MAKALAH
MAKALAH
ASKEP HALUSINASI PADA NY. Y ASKEP HALUSINASI PADA NY. Y DI RS DR V.L. RATUMBUYSANG DI RS DR V.L. RATUMBUYSANG
MANDO MANDO
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KEPERAWATAN JIWA 1 KEPERAWATAN JIWA 1
DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH: 1.
1. Laura F. MakaminangLaura F. Makaminang 2.
2. Tania M. LontahTania M. Lontah 3.
3. Lingsey PaparangLingsey Paparang 4.
4. Fiska PoliiFiska Polii 5.
5. Helty T. RorimpandeyHelty T. Rorimpandey 6.
6. Amanda Q. Manitik Amanda Q. Manitik 7.
7. Amsal KasiahengAmsal Kasiaheng 8.
8. Switly WungkanaSwitly Wungkana 9.
9. Yusman LabuluYusman Labulu
FAKULTAS KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
MANADO
2010
2010
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
A.
A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat pembangun
pembangunan karan karena mereka tidak ena mereka tidak produktif (Hawari, 2000).produktif (Hawari, 2000).
Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi dan Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi dan menimbulkan hendaya yang cukup skizofrenia. Skizofrenia merupakan menimbulkan hendaya yang cukup skizofrenia. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang sering ditunjukan oleh adanya gejala salah satu gangguan jiwa yang sering ditunjukan oleh adanya gejala positif, diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi klien positif, diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi klien terhadap lingkungan tanpa adanya stimulus yang nyata atau klien terhadap lingkungan tanpa adanya stimulus yang nyata atau klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa adanya stimulus atau menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa adanya stimulus atau rangsangan dari luar. Penanganan atau perawatan intensif perlu diberikan rangsangan dari luar. Penanganan atau perawatan intensif perlu diberikan agar klien skizofrenia dengan halusinasi tidak melakukan tindakan yang agar klien skizofrenia dengan halusinasi tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan pernyataan diatas maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat kasus pernyataan diatas maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat kasus tersebut dengan askep pada klien Ny Y dengan halusinasi Auditori dan tersebut dengan askep pada klien Ny Y dengan halusinasi Auditori dan visual di Rumah Sakit
B.
B. TUJUAN PENULISANTUJUAN PENULISAN 1
1.. Tujuan UmumTujuan Umum
Setelah melakukan praktek di Rumah Sakit Ratumbuysang Setelah melakukan praktek di Rumah Sakit Ratumbuysang Manado Sulut diharapkan mahasiswa S
Manado Sulut diharapkan mahasiswa S11 Keperawatan Unika DE LAKeperawatan Unika DE LA
SALLE Manado mampu memahami dan melaksanakan asuhan SALLE Manado mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny Y dengan Halusinasi Auditori dan Visual di keperawatan pada Ny Y dengan Halusinasi Auditori dan Visual di Ruang Kabela RS Ratumbuysang Manado Sulut.
Ruang Kabela RS Ratumbuysang Manado Sulut. 2.
2. Tujuan khususTujuan khusus a.
a. Mampu Mampu memahai memahai konsep konsep dasar hdasar halusinasialusinasi b.
b. Mampu meMampu melaksanakan penlaksanakan pengkajian pgkajian pada klien denada klien dengan halusinasigan halusinasi c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
halusinasi halusinasi d.
d. Mampu menyuMampu menyusun tujuan dan intervensi kepesun tujuan dan intervensi keperawatan pada klienrawatan pada klien dengan halusinasi
dengan halusinasi e.
e. Mampu melaksanakan intervensi kepeMampu melaksanakan intervensi keperawatan yang telah drawatan yang telah disusunisusun pada klien dengan halusinasi
pada klien dengan halusinasi
f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan
pada klien dengan halusinasi. pada klien dengan halusinasi.
C
C.. RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP
Dalam laporan ini kelompok kami hanya membatasi penyelesaian Dalam laporan ini kelompok kami hanya membatasi penyelesaian masalah keperawatan pada Ny Y dengan Perubahan Persepsi Sensori masalah keperawatan pada Ny Y dengan Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi di Ruang Kabela mulai tanggal 22 sampai tggl 27 november Halusinasi di Ruang Kabela mulai tanggal 22 sampai tggl 27 november 20
D.
D. METODE PENULISANMETODE PENULISAN
Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah : Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah : 1
1.. Studi kasusStudi kasus
Kelompok melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada Kelompok melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada seorang klien dengan masalah perubahan sensori persepsi halusinasi seorang klien dengan masalah perubahan sensori persepsi halusinasi pendeng
pendengaran di raran di ruang Kabela RSJ Manado.uang Kabela RSJ Manado. 2.
2. ObservasiObservasi
Mengobservasi gejala ± gejala perilaku yang dialami klien dengan Mengobservasi gejala ± gejala perilaku yang dialami klien dengan halusinasi pendengaran dan observasi keberhasilan standard asuhan halusinasi pendengaran dan observasi keberhasilan standard asuhan keperawatan yang diberikan.
keperawatan yang diberikan. 3.
3. WWawancaraawancara
Pengkajian dalam rangka pengumpulan data dilakukan terhadap klien Pengkajian dalam rangka pengumpulan data dilakukan terhadap klien dan perawat ruangan
dan perawat ruangan 4
4.. Studi perpustakaanStudi perpustakaan
Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan halusinasi termasuk bahan ± bahan perkuliahan agar makalah ini halusinasi termasuk bahan ± bahan perkuliahan agar makalah ini mempunyai nilai ilmiah untuk dipertahankan.
mempunyai nilai ilmiah untuk dipertahankan.
E.
E. SISTEMATIKA PENULISANSISTEMATIKA PENULISAN
Adapun metode penyusunan ini terdiri dari V bab yaitu : Adapun metode penyusunan ini terdiri dari V bab yaitu : Bab
Bab I I Pendahuluan, Pendahuluan, menjelaskan menmenjelaskan mengenai genai latar latar belakang, belakang, tujuantujuan penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,
ruang lingkup, metode dan sistematika penulisan. ruang lingkup, metode dan sistematika penulisan. Bab
Bab II II Landasan Landasan teori, teori, menjelaskan menjelaskan tentang tentang LP LP dan dan ASKEP ASKEP teori.teori. Bab
Bab III III Mengenai Mengenai ASKEP ASKEP kasuskasus Bab
Bab IV IV Pembahasan, Pembahasan, sedangkansedangkan Bab
Bab V V Penutup, Penutup, yang yang menjelaskan menjelaskan mengenai mengenai kesimpukesimpulan lan dan dan saran.saran. Daftar pustaka.
Daftar pustaka.
Demikian metode penulisan makalah kami. Demikian metode penulisan makalah kami.
BAB II BAB II
LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI
A.
A. LAPORAN PENDAHULUANLAPORAN PENDAHULUAN 1.
1. MASALAH UTAMAMASALAH UTAMA G
Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasiangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi
2.
2. PENGERTIANPENGERTIAN
Halusinasi adalah salah satu cara respon maladaktif individu Halusinasi adalah salah satu cara respon maladaktif individu yang berada dalam rentang neurobiologis (struart dan Araira, 200 yang berada dalam rentang neurobiologis (struart dan Araira, 20011).).
Ini merupakan respon paling maladaktiv. Jika orang sehat persepsinya Ini merupakan respon paling maladaktiv. Jika orang sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasika stimulus akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasika stimulus berdasarkan informasi yang diterimanya melalui panca indera. berdasarkan informasi yang diterimanya melalui panca indera.
Stimulus tersebu
Stimulus tersebut tidak at tidak ada pada pasien hada pada pasien halusinasi.lusinasi.
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nurs
Essentials of Mental Health Nursing,ing,1981987).7).
Menurut Maramis (
Menurut Maramis (19981998) : halusinasi adalah gangguan) : halusinasi adalah gangguan
persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu sebenarnya yang tidak persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu sebenarnya yang tidak terjadi. Perubahan persepsi sensorik adalah suatu keadaan individu terjadi. Perubahan persepsi sensorik adalah suatu keadaan individu yang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang yang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat disertai dengan pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau mendekat disertai dengan pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau kelainan respon perubahan yang sering ditemukan pada klien kelainan respon perubahan yang sering ditemukan pada klien gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan dipersonalisasi gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan dipersonalisasi (Stuart and sunden,
(Stuart and sunden, 19981998) Struart and Sunden,) Struart and Sunden, 19981998 mengelompokanmengelompokan
karakteristik halusinasi sebagai berikut : karakteristik halusinasi sebagai berikut :
1)
1) Halusinasi Pendengaran (Auditori Halusinasi Pendengaran (Auditori ) ) y
y Karakteristik,Karakteristik,
Mendengar suara, paling sering suara orang yang Mendengar suara, paling sering suara orang yang membicara sesuatu.
y
y Perilaku Klien yang diamatiPerilaku Klien yang diamati
Melirikan mata kekiri dan kekanan mencari orangMelirikan mata kekiri dan kekanan mencari orang yang berbicara,
yang berbicara,
Mendengarkan penuh perhatian pada benda mati,Mendengarkan penuh perhatian pada benda mati, Terlihat percakapan dengan benda mati.Terlihat percakapan dengan benda mati.
2
2 ) ) Halusinasi Penglihatan (Visual Halusinasi Penglihatan (Visual ) )
y
y Karakteristik,Karakteristik,
Stimulus penglihat dalam bentuk pancaran cahaya atau Stimulus penglihat dalam bentuk pancaran cahaya atau panorama yang luas
panorama yang luas dan komplek.dan komplek. y
y Perilaku Klien yang diamatiPerilaku Klien yang diamati
Tiba-tiba, tanggap, ketakutan pada benda mati,Tiba-tiba, tanggap, ketakutan pada benda mati, Tiba-tiba lari keruang lain tanpa stTiba-tiba lari keruang lain tanpa stimulus.imulus.
3.
3. KLASIFIKASI HALUSINASIKLASIFIKASI HALUSINASI
a.
a. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.
mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya. b.
b. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandanganHalusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada. c.
c. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang diHalusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien
dapatkan. Pasien yang mengalami yang mengalami mengatakan mencium baumengatakan mencium bau-- bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak
ada sumbernya. ada sumbernya. d.
d. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaanHalusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya.
suatu rasa di mulutnya. e.
e. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yangHalusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau
memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual
4.
4. PROSES TERJADINYA HALUSINASIPROSES TERJADINYA HALUSINASI
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara ± suara bising atau Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara ± suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata ± kata yang tersusun mendengung. Tetapi paling sering berupa kata ± kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan
mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.
organik.
5.
5. TANDA DAN GEJALATANDA DAN GEJALA
Klien dengan halusinasi sering menunjukan adanya
Klien dengan halusinasi sering menunjukan adanya (carpenito,(carpenito, L.J, 1998: 363, Townsend, M.C, 1998,
L.J, 1998: 363, Townsend, M.C, 1998, Stuart and Sunden Stuart and Sunden 1998: 3281998: 328 --329):
329):
Data Subjektif Data Subjektif
1
1)) Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat.Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat.
2)
2) Tidak mampu memecahkan masalah halusinasi (misalnya:Tidak mampu memecahkan masalah halusinasi (misalnya: mendengar suara-suara atau melihat bayangan)
mendengar suara-suara atau melihat bayangan) 3)
3) Mengeluh cemas dan khawatir Mengeluh cemas dan khawatir
Data Objektif Data Objektif
1
1)) Mudah tMudah tersinggunersinggungg
2)
2) Apatis dan cenderung menarik diriApatis dan cenderung menarik diri 3)
3) Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasiTampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi kadang berhenti bicara seolah-olah mendengar sesuatu
4
4)) MenggeMenggerakan rakan bibirnya tanpa menimbulkan suarabibirnya tanpa menimbulkan suara 5
5)) MenyeringMenyeringai dan tai dan tertawa yang tidak sesuaiertawa yang tidak sesuai 6
6)) GGerakan mata yang cepaterakan mata yang cepat 7)
7) Pikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendahPikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendah 8
8)) Kadang tampak ketakutanKadang tampak ketakutan 9
9)) Respon-respon yang tidak sesuai (tidak mampu beresponRespon-respon yang tidak sesuai (tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek)
terhadap petunjuk yang komplek)
6.
6. PENYEBABPENYEBAB
Stuart and Sunden (
Stuart and Sunden (19981998 : : 303055) mengemukakan faktor ) mengemukakan faktor predisposisi dari timbulnya halusinasi, antara lain:
predisposisi dari timbulnya halusinasi, antara lain:
1)
1) F F aktor Biologisaktor Biologis 1
1.. Abnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal danAbnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal dan limbic
limbic dapat dapat menyemenyebabkan babkan respon respon neurobiologneurobiologistist 2.
2. Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkanBeberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan respon
respon neurbiologneurbiologis is misalnya: misalnya: dopamine dopamine neurotransmiter neurotransmiter yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine neurotransmiter lain dan
neurotransmiter lain dan masalahmasalah-masalah pada -masalah pada sistem receptor sistem receptor dopamine.
dopamine.
2)
2) F F aktor sosial Budayaaktor sosial Budaya
Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan kerusuhan, dapat menunjang terjadinya respon neurobiologis yang kerusuhan, dapat menunjang terjadinya respon neurobiologis yang maladaftive.
maladaftive.
3)
3) F F aktor Psikologisaktor Psikologis
Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga dapat menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang dapat menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang maladaftive
Stuart and sunden (
Stuart and sunden (19981998: 3: 3110) juga mengemukakan faktor pencetus0) juga mengemukakan faktor pencetus
terjadinya halusinasi antara lain: terjadinya halusinasi antara lain: 1.
1. Faktor biologis Faktor biologis
G
Gangguan dalam putaran balik otak yang memutar angguan dalam putaran balik otak yang memutar
proses informasi dan abnormaltas pada mekanisme pintu proses informasi dan abnormaltas pada mekanisme pintu masuk dalam otak mengakibatkan ketidakmampuan masuk dalam otak mengakibatkan ketidakmampuan menghadapi rangsangan. Stres biologis ini dapat menghadapi rangsangan. Stres biologis ini dapat menyebabk
menyebabkan ran respon neurobiologespon neurobiologis yais yang maladaftive.ng maladaftive. 2.
2. Faktor Stres dan Lingkungan Faktor Stres dan Lingkungan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan merupakan stressor lingkungan yang dapat menimbulkan merupakan stressor lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri terhadap stressor lingkungan yang terjadi.
terhadap stressor lingkungan yang terjadi. 3.
3. Faktor Pemicu Gejala Faktor Pemicu Gejala a)
a) Kesehatan Kesehatan
G
Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan,izi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan,
ansietas
ansietas sedang sedang sampai sampai berat, berat, dan dan gangguan gangguan prosesproses informasi.
informasi.
b)
b) Lingkungan Lingkungan
Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan, lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan, gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial, dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial, yang kurang, dan kemiskinan.
yang kurang, dan kemiskinan.
c)
c) Sikap/ perilakuSikap/ perilaku
Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri), kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, diri), kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, perilaku amuk dan agresif.
Menurut Mary Durant Thomas (
Menurut Mary Durant Thomas (19911991), Halusinasi dapat terjadi), Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.
dan mekanisme koping.
7.
7. EMPAT TAHAPAN HALUSINASI, KARAKTERISTIK DANEMPAT TAHAPAN HALUSINASI, KARAKTERISTIK DAN PERILAKU YANG DITAMPILKAN
PERILAKU YANG DITAMPILKAN
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN Tahap I
Tahap I
y
y Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum,Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum,
halusinasi merupakan suatu kesenangan. halusinasi merupakan suatu kesenangan.
y
y Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah daMengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah da n ketakutan.n ketakutan. y
y Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkanMencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan
ansietas ansietas
y
y Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontolPikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol
kesadaran, nonpsikotik. kesadaran, nonpsikotik.
y
y
y Pergerakkan mata yang cepatPergerakkan mata yang cepat y
y Respon verbal yang lambatRespon verbal yang lambat y
y Diam dan berkonsentrasiDiam dan berkonsentrasi
Tahap II Tahap II y
y MenyalahkanMenyalahkan y
y Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkanTingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipasti
perasaan antipasti y
y Pengalaman sensori Pengalaman sensori mmenakutkanenakutkan y
y Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tMerasa dilecehkan oleh pengalaman sensori t ersebutersebut y
y Mulai merasa kehilangan controlMulai merasa kehilangan control y
y Menarik diri dari orang lain non psikotik Menarik diri dari orang lain non psikotik y
y Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan daraTerjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan dara hh y
y Perhatian dengan lingkungan berkurangPerhatian dengan lingkungan berkurang y
y Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerjaKonsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja y
y Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitasdengan realitas
Tahap III Tahap III y
y MengontrolMengontrol y
y Tingkat kecemasan beratTingkat kecemasan berat y
y Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagiPengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi y
y Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi)Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi) y
y Isi halusinasi menjadi atraktif Isi halusinasi menjadi atraktif y
y Kesepian bila pengalaman sKesepian bila pengalaman sensori berakhir psikoensori berakhir psikotik tik y
y Perintah halusinasi ditaatiPerintah halusinasi ditaati y
y Sulit berhubungan dengan orang lainSulit berhubungan dengan orang lain y
y Perhatian terhadap Perhatian terhadap lingkunglingkungan berkurang hanya beberapa an berkurang hanya beberapa detik detik y
y Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor danTidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat
Tahap IV Tahap IV y
y Klien sudah dikuasai oleh halusinasiKlien sudah dikuasai oleh halusinasi y
y Klien panicKlien panic
Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak a
jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik.da intervensi terapeutik. y
y Perilaku panicPerilaku panic y
y Resiko tinggi mencederaiResiko tinggi mencederai y
y Agitasi atau katatonAgitasi atau kataton y
y Tidak mampu berespon terhadap Tidak mampu berespon terhadap lingkunglingkunganan
8.
8. AKIBATAKIBAT
Adanya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko Adanya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Kelliat, BA,
menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Kelliat, BA, 19981998::
27). Menurut Townsend, M.C,
27). Menurut Townsend, M.C, 19981998: suatu keadaan dimana seseorang: suatu keadaan dimana seseorang
melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik diri sendiri dan orang lain.
diri sendiri dan orang lain.
9.
9. MASALAH DAN DATA YANG HARUS DIKAJIMASALAH DAN DATA YANG HARUS DIKAJI
Masalah Keperawatan terdiri dari Data S
Masalah Keperawatan terdiri dari Data Subjektif dan Data Objektif ubjektif dan Data Objektif Masalah Utama :
Masalah Utama :GGangguan persepsi sensori halusinasiangguan persepsi sensori halusinasi
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
DS : DS :
klien mengatakan melihat ataklien mengatakan melihat atau mendengar sesuatuu mendengar sesuatu klien tidak mampu mengenal tempat, waktu dan klien tidak mampu mengenal tempat, waktu dan orangorang klien mengatakan merasa klien mengatakan merasa kesepiankesepian
klien mengatakan tidak bergunaklien mengatakan tidak berguna DO :
DO :
tampak bicara dan tertawa sendiritampak bicara dan tertawa sendiri
berhenti berbicara seolah melihat dan mendengarkan berhenti berbicara seolah melihat dan mendengarkan sesuatu
sesuatu
gerakan mata yang cepatgerakan mata yang cepat
tidak tahan terhadap kontak mata yang lamatidak tahan terhadap kontak mata yang lama
tidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicaratidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicara tidak ada kontak matatidak ada kontak mata
ekspresi wajah murung, sedih tampak larut dalam pikiranekspresi wajah murung, sedih tampak larut dalam pikiran dan ingatannya sendiri, kurang aktivitas
dan ingatannya sendiri, kurang aktivitas tidak komunikatif tidak komunikatif
10.
10. RENTANG RESPONRENTANG RESPON
Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 200 Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 20011).).
Adaptif Maladaptif
Adaptif Maladaptif
Pikiran
Pikiran logis logis Distorsi Distorsi piker piker GGangguan pikiranangguan pikiran Persepsi
Persepsi kuat kuat Ilusi Ilusi HalusinasiHalusinasi Emosi
Emosi konsisten konsisten Reaksi Reaksi emosi emosi meningkat meningkat Sulit Sulit berespon berespon emosiemosi Perilaku
Perilaku sesuai sesuai Perilaku Perilaku aneh/tidak aneh/tidak biasa biasa Perilaku Perilaku disorganisasidisorganisasi Berhub.
Berhub. Sosial Sosial Menarik Menarik diri diri Isolasi Isolasi socialsocial
11.
11. POHON MASALAH POHON MASALAH
(Pohon masalah Keliat,
(Pohon masalah Keliat, 19981998::66)) Resiko Tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Resiko Tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
CP : Perubahan persepsi sensori: Halusinasi Auditori dan Visual CP : Perubahan persepsi sensori: Halusinasi Auditori dan Visual
Isolasi sosial : menarik diri Isolasi sosial : menarik diri
12.
12. DIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN 1
1.. Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi auditoriPerilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi auditori
2.
2. Halusinasi berhubungHalusinasi berhubungan an dengan kurangnya interaksi socialdengan kurangnya interaksi social 3.
3. Harga diri rendah berhubungan dengan halusinasiHarga diri rendah berhubungan dengan halusinasi
13.
13. PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara : Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :
1
1.. Menciptakan lingkungan yang terapeutik Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan. beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan. Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, ga
dengan realitas, misalnya jam dinding, ga mbar atau hiasan dinding,mbar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.
majalah dan permainan.
2.
2. Melaksanakan prograMelaksanakan program terapi dokter m terapi dokter
Sering kali pasien menolak obat yang di berikan Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
3.
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalahMenggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada
yang ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga pasien atau orang lain yang dekat
pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.dengan pasien. 4
4.. Memberi aktivitas pada pasienMemberi aktivitas pada pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiata
Kegiatan ini dapat membantn ini dapat membantu mengarau mengarahkan pasien ke kehidhkan pasien ke kehidupanupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak menyu
menyusun jadwal kegiatan sun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.yang sesuai.
5
5.. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatanMelibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendi
agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang dirian dan saran yang di berikanberikan tidak bertentangan.
B.
B. ASKEP TEORIASKEP TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEWASA DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEWASA DENGAN
HALUSINASI HALUSINASI 1.
1. Tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu: Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu:
a)
a) Melakukan pengkajian pada pasien halusinasiMelakukan pengkajian pada pasien halusinasi b)
b) Menetapkan diagnosa keperawatan pasiMenetapkan diagnosa keperawatan pasien halusinen halusinasiasi c)
c) Melakukan Melakukan tindakan keperawatan ketindakan keperawatan kepada pasien hpada pasien halusinasialusinasi d)
d) Melaksanakan Melaksanakan tindakan tindakan keperawatan keperawatan kepada kepada keluarga keluarga pasienpasien dengan halusinasi
dengan halusinasi e)
e) Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawatMengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien halusinasi
pasien halusinasi f)
f) Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien denganMendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan halusinasi
halusinasi
2.
2. Pengkajian Pasien HalusinasiPengkajian Pasien Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
1
1.. Jenis halusinasiJenis halusinasi
Jenis Jenis halusinasi halusinasi
Data
Data objektif objektif Data subjektif Data subjektif
Halusinasi Halusinasi dengar/suara dengar/suara
Bicara atau tertawa Bicara atau tertawa sendiri, sendiri, Marah-marah tanpa Marah-marah tanpa sebab, sebab, Menyedengkan telinga Menyedengkan telinga kea rah tertentu
kea rah tertentu Menutup telinga Menutup telinga Mendengar suara-Mendengar suara-suara/kegaduhan. suara/kegaduhan. Mendengar suarayang Mendengar suarayang mengajak bercakap-mengajak bercakap-cakap. cakap. Mendengar suara Mendengar suara menyuruh melakukan menyuruh melakukan
sesuatu yang sesuatu yang berbahaya berbahaya halusinasi halusinasi penglihatan penglihatan Menunjuk-nunjuk kea Menunjuk-nunjuk kea rah tertentu rah tertentu
Ketakutan pada sesuatu Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
yang tidak jelas
Melihat bayangan, Melihat bayangan, sinar, bentuk sinar, bentuk geometris, bentuk geometris, bentuk kartoon, melihat hantu kartoon, melihat hantu atau monster atau monster Halusinasi Halusinasi penghidu penghidu Menghidu seperti Menghidu seperti
sedang membaui sedang membaui bau- bauan tertentu. bauan tertentu. Menutup hidung Menutup hidung Membaui bau-bauan Membaui bau-bauan seperti bau darah, seperti bau darah, urin, feses, urin, feses,
kadang-kadang bau itu
kadang bau itu
menyenangkan menyenangkan Halusinasi Halusinasi pengecapan pengecapan Sering meludah Sering meludah Muntah Muntah Merasakan rasa Merasakan rasa
seperti darah, urin seperti darah, urin atau feses atau feses Halusinasi Halusinasi perabaan perabaan Menggaruk-garuk Menggaruk-garuk permukaan kulit permukaan kulit Mengatakan ada Mengatakan ada serangga di serangga di permukaan kulit, permukaan kulit, merasa seperti merasa seperti tersengat listrik tersengat listrik 2.
2. Isi halusinasiIsi halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil pengkajian tentang jenis halusinasi ( lihat
pengkajian tentang jenis halusinasi ( lihat nono 11 di atas )di atas )
3.
3. WWaktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnyaaktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi.
halusinasi.
Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Hal ini munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan
munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah t
mencegah terjadinya haerjadinya halusinasilusinasi..
4
4.. Respons halusinasiRespons halusinasi
Untuk mengetahui dampak halusinasi pada pasien dan apa Untuk mengetahui dampak halusinasi pada pasien dan apa respons pasien ketika halusinasi itu muncul perawat dapat respons pasien ketika halusinasi itu muncul perawat dapat menanyakan pada
menanyakan pada pasien hal pasien hal yang dirasakan atayang dirasakan ata u du dilakukan saatilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan mengobservasi dampak halusinasi pada pasien jika juga dengan mengobservasi dampak halusinasi pada pasien jika
halusinasi timbul. halusinasi timbul.
3.
3. Merumuskan Diagnosa KeperawatanMerumuskan Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan ditetapkan berdasarkan data subjektif Diagnose keperawatan ditetapkan berdasarkan data subjektif dan objektif yang ditemukan pada pasien.
dan objektif yang ditemukan pada pasien.
4.
4. Tindakan Keperawatan Pasien HalusinasiTindakan Keperawatan Pasien Halusinasi
1
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi: a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1
1)) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminyaPasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2)
2) Pasien dapat Pasien dapat mengonmengontrol halusinasinyatrol halusinasinya 3)
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimalPasien mengikuti program pengobatan secara optimal GANGGUAN SENSORI PERSEPSI :
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI««..
b. Tindakan Keperawatan b. Tindakan Keperawatan
1
1) ) Membantu pMembantu pasien mengenasien mengenali halusinasi.ali halusinasi.
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi Untuk membantu pasien mengenali halusinasi Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan pasien saat
muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul halusinasi muncul ..
2)
2) Melatih pasien Melatih pasien mengonmengontrol halusinasi.trol halusinasi.
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:
tersebut meliputi: a)
a) Menghardik halusinasiMenghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk melatih mengatakan yang muncul. Pasien dilatih untuk melatih mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memperdulikan ha
memperdulikan halusinasinya. lusinasinya. Kalau inKalau ini dapat dilakuki dapat dilakukan,an, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak
mengikuti
mengikuti halusinashalusinasi i yang yang muncul. muncul. Mungkin Mungkin halusinashalusinasii akan tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.
halusinasinya.
Tahapan tindakan meliputi : Tahapan tindakan meliputi :
j
j Menjelaskan cara menghardik halusinasiMenjelaskan cara menghardik halusinasi j
j Memperagakan cara menghadik Memperagakan cara menghadik j
j
j Memantau penerapan cara ini, menguatkanMemantau penerapan cara ini, menguatkan
perilaku pasien. perilaku pasien.
b)
b) Bercakap-cakap dengan orang lainBercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga Untuk mengontrol halusinasi dapat juga bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika pasien berbercakap-cakap-bercakap-cakap cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi ; fokus perhatian dengan orang lain maka terjadi distraksi ; fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang
dilakukan dengan orang
dilakukan dengan orang tersebut. tersebut. Sehingga salah satu cSehingga salah satu caraara yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
bercakap-cakap dengan orang lain.
c)
c) Melakukan aktivitas yang terjadwalMelakukan aktivitas yang terjadwal
Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teatur.
teatur. Dengan beDengan beraktivitas secara tejadwal, raktivitas secara tejadwal, ppasien tidak asien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali
seringkali mencetuskan mencetuskan halusinasinya. halusinasinya. Untuk Untuk itu itu pasienpasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur daari halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur daari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam
seminggu. seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut: Tahapan intervensinya sebagai berikut:
j
j Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur
untuk menngatasi halusinasinya. untuk menngatasi halusinasinya.
j
j Mendiskusikan aktivitas yang bisa dilakukanMendiskusikan aktivitas yang bisa dilakukan
oleh pasien. oleh pasien.
j
j Melatih pasien melakukan aktivitas.Melatih pasien melakukan aktivitas. j
j Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuaiMenyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai
dengan
pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi
sampai tidur malam, tujuh hari dala
sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggum seminggu
j
j Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan ;Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan ;
membrikan penguatan tehadapa perilaku pasien membrikan penguatan tehadapa perilaku pasien yang positif
yang positif
d)
d) Menggunakan obat secara teratur Menggunakan obat secara teratur
Untuk mampu mengontrol halusinasinya pasien Untuk mampu mengontrol halusinasinya pasien juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur
sesuai
sesuai dengan dengan program. program. Pasien Pasien gangguan gangguan jiwa jiwa yangyang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga
sehingga akibatnya pakibatnya pasien mengalami asien mengalami kekambuhankekambuhan. . BilaBila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula
semula akan lebih akan lebih sulit. sulit. Untuk iUntuk itu pasien tu pasien perlu perlu dilatihdilatih menggun
menggunakan obat sakan obat sesuai program dan berkelanjutan.esuai program dan berkelanjutan. Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggun
menggunakan akan obat:obat:
j
j Jelaskan guna obatJelaskan guna obat j
j Jelaskan akibat bila putus obatJelaskan akibat bila putus obat j
j Jelaskan cara Jelaskan cara mendapatkan obat/berobatmendapatkan obat/berobat j
j Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsipJelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip
lima benar ( benar obat, benar pasien, benar lima benar ( benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis ).
BAB III BAB III ASKEP KASUS ASKEP KASUS A. A. PENGKAJIANPENGKAJIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Ruang
Ruang rawat rawat : : Ruang Ruang KabelaKabela Tangga
Tanggal l masuk masuk RS RS :: 1414september 20september 201100
No.
No. CM CM 115599::5588
I.
I. IDENTITAS KLIENIDENTITAS KLIEN A.
A. KLIENKLIEN
Nama
Nama : : Ny. Ny. YY
TTL/Umur :
TTL/Umur : 1818tahuntahun Status
Status perkawinan perkawinan : : Belum Belum kawinkawin Jumlah
Jumlah anak anak : : --Pendidikan
Pendidikan : : SMK SMK Pekerjaan
Pekerjaan : : tiadatiada Alamat
Alamat rumah rumah : : Bahu, Bahu, ling. ling. VI, VI, ManadoManado
B.
B. PENANPENANGGGGUNUNGG JAJAWWABAB Nama
Nama : : Tn. Tn. Tonny Tonny Pesik Pesik Alamat
Alamat : : Bahu, Bahu, lingk. lingk. VI, VI, ManadoManado Hubun
Hubungan dgan dgn gn klien klien : : PamanPaman
II.
II. ALASAN MASUK ALASAN MASUK
Klien masuk Rumah Sakit jiwa diantar oleh keluarganya, Klien masuk Rumah Sakit jiwa diantar oleh keluarganya, menurut keluarga klien saat di rumah Klien sering bicara sendiri, sulit menurut keluarga klien saat di rumah Klien sering bicara sendiri, sulit tidur, banyak mela
III.
III. FAKTOR PREDISPOSISIFAKTOR PREDISPOSISI
A.
A. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
YaYa
Tidak Tidak B.
B. Pengobatan sebelumnyaPengobatan sebelumnya
BerhasilBerhasil
Kurang berhasilKurang berhasil
Tidak berhasilTidak berhasil
C.
C. Trauma Trauma usia usia pelaku pelaku korbankorban saksi
saksi
Aniaya Aniaya fisik fisik «« «« «« «« ««««
Aniaya Aniaya seksual seksual «« «« «« «« ««««
Penolakan Penolakan «« «« «« «« ««««
Kekerasan Kekerasan dalam dalam keluarga keluarga «« «« «« «« ««««
Tindakan Tindakan criminal criminal «« «« «« «« ««««
Penjelasan : Sebelumnya pasien sudah pernah masuk RS jiwa. Penjelasan : Sebelumnya pasien sudah pernah masuk RS jiwa. Pasien sudah pernah ke dokter keluarga dan Pasien sudah pernah ke dokter keluarga dan mendapatkan obat tapi tidak berhasil. Kemudian mendapatkan obat tapi tidak berhasil. Kemudian keluarga meminta untuk di bawa ke RS RD
keluarga meminta untuk di bawa ke RS RD
D.
D. Pengalaman masa lalu yang tidak Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangmenyenangkan :kan : KegagalanKegagalan kehilangankehilangan KematianKematian
Trauma proses tumbuh kembangTrauma proses tumbuh kembang Penjelasan :
Penjelasan :
1
1.. Klien mulai mengalami kelainan tingkah lakuKlien mulai mengalami kelainan tingkah laku
karena meninggalnya orang tua ( ayah) karena meninggalnya orang tua ( ayah) 2.
IV.
IV. PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK
A.
A. Tanda Tanda vital vital : TD : TD ::1120/20/880 mmHg0 mmHg
Nadi Nadi : : 77 77 X/mntX/mnt Suhu Suhu : : 3366,,55 °C°C Pernapasan : Pernapasan : 1919 X/mntX/mnt B.
B. Badan Badan : : Tinggi Tinggi :: 11550 0 cmcm
Berat :
Berat : 4949 kgkg
IMT :
IMT :
C.
C. Keluhan Fisik:Keluhan Fisik:
Klien tidak mengalami keluhan fisik Klien tidak mengalami keluhan fisik
V.
V. STATUS PSIKOSOSIALSTATUS PSIKOSOSIAL
A.
A. GGenogram ( gambar dan enogram ( gambar dan jelaskan isi genogram)jelaskan isi genogram)
Ket gambar : Ket gambar : : laki-laki : laki-laki : perempuan : perempuan : klien : klien : meninggal : meninggal
B.
B. Konsep diri:Konsep diri: b.
b. GGambaran diriambaran diri
Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dan tidak ada Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dan tidak ada keluhan
keluhan c.
c. Identitas diriIdentitas diri
Sewaktu sekolah dulu klien senang dapat berkumpul Sewaktu sekolah dulu klien senang dapat berkumpul dengan temannya dan bermain dan klien juga termasuk orang dengan temannya dan bermain dan klien juga termasuk orang yang mudah bergaul. Saat kerja klien dapat melakukan dan yang mudah bergaul. Saat kerja klien dapat melakukan dan menge
mengertikan rtikan pekerjaannya dan merasa sepekerjaannya dan merasa senang.nang. d.
d. PeranPeran
Klien mempunyai hobi yaitu menyanyi dan memasak. Klien mempunyai hobi yaitu menyanyi dan memasak. e.
e. Ideal diriIdeal diri
Klien berharap cepat sembuh dan dapat diterima kembali Klien berharap cepat sembuh dan dapat diterima kembali dilingkung
dilingkungan an masyarakat.masyarakat. f.
f. Harga diriHarga diri Klien mera
Klien merasa bangga dan senang dipersa bangga dan senang diperhatikahatikan oleh orangn oleh orang--orang terdekatnya.
orang terdekatnya.
C.
C. HubungHubungan sosiaan sosiall 1
1.. Orang yang berarti :Orang yang berarti :
klien mengatakan orang yang paling berarti dalam klien mengatakan orang yang paling berarti dalam kehidupanny
kehidupannya adaa adalah keluarga dalah keluarga dan saudara-sn saudara-saudaranya.audaranya. 2.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Di Rumah Sakit Jiwa klien mudah bergaul Di Rumah Sakit Jiwa klien mudah bergaul 3.
3. Hambatan dalam Hambatan dalam berhubberhubungan dengan orang lain :ungan dengan orang lain :
Klien suka ada rasa malu dan terkadang suka menyendiri Klien suka ada rasa malu dan terkadang suka menyendiri tapi suka ngobrol dan interaksi dengan temannya yang ada di tapi suka ngobrol dan interaksi dengan temannya yang ada di ruangan kabela.
D.
D. SpiritualSpiritual 1
1.. Nilai dan keyakinan : Nilai dan keyakinan :
Klien beragama katolik dan klien mengetahui dan meyakini Klien beragama katolik dan klien mengetahui dan meyakini Tuhannya satu
Tuhannya satu
E.
E. Kegiatan ibadahKegiatan ibadah Sebelumny
Sebelumnya a klien rajin beribadah ke gerejaklien rajin beribadah ke gereja
VI.
VI. STATUS MENTALSTATUS MENTAL A.
A. PenampilanPenampilan
Tidak rapiTidak rapi
Pakaian tidak sesuaiPakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak Cara berpakaian tidak seperti biasanyaseperti biasanya
Penjelasan : Penjelasan :
Penampilan klien tampak rapi, rambut rapi, baju Penampilan klien tampak rapi, rambut rapi, baju cukup bersih, gigi cukup bersih, baju setiap hari cukup bersih, gigi cukup bersih, baju setiap hari selalu diganti, mandi tidak harus di
selalu diganti, mandi tidak harus dimotivasi.motivasi.
B. B. PembicaraanPembicaraan CepatCepat KerasKeras GGagapagap ApatisApatis LambatLambat InkoherenInkoheren MembisuMembisu
Tidak mampu memulaiTidak mampu memulai
Penjelasan : Penjelasan :
C.
C. Aktivitas Motorik Aktivitas Motorik
LesuLesu TegangTegang GGelisahelisah AgitasiAgitasi Tik Tik GGrimasemrimasem Tremor Tremor Kompulsif Kompulsif Penjelasan : Penjelasan :
Klien terlihat aktif mengikuti kegiatan. Klien terlihat aktif mengikuti kegiatan.
D.
D. Alam perasaanAlam perasaan
SedihSedih
KetakutanKetakutan
Putus asaPutus asa
Kuatir Kuatir
GGembira berlebihanembira berlebihan
Penjelasan : Penjelasan :
Klien terkadang suka malu dan ka
Klien terkadang suka malu dan ka dang menyendiri.dang menyendiri.
E. E. Afek Afek Datar Datar TumpulTumpul LabilLabil
Tidak sesuaiTidak sesuai Penjelasan : Penjelasan :
Afek klien normal terhadap rangsangan. Afek klien normal terhadap rangsangan.
F.
F. Interaksi selama wawancaraInteraksi selama wawancara
BermusuhanBermusuhan
Tidak kooperatif Tidak kooperatif
Mudah tMudah tersinggunersinggungg
Kontak mata kurangKontak mata kurang DefensiveDefensive CurigaCuriga Penjelasan : Penjelasan :
Selama interaksi klien kooperatif, ada kontak mata Selama interaksi klien kooperatif, ada kontak mata selama berkomunikasi.
selama berkomunikasi.
G
G.. Persepsi : HalusinasiPersepsi : Halusinasi
PendengaranPendengaran PenglihatanPenglihatan PerabaanPerabaan PengecapanPengecapan PenghiduanPenghiduan Penjelasan : Penjelasan :
Klien mengalami halusinasi pendengaran dan Klien mengalami halusinasi pendengaran dan penglihatan
penglihatan
H.
H. Proses pikir Proses pikir
SirkumstansialSirkumstansial
TangensialTangensial
Kehilangan asosiasiKehilangan asosiasi
Flight of ideasFlight of ideas
BlockingBlocking
Penjelasan : Penjelasan :
Klien selalu menjawab langsung pertanyaan perawat Klien selalu menjawab langsung pertanyaan perawat dengan tanggap dan cepat sesuai topik pertanyaan yang dengan tanggap dan cepat sesuai topik pertanyaan yang dilontarkan
dilontarkan
Isi pikir Isi pikir
ObsesiObsesi PhobiaPhobia HipokondriaHipokondria DepersonalisasiDepersonalisasi
Pikiran magisPikiran magis
Ide yang terkaitIde yang terkait
W Waham :aham : AgamaAgama SomaticSomatic KebesaranKebesaran CurigaCuriga Nihilistik Nihilistik
Sisip pikir Sisip pikir
Siar pikir Siar pikir
Kontrol pikir Kontrol pikir
Penjelasan : Penjelasan :
Klien merasa takut apabila suara itu datang kadang Klien merasa takut apabila suara itu datang kadang sering melampiaskan pada objek yang ada
sering melampiaskan pada objek yang ada di depannya.di depannya.
J.
J. Tingkat kesadaranTingkat kesadaran
BingungBingung SedasiSedasi Stupor Stupor
Disorientasi : Disorientasi : WWaktuaktu TempatTempat OrangOrang Penjelasan : Penjelasan :
Orientasi klien terhadap orang, tempat, dan waktu Orientasi klien terhadap orang, tempat, dan waktu sesuai
sesuai
K.
K. MemoriMemori
GGangguan daya ingat jangka panjangangguan daya ingat jangka panjang
Perubahan proses pikir pendek Perubahan proses pikir pendek
GGangguan daya ingat saat iniangguan daya ingat saat ini
KonfabulasiKonfabulasi
Penjelasan : Penjelasan :
Tidak ada gangguan memori. Tidak ada gangguan memori.
L.
L. Tingkat konsentrasi dan Tingkat konsentrasi dan berhitungberhitung
Mudah beralihMudah beralih
Tidak maTidak mampu bempu berkonsentrasirkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhanaTidak mampu berhitung sederhana Penjelasan :
Penjelasan :
Tingkat konsentrasi klien sudah menurun, sehingga Tingkat konsentrasi klien sudah menurun, sehingga kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang di kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh perawat.
lontarkan oleh perawat.
M.
M. Kemampuan penilaianKemampuan penilaian
GGangguan ringanangguan ringan
Penjelasan : Penjelasan :
Penilaian untuk klien konsekwen dengan apa yang Penilaian untuk klien konsekwen dengan apa yang dijanjikan baik dari dirinya maupun dari perawat tentang dijanjikan baik dari dirinya maupun dari perawat tentang waktu dan tugas.
waktu dan tugas.
N.
N. Daya tilik diri (Insight)Daya tilik diri (Insight)
Mengingkari penyakit yang dideritaMengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinyaMenyalahkan hal-hal diluar dirinya
Penjelasan : Penjelasan :
Klien menerima penyakit yang dideritanya, klien Klien menerima penyakit yang dideritanya, klien masih butuh pengobatan.
masih butuh pengobatan.
O.
O. Pengetahuan Kurang TentangPengetahuan Kurang Tentang
Penyakit jiwaPenyakit jiwa
Obat-obatanObat-obatan
Cara penaggulangan masalahCara penaggulangan masalah
Lain-lain«««««..Lain-lain«««««..
P.
P. Data medik Data medik
Diagnose Diagnose medic medic : : halusinasihalusinasi
B.
B. ANALISA DATAANALISA DATA TANGGAL
TANGGAL DATA DATA MASALAHMASALAH 22 22 November November 20 201100 23 23 November November 20 201100 Data Subjektif : Data Subjektif :
klien klien mengatakanmengatakan
melihat atau
melihat atau
mendeng
mendengar ar sesuatusesuatu
Data Objektif : Data Objektif :
tampak tampak bicara bicara dandan tertawa sendiri
tertawa sendiri
mulut seperti bicaramulut seperti bicara tetapi tidak keluar suara tetapi tidak keluar suara
berhenti berhenti berbicaraberbicara seolah melihat dan seolah melihat dan mendeng
mendengarkan arkan sesuatusesuatu
Melirikkan mata ke kiriMelirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa mencari siapa atau apa yang sedang berbicara yang sedang berbicara
Data Subjektif : Data Subjektif :
klien klien mengatakanmengatakan
melihat atau
melihat atau
mendeng
mendengar ar sesuatusesuatu
Data Objektif : Data Objektif :
tidak tahan terhadaptidak tahan terhadap kontak mata yang lama kontak mata yang lama
tidak konsentrasi dantidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih pikiran mudah beralih
Halusinasi Halusinasi pendengaran dan pendengaran dan penglihatan penglihatan Resiko perilaku Resiko perilaku kekerasan kekerasan
Isolasi social : menarik Isolasi social : menarik diri
2 244 November November 20 201100 Data Subjektif : Data Subjektif :
klien klien mengatakanmengatakan merasa kesepian
merasa kesepian
klien mengatakan tidak klien mengatakan tidak berguna
berguna
Data Objektif : Data Objektif :
ekspresi wajah murung,ekspresi wajah murung,
sedih sedih tampak tampak larutlarut dalam pikiran dan dalam pikiran dan ingatannya sendiri, ingatannya sendiri,
aktivitas kurangaktivitas kurang
G
Gangguan konsep diri :angguan konsep diri : harga diri rendah
harga diri rendah
C
C.. MASALAH KEPERAWATANMASALAH KEPERAWATAN
NO MASALAH KEPERA
NO MASALAH KEPERAWWATAN DIAATAN DIAGG NOSA KEPERA NOSA KEPERAWWATANATAN 1 1.. 2. 2. 3. 3. 4 4.. Halusinasi pendengaran Halusinasi pendengaran Resiko perilaku kekerasan Resiko perilaku kekerasan Isolasi sosial : menarik diri Isolasi sosial : menarik diri G
Gangguan konsep diri : HDR angguan konsep diri : HDR 1
1.. Resiko perilaku kekerasan b/dResiko perilaku kekerasan b/d gangguan persepsi : halusinasi gangguan persepsi : halusinasi 2.
2. GGangguan persepsi :angguan persepsi :
halusinasi b/d isolasi social : halusinasi b/d isolasi social : menarik diri
menarik diri 3.
3. Isolasi social : menarik diriIsolasi social : menarik diri b/d gangguan konsep diri : b/d gangguan konsep diri :
harga diri rendah harga diri rendah
D.
D. POHON MASALAHPOHON MASALAH
RESIKO PERILAKU KEKERASAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
G
GANANGGGGUAN PERSEPSI HALUSINASIUAN PERSEPSI HALUSINASI
ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
G