74 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Alat musik tradisional dalam adat tidak dapat berubah, karena
masyarakat adat menganggap bahwa adat merupakan identitas orang Maluku
yang telah ada sejak masa para leluhur, sehingga dengan sederhana dapat
dikatakan bahwa adat merupakan bagian integral dari komunitas masyarakat
yang harus dijaga dan dilestarikan sebagai wujud kesetiaan masyarakat Maluku
pada umumnya dan mayarakat Negeri Soya pada khususnya terhadap para
leluhur yang telah mendahului dan yang telah memperjuangkan segala sesuatu
yang kini kita temui dalam adat itu sendiri.
Selain itu, alat musik tradisional dalam adat tidak dapat mengalami
perubahan karena apabila diubah, maka apa yang menjadi makna dan fungsi dari
alat-alat musik tradisional tersebut akan mengalami pergeseran dan tidak dapat
berjalan sesuai dengan makna dan fungsi yang ada. Bagi penulis, alat musik
tradisional dalam adat dikatakan sakral karena penggunaannya sejak zaman para
leluhur hingga sekarang tidak mengalami perubahan apapun, sehingga dengan
jelas dapat dikatakan bahwa yang membuat alat musik tradisional dalam adat
menjadi sakral adalah para leluhur itu sendiri.
Sedangkan alat musik tradisional dalam gereja, dengan bebas mengalami
perubahan karena dianggap sebagai salah satu instrument atau alat pendukung
75 mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan kebutuhan yang terus
berkembang. Hal ini dikarenakan kekristenan dianggap sebagai salah satu hal
yang diadopsi masyarakat Negeri Soya dari barat. Kekristenan belum dijadikan
sebagai jati diri dari masyarakat Negeri Soya.
B. Saran :
1. Alat musik tradisional harus dipertahankan sebagai salah satu
wujud kesetiaan masyarakat Maluku terhadap para leluhur. Hal
ini dikarenakan masyarakat Maluku adalah masyarakat adat yang
harus menjaga dan melestarikan identitas orang Maluku itu
sendiri.
2. Gereja dan adat harus tetap saling menghargai satu dengan yang
lainnya walaupun terdapat perbedaan, dalam hal ini penggunaan
alat musik tradisional. Gereja dan adat merupakan bagian integral