• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Faktor Produk, Harga Dan Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Dan Frekuensi Pembelian Mi Aceh (Studi Kasus: Rumah Makan Mi Aceh Titi Bobrok Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Faktor Produk, Harga Dan Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Dan Frekuensi Pembelian Mi Aceh (Studi Kasus: Rumah Makan Mi Aceh Titi Bobrok Kota Medan)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mi Aceh

Menurut Winarno (1994), mi Aceh digolongkan ke dalam mi basah, yaitu produk

makanan yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa bahan lain dan bahan

tambahan makanan yang diijinkan. Mi Aceh merupakan makanan berbentuk khas

mi yang tidak dikeringkan dan paling cepat mengalami kerusakan atau

pembusukan terutama karena dalam pembuatannya tidak menggunakan pengawet

sehingga pemakaiannya untuk diolah lebih lanjut menjadi mi siap saji tidak boleh

melebihi 24 jam.

Dalam Fauzia (2011), pembuatan mi Aceh sebenarnya sama saja dengan

pembuatan mi basah pada umumnya. Pembuatan secara tradisional biasanya

dengan menambahkan air abu (air alkali) dengan tujuan untuk memperbaiki

sifat-sifat fisik mi serta untuk meningkatkan daya tahan atau keawetan mi tersebut agar

dapat digunakan selama 24 jam atau kurang lebih pemakaian untuk satu hari. Pada

pembuatan mi yang lebih maju, berbagai bahan tambahan diberikan untuk

menggantikan fungsi air abu (air alkali) ini. Namun air abu ini memiliki efek yang

negatif bagi kesehatan, dimana dari setiap kadar air abu yang dikonsumsi tubuh

manusia secara akumulasi mempunyai efek tajam atau berbahaya bagi organ

lambung.

Bahan bakuyang digunakan untuk pembuatan mi Aceh adalah tepung terigu, air,

(2)

Semua bahan harus dalam kondisi baik, misalnya tepung terigu dan tepung kanji

harus dalam kondisi tidak berbau apek, berwarna normal, bersih, bebas jamur dan

serangga.Air yang merupakan komponen penting dalam mempengaruhi bentuk,

tekstur, bau dan rasa juga harus dalam kondisi baik, begitu juga dengan

bahan-bahan lainnya.

Kandungan zat gizi pada mi Aceh antara lain :

a. Karbohidrat

Bahan utama mi adalah tepung terigu yang merupakan karbohidrat

komplek.Makanan kaya karbohidrat seperti pada mi Aceh mengandung pati (zat

tepung) yang tinggi.

b. Protein

Kebanyakan protein dari mi Aceh berasal dari daging, kepiting dan udang yang di

olah dan dimasukkan ke dalam mi Aceh.

c. Lemak

Kebanyakan dari mi Aceh di buat dengan caradeep frying (menggoreng dalam

rendaman minyak) menggunakan minyak kelapa sawit. Komponen lemak yang

terdapat pada mi Aceh sebesar 1,0-2,5%

d. Natrium Karbonat

Natrium karbonat merupakan sejenis garam yang membuat mi berwarna

kekuningan.Natrium karbonat tidak memiliki nilai nutrisi tetapi bukan berarti

tidak menyehatkan. Selain Natrium Karbonat, kandungan bumbu dalam mi Aceh

kebanyakan produk garam, jika kita memiliki penyakit darah tinggi diharuskan

(3)

e. Air

Air yang digunakan untuk proses pembuatan mi Aceh serta untuk pencucian

alat-alat ataupun untuk membersihkan sarana produk lainnya yang dipergunakan air

yang memenuhi persyaratan untuk pengolahan pangan. Air merupakan komponen

penting didalam proses pengolahannya karena air mempengaruhi bentuk atau

tekstur, bau (aroma) dan rasanya. Komponen air yang terdapat dalam mi Aceh

sebesar 35,0-50,0%.

2.1.2 Keunggulan Mi Aceh

Mi basah yang memilikikadar air yang cukup banyak yaitu salah satu contoh mi

Aceh. Mi Aceh dianggap memiliki keistimewaan dibandingkan dengan mi

lainnya. Mi Aceh sendiri umumnya terbuat dari mi basah yang membutuhkan

waktu sekitar 10-15 menit proses pencucian agar minyak penyusun mi sedikit

berkurang. Hal tersebut perlu dilakukan pada mi Aceh agar pada saat pengolahan

menggunakan bumbu rempah mi tidak akan terasa lembek dan lengket. Tekstur

mi Aceh yang tersusun dari gandum dengan kadar protein tinggi membuat mi

Aceh termasuk makanan yang cukup mengenyangkan. Hanya dengan

mengkonsumsi mi Aceh akan mendapatkan asupan karbohidrat dan protein cukup

(4)

2.2. Landasan Teori 2.2.1 Kepuasan Konsumen

Dalam Widyaratna dkk (2001), menurut Kotler (1997), kepuasan konsumen

adalah perasaan senang atau kecewaseseorang yang berasal dari perbandingan

antara kesan terhadap kinerja (hasil) suatuproduk dengan harapan yang

dimiliki.Hannah dan Karp (1991)dalam Rolita (2005) mengemukakan, suatu

usaha dalam menciptakan kepuasan konsumen harus dapat memenuhi kebutuhan

konsumen yang dianggap sangat penting yang disebut “The Big Eight Factor”

yang secara umum dibagi ke dalam tiga kategori sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan produk:

a) Kualitas produk yaitu merupakan mutu dari semua komponen-komponen

yang membentuk produk sehingga memiliki nilai tambah.

b) Hubungan nilai sampai dengan harga, merupakan hubungan antara harga

dan nilai produk yang ditentukan oleh perbedaan antara nilai yang dibayar

oleh pelanggan terhadap suatu produk yang dihasilkan.

c) Bentuk produk yang merupakan komponen-komponen fisik dari suatu

produk yang menghasilkan suatu manfaat.

d) Keandalan merupakan kemampuan dari suatu usaha untuk menghasilkan

produk sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh usaha itu.

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan :

a) Jaminan merupakan sesuatu yang ditawarkan oleh usaha tersebut untuk

pengembalian harga pembelian atau mengadakan perbaikan terhadap produk

(5)

b) Respon dan cara pemecahan masalah (response and remedy of problems)

merupakan sikap dari karyawan dalam menanggapi keluhan dan serta

masalah yang dihadapi oleh pelanggan.

3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pembelian :

a) Pengalaman karyawan, merupakan hubungan antara pelanggan dan

karyawan artinya dalam hal komunikasi yang berhubungan dengan

pembelian.

b) Kemudahan dan kenyamanan (convinience of acquistion) merupakan segala

kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh suatu usaha terhadap

produk yang dihasilkan

Kepuasan konsumen merupakan ukuran keberhasilan strategi pemasaran

perusahaan dalam memasarkan produknya.Mengukur tingkat kepuasan konsumen

bukanlah hal yang mudah dan memerlukan kriteria tertentu. Adapun kepuasan

konsumen dapat dikur dari sudut:

a) “Suara Konsumen” (consumen vote). Dari sudut ini pengukuran kepuasan

konsumen bersifat kualitatif dan subjektif. Kepuasan konsumen diukur dari

suara-suara konsumen yang dapat diukur dari kritik atau keluhan terhadap

strategi dari perusahaan itu.

b) “Laba atau keuntungan konsumen” (company’s profit). Peninjauan kepuasan

konsumen yang diukur berdasarkan sudut keuntungan atau laba usaha,

merupakan pengukuran yang bersifat kuantitatif dan objektif. Makin tinggi

tingkat laba ini berarti makin tinggi pula tingkat kepuasan konsumen terhadap

kebijakan produk perusahaaan.

(6)

1. Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau

pemakaian suatu produk, misalnya dengan makan membuat orang menjadi

kenyang dan tubuhnya sehat.

2. Kepuasan psikologi, merupakan yang diperoleh dari atribut yang bersifat

takberwujud dari pembelian produk. Misalnya orang yang bangga dan dapat

dikatakan gaul apabila sering makan atau minum di Warung Kopi Harapan

atau juga di Hard Rock Café(Tjiptono,1997).

c)

d)

e)

Gambar1. Konsep Kepuasan Pelanggan

2.2.2 Hubungan Produk dengan Kepuasan Konsumen

Menurut Kolter dalam buku Simamora (2001), produk adalah apa pun yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, digunakan,dibeli atau pun

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan ataukebutuhan manusia. Produk

yangdapat dipasarkan termasuk yang benda berbentuk secara fisik, jasa, Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk bagi pelanggan

Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

(7)

pengalaman, kejadian, orang, tempat, kepemilikan (properti), organisasi,

informasi, dan ide.

Menurut Garvin (1998) dalam Tjiptono (1997) mengungkapkan adadelapan

dimensi kualitas produk, yaitu

a) Kinerja (performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk.Ini manfaat

atau khasiat utama produk yang kita beli.Biasanya ini menjadi pertimbangan

pertama kita dalam membeli suatu produk.

b) Fitur Produk

Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi

manfaat dasar suatu produk.Fitur bersifat pilihan atau option bagi

konsumen.Kalau manfaat utama sudah standar, fitur sering kali

ditambahkan.Idenya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing

tidak memiliki.

c) Keandalan (reliability)

Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat

menjalankan fungsinya.

d) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang

dinyatakan suatu produk.Ini semacam “janji” yang harus dipenuhi oleh

produk.Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan

standarnya.

(8)

Daya tahan menunjukan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk

sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu

semakin awet, produk yang awet akandipersepsikan lebih berkualitasdibanding

produk yang cepat habis atau cepat diganti.

f) Kemampuan diperbaiki (serviceability)

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar

kemampuan diperbaiki: mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu

diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang

tidak atau sulit diperbaiki.

g) Keindahan (aestetics)

Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen

suka.Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau

kemasannya.Beberapa merek diperbarui “wajahnya” supaya lebih cantik di

mata konsumen.

h) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality)

Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau

iklan.Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas

dibanding dengan merek-merek yang tidak didengar.

Dalam Adi (2012), kualitas produk merupakan kemampuan dari suatu produk

dalammenjalankan fungsinya. Kualitas produk mempunyai hubungan yang sangat

eratdengan kepuasan pelanggan karena kualitas produk dapat dinilai dari

kemampuanproduk tersebut untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Menurut

Kotler dan Amstrong (2008) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat

(9)

kepuasaanpelanggan yang tinggi pula. Mowen, dkk (2002)berpendapat kualitas

produk mempunyai pengaruh yang bersifat langsungterhadap kepuasan

pelanggan. Dengan meningkatkan kemampuan suatu produkmaka akan tercipta

keunggulan bersaing sehingga pelanggan menjadi semakinpuas.

2.2.3 Hubungan Harga dengan Kepuasan Konsumen

Kotler (2000) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan harga adalah jumlah

uang yang ditetapkan oleh produk untuk dibayar oleh konsumen atau pelanggan

guna menutupi biaya produksi, distribusi dan penjualan pokok termasuk

pengembalian yang menandai atas usaha dan resikonya.

Harga dilihat dari sudut pandang konsumen, seringkali digunakan

sebagaiindikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat

yamgdirasakan atas suatu barang atau jasa. Kertajaya (2002) mengungkapkan

bahwaindikator penilaian harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu

pengorbanandari konsumen terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan

pembelian, dandari situlah konsumen akan mempersepsi dari produk atau jasa

tersebut. Dalam Adi (2012) menurut Tjiptono (1999), persepsiyang postif

merupakan hasil dari rasa puas akan suatu pembelian yangdilakukannya,

sedangkan persepsi yang negatif merupakan suatu bentuk dariketidakpuasan

konsumen atas produk atau jasa yang dibelinya. Jika harga yangditetapkan oleh

sebuah perusahaan tidak sesuai dengan manfaat produk maka halitu dapat

menurunkan tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga

yangditetapkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterima

(10)

disimpulkanbahwa pada tingkat harga tertentu, jika manfaat yang dirasakan

meningkat, makanilainya akan meningkat pula. Apabila nilai yang dirasakan

pelanggan semakintinggi, maka akan menciptakan kepuasan pelanggan yang

maksimal.

2.2.4 Hubungan Pelayanan dengan Kepuasan Konsumen

Menurut Simamora (2001), pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan

tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi pelayanan bisa berhubungan

dengan produk fisik maupun tidak.Sedangkan menurut Kasmir (2005) pelayanan

diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk

memberikan kepuasan konsumen.Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui

secara langsung melayani konsumen.

Kepuasan pelanggan banyak ditentukan oleh kualitas performa dari pelayanan di

lapangan. Apabila pelayanan (service) tidak sama atau tidak sesuai dengan

harapan (expectation) pelanggan, maka pelanggan pelayanan yang diberikan

dinilai jelek dan tidak memuaskan (Yoeti,2003)

Layanan yang diberikan kepada konsumen akan memacu puas atau tidaknya

konsumen atas pelayanan yang diberikan. Pemberian pelayanan dalam memenuhi

kepuasan konsumen, ada beberapa keuntungan yang dapat diambil.Keuntungan

pertama yang terbesar adalah kepercayaan konsumen. Konsumen menilai mutu

dengan apa yang mereka lihat dan pahami. Keuntungan kedua, bahwa konsumen

mendapat nilai maksimum dari pembeliaan dan memungkinkan konsumen dengan

(11)

Dalam Adi (2012) menurut Parasuraman, et al (1985) ada tiga hal penting yang

harusdiperhatikan dalam kualitas pelayanan, yaitu kualitas pelayanan sulit

dievaluasioleh pelanggan daripada kualitas barang, persepsi kualitas pelayanan

dihasilkandari perbandingan antara kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang

diberikansecara nyata, evaluasi kualitas tidak semata-mata diperoleh dari hasil

akhir darisebuah layanan, tapi juga mengikutsertakan evaluasi dari proses layanan

tersebut.

Para peneliti seperti Parasuraman,menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang

tinggi menghasilkan kepuasanpelanggan yang tinggi pula. Apabila pelayanan

yang diterima atau dirasakanpelanggan sesuai atau bahkan melebihi harapan

pelanggan, maka pelayanantersebut dianggap berkualitas dan memuaskan. Namun

apabila pelangganmendapati bahwa pelayanan yang diterima itu tidak sesuai atau

berada di bawahharapan pelanggan, maka pelayanan dapat dianggap tidak

berkualitas danmengecewakan.

2.2.5 Hubungan Kepuasan Konsumen dengan Frekuensi Pembelian

Menurut Tjiptono (1997), terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan

manfaat antara lain hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis,

memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word

ofmouth) yang menguntungkan bagi perusahaan

Menurut Fornell (1992) dalam Puspitasari (2006), konsep kepuasan konsumen

merupakan hal penting bagi para manajer pemasaran dimana kepuasan konsumen

(12)

apabila pelanggan puas terhadap barang atau kualitas layanan yang diberikan

maka akan timbul kesetiaan pelanggan sehingga minat beli pelanggan meningkat

dan membuat pelanggan kembali melakukan pembeliaan ulang (repurchase).

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian Erni Rolita (2005) dalam penelitiannya tentang “Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen”(Studi kasus pada Usaha Makanan

Mie Khas Aceh Titi Bobrok )memperoleh hasil bahwa tiga faktor (produk, hatga

dan pelayanan), semua variabel independen yangdiuji berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap tingkat kepuasan konsumen melalui uji F dan uji t.

Berdasarkan besar tingkat signifikan dari tiga faktor (produk, hatga dan

pelayanan) maka faktor paling dominan adalah faktor produk dengan tingkat signifikan 0,00 < α = 0,005.

PenelitianAlbertus Ferry Rostya Adi (2012) dalam penelitiannya tentang “Analisis

Pengaruh Harga,Kualitas Produk, danKualitas Layanan TerhadapKepuasan

Pelanggan”(Studi pada Waroeng Spesial SambalCabang Lampersari

Semarang)memperoleh hasil bahwa semua variabel independen yangdiuji

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pelangganmelalui uji

F dan uji t, sedangkan angka Adjusted R Square sebesar 0,521menunjukkan

52,1% variasi kepuasan pelanggan Waroeng Spesial Sambal cabangLampersari

Semarang yang dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independentersebut, dimana

(13)

Sara Siti (2014) melakukan penelitian berjudul “ Analisis Kepuasan Konsumen

terhadap Gerai Kopi di kota Medan dan Faktor yang mempengaruhinya” dengan

menggunkan metode SEM (Structural Equation Modeling). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen serta menganalisis

pengaruh bauran pemasaran berupa tempat, harga, produk dan promosi terhadap

tingkat kepuasan konsumen pada gerai kopi di kota Medan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen yaitu 47,2%. Secara simultan

bauran pemasaran berpengaruh terhadap tingkat kepuasan konsumen, namun yang

berpengaruh secara signifikan hanya komponen tempat dan produk saja.

Medianta Ginting (2014) meneliti dengan judul ”Analisis Pengaruh Faktor dan

Sosial Ekonomi Petani terhadap Luas Tanam Bawang Merah Berdasarkan

Pendapat Petani di Kabupaten Dairi”. Metode yang digunakan adalah Path

Analysis (analisis jalur). Hasil penelitian menyimpulkan variabel yang

mempengaruhi luas tanam bawang merah hanya variabel modal usaha.Variabel

yang mempengaruhi modal usaha secara nyata adalah variabel harga bibit, harga

pupuk, harga pestisida dan upah tenaga kerja. Variabel sosial tidak berpengaruh

nyata terhadap keputusan petani dalam menentukan luas tanam bawang merah.

Penelitian Nurkhaliza (2015) dalam penelitiannya tentang “Analisis Bauran

Pemasaran yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Konsumen dan Jumlah

Pembelian Manisan Halua di Kota Stabat Kabupaten Langkat”. Metode yang

digunakan yaitu Path Analysis (analisis jalur). Hasil dari penelitian ini bahwa

komponen bauran pemasaran secara simultan berpengaruh nyata terhadap tingkat

(14)

konsumen. Secara parsial hanya variabel warna, kebersihan dan kenyamanan dan

kesesuaian harga dengan kualitas yang berpengaruh nyata terhadap tingkat

kepuasan konsumen.

2.4Kerangka Pemikiran

Kepuasan konsumen merupakan hal yang penting diperhatikan oleh pelaku usaha

agar usaha tersebut dapat bertahan.Tingkat kepuasan konsumen dapat

digambarkan dariketiga fakor yang mempengaruhinya yaitu faktor produk, harga

dan pelayanan.Indikator untuk faktor produk adalah citarasa, kualitas

produk,variasi produk dan fitur (kelengkapan). Indikator untuk faktor harga

adalah kesesuaian dengan produk yang ada dan daya saing harga.Indikator untuk

faktor pelayanan adalah fasilitas, keramahan dan kecepatan karyawan, dan

kebersihan dan kenyamanan. Jika ketiga faktor tersebut memenuhi keinginan dan

kebutuhan konsumen dengan baik maka konsumen akan merasasangat puas,

akhirnya membuat konsumen melakukan pembelian ulang dan mempengaruhi

(15)
(16)

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah penelitian yang akan

dilakukan. Oleh karena itu jawaban sementara yang menjadi hipotesis dari

penelitian ini adalah:

1. Tingkat kepuasan konsumen Mi Aceh Titi Bobrok berada pada tingkat “sangat

puas”.

2. Faktor produk, harga dan pelayanan, berpengaruh secara langsung terhadap

tingkat kepuasan konsumen dantidak langsungfrekuensi pembelian Mi Aceh di

Gambar

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

yang ditawarkan oleh badan usaha.. 2) Attributes related to service , yaitu atribut yang berkaitan terhadap jasa, meliputi Guarantee or warranty, merupakan jaminan yang diberikan

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Adakah pengaruh antara faktor pelayanan, promosi dan harga terhadap kepuasan konsumen?, (2) Faktor manakah

Hasil ini disebabkan karena konsumen merasa pelayanan yang diberikan oleh Nuansa Studio sudah sesuai dengan harga yang ditawarkan, Hal ini sesuai dengan pendapat Fandy Tjiptono

Kampoeng Djowo Sekatul diharapkan dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada konsumen, harga yang ditawarkan diharapkan dapat lebih sesuai dengan daya beli

Pemilik usaha dan pihak manajemen berupaya mewujudkan harapan dan kriteria bahan yang dipertimbangkan oleh konsumen, baik dari segi kualitas pelayanan, harga, dan juga lokasi

Faktor – faktor yang membentuk kepuasan konsumen diantaranya harga yang ditawarkan, kualitas pelayanan, inilah yang diharapkan oleh para konsumen untuk

Kualitas pelayanan menurut Kotler dan Keller sebuah kinerja yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada orang lain dan dapat berupa tindakan yang tidak berwujud serta tidak berakibat

Faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen dalam penelitian ini, yaitu promosi yang dilakukan oleh Toko Consina Wonosobo, harga yang ditawarkan, kualitas pelayanan yang diberikan