• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kejaksaan Dalam Melakukan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Narkotika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Kejaksaan Dalam Melakukan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Narkotika"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN

PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA

TESIS

OLEH

CARDIANA HARAHAP 077005115 / HK

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN

PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

CARDIANA HARAHAP 077005115 / HK

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL TESIS : PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA

NAMA : CARDIANA HARAHAP

N.I.M. : 077005115

PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

MENYETUJUI KOMISI PEMBIMBING

Ketua

Prof. Chainur Arrasyid, SH

Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM Anggota Anggota

Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Dekan Fakultas Hukum

(4)

Telah diuji pada

Tanggal, 13 Februari 2013

PANITIA PENGUJI

Ketua :

1. Prof. Chainur Arrasyid, SH

Anggota:

2. Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum

3.

Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH, DFM

4.

Dr. Madiasa Ablisar, SH, MH

(5)

ABSTRAK

Salah satu pilar Pemerintah yang berfungsi dalam mewujudkan tujuan nasional adalah Kejaksaan Republik Indonesia yang diberi tugas, fungsi, dan wewenang sebagai Penuntut Umum. Bidang tugas Kejaksaan menurut Pasal 30 ayat (1) huruf b UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan, melakukan penuntutan terhadap perkara pidana khususnya tindak pidana Narkotika. UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika meletakkan dasar bagi Kejaksaan untuk berperan dalam melaksanakan tugasnya di bidang penuntutan yang tidak terlepas dari Sistim Peradilan Pidana.

Permasalahan yang diteliti adalah: pertama, bagaimanakah peranan Kejaksaan dalam melakukan penuntuan tindak pidana Narkotika? dan kedua, apakah kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan penuntutan dan apa upaya yang dilakukan Kejaksaan untuk menghadapi kendala tersebut?

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dan sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis. Bahan hukum primer yang digunakan antara lain: KUHAP, UU No.16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia (UU Kejaksaan), dan UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika (UU Narkotika). selain dilakukan studi pustaka juga dilakukan studi dokumen di Kantor Kejaksaan dan wawancara kepada beberapa informan.

Seimpulan pertama, peranan Kejaksaan dalam melakukan penuntuan tindak pidana Narkotika bertindak sebagai penuntut umum melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum lainnya dalam SPP khususnya dengan penyidik BNN, Kepolisian, dan PPNS. Aturan dalam UU Narkotika, Kejaksaan tidak dapat bertindak sebagai penyidik terhadap kasus-kasus Narkotika melainkan hanya bertindak sebagai pihak yang menyetujui dimulainya penyidikan dan menerima berita acara penyidikan. Kedua, kendala-kendala yang dihadapi dalam melakukan penuntutan yang paling dominan adalah masalah pengetahuan tentang fakta di lapangan sebab penuntut umum tidak bisa secara langsung melakukan penyidikan terhadap kasus-kasus Narkotika di lapangan.

Saran pertama, agar Kejaksaan dalam melakukan perannya harus berani melakukan diskresi sesuai dengan aturan yang berlaku, menerobos aturan dengan mengedepankan nalar, menjunjung tinggi HAM, kepentingan umum, dan keadilan dalam hal melakukan penuntutan kasus-kasus Narkotika sebab persoalan Narkotika menyangkut kepentingan publik. Kedua, agar UU Narkotika memberikan wewenang kepada pihak Kejaksaan juga bisa bertindak sebagai penyidik sebagaimana hal ini ada diatur dalam undang-undang khusus seperti UU Anti Korupsi.

(6)

ABSTRACT

One of the pillars of government functioning to materialize the national goal is the Indonesian Attorney that is given duty, function and authority as Public Prosecutor. According to Article 30 paragraph (1) b of Law No. 16/2004 on Prosecution, the duty of prosecutor is to prosecute criminal cases especially the criminal act related to narcotics. Law No. 35/2009 on Narcotics underlays the legal basis for the prosecution to play its role in conducting its duty in the field of prosecution which cannot be separated from the Criminal Justice System.

The problems discussed were, first, what was the role of Attorney in prosecuting the narcotics criminal act?, and, second, what constraints faced by the Attorney during the prosecution process and what did they do in facing the constratints?

The data for this analytical descriptive study with normative juridical approach were obtained from the primary legal materials in the forms of the Indonesian Criminal Codes, Law No. 16/2004 on the Indonesian Attorney, and Law No. 35/2009 on Narcotics, and through the documentation study condiucted in the Attorney’s Office and interviews with several informants.

The first conclusion is that in prosecuting narcotics criminal act, the Attorney plays a role as a public prosecutor coordinating with the other law enforcers under a warrant especially with the BNN (National Narcotics Bureau) investigators, Police, and Civil Servant Official. The regulation in Law on Narcotics says that the Attorney are not allowed to investigate the narcotics cases but as the party that approves the commencement of investigation and receives the official report of investigation done. Second, the most dominant constratint faced in the process of prosecution is related to problem about knowing about the fact in the field because a public prosecutor cannot directly investigate the narcotics cases in the field.

In play its role, the Attorney must be barve enough to conduct discretion in accordance with the existing regulations, to break through the rules through reasoning, to uphold human rights, public interest, and justice in prosecuting the narcotics cases because the problem of narcotics involves public interest. Second, the Law on Narcotics should authorize the Attorney to act as investigator for this issue is regulated in the special laws such as anti-corruption laws.

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan

rahmat dan karunia-Nya yang maha pemurah lagi maha penyayang, penulis dapat

menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Magister Hukum (M.H.) di Program

Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara dengan judul penelitian

tentang, ”Peranan Kejaksaan Dalam Melakukan Penuntutan Perkara Tindak Pidana

Narkotika”.

Dengan kerendahan hati yang tulus dan ikhlas, penulis ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu,

DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A (K) atas kesempatan fasilitas yang diberikan

kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program

magister.

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Dr. Runtung,

SH, M. Hum atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi Mahasiswa Program

Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum, Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH. M.H.,

telah banyak memberikan motivasi mulai sejak awal perkuliahan selalu

mengingatkan tesis sampai pada akhirnya meja hijau.

4. Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya penulis

sampaikan kepada Prof. Chainnur Arrasyid, SH selaku Ketua Komisi

Pembimbing, Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH. DFM dan Dr. Mahmul Siregar,

SH, M.Hum selaku anggota komisi pembimbing yang dengan penuh perhatian

telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan ide serta saran yang

konsruktif demi tercapainya hasil yang terbaik dalam penulisan tesis ini.

5. Penghormatan saya atas apresiasi yang sangat luar biasa dari Dr. Madiasa

(8)

6. Seluruh Dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara, beserta seluruh teman-teman Mahasiswa yang telah banyak

memberikan dukungan dan bantuannya.

7. Terimakasih juga kepada kedua Orang Tua dan Mertua saya yang telah memberi

dukungan dalam setiap waktu dan sepanjang hari tidak lupa dengan ikhtiar dan

do’a agar penulis dapat mencapai cita-citanya dengan sukses.

8. Terimakasih kepada Suami dan Anak anak saya yang menjadi dorongan

memunculkan semangat dan motivasi untuk maju dalam penyelesaian study ini.

Demikianlah sebagai kata pengantar, mudah-mudahan penelitian ini memberi

manfaat bagi semua pihak dan menambah serta memperkaya wawasan ilmu

pengetahuan. Akhir kata, mohon maaf atas ketidaksempurnaan substansi dalam

penelitian ini, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan ke depannya. Semoga penulis lebih giat lagi menambah wawasan ilmu

pengetahuan di masa-masa yang akan datang. Amin ya rabbal’alamin.

Medan, 28 Januari 2013

Penulis

(9)

CURRICULUM VITAE

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

N a m a : CARDIANA HARAHAP, SH.

Tempat/Tgl Lahir : Pontianak, 22 Desember 1983

Alamat Rumah : Jl.H.Buang No.17 Rt04/Rw 07 Ulujami Pesanggrahan

Jakarta Selatan.

Pekerjaan : Jaksa Fungsional Pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara

Alamat Kantor : Jl.Jend A.H Nasution No.1c , Telp. (061) 41034

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Hobby : Bermain Piano dan menyanyi.

Status Kawin : Menikah

suami : Akhmad E.P. Hasibuan, SH. MH.

Anak-anak : Anggreny salsabilla Hasibuan dan Muhammad Andromeda

Hasibuan

No

PENDIDIKAN FORMAL

Jenjang Pendidikan/Jurusan Tahun Selesai

1. SD Hang Tuah IV Jakarta 1995

2. SMP Negeri XI Jakarta 1998

3. SMA Negeri 82 Jakarta 2001

4. Universitas Trisakti Jakarta/Hukum 2005

5. Program Studi Magister Ilmu Hukum USU Medan 2013

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Bendahara Palang Merah Remaja tingkat SMP sekecamatan Tahun 1997-1998.

2. Bendahara Paduan Suara Mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta 2003-2004.

3. Ketua Sosial Budaya Ikatan Adhyaksa Dharma Karini Tanjung Balai 2011-

(10)

PENGALAMAN KERJA

1. Pegawai Tata Usaha Kejaksaan pada Kejaksaan Negeri Binjai Tahun 2006-2007.

2. Pegawai Tata Usaha Kejaksaan pada Kejaksaan Negeri Medan 2007-2009.

3. Jaksa Fungsional Bidang Pidana khusus pada Kejaksaan Negeri Belawan 2009-2010.

4. Jaksa Fungsional Bidang Pidana umum pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara

2010-2012.

5. Jaksa Fungsional Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara pada Kejaksaan Tinggi

Sumatera Utara 2012 sampai dengan saat ini

PENGALAMAN PELATIHAN/KURSUS

No Pelatihan/Kursus Tempat Tahun Pelaksana

1. Piano Jakarta 1995-2000 Yamaha Jakarta

2. Bahasa Belanda Jakarta 2001-2004 Erasmus Huis Jakarta

3. Bahasa Inggris Jakarta 1998-2002 EEP Jakarta

4. Peradilan Semu Jakarta 2003 Trisakti Jakarta

5. Pendidikan Pelatihan

Pengembangan dan

Pembentukkan Jaksa

Jakarta 2009 Kejaksaan Republik

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Keaslian Penelitian ... 13

F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsional ... 14

1. Kerangka Teori... 14

2. Landasan Konsepsional ... 19

G. Metode Penelitian ... 20

1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 21

2. Sumber Data ... 21

3. Teknik Pengumpulan Data ... 22

(12)

BAB II : PERANAN KEJAKSAAN DALAM MELAKUKAN PENUNTUAN

TINDAK PIDANA NARKOTIKA ... 24

A. Tugas Pokok Kejaksaan Dalam Penuntutan Tindak Pidana Narkotika ... 24

B. Penuntutan Tindak Pidana Narkotika oleh Kejaksaan Negeri Medan ... 44

1. Kasus Rudy Sukiman ... 44

2. Kasus Dedi Setiawan ... 48

3. Kasus Basirun ... 51

4. Kasus Jhon Ferdinand ... 56

5. Kasus M. Syafii ... 60

BAB III : KENDALA-KENDALA DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN DAN UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH KEJAKSAAN ... 67

A. Pengendalian Kebijakan Penuntutan ... 67

B. Kendala yang Dihadapi Kejaksaan dari Sisi Undang-Undang ... 82

1. Tahap Pembuatan Berkas Perkara ... 85

2. Tahap Penuntutan ... 95

3. Tahap Setelah Tuntutan ... 102

(13)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 119

A. Kesimpulan ... 119

B. Saran ... 120

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tolok Ukur Tuntutan Pidana Untuk Barang Bukti Ganja ... 67

Tabel 2 : Tolok Ukur Tuntutan Pidana Untuk Barang Bukti Shabu-Shabu /

Heroin ... 70

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui bagaimana peranan dan tanggung jawab kejaksaan dalam penanganan perkara tindak pidana korupsi di Kejaksaan Negeri Medan dilakukan pendekatan yuridis normatif

Langkah Yang Dilakukan Oleh Aparat Penegak Hukum Baik Dalam Upaya Preventif dan Represif Terhadap Tindak. Pidana Narkotika

Peranan Kejaksaan dalam penanganan pindak pidana korupsi di Kabupaten Jeneponto adalah tindakan lembaga kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum mampu meminimalisir tindak

Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri Cabang Medan dalam Berita Acara Analisis Laboratorium Barang Bukti Nomor: Lab.. Pusat Laboratorium Forensik

Upaya yang di lakukan oleh kejaksaan Tinggi Riau dalam mengatasi kendala Kejaksaan dalam melakukan Penuntutan Perkara Tindak Pidana Korupsi di wilayah hukum

Penuntutan terhadap suatu peristiwa atau tindak pidana, termasuk tindak pidana narkotika merupakan fungsi yang dijalankan oleh Kejaksaan, dalam hal ini oleh penuntut

Hanya saja memang diharapkan bahwa aparat penegak hukum yang menangani kasus tindak pidana narkotika bagi warga negara asing, adalah aparat penegak hukum yang

Dengan demikian, kondisi ini secara sepihak dapat merugikan masyarakat pencari keadilan di negeri ini, dengan patokan yang sering diterapkan adalah menghadirkan saksi-saksi