gani Aris Henny Anggi
Murni 1 1 1 1 1
Tabel 10. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah Tiap Kriteria
Kriteria Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah Baris
Tabel 11. Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Nasabah Status Kredit
Tabel 12. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Kriteria
Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah
Tabel 13. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 12 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR). CI =(λmax-n) / (n-1) = (5-5) / (5-1) = (0) / 4 = 0
CR = CI / RI = 0 / 1.12 = 0 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE ) b) Produktivitas Usaha
Masukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria produktivitas usaha pada matriks berpasangan. Rumus yang digunakan sama seperti rumus pada status kredit.
Tabel 14. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah Tiap Kriteria
Produktivitas Usaha Murni Gani Aris Henny Anggi
Murni 1 4 3 3 2
Gani 0.25 1 3 3 2
Aris 0.3333 0.3333 1 2 0.3333
Henny 0.3333 0.3333 0.5 1 0.3333
Anggi 0.5 0.5 3 3 1
Jumlah 2.4166 6.1666 10.5 12 5.6666
Tabel 15. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah Tiap Kriteria
Kriteria Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah Baris
Produktivitas Usaha
0.4138 0.6486 0.2857 0.25 0.3529 1.9510 0.1034 0.1622 0.2857 0.25 0.3529 1.1542 0.1379 0.0540 0.0952 0.1667 0.0588 0.5126 0.1379 0.0540 0.0476 0.0833 0.0588 0.3816 0.2069 0.0811 0.2857 0.25 0.1765 1.0002
Tabel 16. Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Tabel 17. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Produktivitas Usaha
Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah
Baris Murni 0.3902 0.9232 0.3075 0.2289 0.4000 2.2498
Gani 0.0975 0.2308 0.3075 0.2289 0.4000 1.2647 Aris 0.1300 0.0769 0.1025 0.1526 0.0667 0.5287 Henny 0.1300 0.0769 0.0512 0.0763 0.0667 0.4011 Anggi 0.1951 0.1154 0.3075 0.2289 0.2000 1.0469
Tabel 18. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 17 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Nasabah Lamda (λ)
Nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR). CI =(λmax-n) / (n-1) = (5.3790-5) / (5-1) = (0.3790) / 4 = 0.0947
CR = CI / RI = 0.0947 / 1.12 = 0.0845 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE )
c) Kondisi Usaha
Masukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria kondisi usaha pada matriks berpasangan.
Tabel 19. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah Tiap Kriteria
Kondisi Usaha
Murni Gani Aris Henny Anggi
Murni 1 3 3 3 2
Gani 0.3333 1 2 2 0.3333
Aris 0.3333 0.5 1 2 0.3333
Henny 0.3333 0.5 0.5 1 0.3333
Anggi 0.5 3 3 3 1
Jumlah 2.4999 8 9.5 11 3.9999
Tabel 20. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah Tiap Kriteria
Kriteria Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah Baris
Kondisi Usaha
Tabel 21. Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Nasabah Kondisi Usaha
Murni 0.3727
Gani 0.1468
Aris 0.1132
Henny 0.0845
Anggi 0.2827
Tabel 22. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Kondisi Usaha Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah Baris Murni 0.3727 0.4404 0.3396 0.2535 0.5654 1.9716
Gani 0.1242 0.1468 0.2264 0.1690 0.0942 0.7606 Aris 0.1242 0.0734 0.1132 0.1690 0.0942 0.5740 Henny 0.1242 0.0734 0.0566 0.0845 0.0942 0.4329 Anggi 0.1863 0.4404 0.3396 0.2535 0.2827 1.5025
Tabel 23. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 22 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Nasabah Lamda (λ) Murni 5.2900
Gani 5.1812 Aris 5.0707 Henny 5.1231 Anggi 5.3148 Total 25.9798
λ Max 5.1960
Nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR). CI =(λmax-n) / (n-1) = (5.1960-5) / (5-1) = (0.1960) / 4 = 0.0490
CR = CI / RI = 0.0490 / 1.12 = 0.0437 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE ) d) Jaminan
Masukkan nilai tiap nasabah dengan kriteria kondisi usaha pada matriks berpasangan.
Tabel 24. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah Tiap Kriteria
Kondisi Usaha Murni Gani Aris Henny Anggi
Murni 1 3 5 3 3
Gani 0.3333 1 3 4 2
Aris 0.2 0.3333 1 0.3333 0.3333
Henny 0.3333 0.25 3 1 2
Anggi 0.3333 0.5 3 0.5 1
Tabel 25. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah Tiap Kriteria
Kriteria Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah Baris
Jaminan
0.4546 0.5902 0.3333 0.3396 0.3600 2.0777 0.1515 0.1967 0.2000 0.4528 0.2400 1.2410 0.0909 0.0656 0.0667 0.0377 0.0400 0.3009 0.1515 0.0492 0.2000 0.1132 0.2400 0.7539 0.1515 0.0984 0.2000 0.0566 0.1200 0.6265
Tabel 26. Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Nasabah Kondisi Usaha
Murni 0.4155
Gani 0.2482
Aris 0.0602
Henny 0.1508
Anggi 0.1253
Tabel 27. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Kondisi Usaha Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah Baris Murni 0.4155 0.7446 0.3010 0.4524 0.3759 2.2894
Gani 0.1385 0.2482 0.1806 0.6032 0.2506 1.4211 Aris 0.0831 0.0827 0.0602 0.0503 0.0418 0.3181 Henny 0.1385 0.0620 0.1806 0.1508 0.2506 0.7825 Anggi 0.1385 0.1241 0.1806 0.0754 0.1253 0.6439
Tabel 28. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 27 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Nasabah Lamda (λ) Murni 5.5100
Gani 5.7256 Aris 5.2840 Henny 5.1890 Anggi 5.1389 Total 26.8475
λ Max 5.3695
Nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR). CI =(λmax-n) / (n-1) = (5.3695-5) / (5-1) = (0.3695) / 4 = 0.0924
CR = CI / RI = 0.0825 / 1.12 = 0.0825 ( CR < 0,1 , nilai ACCEPTABLE ) e) Kolektibilitas
Tabel 29. Masukan Nilai Perbandingan Nasabah Tiap Kriteria
Kondisi Usaha Murni Gani Aris Henny Anggi
Murni 1 4 3 2 2
Gani 0.25 1 3 2 2
Aris 0.3333 0.3333 1 0.3333 0.3333
Henny 0.5 0.5 3 1 2
Anggi 0.5 0.5 3 0.5 1
Jumlah 2.5833 6.333 13 5.8333 7.3333
Tabel 30. Nilai Pembagian Jumlah Kolom Nasabah Tiap Kriteria
Kriteria Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah Baris
Jaminan
0.3871 0.6316 0.2308 0.3428 0.2727 1.8650 0.0968 0.1579 0.2308 0.3428 0.2727 1.1010 0.1290 0.0526 0.0769 0.0571 0.0454 0.3610 0.1935 0.0789 0.2308 0.1714 0.2727 0.9473 0.1935 0.0789 0.2308 0.0857 0.1364 0.7253
Tabel 31. Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Nasabah Kondisi Usaha
Tabel 32. Nilai Masukan Matriks Dikali Nilai Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
Kondisi Usaha Murni Gani Aris Henny Anggi Jumlah Baris Murni 0.3730 0.8808 0.2166 0.3790 0.2902 2.1396
Gani 0.0932 0.2202 0.2166 0.3790 0.2902 1.1992 Aris 0.1243 0.0734 0.0722 0.0632 0.0484 0.3815 Henny 0.1865 0.1101 0.2166 0.1895 0.2902 0.9929 Anggi 0.1865 0.1101 0.2166 0.0947 0.1451 0.7530
Tabel 33. Hasil Bagi Jumlah Baris Tabel 32 dengan Nilai Prioritas Nasabah
Nasabah Lamda (λ)
Nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR). CI =(λmax-n) / (n-1) = (5.3790-5) / (5-1) = (0.3790) / 4 = 0.0947
Maka didapatkan hasil nilai prioritas masing-masing nasabah tiap kriteria.
Tabel 34. Nilai Prioritas Masing-Masing Nasabah Tiap Kriteria
Nasabah
Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas
Murni 0.2 0.3902 0.3727 0.4155 0.3730
Gani 0.2 0.2308 0.1468 0.2482 0.2202
Aris 0.2 0.1025 0.1132 0.0602 0.0722
Henny 0.2 0.0763 0.0845 0.1508 0.1895
Anggi 0.2 0.2000 0.2827 0.1253 0.1451
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai prioritas masing-masing nasabah dengan nilai prioritas kriteria sehingga didapatkan prioritas tujuan masing-masing nasabah KUR dengan rumus nilai prioritas masing-masing nasabah.
Tabel 35. Nilai Prioritas Tujuan Masing-Masing Nasabah KUR
Nasabah Status Kredit Produktivitas Usaha Kondisi Usaha Jaminan Kolektibilitas
Murni 0.0981 0.0852 0.0600 0.0362 0.0160
Gani 0.0981 0.0504 0.0236 0.0216 0.0094
Aris 0.0981 0.0224 0.0182 0.0052 0.0031
Henny 0.0981 0.0167 0.0136 0.0131 0.0081
Anggi 0.0981 0.0437 0.0455 0.0109 0.0062
Langkah terakhir adalah menghitung prioritas global dengan cara menjumlahkan baris.
Tabel 36. Prioritas Global Masing-Masing Calon Nasabah KUR
Nasabah Prioritas Global
Tabel di atas menghasilkan nilai prioritas global untuk masing-masing calon nasabah penerima KUR. Nilai prioritas global adalah nilai perbandingan antara nilai prioritas kriteria dengan nilai prioritas nasabah per kriteria. Nilai tertinggi pada tabel tersebut merupakan nilai keputusan. Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP diperoleh informasi bahwa dari kelima calon nasabah yang paling layak menerima KUR adalah nasabah Marina. Hal ini dikarenakan Murni memiliki nilai prioritas global yang paling tinggi dari calon nasabah lainnya yaitu Gani, Aris, Henny, dan Anggi.
Pengujian
Berikut ini adalah beberapa tampilan pada aplikasi ini.
Gambar 2. Halaman Utama
Gambar 3. Menu Matriks Kriteria
Gambar 4. Menu Tampil Prioritas Nasabah Tiap Kriteria
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian sistem yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan di antaranya sebagai berikut:
a. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini yakni Sistem Pendukung keputusan Pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) pada Bank Syariah Mandiri (BSM) yang bersifat multikriteria.
b. Sistem Pendukung keputusan Pemberian Kredit usaha Rakyat (KUR) pada Bank Syariah Mandiri (BSM) ini dapat membantu pihak Bank dalam menentukan nasabah penerima KUR dengan mengambil nilai hasil akhir nasabah yang tertinggi.
c. Pengurutan hasil akhir sistem dari nilai tertinggi hingga terendah dan Penggunaan tampilan grafik/diagram dalam nilai keputusan akhir dapat mengefisienkan waktu pihak Bank dalam mengambil keputusan dan dapat memudahkan pihak Bank dalam membaca data nilai nasabah yang dihasilkan.
d. Sistem ini hanya menjadi alat bantu bagi pengambil keputusan, keputusan akhir tetap berada di tangan pengambil keputusan.
SARAN
Beberapa hal yang perlu dikembangkan dari penelitian ini adalah :
a. Penggabungan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan metode matematika lain dapat membuat niai-nilai pendukung keputusan yang dihasilkan lebih akurat dan terperinci. b. Pembuatan laporan dalam bentuk print out dapat memudahkan manajer dalam melihat nilai
prioritas global masing-masing penerima KUR.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Faraby Azwany, 2010, Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Usaha Rakyat Pada Bank BRI Syariah Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Skripsi, Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
[2] Lili Tanti, 2015, Metode AHP Dalam Penilaian Kinerja Sales Promotion Girls (SPG), Prosiding, Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia, ISSN : 2302-3805, STMIK AMIKOM Yogyakarta.
[3] Bourgeois. R, 2005, Analitical Hierarchy Process: an Overview UNCAPSA-UNESCAP, Bogor
[4] Mulyono, Sri, 1996, Teori Pengambilan Keputusan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta.
[5] Suryadi, K. dan Ramdhani, 1998, Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.