• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Petani Terhadap Bantuan Sarana Produksi Pertanian Dalam Upaya Peningkatan Produksi Padi Sawah (Kasus : Desa Rawang Baru Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sikap Petani Terhadap Bantuan Sarana Produksi Pertanian Dalam Upaya Peningkatan Produksi Padi Sawah (Kasus : Desa Rawang Baru Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan yang

memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta

turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan. Pangan merupakan

kebutuhan manusia paling azasi, sehingga ketersediaan pangan bagi masyarakat

harus terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu memenuhi

kebutuhannya dengan berbagai cara (Suryana, 2003).

Pangan sebagai kebutuhan pokok manusia senantiasa memiliki tingkat permintaan

yang tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Semakin banyak

manusia atau penduduk di suatu wilayah, permintaan akan pangan semakin tinggi

(Khaeron, 2011).

Salah satu komoditi pangan adalah padi. Kabupaten Asahan merupakan salah

satu sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara. Data tahun 2015

menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian utama

bagi penduduk Kabupaten Asahan. Dari total 276.998 jiwa penduduk berumur 15

tahun ke atas yang bekerja di Kabupaten Asahan, ada sebanyak 39 % atau sekitar

107.437 jiwa penduduk bekerja di sektor pertanian. Hal ini didorong karena

sebagian besar wilayah Kabupaten Asahan merupakan daerah pertanian

(Badan Pusat Statistik Asahan, 2016).

Namun, terdapat permasalahan yang terjadi di Kabupaten Asahan yaitu

(2)

Jika seterusnya hal ini terjadi maka kabupaten akan tetap mengimpor beras dari

kabupaten lain. Karena peningkatan jumlah penduduk yang semakin bertambah

tidak diimbangi dengan peningkatan konsumsi sehingga menyebabkan impor

beras.

Berikut diperlihatkan data mengenai neraca produksi dan kebutuhan beras di

Kabupaten Asahan.

674.521 677.876 681.794 699.720 706.283

Kebutuhan

*)Belum memperhitungkan Kebutuhan/bahan baku industri dan pakan ternak

**) Persentase padi ke beras (BPS dan Kementerian Pertanian 2012) = 62,74%

***) Rata-rata kebutuhan beras perorangan per tahun (Susenas 2015) = 114,80 Kg

Bila dikaitkan dengan kebutuhan beras maka Kabupaten Asahan pada tahun 2015

(3)

Kabupaten Asahan harus mengimpor dari kabupaten lain untuk memenuhi

kebutuhan beras masyarakat di Kabupaten Asahan.

Selama periode tahun 2011-2015 produksi padi di Kabupaten Asahan mengalami

fluktuasi. Peningkatan produksi padi terjadi selama periode tahun 2011-2014

sedangkan pada tahun 2015 terjadi penurunan. Penurunan produksi padi diikuti

dengan penurunan produktivitas padi. Berikut ini diperlihatkan data luas tanam,

luas panen, produksi dan produktivitas padi di Kabupaten Asahan

Sumber: Statistik Pertanian Tanaman Padi Kabupaten Asahan 2015, BPS data diolah

Peningkatan produksi padi selama periode 2011-2014 tidak dapat memenuhi

kebutuhan konsumsi penduduk Kabupaten Asahan. Kabupaten masih mengalami

defisit jika dilihat pada neraca konsumsi. Artinya, terjadinya kenaikan produksi

dan kenaikan luas panen belum menjanjikan bahwa Kabupaten Asahan akan

mengalami surplus. Hal itu disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

peningkatan produksi padi dengan peningkatan jumlah penduduk dan konsumsi

(4)

Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Asahan masih menjadi penentu

perekonomian karena sektor ini memberikan efek terhadap sektor industri

pengolahan dan perdagangan, dan sektor lainnya. Sesuai dengan amanah Undang

Undang Dasar 1945 tentang peningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat

Indonesia, pembangunan lintas sektoral harus didasari oleh pembangunan

ekonomi kerakyatan di mana sebagian besar rakyat masih bergulat di sektor

pertanian. Untuk itulah pemerintah kabupaten lebih memfokuskan pembangunan

sektor pertanian yaitu dengan memberikan perhatian terhadap berbagai

permasalahan petani mulai dari pengadaan lahan, penerapan teknologi pertanian,

pemberian subsidi pupuk, dan bantuan benih/bibit, yang pada hakekatnya untuk

meningkatkan taraf kesejahteraan hidup masyarakat petani pada umumnya.

Salah satu upaya pembangunan pertanian yang dilakukan adalah adanya

kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah mengenai pemberian bantuan sarana

produksi pertanian. Petani sebagai Stakeholder merupakan pelaku utama yang

menerima manfaat bantuan sarana produksi pertanian yang diberikan. Bantuan

sarana produksi yang diberikan memiliki hubungan terhadap adanya kelancaran

usahatani. Bantuan sarana produksi berupa benih padi, perbaikan jaringan irigasi

dan bantuan alat mesin tani menjadi faktor pendorong keberhasilan produksi padi

petani. Bantuan sarana produksi berupa benih padi adalah faktor pendorong

keberhasilan peningkatan hasil produksi padi. Benih padi yang diberikan

merupakan benih padi unggul. Dengan terbitnya Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budi Daya Tanaman

(Anonim, 1992), yang di dalamnya ada pengaturan masalah benih, maka peranan

(5)

benih adalah cikal bakal dari suatu kehidupan tanaman, sehingga merupakan

penentu keberhasilan suatu usaha pertanaman. Karena benih merupakan penentu

atau kunci keberhasilan, tentunya benih tersebut harus bermutu. Pemberian

bantuan benih padi berdasarkan prinsip 6 (enam) tepat yaitu: tepat jenis, tepat

jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat waktu dan tepat mutu. Prinsip ini sangat

tepat pada pemberian bantuan benih karena benih yang diberikan harus

berdasarkan ketepatan jenis yang berarti benih yang diberikan harus berdasarkan

jenis/varietas padi yang cocok ditanam di lahan petani, bersertifikat, dan

varietasnya diminati oleh petani. Ketepatan jumlah merupakan hal yang harus

diketahui petani. Jumlah benih yang diberikan berdasarkan peraturan Menteri

Pertanian sebesar 25 kg/ha. Ketepatan harga merupakan harga yang dibayar petani

serta dipastikan tidak ada pihak yang mengambil keuntungang dengan tidak

memberikan harga yang tidak sesuai dengan peraturan. Ketepatan tempat yaitu

ketepatan lokasi/alamat petani terhadap bantuan yang akan dialokasikan.

Ketepatan waktu yaitu ketepatan pemberian bantuan benih sebelum memasuki

musim tanam. serta ketepatan mutu yaitu benih yang diberikan memiliki tingkat

viabilitas (daya tumbuh benih) yang tinggi sekitar 80%, kadar air 11% kotoran

benih minimal 3% dan merupakan varietas unggul.

Selain bantuan benih, bantuan perbaikan jaringan irigasi juga merupakan faktor

pendorong yang penting untuk keberhasilan usahatani. Hal itu dapat dilihat dari

keefektifan saluran irigasi mengairi sawah petani. Selain itu bantuan alat mesin

seperti hand tractor merupakan alat usahatani yang penting untuk digunakan

petani. Pemberian hand tractor sering juga menjadi pemicu konflik antar petani

(6)

menggunakannya. Dalam implementasinya perlu pengkajian khusus sehingga

sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan.

Dalam penelitian ini pengkajian implementasi bantuan sarana yang diberikan

dikaji dari respon petani melalui sikap petani terhadap bantuan sarana produksi

yang diberikan. Sikap petani merupakan respon psikologis terhadap fenomena

yang terjadi di luar individu. Sikap merupakan evaluasi umum yang dibuat

manusia terhadap dirinya sendiri, objek atau isu-isu. Sikap sangat penting dalam

berbagai bidang kehidupan karena dengan sikap, individu dapat mengekspresikan

untuk menanggapi suatu kejadian atau objek. Melalui sikap petani terhadap

bantuan sarana produksi pertanian maka dapat dilihat bagaimana implementasi

bantuan produksi pertanian kepada petani. Apakah bantuan sarana produksi yang

diberikan sesuai dengan harapan petani serta dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Petani didalam menanggapi suatu ide/informasi yang baru

berbeda-beda, menurut karakteristik sosial ekonomi petani itu sendiri, dan perbedaan yang

terjadi kadang sangat beragam (Soebiyanto, 1993). Maka dari itu penulis tertarik

untuk meneliti “Sikap Petani Terhadap Bantuan Sarana Produksi Pertanian Dalam

Upaya Peningkatan Produksi Padi Sawah”.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apa saja jenis bantuan sarana produksi pertanian yang diberikan di daerah

penelitian ?

2. Bagaimana sikap petani terhadap bantuan sarana produksi dalam upaya

peningkatan produksi padi sawah di daerah penelitian?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan sikap petani

(7)

4. Bagaimana hubungan antara sikap petani terhadap bantuan sarana produksi

pertanian dengan produktivitas dan pendapatan usahatani padi petani di daerah

penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan jenis bantuan sarana produksi pertanian yang diberikan

pemerintah.

2. Menjelaskan sikap petani padi sawah terhadap bantuan sarana produksi dalam

upaya peningkatan produksi padi sawah di daerah penelitian.

3. Menjelaskan hubungan karakteristik sosial ekonomi pertanian dengan sikap

petani terhadap bantuan sarana produksi pertanian.

4. Menjelaskan hubungan antara sikap petani terhadap bantuan sarana produksi

pertanian dengan produktivitas dan pendapatan usahatani di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan Kabupaten Asahan serta

instansi terkait lainnya dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia

khususnya di Kabupaten Asahan.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan

dengan substansi penelitian ini.

Gambar

Tabel 1. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras di Kabupaten Asahan Tahun 2011-2015
Tabel 2. Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di Kabupaten Asahan Tahun 2011-2015

Referensi

Dokumen terkait

Media Pembelajaran Interaktif Mengenal Aksara Jawa Dengan Cara Membacanya .Tugas Akhir Universitas Dian Nuswantoro Semarang.. Perancangan dan

Hasil tingkat kepuasan klien kanker terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual oleh perawat di RSUP Adam Malik ... Kepuasan

Pengujian aplikasi menunjukkan bahwa Game Edukasi “Pengenalan Angka Dan Aksara Jawa untuk Sekolah Dasar Khususnya Kelas 3” secara fungsional dapat bekerja dengan baik

Sampel pada penelitian ini yaitu klien kanker yang berjumlah 87 klien.Klien kanker harus mendapatkan kebutuhan yang komprehensif dari perawat baik dari segi fisik, psikologis,

Tujuan terdiri dari Tujuan kurikulum, tujuan umum (tercantum dalam GBPP), tujuan pembelajaran khusus yang harus dirumuskan guru sesuai dengan kata-kata operasional

Dari tahap-tahap yang telah dilakukan sebelumnya, maka dihasilkan Game Edukasi “ Pengenalan Angka Dan Aksara Jawa untuk Sekolah Dasar Khusunya Kelas 3”.. 4.1.1

Alasan para orang tua ada yang menjemput anaknya meski program belum selesai adalah perasaan malu orang tua terhadap masyarakat di rumahnya karena anaknya merupakan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)