• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

36 3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas V menerapkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam mengajar Matematika. Penelitian ini merupakan PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan/perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Tujuan melakukan PTK yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan umum dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan.

Sudarwan Danim (2010:85) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru guna memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan mencoba hal-hal baru untuk memperbaiki mutu hasil pembelajaran. Kunandar (dalam Iskandar 2012: 21) penelitian tindakan (action Research) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk memperbaiki/ meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Adapun langkah-langkah dalam model penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1) Melakukan observasi guna melihat permasalahan yang ada.

2) Melakukan diskusi dengan guru kelas untuk memperoleh permasalahan yang jelas.

(2)

3) Memberikan treatmen atau perlakuan terhadap kelas yang dijadikan subjek penelitian yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran CTL.

4) Memberikan tes akhir guna mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar yang signifikan dengan standar KBM sebagai patokannya.

3.2 Latar Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Cermo 02 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. SDN Cermo02 terletak di lingkungan yang cukup kondusif karena jauh dari pasar sehingga suasana di SDN Cermo tergolong nyaman karena jauh dari kebisingan kendaraan umum. Sarana dan prasaran di SDN Cermo 02 sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga, LCD dan sumber- sumber lain (buku) sudah sangat menunjang proses pembelajaran.

Siswa SDN Cermo 02 berjumlah 146 siswa yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru pendidikan bahasa Inggris, 1 guru pendidikan komputer, 1 guru pendidikan Agama Islam, 1 guru pendidikan Agama Kristendan 1 guru Olah Raga. Proses belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan 12.20 siang, kecuali pada hari Jum’at dan Sabtu yang berlangsung mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.45 siang.

a. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Cermo 02 pada siswa kelas V Semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Cermo 02 sebanyak 20 siswa dengan rincian 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

b. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik siswa kelas VSDN Cermo 02 pun berbeda-beda dari segi jenis kelamin, keluarga, dan lingkungannya tergolong hetorogen. Dari segi kognitif menurut penuturan kepala sekolah dan guru kelas Vterdapat siswa yang taraf kognitifnya tergolong baik dan ada juga

(3)

yang kurang baik. Melalui penuturan guru kelas V, banyak siswa yang kurang bersemangat ketika hendak memasuki pembelajaran matematika, karena dirasa pembelajaran yang sulit dipahami. Hanya beberapa siswa yang terlihat bersemangat, hal itu tentu berdampak pada pencapaian nilai saat evaluasi akhir. Terbukti dengan banyaknya siswa yang nilainya di bawah KKM. Mencermati hal tersebut maka perlu dilakukan penangan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

c. Waktu Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada semester II tahun pelajaran 2015/2016 ini membutuhkan waktu selama 5 bulan. Kegiatan ini dimulai dari bulan Desember 2015 sampai dengan bulan Mei 2016. 3.3 Variabel Penelitian

Setiap penelitian harus memahami variabel yang akan diungkap. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

1) Variabel Bebas (X) adalah pembelajaran CTL.

Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah unsur yang mengikat munculnya unsur lain, jadi variabel bebas merupakan gejala yang sengaja mengikat tehadap variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran CTL. CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Variabel Terikat (Y) adalah motivasi dan hasil belajar siswa.

Yang dimaksud dengan variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel yang lain, jadi variabel terikat merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivasi dan hasil belajar Matematika siswa. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu tindakan yang dipilih secara sadar, dengan tujuan-tujuan yaitu berhasil di dalam belajar. Sedangkan hasil belajar adalah

(4)

hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

3.4 Rencana Tindakan

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari model Suharsimi Arikunto dalam Paizaluddin dan Ermalinda (2012: 33), yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dan siklus 2 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Adapun tahap-tahap model penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Bagan PTK Model Suharsimi Arikunto (Paizaluddin dan Ermalinda, 2012: 34) Perencanaan SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi Hasil Perencanaan Pelaksanaan SIKLUS II Pengamatan Pengamatan Hasil Refleksi

(5)

Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

3.4.1 Pelaksanaan Siklus1 a. Perencanaan

1) Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP. 2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.

3) Menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran CTL.

4) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran. 5) Kesimpulan dan evaluasi.

6) Pemantapan dan tindak lanjut b. Pelaksanaan

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah CTL. 2) Guru memaparkan materi dengan menggunakan permodelan

3) Siswa didorong mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang akan dibahas

4) Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, perinterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang oleh guru

5) Siswa membentuk kelompok

6) Guru memberikan masalah atau pertanyaan kepada setiap kelompok 7) Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah

dipersiapkan oleh guru.

8) Guru dan murid memberikan kesimpulan terhadap pelajaran yang sudah dipelajari.

9) Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Pengamatan

Pengamat mengamati jalannya proses pembelajaran dan perhatian dipusatkan pada kegiatan guru dalam menerapkan pembelajaran CTL, termasuk hasil yang dicapai siswa.

(6)

d. Refleksi

Setelah melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), maka akan dilakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari kegiatan refleksi tersebut dapat diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki guna persiapan pembelajaran pada siklus yang selanjutnya.

3.4.2 Pelaksanaan Siklus 2 a. Perencanaan

1) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

2) Merancang dan merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP. 3) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.

4) Menyusun strategi pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran CTL.

5) Menyiapkan alat yang akan mendukung pembelajaran. 6) Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru.

7) Kesimpulan dan evaluasi.

8) Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. 9) Pengembangan program tindakan 2.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:

1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah CTL.

2) Guru memaparkan materi dengan menggunakan permodelan

3) Siswa didorong mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang akan dibahas

(7)

4) Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, perinterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang oleh guru

5) Siswa membentuk kelompok

6) Guru memberikan masalah atau pertanyaan kepada setiap kelompok 7) Siswa berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah

dipersiapkan oleh guru.

8) Guru dan siswa memberikan kesimpulan terhadap pelajaran yang sudah dipelajari.

9) Siswa mengerjakan soal evaluasi. c. Pengamatan

1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang disiapkan dan mencatat semua hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

2) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

d. Refleksi

1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus 2 berdasarkan data/ hasil yang terkumpul.

2) Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus kedua.

3) Evaluasi tindakan siklus 2. 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka untuk menentukan hasil belajar siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, tes, dan langsung di lapangan.

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan observer (guru kelas) melihat sekaligus mengamati secara

(8)

langsung kemudian mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi ini terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur atau menilai proses belajar, yakni tingkah laku siswa pada saat pembelajaran serta tingkah laku guru pada waktu mengajar. Pengisian lembar observasi ini dilakukan dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom jawaban lembar observasi guru dan pada lembar observasi siswa.

Kegiatan pengamatan terhadap guru dan siswa dalam melaksanakan dan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran CTL, maka dilakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Teknik dalam perhitungan yang akan digunakan yaitu :

Keterangan : ∑ x = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh N = Jumlah keseluruhan skor maksimal (Sumber: Djamarah, 2005:331)

Adapun kategori penggolongan rentang nilai akhir sebagai berikut: 80 ke atas : baik sekali

66 – 79 : baik 56 – 65 : cukup 46 – 55 : kurang 45 ke bawah : gagal

Adapun kisi-kisi lembar obervasi aktivitas siswa dan guru adalah sebagai berikut:

(9)

Tabel. 3.1. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru Tahapan Kegiatan Aspek yang Diamati Indikator Kegiatan Awal Membuka Pelajaran a. Memberikan salam. b. Memberikan apersepsi.

c. Penyampaian tujuan pembelajaran. d. Pemberian motivasi Kegiatan inti Penyampaian Materi dan Strategi Pembelajaran

a. Menyiapkan alat peraga yang disesuaikan dengan materi

b.Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uruaian kegiatan sesuai silabus. Penggunaan Model Pembelajaran dan Pemanfaatan Sumber Belajar

a. Guru menjelaskan materi ajar dengan menggunakan permodelan.

b.Siswa didorong mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang akan dibahas

c. Guru membimbing siswa dalam mengaitkan materi dengan permodelan yang dipaparkan guru.

d.Guru membimbing siswa dalam

menemukan konsep terkait dengan materi ajar

e. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

f. Guru memberikan masalah untuk setiap kelompok

g.Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugasnya.

h.Guru membimbing siswa dalam melakukan pembahasan mengenai hasil kerja kelompok

Penilaian Hasil Belajar

a. Mengevaluasi hasil belajar

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.

c. Pemberian penghargaan atas hasil yang dicapai siswa.

Kegiatan Akhir

Mengakhiri Pelajaran

a. Guru memberikan pertanyaan secara lisan sebagai bentuk penguatan terhadap materi ajar.

b. Melakukan bimbingan dalam penarikan kesimpulan.

c. Pemberian motivasi d. Pemberian tindak lanjut

(10)

Adapun hal yang diamati pada aktifitas siswa sebagai berikut : Tabel. 3.2. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa

2. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki pembelajaran. Tes digunakan untuk mengetahui

Tahapan Kegiatan Aspek yang Diamati Indikator Kegiatan Awal Membuka Pelajaran

a. Siswa siap menerima pelajaran. b. Siswa dapat menjawab pertanyaan

apersepsi.

c. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti Penyampaian

Materi dan Strategi Pembelajaran

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru. b. Siswa aktif bertanya tentang materi

ajar yang dijelaskan. Penggunaan Model Pembelajaran dan Pemanfaatan Sumber Belajar

a. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang dilakukan oleh guru dengan permodelan

b. Siswa mengemukakan konsep awal tentang konsep yang akan dibahas c. Siswa mengaitkan materi dengan

permodelan yang dipaparkan guru. d. Siswa menyelidiki dan menemukan

konsep melalui pengumpulan,

pengorganisasian, perinterpretasian data dalam sebuah kegiatan yang telah dirancang oleh guru

e. Siswa membentuk kelompok f. Siswa bekerja sama dalam

memecahkan permasalahan yang diberikan guru.

g. Siswa melakukan pembahasan mengenai hasil kerja kelompok. Penilaian Hasil

Belajar

a. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan guru

b. Siswa mendapatkan reward dari perolahan skor dalam pembelajaran yang telah dilakukan.

Kegiatan Akhir Mengakhiri

Pelajaran

a. Siswa mampu menjawab soal yang diberikan secara lisan.

b. Siswa mampu menyimpulkan hasil pembelajaran.

(11)

peningkatan hasil motivasi dan belajar siswa. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus, sedangkan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa pada setiap siklus. Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid (Muchtar Bukhori dalam Suharsimi Arikunto, 2012:46).

3. Angket

Lembar angket digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar matematika siswa. Angket berisi kumpulan pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan model CTL. Bab II telah menjabarkan bahwa dalam motivasi belajar siswa, ada tiga aspek mendasar yang terkandung yaitu: a) Mendorong individu untuk berbuat, yaitu diukur melalui ada atau

tidaknya dorongan dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model CTL.

b) Menyeleksi suatu perbuatan (tindakan) yaitu dengan sadar memilih menggunakan model CTL dalam pembelajaran matematika, yakni berhasil dalam belajar, yang diukur dengan adanya upaya mencapai KKM.

Kisi-kisi angket motivasi belajar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar

Variabel Aspek Indikator Item

Motivasi belajar siswa Mendorong individu untuk berbuat  Terdorong menggunakan pembelajaran CTL dalam pembelajaran Matematika 1 – 8 Menyeleksi sesuatu perbuatan (tindakan)  Memilih menggunakan pembelajaran CTL dalam pembelajaran Matematika 9 – 15

Mencapai tujuan  Berhasil mencapai KKM 16 – 25

Untuk mengukur skala motivasi digunakan pernyataan skala menggunakan rumus Likert yang sudah dimodifikasi, yaitu skala terdiri dari empat tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap suatu pernyataan. Penggunaan modifikasi skala Likert ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung dalam skala lima tingkat.

(12)

Modifikasi skala Likert meniadakan kategori meniadakan jawaban yang tengah (Sugiyono, 2010: 93).

Tabel 3. 4

Skala Modifikasi Likert

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

4. Dokumentasi

Dokumentasi dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan kejadian-kejadian selama berlangsungnya proses pembelajaran berupa foto-foto.

3.6 Indikator Kinerja

Tolak ukur keberhasilan dari pembelajaran CTL pada pelajaran Matematika yaitu siswa dapat memahami dan mengerti dengan mudah materi yang dipelajari. Indikator ini merupakan tempat dari rencana yang telah dibuat dan implikasinya dalam rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika. Indikator keberhasilan bagi siswa dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika minimal 80% siswa yang diajar dengan menggunakan model CTL dapat memperoleh nilai lebih besar dari 60 (Kriteria Ketuntasan Minimum). Indikator kinerja yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bagi guru, berhasil melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajran CTL jika minimal 80% skenario pembelajaran yang dibuat telah dilaksanakan.

3.7 Teknik dan Analisa Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif

(13)

berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Menghitung ketuntasan belajar individu

Ketuntasan belajar siswa secara individual diperoleh setelah siswa mengerjakan soal test evaluasi di mana siswa telah menerima pembelajaran dengan menggunakan model CTL. Ketuntasan belajar siswa secara individual akan dianalisis secara deskriptif prosentase yang dihitung dengan cara sebagai berikut.

Ketuntasan individual = jumlah nilai yang diperoleh tiap siswa jumlah seluruh siswa x100 2. Menghitung Ketuntasan belajar klasikal

Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dilihat dari seberapa banyak siswa yang tuntas dalam arti nilainya mencapai KKM. Ketuntasan belajar klasikal siswa akan dipaparkan secara deskriptif prosentase. Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut.

Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar individu jumlah siswa x100

Ketuntasan klasikal dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal dari nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 60, sekurang-kurangnya 80% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut.

3. Menghitung Angket Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa diukur menggunakan angket, di mana siswa secara individu memberi jawaban terhadap pernyataan-pernyataan dalamlembar angket. Patokan untuk mengukur motivasi belajar siswa adalah nilai (skala) tertinggi pada jawaban angket yaitu 4 untuk pernyataan yang favorable dan 1 untuk pernyataan yang unfavorable, selanjutnya dikalikan dengan jumlah soal yaitu 10, dikalikan dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran yaitu 38 siswa. Uraiannya adalah seperti berikut:

(14)

Kriteria nilai sebagai berikut:

>86% = baik sekali 70 – 85% = baik 55 – 69% = cukup baik <54% = kurang 3.8 Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Validitas Instrumen

Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010:23). Dalam penelitian ini, instrument yang akan divalidasi yakni instrument soal tes. Uji validitas instrumen soal digunakan untuk mengetahui validitas soal yang nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran berlangsung. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas soal tersebut dihitung dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 for windows.

Uji validitas ini menggunakan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes. Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan ini tidak validdan tidak digunakan. Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi yang dipakai adalah Corrected Item-Total Correlation dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Menurut Arikunto (2013:89) interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

(15)

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument Suatu tes atau instrument yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas (Sugiyono, 2010). Validitas instrumen tes dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 for windows yaitu dengan cara Analyze – Correlate – Bevariatekemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien kurang dari nilai koefisien pada tabel r product moment maka item soal tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan. Setelah dilakukan uji validitas butir soal siklus I, dari 35 butir soal, diketahui bahwa ada 30 butir soal yang dinyatakan valid dan 5 butir soal yang dinyatakan tidak valid. Adapun soal yang valid ditunujukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus I

No. Soal Jumlah Item Keterangan

11, 15, 18,20, 34 5 Tidak Valid

1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,

35

30 Valid

Tabel 3.5 di atas menjelaskan bahwa jumlah soal yang tidak valid sebanyak 5 soal sedangkan 30 soal lainnya dinyatakan valid. Selanjutnya, untuk soal evaluasi siklus I dipilih sebanyak 20 soal dari soal-soal yang sudah dinyatakan valid. Hasil pengujiannya dilampirkan pada halaman lampiran penulisan ini.

Soal evaluasi siklus II diperoleh jumlah soal yang valid setelah dilakukan uji validitas. Hasil uji validitas pada siklus II ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji validitas Soal Evaluasi Siklus II

No. Soal Jumlah Item Keterangan

5, 6, 10 3 Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29,

30

27 Valid

Tabel 3.6 menunjukkan jumlah soal yang valid dan tidak valid. Pada tabel tersebut, dapat diketahui ada 3 soal yang tidak valid dan 27 soal yang valid. Selanjutnya untuk soal evaluasi siklus II dipilih 20 soal dari soal yang sudah valid. Adapun hasil uji validitas dilampirkan pada halaman lampiran.

(16)

3.8.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Uji reabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen soal yang nantinya akan digunakan dalam tes evaluasi setelah pembelajaran dilaksanakan. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas ( rtt ). Untuk menentukan tingkat reliabilitas dengan rtt = α yaitu menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3. 7 Koefisien Reliabilitas

No Koefisien Reliabilitas Kategori

1  ≤ 0, 7 Reliabilitas Rendah

2 0,7 << 0,8 Reliabilitas Sedang

3 0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus

4 α > 0,9 Reliabilitas memuaskan

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7. Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis ataukemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari 0,7 maka instrumen tersebut tidak reliabel. Adapun hasil reliabilitas pada soal evaluasi siklus I dan II ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3. 8

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.940 30

Tabel 3.9

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.931 27

Reliabilitas instrumen pada siklus I dan II berada pada kategori reliabilitas bagus, hal tersebut disimpulkan berdasarkan koefisien reliabilitas yang telah

(17)

ditetapkan. Kemudian, hal ini dilihat dengan hasil alpha yaitu 0.940 sedangkan pada siklus II alpha sebesar 0,931. Hasil tersebut menunjukkan bahwa soal evaluasi yang akan digunakan sudah reliabel.

Gambar

Gambar 2. Bagan PTK Model Suharsimi Arikunto (Paizaluddin dan  Ermalinda, 2012: 34) Perencanaan SIKLUS I  Pelaksanaan Refleksi Hasil Perencanaan  Pelaksanaan SIKLUS II Pengamatan Pengamatan Hasil Refleksi
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar
Tabel 3. 7 Koefisien Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

Untuk meraih gelar sarjana S1, Dianing menulis skripsi dengan judul Gaya Hidup Posmodern Tokoh- Tokoh Dalam Novel Mata Matahari Karya Ana Maryam Sebuah Tinjauan

atau muatan listrik yang terjadi di antara kutub positif dan kutub negatif sumber listrik “, misalnya : Accumulator atau AKI. “ Arus listrik adalah besarnya muatan listrik

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk. memperoleh informasi langsung dari

Nur Rafida Herawati. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IMPROVE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

untuk mendapatkan daya maksimum panel surya pada tingkat intensitas cahaya dan suhu panel surya tertentu, serta mengetahui daya yang diserap beban tanpa menggunakan sistem MPPT.

A Few hundred years ago people began to use mathematical tables-list numbers which you look up to work out sum quickly.. Later on slide rules

Melaporkan data hasil pengamatan praktikum reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan keterlibatan hidrogen dalam bentuk uraian dan tidak sesuai dengan data yang