• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Determinan Pulang Atas Permintan Sendiri (Paps) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Determinan Pulang Atas Permintan Sendiri (Paps) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2014"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS DETERMINAN PULANG ATAS PERMINTAN SENDIRI (PAPS) DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2014”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. Heldy BZ, MPH selaku ketua Departemen Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, selaku Dosen Pembimbing I skripsi sekaligus sebagai Ketua Penguji yang juga telah banyak meluangkan waktu, tulus, dan sabar memberikan saran, dukungan, nasihat bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

(2)

4. Ibu Prof. Dr.Dra. Ida Yustina, MSiselaku Penguji I yang telah banyak memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dr. Fauzi, SKM selaku Penguji IIyang telah banyak memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina S,MS selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis selama kuliah di FKM USU.

7. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU,terutama Departemen AKK yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

8. Bapak dr. H. Aminuddin selaku Direktur RSUD kota Padangsidimpuan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di wilayah kerja RSUD kota Padangsidimpuan.

9. Ibu Hj. Des Elida Daulay selaku Wadir Komite Klinik dan Diklat RSUD kota Padangsidimpuan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di wilayah kerja RSU Kota Padangsidimpuan.

10.Berbagai pihak di wilayah kerja RSUD kota Padangsidimpuan yang telah memberikan banyak bantuan dan kemudahan selama melakukan penelitian.

(3)

memberikan semangat serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabatku Nurmala Syari (Lala), Devi Eni, Marlina Sari, Norma, Anni,Kak Desy, Nita, kak Lila, Fitri, Nisa dan teman-teman FKM USU Ekstensi 2012 khususnya departemen AKK terimakasih atas dukungan, motivasi, dan doanya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

13.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan,Maret 2015 Penulis,

(4)

DAFTAR ISI

2.2.1 Pelayanan Penerimaan/Administrasi ... 17

2.2.2 Pelayanan Dokter ... 17

2.2.3 Pelayanan Keperawatan ... 19

2.2.4 Pelayanan Penunjang Medik dan Non Medik ... 19

2.2.5 Lingkungan Fisik ... 21

2.3 Standar Pelayanan Instalasi Rawat Inap ... 22

2.4 Pulang Atas Permintaan Sendiri ... 23

2.5Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 28

2.6 Fokus Penelitian ... 30

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis penelitian ... 31

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Informan Penelitian ... 31

3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 32

3.4.1 Data Primer ... 32

3.4.2 Data Sekunder ... 32

(5)

3.6 Teknik Analisa Data ... 33

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 35

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

4.2 Identitas Informan Pasien PAPS ... 39

4.3 Determinan PAPS ... 40

4.3.2.1 Fasilitas Kesehatan ... 46

4.3.2.2 Pelayanan Petugas Kesehatan ... 48

4.3.2.3 Keterjangkauan Biaya ... 55

4.3.2.4 Pendapatan Keluarga ... 57

4.3.2.5 Akses Geografi ... 58

4.3.3 Faktor Penguat ... 59

4.3.3.1 Perilaku Tenaga kesehatan ... 59

BAB 5. PEMBAHASAN ... 61

5.2.2 Pelayanan Tenaga Kesehatan ... 71

5.2.3 Keterjangkauan Biaya ... 74

5.2.4 Pendapatan Keluarga ... 75

5.2.5 Akses Geografi ... 77

5.3Faktor Penguat ... 78

5.3.1 Perilaku Petugas Kesehatan ... 78

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

6.1 Kesimpulan ... 81

6.2 Saran ... 81

(6)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

4.1 Distribusi tempat tidur berdasarkan tipe ruangan

di RSUD kota Padangsidimpuan 2014 ... 39

4.2 Identitasinforman pasien PAPS ... 39

4.3 Matriks pengetahuan informan tentang pengertian sakit dan rumah sakit ... 41

4.4 Matriks mengenai sikap informan terhadap pelayanan di ruang rawat inap RSUD kota Padangsidimpuan ... 42

4.5 Matriks mengenai alasan informan dalam pengambilan keputusan ... 43

4.6 Matriks mengenai kondisi informan yang belum sembuh total dan dapat kambuh lagi jika pengobatan tidak tuntas ... 44

4.7 Matriks mengenai informan mengetahui akibat paps dapat membahayakan kesehatan sendiri ... 45

4.8 Matriks mengenai informan tidak dapatmenuntut dokter/rumah sakit ... 45

4.9 Matriks mengenai ketersediaan dan kelengkapan pelayanan pemeriksaan ... 46

4.10 Matriks mengenai ketersediaan obat-obatan ... 47

4.11 Matriks mengenai fasilitas yang tersedia diruang rawat inap ... 48

4.12 Matriks mengenai jam kunjungan/visite dokter ... 49

4.13 Matriks mengenai kejelasan informasi dokter mengenai penyakit ... 50

4.14 Matriks mengenai perhatian dokter pada saat informan mengutarakan keluhan tentang penyakit ... 51

4.15 Matriks mengenai perawat melakukan pekerjaanrutinitasnya ... 52

4.16 Matriks mengenaiinforman memerlukan bantuan dan kesigapan perawat ... 53

4.17 Matriks mengenai perhatian perawatketika mengutarakan keluhan ... 54

4.18 Matriks mengenai prosedur penerimaan pasiendan kewajiban pasien serta peraturan rawat inap ... 55

4.19 Matriks mengenai biaya yang dikeluarkan sesuaidengan penyakit yang diderita ... 56

4.20 Matriks mengenai biaya selama di rumah ... 57

4.21 Matriks mengenai lokasi rumah sakit ... 58

4.22 Matriks mengenai dokter/ perawat dalam melakukan pengobatan ... 59

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan yang bermutu pada dasarnya merupakan suatu pengalaman emosional bagi pelanggan. Jika pelanggan merasa bangga dan puas atau bahkan terkesan dengan jasa yang diterimaakan memperlihatkan kecenderungan yang besaruntuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh perusahaan di masa yang akan datang. Dampak langsung dari kepuasan pelanggan adalah adanya penurunan komplain dan peningkatan kesetiaan konsumen. Demikian pula dengan rumah sakit sebagai perusahaan jasa, jika pelanggan atau pasien merasa puas dengan mutu pelayanan rumah sakit tersebut maka ada kecenderungan untuk setia terhadap pelayanan rumah sakit (Susanty,2009).

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No. 44 Tahun 2009).Pelayanan rawat inap adalah kegiatan pelayanan terhadap pasien yang masuk rumah sakit, menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya. Bagian rawat inap mempunyai kedudukan sangat penting di rumah sakit dalam rangkamenyelenggarakan fungsi utamanya (Ibrahim, 2009).

(9)

keputusan dokter diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit atau pulang. Namun pada kenyataannya terdapat beberapa pasien rawat inap yang meninggalkan rumah sakit atas permintaan sendiri walaupun dokter belum memberikan keputusan kepada pasien untuk dapat pulang meninggalkan rumah sakit yang dinyatakan sebagai pasien pulang paksa (Menap, 2007).

Pasien yang pulang atas permintaan sendiri (PAPS) adalah pasien rawat inap yang menurut pernyataan dokter masihmemerlukan rawat inap dan belum diperbolehkan pulang, tetapi ataspermintaan sendiri atau keluarga memutuskan untuk pulang ataumenghentikan rawat inap di rumah sakit.Bila mengacu padaketentuan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, dipersyaratkan bahwa standar kejadian pulang paksa di rumah sakit adalah ≤ 5%.

PAPS walaupun secara medis belum cukup stabil untuk dirawat di rumahdapat diartikan sebagai ungkapan kekecewaan, ketidakpuasan dan hilangnya kepercayaan (mistrust) terhadap rumah sakit. Dampak pasien PAPS terhadap rumah sakit antara lain adalah penurunan pendapatan rumah sakit, dalam jangka lama dapat menurunkan kinerja rumah sakit dan akhirnya juga berpengaruh terhadap pengembangan dan kelangsungan hidup rumah sakit. Bagi pasien sendiri karena keadaannya belum sembuh atau bahkan bertambah berat.

(10)

perinatologi dan anak, ruang III untuk perawatan penyakit dalam, ruang IV untuk perawatan penyakit paru, VIP, ruang RR (Recovery Room) untuk perawatan dan pemulihan pasca operasi, ruang bersalin untuk perawatan obstetrik dan ginekologi dan ruang mata untuk perawatan penyakit mata. RSUD kota Padangsidimpuan memilki jumlah tempat tidur 144 buah, memiliki 4 (empat) pelayanan spesialis lain diluar dari pelayanan spesialis dasar yaitu Mata, THT, Paru dan Syaraf.

(11)

Hasil wawancara dengan pasien kelas II mereka memutuskan PAPS karena pasien merasa tidak nyaman karena suara bising yang berasal dari poliklinik yang terletak berdampingan dengan rawat inap, ketidakpuasan pasien terhadap penjelasan dokter atau perawat tentang penyakit yang dideritanya dan tidak memperoleh kepastian tentang kondisiserta prognosis penyakitnya, alasan lain diakibatkan karena ketersediaan alat-alat dalam pemeriksaan seperti untuk scanning harus ke rumah sakit lain, sehingga pasien memutuskan untuk pindah ke rumah sakit lain.

Hasil wawancara dengan pasien di kelas III lebih banyakmereka yang menginginkan kesembuhan daripada faktor yang lain, denganharga yang lebih murah. Pasien kelas III memutuskan PAPS karena masalah biaya, mencakup biaya pengobatan, sewa kamar atau ruangan, biaya orang yang menjaga pasien, hal ini diakibatkan pasien berasal dari luar kota, alasan lain karena ingin pindah rawat ke tempat lain dan ketidaknyamanan. Masalah ingin pindah rawat ke tempat lain dan ketidaknyamanan berhubungan dengan tenaga medis/perawat yang kurang ramah dan tidak perhatian dan kondisi ruang rawat inap yang tidak kondusif dikarenakan banyak anggota keluarga yang berkumpul di satu ruangan tersebut. Alasan pasien yang lain adalah tidak ada kemungkinan untuk sembuh atau pasien dengan penyakit kronis.

Berdasarkan data yang dikutip Menap (2007) dari beberapa rumah sakit umum Catalonia – USA, tentang alasan pasien pulang paksa, pada register pasien pulang

(12)

Internal Medicine Department (Tauli Hospital, Barcelona) tercatat sebesar 0,24%

dan 0,44% untuk bagian bedah, 0,26% untuk bedah tulang, 0,32% untuk obstetrics– gynecology dan sebesar 0,93% untuk bagian rehabilitasi. Rata-rata usia pasien DAMA adalah 38,63 tahun dan sebagian besar laki-laki yaitu 59,9%. Dari total DAMA tersebut, 45,8 % berasal dari internal medicine department. Alasan pulang paksa bervariasi antara aspek sosial dan aspek medik yang meliputi isu keluarga, konflik dengan staf / petugas atau sikap dan intervensi yang mengarah negatif.

Penelitian Menap (2007) tentang analisis alasan pasien pulang paksa di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah tahun 2006, diperoleh angka kejadian pulang paksa5,37% (469 kasus dari 8.733 pasien keluar rumah sakit). Alasan yang ditemukan terdiri atas: alasan biaya, kecewa dengan pelayanan yang diberikan dan konflik dengan sikap dan perlakuan petugas. Hasil penelitian Thenie (2002) tentang persepsi pasien pulang paksa terhadap pelayanan rumah sakit di RSUD Karawang menunjukkan bahwa kasus pasien PAPS di RSUD Karawang berhubungandengan faktor biaya dan faktor pelayanan rumah sakit. Faktor biaya yang dikeluhkan adalah tingginya biaya obat yang dikeluarkan sedangkan faktor pelayanan yang dikeluhkan adalah ketidakramahan dan kekurangtanggapan dari pemberi pelayanan dan masalah kebersihan di ruang perawatan.

(13)

price (23%) dengan kategori harga yang tidak sesuai dengan daya beli klien, faktor

place (16%) dengan kategori jarak RS dengan dengan rumah klien membutuhkan

biaya transportasi yang banyak, faktor product (10%) dengan kategori penanganan yang diberikan tidak mengatasi keluhan, faktor people (6.6%) dengan kategori pendekatan terhadap klien tidak dilakukan.

Penelitian Fauziah (2013) tentang analisis persepsi pasien pulang atas permintaan sendiri(PAPS) terhadap kualitas pelayanan dan harga menunjukkan penyebab PAPS pada pasien VIP dan kelas I adalah karena faktor individu/keluarga, sedangkan pasien kelas II karena faktor pelayanan dan pasien kelas III karena faktor biaya. Faktor pelayanan yang dikeluhkan adalah kekurangtanggapan dan kurangnya komunikasi dari pemberi pelayanan, sedangkan faktor biaya yang dikeluhkan adalah karena banyaknya pemeriksaan penunjang medis yang dilakukan pada pasien.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa masalah kasus PAPS yang cukup tinggi sehingga walaupun penyakit pasien belum teratasi mereka memaksa untuk keluar dari rumah sakit tersebut. PAPSyang terus terjadi dan tidakdikendalikan maka fungsi sosial rumah sakit dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi tidak optimal.

(14)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan bahwa masalah dalam penelitian ini adalah determinan apa saja penyebab pasien PAPS di ruang rawat inap RSUD kota Padangsidimpuan.

1.3.Tujuan Penelitian

Untuk menganalisisdeterminan pasien pulang atas permintaan sendiri(PAPS) di ruang rawat inap RSUD kota Padangsidimpuan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Diharapkan bisa menjadi salah satu informasi dan bahan masukan bagi RSUDkota Padangsidimpuan tentang determinan PAPS di ruang rawat inap. 2. Diharapkan bisa menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi bidang

pelayanan RSUD kota Padangsidimpuan untuk perbaikan mutu dan program pelayanan.

Referensi

Dokumen terkait

Kepemimpinan (X2) adalah: kemampuan mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan pegawai agar bekerja sama melakukan kegiatan yang sesuai dengan keinginan pimpinan

188 Proceedings of the 2013 International Conference on Computer Science and Information Technology (CSIT-2013) Transformation of PROMELA to

Hubungan antara "pelayanan dengan usia", pada umur produktif (17 – 35 tahun) terlihat cenderung memilih angkuran umum kereta api karena tingkat

basmalah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN

Untuk menambah pengetahuan penulis tentang bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap hak-hak pengguna jasa laundry pakaian serta pertanggungjawaban pihak pelaku usaha

Saran-saran yang dapat diberikan untuk meminimalisir permasalahan di atas adalah sebagai berikut: Kondisi resensi perekonomian global berimbas pada fluktuasi

Sistem pengelolaan pendidikan, penelitian, pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama harus terintegrasi dengan penjaminan mutu program studi untuk

Pada akhirnya program aplikasi modul interactive fisika dasar 3 ini akan diaplikasikan pada web universitas gunadarma untuk mempermudah dalam melaksanakan kegiatan belajar