I Gde Wawan Sudatha1, Desak Putu Parmiti2, Alexander Hamonangan Simamora3
ABSTRACT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Paradigma pembelajaran telah bergeser dari teacher centered ke student centered. Peserta didik dapat berlajar dari berbagai sumber yang ada di sekeliling kita, jadi guru atau dosen bukan lagi merupakan satu-satunya sumber informasi. Hal tersebut dipertegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu maka paradigma pembelajaran adalah yang intinya berpegangan pada dua prinsip, yaitu harus mengutamakan kepentingan dan kondisi peserta didik, dan dengan
PENGELOLAAN SUMBER BELAJAR DIGITAL UNTUK
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN DARING
1,2,3 Program Studi Teknologi Pendidikan FIP UNDIKSHA
Email: igdewawans@undiksha.ac.id
Learning resources include all elements that can be used by learners either separately or in a combined form, usually in informal situations, to provide learning facilities. Learning resources consist of: people, message content, materials and software, tools, methods and techniques, and the environment. Teachers are currently required to master information and communication technology. Therefore, teachers must be able to manage digital learning resources in learning. The methods used in the digital learning resource management training are presentation, demonstration, and practice. The subjects of this training were 20 elementary school teachers in Gugus V Sukasada. The instruments used to measure the success of the training are the observation sheet and product assessment rubric. Based on the training activities carried out, it can be concluded as follows: 1) Elementary School teachers in Gugus V Sukasada have been able to manage digital learning resources on various learning materials, and 2) Elementary School teachers in the Gugus V Sukasada has been able to develop online learning in accordance with digital learning sources, on various learning materials. The benefit of the training that has been carried out is the increased ability of elementary school teachers in Singaraja to utilize, manage, and evaluate digital learning resources.
Keywords: digital, learning, learning resource
Sumber belajar meliputi semua unsur yang dapat digunakan oleh peserta didik baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan fasilitas belajar. Sumber belajar teridiri dari: orang, isi pesan, bahan dan perangkat lunak, peralatan, metode dan teknik, dan lingkungan. Guru saat ini dituntut menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Oleh sebab itu para guru harus dapat mengelola sumber belajar digital dalam pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pelatihan pengelolaan sumber belajar digital adalah presentasi,demontrasi, dan praktik. Subjek pelatihan ini adalah 20 orang guru Sekolah Dasar di Gugus V Sukasada. Intrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelatihan adalah lembar observasi dan rubrik penilaian produk. Berdasarkan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) guru-guru Sekolah Dasar (SD) di Gugus V Sukasada telah dapat mengelola sumber belajar digital pada berbagai materi pembelajaran, dan 2) guru-guru Sekolah Dasar (SD) di Gugus V Sukasada telah dapat mengembangan pembelajaran daring sesuai dengan sumber belajar digital, pada berbagai materi pembelajaran. Manfaat dari pelatihan yang telah dilakukan adalah meningkatnya kemampuan guru Sekolah Dasar di Singaraja dalam memanfaatkan, mengelola, dan mengevaluasi sumber belajar digital.
mengoptimalkan pemanfaatkan aneka sumber belajar secara tepat guna. Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa sumber belajar, di samping pendidik mutlak diperlukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Association for Educational Communication and Technology (AECT, 1977) mengatakan bahwa sumber belajar meliputi semua unsur (data, orang, dan barang), yang dapat digunakan oleh peserta didik baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan fasilitas belajar. Dalam definisi Educational Technology (Januszewski & Molenda, 2008) bahwa sumber-sumber yang digunakan dan diciptakan dalam teknologi pendidikan sering disebut alat, bahan, perlengkapan, latar, dan orang. Dorell (1993) mengatakan bahwa sumber belajar merupakan suatu ungkapan yang digunakan untuk mendeskripsikan materi-materi belajar termasuk video, buku, kaset audio, pelatihan berbasis komputer, program video interaktif, bersama-sama dengan paket belajar yang mengombinasikan media tersebut.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komuniasi (TIK) juga mempunyai peran yang luar biasa dalam peningkatan kualitas pendidikan. Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
komputerisasi, lebih khusus pada perangkat lunak, maka baik secara langsung maupun
tidak dunia pendidikan juga menuai
dampaknya. Guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan, dituntut untuk senantiasa
tanggap dan peka terhadap berbagai
pembaharuan yang terjadi di sekelilingnya.
The Association of Educational Communications Technology (AECT) menggolongkan sumber belajar menjadi: (a) orang (people), (b) isi pesan (messages), (c) bahan dan perangkat lunak (softwares), (d)
”komponen sistem pembelajaran” untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah, dan bersifat formal, serta sumber belajar karena dimanfaatkan (”by utilization”), yaitu sumber- sumber yang tidak secara khusus untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasi, dan digunakan untuk keperluan belajar.
Kita sekarang ini hidup dalam era informasi, yang ditandai dengan tersedianya informasi yang semakin banyak dan bervariasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu yang cepat. Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran.
Media pembelajaran berbasis komputer memanfaatkan fleksibelitas komputer untuk memecahkan masalah-masalah belajar. Sebagaimana kebanyakan sistem mengajar, komputer dapat digunakan sebagai alat mengajar utama untuk memberi penguatan belajar awal, merangsang dan memotivasi belajar, atau untuk berbagai jenis kemungkinan lainnya. Banyak manfaat yang diperoleh dari fleksibelitas komputer ini karena dapat memasukan video, audio, elemen-elemen grafis, bentuk-bentuk, proses, peran dan tanggung jawab lainnya (Lee & Owens, 2004). Istilah computer based instruction (CBI) umumnya menunjuk pada semua software pendidikan yang diakses melalui komputer dimana peserta didik dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program pengajaran kepada peserta didik baik berupa informasi maupun latihan soal untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu dan peserta didik melakukan aktivitas
untuk berpartisipasi secara aktif dan merespon aktivitas peserta didik.
Ada beberapa keuntungan dalam
mendayagunakan komputer dalam
pembelajaran, yaitu: 1) membangkitkan motivasi kepada peserta didik dalam belajar, 2) warna, musik, dan grafis animasi dapat
menambahkan kesan realisme, 3)
menghasilkan penguatan yang tinggi, 4)
kemampuan memori memungkinkan
penampilan peserta didik yang telah lampau direkam dan dipakai dalam merencanakan langkah-langkah selanjutnya di kemudian hari, 5) berguna sekali untuk peserta didik yang lamban, 6) kemampuan daya rekamnya memungkinkan pengajaran individual bisa dilaksanakan, pemberian perintah secara individual dapat dipersiapkan bagi semua peserta didik, terutama untuk peserta didik-peserta didik yang dikhususkan, dan kemajuan belajar mereka pun dapat diawasi terus, 7) rentang pengawasan guru diperlebar sejalan dengan banyaknya informasi yang disajikan
dengan mudah yang diatur oleh guru, dan membantu pengawasan lebih dekat kepada kontak langsung dengan para peserta didik. METODE
Ada tiga metode yang diterapkan dalam pelatihan ini, yaitu metode presentasi, metode demonstrasi, dan metode praktik. Metode presentasi diterapkan dalam pengenalan perangkat lunak (software), kemanfaataannya, dan penerapannya, metode demonstrasi mengenai cara menggunakan program, dan metode praktik dimana guru-guru mempraktikkan secara langsung pembuatan sumber belajar digital.
Terdapat beberapa intrumen yang digunakan untuk memutuskan keberhasilan pelaksanaan pelatihan. Untuk memperjelas instrumen serta kriteria evaluasi yang dilakukan dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 1. Instrumen dan kriteria keberhasilan pelatihan
Aspek Evaluasi Teknik Instrumen Kriteria
Program Kuisioner Angket Kesesuaian dengan tujuan
Proses pelaksanaan Observasi 1. Daftar hadir peserta 2. Lembar observasi
1. Kehadiran lebih dari 85% 2. Aktivitas peserta dalam
kegiatan tinggi
Hasil Pelaksanaan Penugasan mencari dan mengelola sumber belajar digital
Rubrik penilaian Peserta dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan mengelola sumber belajar digital merupakan hal yang baru bagi Guru Sekolah Dasar (SD) di Gugus V Sukasada. Guru-guru yang hadir sangat antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut. Para guru tersebut memperoleh pengetahuan yang baru sumber belajar digital. Berikut dokumentasi kegiatan.
Gambar 1. Penyampaian materi
Gambar 2. Para peserta antusias mengikuti kegiatan PkM
Materi yang disajikan terkait dengan sumber belajar, cara mencari sumber belajar digital di internet, dan cara mengevaluasi sumber belajar digital. Pada saat penyampaian materi tentang sumber belajar para peserta sangat tertarik dengan pemaparan dari nara sumber. Hal ini terlihat dari tanya jawab yang dilakukan para
di internet. Untuk mengatasi masalah tersebut para peserta dibimbing dengan memberikan contoh-contoh yang relevan. Dengan bimbingan dari narasumber secara perlahan peserta sudah dapat mencari sumber belajar digital di internet. Pada akhir kegiatan pelatihan peserta diberi tugas praktik sesuai materi yang telah disajikan untuk menggali pemahaman materi serta melihat kreativitasnya dalam penerapannya pada pembelajaran daring.
Dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, para peserta melakukan diskusi melalui media social Whatsapp (WA) sehingga para peserta dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Berikut dokumentasi diskusi melalui WA.
Gambar 3. Diskusi peserta melalui WA
Gambar 4. Diskusi peserta melalui WA Berdasarkan diskusi yang dilakukan melalui WA terlihat bahwa para peserta sangat antusias
untuk menyelesaikan permasalahan
pembelajaran terutama terkait dengan penggunaan sumber belajar digital dalam pembelajaran daring.
SIMPULAN
Berdasarkan kegiatan pelatihan yang dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai
mengembangan pembelajaran daring sesuai dengan sumber belajar digital, pada berbagai materi pembelajaran. Manfaat dari pelatihan yang telah dilakukan adalah meningkatnya kemampuan guru Sekolah Dasar di Singaraja dalam memanfaatkan, mengelola, dan mengevaluasi sumber belajar digital.
DAFTAR RUJUKAN
Anitah, Sri. 2009. Sumber Belajar dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan. Seminar Nasional Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Nasional: Jakarta.
Association for Educational Communication and Technology. 1977. The Definition
of Educational Technology.
Washington, D.C.: AECT.
Dorrell, J. 1993. Resourced-Based Learning. New York: Mc Graw- Hill Company. Lee, W. W. & Owens, D. L. 2004.
Multimedia-based instructional design: Computer-based training, web-Computer-based training,
distance broadcast training, performance based solution (2nd ed). San Francisco: Pfeiffer A Wiley Imprint.
Januszewski, A., & Molenda, M. 2008.Educational Technology. A definition with Commentary. New York: Lawrence Erlbaum Associates. Sabayasa, Anas. 2014. Materi Diklat Belajar
Berbasis Aneka Sumber. Jakarta: Pustekkom.
Sudirdjo, Sudarsono. 2009. Pengembangan Pusat Sumber Belajar di Sekolah. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. 2002. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sutopo, Ariesto Hadi. 2003. Multimedia interaktif dengan flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Surjono, Herman Dwi. 2013. Membangun Course E-Learning Berbasis Moodle. Yogyakarta: UNY Press.