• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengolahan Limbah Cair Pabrik G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Pengolahan Limbah Cair Pabrik G"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Pengolahan Limbah Cair Pabrik Gula Djombang Baru Terhadap Pencemaran Sungai Berantas Sepanjang Dua Kecamatan Sekitar Pabrik

(Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan)

Disusun oleh:

Aisyah Wulansari Rahajeng 152110101124

DASAR KESLING-A Senin, 07.00-08.40 / RK 3

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Rahayu Sri Pujiati, S.KM., M.Kes.

Anita Dewi Moelyaningrum, S.KM., M.Kes., Ellyke, S.KM., M.KL.

Prehatin Trirahayu Ningrum., S.KM., M.Kes.,

Bahan Kajian: Pengolahan Limbah

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER

2016

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia yang Allah swt. berikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Pengolahan Limbah Cair Pabrik Gula Djombang Baru Terhadap Pencemaran Sungai Berabtas Sepanjang Dua Kecamatan Sekitar Pabrik”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan kelas A Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Ibu Rahayu Sri Pujiati, S.KM., M.Kes., Ibu Anita Dewi Moelyaningrum, S.KM., M.Kes., Ibu Ellyke, S.KM., M.KL., dan Ibu Prehatin Trirahayu Ningrum., S.KM., M.Kes., selaku dosen pembimbing mata kuliah Dasar Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan arahan dan motivasi;

2. keluarga dan sahabat penulis yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan semangat;

3. serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis juga memohon maaf apabila makalah yang penulis susun jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran demi perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Jember, 02 Oktober 2016

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul...1

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB 1. PENDAHULUAN...4

1.1. Latar Belakang...4

1.2. Rumusan Masalah...5

BAB 2. TOPIK BAHASAN...6

BAB 3. PEMBAHASAN...7

3.1. Gambaran Umum PG. Djombang Baru...7

3.1.1. Sejarah Umum PG. Djombang Baru...7

3.1.2. Tempat dan Lokasi Pabrik...7

3.1.3. Penanganan Limbah Sisa Produksi oleh PG. Djombang Baru...8

3.2. Analisis Situasi dan Kondisi Sungai di Dua Kecamatan Terdekat dengan PG. Djombang Baru...11

3.2.1. Analisis Keadaan Sungai Desa Sambong Kecamatan Jombang...11

3.2.2. Analisis Keadaan Sungai Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang...12

3.3. Dampak Pencemaran Sungai untuk Masayarakat...13

3.4. Tanggapan PG. Djombang Baru Terkait Masalah Pencemaran Sungai Sekitar Pabrik...13

3.5 Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Menyikapi Masalah Pengolahan dan Pembuangan Limbah Pabrik Gula di Kota Jombang...16

3.6. Solusi yang Ditawarkan...16

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN...18

4.1. Simpulan...18

4.2. saran...18

DAFTAR PUSTAKA...19

(4)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) disingkat PTPN X sebagai salah satu BUMN yang memiliki core bisnis perkebunan tebu menaungi beberapa pabrik gula (PG) yang tersebar di berbagai daerah terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah. Diantara kedua belas Pabrik Gula yang ada salah satunya adalah PG. Djombang Baru[ CITATION Put12 \l 1057 ]. PG. Djombang Baru berlokasi di Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, tepatnya di jalan Panglima Sudirman No.1 Jombang[ CITATION Mei14 \l 1057 ].

PG. Djombang Baru merupakan Unit Usaha Strategis (UUS) di bawah naungan PT. Perkebunan Nusantara X yang memiliki kapasitas giling terpasang 2.650 ton per hari, mempunyai peranan yang cukup besar sebagai penyedia gula bagi masyarakat khususnya di wilayah Jawa Timur[ CITATION Put12 \l 1057 ]. Lokasi pabrik dibatasi oleh 2 buah sungai dan debit yang cukup besar yang mengaliri dua kecamatan yang saling bersebelahan di Kabupaten Jombang, yaitu Kecamatan Tembelang dan Kecamatan Jombang[ CITATION Lod \l 1057 ].

Pabrik Gula Djombag Baru merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi gula, dimana dalam proses produksi gula tersebut menghasilkan beberapa produk samping seperti tetes tebu dan ampas. Ampas yang dihasilkan dari proses gilingan dimanfaatkan sebagai bahan bakar uap yang difungsikan dalam proses pengolahan selanjutnya. Disamping itu selain tetes tebu dan ampas terdapat zat-zat yang tidak berguna lagi yang dikatakan sebagai limbah. Adapun limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan ketika dibuang. Limbah yang dihasilkan oleh PG. Djombng Baru ada tiga macam, yaitu limbah padat, cair dan gas[ CITATION Lod \l 1057 ].

Produktivitas PG yang tinggi akan berbanding lurus dengan kuantitas limbah hasil olahan tebu yang dihasilkan. Meningkatnya kuantitas limbah hasil produksi dilanjutkan dengan pengolahan limbah yang tidak tepat sebelum dibuang ke sungai menyebabkan naiknya kuantitas polutan dalam sungai sekitar pabrik. Sehingga timbul bau menyengat serta warna gelap dan keruh pada sungai di

(5)

sekitar pabrik dan kondisi ini telah mengundang resah warga Desa Pulo Lor Kecamatan Jombang serta Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang[ CITATION ini15 \l 1057 ]. Berdasarkan kondisi dan fakta tersebut, penulis menysusun makalah yang membahas analisis pengolahan limbah cair PG. Djombang Baru terhadap pencemaran sungai yang terjadi di dua kecamatan di Kabupaten Jombang.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengolahan limbah cair PG. Djombang Baru ? 2. Bagaimana kondisi sungai di sekitar PG. Djombang Baru ?

3. Apa upaya yang dilakukan untuk menyikapi permasalahan lingkungan yang timbul akibat pengolahan dan pembuangan limbah pabrik gula ?

(6)

SUNGAI TERCEMAR, PG DJOMBANG BARU JUSTRU TUDING WARGA

KABAR JOMBANG – Warga desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang mengeluhkan limbah pabrik gula (PG) Djombang Baru yang telah mencemari sungai. Limbah yang sudah berlangsung puluhan tahun itu membuat air sungai berwarna kehitaman serta mengeluarkan bau tak sedap.

Seperti pengakuan Parmin (53), warga desa setempat. “Limbah itu dari pabrik gula Djombang Baru. Seperti itulah keadaannya selama ini. Apalagi saat musim giling. Air sungai jadi panas, baunya juga membuat kepala pusing,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, setiap masa giling, saban hari, PG tersebut juga mengeluarkan limbah asap yang mengepul. Pastinya, warga di sekitar pabrik juga terkena dampak lebih parah. Hal senada juga diungkapkan Eli (50) warga Dusun Ngrawan, Desa Pesantren Kecamatan Tembelang yang rumahnya berada di dekat sungai. Menurutnya, keluarganya sering mual akibat aroma tak sedap dari limbah giling tebu itu. “Suami saya sering muntah kalau tak tahan bau sungai,” paparnya.

Sementara itu, pihak Pabrik Gula (PG) Djombang Baru menolak sebagai biang penyebab pencemaran sungai di

sepanjang jalan raya jurusan Jombang – Ploso itu. Justru, pihak PG menuding penyebab pencemaran sungai

ditimbulkan dari sampah yang dibuang warga sekitar sungai.

Asisten Manager PG Djombang Baru, Sigit Arifianto menegaskan, bau menyengat di sungai yang mengalir sepanjang Desa Mojokrapak sampai Desa Pesantren tidak hanya waktu musim giling. Di luar musim giling kondisi sungai tersebut memang bau dan airnya berwarna hitam.

“Warga sering membuang sampah ke sungai dan jarang dibersihkan. Sehingga membusuk sampai membuat air dalam sungai berwarna hitam dan berbau menyengat,” ucapnya.

Sigit Arifianto membenarkan jika PG Djombang Baru memang membuang limbah ke sungai. Namun pembuangan limbah cair tersebut sudah sesuai aturan dari BLH dan PG Djombang Baru sudah mengantongi izin pembuangan.

Sementara terkait kondisi air sungai yang panas, Sigit menjelaskan, air limbah yang dikeluarkan PG Djombang Baru dibawah 40 derajat. Kalau pada siang hari sekitar 35 derajat. Sementara sesuai baku mutu, kadar panasnya hanya 28 derajat.

Namun, Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LINK), Aan Anshori meyakini bahwa bau tidak sedap yang melintas di sungai itu disebabkan oleh limbah perusahaan. Pihaknya

mendorong untuk mengetahui pabrik mana yang menjadi penyebab pencemaran sungai.

Menurutnya, pemerintah daerah cukup mengambil sampel secara acak dan mengujinya di laboratorium. “Saya mendesak agar pemerintah daerah lewat badan lingkungan hidup (BLH) pro-aktif dalam masalah ini. Juga kami mendesak agar DPRD Jombang harus turun ke lapangan dan tidak menunggu masalah ini berlarut-larut,” tegasnya.

Dia menyebut bahwa pasal 60 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah dan/atau bahan ke media lingkungan tanpa izin. (*/rief

(7)
(8)

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum PG. Djombang Baru 3.1.1. Sejarah Umum PG. Djombang Baru

Pabrik gula Djombang Baru, didirikan pada tahun 1895 yang dimiliki oleh Belanda atas nama Direksi AMEMAET dan Co. Pada tahun 1957 diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan diurus oleh PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) yang pusatnya di Jawa Timur dan unit gula di tiap Karisdenan. Kemudian pada tahun 1963 terjadi Reorganisasi 1 berdasarkan Peraturan Pemerintah no.1 dan II Tahun 1963 yang berbunyi yaitu: Dipusat dibentuk BPU-PPN Gula, Dijawa Timur diubah menjadi penasehat BPU-PPN Jawa Timur, Umit gula di Karidenandi ubah menjadi kantor Direksi Inspeksi, dimana Pabrik Gula Djombang Baru termasuk dalam Inspeksi X Surabaya[ CITATION Lod \l 1057 ].

Produk utamanya adalah Pabrik Gula ini memproduksi gula putih dengan mutu SHS IA (Superior High Sugar) dan tetes dari bahan baku tanaman tebu dengan kualitas produk gula, bahan baku tanaman tebu diperoleh dari lahan dengan status kepemilikkan tebu yang berasal dari petani atau istilah umumnya Tebu Rakyat (TR) seluas ± 90% dari keseluruhan lahan tanaman tebu. PG. Djombang Barumemiliki kapasitas giling sebesar ± 30.000 ton/hari. Hasil produksi gula dipasarkan di dalam negeri dengan sistem penjualan bagi hasil antara PTPN dan petani, sedangkan produksi gula milik petani dapat dilakukan penjualan sendiri, dan produk gula juga bisa dilelang dan bisa diekspor ke luar kota[ CITATION Lod \l 1057 ].

3.1.2. Tempat dan Lokasi Pabrik

Berikut adalah topografi Pabrik PG. Djombang Baru menurut Lodong (2016) :

a. Nama Jalan : Jl. Panglima Sudirman No. 1 Jombang b. Nama Desa : Pulo Lor

(9)

e. Kerasidenan : Surabaya f. Provinsi : Jawa timur g. Perbatasan :

Utara : Jalan Panglima Sudirman Selatan : Desa Pulo Lor

Barat : Jalan Kapten Tendean Timur : Desa Jagalan

h. Luas Lokasi : 131.546 m2

3.1.3. Penangan Limbah Sisa Produksi oleh PG. Djombang Baru

Pabrik Gula Djombag Baru merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi gula, dimana dalam proses produksi gula tersebut menghasilkan beberapa produk samping seperti tetes tebu dan ampas. Ampas yang dihasilkan dari proses gilingan dimanfaatkan sebagai bahan bakar uap yang difungsikan dalam proses pengolahan selanjutnya. Disamping itu selain tetes tebu dan ampas terdapat zat-zat yang tidak berguna lagi yang dikatakan sebagai limbah. Adapun limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan ketika dibuang. Limbah yang dihasilkan oleh PG. Djombng Baru ada tiga macam, yaitu limbah padat, cair dan gas.

a) Limbah Padat

Limbah padat merupakan hasil buangan yang dikeluarkan pabrik dari sisa proses industri yang berupa bahan-bahan padatan. Pada PG. Djombang Baru mengelompokkan limbah padat menjadi 2 jenis yaitu, limbah padat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan limbah padat non B3.

(10)

Limbah padat non B3 merupakan buangan pabrik yang bersifat organik dan masih dapat dimanfaatkan, tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun. Contoh dari limbah non-B3 adalah sisa-sisa sayuran dan daun yang gugur. Macam-macam limbah padat non-B3 ada 2 yaitu: sludge dan blotong.

Sludge merupakan salah satu limbah yang jumlahnya cukup melimpah dari hasil proses pengolahan air limbah sisa produksi gula dan sangat berpotensi untuk dimanfaatkan dengan memberikan sentuhan teknologi agar memiliki value

added. Sementara itu blotong adalah limbah padat pabrik gula yang berasal dari

proses pemurnian, berbetuk seperti tanah berpasir berwarna hitam, memiliki bau tidak sedap jika masih basah. Blotong ini dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar pabrik, karena dapat dijual baik untuk bahan bakar maupun untuk pupuk. Namun mengingat masih banyak masyarakat yang belum memahami penanganan blotong dengan baik, sehingga dikhawatirkan akan timbul dampak negativ maka perlu diketahui cara penanganan blotong[ CITATION Lod \l 1057 ].

Di PG. Djombang Baru ada 2 tahap penanganan limbah berdasarkan hasil penelitian Lodong (2016), yaitu:

1. Penanganan dalam Pabrik

a) Endapan yang terbentuk didalam nira oleh adanya proses defikasi dan sulfitasi serta pemanasan ditapis didalam vacuum filter yang bekerja secara continue.

b) Blotong yang keluar dari vacuum filter ditampung di bak penampung yang selanjutnya dimasukkan kedalam bak truk kapasitas bak truk ñ 40 Ku blotong jumlah truk yang ada 3 buah dipakai secara bergantian.

c) Truk yang telah terisi penuh blotong dikeluarkan untuk ditimbang selanjutnya dibuang.

2. Penanganan Luar Pabrik

a) Blotong diangkut menuju daerah sumber Nongko.

(11)

b) Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan oleh PG. Djombang Baru dikategorikan menjadi 2 golongan, yaitu limbah cair polutan dan limbah cair non polutan. Limbah cair polutan merupakan limbah yang bersifat mencemari lingkungan dan dapat mengganggu kehidupan organisme dalam perairan. Limbah cair polutan ini dihasilkan dari cucian bekas evaporator, juice heater, dan pendingin metal gilingan. Jenis limbah ini tidak dapat dibuang secara sembarangan. Oleh karena itu PG. Djombang Baru menerapkan suatu system pengolahan yang dilakukan di IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Setelah air limbah yang mengandung zat berbahaya diolah dan memenuhi standar baku mutu limbah cair, maka limbah tersebut bisa dibuang kesungai disekitar pabrik[ CITATION Lod \l 1057 ].

Limbah cair non polutan merupakan limbah cair yang tidak berbahaya dan merugikan kehidupan mikroorganisme.Limbah cair non polutan berasal dari air jatuhan BP, Masakan, Vacum Filter, Air Pendingin Trog, Air Blowdown ketel dan Air Ex pengendap abu. Limbah tersebut tidak mengandung poluta tetapi memiliki suhu yang tinggi. Oleh karena itu treatment perbaikan mutu limbah hanya menekankan pada penurunan suhu. Di PG. Djombang Baru menggunakan Spray Poud untuk sumber limbah yang berasal dari air jatuhan BP, Masakan, Vacum filter, Air pendingin trog dan blowdown ketel. Dimana air jatuhan dispray menggunakan sprayer ke udara untuk melepas kandungan panasnya[ CITATION Lod \l 1057 ].

c) Limbah Gas atau Udara

(12)

sudah dilakukan dengan sebaik mungkin. Akan tetapi keluhan masyarakat akan gangguan kesehatan sering masuk ke PG. Djombang Baru[ CITATION Lod \l 1057 ].

3.2. Analisis Situasi dan Kondisi Sungai di Dua Kecamatan Terdekat dengan PG. Djombang Baru

3.2.1. Analisis Keadaan Sungai Desa Sambong Kecamatan Jombang

Letak pabrik dikenal stratregis karena berada di tengah-tengah jalur tol yang menghubungkan kota Jombang dengan Kabupaten lainnya. Selain itu PG. Djombang Baru berlokasi di perbatasan dua desa dan dua kecamatan sekaligus, yang mana dua desa tersebut dialiri oleh sungai Berantas yang debit airnya cukup tinggi. Kondisi ini lah yang juga dimanfaatkan PG untuk mengalirkan hasil limbah cairnya ke sungai sebagai tempat pembuangan, sehingga akan ditemui warna air sungai yang mengalir di dua desa terdekat bewarna hitam, beruap, dan berbau menyegat yang menandakan bahwa sungai telah tercemar oleh limbah cair pabrik.

(13)

Berdasarkan penelitian oleh Alim (2012), PG Djombang Baru mempunyai potensi besar menimbulkan pencemaran lingkungan di daerah Jombang, salah satu potensi pencemaran yang dapat di timbulkan adalah pencemaran air oleh limbah cair yang di hasilkan pada proses produksi gula yang apabila tidak dikendalikan dan dilakukan penanganan secara serius akan berakibat buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian oleh Amala (2013) dikatakan bahwa sungai di Desa Sambong Jombang masuk dalam kategori tercemar. Hal ini ditunjukkan oleh suhu sungai yang sangat tinggi, yakni bisa mencapai 58,3°C, tingkat kekeruhan yakni sangat keruh, mengeluarkan bau yang tidak sedap, dan juga memiliki pH yang tinggi serta parameter kimia menyatakan kandungan unsur/senyawa kimia dalam air seperti kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD), mineral atau logam, derajat keasaman, nutrient/hara, kesadahan di atas standarnya sehingga tidak dimungkinkan untuk beberapa makhluk sungai untuk dapat hidup di dalam ekosistem tersebut[ CITATION Ama131 \l 1057 ].

3.2.2. Analisis Keadaan Sungai Desa Mojokrapak Kecamatan Tembelang Berdasarkan liputan oleh kabarjombang.com (edisi 8/9/2015), warga desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang mengeluhkan limbah pabrik gula (PG) Djombang Baru yang telah mencemari sungai. Limbah yang sudah berlangsung puluhan tahun itu membuat air sungai berwarna kehitaman serta mengeluarkan bau tak sedap. Seperti pengakuan Parmin (53), warga desa setempat. “Limbah itu dari pabrik gula Djombang Baru. Seperti itulah keadaannya selama ini. Apalagi saat musim giling. Air sungai jadi panas, baunya juga membuat kepala pusing,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, setiap masa giling, saban hari, PG tersebut juga mengeluarkan limbah asap yang mengepul. Pastinya, warga di sekitar pabrik juga terkena dampak lebih parah.

(14)

tebu itu. “Suami saya sering muntah kalau tak tahan bau sungai,” paparnya. [ CITATION kab15 \l 1057 ]

Hal ini dikarenakan sungai berantas yang mengalir dari arah sebelumnya yakni, Desa Sambong, Kecamatan Jombang telah dinyatakan tercemar sebagaimana dibahas pada poin 3.2.1. Sungai Berantas yang melalui area samping PG. Djombang Baru akan bermuara di Jembatan Besar Sungai Berantas di Kecamatan Ploso, tentunya dengan melewati Kecamatan Tembelang terlebih dahulu. Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa pencemaran yang terjadi di sungai dekat pabrik juga membawa pengaruhnya hingga ke wilayah yang cukup jauh dari lokasi pabrik. Daoat diasumsikan bahwa kasus pencemaran yang terjadi akibat limbah cair PG. Djombang Baru bukan hal yang dapat disepelekan.

3.3. Dampak Pencemaran Sungai untuk Masayarakat

Pencemaran air oleh PG. Djombang Baru berdampak pada perekonomian warga sekitar. Warga yang mata pencahariannya mencari ikan di sungai akan sangat dirugikan oleh limbah cair bekas penggilingan tebu. Jika sungai tercemar meyebabkan ikan mati dan akan sulit bagi pencari ikan untuk mendapatkan hasil tangkapannya. Selain itu desa sekitar sungai yang terkena limbah buangan pabrik gula, para petani yang berdomisili di sekitar pabrik mendapatkan air untuk mengairi sawahnya juga dari sungai yang sama. Jika hal ini terus dilakukan maka akan tanaman pangan di sawah akan terkontaminasi dan mempengaruhi kualitas produksi hasil tanu. Akibat lainnya yang tidang kalah penting yakni masalah kesehatan, karena hampir semua warga di desa sekitar menggunakan air sumur sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air sehari-hari. Dampak langsung yang paling sering dirasakan adalah bau menyegat dari sungai yang tercemar yang mengganggu pengindraan dan memicu pusing, pada tahap ini pencemaran yang terjadi telah marambah ke pemcemaran udara[ CITATION Ama131 \l 1057 ].

3.4. Tanggapan PG. Djombang Baru Terkait Masalah Pencemaran Sungai Sekitar Pabrik

(15)

Djombang Baru. Pasalnya, limbah dari tebu itu mengeluarkan bau tak sedap dan menyengat. “Mengganggu pencemaran lingkungan sekitar, baunya tak sedap,” kata Koordinator FRMJ Joko Fatah Rochim kepada inilahberita.com dikantornya, Jalan Kapten Tendean, Pulo, Jombang, Jatim, Kamis (10/12/2015).

Menurut Fatah, pihak PG Membuang limbah didalam pabrik tepatnya dibelakang. Namun, itu masih bau menyengat dan bisa mengganggu pernafasan. Ia menambahkan, sebenarnya pihak managemen PG sudah mencampuri suatu bahan agar tidak bau, namun itu tidak maksimal. Hingga warga sekitar kemarin menggeruduk PG untuk mempertanyakan pengelolaannya.

Dia menjelaskan, pihak PG PG punya sistim Pengolahan diantaranya Pengolahan Pre Treatment, Primary Treatment, Secondary Treatment, Tertiary Treatment, dan Desinfektion, serta Ultimate Disposal, namun tidak berfungsi. Sebenarnya, lanjut Fatah, masalah tersebut sudah disampaikan ke Badan Lingkungan Hidup Jombang. Setelah diuji lab, lanjut Fatah, hasilnya itu positif dan sudah diserahkan ke Polres. “Tapi tidak ditindaklanjuti,” kata Fattah sembari mengatakan ada sejumlah perusahaan di Jombang yang diuji laboratorium terbukti positif[ CITATION ini151 \l 1057 ]

Sementara itu pihak Pabrik Gula (PG) Djombang Baru menolak sebagai biang penyebab pencemaran sungai di sepanjang jalan raya jurusan Jombang – Ploso terkait dengan tuntutan warga Desa Mojokrapak terkait bau menyengat di sungai sekitar tempat tinggal mereka. Justru, pihak PG menuding penyebab pencemaran sungai ditimbulkan dari sampah yang dibuang warga sekitar sungai[ CITATION kab15 \l 1057 ]

Asisten Manager PG Djombang Baru, Sigit Arifianto menegaskan, bau menyengat di sungai yang mengalir sepanjang Desa Mojokrapak sampai Desa Pesantren tidak hanya waktu musim giling. Di luar musim giling kondisi sungai tersebut memang bau dan airnya berwarna hitam.

“Warga sering membuang sampah ke sungai dan jarang dibersihkan. Sehingga membusuk sampai membuat air dalam sungai berwarna hitam dan berbau menyengat,” ucapnya.

(16)

dari BLH dan PG Djombang Baru sudah mengantongi izin pembuangan.Sementara terkait kondisi air sungai yang panas, Sigit menjelaskan, air limbah yang dikeluarkan PG Djombang Baru dibawah 40 derajat. Kalau pada siang hari sekitar 35 derajat. Sementara sesuai baku mutu, kadar panasnya hanya 28 derajat.

Namun, Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LINK), Aan Anshori meyakini bahwa bau tidak sedap yang melintas di sungai itu disebabkan oleh limbah perusahaan. Pihaknya mendorong untuk mengetahui pabrik mana yang menjadi penyebab pencemaran sungai. Menurutnya, pemerintah daerah cukup mengambil sampel secara acak dan mengujinya di laboratorium. “Saya mendesak agar pemerintah daerah lewat badan lingkungan hidup (BLH) pro-aktif dalam masalah ini. Juga kami mendesak agar DPRD Jombang harus turun ke lapangan dan tidak menunggu masalah ini berlarut-larut,” tegasnya[ CITATION kab15 \l 1057 ].

Aksi saling lempar tanggung jawab ini seakan tidak sesuai dengang image

yang dibangun oleh PG. Djombang Baru 2012 silam, pasalnya perusahaan anakan ini sempat menyandang prestasi membanggakan dalam mengatasi permasalahan pembuangan limbah cair di kota Jombang.

Penulis mengutup dari situs resmi BUMN-PTPN X, bahwa administratur bersama dengan semua karyawan pabrik sudah bangkit dan bertekad untuk melakukan optimalisasi produksi mulai dari rendemen serta optimalisasi di kapasitas giling. Tentunya dalam proses optimalisasi produksi juga diperhatikan dalam hal pengelolaan limbah. “Tidak boleh dalam satu hari pun ada limbah. Caranya tidak boleh limbah itu keluar sehingga menganggu masyarakat,” Ujar Sjarfrie.

(17)

limbah yang mengganggu masyarakat sekitar, maka direksi memerintahkan untuk menghentikan proses giling dan memperbaiki pengolahan limbah terlebih dahulu. “[ CITATION ptp12 \l 1057 ].

3.5. Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Menyikapi Masalah Pengolahan dan Pembuangan Limbah Pabrik Gula di Kota Jombang

Secara umum limbah cair dari produksi gula betupa tees digunakan sebagai MSG. Tetes merupakan limbah yang diperoleh dari hasil pemisahan sirop low grade di mana gula dalam sirop tersebut tidak dapat dikristalkan lagi. Tetes yang dihasilkan pada pemrosesan gula sekitar 5-6% dari berat tebu, sehingga untuk pabrik dengan kapasitas 6.000 ton tebu per hari akan menghasilkan tetes sekitar 300 ton sampai 360 ton tetes per hari. Walaupun masih mengandung gula, tetes sangat tidak layak untuk dikonsumsi karena mengandung kotoran bukan gula yang membahayakan kesehatan[ CITATION Jau13 \l 1057 ].

Selain itu, tetes dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan bioetanol. Pembuatan bioetanol dari tetes dilakukan melalui tahap pengenceran karena kadar gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi. Kadar gula yang diinginkan kurang lebih adalah 14%. Kemudian dilakukan penambahan ragi, urea dan NPK, selanjutnya dilakukan proses fermentasi[ CITATION Jau13 \l 1057 ]. Selain limbah cair, kegiatan PG. Djombang Baru tentunya menghasilkan produk limbah dalam wujud padat dan gas. Kedua jenis tersebut telah secara umum diketahui pemnafaatannya baik bagase maupun blotong.

Berdasarkan studi literatur yang penulis lakukan, sejauh ini belum ada tindakan khusus yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang untuk menangani masalah ini. Namun beberapa tahun terakhir, Kabupaten Jombang gencar melakukan inovasi di bidang diversifikasi produk hasil tani. Harapannya, di masa mendatang dapat ditemukan inovasi ataupun cara efektif untuk menangani masalah limbah pabrik gula ini.

3.6. Solusi yang Ditawarkan

A. Penegasan Regulasi Implementasi Standar Pengolahan Limbah

(18)

disebutkan oleh pimpinan LSM FRMJ bahwa peralatan yang seharusnya digunakan dalam pengolahan limbah sebelum dibuang sudah tidak difungsikan. Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang harus memberikan terkait masalah ini. Jika hal ini dibiarkan larut, maka pencemaran air sungai akan terus terjadi bahlan meluas mengingat sifat air yang selalu mengalir dan mengisi ruang. Selain itu air merupakan kebutuhan mutlak tiap rumah tangga. Air menjadi sumber penghidupan dan kehidupan, karenanya pencemaran air ini harus segera dituntaskan.

B. Gelar Produk Khusus Limbah Olahan Tebu

Telah diketahui pula bahwa Kabupaten Jombang beberapa tahun terakhir sering melakukan gelar produk terkait hasil olahan pertanian. Terlebih Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Jombang dengan produk olahannya yang dibuat dari limbah berhasil menyabet Juara 2 dan Juara Favorite pada Gebyar Hortikultura serta Gebyar Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura, di Dome Universitas Muhammadiyah Malang[ CITATION jom14 \l 1057 ]. Hal ini harusnya menjadi pemicu bagi Kabupaten Jombang untuk terus berinovasi dalam pengembangan teknologi pertanian.

(19)

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Berdasarkan hasil studi literatur oleh penulis terhadap beberapa artikel berita dan laporan penelitian terkait, dapat disimpulkan bahwa pencemaran yang terjadi sepanjang Sungai Berantas di dua kecamatan (arah Jombang-Ploso) dikarenakan kontaminan dengan limbah cair dari PG. Djombang Baru. Hal ini dikarenakan proses pengolahan limbah cair oleh PG. Djombang Baru sebelum dibuang ke sungai tidak melalui proses standar yang ditetapkan. Penyebabnya adalah tidak berfungsinya alat dan mesin terkait di PG. Djombang Baru serta kurangnya kegiatan pengawasan dari lembaga pemerintah yang bertanggung jawab.

4.2. Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Alim, M. F., 2012. ResearchGate. [Online] Available at:

https://www.researchgate.net/publication/50918038_PROFIL_KUALITAS_LIMB AH_CAIR_PABRIK_GULA_DI_J0MBANG_BARU_SEBELUM_DAN_SESU DAH_MASUK_ALIRAN_SUNGAI_DESA_SAMBONG_JOMBANG

[Diakses 28 September 2016].

Amala, D. S., 2013. www.academia.edu. [Online] Available at:

http://www.academia.edu/20731385/penanganan_limbah_pabrik_gula_jombang_ baru

[Diakses 27 September 2016].

Eva, P. O., 2012. www.scibd.com. [Online]

Available at: https://www.scribd.com/document/124297864/laporan-pabrik-pdf [Diakses 27 September 2016].

inilahberita.com, 2015. inilahberita.com. [Online]

Available at: http://inilahberita.com/index.php/10/12/pengolahan-limbah-pg-djombang-baru-dipertanyakan/

[Diakses 27 September 2016].

inilahberita.com, 2015. inilahberita.com. [Online]

Available at: http://inilahberita.com/index.php/10/12/pengolahan-limbah-pg-djombang-baru-dipertanyakan/

[Diakses 27 September 2016].

Jauhari, H. A., 2013. enviro. [Online]

Available at: http://k3lhcsr.blogspot.co.id/2013/05/pengelolaan-limbah-industri-gula.html

(21)

jombangkab.go.id, 2014. Portal resmi Pemerintah Kabupaten Jombang. [Online] Available at: http://www.jombangkab.go.id/index.php/web/entry/produk-olahan-

limbah-kabupaten-jombang-juara-ii-sekaligus-juara-favorite-di-krida-pertanian.html

[Diakses 28 September 2016].

kabarjombang.com, 2015. kabarjombang.com. [Online]

Available at: http://kabarjombang.com/sungai-tercemar-pg-djombang-baru-justru-tuding-warga/

[Diakses 27 September 2016].

Lodong, S. U., 2016. Studi Proses Produksi Gula dan Pengolahan IPAL di

PT.Perkebunan Nusantara X Pabrik Gula Djombang Baru. Mataram: Fakultas

Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.

Meifa, P. P., 2014. stikom.edu. [Online]

Available at: http://sir.stikom.edu/1304/4/BAB_II.pdf [Diakses 27 September 2016].

ptpnx, 2012. ptpn x. [Online] Available at:

http://www.bumn.go.id/ptpn10/en/berita/269/Berhasil.Atasi.Limbah,.PG.Djomban g.Baru.Terus.Untung

[Diakses 27 September 2016].

Putuningrat, R., 2012. Kemitraan antara Petani Tebu dengan PG. Djombang

Baru di Kabupaten Jombang. Surabaya: Fakultas Pertanian UPN "Veteran" Jawa

Referensi

Dokumen terkait

Martirossian selanjutnya mengatakan bah&a ia akan bertanggung ja&ab terhadap laporan-laporan keuangan perusahaan untuk periode-periode setelah tahun *iscal 199,

100.000.000,00 BANTUAN SOSIAL UNTUK BEASISWA S1 KEPADA RISTI ANJARWATI, DENGAN ALAMAT KP. PANCORAN

Apabila persepsi dari responden mencapai nilai rata-rata 70% mengacu baik maka tindakan ini bisa dikatakan berhasil dan tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan

Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Silungkang dengan luas 32.93 km 2 sedangkan kecamatan terluas adalah Kecamatan Talawi dengan luas 99.39 km 2, untuk lebih

Bersama ini kami sampaikan bahwa Kementerian Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, pada tahun 2016 kembali

Perancangan aplikasi ini akan mengakses google maps untuk menampilkan peta lokasi layanan kesehatan yang dicari, lokasi pengguna yang diperoleh dari pengaksesan satelit melalui GPS

Media Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk

Dengan EPS yang tinggi memungkinkan harga saham mengalami kenaikan karena perusahaan tersebut akan mendatangkan keuntungan yang maksimal.Dengan pencapaian laba yang tinggi,