Organisasi nirlaba saat ini dituntut untuk lebih transparan dalam melaporkan aktivitas dan hasil-hasil yang telah dicapai.
Selain laporan pencapaian proyek/program, laporan keuangan (yang diaudit) merupakan salah satu bentuk akuntabilitas yang dituntut oleh para stakeholders
“Auditing is the
process
by which
a
competent, independent person
accumulates and evaluates evidence
about
quantifiable information
related to specific
economic entity
for the purpose of
determining and reporting
on the degree of
correspondence between the quantifiable
information and the
established criteria
”
Competent, independent Person = Auditor Independen Accumulates and evaluates evidence = Audit Prosedur
Quantifiable information = Laporan keuangan Economic entity = Perusahaan, Yayasan, dsbnya Determining and reporting = Laporan Auditor
“Laporan Keuangan harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dituangkan dalam bentuk PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
Untuk lingkup NGO atau Yayasan, standar akuntansinya mengacu pada PSAK No. 45 tentang PELAPORAN
KARAKTERISTIK:
Sumber Daya Entitas berasal dari
Penyumbang/Donatur/Donor
Tidak bertujuan mencari keuntungan/laba (
not-for-profit
)
Laporan keuangan Organisasi Nirlaba berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum (PSAK No. 45), terdiri dari
Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas
Laporan arus kas
Laporan perubahan aktiva bersih Catatan atas Laporan keuangan
“Laporan audit harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia”
“Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
Tipe Pendapat Auditor
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Laporan auditor bentuk
baku)
Bahasa Penjelasan Ditambahkan dalam Laporan Auditor Bentuk
Baku
Pendapat Wajar Dengan Pengecualian
Pendapat Tidak Wajar
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
Bahasa Penjelasan Ditambahkan dalam
Laporan Auditor Bentuk Baku
Keadaaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraph penjelasan (atau
bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya. Pertimbangan yang mendasari:
Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor
independen lain
Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan secara
formal oleh badan yang berwenang
Ketidakkonsistenan
Pendapat wajar dengan pengecualian
Pendapat wajar dengan pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material , posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
Pertimbangan yang mendasari: - Pembatasan lingkup audit
- Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum
Pendapat tidak wajar
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Pertimbangan yang mendasari: - Pembatasan lingkup audit
- Penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Pernyataan tidak memberikan pendapat
Pernyataan tidak memberikan pendapat
menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Audit atas laporan keuangan entitas (lembaga) secara keseluruhan, meliputi laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas (dan laporan perubahan
aktiva bersih) dan catatan atas laporan keuangan.
Dasar Hukum :
Yayasan Wajib Audit
Pasal 52 (2) UU No. 28 Th 2004
Yayasan yang memperoleh bantuan negara, bantuan luar negeri dan bantuan lain sebesar Rp. 500 Juta, atau lebih dalam satu tahun buku.
Dasar Hukum :
Pasal 48 UU No. 28 th 2004
Laporan keuangan Yayasan disusun berdasarkan
pembukuan, catatan, tulisan, dokumen keuangan/bukti pembukuan dan data pendukung administrasi
keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku (PSAK)
Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum (PSAK), terdiri dari
Laporan posisi keuangan Laporan aktivitas
Laporan arus kas
Laporan perubahan aktiva bersih Catatan atas Laporan keuangan
<Contoh laporan keuangan sesuai PSAK 45>
Audit atas laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana untuk proyek/program tertentu
untuk suatu periode pelaporan tertentu.
Sesuai dengan kebutuhan/permintaan pemberi dana, audit grant biasanya mencakup:
• Audit atas laporan penerimaan dan pengeluaran
dana
• Review atas kepatuhan terhadap perjanjian
dengan pemberi dana
• Review atas sistem pengendalian intern • Review atas dana pendamping (cost
sharing/matching fund/counterpart
Dasar hukum:
Bentuk Laporan Keuangan
- Bentuk dan isi laporan keuangan ditentukan oleh pemberi
dana.
Perencanaan (
Planning
)
Pelaksanaan (
Performing
)
Pemahaman atas bisnis/aktivitas
Pemahaman atas ‘control environment’
Pemahaman atas proses akuntansi
Analisa awal atas laporan keuangan
Penentuan materialitas
Penentuan risiko
Perencanaan test atas sistem pengendalian intern
Perencanaan test substantive
Pelaksanaan test atas sistem pengendalian intern dan evaluasi atas hasil test
Untuk mengidentifikasi dan memahami kejadian, transaksi dan praktek yang mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan
- Latar belakang - Organisasi
- Operasi - Keuangan
- Lainnya (contohnya : peraturan terkait)
Sumber informasi yang dipakai: - Audit sebelumnya
- Kunjungan ke klien
- Diskusi dengan staff klien (direktur, manajer keuangan, manajer akuntansi, internal auditor, direktur operasi, staff IT, dll)
- Diskusi dengan auditor sebelumnya, konsultan hukum klien, konsultan lainnya
- Disukusi dengan pihaik lain diluar klien (ahli ekonomi, ahli hukum dan lain-lain)
- Publikasi yang berhubungan dengan business/aktivitas klien - Undang-undang dan peraturan lainnya yang relevan
‘The control environment sets the tone of an
organization, influencing the control consciousness
of its people. It is the foundation for effective
- Komunikasi dan penegakan integritas dan nilai-nilai etis - Komitment pada kompetensi
- Partisipasi dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pengawasan (Komisaris Independen, Audit Komite, Dewan Pengawas)
- ‘Management philosophy’ dan ‘operating style’ - Struktur organisasi
- Pemisahan tugas dan tanggung jawab
Memahami ‘transfer of information’ dari pemrosesan transaksi ke buku besar dan
laporan keuangan.
- Jenis-jenis transaksi utama
- Prosedur dan sistem yang ada, baik secara ‘computerized’ maupun ‘manual’
- Data-data keuangan terkait (‘computerized’ or ‘manual’), data pendukung atas
akun-akun utama laporan keuangan dengan penekanan pada asal transaksi,
pencatatan, dan pelaporan.
- Bagaimana sistem akuntansi yang ada mengakomodasi pencatatan atas - transaksi lain di luar transaksi yang signifikan
- Pembuatan laporan keuangan, termasuk estimasi akuntansi yang signifikan
Catatan : Identifikasi atas sistem pengendalian
yang ada (
preventive control
,
detection
Identifikasi atas area-area yang membutuhkan audit
prosedur
yang
lebih
mendetail
karena
ketidaksesuaian
dengan ekspektasi.
- Analisa ratio
“Materialitas adalah besarnya informasi
akuntansi yang apabila terjadi penghilangan
atau salah saji, dilihat dari keadaan yang
melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau
mempengaruhi pertimbangan orang yang
meletakkan kepercayaan atas informasi
tersebut”
Mengidentifikasi risiko salah saji dalam laporan keuangan berdasarkan pemahaman atas klien.
Risk factors:
Identifikasi risiko dilakukan dalam dua tingkatan:
- Risiko salah saji dalam laporan keuangan
secara
keseluruhan
Tanggapan terhadap resiko salah saji dalam laporan keuangan secara keseluruhan:
- Meningkatkan ‘professional skepticism’
- Menugaskan staff yang lebih berpengalaman
- Mempertimbangkan kebijakan-kebijakan akuntansi - Menggunakan test audit yang tidak terduga
- Mengubah jenis, waktu dan luas audit prosedur yang dilakukan
- Menekankan ‘reliance on control’ - Menurunkan tingkat materialitas
- Review yang lebih mendalam dari Partner atau Manager Audit
Tanggapan terhadap risiko salah saji dalam
‘
specific audit assertion
’ (akun)
- Memilih prosedur audit yang lebih efektif
- Melaksanakan prosedur audit lebih dekat ke
tanggal neraca
Test atas pengendalian intern dilakukan untuk
mendapatkan bukti yang cukup bahwa sistem
pengendalian yang ada bekerja secara efektif
dalam mencegah dan/atau mendeteksi
Pertimbangan dalam meyusun prosedur test
atas pengendalian intern:
- Sifat dan desain dari sistem yang ada
-
Intention to rely on system
-
Period of reliance
Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun
prosedur test substantive:
- Faktor risiko yang signifikan
- Kemungkinan salah saji akan terjadi
- Karakteristik transaksi, saldo akun dan
‘disclosure’ yang diharapkan
Pelaksanaan test atas sistem pengendalian
intern dan evaluasi atas hasil test
- Result and conclusion
- Significant issues
- Point outstanding
- Unadjusted misstatements
Evaluasi atas biaya yang terjadi (dan dilaporkan ke pemberi dana) dapat dibebankan ke proyek/program yang didanai dan didukung oleh bukti-bukti yang memadai
Review atas perjanjian dengan pemberi dana
Review atas laporan penggunaan dana, anggaran dan laporan kemajuan
proyek/program
Review atas perjanjian dengan pihak ketiga
Review atas sistem akuntansi
Review atas kebijakan procurement
Review atas penerimaan
Review atas biaya-biaya yang dilaporkan
Review atas uang muka program
Melakukan identifikasi atas bagian-bagian perjanjian dengan pemberi dana yang mana jika tidak dipatuhi akan mempunyai pengaruh yang material terhadap laporan penerimaan dan penggunaan dana
Melakukan assesment atas kemungkinan terjadinya ketidakpatuhan yang telah diidentifikasi
Melakukan testing untuk menentukan
Pembayaran telah dilakukan sesuai dengan perjanjian
Dana telah digunakan sesuai dengan tujuan proyek/program Biaya yang terjadi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
Kepatuhan lainnya (jumlah/komposisi/ porsi dana pendamping,
Melakukan review untuk mendapatkan pemahaman atas sistem pengendalian intern
Melakukan penentuan risiko (inherent risk, control risk dan detection risk)
Melakukan evaluasi atas ‘control environment’, keandalan sistem akuntansi dan prosedur yang ada.
Melakukan testing atas sistem pengendalian intern yang berhubungan dengan:
Pembebanan biaya telah sesuai dan didukung dengan bukti yang memadai Manajemen kas dan bank
Procurement
Manajemen personil Manajemen aktiva tetap
Review atas perjanjian dengan pemberi dana untuk menentukan bahwa dana pendamping yang dilaporkan ke pemberi dana dapat dibebankan ke proyek/program
Review atas bukti-bukti yang mendukung pembebanan dana pendamping
Legalitas
Sistem dan prosedur keuangan Kebijakan intern
Perjanjian-perjanjian utama Laporan keuangan
Anggaran
Laporan manajemen Buku besar
Buku pendukung
Gaji dan kompensasi lainnya
Biaya perjalanan
Training/seminar/workshop/meeting
Sewa
Grant making
Perjanjian dengan sub-grants, bukti transfer, laporan pertanggung jawaban sub grants, bukti-bukti
pengeluaran sub grant (jika disyaratkan), laporan hasil monitoring atas sub-grant, laporan kemajuan
Aktiva tetap
Daftar Aktiva (Tanggal pembelian, Sumber Dana, Harga Perolehan, Lokasi, Pemakai, Kondisi, Perhitungan
Procurement