PENGARUH MODEL SERAT PADA BAHAN FIBERGLASS TERHADAP KEKUATAN, KETANGGUHAN, DAN KEKERASAN MATERIAL
Oleh :
WENDY TRIADJI NUGROHO *)
ABSTRAK
Fiberglass merupakan bahan yang sudah dikenal luas penggunaanya. Ia dapat dijadikan bahan alternatif pengganti plastik yang memiliki kekuatan lebih tinggi. Di bidang otomotif, fiberglass dipakai untuk berbagai asesoris maupun suku cadang.
Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan adalah studi literatur, menyiapkan alat dan bahan, melakukan pengujian tarik, ketangguhan, dan kekerasan, mencatat data dari alat ukur, melakukan analisis data, serta menarik kesimpulan.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kekuatan dan ketangguhan tertinggi miliki oleh material fiber dengan pola serat WR 400 dengan nilai 191 Newton dan 5,36 Joule. Nilai-nilai tersebut lebih tinggi dari yang dicapai oleh material plastik, yaitu 23 Newton untuk kekuatan tarik dan 0,64 Joule untuk
ketangguhannya. Hal ini membuktikan bahwa fiberglass dengan pola serat seperti WR 400 mempunyai
kekuatan dan ketangguhan yang lebih baik dari plastik.
Kata kunci : Fiberglass, uji tarik, uji ketangguhan, uji kekerasan
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fiberglass atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai kaca serat dan serat gelas merupakan kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan diameter sekitar 0,005 sampai dengan 0,01 mm. Serat ini selanjutnya dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain kemudian diresapi dengan resin sehingga menjadi material yang kuat dan tahan korosi. Fiberglass memiliki banyak kegunaan seperti dalam pembuatan perahu, mobil, tangki air, atap, perpipaan, pelapisan (coating), dan lain-lain
.
Pembuatan fiberglass tidak terlalu sulit. Bahan utamanya terdiri dari tiga bagian, yaitu serat, resin dan katalis. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kekuatan, ketangguhan, dan kekerasan material fiberglass berdasarkan variasi pola serat dengan mempertahankan komposisi resin dan katalis. Selanjutnya sifat-sifat material tersebut dibandingkan dengan sifat material plastik
yang digunakan sebagai bahan pembuat spare part
kendaraan bermotor.
2. Permasalahan
Masalah yang ingin diteliti adalah menentukan nilai kekuatan, ketangguhan dan kekerasan material fiberglass dibandingkan dengan
3. Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian adalah :
waktu pengambilan data adalah antara
bulan Desember 2104 sampai dengan April 2015
posisi material uji dianggap homogen
bahan yang dipakai dalam kasus ini
adalah fiberglass dengan pola serat WR 400, WR 200, serabut dan plastik
pengujian material hanya terbatas pada uji
tarik, uji ketangguhan, dan uji kekerasan.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah mengetahui nilai kekuatan, ketangguhan dan kekerasan tertinggi dari material fiber dengan beberapa model serat serta nilai ketangguhan material fiber dengan material plastik
METODOLOGI
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Desember 2014 sampai dengan bulan April 2015.
Sedangkan tempat penelitian adalah di
2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah fiberglass dengan pola serat WR 400, WR 200, dan serabut serta plastik. Bahan ini merupakan perpaduan dari resin, talk, dan variasi dari tiga pola serat, yaitu WR 400, WR 200, dan serabut. Adapun untuk bahan plastik, ia diperoleh melalui pengadaan langsung. Tujuannya adalah membandingkan sifat material fiber dengan sifat material plastik.
Sedangkan peralatan yang dipakai adalah
timbangan digital, strain gauge, alat uji tarik, alat uji ketangguhan, dan alat uji kekerasan.
3. Metode Pelaksanaan 3.1 Penimbangan Katalis
Penimbangan katalis yang merupakan tahan penyiapan bahan ditunjukkan oleh Gambar 1 di bawah ini.
3.2 Pemanasan Plastik
Plastik perlu dipanaskan untuk membuat fiberglass sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Pemanasan plastik ini didokumentasikan dalam Gambar 2.
3.3. Penimbangan Beban
Beban dapat ditentukan dengan presisi melalui proses penimbangan yang dinyatakan oleh
Gambar 3.
3.4 Membuat Cetakan Material Uji Tarik Untuk membuat spesimen tarik diperlukan
cetakan/pola. Cetakan/pola spesimen tarik
disajikan oleh Gambar 4 berikut ini.
Gambar 1. Menimbang katalis
Gambar 2.Pemanasan bodi plastik
DATA HASIL PENGUKURAN DAN PEMBAHASAN
Spesimen yang digunakan untuk
penelitian ini adalah fiber dengan bahan dasar resin dan katalis dengan kompposisi tertentu yang diperkuat dengan serat. Adapun serat yang digunakan ada tiga macam pola, yaitu WR 400, WR 200, dan serabut.
1. Hasil Uji Tarik
1.1.Material fiber dengan pola serat WR 400
Hasil pengujian tarik dari bahan fiber dengan pola serat WR 400, memperoleh data sebagai berikut.
Tabel1. Hasil uji tarik spesimen fiber + WR400
Dari Tabel 1 di atas apabila dibuat grafiknya akan tampak seperti Gambar 5.
Dari Gambar 5 di atas dapat kita lihat bahwa nilai kekuatan tarik (tensile strength)
Sedangkan nilai terendahnya dicapai pada
pengujian ke-3 sebesar 63 Newton.
1.2.Material fiber dengan pola serat WR 200
Hasil pengujian tarik dari bahan fiber dengan pola serat WR 200 diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil uji tarik spesimen fiber + WR200
Grafik dari Tabel 2 adalah sebagai berikut.
Nilai kekuatan tarik tertinggi untuk bahan
1 2 3 4 5
terendahnya didapat saat pengujian ke-4 sebesar 41 Newton.
1.3.Material fiber dengan pola serat Serabut
Hasil pengujian tarik dari bahan fiber dengan pola serat Serabut diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil uji tarik spesimen fiber + Serabut
Grafik dari data-data yang ada dalam Tabel 3 adalah sebagaimana dinyatakan oleh Gambar 6.
Dari Gambar 6 dapat diketahui bahwa
tensile strength tertinggi material fiber dngan pola serat serabut dicapai pada pengujian ke-4 sebesar 86 Newton, sedangkan nilai trndahnya adalah 27 Newton.
1.4.Material Plastik
Hasil pengujian tarik dari bahan Plastik diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil uji tarik spesimen Plastik
Grafik dari data-data yang ada dalam Tabel 4 adalah sebagaimana dinyatakan oleh Gambar 7.
1 2 3 4 5
Dari Gambar 7 dan Tabel 4, dapat diketahui bahwa nilai kekuatan tarik terbesar untuk material plastik terjadi saat pengujian ke-4 sebesar 23 Newton, sedangkan nilai terndahnya dicapai saat pengujian ke-1 sebesar 13 Newton.
2. Hasil Uji Ketangguhan (Impak)
2.1.Spesimen Fiber + WR 400
Spesifikasi Specimen WR 400
Resin 20 ml
Catalist 17 tetes=0,6088 gram
Membuat 5 speciment
Proses pengerasan 3 hari
Pola serat WR 400 Menggunakan 6 lapis
Tabel 5. Hasil uji ketangguhan spesimen Fiber dengan pola serat WR 400
Speciment Fiber + Pola serat WR 400 No. Energy
Dari kelima pengujian ketangguhan, energi yang dibutuhkan untuk mematahkan material WR 400 sebesar 5,36 Joule.
2.2.Spesimen Fiber + WR 200
Spesifikasi Spesimen WR 200
Membuat 5 speciment
Proses pengerasan 3 hari
Pola serat WR 200
Menggunakan 6 lapis
Tabel 6. Hasil uji ketangguhan spesimen Fiber dengan pola serat WR 200
Speciment Fiber + Pola Serat WR 200 No. Energy
Dari kelima pengujian ketangguhan, energi yang dibutuhkan untuk mematahkan material WR 200 sebesar 2,32 Joule.
2.3.Spesifikasi Spesimen Fiber + Serabut
Spesifikasi Spesimen Serabut
Resin 20 ml
Catalist 17 tetes=0,6088 gram
Membuat 5 speciment
Proses pengerasan 3 hari
Pola serat Serabut
Menggunakan 6 lapis
Tabel 7. Hasil uji ketangguhan spesimen Fiber dengan pola serat Serabut
Speciment Fiber + Pola Serat Serabut No. Energy
Dari kelima pengujian ketangguhan, energi yang dibutuhkan untuk mematahkan material Serabut sebesar 2,38 Joule.
2.4.Spesimen Plastik
Spesifikasi Speciment Bodi Plastik
Menggunakan bodi sepeda motor
Proses pembentukan spesiment
Proses pengerasan 3 hari
Tabel 8. Hasil uji ketangguhan spesimen plastik
Speciment Plastik
Dari kelima pengujian ketangguhan, energi yang dibutuhkan untuk mematahkan material Plastik sebesar 0,64 Joule.
Dari Tabel 5 hingga 8 dapat kita ketahui bahwa nilai ketangguhan tertinggi dicapai oleh material fiber dengan pola serat WR 400 sebesar 5,36 Joule.
3. Hasil Pengujian Kekerasan
Hasil pengujian kekerasan untuk material
fiberglass dengan pola serat WR 400, WR 200, maupun serabut menunjukkan hasil yang relatif sama, yaitu mendekati nol. Hal ini dikarenakan sifat dari fiberglass yang getas seperti kaca.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Material fiberglass memiliki sifat yang cukup unik. Kekuatan dan ketangguhannya bergantung pada pola serat penyusunnya.
Dari analisis dan pembahasan data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa nilai kekuatan dan ketangguhan tertinggi diperoleh oleh material fiber dengan pola serat WR 400.
Dari hasil pengujian tarik dan
ketangguhan, terbukti bahwa materrial fiber dengan tiga macam pola serat memiliki kekuatan dan ketangguhan yang lebih tinggi daripada material plastik.
2. Saran
Untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih akurat sebaiknya dilakukan:
a. Penimbangan yang lebih hati-hati
b. Pembuatan pola yang cermat sesuai
dengan standar yang disyaratkan
c. Kalibrasi alat uji yang digunakan
d. Membaca hasil pengujian dengan
hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, B. D., L. J. 1990. “Analysis and
Performance of Fibre Composites”, John Wiley Inc., New York.
Asrikin. 2011. “Karakterisasi Fatigue Dan Analisa
Mikroskpis pada Mekanisme Kegagalan
Material Komposit Fiber Glass-Epoxy untuk
Material Struktur Sudu Turbin Angin”,
Universitas Indonesia.
ASTM E8. 1986. “ Metal Test Methods and Analytical Procedures”, American Society for
Testing Materials”, Philadephia, PA.
Carli, S. A. Widyanto, Ismoyo Haryanto. 2012.
“Analisis Kekuatan Tarik dan Lentur Komposit
Serat Gelas Jenis Woven dengan Matriks Eppoxy dan Polyster Berlapis Simetri dengan
Metoda Manufaktur Hand Lay-Up”,
Universitas Diponegoro Semarang.
Modul OPKR-60-029A. 2004. “Membuat
(Fabrikasi) Komponen Fiberglass/Bahan
Komposit”, Tim Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
Mujiarto, Iman. 2005. “ Sifat dan Karakteristik
Material Plastik dan Bahan Aditif”, Staf