Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat
dengan Fitting Sinusoids
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Lutfie Yoga Pradhana (672007269) Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.
Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
i
Analisis Gangguan Listrik di PLN Kalimantan Barat
dengan Fitting Sinusoids
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti :
Lutfie Yoga Pradhana (672007269) Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.
Mila C. Paseleng, S.Si., M.Pd.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
1
Analisis Gangguan Listrik pada PLN Kalimantan Barat
dengan
Fitting Sinusoids
1)
Lutfie Yoga Pradhana, 2)Sri Julianto Joko Prasetyo, 3)Mila Chrismawati Paseleng
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1)[email protected], 2)[email protected]
3)
Abstract
Electric energy system plays an important role in everyday life. Electricity production process is divided into three step, the generation, transmission and distribution. In the implementation of common disorders that occur during the process of transmission substations to distribution substations before to consumers. These disorders can be either internal factors and external factors. Disturbance causes the power supply is interrupted and can result in outages. Data interference pattern formed indicates that there are fluctuations in the data used. Therefore we need a proper analysis to giving information that disturbance get proper treatment so that the distribution of electricity to consumers is not interrupted. This research uses a fitting sinusoids to approach refers to the data pattern is formed. Results obtained from this study is that the chances of internal electricity failure is greatest at the substation new trench with an error value of 37. As for the external electricity failure was found that opportunities occur in substations Senggiring the error value by 58
Keywords: Electrical Failure, Fitting Sinusoids, Prediction,
Abstrak
Sistem energi listrik memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Proses penyediaan energi listrik dibagi menjadi tiga, pembangkitan, transmisi dan distribusi. Dalam pelaksanaannya sering ditemukan gangguan yang terjadi saat proses transmisi dari gardu induk ke gardu distribusi sebelum ke konsumen. Gangguan ini dapat berupa faktor internal dan faktor eksternal. Gangguan yang terjadi menyebabkan pasokan listrik terganggu serta dapat berakibat pemadaman. Pola data gangguan yang terbentuk memperlihatkan bahwa terdapat fluktuasi pada data yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan analisis yang tepat untuk menmberikan informasi agar gangguan yang terjadi mendapatkan penanganan yang tepat sehingga proses distribusi listrik kepada konsumen tidak terputus. Penelitian ini menggunakan metode fitting sinusoids untuk melakukan pendekatan mengacu pada pola data yang terbentuk. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa peluang terjadi gangguan internal yang paling besar ada di Gardu Induk Parit Baru dengan nilai error sebesar 37. Sedangkan untuk gangguan eksternal didapatkan bahwa peluang terjadi pada Gardu Induk Senggiring dengan nilai error
sebesar 58.
Kata Kunci : Gangguan Llistrik, Fitting Sinusoids, Prediksi,
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
3)
2 1. Pendahuluan
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun industri, baik untuk penerangan atau penunjang berbagai alat elektronik dan mesin-mesin. Penggunaan listrik warga Kalimantan Barat mencapai angka 70,60% [1]. Penyediaan tenaga listrik dapat dibedakan menjadi tiga proses yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi. Dalam proses penyaluran listrik terdapat lima gardu induk yang mencakup seluruh wilayah di Kalimantan Barat. Gardu Induk Singkawang, Gardu Induk Siantan, Gardu Induk Senggiring, Gardu Induk Seiraya, dan Gardu Induk Parit Baru. Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit akan masuk ke dalam gardu induk setelahnya akan dilanjutkan ke peralatan pendukung yakni transformator. Transformator (trafo) adalah suatu alat listrik yang dapat menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain [2]. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dalam setiap keperluannya, misal untuk kebutuhan tegangan tinggi dalam pengiriman jarak jauh. Setelah melewati gardu induk energi listrik melewati gardu distribusi sebelum sampai ke pelanggan.
Proses pendistribusian daya listrik tidak lepas dari gangguan yang bisa terjadi. Gangguan tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, gangguan internal dan gangguan eksternal. Gangguan internal disebabkan oleh faktor intern PLN, contohnya gangguan yang disebabkan karena kerusakan peralatan dalam jangka waktu tertentu, pemakaian peralatan dengan kualitas yang kurang baik, sehinga mengakibatkan kerusakan, pemasangan jaringan yang kurang tepat juga dapat mengakibatkan kerusakan. dan pemadaman listrik berkala. Sedangkan gangguan eksternal adalah gangguan yang terjadi bukan karena kesengajaan, contohnya gangguan yang disebabkan oleh angin kencang, sambaran petir dan gangguan cuaca lain. Gangguan tersebut menyebabkan proses penyaluran daya listrik ke pelanggan menjadi terganggu.
Penelitian ini menggunakan metode fitting sinusoids untuk melakukan pemodelan terhadap gangguan yang terjadi pada tiap gardu induk. Hasil dari pemodelan tersebut selanjutnya dianalisis dan diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menangani dan mengurangi gangguan yang terjadi.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian sebelumnya yang berjudul “Penaksiran Potensi Gangguan Listrik pada Suatu Gardu Induk dengan Menggunakan Regresi Beta” menghasilkan
3
dan menurut batasan yang ada didapatkan bahwa peluang trafo yang rusak diatas batasan yang ditetapkan lebih besar [2].
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa trafo pada setiap gardu induk berpotensi mengalami gangguan yang sekiranya dapat mempengaruhi proses distribusi tenga listrik. Olah karena itu diperlukan analisis untuk mendapatkan informasi yang akurat sebagai acuan dalam menangani gangguan yang terjadi serta meminimalisir efek yang ditimbulkan dari gangguan tersebut.
Pada penelitian lain yang berjudul “Kombinasi Fitting Sinusoids dan
Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit (Studi Kasus: Koperasi Simpan Pinjam X Salatiga, Jawa Tengah)”. Penelitian ini menitikberatkan kepada peramalan permintaan kredit pada KSP X dengan menggunakan metode
fitting sinusoids untuk melakukan pendekatan pada plot data permintaan kredit serta menggunakan metode dekomposisi untuk melakukan peramalan. Metode
fitting sinusoids digunakan karena data kredit yang fluktuatif setiap harinya, plot yang dihasilkan tidak menunjukkan adanya proyeksi trend, siklis ataupun musiman. Sehingga digunakan pendekatan dengan metode sinus. Hasil error yang didapat dari peramalan permintaan kredit KSP X adalah 10%, menunjukkan bahwa kedua metode ini dapat digunakan untuk melakukan pendekatan dari plot yang fluktuatif dan peramalan [3]. Pada penelitian ini metode fitting sinusoids terbukti dapat digunakan dalam menangani masalah data yang fluktuatif.
Berdasarkan pada penelitian yang sebelumnya dilakukan, setiap gardu induk berpotensi mengalami gangguan yang dapat berakibat pada penyaluran tenaga listrik kepada masyarakat. Gangguan yang dapat berasal dari internal ataupun eksternal memerlukan penanganan yang tepat sehingga pada penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap gangguan listrik yang terjadi di PLN Kalimantan Barat. Mengingat terjadinya gangguan yang tidak teratur dan dipengaruhi oleh banyak faktor, sebelum melakukan analisis digunakan metode fitting sinusoids
untuk melakukan pendekatan pada kurva yang terbentuk dari data aktual. Pencocokan kurva atau fitting dengan metode sinusoids adalah suatu proses pencocokan data dengan fungsi trigonometri, dalam hal ini fungsi sinus dan
cosinus.
Gelombang sinus berpangkal pada persamaan 𝑦= sin𝜃, dimana 𝜃 adalah suatu sudut. Persamaan ini menggambarkan suatu gelombang dengan nilai maksimum 1 dan nilai minimum -1. Gelombang ini bermula dari titik 0 (0 derajat), dan berakhir pada koordinat 0 (360 derajat) dan melewati 0 bila 𝜃 = 180 derajat. Dengan mengalikan persamaan dengan 𝑎, maka amplitudo gelombang sinus dapat dikontrol. Jadi, pada persamaan 𝑦 =𝐴 sin𝜃 nilai maksimum dan nilai minimum berturut – turut adalah +A dan –A. Apabila sudut 𝜃 dikalikan dengan suatu bilangan konstan f, maka frekuensi dapat dikontrol dan menyesuaikan data yang akan digunakan. Penambahan suatu sudut konstan ∅ terhadap 𝜃 akan menjadikan perpindahan fase gelombang secara horizontal. Berdasarkan ketiga faktor amplitudo (𝑎), frekuensi (f) dan fase (∅), dalam hubungannya dengan deret berkala maka persamaan yang digunakan dalam metode ini adalah persamaan 1 [4].
4
Dimana 𝑎 adalah amplitude, 2𝜋
𝑏 adalah periode, ℎ adalah horizontal
shift, dan 𝑘 adalah vertikal shift. Nilai 𝑎,𝑏,ℎ dan 𝑘 ditentukan dengan menyesuaikan data yang akan dicocokkan.
Untuk mengetahui ketepatan hasil peramalan dari metode dapat dilakukan uji kesalahan. Terdapat banyak metode dalam melakukan uji akurasi, salah satunya yaitu Nilai Tengah Galat Persentase Absolut (Mean Absolut Percentage Error)
5
Gambar 1 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Singkawang
Gambar 2 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Singkawang
6
Gambar 3 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Siantan
Gambar 4 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Siantan
7
Gambar 5 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Senggiring
Gambar 6 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Senggiring
Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan grafik gangguan pada Gardu Induk Senggiring memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk tidak membentuk perilaku data tertentu. Pola yang dihasilkan menunjukkan bahwa terdapat kenaikan dan penurunan yang tidak menentu.
8
Gambar 8 Grafik Gangguan Eksternal Gardu Induk Seiraya
Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan grafik gangguan yang terjadi pada Gardu Induk Senggiring memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk dari data gangguan internal dan eksternal pada gardu induk Seiraya masih menunjukkan pola data yang fluktuatif.
Gambar 9 Grafik Gangguan Internal Gardu Induk Parit Baru
9
Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukkan gangguan yang terjadi pada Gardu Induk Parit Baru memperlihatkan bahwa pola data yang terbentuk dari gangguan internal dan eksternal pada gardu induk Parit Baru.
Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengerjaan penelitian ini diselesaikan melaui lima tahapan, yaitu (1) Identifikasi Masalah dan Studi Literatur; (2) Perencanan; (3) Pengumpulan Data; (4) Analisis Data; (5) Pelaporan. Gambaran lebih lengkapnya terdapat pada gambar 1.
Gambar 11 Tahapan Penelitian
Langkah – langkah penelitian pada gambar 11 dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang ada, dalam hal ini gangguan listik yang berasal dari internal dan eksternal. Data yang digunakan yaitu gangguan internal dan eksternal pada tiap gardu induk dalam periode satu minggu mulai dari Januari 2012 sampai Agustus 2014. Data yang terkumpul diproses dalam bentuk grafik. Selanjutnya dilakukan pencocokan kurva atau fitting dengan model sinusoids untuk mendapatkan data ramalan, dan besarnya error dari metode ini. Berdasarkan fitting
tersebut, akan dilakukan analisis dan perbandingan antara lima gardu induk yang ada di PLN Kalimantan Barat. Selanjutnya akan disimpulkan berdasarkan hasil penelitian yang didapat.
4. Hasil dan Pembahasan
PLN Kalimantan Barat memiliki lima gardu induk untuk melakukan proses transmisi dari pembangkit menuju gardu distribusi yang nantinya akan dilanjutkan ke pelanggan. Pola data yang terbentuk pada grafik untuk kelima gardu induk tidak memperlihatkan perilaku data yang memiliki pola trend, musiman atau siklis. Oleh karena itu digunakan pendekatan dengan metode fitting dengan fungsi sinus. Dalam metode sinus terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, amplitudo, frekuensi dan perpindahan gelombang yang harus disesuaikan untuk
Identifikasi Masalah & Studi Literatur
Perencanaan
Pengumpulan Data Analisis Data dengan Fitting
10
mendapatkan hasil dari pencocokan yang lebih baik. Berikut hasil dari fitting sinusoids pada gangguan internal tiap gardu induk PLN Kalimantan Barat.
Gambar 12 Fitting Sinusoids Gangguan Internal Singkawang
Gambar 12 menunjukkan pencocokan kurva dari data gangguan internal Gardu Induk Singkawang dengan fungsi sinus, hasil perhitungan memberikan nilai
amplitudo sebesar 3,28, periode gelombang sebesar 20π/2, perpindahan horizontal
6, dan perpindahan vertikal 13,6. Sesuai dengan persamaan 1 didapat fungsi pada persamaan 3.
𝑦= 3 sin 20 (𝑥 −6) + 13 ... (3)
Berdasarkan Persamaan 3, didapat hasil fitting dan dicari nilai error
dengan MAPE yang bernilai 51,54. Nilai amplitudo memperlihatkan bahwa fluktuasi data gangguan berkisar di antara batas 0 sampai dengan (2 x 3,28 = 6,56) gangguan per minggu dengan pergerakan vertikal pada model sebesar 13,6 dan pergerakan horizontal sebesar 6. Hasil dari model memperlihatkan batas minimum dan maksimum pada pola bernilai 10 dan 16. Hal ini dapat dibandingkan banyaknya gangguan yang terjadi yang berkisar di bawah 20 gangguan per minggu.
Periode gelombang yang terjadi sebesar 20π/2 sebanding dengan 31,40 dalam skala
11
Gambar 13 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Siantan
Gambar 13 menunjukkan hasil fitting gangguan internal Gardu Induk Siantan dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapat nilai amplitudo
sebesar 2, periode setiap gelombang adalah 5π/2, pergeseran kurva horizontal
sebesar 5, dan pergeseran vertikal sebesar 2. Berdasarkan persamaan 1 didapatkan fungsi pada persamaan 4.
𝑦= 2 sin 5 (𝑥 −5) + 2 ...(4)
Berdasarkan persamaan 4 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji akurasi dengan MAPE yang bernilai 80,08. Nilai amplitudo memperlihatkan pola gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 4 dengan pergeseran vertikal sebesar 2 dan pergerakan horizontal sebesar 5, sehingga didapat nilai minimum dan maksimum untuk model yaitu 1 dan 4. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 5 gangguan per minggu
di luar lonjakan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 5π/2
12
Gambar 14 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Senggiring
Gambar 14 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk Senggiring dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo sebesar 5,9, periode gelombang adalah 28π/2, pergeseran horizontal sebesar 5, dan pergeseran vertikal sebesar 7. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada persamaan 5.
𝑦 = 5 sin 28 (𝑥 −5) + 7 ...(5)
Berdasarkan persamaan 5 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji akurasi dengan MAPE yang bernilai 120,75. Nilai amplitudo memperlihatkan pola gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 10 dengan pergeseran vertikal sebesar 7, sehingga didapat nilai minimum dan maksimum untuk model yaitu 2 dan 12. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 15 gangguan per minggu di luar lonjakan yang
terjadi pada periode tertentu. Nilai periode sebesar 28π/2 sebanding dengan 43,96
13
Gambar 15 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Seiraya
Gambar 15 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk Seiraya dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 7, periode gelombang adalah 3π/2, pergeseran horizontal sebesar 8, dan
pergeseran vertikal sebesar 11. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada persamaan 6.
𝑦 = 7 sin 3 (𝑥 −8) + 11 ...(6)
14
Gambar 16 Fitting Sinusoid Gangguan Internal Parit Baru
Gambar 16 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk Parit Baru dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 7, periode gelombang adalah 2π/2, pergeseran horizontal sebesar 17, dan
pergeseran vertikal sebesar 15. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada persamaan 7.
𝑦 =−7 sin 2 (𝑥 −17) + 15 ...(7)
Berdasarkan persamaan 7 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji akurasi dengan MAPE yang bernilai 37,52. Nilai amplitudo memperlihatkan pola gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 14 dengan pergeseran vertikal sebesar 15, sehingga di dapat milai minimum dan nilai maksimum untuk model yaitu 8 dan 22. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 29 gangguan per minggu, di luar lonjakan yang terjadi di periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 2π/2 sebanding dengan 3,14 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada perulangan di setiap 3 periode ke depan. Informasi lain yang bisa didapat adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 17 gangguan dan besar pergerakan tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 15 minggu.
Berdasarkan hasil analisis dari lima gardu induk pada PLN Kalimantan Barat, didapatkan bahwa penerapan model fitting sinusoids paling sesuai ada pada Gardu Induk Parit Baru dengan nilai error paling kecil yaitu sebesar 37,52. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah sekitar Parit Baru memiliki peluang gangguan internal yang lebih besar dibandingkan wilayah lain.
15
Gambar 17 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Singkawang
Gambar 17 menunjukkan hasil fitting dari data gangguan eksternal Gardu Induk Singkawang dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan sinus didapatkan nilai amplitudo sebesar 5, besar periode setiap gelombang adalah 16π/2, pergeseran horizontal sebesar 3, dan pergeseran vertikal sebesar 10. Berdasarkan persamaan 1 didapatkan fungsi pada Persamaan 8.
𝑦 = 5 sin 16 (𝑥 −3) + 10 ...(8)
Berdasarkan Persamaan 4 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji akurasi dengan MAPE yang bernilai 40,29. Nilai amplitudo memperlihatkan pola gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 10 dengan pergeseran vertikal sebesar 10, sehingga didapat nilai minimum untuk model yaitu 5 dan nilai maksimum untuk model yaitu 15. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 15 gangguan per
minggu. Nilai periode sebesar 16π/2 sebanding dengan 25,12 dalam skala radian.
16
Gambar 18 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Siantan
Gambar 18 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu Induk Siantan dengan fungsi sinus. Dari perhitungan memberikan nilai amplitudo sebesar 4, periode gelombang adalah 10π/2, pergeseran horizontal sebesar 5, dan pergeseran vertikal sebesar 5. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada persamaan 9.
𝑦 = 4 sin 10 (𝑥 −5) + 5 ...(9)
17
.Gambar 19 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Senggiring
Gambar 19 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu Induk Senggiring dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan
amplitudo sebesar 10, periode gelombang adalah 14π/2, pergeseran horizontal
sebesar -12, dan pergeseran vertikal sebesar 20. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada persamaan 10.
𝑦 = 10 sin 14 (𝑥+ 12) + 20 ...(10)
Berdasarkan persamaan 10 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji akurasi dengan MAPE yang bernilai 38,54. Nilai amplitudo memperlihatkan pola gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 20 dengan pergeseran vertikal sebesar 20, sehingga didapat nilai minimum dan nilai maksumum untuk model yaitu 10 dan 30. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 30 gangguan per minggu di luar
lonjakan yang terjadi di periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 14π/2
18
.Gambar 21 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Seiraya
Gambar 21 menunjukkan hasil fitting gangguan eksternal pada Gardu Induk Seiraya dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 7, periode gelombang adalah 17π/2, pergeseran horizontal sebesar -6, dan
pergeseran vertikal sebesar 18. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada persamaan 11.
𝑦 = 7 sin 17 (𝑥+ 6) + 17 ...(11)
Berdasarkan persamaan 11 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji akurasi dengan MAPE yang bernilai 50,82. Nilai amplitudo memperlihatkan pola gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 14 dengan pergeseran vertikal sebesar 17, sehingga didapat nilai minimum dan nilai maksimum untuk model yaitu 10 dan 24. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 30 gangguan per minggu di luar
lonjakan yang terjadi pada periode tertentu. Nilai periode sebesar 17π/2 sebanding
19
Gambar 20 Fitting Sinusoid Gangguan Eksternal Parit Baru
Gambar 20 menunjukkan hasil fitting gangguan internal pada Gardu Induk Parit Baru dengan fungsi sinus. Berdasarkan perhitungan didapatkan amplitudo
sebesar 6, periode gelombang adalah 10π/2, pergeseran horizontal sebesar 38, dan
pergeseran vertikal sebesar 22. Berdasarkan persamaan 1 didapat fungsi pada persamaan 12.
𝑦 = 6 sin 10 (𝑥 −38) + 22 ...(12)
Berdasarkan persamaan 12 didapatkan hasil fitting untuk melakukan uji akurasi dengan MAPE yang bernilai 47,98. Nilai amplitudo memperlihatkan pola gangguan pada pendekatan model yang dibuat berkisar di antara 0 sampai 12 dengan pergeseran vertikal sebesar 22, sehingga didapat nilai minimum dan nilai maksimum untuk model yaitu 16 dan 28. Hasil ini terlihat dari banyaknya gangguan yang terjadi berkisar antara 0 sampai 34 gangguan per minggu, di luar
lonjakan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Nilai periode sebesar 10π/2
sebanding dengan 15,7 dalam skala radian. Hal ini memberi informasi bahwa diperkirakan akan ada perulangan di setiap 16 periode. Informasi lain yang bisa didapat adalah rata-rata gangguan terjadi yaitu sebanyak 38 gangguan dan besar pergerakan tiap minggu untuk rata-rata gangguan adalah 22 minggu.
Berdasarkan hasil analisis dari lima gardu induk pada PLN Kalimantan Barat, didapatkan bahwa penerapan model fitting sinusoids paling sesuai ada pada Gardu Induk Senggiring dengan nilai error paling kecil yaitu sebesar 38,54. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah sekitar Senggiring memiliki peluang gangguan eksternal yang lebih besar dibandingkan wilayah lain.
5. Simpulan
20
pada Gardu Induk Senggiring dengan nilai 30,89 gangguan pada minggu ke-91 dimana nilai uji akurasi untuk error didapat sebesar 38,54.
Hasil error dari penelitian menggunakan fitting sinusoids terlihat bahwa nilai yang dihasilkan masih terlalu besar. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan kombinasi untuk mendapatkan nilai error yang lebih kecil sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Selain itu dapat dikembangkan dengan membuat aplikasi untuk lebih mempermudah analisis.
6. Daftar Pustaka
[1] KDA, Kalimantan Barat Dalam Angka, 2010, http://kalbar.bps.go.id, diakses pada tanggal : 22 Juni 2014.
[2] Winotoharjo, Sumanto, 2012, “Penaksiran Potensi Gangguan Pada Suatu
Gardu Induk dengan Menggunakan Regresi Beta”, Bandung : Universitas Padjajaran.
[3] Prihantini, R., 2014, “Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode
Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit (Studi Kasus :
KSP X Salatiga, Jawa Tengah)”, Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana.
[4] Chapra, S.C. & Canale, R. P., Numerical Methods for Engineers, Sixth Edition, New York : Mc Graw Hill.
[5] Makridakis, S., Wright, S.C.W., dan Mc Gee V.1999. Alih Bahasa Suminto, H,Ir. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Kedua. Binaputra Aksara. Jakarta.
[6] Suryana, 2010, Metodologi Penilitian : Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Universitas Pendidikan Indonesia.