• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 9 MASALAH-MASALAH KHUSUS antara KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 9 MASALAH-MASALAH KHUSUS antara KANTOR PUSAT dan KANTOR CABANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 9

MASALAH-MASALAH KHUSUS

antara KANTOR PUSAT dan

KANTOR CABANG

' Akuntansi Kantor Agen ' Akuntansi Kantor Cabang ' Metode Pencatatan Persediaan ' Laporan Keuangan Konsolidasi

(2)

MASALAH-MASALAH KHUSUS ANTARA KANTOR

PUSAT DAN KANTOR CABANG

Masalah-masalah khusus antara kantor pusat dan kantor cabang yaitu: 1. Pengiriman barang dagangan ke kantor cabang di nota di atas harga

pokok

2. Pengiriman uang atau barang dagangan antarcabang.

PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN KE KANTOR CABANG

DENGAN NOTA DI ATAS HARGA POKOK

Kantor pusat dalam mengirim barang dagangan ke kantor cabang sering terjadi harga yang tertera di nota lebih besar dari harga pokok. Dalam hal ini kantor cabang tidak mengetahui kalau harga di nota adalah lebih besar dari harga pokok. Jadi, saat kantor cabang menerima barang dagangan di kantor pusat, kantor cabang mencatat penerimaan barang dagangan kantor cabang sebesar harga nota. Sedangkan kantor pusat mencatat pengiriman barang ke kantor cabang sebesar harga pokoknya. Selisih harga nota dengan harga pokok dicatat sebagai cadangan kelebihan harga. Sehingga kantor cabang kalau menjual barang dagangan yang dari kantor pusat pasti dengan harga jual

(3)

Contoh 1:

Kantor pusat mengirim barang dagangan yang harga pokoknya Rp1.000.000,00 ke kantor cabang. Kantor pusat mencatat harga nota 25% di atas harga pokok. Jurnal yang dibuat oleh kantor pusat dan kantor cabang adalah sebagai berikut:

Kantor pusat Kantor cabang

KC Rp1.250.000,00 Pengir. brg dr KP Rp1.250.000,00

Pengir. barang ke KC Rp1.000.000,00 KP Rp1.250.000,00

Cadangan kelebihan harga Rp250.000,00

Contoh 2:

Kantor pusat mengirim barang dagang ke kantor cabang dengan harga pokok Rp 1.000.000,00 di nota 30% di atas harga pokok. Pada akhir tahun diperoleh data dari kantor cabang sebagai berikut:

o Penjualan Rp 1.400.000,00 o Biaya Rp 50.000,00 o Persediaan akhir Rp 130.000,00

Jurnal yang dibuat kantor cabang dan kantor pusat sebagai berikut:

Keterangan Kantor Pusat Kantor Cabang dlm Rp000,00) (dlm Rp000,00)

Saat pengiriman barang ke KC KC 1.300 Pengir. dr KP 1.000

Peng brg ke KC 1.000 KP 1.000

Cad kelebihan hrg 300

31 Desember 200x KC 180 Penjualan 1.400

(Jurnal Penutup) Laba KC 180 Persed akhir 130

Pengiriman dr KP 1.300

Biaya-biaya 50

KP 180

Cadangan kelebihan harga yg Cad kelebihan hrg 270

melekat di persd Akhir:–––30

30 x Laba KC 270

Rp130.000 = Rp30.000,00 Laba KC 450

Barang dagang yg terjual L/R 450

Rp300.000–Rp30.000 = Rp270.000

Apabila dibuat perhitungan laba/rugi oleh kantor pusat adalah sebagai berikut:

(4)

Penjualan Rp 1.400.000,00 Pengiriman brg dg ke KC Rp 1.000.000,00 Persediaan akhir (Rp 1.000.000,00) (Rp 900.000,00) Laba kotor Rp 500.000,00 Biaya (Rp 50.000,00) Laba KC Rp 450.000,00 Contoh 3:

Pada tanggal 1 Juni 2007 kantor pusat mengirim barang dagangan dengan harga pokok Rp1.000.000,00 ke kantor cabang. Harga nota 25% di atas harga pokok. Biaya pengiriman ke kantor cabang Rp50.000,00.

1 November 2007 kantor cabang mengembalikan 30% barang dagang yang diterima dari kantor pusat. Dalam pengembalian ini kantor cabang mengeluarkan biaya pengiriman ke kantor pusat Rp30.000,00.

Jurnal yang harus dibuat oleh kantor pusat dan kantor cabang adalah sebagai berikut:

Keterangan Kantor Pusat Kantor Cabang (dlm Rp000,00) (dlm Rp000,00)

1 Juni 2007 KC 1.300 Pengir. dr KP 1.250

Pengiriman dari KP ke KC Peng brg ke KC 1.000 Bi. Pengir dr KP 1.000

Cad kelebihan hrg 250 KP 1.300

Kas 50

1 November 2007

Pengembalian barang dg dr KC Pengiriman ke KC 300 KP 420

ke KP Cad kelebihan hrg 75 Pengir. dr KP 375

30% x Rp1.000.000,00 = Rugi kelebihan hrg 45 Bi. Pengir. 15

Rp300.000,00 KC 420 Kas 30 30% x Rp250.000,00 = Rp75.000,00 30% x Rp1.250.000,00 = Rp375.000 30% x Rp50.000,00 = Rp15.000,00 Keterangan:

(5)

PENGIRIMAN UANG ATAU BARANG DAGANGAN ANTAR

KANTOR CABANG

Apabila kantor pusat mempunyai beberapa kantor cabang ada kemungkinan terjadi transfer uang atau barang dagang antar kantor cabang. Transfer antar kantor cabang terjadi mungkin kantor cabang yang satu mempunyai kelebihan uang transfer antar kantor cabang tersebut harus atas perintah atau sepengetahuan kantor pusat. Sehingga bila ada transfer antar kantor cabang baik kantor pusat maupun kantor cabang pengirim dan kantor cabang penerima harus membuat catatan.

Jadi, dalam catatan kantor cabang pusat bisa terlihat bahwa uang atau barangnya telah berpindah dari kantor cabang yang satu ke kantor cabang yang lain.

Apabila uang transfer uang atau barang dagangan antarcabang memerlukan ongkos angkut, biasanya terjaga rugi akibat kelebihan biaya kirim.

Misal:

Kantor pusat memiliki 2 (dua) kantor cabang. Kantor pusat mengkritik barang dagangan ke kantor cabang I dengan biaya kirim ke kantor cabang I Rp100.000,00. Kemudian ternyata barang dagangan yang ada di kantor cabang I harus ditransfer ke kantor cabang II. Dalam pengiriman ini kantor cabang I mengeluarkan biaya kirim ke kantor cabang II Rp80.000,00. Sebenarnya apabila barang dagangan tersebut dikirim langsung dari kantor pusat ke kantor cabang II biaya kirim yang diperlukan hanya Rp120.000,00.

Dari contoh tersebut terlihat bahwa total biaya kirim barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang II adalah sebesar Rp100.000,00 + Rp80.000,00 = Rp180.000,00. Apabila barang dagangan tersebut dikirim langsung dari kantor pusat ke kantor cabang II hanya memerlukan biaya kirim Rp 120.000,00. Sehingga terdapat selisih biaya kirim Rp180.000,00–Rp120.000,00=Rp60.000, 00. Apabila digambarkan sebagai berikut:

Kantor Pusat

Kantor Cabang II Kantor Cabang I

Rp100.000,00 Rp120.000,00

(6)

Contoh 4:

Pada tanggal 1 Februari 2007 kantor pusat mengirim uang sebesar Rp50.000.000,00 ke kantor cabang I. 1 Juli 2007 kantor pusat memerintahkan kantor cabang I agar mentransfer uang sebesar Rp20.000.000,00 ke kantor cabang II. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

Tgl KP (dlm Rp000,00) KC I (dlm Rp000,00) KC II (dlm Rp000,00) 1 Feb KC I 50.000 Kas 50.000 Kas 50.000 KP 50.000 1 Juli KC II 20.000 KP 20.000 Kas 20.000 KC I 20.000 Kas 20.000 KP 20.000 Contoh 5:

1 Februari 2007 kantor pusat mengirim barang dagang seharga Rp30.000.000,00 ke kantor cabang I. Biaya kirim barang dagangan dari kantor pusat ke kantor cabang I Rp400.000,00.

1 Juli 2007 kantor pusat memerintahkan kantor cabang I agar mengirimkan barang dagangan yang diterima dari kantor pusat seharga Rp10.000.000,00 ke kantor cabang II. Kantor cabang I mengeluarkan biaya kirim ke kantor cabang II sebesar Rp150.000,00. Apabila kantor pusat mengirim langsung barang dagangan tersebut ke kantor cabang II kantor pusat memerlukan biaya kirim Rp250.000,00.

Jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Tgl KP (dlm Rp000,00) KC I (dlm Rp000,00) KC II (dlm Rp000,00)

1 Feb KC I 30.400 Peng brg dr KP 30.000

Peng brg ke KC I 30.000 Bi. Kirim 400

Kas 400 KP 30.400

1 Juli Peng brg ke KC I 10.000

Peng brg ke KC II 20.000

KC II 10.250 KP 10.283,33 Peng. dr KP 10.000

Selisih Bi kirim 33,33 Peng. Brg dr KP 10.000 Bi.Kirim 250

KC I 10.283.33 Bi. Kirim 133,33 KP 10.250

(7)

Keterangan:

1. Rp10.000.000–––––––––––– Rp30.000.000

x Rp400.000,00= Rp133.333,00 2. Biaya kirim apabila dikirim langsung dari KP ke KC II

3. (Biaya kirim dari KP ke KC I + dari KC I ke KC II) – dari KP ke KC II (Rp 133.333,00+Rp150.000,00)-Rp250.000,00=Rp33.333,00

SOAL DAN PENYELESAIAN

Soal

PT Abadi mempunyai 2 (dua) kantor cabang, yang diberi namun kantor cabang I dan kantor cabang II. Berikut ini adalah transaksi-transaksi baik yang terdapat di kantor pusat, kantor cabang I maupun di kantor cabang II:

a. Pengiriman barang dagangan ke kantor cabang I dengan harga pokok Rp540.000,00 dan ke kantor cabang II dengan harga pokok Rp650.000.000,00. PT Abadi menetapkan kebijakan bahwa harga nota 110% dari harga pokok.

b. Biaya pengiriman barang dagangan ke kantor cabang I ditetapkan sebesar 7,5% dari harga nota. Sedangkan biaya pengiriman barang dagangan ke kantor cabang II ditetapkan sebesar 7% dari harga nota.

c. Kantor pusat memerintahkan kantor cabang I untuk mengirimkan uang sebesar Rp750. 000,00 kepada kantor cabang II.

d. Kantor pusat memerintahkan kantor cabang II untuk mengirim barang dagangan ke kantor cabang I sebesar Rp6.820.000,00. Kantor cabang II mengeluarkan biaya kirim ke kantor cabang I sebesar Rp35.000,00.

Diminta:

Buat jurnal yang diperlukan baik di kantor pusat, kantor cabang I maupun di kantor cabang II.

Jawab:

Jurnal yang dibuat baik di kantor pusat, kantor cabang I maupun kantor cabang II adalah sebagai berikut:

(8)

Kantor Pusat Kantor Cabang Kantor Cabang II KC I Rp 594.000.000,00 - Peng. Brg dr KP Rp 594.000.000,00 - Peng brg dr KP Rp 715.000.000,00 - KC II Rp 715.000.000,00 - KP - Rp594.000.000,00 KP - Rp715.000.000,00 Cad. Kenaikan - Rp1 19.000.000,00 Peng. Brg ke KC I - Rp540.000.000,00 Peng. Brg ke KC II - Rp650.000.000,00 KC I Rp4.455.000,00 - Biaya kirim Rp 4.455.000,00 - Biaya kirim Rp 505.000,00 -KC II Rp5.005.000,00 - KP - Rp4.455.000,00 KP - Rp 505.000,00 Kas - Rp 9.960.000,00 KC II Rp750.000,00 - KP Rp 750.000,00 - Kas Rp 750.000,00 - KC I - Rp750.000,00 Kas - Rp 750.000,00 KP - Rp 750.0 00,00 KC I Rp6.871.150,00 - Pen. Brg dr KP Rp 6.820.000,00 - KP Rp6.902.740,00 -Klbhn bi. Kir . Rp 31.590,00 Bi. kirim Rp 51.150,00 - Pen. brg dr KP - Rp 6.820.000,00 KC II - Rp 6.902.740,00 KP - Rp 6.871.150,00 Kas - Rp 35.000,00 Bi kirim - Rp 47.740,00 Peng brg ke KC II Rp 6.200.000,00 -Peng. Brg ke KC I - Rp 6.200.000,00

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, sesuai dengan konsep enterprise (satu kesatuan ekonomi) kantor pusat harus menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi ( Consolidated Income Statement ) yang

Pembebanan ongkos angkut untuk cabang yang menerima barang – barang kiriman itu diperhitungkan sesuai dengan ongkos angkut apabila kantor pusat mengirimkan langsung

Perhatikan bahwa setelah kantor pusat dan cabang mencatat transfer aset, akun investasi di cabang buku kantor pusat dan kantor pusat pada buku cabang memiliki saldo

Ketika barang-barang kiriman dari kantor pusat telah terjual kepada pihak eksternal, maka bagian dari laba belum direalisasi yang tercatat pada buku kantor pusat yang berkaitan

Deteksi ini mengarah pada besar kecilnya royalty fee yang harus dibayarkan kantor cabang kepada kantor pusat, dimana dari deteksi awal ditemukan beberapa hal yang menjadi

Alasan perusahaan membutuhkan laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan kantor cabang adalah melihat kesesuaian antara semua akun pada laporan keuangan

Hasil penggabungan laporan laba rugi kotor kantor pusat dan cabang mengalami kenaikan sebesar 8,14% yang didapat dari laba kotor kantor pusat ditambah dengan laba

Cabang telah mengkredit perkiraan Kantor Pusat pada waktu mengkoreksi perkiraan Sebesar laba bersih yang ditetapkan terlalu rendah untuk periode yang lalu, maka ayat jurnal pada