• Tidak ada hasil yang ditemukan

CALK KESBANG 2014(6)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CALK KESBANG 2014(6)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I Pendahuluan

Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan negara dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur dan merata berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan RI dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi terdiri atas kabupaten dan kota. Tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya, termasuk pengelolaan keuangannya.

Sesuai dengan amanat UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 33 Tahun 2004 dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, serta PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perda No. 5 tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, yang kemudian dijabarkan dengan Peraturan Bupati Lombok Barat No. 41 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan ketentuan pada peraturan-peraturan tersebut, Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas dana yang berada dalam tanggungjawabnya serta menyiapkan Laporan Keuangan sehubungan dengan pelaksanaan anggaran dan barang yang dikelolanya. Laporan Keuangan yang dimaksud terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

1.1.

Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Laporan Keuangan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2014 disusun dengan maksud untuk memenuhi tanggung jawab konstitusi sesuai dengan ketentuan UU No. 17/2003, UU No. 33/2004, PP No 58/2005, PP No. 24/2005, PP No. 08/2006 dan Peraturan Bupati No. 41 Tahun 2008 Tujuan pelaporan keuangan ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas publik Badan Kesatuan Bangsa dan politik atas sumber daya yang dipercayakan kepada SKPD, dengan:

a) menyediakan informasi keuangan secara komprehensif yang berguna bagi perencanaan dan pengelolaan keuangan pemerintah daerah serta meningkatkan efektifitas pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana;

b) menyediakan informasi keuangan yang transparan kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik;

c) menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;

d) menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

(2)

1.2.

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan

Pelaporan keuangan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:

1) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 5 ayat (2);

2)

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286), mengamanatkan bahwa pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);

3) Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4400);

5)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang-Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438);

7) Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 4578);

8)

Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (Lembaran Negara RI Tahun 2011 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2011 Nomor 5165);

9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614)

10)

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

(3)

Pengelolaan Keuangan Daerah.

12)

Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2008 tentang Kebijakan Akutansi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

13)

Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 8 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Nomor 8 Tahun 2013).

14)

Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 43 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok,Fungsi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat.

15)

Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 28 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 ( Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 28 )

1.3.

Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Adapun sistematika isi catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan

1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan 1.3. Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan Bab II Kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja keuangan

2.1. Kebijakan keuangan

2.2. Indikator pencapaian target kinerja keuangan Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan

3.1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan 3.2. Hambatan dan kendala pencapaian target

Bab IV Kebijakan akuntansi

4.1. Entitas pelaporan keuangan SKPD

4.2. Asumsi dasar penyusunan laporan keuangan

4.3. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.4. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan

(4)

Bab V Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan 5.1. Penjelasan Pos Pendapatan 5.2. Penjelasan Pos Belanja 5.3. Penjelasan Pos Aset 5.4. Penjelasan Pos Kewajiban 5.5. Penjelasan Pos Ekuitas dana

5.6. Pengungkapan Informasi sehubungan dengan penerapan basis akrual Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan

(5)

Kebijakan Keuangan

dan Pencapaian Target Kinerja Keuangan

2.1. Kebijakan Keuangan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lombok Barat tahun anggaran 2014 disahkan melalui Perda Nomor : 8 Tahun 2013 sedangkan APBD Perubahan disahkan melalui Perda Nomor Tahun 2014 dan pelaksanaannya melalui Peraturan Bupati Nomor Tahun 2014.

Terkait dengan perubahan anggaran pendapatan dan belanja pada Badan Kesbang dan Pol

Kabupaten Lombok Barat,

sebagai berikut:

No Uraian Anggaran semula Anggaran setelahPerubahan PenurunanKenaikan/ % I Pendapatan

1 Rp. 0 ( nihil )

Jumlah Pendapatan II Belanja

1 Belanja Pegawai 2.830.691.349,42 2.795.674.581,26 (35.016.768,16) (1,25)

2 Belanja Barang 611.423.000 584.036.000 (27.387.000) (4,70) 3 Belanja Modal 13.000.000 53.899.000 40.899.000 (75.88)

Jumlah Belanja 3.455.114.349,42 3.433.609.581,26 (21.504.768.16) (0,63) Defisit/Surplus (3.455.114.349,42

) (3.433.609.581,26) (21.504.768.16) (0,63)

Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan menjadi faktor pembatas dalam mewujudkan kinerja kegiatan yang dilaksanakan. Permasalahan utama yang dihadapi oleh Bakesbang dan Politik Kabupaten Lombok Barat antara lain:

a. Terbatasnya anggaran

b. Kurangnya sarana pendukung dalam menyerap dan penyampaian informasi dan koordinasi bagi anggota kominda

c. Terbatasnya anggaran guna memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan , peredaran/penggunaan miniman keras dan narkoba.

d. Kurangnya kesadaran ormas dan LSM yang melaporkan keberadaannya.

e. Masih adanya Ormas dan LSM yang berdiri tanpa didukung dokumen yang memadai sesuai persyaratan.

f. Sarana dan prasarana kurang memadai 2.2. Indikator Pencapaian Target Kinerja Keuangan

(6)

1)

Program Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Tujuan program ini untuk meningkatkan pengendalian gangguan masyarakat dan keamanan lingkungan bekerja sama dengan intelejen daerah untuk menun jang kamtibmas sehingga terdeteksinya lebih dini masalah-masalah yang menimbulkan gangguan di 10 Kecamatan, 119 desa dan 3 kelurahan di Kabupaten Lombok Barat. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 180.134.500,- terealisasi sebesar Rp. 180.132.500,- atau 99,999 %. Dalam rangka peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan juga dilaksanakan kegiatan Identifikasi pemetaan konflik yang didukung dengan dana setelah perubahan sebesar Rp. 19.949.500,- terrealisasi sebesar Rp.19.949.500,- atau 100 %. Dan Kegiatan Peningkatan Forum Pembauran Kebangsaan dengan dukungan dana setelah perubahan sebesar Rp. 99.707.000,- terealisasi sebesar Rp. 99.407.000,- atau 99,70 %.

2) Program Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.

Tujuan program ini untuk meningkatkan kantrantibmas juga mengadakan evaluasi dengan cara memberikan informasi dan mengadakan monitoring kepada kemasyarakat di 10 Kecamatan yaitu bagaimana caranya pencegahan tindak kriminal dan penanggulangannya. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung, dengan anggara setelah perubahan sebesar Rp. 23.020.000,-,- terrealisasi sebesar Rp.23.020.000,- atau 100 %

3) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

Tujuan program ini untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan dalam kehidupan beragama untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 9.027.000,- terrealisasi sebesar Rp. 9.027.000 atau 100 %. Dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Nilai-Nilai Luhur Bangsa dengan dukungan dana setelah perubahan sebesar Rp. 9.042.000,- terrealisasi sebesar Rp. 9.042.000,- atau 100 %

4) Program Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (PEKAT)

Tujuan program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemberantasan penyakit masyarakat dengan cara memberikan penyuluhan pencegahan peredaran/ penggunaan miras dan narkoba dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 9.433.000,- terrealisasi sebesar Rp. 9.433.000,- atau 100 %.Serta Penyuluhan Pencegahan Eksploitasi anak dibawah umur dengan anggaran sebesar Rp. 9.108.000,- terrealisasi sebesar Rp. 9.108.000,- atau 100 % Dan monitoring evaluasi dan pelaporan di 119 Desa dan 3 Kelurahan di 10 Kecamatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 21.018.000,-,- terrelisasi sebesar R 21.018.000,- atau 100 %

5) Program Pendidikan Politik Masyarakat

(7)

75.023.000,- terrealisasi sebesar Rp. 74.945.500,- atau 99,90 %. Dan Penyusunan Data Base LSM dan ORMAS dengan anggaran setelah perubahan sebesar 17.625.000,-terrealisasi sebesar Rp.17.619.000,- atau 99,97 %. Dan kegiatan fasilitasi penyaluran bantuan keuangan Parpol se Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. 23.359.000,-terrealisasi sebesar Rp. 23.359.000,- atau 100 %.

6) Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/ AIDS

Tujuan program ini untuk meningkatkan pencegahan dan Pemberantasan Penyalah gunaan dan peredaran gelap narkoba mengingat sangat berbahayanya miras dan narkoba ini, untuk menunjang ini tersedia anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 122.115.000,-terrealisasi sebesar Rp. 122.115.000,- atau 100 %

Ditinjau dari konteks PP 24 Tahun 2005 terkait penyajian laporan keuangan sesuai SAP, target dan realisasi keuangan Badan Kesbang dan Politik Kabupaten Lombok Barat Tahun

Anggaran 2014

dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

No Uraian Anggaran Semula PerubahanAnggaran AnggaranRealisasi Anggaran% dari I Pendapatan

1. 2. 3.

Jumlah Pendapatan II Belanja

1. Belanja Operasi 3.442.114.349,42,- 3.379.710.581,26,- 3.306.723.175 97,84 1.1 Belanja Pegawai 2.830.691.349,42,- 2.795.674.581,26,- 2.727.082.234 97,55

1.2 Belanja Barang 611.423.000,- 584.036.000,- 579.640.941 99,25

2. Belanja Modal 13.000.000,- 53.899.000,- 53.899.000,- 100

2.1 Belanja Modal Tanah 2.2 Belanja Modal

Peralatan Mesin 2.3 Belanja Modal

Gedung Bangunan 2.4 Belanja Modal Jalan,

Irigasi, Jaringan 2.5 Belanja Modal Aset

Tetap Lainnya

Jumlah Belanja 3.455.114.349,42 3.433.609.581.26 3.360.622.175 97,87

Kemudian berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat atas pelaksanaan program/kegiatan yang tercantum dalam DPA/DPPA tahun anggaran 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut:

No Uraian Program dan

(8)
(9)
(10)
(11)

capaian kinerja dan

(12)
(13)
(14)

1. Monitoring Evaluasi dan

(sumber data: DPA/DPPA, Laporan Kegiatan, LRA)

(15)
(16)

Bab III

Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan.

3.1.

Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Pencapaian kinerja keuangan tergambar pada pencapaian/realisasi anggaran pendapatan dan belanja. Berikut disajikan gambaran realisasi anggaran tahun 2014 dan perbandingan dengan

Realisasi tahun anggaran 2013

Pada capaian bagian belanja sebesar 97,87% terinci untuk masing-masing komponen belanja sebagai berikut:

- Belanja pegawai, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 2.795.674.581,26,- terealisasi sebesar Rp 2.727.082.234,- atau 97,55 %.

- Belanja barang, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 584.036.000,- terealisasi sebesar Rp 579.640.941,- atau 99,25 %.

- Belanja Modal, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp 53.899.000,- terealisasi sebesar

Rp 53.899.000,- atau 100 %.

(17)

3.2.

Hambatan dan Kendala Pencapaian Target

Dalam pencapaian target tidak terdapat kendala yang berarti, hanya saja ditemui permasalahan dalam pencapaian target yang telah ditetapkan yaitu berupa mekanisme dan prosedur dalam proses pencairan dana yang sering terlambat disebabkan oleh persyaratan administrasi yang kurang fleksibel sehingga menyebabkan keterlambatan dalam memenuhi Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) sebagai persyaratan proses pencairan dana.

Kondisi tersebut menyebabkan keterlambatan dalam pencairan dana kegiatan sehingga berpengaruh bagi pelaksanaan kegiatan menyangkut penyelesaian kegiatan tepat waktu. Solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala dan hambatan, antara lain:

a. Peningkatan anggaran untuk kegiatan berikutnya b. Peningkatan pelatihan

c. Meningkatkan/memaksimalkan penggunaan sarana komunikasi dan sarana transportasi yang ada pada Bakesbang dan Politik dan meningkatkan koordinasi dengan anggota kominda dieksternal Pemda

(18)

Bab IV Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi disusun untuk mengatur atau sebagai pedoman dalam penyusunan dan penyajian pelaporan keuangan daerah. Laporan keuangan daerah adalah laporan pertanggungjawaban pemerintah daerah atas kegitan keuangan dan sumber daya eknomis yang dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Sehubungan dengan berlakunya PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka kebijakan akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan tahun 2014 juga telah mengalami perubahan.

4.1. Asumsi Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam penyusunan laporan keuangan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut:

 Asumsi kemandirian entitas;

berarti bahwa unit Pemerintah Daerah sebagai entitas pelaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan

 Asumsi kesinambungan entitas;

berarti bahwa laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas tersebut akan berlanjut keberadaannya dan tidak dimaksudkan untuk melakukan likuidansi.

 Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

Berarti bahwa Laporan keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.

4.2.

Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Basis akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan yang diberlakukan untuk setiap SKPD Pemerintah Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut:

Basis Kas (cash basis) untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

Pendapatan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas di Kas Daerah dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas di Kas Daerah.

Basis Akrual (accrual basis) untuk penyusunan Neraca

Aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

4.3.

Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

(19)

4.4.

Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan

Berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang SAP, penerapan SAP dalam Laporan keuangan pemerintah diberlakukan efektif untuk pelaporan keuangan tahun anggaran 2006. Dalam rangka penerapan SAP tersebut, maka beberapa penyesuaian telah dilakukan antara lain: pengklasifikasian dan pengelompokan penyajian pos-pos pada Neraca, Laporan dan Realisasi Anggaran.

Secara rinci, kebijakan akuntansi yang diterapkan terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan tahun 2009 adalah sebagai berikut:

A. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

I. Pendapatan

Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan akuntasi pendapatan antara lain:

a. Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi hak daerah.

b. Pendapatan diakui atas dasar kas, yaitu pada saat diterima pada kas daerah.

c. Pencatatan pendapatan berdasarkan azas bruto yaitu mencatat penerimaan bruto dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah neto (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

d. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang diterima. Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.

e. Pengembalian / koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang pendapatan. Apabila pengembalian/koreksi pendapatan terjadi setelah periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar (SiLPA). f. Pendapatan diklasifikasikan menurut kelompoknya antara lain : Pendapatan Asli Daerah,

Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.

II. Belanja

Kebijakan akuntansi berkaitan dengan belanja daerah yaitu:

a. Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi beban daerah. Belanja diakui atas dasar kas, yaitu pada saat terjadinya pengeluaran dari kas daerah.

b. Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan. Apabila belanja diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan belanja.

c. Koreksi atas pengeluaran belanja yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai Lain – lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah;

(20)

barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Belanja modal diklasifikasikan atas : belanja tanah, belanja peralatan & mesin, belanja gedung & bangunan, belanja jalan, irigasi & jaringan, belanja aset tetap lainnya dan belanja aset lainnya.

B. NERACA

I. ASET LANCAR

Aset lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar antara lain: Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR), Piutang Lainnya, dan Persediaan. I.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggung jawab/ dikelola oleh Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa uang persediaan (UP) yang belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca dan mencakup seluruh saldo rekening Bendahara Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas. Kas di Bendahara Pengeluaran dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

I.2. Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan dari bendahara penerimaan yang bersangkutan. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh bendahara penerimaan dari setoran para wajib pajak/retribusi yang belum disetorkan ke kas daerah. Kas di Bendahara Penerimaan dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

I.3. Piutang Pajak

Piutang pajak adalah merupakan piutang atas pajak-pajak daerah yang dicatat berdasarkan surat ketetapan pajak yang pembayarannya belum diterima. Piutang pajak dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah pajak-pajak yang belum dilunasi.

I.4. Piutang Retribusi

Piutang Retribusi merupakan piutang yang diakui atas jumlah yang belum terbayar sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi berdasarkan bukti penetapan retribusi. Perkiraan piutang retribusi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi.

I.5. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

(21)

Tagihan Penjualan Angsuran dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun.

I.6. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR)

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi merupakan reklasifikasi lain-lain aset yang berupa TGR ke dalam aset lancar disebabkan adanya TGR jangka panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan diterima dalam waktu satu tahun. Dokumen sumber TGR adalah Surat Keputusan yang dikeluarkan Mejelis Pembebanan TP/TGR. Dalam hal Surat Keputusan tersebut terlambat atau tidak diterbitkan, dokumen sumber untuk Piutang TGR diperoleh dari hasil pemeriksaan APFP.

I.7. Piutang Lainnya

Akun Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dan Piutang Pajak. Piutang Lainnya dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah piutang yang belum dilunasi.

I.8. Persediaan

Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan. Saldo persediaan adalah jumlah persediaan yang masih ada pada tanggal neraca. Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian, biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri dan nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.

II. INVESTASI PERMANEN

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan. Bentuk investasi permanen antara lain Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dan Investasi Permanen Lainnya.

II.1. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah menggambarkan jumlah yang dibayar oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Barat untuk penyertaan modal dalam perusahaan negara/daerah dan perolehan deviden dari Penyertaan Modal Pemerintah Daerah yang dikapitalisir kembali. Penyertaan modal pemerintah dicatat sebesar harga perolehan jika kepemilikan kurang dari 20% dan tidak memiliki kendali yang signifikan. Kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki kendali yang signifikan dan kepemilikan 51% atau lebih dicatat secara proporsional dari nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan/lembaga yang dimaksud.

(22)

persentase kepemilikan.

II.2. Investasi Permanen Lainnya – Dana Bergulir

Investasi Permanen Lainnya adalah investasi permanen yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori Penyertaan Modal Pemerintah Daerah. Investasi Dana Bergulir merupakan dana yang dipinjamkan kepada kelompok masyarakat untuk ditarik kembali setelah jangka waktu tertentu dan kemudian disalurkan kembali. Investasi permanen lainnya dicatat sebesar harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperolehnya. Investasi Dana Bergulir dinilai sebesar jumlah nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value).

III. ASET TETAP

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perkiraan aset tetap terdiri dari Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan, dan Akumulasi Penyusutan.

Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan kondisi aset agar tetap dapat digunakan tidak dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan, sedangkan biaya rehabilitasi yang menambah umur dan manfaat dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan.

III.1.Tanah

Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Dalam akun tanah termasuk tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Tanah diakui sebagai aset pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Harga perolehan ini meliputi harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Jika tidak tersedia data secara memadai, maka tanah dicatat dengan estimasi harga perolehan.

III.2. Peralatan dan Mesin

(23)

berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya. III.3. Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Gedung dan Bangunan di neraca meliputi antara lain bangunan gedung; monumen; bangunan menara; dan rambu-rambu. Gedung dan bangunan dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi peralihan hak kepemilikan. Gedung dan bangunan dicatat dengan nilai historis, harga perolehan. Harga perolehan gedung dan bangunan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai gedung dan bangunan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

III.4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Jalan, irigasi dan jaringan di neraca antara lain meliputi jalan dan jembatan; bangunan air; instalasi; dan jaringan. Akun ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi dan jaringan. Jalan, irigasi dan jaringan dicatat sebagai aset pemerintah saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis/perolehan, yaitu harga perolehan. Harga perolehan jalan, irigasi, jaringan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (Tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai jalan, irigasi dan jaringan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

III.5. Aset Tetap Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Aset tetap lainnya di neraca antara lain meliputi koleksi perpustakaan/buku, barang bercorak seni/budaya/olah raga dan hewan/tanaman. Aset tetap lainnya dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak kepemilikan. Aset tetap lainnya dicatat dengan nilai historis/harga perolehan. Harga perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh dengan cara swakelola meliputi biaya langsung (Tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai aset tetap lainnya dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.

III.6. Konstruksi Dalam Pengerjaan

(24)

senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.

III.7. Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Penyusutan menggambarkan akumulasi jumlah penurunan nilai ekonomis aset tetap pada tanggal laporan keuangan. Dengan demikian penyusutan tidak dimaksudkan untuk mengukur besarnya biaya yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan ataupun keuntungan.

Pada Tahun Anggaran 2014 ini, penyusunan atas aset tetap telah dilakukan berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 364 Tahun 2014 tentang Penyusutan Barang Milik Daerah berupa Aset Tetap untuk memperoleh perhitungan penyusutan yang tepat.

IV. ASET LAINNYA

Aset lainnya adalah aset pemerintah yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya antara lain terdiri dari Tagihan Penjualan Angsuran dan Aset Lain-lain.

IV.1. Tagihan Penjualan Angsuran

Tagihan penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah. Contoh tagihan penjualan angsuran antara lain adalah penjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas. Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

IV.2. Aset Lain-lain

Aset Lain-lain adalah aset-aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Ganti Rugi dan Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Contoh dari aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah (aset tetap yang kondisinya rusak berat). Aset Lain-lain dicatat dengan nilai nominal dari aset yang bersangkutan. Untuk aset tetap yang diklasifikasikan ke dalam Aset Lain-lain, dicantumkan sebesar nilai perolehannya. Terhadap Aset lain-lain tidak dilakukan penyusutan.

V. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Kewajiban ini mencakup Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Utang Bunga, Bagian Lancar Utang Dalam Negeri – Pemerintah Pusat, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

V.1. Uang Muka dari BUD

Uang Muka dari BUD merupakan utang yang timbul akibat SKPD belum menyetor kepada Kas Daerah atas sisa UYHD per tanggal neraca. Perkiraan ini dicatat sejumlah nilai nominal yang belum disetor ke kasda.

V.2 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

(25)

dipersamakan. Pungutan/potongan PFK dapat berupa potongan/pungutan Iuran Taspen, Bapertarum, Askes, juga termasuk pajak-pajak pusat. Perkiraan ini dicatat sejumlah yang sama dengan jumlah yang dipungut/dipotong berdasarkan nilai nominal.

V.3. Pendapatan Yang Ditangguhkan

Pendapatan yang Ditangguhkan yaitu adanya pendapatan yang telah diterima oleh SKPD tetapi belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca, misalnya jasa giro atas rekening bank setiap bendaharawan uang di SKPD, pendapatan yang diterima oleh Bendaharawan Penerimaan belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca.

VI. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.

Kewajiban jangka panjang digunakan untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset daerah yang dapat menghasilkan penerimaan (baik langsung maupun tidak langsung) untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat.

VII. EKUITAS DANA

Ekuitas Dana merupakan pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan.

VII.1. EKUITAS DANA LANCAR

Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/SILPA, Pendapatan yang Ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.

VII.2. EKUITAS DANA INVESTASI

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini terdiri dari:

b) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, yang merupakan akun lawan dari Investasi Jangka Panjang.

c) Diinvestasikan dalam Aset Tetap, yang merupakan akun lawan dari Aset Tetap. d) Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, yang merupakan akun lawan Aset Lainnya.

(26)

Bab V

Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

5.1 Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Pelaporan Keuangan

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

5.1.1 PENDAPATAN

5.1.2 BELANJA

Belanja daerah dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bagian yaitu Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga dan Belanja Bagi Hasil - Transfer.

Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai dari kelompok belanja langsung dan belanja tidak langsung, dan belanja barang/jasa dari kelompok belanja langsung. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tidak berwujud.

Jumlah Belanja dalam Tahun Anggaran 2014 dengan target anggaran setelah perubahan sebesar

Rp3.433.609.581,26,- realisasinya sebesar Rp. 3.360.622.175,- atau97,87 %. Rincian atas jumlah belanja tersebut sebagai berikut:

Gambaran angka realisasi Belanja Daerah secara terperinci adalah sebagai berikut:

1.

Belanja Operasi, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp. 3.379.710.581,26- terealisasi sebesar Rp. 3.306.723.175,- atau 97,84 %. Rincian atas jumlah Belanja Operasi tersebut sebagai berikut:

(27)

1. Belanja Operasi

Gambaran angka realisasi Belanja Operasi secara terperinci adalah sebagai berikut: 1.1) Belanja Pegawai

Belanja Pegawai dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.

2.795.674.581,26,-realisasi pengeluaran sebesar Rp 2.727.082.234,- atau 97,55 %. Realisasi tersebut merupakan 97,84 % dari realisasi belanja operasi secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja pegawai tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja pegawai penganggaran tahun 2014 yang berdasarkan Permendagri 13 tahun 2006 jo. Permendagri No. 59/2007, dengan rincian sebagai berikut:

1.2) Belanja Barang

(28)

CATATAN :

- Belanja telpon angka pencapaiannya 27,09 % ini disebabkan ketika akan dibayar ternyata telah dibayar oleh bagian umum sekretariat.

- Belanja air angka pencapaiannya 64,76 % ini disebabkan untuk penghematan anggaran.

2. Belanja Modal

Gambaran angka realisasi Belanja Modal secara terperinci adalah sebagai berikut: 2.1) Belanja Peralatan dan Mesin

Belanja Peralatan dan Mesin dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp.

(29)
(30)

5.1.4. ASET

U r a i a n Tahun 2014 Tahun 2013

ASET LANCAR

1. Kas di Bendaharawan Pengeluaran 00 00

Saldo Kas di Bendaharawan Pengeluaran sebesar Rp 0 (nihil) dan Rp. 0 (nihil) merupakan saldo kas per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dengan rincian:

a. Sisa UUDP 00 00

b. Jasa giro belum di setor ke kasda 00

c. Uang PFK yang belum disetor 00 00

Jumlah 00 00

2. Kas di Bendaharawan Penerimaan 00 00 Saldo Kas di Bendaharawan Penerimaan sebesar

Rp 0 (nihil) dan Rp 0 (nihil) merupakan saldo kas per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, atas uang penerimaan dari wajib pajak/wajib restibusi yang belum disetor ke kasda

3. Piutang Pajak 00 00

Saldo Piutang Pajak sebesar Rp. 0 (nihil) dan Rp 0 (nihil) merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

a. Pajak Hotel 00 00

b. Pajak Restoran 00 00

Jumlah 00 00

Daftar rincian disajikan pada lampiran...

4. Piutang Restribusi 00 00 Saldo Piutang Restribusi sebesar Rp. 0 (nihil) dan

(31)

U r a i a n Tahun 2014 Tahun 2013

a. Temuan BPK 00 00

b. Temuan BPKP 00 00

c. Temuan dari Itjen Depdagri 00 00

d. Temuan dari Bawasda Provinsi 00 00

e. Temuan dari Bawasda Kabupaten 00 00

Jumlah 00 00

Daftar rincian disajikan pada lampiran...

6. Persediaan 747.000,-

781.875,-Saldo Persediaan sebesar Rp.747.000,- dan Rp.781.875,- merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

a. Alat Tulis Kantor 297.000,-

481.875,-b. Barang Cetak 450.000,-

300.000,-Jumlah 747.000,-

781.875,-ASET TETAP

7. Tanah 00 00

Saldo Aset Tetap - Tanah sebesar Rp. 0 (nihil) dan Rp. 0 (nihil) merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

a. Tanah untuk bangunan kantor 00 00

b. Tanah untuk kebun 00 00

c. Tanah untuk fasilitas umum 00 00

Jumlah 00 00

Adapun mutasi aset tetap – tanah selama tahun anggaran 2014 adalah sebagai berikut:

Mutasi – Tambah:

a. Tanah untuk bangunan kantor 00 00

b. Tanah untuk kebun 00 00

c. Tanah untuk fasilitas umum 00 00

Jumlah Penambahan 00 00

Mutasi – Kurang:

a. Tanah untuk bangunan kantor 00 00

b. Tanah untuk kebun 00 00

c. Tanah untuk fasilitas umum 00 00

d. dst 00 00

Jumlah Pengurangan 00 00

Jumlah 00 00

Catatan atas akun aset tetap – tanah adalah sebagai berikut:

 Nihil

 dst

Daftar rincian aset tetap – tanah disajikan pada lampiran:...

8. Peralatan dan Mesin 841.644.182,-

787.745.182,-Saldo Aset tetap – Peralatan dan Mesin sebesar Rp. 841.644.182,- dan Rp. 787.745.182,-merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

(32)

437.268.182,-U r a i a n Tahun 2014 Tahun 2013

b. Alat-alat Bengkel dan Ukur 4.900.000,-

4.900.000,-c. Alat-alat kantor dan rumah tangga 359.513.100,-

313.114.100,-d. Alat-alat Studio dan Komunikasi

e. Alat-alat Laboratorium

Adapun mutasi aset tetap – Peralatan dan Mesin selama tahun anggaran 2014 adalah sebagai berikut:

Mutasi – Tambah:

a. Alat-alat besar/berat 00 00

b. Alat Angkutan/Transportasi 00 00

c. Alat Bengkel dan Alat Ukur 00 00

d. Alat Pertanian 00 00

e. Alat Kantor dan Rumah Tangga 46.399.000 44.580.000

f. Alat Studio dan Komunikasi 7.500.000 00

g. Alat Kedokteran 00 00

h. Alat Laboratorium 00 00

i. Alat Keamanan/Persenjataan 00 00

Jumlah Penambahan 53.899.000

44.580.000 Mutasi – Kurang:

a. Alat-alat besar/berat 00 00

b. Alat Angkutan/Transportasi 00 00

c. Alat Bengkel dan Alat Ukur 00 00

d. Alat Pertanian 00 00

e. Alat Kantor dan Rumah Tangga 00 00

f. Alat Studio dan Komunikasi 00 00

g. Alat Kedokteran 00 00

h. Alat Laboratorium 00 00

i. Alat Keamanan/Persenjataan 00 00

Jumlah Pengurangan 00 00

Jumlah 00 00

Catatan atas akun aset tetap – Peralatan dan Mesin adalah sebagai berikut:

Penambahan belanja modal sebesar Rp. 53.899.000,- merupakan pembelian peralatan rumah tangga, pengadaan komputer Note Book, Printer dan CPU dan pembelian AC ( Daftar terlampir dalam daftar rincian belanja modal )

Daftar rincian aset tetap – Peralatan dan Mesin beserta perhitungan penyusutannya disajikan pada lampiran:...

9. Bangunan Gedung 769.715.500,-

769.715.500,-Saldo Aset Tetap – Bangunan Gedung sebesar Rp. 769.715.500,- dan Rp. 769.715.500,- merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

a. Bangunan Gedung Kantor Permanen 50.000.000,-

50.000.000,-b. Tempat Parkir 15.750.000,-

(33)

601.971.500,-U r a i a n Tahun 2014 Tahun 2013 d. Gedung Posko Linmas Dasan Tereng

e. Ruang Rapat

Catatan atas akun aset tetap – bangunan gedung adalah sebagai berikut:

Aset tersebut merupakan bangunan permanen hingga sekarang.

Daftar rincian aset tetap – bangunan gedung beserta perhitungan penyusutannya disajikan pada lampiran:...

10. Jalan, Irigasi dan Jaringan 00 00 Saldo Aset Tetap – Jalan, Irigasi dan Jaringan

sebesar Rp. 0 (nihil) dan Rp. 0 (nihil) merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

(34)

U r a i a n Tahun 2014 Tahun 2013  ...

 dst

Daftar rincian aset tetap – Jalan, Irigasi dan Jaringan beserta perhitungan penyusutannya disajikan pada lampiran:...

11. Aset Tetap Lainnya 00 00 Saldo Aset Tetap – Aset Tetap Lainnya sebesar Rp.

0 (nihil) dan Rp 0 (nihil) merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

a. Buku Perpustakaan 00 00

b. Barang Bercorak Seni/Olah raga .00 00

c. Hewan/Tanaman 00 00

b. Barang Bercorak Seni/Olah raga 00 00

c. Hewan/Tanaman 00 00

Jumlah Penambahan 00 00 Mutasi – Kurang:

a. Buku Perpustakaan 00 00

b. Barang Bercorak Seni/Olah raga 00 00

c. Hewan/Tanaman 00 00

Jumlah Pengurangan 00 00 Jumlah 00 00

Catatan atas akun aset tetap – Aset Tetap Lainnya adalah sebagai berikut:

 Nihil

 dst

Daftar rincian aset tetap – Aset Tetap Lainnya beserta perhitungan penyusutannya disajikan pada lampiran:...

12. Konstruksi Dalam Pengerjaan 00 00

Saldo Aset Tetap – Konstruksi Dalam Pengerjaan per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp. 0 (nihil) dan Rp. 0 (nihil) merupakan aset

Catatan atas akun aset tetap – Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah sebagai berikut:

 Nihil

 dst

Daftar rincian aset tetap – Konstruksi Dalam Pengerjaan disajikan pada lampiran:...

(35)

U r a i a n Tahun 2014 Tahun 2013

14. Aset Lain-Lain 00 00

Saldo Aset Lain-lain merupakan Aset tetap yang dalam kondisi rusak berat yang tidak dapat digunakan lagi untuk kegiatan operasional sebesar Rp. 449.100.291,- dan Rp. 510.100.291,-merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

a. Peralatan dan Mesin 449.100.291,-

510.100.291,-b. Bangunan Gedung 00 00

c. Jalan, Irigasi dan Jaringan 00 00

d. Aset Tetap Lainnya 00 00

Jumlah 449.100.291,-

510.100.291,-Catatan atas akun aset lainnya adalah sebagai berikut:

Nilai aset lainnya pada tahun 2013 sebesar Rp. 510.100.291,- sedangkan pada tahun 2014 sebesar Rp. 449.100.291,- ini disebabkan adanya SK Penghapusan Nomor 997.A/22.A/KAD tertanggal 15 Agustus 2014 sebesar Rp. 61.000.000,- berupa Senter Carge yang dihibahkan ke Satgas Linmas Desa se Kabupaten Lombok Barat.

AKUMULASI PENYUSUTAN

15. Akumulasi Penyusutan 00 00

Saldo Akumulasi Penyusutan merupakan akumulasi penyusutan aset tetap sebesar Rp. (989.168.060,57,-) dan Rp. (603.714.629,60,-) merupakan saldo per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dengan rincian sebagai berikut:

a. Akumulasi Penyusutan (989.168.060,57,-) (603.714.629,60,-)

Jumlah (989.168.060,57,-) (603.714.629,60,-)

Catatan atas akun penyusutan adalah sebagai berikut:

(36)

U r a i a n Tahun 2014 Tahun 2013

5.1.5. KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

15. Uang Muka dari BUD 00,-

00,-Saldo Uang Muka dari BUD sebesar Rp. 0- dan Rp. 0- per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, merupakan kewajiban Bendaharawan Pengeluaran menyetorkan sisa UYHD ke kas daerah.

3Catatan atas akun ini adalah sebagai berikut:

 Sisa UYHD tersebut telah disetorkan kembali ke kas daerah pada tanggal 12 Desember 2014

 ( Copy STS terlampir )

16. Utang Perhitungan Fihak Ketiga 00 00 Saldo Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp. 0 (nihil) dan Rp. 0 (nihil) merupakan kewajiban Bendaharawan Pengeluaran untuk menyetorkan kepada pihak ketiga atas pemungutan pajak/non pajak.

Adapun jenis Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) yang belum disetorkan adalah sebagai berikut:

 Nihil

 Dst

17. Pendapatan yang ditangguhkan 00 00 Saldo Pendapatan Yang Ditangguhkan per

tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp. 0,- (nihil) dan Rp. 0 (nihil) merupakan pendapatan daerah yang belum disetorkan ke kas daerah, tetapi masih berada di kas bendaharawan.

Adapun jenis pendapatan tersebut yang belum disetorkan ke kas daerah adalah sebagai berikut:  Jasa Bank belum disetor kekasda

(37)

5.1.6. EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR

18. Cadangan Piutang 00 00

Saldo Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp. 0 (nihil) dan Rp.0 (nihil) merupakan pos lawan dari adanya pengakuan aset lancar – piutang, berupa:

a. Piutang Pajak 00 00

b. Piutang Restribusi 00 00

c. Bagian Lancar dari TPTGR 00 00

Jumlah 00 00

19. Cadangan Persediaan 747.000,-

781.875,-Saldo Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Persediaan per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp.747.000,- dan Rp. 781.875,- merupakan pos lawan dari adanya pengakuan aset lancar – Persediaan.

EKUITAS DANA INVESTASI

20. Ekuitas Dana Investasi 1.071.291.912.43,- 1.463.846.343,40,-Saldo Ekuitas Dana Investasi per tanggal 31

Desember 2014 dan 2013 sebesar Rp. 1.071.291.912,43 dan Rp. 1.463.846.343,40,-yang terdiri dari:

a. Diinvestasikan dalam Investasi jangka panjang

00 00

(38)

Bab VI

Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan

6.1. Informasi Umum

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sejak tanggal 12 Januari 2012 dipimpin oleh H. AHDIAT SOEBIANTORO, SH sesuai dengan SK Bupati Lombok Barat Nomor: Kep. 06/820/01/BKD/2012. tanggal 30 Januari 2012 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ini terdiri dari 1 (satu) Bagian. Sekretariat dan 4 (empat) Bidang antara lain : Bidang Pengembangan Politik dan Fasilitasi Ormas/LSM, Bidang Kesiagaan dan Pengkajian Masalah Strategis, Bidang Penanganan Konflik dan Bidang Wawasan Kebangsaan dan Kewaspadaan dengan struktur organisasi terlampir.

Untuk pelaksanaan visi, misi dan tugas pokok dan fungsi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik ini telah didukung dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana sebagaimana terlampir.

6.2. Sifat Operasi dan Kegiatan Pokok

- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat merupakan unsur penunjang Pemerintah Kabupaten di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

Adapun tugas tugas pokok tersebut diantaranya :

1. Penyususn Rencana Strategis di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik .

2. Perumusan kebijakan tehnis, penyusunan program dan kegiatan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik.

3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah pengembangan Politik dan Fasilitasi Ormas/LSM, Wawasan Kebangsaan dan Kewaspadaan,Penanganan Konflik serta Kesiagaan dan Pengkajian Masalah Strategis

4. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik .

5. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat.

6. Pembinaan terhadap unit pelaksana tehnis di Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dngan tugas pokok dan fungsi

6.3. Ketentuan Perundang-undangan yang Menjadi Landasan Kegiatan Operasional

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengelolaan & pelayanan pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lombok Barat tidak terlepas dari regulasi yang mengaturnya. Regulasi tersebut antara lain sebagai berikut:

(39)

2)

Peraturan Pemerintah Nomor: 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593 );

3) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

4) Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentikan Badan Kepegawaian Daerah;

5) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Tehnis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

6) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah.

7) Peraturan Bupati Lombok Barat tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah.

(40)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Uji toksisitas dilakukan dengan metode konvensional (BPOM, 2014) dengan rancangan post test only control group design. Tikus ditempatkan di dalam kandang dari box

1) Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat produk. Dengan adanya strategi produk yang baik memberikan dampak yang besar terhadap minat

Apabila tidak ada keberatan yang sah, maka Kebaktian Peneguhan dan Pemberkatan Pernikahan Gerejawi ini, akan dilaksanakan pada waktu tersebut di atas1.

Yang telah memberikan taufik, hidayah serta rahmat_Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Kombinasi Metode Ceramah,

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui. wawancara dengan informan yang berkaitan dengan masalah penelitian

Dari hasil simulasi nampak bahwa behavior coordination dari robot telah berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuannya untuk menghindari halangan dan

Analisis Belanja Operasi terhadap Total Belanja, Analisis Belanja Modal terhadap Total Belanja, Rasio Efisiensi Belanja, Rasio Belanja terhadap PDRB, Rasio Belanja Pegawai

Berdasarkan hal tersebut sangat diperlukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk untuk mendapatkan pengaruh pupuk organik terhadap produksi dan kualitas hijauan