• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik tempat perkembangbiakan larva nyamuk pada rumah penduduk di desa Labuhan Ruku Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik tempat perkembangbiakan larva nyamuk pada rumah penduduk di desa Labuhan Ruku Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan iklim memiliki potensi tinggi terhadap perubahan pola kesehatan pada masyarakat. Iklim merupakan faktor yang penting untuk penyebaran berbagai jenis penyakit, salah satu pengaruh dari perubahan iklim adalah terjadi peningkatan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.1

Malaria, filariasis dan Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama di negara-negara berkembang yang beriklim tropis termasuk Indonesia.2,3 Berbagai macam nyamuk dapat menularkan parasit limfatik filariasis, tergantung pada wilayah geografis. Di Afrika, vektor yang paling umum adalah Anopheles sp dan di Amerika, adalah Culex quinquefasciatus. Aedes sp

dan Mansonia sp dapat menularkan infeksi di Pasifik dan di Asia.4

Angka kesakitan DBD di Indonesia pada tahun 2002 cukup tinggi, Incident Rate (IR)-nya tertinggi di Provinsi Bali, yaitu 130,87, diikuti oleh Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, masing-masing 80,08 dan 66,86.5 Selain itu, terjadinya peningkatan kasus DBD setiap tahunnya berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yakni tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya). Kondisi ini diperburuk dengan pemahaman masyarakat yang kurang tentang DBD dan juga partisipasi masyarakat yang sangat rendah.6

Indonesia yang terletak di daerah tropika dan merupakan daerah kepulauan yang terbentang luas di antara benua Asia dan Australia mempunyai flora dan fauna yang sangat beragam. Keragaman fauna termasuk nyamuk, telah menimbulkan permasalahan yang ditimbulkan oleh vektor penyakit yang menjadi rumit dengan meningkat jumlah spesies vektor menjadi banyak. Daerah penyebaran tiap spesies nyamuk berbeda, bio-ekologi dan perannya sebagai vektor untuk tiap daerah penyebaran berbeda-beda.3

Suatu wilayah diinterprestasikan sebagai daerah tempat berkembangbiaknya nyamuk, sangat tergantung pada jenis atau tipe perairan dan letak geografis daerah tersebut. Faktor ketinggian tempat, kemiringan lereng dan penggunaan lahan mempengaruhi tempat perkembangbiakan nyamuk, sedangkan unsur cuaca

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mempengaruhi metabolism, pertumbuhan, perkembangan dan populasi nyamuk tersebut. Kondisi lingkungan seperti genangan-genangan air, baik air tawar maupun air payau yang selalu berhubungan dengan tanah, air payau terdapat di muara-muara sungai dan rawa-rawa yang tertutup hubungannya dengan laut, selokan dan rawa di sekitar kebun dengan spesifikasi genangan air berupa parit dengan kedalaman 5-25cm, lebar 1 m, air jernih dan banyak sampah daun berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles sp.7

Kecamatan Tanjung Tiram dan Kedai Sianan merupakan daerah endemis malaria. Sebahagian besar penduduk Kecamatan Tanjung Tiram dan Kedai Sianan mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan dan berdagang, yang memungkinkan terjadinya risiko terkena gigitan nyamuk Anopheles sp yang akan menularkan malaria.8

Jenis vektor malaria yang berkembangbiak di daerah pantai/aliran sungai adalah An.flavirostris, An.koliensis, An. ludlowi, An.minimus, An.punctulatus,

An.parangensis, An.sundaicus, An.subpictus.9 Vektor utama DBD adalah nyamuk

kebun yang disebut Aedes aegypti, sedangkan vektor potensialnya adalah Aedes albopictus dan tempat perindukannya adalah tempat buatan manusia seperti tempayan/gentong tempat penyimpanan air minum, bak mandi, jambangan/pot bunga dan lain lain. Vektor filariasis adalah species dari genus Culex sp, Aedes sp

dan Anopheles sp dan tempat perindukannya adalah pada air yang jernih maupun

air yang keruh.10

Berdasarkan keadaan-keadaan tersebut di atas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tentang karakteristik tempat perkembangbiakan larva nyamukdi Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah karakteristik tempat perkembangbiakan larva nyamuk pada rumah penduduk di desa Labuhan Ruku, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara?

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.3. Tujuan penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “karakteristik tempat perkembangbiakan larva nyamuk pada rumah penduduk di desa Labuhan Ruku, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara”.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui faktor lingkungan fisik dan biologik perkembangbiakan larva nyamuk di desa Labuhan Ruku, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara.

2. Mengetahui densitas larva nyamuk pada desa Labuhan Ruku, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bidang Penelitian:

Sebagai bahan informasi tambahan bagi lembaga-lembaga penelitian dan peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan serta melakukan penelitian lebih lanjut tentang karakteristik tempat perkembangbiakan larva nyamuk pada rumah penduduk di desa Labuhan Ruku, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara.

2. Bidang Pendidikan

Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih pemikiran logis para ahli dalam bidang tertentu serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan metode yang baik dan benar.

3. Bidang Pelayanan Masyarakat

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan untuk mengetahui kondisi lingkungan di sekitar dan dalam rumah penduduk di desa Labuhan Ruku Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara yang berpengaruh dalam perkembangbiakan larva nyamuk.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian pengkodifikasian hukum untuk menuju ke arah unifikasi hukum perdata nasional dalam rangka pembaharuan dan pembentukan kodifikasi hukum perdata

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Peternakan kerbau lokal (bubalus bubalis) dengan sisitim gembala milik Bapak Wantono merupakan usaha peternakan yang sangat layak

Aktivitas siswa yang bernama AS pada aktivitas selanjutnya adalah membentuk kelompok belajar yang telah ditentukan pada siklus I sebesar 1,75%, siswa antusias dalam membentuk

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa kejadian kontak dengan panas merupakan kejadian kecelakaan kerja yang paling sering terjadi di laboratorium, diikuti oleh terkena tumpahan bahan

Uraian di atas menunjukkan bahwa IPTEK sangat diperlukan, oleh karena itu sistem pendidikan keterampilan yang merupakan penerapan ilmu serta pengembangan pendidikan keilmuan

Sebagian besar pertumbuhan fisik dan perkembangan selesai selama tahap ini, namun kekhawatiran citra tubuh dapat terus menjadi sumber keraguan, terutama di kalangan laki-laki

Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini : Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan

Metode yang di gunakan dalam penelitiaan ini adalah asosiatif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,karena tujuan penelitiaan ini adalah untuk