• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persiapan Preop Sectio Caesaria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persiapan Preop Sectio Caesaria"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Persiapan Preop Sectio caesaria

Persiapan Preop Sectio caesaria

Persiapan Preop Sectio caesaria Persiapan Preop Sectio caesaria 1.

1. Pengertian Pre-op Sectio CaesareaPengertian Pre-op Sectio Caesarea

Keperawatan Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan Keperawatan Perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien. Kata “ Perioperatif ” adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman “ Perioperatif ” adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase pengalaman  pembedahan pra operatif, intra operatif, dan pasca operatif.

 pembedahan pra operatif, intra operatif, dan pasca operatif. Fase Praoperatif 

Fase Praoperatif  dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhirdimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut ketika pasien dikirim ke meja operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien ditatanan klinik atau di rumah , menjalani dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien ditatanan klinik atau di rumah , menjalani wawancara pra operatif, dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dalam wawancara pra operatif, dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dalam  pembedahan.

 pembedahan. (Brunner dan Suddarth, 20(Brunner dan Suddarth, 2001:426)01:426)

2.

2. Persiapan Fisik Pre-op Sectio Persiapan Fisik Pre-op Sectio caesariacaesaria

Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara lain Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum operasi antara lain ::

a.

a. Status Kesehatan fisik Secara UmumStatus Kesehatan fisik Secara Umum

Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status kesehatan Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit, seperti kesehatan masa lalu, secara umum, meliputi identitas klien, riwayat penyakit, seperti kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, status kardiovaskuler, status riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik lengkap, status kardiovaskuler, status  pernapasan,

 pernapasan, fungsi fungsi ginjal ginjal dan dan hepatic, hepatic, fungsi fungsi endokrin, endokrin, fungsi fungsi imunologi, imunologi, dan dan lain-lain.lain-lain. Selain itu pasien harus istirahat yang cukup karena dengan istirahat dan tidur yang cukup Selain itu pasien harus istirahat yang cukup karena dengan istirahat dan tidur yang cukup  pasien

 pasien tidak tidak akan akan mengalami mengalami stress stress fisik, fisik, tubuh tubuh lebih lebih rileks, rileks, sehingga sehingga bagi bagi pasien pasien yangyang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat stabil.

(2)

 b. Status Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar protein darah (albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk defenisi Nutrisi harus di koreksi sebelum  pembedahan untuk memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di Rumah Sakit. Komplikasi yang  paling sering terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan

sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis yang bisa men gakibatkan kematian.

c.

Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit

Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan output cairan.Keseimbangan cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat-obat anestesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri/anuria, nefritis akut maka operasi harus ditunda menunggu perbaikan fungsi ginjal.Kecuali pada kasus  –  kasus yang mengancam  jiwa.

d.

Kebersihan Lambung Dan Kolon

Lambung dan kolon harus dibersihkan terlebih dahulu. Intervensi keperawatan yang  bisa diberikan adalah pasien dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dan kolon dengan tindakan enema. Lamanya puasa berkisar antara 7 sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB). Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah menghindari kontaminasi feses ke area pembedahan sehingga menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus pada pasien yang

(3)

membutuhkan operasi CITO  (segera) maka pengosongan lambung dapat dilakukan dengan cara pemasangan NGT (naso gastric tube)

e. Pencukuran daerah operasi

Ditujukan untuk menghindari terjadinya infeksi pada daerah yang dilakukan  pembedahan. Daerah yang dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang akan dioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin ( pubis ) dilakukan  pencukuran jika yang dilakukan operasi pada daerah sekitar perut dan paha. Misalnya appendioktomi, herniotomi, uretrolithiasis, operasi pemasangan plate pada fraktur femur, hemoroidektomi. Selain terkait daerah pembedahan pencukuran pada lengan juga dilakukan pada pemasangan infus sebelum pembedahan.

f. Personal Hygiene

Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi karena tubuh yang kotor dapat merupakan sumber kuman dan dapat mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi.

g. Pengosongan kandung kemih

Dilakukan dengan pemasangan kateter. Selain untuk pengosongan isi bladder tindakan kateterisasi juga diperlukan untuk mengobservasi balance.

3. Persiapan Penunjang Pre-Op Sectio Caesarea

Persiapan penunjang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tindakan  pembedahan. Tanpa adanya hasil pemeriksaan penunjang,maka dokter bedah tidak mungkin  bisa menentukan tindakan operasi yang harus dilakukan pada pasien. Pemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah berbagai pemeriksaan radiologi, laboratorium maupun pemeriksaan lain seperti ECG (elektrocardiography) dan lain-lain.

(4)

Di bawah ini adalah berbagai jenis pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan pada  pasien sebelum operasi (tidak semua jenis pemeriksaan dilakukan pada pasien, namun

tergantung pada jenis penyakit dan operasi yang dijalani oleh pasien). Pemeriksaan  penunjang antara lain :

a. Pemeriksaan Radiologi dan Diagnostik, seperti : foto thoraks, abdomen, foto tulang, ( daerah fraktur ), USG ( Ultra Sono Grafi ), CT scan ( computerized Tomography Scan ), MRI ( Magnetic Resonance Imagine ), BNO –  IVP, Renogram, Cystoscopy, Mammography, CIL (Colon In Loop), EKG, dan lain lain.

 b. Pemeriksaan Laboratorium, berupa pemeriksaan darah : hemoglobin, angka leukosit, Limfosit, LED ( laju endap darah ), jumlah Trombosit, protein total, elektrolit , CT ( clooting time ) BT ( blooding time  ), Ureum kreatinin, dll. Bisa juga dilakukan pemeriksaan pada sumsum tulang jika penyakit terkait dengan kelainan darah.

c. Biopsi, yaitu tindakan sebelum operasi berupa pengambilan bahan jaringan tubuh untuk memastikan penyakit pasien sebelum operasi. Biopsi biasanya dilakukan untuk memastikan apakah ada tumor ganas / jinak atau hanya berupa infeksi kronis saja.

d. Pemeriksaan Kadar Gula Darah ( KGD ). Pemeriksaan KGD dilakukan untuk mengetahui apakah kadar gula darah pasien dalam batas normal atau tidak. Uji KGD biasanya dilakukan dengan puasa 10 jam dan juga dilakukan pemeriksaan KGD 2 jam PP (  Post Prandial  ).

e.  Inform consent

Selain dilakukannya pemeriksaan penunjang terhadap pasien, hal lain yang sangat penting terkait dengan aspek hukum dan tanggung jawab dan tanggung gugat, yaitu  Inform Consent . Baik pasien maupun keluarganya harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun mempunyai resiko. Oleh karena itu setiap pasien yang akan menjalani tindakan medis wajib menuliskan surat pernyataan persetujuan dilakukan tindakan medis (pembedahan dan anastesi).

(5)

f. Latihan pra operasi

Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi. Latihan yang diberikan  pada pasien sebelum operasi antara lain :

1) Latihan napas dalam.

Latihan napas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri.

2) Latihan batuk efektif

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama yang mengalami operasi dengan anestesi general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu napas selama dalam kondisi teranestesi, sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan, kareana banyak lendir. Latihan batuk efektif sangat  bermanfaat bagi pasien setelah operasi untuk mengeluarkan lendir atau secret.

3) Latihan gerak sendi.

Setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai pergerakan yang diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan karena akan lebih cepat merangsang usus(peristaltic usus) sehingga pasien akan lebih cepat flatus. Keuntungan lain adalah menghindarkan penumpukan lendir pada saluran pernafasan dan terhindar dari kontraktur sendi dan terjadinya dekubitus. Tujuan lainnya adalah memperlancar sirkulasi untuk mencegah statis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal.

(6)

4. Persiapan Mental atau Psikis Pre-op Sectio Ceasarea

Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas seseorang yang dapat membangkitkan reaksi strees fisiologis maupun psikologis. (Barbara C. Long, 2005).

Secara mental penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan, karena selalu ada rasa cemas, takut terhadap penyuntikan, nyeri luka, anestesi, bahkan terhadap kemungkinan cacat atau mati. Dalam hal ini hubungan baik antara penderita, keluarga,perawat dan dokter sangat menentukan. Atas dasar pengertian, penderita dan keluarganya dapat memberikan persetujuan dan ijin untuk pembedahan (Sjamsuhidajat dan Jong 2004 : 426).

Respon psikologis secara umum berhubungan dengan adanya ketakutan-ketakutan terhadap anestesi, diagnosis yang belum pasti, keganasan, nyeri, cerita yang mengerikan dari orang lain dan sebagainya. Itu adalah gambaran atau fakta tentang kecemasan pre operasi. Pasien yang akan menjalani pembedahan sangat membutuhkan informasi yang berhubungan dengan prosedur tindakan yang akan dilakukan terhadap dirin ya. (Depkes RI,1989).

(7)

Referensi :

Achadiat,M,chrisdiono (2001).Obstetri dan ginekologi.EGC, Jakarta.

Syahlan (1996). Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Saifudin, Bari, Abdul (2001). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.

Harnawatiaj (2008) Askep Sectio Caesaria. Diakses 26-3-2011 http://harnawatiaj.wordpress.com

Sarwono (1991).Kontra indikasi sc Diakses pada 12-1-2011 http://harnawatiaj.wordpress.com Gail Wiscarz Stuart (1995). Askep Sectio Caesaria. Diakses 12-1-2011

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Keenam : Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Analis Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam profil dan kompetensi lulusan terdiri

Setyaningrum dan Febriyani Syafitri (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan

Pengaruh Tradisi Arab Pra-Islam Terhadap Perkembangan Hukum Islam Dalam wilayah hukum Islam, para jurist berpendapat bahwa tradisi pada masa Arab sebelum Islam juga menjadi sumber

Serta sebagai solusi .t"n alternative media informasi yang dapat diakses oleh siswa pada khususnya dan masyrakat umum pada umunnya dimanapun dan kapanpun mereka

(6) Perjalanan dinas pimpinan tinggi pratama, SPT ditandatangani oleh Bupati dan dalam hal Bupati berhalangan ditandatangani oleh Wakil Bupati atas nama Bupati,

Alwisol (2004) mengemukakan kepribadian berasal dari kat.a personality bahasa Inggris, yang berasal dari bahasa Yunani-Kuno prosopon atau persona, yang artinya “topeng” yang

[r]