PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALITAS GURU
DISUSUN SEBAGAI SYARAT PEMENUHAN TUGAS STATISTIK INFERENSIAL
FEBRIAN CHRISTYANSEN NARA DJO 942016036
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Daftar Isi
Lokasi dan Waktu Penelitian...5
Populasi dan Sampel...5
Metode dan Variabel Penelitian...5
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian...5
Teknik Analisis Data...6
Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS...6
a. Analisis Regresi Sederhana...6
b. Analisa deskriptif...6
BAB IV...7
PEMBAHASAN...7
Hasil Penelitian...7
Uji Validitas dan Realibilitas data...7
PENGARUH SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALITAS GURU
Febrian Ch. Nara Djo 942016036@student.uksw.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah sarana dan prasarana pendidikan berpengaruh terhadap profesionalisme guru?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang: 1. Pengaruh sarana prasarana terhadap profesionalisme guru
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan berkaitan dengan hubungan sarana dan prasarana serta kedisiplinan guru terhadap profesionalitas guru sendiri. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan terhadap pengaruh sarana prasarana dan kedisiplinan terhadap kinerja profesionalitas guru serta mampu menjadi bahan refleksi profesionalisme dan kedisiplinan guru.
E. Hipotesis
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu penunjang berhasilnya pendidikan. Salah satu komponen penting di sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah sarana prasarana. Soetjipto ( 2004 : 170 ) mengartikan sarana prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Depdiknas sebenarnya telah mengeluarkan buku Pedoman Standar Nasional Pendidikan yang mencakup persyaratan minimal lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tata usaha, perpusatakaan, laboratorium, lapangan olahraga dan tempat ibadah. Namun dalam banyak kasus, minimnya ketersediaan sarana dan prasaran pendidikan dapat menjadi masalah yang serius dalam penyelenggaraan pendidikan (Dalyono, 2005). Sarana dan prasarana ini dikembangkan dengan mengacu kepada standar BSNP dan ditetapkan dengan peraturan Menteri, namun demikian masih sering menjadi masalah dalam terselenggaranya pendidikan ( Djamarah, 2000). Banyaknya masalah dalam pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan di sekolah berputar pada ketersediaan atau kurang lengkapnya sarana pendukung pembelajaran. Menurut Margono (2005) pemenuhan sarana dan prasarana sering ditentukan pihak sekolah bersama komite sekolah saja dan ini juga merupakan kendala karena sekolah dan komitenya belum tentu mampu memenuhi semua kebutuhan sarana dan prasarana, karena kurangnya stadarisasi mengenai apa yang harus dipenuhi (Azhari, 2004).
B. Profesionalisme Guru
bagian dari profesionalisme guru itu sendiri. Syah mengutip pendapat Gagne bahwa setiap guru berfungsi sebagai:
a. Designer of intruction (perancang pengajaran) b. Manager of intruction (pengelola pengajaran)
c. Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dituju adalah SMK Saraswati Salatiga, yang beralamat di Jl. Hasanudin No. 738, Kota Salatiga, Jawa Tengah. SMK Saraswati meiliki guru sebanyak 66 orang.
B. Populasi dan Sampel
Populasi yang diteliti adalah kalangan guru SMK Saraswati, dengan sampel yang menggambarkan populasi, sampel yang diambil berjumlah 26 orang dengan taraf kesalahan 5 persen.
C. Metode dan Variabel Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, sedangkan variabel yang diteliti adalah Sarana dan prasarana sekolah dan profesionalitas guru. Sarana dan prasarana serta adalah variabel independen yang dicari pengaruhnya terhadap profesionalitas guru. Profesionalitas guru adalah variabel dependen.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik yang digunakan untuk menghimpun data adalah dua angket mengenai sarana dan prasarana dan profesionalitas guru.
Untuk mengungkap data ini digunakan angket berbentuk skala Likert. Alasan meng-gunakan skala Likert ini untuk mengukur sikap, pendapat dan profesi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Skala Likert yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Penskoran pada Skala Likert adalah sebagai berikut:
Pernyataan Bobot
Penilaian
Pernyataan Bobot
Penilaian
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 2
Ragu-Ragu 3 Ragu-Ragu 3
Setuju 4 Setuju 4
E. Teknik Analisis Data
Data akan dianalisis dengan cara :Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SPSS a. Analisis Regresi Sederhana. Analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang
diawali dengan deskripsi data penelitian dari variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogramnya serta menentukan persamaan regresinya. Analisis regresei linier sederhana diawali dengan pengujian asumsi klasik dengan persamaan regresi sebagai berikut.
y = a + bX + e
Keterangan: Y : SARPRAS X : PROFESIONALISME a : konstanta b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X, e : alat presiksi yang terjadi secara acak
b. Analisa deskriptif untuk mengetahui rata-rata, median, standar deviasi dan varian data. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Pengolahan data secara deskriptif adalah dengan cara memperoleh hasil perkalian dari jumlah responden dengan skor pilihan jawaban yang diberikan. Seluruh hasil perkalian dari jumlah responden pada masing-masing pilihan jawaban ini (pada masing-masing item) dijadikan dasar penafsiran data hasil penelitian secara deskriptif.
Skala interpretasi yang digunakan adalah sebagai berikut. Angka 0% – 20% = Sangat lemah
Angka 21% – 40% = Lemah Angka 41% – 60% = Cukup Angka 61% – 80% = Kuat
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
A. Uji Validitas dan Realibilitas data
a. Uji Validitas instrument
Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas internal, yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan (Arikunto, 2002:147). Instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi item total melalui koefisien korelasi r Product Moment dari Pearson.
b. Hasil uji validitas Sarana-Prasarana
Item-Total Statistics
SARPRAS1 33,62 18,406 ,416 ,498 ,825
SARPRAS2 33,23 17,065 ,651 ,694 ,792
SARPRAS4 33,12 20,186 ,408 ,484 ,820
SARPRAS5 33,38 17,526 ,620 ,551 ,797
SARPRAS6 33,35 18,395 ,560 ,529 ,804
SARPRAS7 33,42 20,014 ,415 ,477 ,820
SARPRAS8 33,23 18,505 ,610 ,692 ,800
SARPRAS9 33,88 17,066 ,658 ,770 ,791
SARPRAS1
0 33,38 19,766 ,442 ,635 ,817
Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,388 pada taraf signifikansi 5% dan N = 26. Hasil pada tabel di atas dapat ditafsirkan sebagai berikut.
2) SARPRAS2. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,651 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 2 dinyatakan Valid.
3) SARPRAS4. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,408 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 4 dinyatakan Valid.
4) SARPRAS5. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,620 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 5 dinyatakan Valid.
5) SARPRAS6. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,560 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 6 dinyatakan Valid.
6) SARPRAS7. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,415 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 7 dinyatakan Valid.
7) SARPRAS8. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,610 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 8 dinyatakan Valid.
8) SARPRAS9. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,658 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 9 dinyatakan Valid.
9) SARPRAS10. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,442 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 10 dinyatakan Valid.
Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=26, yakni sebesar 0,388. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa seluruh item memiliki validitas cukup tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi item yang terletak antara 0,400 – 0,600.
Hasil Uji Validitas Profesionalisme Guru
Item-Total Statistics
Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,388 pada taraf signifikansi 5% dan N = 26. Hasil pada tabel di atas dapat ditafsirkan sebagai berikut:
1) SARPRAS1. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,601 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 1 dinyatakan Valid.
2) SARPRAS2. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,468 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 2 dinyatakan Valid.
3) SARPRAS2. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0,647 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 2 dinyatakan Valid.
4) SARPRAS4. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 708 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 4 dinyatakan Valid.
5) SARPRAS5. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 664 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 5 dinyatakan Valid.
6) SARPRAS6. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 572 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 6 dinyatakan Valid.
7) SARPRAS7. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 527 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 7 dinyatakan Valid.
8) SARPRAS8. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 554 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 8 dinyatakan Valid.
9) SARPRAS9. Besarnya Koefisien korelasi skor item terhadap Skor Total = 0, 391 > r kritis = 0,388. Dengan demikian instrumen Item 9 dinyatakan Valid.
B. Hasil Analisa Deskriptif
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi (X) dan angka terendah (Y) untuk item penilaian dengan rumus sebagai berikut :
Y = Skor tertinggi likert x jumlah responden (Angka Tertinggi 5) "Perhatikan Bobot Nilai"
X = Skor terendah likert x jumlah responden (Angka Terendah 1) "Perhatikan Bobot Nilai"
Jumlah skor tertinggi untuk item SANGAT SETUJU ialah 5 x 26 = 130, sedangkan item SANGAT TIDAK SETUJU ialah 1 x 26 = 26. Jadi, jika total skor responden di peroleh angka 115, maka penilaian interpretasi responden terhadap media pembelajaran tersebut adalah hasil nilai yang dihasilkan dengan menggunakan rumus Index %.
Rumus Index % = Total Skor / Y x 100
Analisa deskriptif dapat dilihat dari tabel berikut: Sarana Prasarana
Item 1
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 1 1
Tidak Setuju 2 0 2
Ragu-Ragu 3 7 21
Setuju 4 9 36
Sangat Setuju 5 9 45
Jumlah 26 105
Persentase 80.76
Item 2
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 1 1
Tidak Setuju 2 0 0
Ragu-Ragu 3 2 6
Setuju 4 9 36
Sangat Setuju 5 14 70
Jumlah 26 112
Persentase 86.90
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 0 0
Ragu-Ragu 3 2 6
Setuju 4 10 40
Sangat Setuju 5 14 70
Jumlah 26 116
Persentase 89.23
Item 5
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 1 2
Ragu-Ragu 3 5 15
Setuju 4 8 32
Sangat Setuju 5 12 60
Jumlah 26 109
Persentase 83.84
Item 6
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 1 2
Ragu-Ragu 3 3 9
Setuju 4 11 44
Sangat Setuju 5 11 55
Jumlah 26 110
Persentase 84.61
Item 7
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 0 0
Ragu-Ragu 3 4 12
Setuju 4 14 56
Sangat Setuju 5 8 40
Jumlah 26 108
Persentase 83.7
Item 8
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 0 0
Setuju 4 9 36
Sangat Setuju 5 13 65
Jumlah 26 113
Persentase 86.92
Item 9
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 1 1
Tidak Setuju 2 1 2
Ragu-Ragu 3 7 21
Setuju 4 13 52
Sangat Setuju 5 4 20
Jumlah 26 96
Persentase 73.84
Item 10
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 1 2
Ragu-Ragu 3 1 3
Setuju 4 16 64
Sangat Setuju 5 8 40
Jumlah 26 109
Persentase 83.84
Setelah melihat hasil dari masing-masing item diatas, maka perlu diadakan rekapitulasi untuk melihat rata-rat persentase dari keseluruhan item.
cenderung tinggi. Hal tersebut menandakan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan relatif cukup baik.
c. Profesionalisme Guru
Item 1
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 0 0
Ragu-Ragu 3 6 18
Setuju 4 11 44
Sangat Setuju 5 9 40
Jumlah 26 103
Persentase 79.23
Item 2
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 3 6
Ragu-Ragu 3 5 15
Setuju 4 14 56
Sangat Setuju 5 4 20
Jumlah 26 97
Persentase 74.61
Item 3
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 1 1
Tidak Setuju 2 0 0
Ragu-Ragu 3 4 12
Setuju 4 16 64
Sangat Setuju 5 5 30
Jumlah 26 107
Persentase 82.30
Item 4
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 1 1
Tidak Setuju 2 2 4
Ragu-Ragu 3 1 3
Setuju 4 12 48
Sangat Setuju 5 10 50
Persentase 82.30
Item 5
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 1 1
Tidak Setuju 2 2 4
Ragu-Ragu 3 5 15
Setuju 4 7 28
Sangat Setuju 5 11 55
Jumlah 26 103
Persentase 79.23
Item 6
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 1 2
Ragu-Ragu 3 5 15
Setuju 4 15 60
Sangat Setuju 5 5 25
Jumlah 26 102
Persentase 78.46
Item 7
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 0 0
Ragu-Ragu 3 4 12
Setuju 4 13 52
Sangat Setuju 5 9 45
Jumlah 26 109
Persentase 83.84
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 0 0
Ragu-Ragu 3 10 30
Setuju 4 5 20
Sangat Setuju 5 11 55
Jumlah 26 105
Persentase 80.76
Item 10
Kriteria Skor F Nilai
Sangat Tidak Setuju 1 0 0
Tidak Setuju 2 1 2
Ragu-Ragu 3 1 3
Setuju 4 15 60
Sangat Setuju 5 9 45
Jumlah 26 100
Persentase 76.92
Setelah melihat hasil dari masing-masing item diatas, maka perlu diadakan rekapitulasi untuk melihat rata-rata persentase dari keseluruhan item.
Item Persentase
Dengan perolehan nilai sebagaimana terlihat pada tabel di atas, rata-rata persentase menunjukkan pada skala yang yang cenderung tinggi. Hal tersebut menandakan bahwa pengembangab profesionalistas guru relatif cukup baik.
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,027 1 ,027 ,002 ,962b
Residual 90,073 8 11,259
Total 90,100 9
a. Dependent Variable: Profesionalisme b. Predictors: (Constant), Sarpras
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 80,719 20,778 3,885 ,005
Sarpras -,012 ,251 -,017 -,049 ,962
Dari output tabel terlihat nilai F yaitu 0.002 dengan tingkat signifikansi 0.962. Dari tabel kedua dapat dituliskan persamaan regresi yang diperoleh, yaitu:
Y = 80.719 + 0.962
Dimana, Y = Profesionalisme guru X = Sarana Prasarana
Konstanta sebesar 73.252 menyatakan bahwa jika X1=0.962 maka Y akan bernilai 80.719.
Koefisien Regresi untuk X sebesar 0.962 menyatakan bahwa setiap perubahan pada Sarana dan Prasarana akan memberi kontribusi pada profesionalitas guru sebesar 0.962.
e. Uji Hipotesis
H0 = Koefisien Regresi signifikan H1 = Koefisien Regresi tidak signifikan
Dengan membandingkan Statistik Hitung dengan Statistik Tabel Jika Statistik t Hitung < Statistik t Tabel, maka H0 diterima Jika Statistik t Hitung > Statistik t Tabel, maka H0 ditolak
Pada output SPSS, diketahui bahwa t hitung sebesar -0,049. Sedangkan t tabel dengan taraf kepercayaan 5% adalah 2.262. Dengan demikian t hitung < t tabel, sehingga H0 diterima. Dengan kata lain, sarana prasarana punya peranan dalam peningkatan profesionalitas guru.
PEMBAHASAN
Sarana dan Prasarana
sekolah menengah tingkat atas merupakan suatu komponen yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar mengajar bersamaan dengan komponen pendukung yang lainnya. Proses belajar mengajar dapat berlangsung jika ada pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan yang mendukung. Semua faktor merupakan sebuah siklus dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Penelitian menunjukkan sebanyak 82.6% responden memberikan tanggapan positif terhadap keberadaan sarana dan prasarana di SMA Al-Muawanah Cianjur. Tingkat persentase tersebut menunjukkan kategori sarana dan prasarana telah berada pada pada tingkat yang cukup baik.
BAB V
SIMPULAN
A. Simpulan
Berdasar kepada hasil analisis atas data yang berhasil dihimpun pada penelitian ini, diperoleh simpulan-simpulan sebagai berikut.
1. Keberadaan sarana dan prasarana pendidikan serta profesionalisme guru adalah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan kategori persentase dari tanggapan responden pada masing-masing variabel sebesar 82.6% dan 77,5%.
Daftar Pustaka
Azhari, Akyas, (2004). Psikologi Umum dan Perkembangan, Cet. I Jakarta: Mizan Publika
M. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan; Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, dkk, (2000). Strategi Belajar Mengajar, Cet. II Jakarta: Asdi Mahasatya
Djatmiko, E. (2006). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru SMP Negeri Kota Semarang. Dalam Fokus Ekonomi, 1, 19-30.
Margono, S, (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. V Jakarta: Rineka Cipta
Somantri, A., & Muhidin, S. A. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 83-90.
http://Suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalismeduniapendidikanoleh -Winarno-Surakhmad/2008/05/12/.