• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Aqidah Dan Syariat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Antara Aqidah Dan Syariat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Antara Aqidah Dan Syari'at

Rabu, 3 Nopember 2010 22:43:42 WIB

HUBUNGAN ANTARA AQIDAH DAN SYARI'AT

Oleh

Ustadz Abu Ismail Muslim Atsari

Termasuk perkara yang secara pasti telah diketahui dalam agama Islam, bahwa din (agama Islam) meliputi 'aqidah dan syari'at, ilmu dan amal. Keduanya merupakan kesatuan.

Memisahkan di antara keduanya merupakan kesesatan yang nyata.

MAKNA AQIDAH

Secara bahasa, 'aqidah berasal dari kata al ‘aqdu. Artinya: mengikat, memutuskan, menguatkan, mengokohkan, keyakinan, dan kepastian [1]. Adapun secara istilah, 'aqidah memiliki makna umum dan khusus. [2]

Makna 'aqidah secara umum adalah, keyakinan kuat yang tidak ada keraguan bagi orang yang meyakininya, baik keyakinan itu haq ataupun batil.

Sedangkan 'aqidah dengan makna khusus adalah, 'aqidah Islam, yaitu: pokok-pokok agama dan hukum-hukum yang pasti, yang berupa keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para nabi-Nya, hari akhir, serta beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk, serta perkara lainnya yang diberitakan oleh Allah di dalam al Qur`an dan oleh Rasul-Nya di dalam hadits-hadits yang shahih. Termasuk 'aqidah Islam, yaitu kewajiban-kewajiban agama dan hukum-hukumnya yang pasti. Semuanya itu wajib diyakini dengan tanpa

keraguan.

MAKNA SYARI'AT [3]

Secara bahasa, syari'at berasal dari kata asy-syar'u. Yang memiliki arti: membuat jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan. Adapun secara istilah, syari'at memiliki makna umum dan khusus.

Makna syari'at secara umum ialah, agama yang telah dibuat oleh Allah, mencakup 'aqidah (keyakinan) dan hukum-hukumnya. Sebagaimana tersebut dalam firman Allah Ta'ala:

لللو لنيِدلا اوُميِقلأ ْنلأ ۖ ٰىلسيِعلو ٰىلسوُملو لميِهالرْبِإ ِهِب النْيّصلو الملو لكْيللِإ النْيلحْولأ يِذّلالو اًحوُن ِهِب ٰىّصلو الم ِنيِدلا لنِم مُكلل لعلرلش ُبيِنُي نلم ِهْيللِإ يِدْهليلو ُءالشلي نلم ِهْيللِإ يِبلتْجلي ُ ّا ۚ ِهْيللِإ ْمُهوُعْدلت الم لنيِكِرْشُمْلا ىلللع لرُبلك ۚ ِهيِف اوُقّرلفلتلت

٤٢:١٣

(2)

Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya)". [asy-Syura/42:13].

Imam Abu Ja'far Ibnu Jarir ath-Thabari meriwayatkan dari as-Suddi tentang firman Allah Ta'ala "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh", dia berkata: "(Maksudnya) yaitu agama semuanya (yakni semua bagian-bagiannya, Pen.)".

Dari Qatadah tentang firman Allah Ta'ala "Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh", dia berkata: "Allah telah mengutus Nuh ketika Dia mengutusnya dengan syari'at, dengan menghalalkan yang halal dan

mengharamkan yang haram".[4]

Juga firmanNya:

لنوُمللْعلي لل لنيِذّلا لءالوْهلأ ْعِبّتلت لللو الهْعِبّتالف ِرْمل ْلا لنِم ٍةلعيِرلش ٰىلللع لكالنْللعلج ّمُث ٤٥:١٨

"Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari'at (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui". [al Jatsiyah/45:18].

Imam Ibnu Jarir berkata tentang ayat ini: "Allah Yang Maha Tinggi sebutanNya berkata kepada NabiNya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam,'Kemudian Kami jadikan kamu – hai Muhammad- berada di atas suatu thariqah, sunnah, minhaj (tiga kata ini artinya jalan) para rasul yang telah Kami perintahkan sebelummu'."[5]

Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini: "Yaitu, ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Rabb-mu (Penciptamu, Penguasamu), tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik".[6]

Imam asy-Syaukani dalam menjelaskan ayat ini, dia berkata:

Arti syari'at menurut bahasa Arab adalah, pendapat, agama, dan jalan yang terang. Syari'at juga berarti tempat air yang didatangi oleh para peminumnya. (Dalam bahasa Arab, jalan disebut) syari', karena ia merupakan jalan menuju tujuan. Adapun yang dimaksudkan syari'at di sini -yakni menurut istilah agama- yaitu apa yang Allah syari'atkan (buat peraturan) yang berupa agama, bentuk jama'nya adalah syaro-i'.

(3)

syari'a-syari'at-Nya untuk hamba-hamba-Nya, mereka adalah orang-orang kafir Quraisy dan yang menyetujui mereka.[7]

Dari keterangan ini, jelaslah bahwa istilah syari'at pada ayat-ayat ini mencakup semua bagian agama yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang berupa al haq (kebenaran) dan al huda (petunjuk), dalam masalah 'aqidah dan hukum-hukum.

Sedangkan makna syari'at secara khusus, yaitu peraturan yang dibuat oleh Allah yang berupa hukum-hukum, perintah-perintah, dan larangan-larangan. Hal ini seperti firman Allah Ta'ala:

اًجالهْنِملو ًةلع ْرِش ْمُكنِم النْللعلج ٍلُكِل

"Untuk tiap-tiap umat di antara kamu (maksudnya, umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan umat-umat yang sebelumnya), Kami berikan syari'at (aturan) dan jalan yang terang". [al Maidah/5:48].

Telah diketahui bahwa maksud syari'at (aturan) dalam ayat ini adalah peraturan-peraturan, bukan 'aqidah. Karena 'aqidah seluruh nabi semua sama, sedangkan peraturannya berbeda-beda sesuai dengan keadaannya.[8]

Dengan demikian kita mengetahui, bahwa syari'at memiliki makna umum dan khusus. Jika syari'at disebut sendiri, maka yang dimaksudkan adalah makna umum, yaitu agama Islam secara keseluruhan. Sebaliknya, jika syari'at disebut bersama 'aqidah, maka yang

dimaksudkan adalah makna khusus, yaitu hukum-hukum, perintah-perintah, dan larangan-larangan dalam masalah agama yang bukan 'aqidah (keyakinan).

HUBUNGAN 'AQIDAH DENGAN SYARI'AT

Istilah 'aqidah, jika disebut secara umum (sendirian), berarti menyangkut pokok-pokok dan hukum-hukum syari'at dan keharusan dalam mengamalkannya. Sebagaimana istilah syari'at jika disebut secara umum (sendirian), maka itu menyangkut perkara-perkara keimanan dan pokok-pokok serta hukum-hukum syari'at yang pasti, yaitu 'aqidah. Sebagaimana di atas telah dijelaskan dari firman Allah Ta'ala:

لكْيللِإ النْيلحْولأ يِذّلالو اًحوُن ِهِب ٰىّصلو الم ِنيِدلا لنِم مُكلل لعلرلش

"Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu". [asy-Syura/42:13]

Dengan demikian, maka 'aqidah dan syari'at merupakan kesatuan yang tidak dapat

(4)

لنوُقِداّصلا ُمُه لكِئٰللوُأ ۚ ِ ّا ِليِبلس يِف ْمِهِسُفنلألو ْمِهِلالوْملأِب اوُدلهالجلو اوُبالتْرلي ْملل ّمُث ِهِلوُسلرلو ِ ّلاِب اوُنلمآ لنيِذّلا لنوُنِمْؤُمْلا المّنِإ ٤٩:١٥

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang

(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar". [al Hujurat/49:15].

Juga fimanNya:

لنوُلّكلولتلي ْمِهِبلر ٰىلللعلو اًنالميِإ ْمُهْتلدالز ُهُتاليآ ْمِهْيلللع ْتليِلُت الذِإلو ْمُهُبوُلُق ْتللِجلو ُ ّا لرِكُذ الذِإ لنيِذّلا لنوُنِمْؤُمْلا المّنِإ ٨:٢

لنوُقِفنُي ْمُهالنْقلزلر اّمِملو لة للّصلا لنوُميِقُي لنيِذّلا ٨:٣

ٌميِرلك ٌقْزِرلو ٌةلرِفْغلملو ْمِهِبلر لدنِع ٌتالجلرلد ْمُهّل ۚ اًّقلح لنوُنِمْؤُمْلا ُمُه لكِئٰللوُأ ٨:٤

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan

memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb-nya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia". [al-Anfal/8:2-4].

Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan, bahwa iman itu terdiri dari keyakinan dan amalan.

Imam Muhammad bin Nashr al Marwazi berkata di dalam kitab ash-Shalat: "Perumpamaan iman pada amalan, adalah seperti qalbu (hati, jantung) pada badan; keduanya tidak bisa dipisahkan. Tidak ada seseorang yang memiliki badan yang hidup, namun tidak ada qalbunya. Juga tidak ada orang yang memiliki qalbu, namun tanpa badan. Keduanya

merupakan dua perkara yang berbeda, namun hukumnya satu, sedangkan maknanya berbeda. Perumpamaan keduanya juga seperti biji yang memiliki luar dan dalam, sedangkan biji itu satu. Tidak dikatakan dua, karena sifat keduanya yang berbeda. Maka demikian juga amalan-amalan Islam dari (ajaran) Islam adalah iman sebelah luar, yaitu termasuk amalan-amalan-amalan-amalan anggota badan. Sedangkan iman adalah Islam sebelah dalam, yaitu termasuk amalan-amalan hati".[9]

Oleh karena itu, memisahkan syari'at dengan 'aqidah, tidaklah dibenarkan menurut agama.

MENERAPKAN SYARI'AT

(5)

ُديِرُي المّنلأ ْمللْعالف اْوّللولت نِإلف ۖ لكْيللِإ ُ ّا لللزنلأ الم ِضْعلب نلع لكوُنِتْفلي نلأ ْمُهْرلذْحالو ْمُهلءالوْهلأ ْعِبّتلت لللو ُ ّا لللزنلأ المِب مُهلنْيلب مُكْحا ِنلألو لنوُقِسالفلل ِساّنلا لنِم اًريِثلك ّنِإلو ۗ ْمِهِبوُنُذ ِضْعلبِب مُهلبيِصُي نلأ ُ ّا

٥:٤٩

"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik". [al Maidah/5:49].

Allah Ta'ala juga telah berfirman memerintahkan manusia untuk mengikuti syari'at-Nya dan meninggalkan siapa saja yang bertentangan dengannya:

لنوُرّكلذلت الم ًليِللق لءآليِل ْولأ ِهِنوُد نِم اوُعِبّتلت لللو ْمُكِبّر نِم مُكْيللِإ للِزنُأ آلم اوُعِبّتا

"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya)". [al A'raaf/7:3].

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengikuti apa yang diturunkan dari--Nya secara khusus, dan Dia memberitahukan bahwa barangsiapa mengikuti selain-Nya, maka dia telah mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya”.[10]

KEWAJIBAN MENERAPKAN SYARI'AT ATAS SETIAP MUSLIM

Sebagian orang beranggapan bahwa menegakkan syari'at itu kewajiban penguasa, sehingga mereka selalu menuntut penguasa untuk menerapkan hukum-hukum Allah, sedangkan mereka sendiri nampak jauh dari tuntunan syari'at. Ini adalah pemahaman yang sempit, karena sesungguhnya menegakkan hukum Allah merupakan kewajiban setiap muslim, baik dia sebagai penguasa atau rakyat biasa. Setiap orang bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

اًميِلْسلت اوُمِللسُيلو لتْيلضلق اّمِم اًجلرلح ْمِهِسُفنلأ يِف ْاوُدِجلي لل ّمُث ْمُهلنْيلب لرلجلش الميِف لكوُمِكلحُي ىّتلح لنوُنِمْؤُي لل لكِبلرلو لللف

"Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman, hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya". [an Nisaa`/4:65].

(6)

putuskan adalah haq, yang wajib diterima secara lahir dan batin. Oleh karena inilah Allah berfirman "kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya", yaitu jika mereka telah menjadikanmu sebagai hakim, mereka mentaatimu di dalam batin mereka, kemudian tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka tunduk kepadanya lahir-batin, menerimanya dengan sepenuhnya, tanpa menolak dan membantah”.[11]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

ّللض ْدلقلف ُهللوُسلرلو لا ِصْعلي نلملو ْمِهِرْملأ ْنِم لةلرليِخْلا ُمُهلل لنوُكلي نلأ اًرْملأ ُهللوُسلرلو ُا ىلضلق الذِإ ٍةلنِمْؤُم لللو ٍنِمْؤُمِل لنالك الملو اًنيِبّم ًللللض

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata" [al Ahzab/33:36].

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ayat ini, (bersifat) umum dalam segala perkara. Yaitu, jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu, maka tidak ada hak bagi siapapun menyelisihinya. Dan di sini, tidak ada pilihan (yang lain) bagi siapapun, tidak ada juga pendapat dan perkataan”. [12]

Oleh karena itulah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

يِف ُةلأ ْرلمْلالو ِهِتّيِعلر ْنلع ٌلوُئْسلم لوُهلو ٍعالر ِهِلْهلأ يِف ُلُجّرلالو ِهِتّيِعلر ْنلع ٌلوُئْسلملو ٍعالر ُمالمِ ْلالف ِهِتّيِعلر ْنلع ٌلوُئْسلملو ٍعالر ْمُكّلُك ْنِم ِء للُؤله ُتْعِملسلف للالق ِهِتّيِعلر ْنلع ٌلوُئْسلم لوُهلو ٍعالر ِهِدِيلس ِلالم يِف ُمِدالخْلالو الهِتّيِعلر ْنلع ٌةللوُئْسلم ليِهلو ٌةليِعالر الهِجْولز ِتْيلب ٍعالر ْمُكّلُكلف ِهِتّيِعلر ْنلع ٌلوُئْسلملو ٍعالر ِهيِبلأ ِلالم يِف ُلُجّرلالو للالق لمّللسلو ِهْيلللع ُ ّا ىّللص ّيِبّنلا ُبِسْحلألو لمّللسلو ِهْيلللع ُ ّا ىّللص ِيِبّنلا ِهِتّيِعلر ْنلع ٌلوُئْسلم ْمُكّلُكلو

"Setiap kamu adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Maka imam adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang laki-laki (kepala rumah tangga) adalah pemimpin terhadap keluaganya, dan akan ditanya tentang

kepemimpinannya. Seorang wanita (ibu rumah tangga) adalah pemimpin di dalam rumah suaminya, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang pelayan adalah pemimpin pada harta tuannya, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya". [HR Bukhari, no. 2558, dari Ibnu 'Umar]

Dengan demikian, maka setiap orang wajib menegakkan syari'at Islam sesuai dengan kemampuannya, baik ia sebagai pejabat atau sebagai rakyat.

(7)

wajib mengikuti Islam dalam masalah 'aqidah (keyakinan), 'ibadah (ketundukan hamba kepada Penciptanya), mu'amalah (hubungan antar manusia), politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya dalam segala aspek kehidupan ini. Sehingga menerapkan syari'at Islam bukan hanya yang berkaitan dengan 'ibadah mahdhah (murni) dan urusan pribadi saja. Juga bukan hanya yang berkaitan dengan pemerintahan saja. Bahkan wajib menegakkan hukum Allah dalam seluruh aspek kehidupan, sesuai dengan kemampuan. Semua sisi syari'at Islam adalah penting. Dan yang paling penting adalah aspek 'aqidah, yaitu tauhid.

Allah Ta'ala mengecam orang-orang Yahudi yang mengimani sebagian ajaran kitab Taurat dan mengingkari sebagaian lainnya, dalam firman-Nya:

ٰىللِإ لنوّدلرُي ِةلماليِقْلا لمْوليلو ۖ اليْنّدلا ِةاليلحْلا يِف ٌي ْزِخ ّلِإ ْمُكنِم لكِل ٰلذ ُللعْفلي نلم ُءالزلج الملف ۚ ٍضْعلبِب لنوُرُفْكلتلو ِبالتِكْلا ِضْعلبِب لنوُنِمْؤُتلفلأ لنوُللمْعلت اّملع ٍلِفالغِب ُ ّا الملو ۗ ِبالذلعْلا ِدلشلأ

٢:٨٥

"Apakah kamu (Bani Israil) beriman kepada sebahagian al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat, mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat" [al Baqarah/ 2:85].

Walaupun sebab turunnya ayat ini mengenai orang-orang Yahudi, tetapi kandungannya bersifat umum, yang juga menyangkut orang-orang yang memiliki sifat seperti mereka dari kalangan kaum Muslimin. Sebagaimana telah diketahui dari kaidah tafsir:

ِبلبّسلا ِص ْوُصُخِب لل ِظْفّللا ِم ْوُمُعِب ُةلرْبِعْللا

"Yang dinilai adalah dengan keumuman lafazh, bukan dengan kekhususan sebab".

Allah juga berfirman memerintahkan orang-orang beriman untuk memasuki agama Islam secara total, sebagaimana firman-Nya:

ٌنيِبّم ّوُدلع ْمُكلل ُهّنِإ ۚ ِنالطْيّشلا ِتالوُطُخ اوُعِبّتلت لللو ًةّفالك ِمْلِسلا يِف اوُلُخْدا اوُنلمآ لنيِذّلا الهّيلأ الي ٢:٢٠٨

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu". [al Baqarah/2:208].

Semua itu harus dilakukan dengan ikhlas untuk Allah Rabbul-'Alamin.

لنيِمللالعْلا ِبلر ِ ّ ِل يِتالململو لياليْحلملو يِكُسُنلو يِت لللص ّنِإ ْلُق ٦:١٦٢

لنيِمِلْسُمْلا ُلّولأ النلألو ُت ْرِمُأ لكِل ٰلذِبلو ۖ ُهلل لكيِرلش لل ٦:١٦٣

(8)

kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". [al An'am/6:162-163].

ANCAMAN MENYIMPANG DARI HUKUM ALLAH

Banyak ayat-ayat al Qur`an dan hadits-hadits Nabi yang mengancam orang-orang yang menyimpang dari hukum Allah Ta'ala. Di antaranya adalah firmanNya:

نلأ اوُرِمُأ ْدلقلو ِتوُغاّطلا ىللِإ اوُملكالحلتلي نلأ لنوُديِرُي لكِلْبلق نِم للِزنُأ الملو لكْيللِإ للِزنُأ المِب اوُنلمآ ْمُهّنلأ لنوُمُعْزلي لنيِذّلا ىللِإ لرلت ْملللأ اًديِعلب ًل لللض ْمُهّلِضُي نلأ ُنالطْيّشلا ُديِرُيلو ِهِب اوُرُفْكلي

٤:٦٠

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu". [an-Nisaa`/4:60-61].

Hendaklah kita mengetahui bahwa semua hukum yang bertentangan dengan hukum Allah adalah hukum jahiliyah. Allah berfirman:

لنوُنِقوُي ٍم ْولقِل اًمْكُح ِ ّا لنِم ُنلس ْحلأ ْنلملو ۚ لنوُغْبلي ِةّيِلِهالجْلا لمْكُحلفلأ ٥:٥٠

"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" [al Maidah/5:50]

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada semua kaum Muslimin untuk mengamalkan syari'at Allah dalam seluruh sisi kehidupan mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa perkara nomor 341/Pdt.G/2016/PA.Kab.Mn bukan merupakan perkara waris sebagaimana yang diatur dalam Pasal 49 ayat (1)

Memuat hasil pengujian dari alat yang dibuat atau data hasil penelitian yang dilakukan (bagi mahasiswa yang mengambil Tugas Akhir Studi kasus/penelitian), data

Teknologi BTL (Biomass To Liquid) pada dasarnya terdiri atas dua proses, proses pencairan tidak langsung dimulai dengan reaksi reformasi/gasifikasi bahan baku menjadi gas

Keempat tentang alur proses pengiriman / rujukan pecandu narkoba dari Kabupaten Bulungan ke Balai Besar Rehabilitasi LIDO Badan Narkotika Nasional dan ke Kabupaten Bulungan

Tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan peternak ayam broiler di Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri sudah lebih baik, namun masih ada beberapa peternak

juga disebut dengan koefisien determinasi. Koefisien determinasi didapat dari hasil perkalian koefisien jalur terhadap matriks korelasi antara variabel sebab

Acha Sinaga memiliki tingkat popularitas yang cukup tinggi di media sosial Instagram untuk menjadi seorang 3 rd Party Endorsement.. Acha Sinaga

Saya akan menentang perintah atasan dan memilih keluar dari pekerjaan saya jika saya dipaksa untuk melakukan hal yang bertentangan dengan standar profesional.. Saya akan