• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 1, 2 & 3

AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG

A. PROSEDUR UMUM

Dalam rangka meningkatkan penjualan, organisasi bisnis secara konstan berusaha memperluas area penjualan. Perluasan area pemasaran ini seringkali tidak cukup dicapai dengan perjalanan keliling karyawan bagian penjualan dari kantor pusat. Penggunaan katalog dengan pesanan melalui surat atau penjualan konsinyasi mungkin meningkatkan penjualan tetapi mungkin tidak mencapai seperti yang diinginkan.

Penetapan pusat-pusat penjualan di beberapa wilayah mungkin dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pemasaran. Aktivitas pemasaran dapat dilakukan melalui kantor cabang di beberapa lokasi, dengan arahan dari kantor pusat. Kesepakatan dengan pelanggan tidak harus dilakukan dengan kantor pusat, tetapi dapat dilakukan dengan kantor cabang.

Perbedaan Agen dan Kantor Cabang

Agen merupakan unit yang menerima pesanan barang dan beroperasi di bawah pengawasan langsung dari kantor pusat.

Kantor cabang merupakan unit yang menjual barang yang dikuasainya kepada pembeli dan memiliki wewenang untuk mengelola transaksi sebagai unit bisnis yg mandiri.

1. Agen

a. Operasi Agen

Agen beropersi sebagai unit penjual lokal dengan arahan dari kantor pusat, dan secara umum tidak memiliki persediaan kecuali sampel dari produk yang dijualnya. Kegiatan promosi iklan langsung ditangani oleh kantor pusat, agen tidak membuat perlengkapan sendiri untuk promosi. Biasanya agen diberi modal kerja yang digunakan untuk membayar beban operasional dan akan lebih mudah jika diselesaikan dan dibayar oleh agen. Sistem impres (tetap) sering diadopsi untuk mengendalikan kas.

Pesanan pembelian yang diperoleh agen akan dikirimkan ke kantor pusat untuk dimintakan persetujuan. Jika harga jual dan syarat-syarat kredit dapat diterima, kantor pusat akan memenuhi pesanan dan mengirimkan barang ke pelanggan. Kantor pusat yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pembukuan dari penjualan, membuat tagihan ke pelanggan dan menerima pelunasan pelanggan. Semua biaya operasi agen dipenuhi oleh kantor pusat.

b. Akuntansi untuk Agen

(2)

Sistem impres yang diterapkan dalam modal kerja agen sebagai berikut :

 Kantor pusat mencairkan cek sejumlah dana yang ditentukan dan

dikirimkan ke agen.

Jurnal yang dibuat kantor pusat :

Working Fund – Agency A $1,000

Cash $1,000

Agen akan mengajukan pengisian kembali modal kerja jika saldo modal kerja sudah menipis dan juga pada akhir periode. Ketika mengajukan pengisian kembali, agen juga menyertakan bukti-bukti pengeluaran dan pembayaran atas penggunaan modal kerja sebelumnya. Kantor pusat akan mencatat penerimaan pertanggungjawaban atas penggunaan modal kerja sebelumnya dengan mencatat :

Expenses- Agency A $200

Cash $200

 Jika kantor pusat mengirimkan aset non kas ke agen, seperti barang

sampel, peralatan atau perlengkapan, maka Kantor Pusat akan mencatat :

Agency Samples $200

Inventory $200

 Kantor pusat memberikan persetujuan pesanan yang diajukan Agen, dan

mengirimkan barang dagang ke pelanggan, maka jurnal yang dicatat adalah :

Accounts Receivable $1,200

Sales-Agency A $1,200

Cost of Goods Sold-Agency A $800

Merchandise Inventory-Agency A $800

 Kantor Pusat menerima pembayaran dari pelanggan

Cash $1,200

Accounts Receivable $1,200

 Pada akhir periode, jika Kantor pusat menyajikan transaksi-transaksi

agen seolah-olah transaksinya sendiri, maka setelah akun-akun transaksi agen akan ditutup ke Ikhtisar Laba Rugi.

Sales-Agency A $1,200

Income – Agency A $1,200

Income – Agency A $1,000

COGS – Agency A $800

(3)

Income – Agency A $200

Income Summary $200

 Jika pada akhir periode masih terdapat perlengkapan yang belum habis

terpakai, maka Kantor Pusat membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut :

Expense $50

Prepaid Expenses $50

2. Kantor Cabang

a. Operasi Kantor Cabang

Meskipun kantor cabang beroperasi sebagai unit bisnis yang terpisah, kantor cabang tetap menjadi subyek yang dikendalikan oleh kantor pusat. Otonomi kantor cabang ditentukan oleh kantor pusat. Kebijakan dan prosedur umum ditetapkan oleh kantor pusat, dan biasanya diterapkan untuk keseluruhan cabang. Manajer cabang biasanya diberikan kewenangan terkait dengan pengelolaan dan pengambilan keputusan menyangkut teknis operasional cabang.

Kas dan barang dagang kantor cabang serta aset lainnya disuplai dari kantor pusat. Dan kantor cabang juga dapat membeli barang dagang dari pemasok lain, jika kebutuhan akan barang tidak dapat disediakan oleh kantor pusat. Cabang dapat mengirimkan barang dagang ke pelanggan, mengirimkan tagihan, menerima pembayaran dan menyetorkan hasil penjualan ke rekening Cabang di bank. Cabang dapat menggunakan rekening Cabang di Bank untuk menerima pelunasan pelanggan dan juga membayar tagihan-tagihan untuk kantor Cabang.

Dalam kasus tertentu, kantor pusat yang memiliki kewenangan dalam penerimaan pelunasan dari pelanggan, atau Cabang diharuskan menyetorkan hasil penjualan ke rekening Kantor Pusat di Bank dan menetapkan modal kerja untuk cabang dengan sistem tetap (imprest fund).

b. Akuntansi untuk Kantor Cabang

Sistem akuntansi kantor cabang dapat dibedakan menjadi :

1) Pembukuan pada kantor pusat saja

Semua transaksi Cabang dicatat dan dibukukan oleh Kantor Pusat, baik dalam jurnal maupun buku besar pembantu atau dicatat secara terpisah untuk masing-masing Cabang. Cabang menyediakan bukti-bukti transaksi apakah dalam bentuk bukti asli atau catatan memorandum yang dilengkapi voucher asli. Metode pembukuan seperti ini mirip dengan pembukuan agen dengan kantor pusat.

2) Pembukuan pada kantor pusat dan cabang

Cabang membukukan dan mencatat semua transaksinya , kemudian mengirimkan kopi dokumen transaksi ke Kantor Pusat, dimana oleh Kantor Pusat akan dicatat pada buku yang terpisah atau dimasukkan ke dalam buku besar umum Kantor Pusat.

(4)

Secara umum, sistem akuntansi cabang diselenggarakan oleh Cabang. Cabang mencatat semua transaksinya dalam bentuk jurnal, lalu dirangkum dalam buku besar. Laporan keuangan disusun secara periodik oleh Cabang dan juga dikirimkan ke Kantor Pusat. Laporan keuangan yang diajukan oleh Cabang akan diperiksa oleh pemeriksa internal perusahaan.

Akuntansi Cabang :

a) Transfer antara Kantor Pusat dengan Cabang

Cabang menggunakan akun “Home Office” yang setara dengan akun

modal, digunakan untuk mencatat Kas, Barang, dan Jasa yang diterima dari Kantor Pusat.

Sedangkan Kantor Pusat menggunakan akun “Branch” atau “Investment in Branch” untuk mencatat semua pengeluaran yang dikirimkan ke

Kantor Cabang.

Transaksi : Cabang menerima kas Rp1.000 dari Kantor Pusat

Cabang Kantor Pusat

Cash 1,000 Branch#1 1,000

Home Office 1,000 Cash 1,000

Transaksi : Kantor Cabang menyetorkan kas Rp500 ke Kantor Pusat

Cabang Kantor Pusat

Home Office 500 Cash 500

Cash 500 Branch#1 500

b) Pengiriman Barang Dagang oleh Kantor Pusat ke Cabang

Ketika Kantor Pusat mengirimkan Barang Dagang ke Cabang, Kantor

Pusat akan mendebit akun “Branch” dan mengkredit “Shipment to Branch”.

Pada akhir periode, saldo akun “Shipment to Branch” akan dikurangkan

terhadap Saldo Barang yang tersedia untuk Dijual.

Cabang akan mencatat Barang Dagang yang diterima dari Kantor Pusat

dengan mendebit “Shipment from Home Office” dan kredit pada akun “Home Office”.

Pada akhir periode, Cabang akan menambahkan barang dagang yang diterima dari Kantor Pusat dan barang yang dibeli dari pemasok lain dengan Persediaan Awal, untuk menentukan barang yang tersedia untuk dijual.

Transaksi : Kantor Pusat mengirimkan Barang Rp120 ke Cabang

Cabang Kantor Pusat

Shipment from HO 120 Branch#1 120

Home Office 120 Shipment to B 120

c) Cabang mencatat semua pembebanan biaya operasional yang dibayar

(5)

Transaksi : Cabang membayar beban-beban operasi sebagai berikut :

- Beban gaji dan komisi Rp400

- Beban Sewa Rp200

- Beban Rupa-Rupa Rp150

Cabang Kantor Pusat

Salaries exp Rp400

Rent Exp 200

Miscellaneous exp 150

Cash 750

d) Jika beban operasional cabang menjadi tanggungan Kantor Pusat, seperti

pajak, iklan dan asuransi, maka pembayaran beban ini akan dicatat di Kantor Pusat. Cabang akan mencatat biaya-biaya tersebut yang

digunakan dalam operasional cabang dengan mendebit “Expenses” dan kredit “Home Office”.

Kantor Pusat akan mendebit “Branch” dan mengkredit akun dari aset

yang terpakai oleh Cabang.

Transaksi : Cabang membebankan biaya-biaya operasional Cabang ke Kantor Pusat. Biaya-biaya antara lain :

- Asuransi aset pada cabang Rp100

- Pajak Cabang Rp50

- Biaya iklan Rp150

Cabang Kantor Pusat

Insurance Exp Rp100 Branch#1 300

Taxes Exp 50 Prepaid Insuran 100

Advertising Exp 150 Taxes Payable 50

Home Office 300 Advertising Exp 150

e) Cabang mencatat penjualan Cabang dan menerima penagihan dari hasil

penjualan tersebut.

Transaksi : Cabang #1 menjual barang dagang secara kredit Rp2.000

Cabang Kantor Pusat

Account Receivabl 2,000

Sales 2,000

Transaksi : Cabang menerima pelunasan dari pelanggan

Cabang Kantor Pusat

Cash 2,000

Acc Receivable 2,000

f) Pembelian aset tetap biasanya dicatat di buku Kantor Pusat, dan prosedur

(6)

Transaksi : Kantor Pusat membeli Peralatan Rp3.000 dan mengirim Peralatan tersebut ke Cabang

Jurnal pembelian Peralatan oleh Kantor Pusat

Cabang Kantor Pusat

Equipment 3,000

Cash 3,000

Ketika Peralatan tersebut dikirim oleh Kantor Pusat ke Cabang, baik kantor Pusat maupun Cabang tidak melakukan pencatatan atas pengiriman tersebut.

Pada akhir periode, Cabang yang menggunakan Peralatan tersebut

mencatat beban penyusutan dengan debit “Depreciation Expense” dan kredit “Home Office”.

Kantor Pusat mencatat penyusutan aset tetap yang digunakan Cabang

dengan mendebit “Branch” dan mengkredit “Accumulated Depreciation”.

Transaksi : Peralatan yang digunakan oleh Cabang disusutkan sebesar Rp300 pada akhir periode.

Cabang Kantor Pusat

Depreciation Exp 300 Branch#1 300

Home Office 300 Acc. Depre. 300

g) Pembelian aset tetap oleh kantor Cabang yang akan dicatat di buku

Kantor Pusat saja, maka Cabang akan mencatat debit “Home Office” dan

kredit “Cash/Liability”.

Kantor Pusat akan mencatat pembelian oleh cabang tersebut dengan

debit “Asset” dan kredit “Branch”

Transaksi : Cabang membeli Tanah seharga Rp2.000 secara tunai, tanah tersebut dibukukan di pembukuan Kantor Pusat.

Cabang Kantor Pusat

Home Office 2,000 Land 2,000

Cash 2,000 Branch#1 2,000

h) Cabang membeli barang dagang dari pemasok luar.

Cabang akan mencatat pembelian ini sebagaimana pembelian barang dagang pada umumnya, jika menggunakan metode periodik, Cabang

akan mendebit “Purchase” dan kredit “Cash/Payable”.

Transaksi : Cabang membeli barang dagang dari pihak luar seharga Rp350

Cabang Kantor Pusat

(7)

Cash/Payable 350

i)

j) Penentuan laba/rugi dari Cabang

Ketika cabang melaporkan laba periode berjalan, kantor pusat akan

mendebit akun “Branch” dan mengkredit “Branch Income”.

Pada akhir periode, Cabang akan menutup semua akun-akun seperti lazimnya pada siklus akuntansi.

Cabang

Income Summary 1,350

Expenses 1,350

Cabang

Sales 1,550

Income Summary 1,550

Cabang Kantor Pusat

Income Summary 200 Branch#1 200

Home Office 200 Branch Income 200

Kantor Pusat

Branch Income 200

Income Summar 200

4) Jurnal Penyesuaian

Saldo akun “Home Office” yang tercatat di Cabang dan juga akun “Branch” di Kantor Pusat terkadang tidak menunjukkan transaksi timbal balik (reciprocal) antara Cabang dan Kantor Pusat. Contoh : kantor pusat telah mengirimkan barang dagang ke Cabang tetapi barang tersebut belum diterima oleh Cabang. Kantor Pusat telah mencatat pengiriman barang

tersebut dengan mendebit “Branch” dan mengkredit “Shipment to Branch”, tetapi akun “Home Office” milik Cabang belum mencatat adanya

pengiriman barang dagang tersebut. Pada akhir periode akan dilakukan penyesuaian pada catatan Cabang.

Beberapa kejadian yang dipertimbangkan untuk dilakukan rekonsiliasi antar akun :

(1) Debit akun pada Cabang tanpa terkait dengan kredit rekening Kantor

Pusat

Ilustrasi kasus ini terjadi jika kantor pusat telah mengirimkan barang dagang seharga Rp3.000 ke kantor cabang, dan pada akhir periode barang dagang tersebut belum sampai ke Cabang, sehingga Cabang belum membukukan pengiriman barang dagang tersebut.

Konsekuensi dari peristiwa terebut, Cabang akan membukukan penyesuaian:

Cabang Shipment from HO 3.000

(8)

(2) Kredit akun pada Cabang tanpa terkait dengan kredit rekening Kantor Pusat

Ketika Kantor Pusat menerima dan mencatat Rp750 pelunasan pelanggan dari penjualan yang dicatat oleh Cabang. Kantor Pusat

mencatat penerimaan kas dan mengkredit “Branch”. Maka pembukuan

kantor Cabang disesuaikan dengan pelunasan tersebut, dengan jurnal penyesuaian :

Cabang

Home Office 750

Account Receivabl 750

(3) Debit akun pada Kantor Pusat tanpa terkait dengan kredit rekening

Cabang

(4) Kredit akun pada Kantor Pusat tanpa terkait dengan kredit rekening

Cabang

3. Ilustrasi Pembukuan Kantor Cabang dan Kantor Pusat

Pada tanggal 1 Oktober 2010, PT Makmur membuka cabang pertamanya di Kota Lama. Cabang berikutnya akan dibuka tahun depan. Pembukuan dilakukan di Cabang dan laporan keuangan Cabang disusun setiap akhir bulan dan dikirimkan ke Kantor Pusat. Barang dagang ditagih pada harga pokoknya, peralatan dicatat pada pembukuan Kantor Pusat. Cabang dikenakan biaya investasi sebesar 6% atas investasi Kantor Pusat, yang dibayarkan setiap awal bulan.

Berikut ini adalah transaksi Cabang Kota Lama :

1 Oktober menerima transfer uang dari kantor pusat sebesar Rp6.000,-

5 Oktober menerima barang dagang dari kantor pusat pada harga pokok

Rp12.000

10 Oktober membeli peralatan kantor seharga Rp3.000, tunai. Peralatan ini

akan dicatat di buku kantor pusat.

15 Oktober menjual kredit barang dagang seharga Rp6.500

17 Oktober menerima pelunasan piutang sebesar Rp3.500

20 Oktober membayar beban-beban operasional :

o Beban gaji Rp400

o Beban Sewa Rp200

o Beban Rupa-Rupa Rp150

22 Oktober menyetor uang Rp2.000 ke kantor pusat

28 Oktober mencatat beban-beban tidak langsung yang telah dibayar oleh

kantor pusat:

o Beban Asuransi Rp35

o Beban penyusutan Rp50

o Beban pajak Rp25

(9)

o Beban bunga atas investasi kantor Pusat 6%/12 x $18,000=

$90

31 Oktober membuat jurnal penyesuaian :

Barang Dagang yang masih ada di Cabang Rp8.400

31 Oktober membuat jurnal penutup semua akun Laba Rugi

31 Oktober menutup akun Laba/Rugi Cabang

Home Office Books Branch Book

1/10 Branch #1 $6,000

Cash $6,000

Cash $6,000 Home Office $6,000

5/10 Branch #1 $6,000

Shipment to Branch #1 $6,000

Shipment from Home Office $6,000 Home Office $6,000

10/10 Equipment $3,000

Branch#1 $3,000

Home Office $3,000

Cash $3,000

Acccount Receivable $6,500 Sales $6,500

Cash $3,500 A/R $3,500

Salaries Exp $400

Rent Expense 200

Miscellaenous Exp 150

Cash $750

Cash $2,000 Branch#1 $2,000 Home Office $2,000 Cash $2,000 Branch#1 $500

Prepaid Insurance $35

Acc depreciation $50

Taxes payable $25

Advertising Expense $300

Interest Income, Branch#1 $90

Insurance Expense $35

Deprecition Expense $50

Taxes expense $25

Advertising Expense $300

Interest Exp-Home Office $90

Home Office $500

Merchandise inventory $8,400 Income Summary $8,400 Sales $6,500 Income Summary $6,500 Income Summary $13,250 Shipment from HO $12,000 Salaries exp 400

Rent expense 200

Miscellaneous exp 150

(10)

Depreciation exp 50

Taxes expense 25

Advertising exp 300

Interest exp 50

Branch#1 $1,650 Branch#1 income $1,650 Branch #1 income $1,650 Income Summary $1,650 Income summary $1,650 Home Office $1,650 Kertas Kerja Penggabungan antara Kantor Pusat dan Cabang Accounts Home Office Branch Adjustment & Eliminations Combined F/S Income st : Sales 24.000 6.500 30.500 Branch Income 1.650 1.650 - COGS : M/I beginning (38.000) (38.000) Purchases (16.000) (16.000) Shipment from Home Office (12.000) 12,000 Shipment to Branch 12.000 12,000 M/I ending 30.000 8.400 38.400 COGS (12.000) (3.600) (15.600) Expenses : Salaries expense (1.900) (400) (2.300) Rent expense (1.000) (200) (1.200) Advertising expense (800) (300) (1.100) Depreciation expense (400) (50) (450)

Insurance expense (250) (35) (285)

Taxes expense (150) (25) (175)

Miscellaneous expense (1.450) (150) (1.600) Total expenses (5.950) (1.160) (7.110) Operating income 7.700 1.740 7.790 Add interest income 90 90

Less interest expense (90) 90

Net income 7.790 1.650 7.790

Beginning R/E 21.110 21.110 Home office – preclosing 13.500 13.500 -

Devidend - -

Ending R/E 28.900 28.900 Home office – postclosing 15.150

Balance sheet :

Cash 6.250 3.750 10.000

(11)

Merchandise Inventory 30.000 8.400 38.400

Prepaid Insurance 150 150

Branch#1 15.150 1.650 13.500

13.500 (13.500)

Furniture&Fixture-HO 14.000 14.000

Acc depreciation (9.100) (9.100)

Furniture&Fixture-Branch#1 3.000 3.000

Acc depreciation (50) (50)

Total assets 77.400 15.150 77.400

Accounts Payable 23.300 23.300

Taxes Payable 200 200

Capital Stock 25.000 25.000

R/E 28.900 28.900

Home office-post closing 15.150

Total Liabilities + OE 77.400 77.400

Jurnal eliminasi yang dibuat dalam rangka penggabungan laporan keuangan Kantor Pusat dan Cabang adalah :

a) Eliminasi akun “pendapatan dari Cabang”

Income from Branch 1,650

Branch#1 1,650

b) Eliminasi akun “Shipment from HO” dan “Shipment to Branch”

Shipment to Branch#1 12,000

Shipment from HO 12,000

c) Eliminasi akun resiprokal “Home Office” dan “Branch#1”

Home Office 13,500

Branch#1 13,500

d) Eliminasi akun resiprokal “Interest Expense” dan “Interest Income”

Interest Income 90

Interest Expense 90

Home Office and Branch Relationship-Special Problems

Di samping hubungan biasa antara Kantor pusat dan cabang, terdapat hubungan lain yang menimbulkan masalah akuntansi khusus. Ketiga hubungan tersebut adalah transfer kas antarcabang, transfer barang dagangan antar cabang, dan pengiriman barang dagangan ke cabang dengan harga di atas costnya atau dengan harga ecerannya.

1. Transfer kas antar cabang

(12)

Kantor Pusat Cabang 1 Cabang 2 Branch 2 1.000

Branch 1 1.000

Home Office 1.000 Cash 1.000

Cash 1.000 Home Office 1.000

2. Transfer barang dagangan antar cabang

Kantor pusat bisa memerintahkan satu Cabang untuk mentransfer barang dagangan ke Cabang yang lainnya. Transaksi ini juga bisasanya diselesaikan melalui akun Home Office. Yang menjadi masalah adalah siapa yang menanggung biaya pengangkutan. Biaya pengangkutan normalnya dibebankan ke Cabang yang menerima barang, meskipun demikian Cabang tersebut tidak boleh dibebani biaya pengangkutan yang berlebihan; maksimal biaya yang menjadi tanggungannya adalah sebesar biaya seperti pengiriman biasa dari Kantor Pusat. Biaya pengangkutan yang lebih besar dari itu, ditanggung oleh Kantor Pusat.

Sebagai ilustrasi, Kantor Pusat mengirimkan barang dagangan ke Cabang 1 senilai Rp.4.500 ditambah biaya pengangkutan Rp.600. Beberapa hari kemudian, Kantor Pusat memerintahkan Cabang 1 untuk mengirimkan barang dagangan tersebut ke Cabang 2. Cabang 1 membayar biaya pengangkutan ke Cabang 2 Rp.450. Seandainya transfer ke Cabang 2 dilakukan oleh Kantor Pusat, maka biaya pengangkutan hanya akan sebesar Rp.650. Jurnal yang akan dibuat untuk mencatat transaksi ini adalah:

Pembukuan Kantor Pusat

Transaksi

Pengiriman barang ke Cabang 1 Branch 1 Rp.5.100

Shipment to Branch 1 Rp.4.500 Cash 600 Perintah pengiriman barang dagangan dari

Cabang 1 ke Cabang 2

Shipment to Branch 1 Rp.4.500

Shipment to Branch 2 Rp.5.100

Branch 2 Rp.5.150 Excess freight on

interbranch transfer 400

Branch 1 5.550

Pembukuan Kantor Cabang 1

Transaksi

Penerimaan barang dari Kantor Pusat Shipment from Home Office Rp.4.500 Freight in 600

Home Office Rp.5.100 Pengiriman barang dagangan dari Cabang 1 ke

Cabang 2 atas perintah Kantor Pusat

Home Office Rp.5.550

Shipment from Home Office Rp.4.500 Freight in 600 Cash 450

Pembukuan Kantor Cabang 2

Transaksi

Pengiriman barang dagangan dari Cabang 1 ke Cabang 2 atas perintah Kantor Pusat

Shipment from Home Office Rp.4.500 Freight in 650

Home Office Rp. 5.150

3. Pengiriman barang dagangan ke cabang dengan harga di atas costnya atau dengan harga ecerannya.

(13)

a. Pengiriman barang dagangan pada harga di atas cost

Billing atas pengiriman barang oleh kantor pusat mungkin menggunakan harga di atas cost. Hal ini dilakukan untuk menyembunyikan informasi lengkap tentang laba kantor cabang yang sebenarnya dari para pegawai kantor cabang. Kebijakan ini juga dilakukan sebagai alat untuk membagi beban pembelian dan penanganan barang dagangan juga biaya-biaya lain yang berkaitan dengan hubungan kantor pusat dan cabang.

Pada saat Cabang menerima pengiriman barang, maka cabang akan mencatat harga yang tertera di dalam faktur yang menyertai barang. Bila tagihan ke cabang melebihi costnya,maka laba yang dihitung oleh cabang akan lebih kecil dibandingkan laba yang sebenarnya. Inventory yang dilaporkan cabang akan dilaporkan dengan angka yang lebih tinggi. Hal ini harus diakui oleh kantor pusat,

Misalkan, barang dagangan dengan harga perolehan Rp.10.000 dikirimkan oleh Kantor Pusat Ke Cabang dengan tagihan 20% diatas harga perolehan. Transaksi ini akan dicatat:

Home Office Branch

Akhir periode, Branch melaporkan inventory $8,400 dan Cost of goods sold $3,600. Dari sudut pandang Kantor Pusat, inventory tersebut harusnya $8,400 : 120% = $7,000 dan COGS $3,600 : 120% = $3,000. Laba cabang harus dinaikkan $600.

Misalkan Kantor Cabang melaporkan laba $5,000, maka jurnal yang akan dibuat adalah:

Transactions Home Office Branch

Bila inventory Kantor Cabang terdiri dari barang yang dibeli dari Kantor Puat dan dari pihak luar, maka inventory tersebut harus dibedakan sehingga Kantor Pusat dapat menentukan unrealized profit di dalam inventory cabang yang dibeli dari kantor pusat.

b. Pengiriman barang dagangan pada harga jual ecerannya

Kantor Pusat dapat mengirim barang ke cabang dengan harga ecerannya, bukan saja untuk menyembunyikan laba cabang dari para pegawai cabangnya, melainkan juga untuk dapat lebih mengontrol barang yang ditangani kantor cabang secara lebih efektif. Bila Kantor Pusat menerima informasi tentang penjualan cabang, secara otomatis ia juga mendapatkan catatan yang terus menerus tentang barang yang ada di cabang. Posisi Inventory bisa langsung diketahui dengan cara mengurangkan penjualan dari barang yang tersedia untuk dijual pada harga ecerannya. Pada akhir periode, inventarisasi fisik atas inventory cabang at retail price harus sama dengan selisih antara billed price of goods available for sasle dengan penjualan bersih selama periode berjalan.

(14)

Prosedur pencatatan pengiriman barang dengan harga jual eceran sama dengan pengiriman barang pada harga di atas cost yang telah dibahas sebelumnya.

3. Laporan gabungan jika barang dagangandikirim ke kantor cabang pada harga selain cost (Combined statements when Goods Are Billed at Amounts other than Cost)

Bila Kantor Pusat mengirimkan barang ke kantor cabang dengan harga selain costnya, maka dalam penyusunan laporan gabungan, kantor pusat harus membuat jurnal penyesuaian untuk beberapa akun. Berikut adalah contoh penyusunan kertas kerja dimana kantor pusat mengirim barang dengan harga selain cost.

Neraca masing-masing Kantor Pusat dan Kantor Cabang akhir tahun 2009 tampak sbb: X Corp.

Statement of Financial Position – Home Office

December 31, 2009

Assets Lia ilities & Sto kholde s’ E uity

Cash 25,000 Accounts Payable 40,000

Accounts Receivable 60,000 Capital Stock 200,000

Merchandise inventory 100,000 Retained earnings 36,500 Equipment 30,000

Less: accm depreciation 12,000 18,000 Branch 78,500

Less: unrealized interco.

inventory profit 5,000 73,500

Total assets 276,500 Total Lia ilities & Sto kholde s’ E uity 276,500

X Corp.

Statement of Financial Position – Branch

December 31, 2009

Assets Lia ilities & Sto kholde s’ E uity

Cash 10,000 Accounts Payable 10,000

Accounts Receivable 20,000 Home Office 78,500

Merchandise inventory 45,000 Equipment 22,500

Less: accm depreciation 9,000 13,500

Total assets 88,500 Total Lia ilities & Sto kholde s’ E uity 88,500

X Corp.

Combined Statement of Financial Position for Home Office and Branch December 31, 2009

Assets Lia ilities & Sto kholde s’ E uity

Cash 35,000 Accounts Payable 50,000

Accounts Receivable 80,000 Capital Stock 200,000

Merchandise inventory 140,000 Retained earnings 36,500 Equipment 52,500

Less: accm depreciation 21,000 31,500

Total assets 286,500 Total Lia ilities & Sto kholde s’ E uity 286,500

Inventory yang ada di kantor cabang sebesar $45,000 terdiri dari inventory yang berasal dari pembelian ke pihak luar $20,000 dan pembelian dari kantor pusat senilai $25,000 yang

ditagihkan dengan margin 25%, sehingga inventory ini harus disesuaikan sebesar $25,000 –

(25,000 : 125%) = $5,000. Dengan demikian inventory di kantor pusat menjadi 100,000 + 40,000 = 140,000.

Transaksi yang terjadi dan jurnal yang dibuat selama tahun 2010 adalah sbb:

(15)

Pembelian secara kredit Purchase 220,000

Pembayaran utang Accounts Payable 200,000

Cash 200,000

Dari data tersebut di atas, dibuat kertas kerja penyusunan laporan gabungan sbb:

Home

Beg inventory 100,000 45,000 d)5,000 140,000

Purchases 220,000 25,000 245,000

(16)

320,000

Less: Shipments to Branch (48,000) b)48,000

Goods available for sale 272,000 130,000 385,000

Ending inventory (80,000) (30,000) c)4,000 (106,000)

COGS 192,000 100,000 279,000

Gross Profit 126,000 146,000

Expenses 50,000 20,000 70,000

Net income 76,000 5,000 76,000

Retained Earning

Retained earnings, beg 36,500

36,500

Home Office -preclosing 108,500 108,500

Dividends (25,000) (25,000)

Retained earnings, ending 87,500 87,500

Home Office -postclosing 113,500

St. of Financial Position :

Cash 88,000 47,250 135,250

Accounts Receivable 55,000 30,000 85,000

Merchandise inventory 80,000 30,000 c)4,000 106,000

Unrealized Interco. Inventory profit (4,000) b)12,000 d)5,000

a)13,000

Equipment 30,000 22,500 52,500

Less: Accmulated depreciation (15,000) (11,250) (26,250)

Branch 113,500 a)5,000

e)108,500

-

Total Assets 347,500 118,500 352,500

Accounts Payable 60,000 5,000 65,000

Home Office-postclosing 113,500 -

Capital stock 200,000 200,000

Retained earnings-ending 87,500 87,500

Total liabilities & Equities 347,500 118,500 352,500

Jurnal eliminasi yang dibuat Kantor Pusat adalah sbb:

a. Branch Income $18,000

Branch $5,000

Unrealized profit $13,000

(untuk menghilangkan reciprocal accounts)

b. Shipment to Branch $48,000

Unrealized profit $12,000

Shipment from Home Office $60,000

(untuk menghilangkan reciprocal accounts dan menghilangkan unrealized interco. Inventory profit)

c. COGS (Merchandise Inventory ending I/S) $4,000

Merchandise Inventory (B/S) $4,000

[untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam ending inventory $20,000 – (20,000 :

(17)

d. Unrealized profit $5,000

COGS (Merchandise Inventory beg I/S) $5,000

[untuk mengeliminasi unrealized profit di dalam beginning inventory $25,000 –

(25,000 : 125%) = 5,000]

e. Home Office-preclosing $108,500

Branch $108,500

(untuk menghilangkan reciprocal accounts)

Akun-akun Kantor Pusat dan Kantor Cabang ditutup dengan jurnal sbb:

Referensi

Dokumen terkait

semua pembukuan ada di kantor pusat dan cabang hanya memcatat kas kecil atau mengerjakan buku-buku tambahan seperti kartu piutang dan catatan lain yang diperlukan oleh kantor

Di dalam system akuntansi desentralisasi untuk hubungan kantor PusatCabang, antara R/K kantor pusat dengan R/K kantor cabang tidak selalu sama jumlahnya oleh

Bila bank menganut pencatatan secara sentralisasi, maka setiap transaksi antar cabang akan mengakibatkan pendebetan atau pengkreditan RAK Kantor pusat, namun bila bank

Kantor pusat mencatat laba atas persediaan yang dikirim ke cabang pada akun terpisah untuk menangguhkan laba dari penjualan antarperusahaan sampai persediaan dijual ke

Transfer antar kantor cabang terjadi mungkin kantor cabang yang satu mempunyai kelebihan uang transfer antar kantor cabang tersebut harus atas perintah atau sepengetahuan

Alasan perusahaan membutuhkan laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan kantor cabang adalah melihat kesesuaian antara semua akun pada laporan keuangan

Apabila barang telah laku dijual oleh cabang, maka laba yang diakui oleh kantor pusat disamping selisih antara harga jual cabang dengan harga dinota, juga

Alasan perusahaan membutuhkan laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan kantor cabang adalah melihat kesesuaian antara semua akun pada laporan keuangan dengan seluruh aktivitas