• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA Model Pemb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA Model Pemb"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(Model Pembelajaran, Kooperatif Jigsaw)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Wulan

Izzatul Himmah, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Triyani Setya Dewi

(23070150037) 2. Intan Hidayanti n (23070150039)

3. Ahmad Yusuf s (23070150055) 4. M. Arif Rahmanto (23070150085) 5. Dwi Iin Andriyani (23070150071) 6. Riski Surya r (23070150038) 7. Fitrohtul W (23070160016)

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari krmampuan guru mengembangkan model – model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.

Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara – cara mengimplementasikan model – model pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran.model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktorlain, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa secara optimal dalam pembelalajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

Mempertimbangkan pentingnya hal di atas maka kami sebagai calon pendidik akan membahas 3 model pembelajaran yaitu model pembelajaran langsung, kooperatif dan diskusi.

B. Rumusan Masalah

(3)

BAB II

PEMBAHASAN A. Model Pembelajaran Langsung

1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung dirancang khusus untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa yang berkenaan dengan pen getahuan atau materi yang bersifat deklaratif atau prosedural. Yang dimaksud pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesutu atau pengetahuan yang sifatnya informatif. Misalnya pengetahuan tentang jenis-jenis segitiga, jenis bangun – bangun datar atau definisi jarak dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu langkah demi langkah. Misalnya pengetahuan bagaimana melukis segitiga, bagaimana menyelesaikan suatu persamaan, bagaimana menentukan suku ke-n dari suatu barisan bilangan, bagaimana melakukan suatu operasi, dan sebagainya.

Model pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah atau metode ekspositori, namun metode ekspositori erat hubungannya dengan model pembelajaran langsung. Walaupun model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru, namun guru harus tetap menjamin terjadinya keterlibatan siswa terutama dalam memperhatikan, mendengarkan dan resitasi (tanya jawab) yang terencana. Oleh karena itu, lingkungan belajar yang diciptakan harus berorientasi pada tugas – tugas siswa yang diberikan secara terbimbing maupun mandiri dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar yang baik.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung mempunyai ciri atau karakteristik sebagai berikut :

a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran

c. Sintem pengelolaan dan lingkungan belajar yang diperlukan agar pembelajaran dapat berlangsung dan berhasil.

(4)

Pada model pembelajaran langsung terdapat lima langkah yang sangat penting. Pada awal pembelajaran guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada materi baru dengan mengingatkan materi yang yang relevan yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Pada langkah ini guru juga harus memotivasi siswa dapat berperan optimal dalam pembelajaran.

Selanjutnya pada langkah kedua guru menyajikan materi pembelajaran atau mendemonstrasikan tentang pengetahuan atau ketrampilan tertentu. Pada langkah ketiga guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengerjakan latihan dengan bimbingan guru dilanjutkan dengan langkah keempat guru mengecek pemahaman dan memberi umpan balik terhadap keberhasilan siswa dalam mengerjakan tugas. Pada langkah terakhir guru memberi latihan lanjutan dan memberi kesempatan siswa untuk menerapkan pengetahuan atau ketrampilan yang dipelajari dalam kehidupan sehari – hari. Rangkuman langkah – langkah dalam model pembelajaran langsung di atas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Langkah – Langkah Model Pemelajaran Langsung

Langkah Peran Guru

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belajar pelajaran, memotivasi siswa dan mempersiapkan siiwa untuk belajar. 2. Mendemostrasikan

3. Membimbing pelatihan Memberikan latihan terbimbing. 4. Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik

Mengecek keberhasilan siswa dalam mengerjakan tugas dan memberi umpan balik.

5. Memberikan latihan lanjutan dan penerapan konsep.

(5)

Seperti halnya pembelajaran pada umumnya dengan model pembelajaran langsung akan terlaksana dengan baik jika dirancang dengan baik pula.

4. Ciri utama model pembelajaran langsung

a. Tugas – tugas perencanaan 1) Merumuskan masalah 2) Memilih isi

Guru harus dapat mempertimbangkan kurun waktu dalam memberikan berapa banyak informasi kepada siswa dan guru juga harus selektif dalam memilih materi yang cocok dengan menggunakan model pembelajara langsung.

3) Melakukan analisis tugas

Analisis tugas, membantu guru menentukan dengan tepat apa yang perlu dilakukan siswa untuk melaksanakan ketrampilan yang akan dipelajari. 4) Merencanakan waktu dan ruang

Guru harus mempelajari waktu yang tersedia sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa dan motivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas – tugasnya dengan perhatian yang optimal. Mengenal dengan baik siswa – siswa yang diajar, sangat bermanfaat untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran. Selain itu, guru harus merencanakan dan mengelola ruang dalam memilih formasi baris atau kolom dalam menyusun meja atau bangku untuk mengajar.

b. Evaluasi

Tujuan evaluasi pembelajaran pada model pembelajaran langsung memusat pada tes kertas dan pensil untuk mengukur pengetahuan deklaratif. Sedangkan untuk mengukur perkembangan ketrampilan prosedural dengan mneggunakan berbagai tes kinerja. Berikut ini prinsip kinerja yang dikemukakan oleh Gronlund (1982) dasar yang dapat membimbing guru dalam merancang sistem penilaian dan menciptakan tes mereka sendiri yaitu:

1) Sesuai dengan tujusn pembelajaran 2) Mencakup semua tugas pembelajaran 3) Menggunakan soal tes yang sesuai 4) Membuat tes yang valid dan reliabel

5) Memanfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

(6)

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivismr dan merupakan suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami suatu pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelomppoknya belum menguasai bahan pembelajaran.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif ini berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.

Dalam pembelajaran kooperatif tidak cukup bagi siswa hanya mempelajari materi saja, mereka juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan untuk bekerja dalam suatu tim/kelompok, seperti bagaimana mendengarkan, merespons, menyetujui, tidak menyetujui, memperjelas, mendorong, dan mengevaluasi yang kesemuanya ini tercakup dalam keterampilan kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama-sama menuju suatu tujuan bersama siswa saling mendorong untuk belajara, saling memperkuat upaya-upaya akademik, dan menerapkan norma yang menunjang pencapaian hasil belajar yang tinggi. Tujuan dibentuknya kelompok kerja adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif terlibat dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik model pembelajaran kooperatif, yaitu:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi belajarnya;

(7)

c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siwa yang terdiri dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda;

d. Pernghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Pada model pembelajaran kooperatif terdapat 6 langkah pembelajaran yang harus dipikirkan oleh guru.

a. Pada awal pembelajaran seperti pada pembelajaran yang lain, guru memberi motivasi agar siswa siap menerima pelajaran kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran serta mengingatkan kembali materi yang relevan yang telah dipelajari siswa sebelumnya.

b. Guru menyajikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dengan demonstrasi atau bahan bacaan. Pada langkah ini, guru tidak menjelaskan materi tetapi hanya menyajikan informasi berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan dan informasi tentang materi yang mungkin baru bagi siswa.

c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari 4-6 orang, dimana pada setiap kelompok terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan berasal dari berbagai suku. Artinya, kelompok yang terbentuk harus heterogen, baik dari segi kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang.

d. Siswa belajar dalam kelompok, guru berkeliling kelas mengamati setiap kelompok, memberi motivasi jika ada kelompok yang malas atau lambat dalam menyelesaikan kegiatan atau tugas dan mengarahkan siswa jika dalam kelompok mereka mengalami masalah.

(8)

f. Memberi umpan balik terhadap hasil yang diberikan setiap kelompok. Kelompok yang menunjukkan hasil kerja terbaik bisa diberikan penghargaan. Penghargaan di sini tidak harus menggunakan hadiah, tetapi berupa tepuk tangan (aplaus) suddah menunjukkan penghargaan bagi mereka.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif di atas dapat dirangkum seperti pada tabel di bawah ini.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada materi yang dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar

2 Menyampaikan informasi atau materi pelajaran

Menyajikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa baik dengan demonstrasi atau bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan bekerja sama dalam kelompok agar terjadi perubahan yang efisien

4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Mengamati, mendorong, dan membimbing siswa dalam menyelesaikan tugass

5 Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

6 Mengumumkan pengakuan atau penghargaan

Memberikan umpan balik terhadap hasil kerja seluruh kelompok dan memberi penghargaan kepada kelompok yang telah menunjukkan hasil kerja baik.

(9)

Pada model pembelajaran kooperatif terdapat bermacam-macam tipe pembelajaran diantaranya yaitu:

a. Student Teams Achievement Division (STAD)

Pada kooperatif tipe STAD siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok beranggotakan 4-5 orang. Setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya. Siswa dalam satu kelompok saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, atau melakukan diskusi. Setiap periode waktu tertentu, misalnya dua minggu siswa diberi kuis. Kuis tersebut menhasilkan skor, dan tiap individu dapat diukur skor perkembangannya.

b. Jigsaw

Tipe jigsaw diterapkan dengan membagi siswa dalam kelompok belajar yang terdiri dari 4 atau 5 orang anggota yang heterogen. Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa berbentuk teks. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari bahan yang diberikan tersebut. Sebagai contoh, jika materi yang diajarkan sistem persamaan linier dua variabel maka setiap anggota mempelajari tentang metode grafis, metode substitusi, metode eliminasi dan metode determinan. Anggota dari kelompok lain yang mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajari dan didiskusikan di dalam kelompok ahli untuk diajarkan kepada teman dalam kelompoknya sendiri. Tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tiap kelompok asal.

c. Investigasi Kelompok

(10)

mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan diteruskan melakukan penyelidikan yang mendalam atau topik yang dipilih tersebut. Akhirnya kelompok-kelompok tersebut akan menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh siswa dalam kelas.

d. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individual. Dua macam pendekatan struktural yang terkenal, yakni think-pair-share dan numbered-head together yang dapat digunakan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi materi tertentu.

Think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Langkah-langkah think-pair-share

sebagai berikut.

1) Thinking (berpikir)

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.

2) Pairing

Guru meminta siswa berpasangan dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.

3) Sharing

(11)

dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan tugas mereka.

(12)

an LKS dan kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang harus diperhatikan. Agar dapat berjalan lancar, sebaiknya kepada siswa diberitahukan petunjuk-petunjuk sebagai berikut.

a) Tujuan pelajaran

b) Apa saja yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok c) Batas waktu untuk menyelesaikan tugas

(13)

e) Jadwal presentasi kelas untuk kelompok penyelidikan

f) Prosedur pemberian nilai penghargaan individu dan kelompok g) Format presentasi laporan

C. Model Pembelajaran Diskusi

1. Pengertian model pembelajaran diskusi

Model pembelajaran diskusi adalah suatu pedoman para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan menekankan pada suatu kelompok belajar yang saling berinteraksi, dimana interaksi tersebut dapat berlangsung antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru dan interaksi tersebut juga bersifat mengembangkan materi, keterampilan sikap atau ketermpilan berproses. Diskusi dapat digunakan sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya pikir siswa dan membantu mereka membentuk pemahaman sendiri tentang materi.

b. Meningkatkan keterlibatan dan keterkaitan siswa, bertanggung jawab sendiri terhadap belajar mereka dan tidak semata-mata tergantung pada seorang guru.

c. Diskusi membantu siswa untuk belajar ketrampilan komunikasi yang penting.

Pada kegiatan diskusi, para peserta diskusi didorong untuk berani menyampaikan pendapatnya, mengenali masalah, mencari data, mengolah data, dan menarik suatu kesimpulan. Dikusi bertujuan agar suasana tidak terlalu formal, dan siswa sebagai anggota kelompok bebas menyampaikan pendapatnya. Dengan demikian, hasil diskusi merupakan hasil pemikiran kelompok.

2. Karakteristik model pembelajaran diskusi

a. Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Pair-Share)

1) Berpikir, guru mengajukan pertanyaan/ permasalahan dan memberi kesempatan berfikir sebelum siswa menjawab pertanyaan/ permasalahan tersebut.

2) Berpasangan, guru meminta siswa berpasangan untuk menjawab pertanyaan/ permasalahan.

(14)

b. Kelompok Aktif (Buzz Group)

Dalam kelompok aktif, guru meminta siswa membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-6 orang untuk berdiskusi tentang ide siswa pada materi pelajaran. Setiap kelompok menetapkan seorang anggota untuk mendaftar semua ide/ pendapat yang muncul dalam kelompok. Selanjutnya guru meminta setiap kelompok aktif ini menyampaikan hasil diskusi kelompoknya pada kelas.

c. Bola Pantai (Beach Ball)

Guru memberi bola kepada seorang siswa untuk memulai diskusi dengan pengertian bahwa hanya siswa yang memegang bola yang boleh berbicara. Siswa-siswa lainnya mengangkat tangan tangan dengan tujuan agar ia mendapat boal jika ia ingin mendapat giliran berbicara

3. Langkah-langkah pembelajaran diskusi

Langkah Perilaku Guru

1. Menyampaikan tujuan dan membangkitkan motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk

berpartisipasi

2. Memfokuskan diskusi Mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang menimbulkan tanda tanya, atau menguraikan permasalahan diskusi. 3. Mengendalikan diskusi Memantau interaksi siswa,

mengajukan pertanyaan,

mendengarkan gagasan, melaksanakan aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri, mengekspresikan ide guru sendiri. 4. Mengakhiri diskusi Menutup diskusi dengan merangkum

atau mengungkapkan manfaat diskusi yang telah dilakukan siswa.

(15)
(16)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi dapat sisimpulkan bahwa model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang berpusat pada guru, namun guru harus tetap menjamin terjadinya keterlibatan siswa terutama dalam memperhatikan, mendengarkan dan resitasi (tanya jawab) yang terencana. Oleh karena itu, lingkungan belajar yang diciptakan harus berorientasi pada tugas – tugas siswa yang diberikan secara terbimbing maupun mandiri dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar yang baik.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok – kelompok. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan ketrampilan sosial.

Pembelajaran koperatif memiliki beberapa tipe diantaranya : 1. Tipe jigsaw (Tim Ahli)

2. Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation) 3. Tipe STAD

4. Tipe Think Pair Share (TPS)

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel Langkah – Langkah Model Pemelajaran Langsung

Referensi

Dokumen terkait

The general introduction ends with an informative summation of the most rele- vant review articles and book chapters, which is followed by the listing of individual formulas grouped

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Ilmu Pendidikan1. Universitas

Murid menyalin ayat dengan cara yang betul dari segi ketepatan huruf, huruf besar atau huruf kecil, tanda bacaan, jarak antara perkataan

Ajaran hidup kita, disebut Dharma, dapat dipelajari dari kitab suci Veda (Baik Sruti maupun Smerti). Sruthi adalah Wahyu Tuhan. Smerti adalah ajaran Hindu yang diajarkan ke umat

Definisi operasional yang perlu dijelaskan dalam judul penelitian “ Manfaat hasil kursus tata rias wajah pengantin modern sebagai kesiapan menjadi penata rias pengantin “

Hasil yang riset menyangkut (1) telaah komprehensif tentang eksistensi pasar tradisional yang semakin melemah, ditengah kuatnya penetrasi gaya hidup pasar modern, dengan mengambil

[r]

Waktu kunjungan pertama ibu hamil (K1) dengan umur kehamilan kurang dari 12 minggu berdasarkan sarana dan prasarana yang tersedia di pelayanan kesehatan Puskesmas Kepil