• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tekanan Darah Pasien Saat Menjalani Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Tekanan Darah Pasien Saat Menjalani Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hemodialisis merupakan suatu metode terapi dialisis yang digunakan untuk mengeluarkan sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, dan zat-zat lain melalui membran semipermeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi. Pasien hemodialisis dirawat di rumah sakit atau unit hemodialisis dimana mereka menjadi pasien rawat jalan dan membutuhkan waktu 12-15 jam hemodialisis setiap minggunya yang terbagi dalam dua atau tiga sesi, setiap sesi berlangsung selama 3-6 jam. Hemodialisis akan berlangsung terus menerus seumur hidup kecuali pasien tersebut melakukan transplantasi ginjal (Brunner & Suddart, 2001).

(2)

Hemodialisis mengalami perkembangan yang cukup pesat, namun masih banyak pasien mengalami masalah medis saat menjalani hemodialisis, sehingga perlu dilakukan pemantauan yang konstan untuk mendeteksi berbagai komplikasi yang terjadi. Komplikasi yang sering terjadi pada pasien saat menjalani hemodialisis adalah gangguan hemodinamik (Landry & Oliver, 2006). Indikator klinis terjadinya gangguan hemodinamik adalah tekanan darah pasien. Gangguan hemodinamik yang terjadi dapat berupa hipotensi intradialisis dan hipertensi intradialisis (Grange, Hanoy, Roy, Guerrot, & Godin, 2013). Gangguan hemodinamik saat hemodialisis bisa disebabkan oleh tindakan dialisis yang diberikan seperti: sesi hemodialisis yang pendek, laju ultrafiltrasi yang tinggi, temperatur dialisat yang tinggi, dan konsentrasi sodium dialisat yang rendah (Kooman et al., 2007).

Faktor penyebab hipotensi intradialisis yang paling dominan adalah berkurangnya volume sirkulasi darah karena ultrafiltrasi, penurunan osmolalitas ekstraseluler dengan cepat yang berhubungan dengan perpidahan sodium, dan ketidakseimbangan antara ultrafiltrasi dan plasma refilling. Tubuh akan berespon terhadap penurunan volume darah karena ultrafiltrasi untuk mempertahankan hemodinamik tubuh melalui sistem kardiovaskuler (Kooman et al., 2007).

(3)

Mekanisme terjadinya hipertensi intradialisis saat hemodialisis sampai saat ini belum sepenuhnya diketahui. Banyak faktor yang diduga sebagai penyebab hipertensi intradialisis seperti aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron system (RAAS) karena diinduksi oleh hipovolemia saat dilakukan ultrafiltrasi (UF), overaktif dari simpatis, variasi dari ion K+ dan Ca2+ saat hemodialisis, viskositas darah yang meningkat karena diinduksi oleh terapi eritropoeitin (EPO), fluid overload, peningkatan cardiac output (COP), obat antihipertensi yang ditarik saat hemodialisis dan vasokonstriksi yang diinduksi oleh endothelin-1(ET-1). Faktor yang paling umum diketahui sebagai penyebab hipertensi intradialisis adalah stimulasi RAAS oleh hipovolemia yang disebabkan oleh ultrafiltrasi yang berlebihan saat hemodialisis dan variasi dari kadar elektrolit terutama kalsium dan kalium (Chazot & Jean, 2010).

Hasil penelitian Armiyati (2012) menunjukan 70% pasien mengalami hipertensi intradialisis dan 26% mengalami hipotensi intradialisis saat menjalani hemodialisis. Hipotensi intradialisis paling banyak dialami pasien pada jam pertama hemodialisis dan paling sedikit pada jam ke empat. Hipertensi intradialisis paling banyak dialami pasien pada jam ke empat.

(4)

Stephen, An, Thakur, Zhang dan Reisin (2003) menyebutkan hipertensi intradialisis berkontribusi terhadap peningkatan kejadian gagal jantung dan kematian pasien. Studi yang dilakukan oleh Inrig, et al (2009) menunjukkan bahwa setiap peningkatan tekanan darah >10 mmHg selama hemodialisis meningkatkan resiko mortalitas dan rawat inap di rumah sakit.

Selain hipertensi intradialisis, gangguan hemodinamik lainnya adalah hipotensi intradialisis. Pedoman dari NKF K/DOQI (The National Kidney Foundation Kidney Disease Outcomes Quality Initiative) tahun 2005 menyebutkan hipotensi intradialisis menimbulkan gejala seperti: perasaan tidak nyaman pada perut (abdominal discomfort); menguap (yawning); sighing; mual; muntah; kram otot; gelisah; pusing dan kecemasan yang dapat mengganggu kenyamanan pasien. Hipotensi intradialisis merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit jantung koroner dan infark miokard serta dapat mencetuskan aritmia jantung.

(5)

Hipotensi intradialisis dan hipertensi intradialisis dapat menyebabkan hemodialisis tidak adekuat (NKF K/DOQI, 2006). Hemodialisis yang tidak adekuat menyebabkan setelah hemodialisis ditemukan gejala seperti: anoreksia, letargi, anemia yang memburuk, hipotensi, kram, hipotensi postural, pusing, hipertensi, udema atau sesak nafas (Cahyaningsih, 2011). Gejala-gejala seperti anoreksia, kram, pusing, dan sesak nafas dapat menurunkan kualitas hidup pasien hemodialisis (Jablonski, 2007)

Hipotensi intradialisis dan hipertensi intradialisis disebabkan oleh multifaktor dan faktor yang paling dominan adalah penarikan cairan (ultrafiltrasi) yang berlebihan. Penentuan besarnya ultrafiltrasi harus optimal dengan tujuan untuk mencapai kondisi pasien euvolemik dan tekanan darah normal saat hemodialisis. Ultrafiltrasi dilakukan untuk menarik cairan yang berlebihan dalam darah, besarnya ultrafiltrasi yang dilakukan tergantung dari penambahan berat badan pasien antar waktu hemodialisis dan target berat badan kering pasien (K/DOQI, 2006).

(6)

Perawat perlu memantau tekanan darah pasien selama menjalani hemodialisis untuk mengetahui perubahan tekanan darah dari jam ke jam, sehingga dapat mengantisipasi sedini mungkin kejadian komplikasi (Armiyati, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui gambaran tekanan darah pasien saat menjalani hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Tindakan hemodialisis dapat menyebabkan gangguan hemodimanik. Indikator klinis terjadinya gangguan hemodinamik adalah tekanan darah pasien. Gangguan hemodinamik yang terjadi dapat berupa hipotensi intradialisis dan hipertensi intradialisis.

Perawat perlu memantau tekanan darah selama hemodiliasis untuk mengantisipasi sedini mungkin kejadian komplikasi dan hasil pemantauan tekanan darah dapat dijadikan bahan evaluasi bagi perawat. Berdasarkan uraian tersebut peneliti ingin melihat bagaimana gambaran tekanan darah pasien saat menjalan hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan 1.3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran tekanan darah pasien saat menjalani hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan?

1.4. Tujuan Penelitian

(7)

1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pasien

Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sumber informasi bagi pasien tentang bagaimana tekanan darahnya saat menjalani hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan sehingga pasien mengetahui keadaannya bermasalah atau tidak dan dapat melakukan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi.

2. Bagi Pelayanan Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan pengembangan produk yang akan dilaksanakan sebagai berikut: (1) merumuskan tujuan penggunaan produk yaitu untuk menambah kreatifitas pendidik dan

Berdasarkan hasil penelitian, dan implementasi finite state automata pada pemetaan sistem parkiran kendaraan motor di kampus UKSW yang dilakukan dapat diambil

Toko outlet outdoor adalah toko khusus yang menjual lini produk dengan kriteria yang sesuai dengan kebutuhan traveling konsumen serta menyediakan barang yang memiliki

Ada hubungan bermakna antara konsumsi makanan tinggi iodium, konsumsi makanan mengandung goitrogen, konsumsi protein dan kualitas garam terhadap kejadian GAKI pada anak SD di

Pada gambar 14 menunjukkan gambar letak toko yang terdapat stok produk sesuai kategori yang telah dipilih user , kode untuk menampilkan peta dapat dilihat pada

Model-Model Pengajaran dan Pem belajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigm atis, J ogjakarta: Pustaka Pelajar.. Ibrahim dan Nana

Penelitian siklisasi lateks karet alam dengan katalis asam sulfat ini dilakukan untuk mengetahui kinetika reaksi siklisasi lateks karet alam dan nilai konstanta

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen