• Tidak ada hasil yang ditemukan

asuhan keperawatan pada Ny. Y

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "asuhan keperawatan pada Ny. Y"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH

ASKEP HALUSINASI PADA NY. Y ASKEP HALUSINASI PADA NY. Y DI RS DR V.L. RATUMBUYSANG DI RS DR V.L. RATUMBUYSANG

MANDO MANDO

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN JIWA 1 KEPERAWATAN JIWA 1

DISUSUN OLEH: DISUSUN OLEH: 1.

1. Laura F. MakaminangLaura F. Makaminang 2.

2. Tania M. LontahTania M. Lontah 3.

3. Lingsey PaparangLingsey Paparang 4.

4. Fiska PoliiFiska Polii 5.

5. Helty T. RorimpandeyHelty T. Rorimpandey 6.

6. Amanda Q. Manitik Amanda Q. Manitik  7.

7. Amsal KasiahengAmsal Kasiaheng 8.

8. Switly WungkanaSwitly Wungkana 9.

9. Yusman LabuluYusman Labulu

FAKULTAS KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

MANADO

MANADO

2010

2010

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak  utama di negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak  dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu namun gangguan tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat dalam berkarya serta ketidaktepatan individu dalam berprilaku yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat menghambat  pembangun

 pembangunan karan karena mereka tidak ena mereka tidak produktif (Hawari, 2000).produktif (Hawari, 2000).

Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi dan Salah satu masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi dan menimbulkan hendaya yang cukup skizofrenia. Skizofrenia merupakan menimbulkan hendaya yang cukup skizofrenia. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang sering ditunjukan oleh adanya gejala salah satu gangguan jiwa yang sering ditunjukan oleh adanya gejala  positif, diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi klien  positif, diantaranya adalah halusinasi. Halusinasi merupakan persepsi klien terhadap lingkungan tanpa adanya stimulus yang nyata atau klien terhadap lingkungan tanpa adanya stimulus yang nyata atau klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa adanya stimulus atau menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa adanya stimulus atau rangsangan dari luar. Penanganan atau perawatan intensif perlu diberikan rangsangan dari luar. Penanganan atau perawatan intensif perlu diberikan agar klien skizofrenia dengan halusinasi tidak melakukan tindakan yang agar klien skizofrenia dengan halusinasi tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Dengan   pernyataan diatas maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat kasus   pernyataan diatas maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat kasus tersebut dengan askep pada klien Ny Y dengan halusinasi Auditori dan tersebut dengan askep pada klien Ny Y dengan halusinasi Auditori dan visual di Rumah Sakit

(3)

B.

B. TUJUAN PENULISANTUJUAN PENULISAN 1

1.. Tujuan UmumTujuan Umum

Setelah melakukan praktek di Rumah Sakit Ratumbuysang Setelah melakukan praktek di Rumah Sakit Ratumbuysang Manado Sulut diharapkan mahasiswa S

Manado Sulut diharapkan mahasiswa S11 Keperawatan Unika DE LAKeperawatan Unika DE LA

SALLE Manado mampu memahami dan melaksanakan asuhan SALLE Manado mampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny Y dengan Halusinasi Auditori dan Visual di keperawatan pada Ny Y dengan Halusinasi Auditori dan Visual di Ruang Kabela RS Ratumbuysang Manado Sulut.

Ruang Kabela RS Ratumbuysang Manado Sulut. 2.

2. Tujuan khususTujuan khusus a.

a. Mampu Mampu memahai memahai konsep konsep dasar hdasar halusinasialusinasi  b.

 b. Mampu meMampu melaksanakan penlaksanakan pengkajian pgkajian pada klien denada klien dengan halusinasigan halusinasi c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan

halusinasi halusinasi d.

d. Mampu menyuMampu menyusun tujuan dan intervensi kepesun tujuan dan intervensi keperawatan pada klienrawatan pada klien dengan halusinasi

dengan halusinasi e.

e. Mampu melaksanakan intervensi kepeMampu melaksanakan intervensi keperawatan yang telah drawatan yang telah disusunisusun  pada klien dengan halusinasi

 pada klien dengan halusinasi

f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan f. Mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan keperawatan

 pada klien dengan halusinasi.  pada klien dengan halusinasi.

C

C.. RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP

Dalam laporan ini kelompok kami hanya membatasi penyelesaian Dalam laporan ini kelompok kami hanya membatasi penyelesaian masalah keperawatan pada Ny Y dengan Perubahan Persepsi Sensori masalah keperawatan pada Ny Y dengan Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi di Ruang Kabela mulai tanggal 22 sampai tggl 27 november  Halusinasi di Ruang Kabela mulai tanggal 22 sampai tggl 27 november  20

(4)

D.

D. METODE PENULISANMETODE PENULISAN

Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah : Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah : 1

1.. Studi kasusStudi kasus

Kelompok melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada Kelompok melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada seorang klien dengan masalah perubahan sensori persepsi halusinasi seorang klien dengan masalah perubahan sensori persepsi halusinasi  pendeng

 pendengaran di raran di ruang Kabela RSJ Manado.uang Kabela RSJ Manado. 2.

2. ObservasiObservasi

Mengobservasi gejala ± gejala perilaku yang dialami klien dengan Mengobservasi gejala ± gejala perilaku yang dialami klien dengan halusinasi pendengaran dan observasi keberhasilan standard asuhan halusinasi pendengaran dan observasi keberhasilan standard asuhan keperawatan yang diberikan.

keperawatan yang diberikan. 3.

3. WWawancaraawancara

Pengkajian dalam rangka pengumpulan data dilakukan terhadap klien Pengkajian dalam rangka pengumpulan data dilakukan terhadap klien dan perawat ruangan

dan perawat ruangan 4

4.. Studi perpustakaanStudi perpustakaan

Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan halusinasi termasuk bahan ± bahan perkuliahan agar makalah ini halusinasi termasuk bahan ± bahan perkuliahan agar makalah ini mempunyai nilai ilmiah untuk dipertahankan.

mempunyai nilai ilmiah untuk dipertahankan.

E.

E. SISTEMATIKA PENULISANSISTEMATIKA PENULISAN

Adapun metode penyusunan ini terdiri dari V bab yaitu : Adapun metode penyusunan ini terdiri dari V bab yaitu : Bab

Bab I I Pendahuluan, Pendahuluan, menjelaskan menmenjelaskan mengenai genai latar latar belakang, belakang, tujuantujuan   penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,   penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,

ruang lingkup, metode dan sistematika penulisan. ruang lingkup, metode dan sistematika penulisan. Bab

Bab II II Landasan Landasan teori, teori, menjelaskan menjelaskan tentang tentang LP LP dan dan ASKEP ASKEP teori.teori. Bab

Bab III III Mengenai Mengenai ASKEP ASKEP kasuskasus Bab

Bab IV IV Pembahasan, Pembahasan, sedangkansedangkan Bab

Bab V V Penutup, Penutup, yang yang menjelaskan menjelaskan mengenai mengenai kesimpukesimpulan lan dan dan saran.saran. Daftar pustaka.

Daftar pustaka.

Demikian metode penulisan makalah kami. Demikian metode penulisan makalah kami.

(5)

BAB II BAB II

LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

A.

A. LAPORAN PENDAHULUANLAPORAN PENDAHULUAN 1.

1. MASALAH UTAMAMASALAH UTAMA G

Gangguan Persepsi Sensorik : Halusinasiangguan Persepsi Sensorik : Halusinasi

2.

2. PENGERTIANPENGERTIAN

Halusinasi adalah salah satu cara respon maladaktif individu Halusinasi adalah salah satu cara respon maladaktif individu yang berada dalam rentang neurobiologis (struart dan Araira, 200 yang berada dalam rentang neurobiologis (struart dan Araira, 20011).).

Ini merupakan respon paling maladaktiv. Jika orang sehat persepsinya Ini merupakan respon paling maladaktiv. Jika orang sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasika stimulus akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasika stimulus   berdasarkan informasi yang diterimanya melalui panca indera.   berdasarkan informasi yang diterimanya melalui panca indera.

Stimulus tersebu

Stimulus tersebut tidak at tidak ada pada pasien hada pada pasien halusinasi.lusinasi.

Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nurs

Essentials of Mental Health Nursing,ing,1981987).7).

Menurut Maramis (

Menurut Maramis (19981998) : halusinasi adalah gangguan) : halusinasi adalah gangguan

 persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu sebenarnya yang tidak   persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu sebenarnya yang tidak  terjadi. Perubahan persepsi sensorik adalah suatu keadaan individu terjadi. Perubahan persepsi sensorik adalah suatu keadaan individu yang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang yang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat disertai dengan pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau mendekat disertai dengan pengurangan berlebih-lebihan, distorsi atau kelainan respon perubahan yang sering ditemukan pada klien kelainan respon perubahan yang sering ditemukan pada klien gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan dipersonalisasi gangguan orientasi realitas adalah halusinasi dan dipersonalisasi (Stuart and sunden,

(Stuart and sunden, 19981998) Struart and Sunden,) Struart and Sunden, 19981998 mengelompokanmengelompokan

karakteristik halusinasi sebagai berikut : karakteristik halusinasi sebagai berikut :

1)

1)  Halusinasi Pendengaran (Auditori  Halusinasi Pendengaran (Auditori  ) ) y

y Karakteristik,Karakteristik,

Mendengar suara, paling sering suara orang yang Mendengar suara, paling sering suara orang yang membicara sesuatu.

(6)

y

y Perilaku Klien yang diamatiPerilaku Klien yang diamati

 Melirikan mata kekiri dan kekanan mencari orangMelirikan mata kekiri dan kekanan mencari orang yang berbicara,

yang berbicara,

 Mendengarkan penuh perhatian pada benda mati,Mendengarkan penuh perhatian pada benda mati,  Terlihat percakapan dengan benda mati.Terlihat percakapan dengan benda mati.

2

2 ) )  Halusinasi Penglihatan (Visual  Halusinasi Penglihatan (Visual  ) )

y

y Karakteristik,Karakteristik,

Stimulus penglihat dalam bentuk pancaran cahaya atau Stimulus penglihat dalam bentuk pancaran cahaya atau  panorama yang luas

 panorama yang luas dan komplek.dan komplek. y

y Perilaku Klien yang diamatiPerilaku Klien yang diamati

 Tiba-tiba, tanggap, ketakutan pada benda mati,Tiba-tiba, tanggap, ketakutan pada benda mati,  Tiba-tiba lari keruang lain tanpa stTiba-tiba lari keruang lain tanpa stimulus.imulus.

3.

3. KLASIFIKASI HALUSINASIKLASIFIKASI HALUSINASI

a.

a. Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar Halusinasi dengar (akustik, auditorik), pasien itu mendengar  suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.

mengancam padahal tidak ada suara di sekitarnya.  b.

 b. Halusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandanganHalusinasi lihat (visual), pasien itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.

orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada. c.

c. Halusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang diHalusinasi bau / hirup (olfaktori). Halusinasi ini jarang di dapatkan. Pasien

dapatkan. Pasien yang mengalami yang mengalami mengatakan mencium baumengatakan mencium bau-- bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak   bauan seperti bau bunga, bau kemenyan, bau mayat, yang tidak 

ada sumbernya. ada sumbernya. d.

d. Halusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaanHalusinasi kecap (gustatorik). Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) dengan halusinasi bau / hirup. Pasien itu merasa (mengecap) suatu rasa di mulutnya.

suatu rasa di mulutnya. e.

e. Halusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yangHalusinasi singgungan (taktil, kinaestatik). Individu yang   bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau   bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau

memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual memukul. Bila rabaab ini merupakan rangsangan seksual

(7)

4.

4. PROSES TERJADINYA HALUSINASIPROSES TERJADINYA HALUSINASI

Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara ± suara bising atau Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara ± suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata ± kata yang tersusun mendengung. Tetapi paling sering berupa kata ± kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri, sehingga klien menghasilkan respons tertentu seperti : bicara sendiri,   bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien   bertengkar atau respons lain yang membahayakan. Bisa juga klien   bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan   bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan

mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau   pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda   pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor  mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor  untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak  untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak  organik.

organik.

5.

5. TANDA DAN GEJALATANDA DAN GEJALA

Klien dengan halusinasi sering menunjukan adanya

Klien dengan halusinasi sering menunjukan adanya (carpenito,(carpenito,   L.J, 1998: 363, Townsend, M.C, 1998,

  L.J, 1998: 363, Townsend, M.C, 1998, Stuart and Sunden Stuart and Sunden 1998: 3281998: 328 --329):

329):

Data Subjektif  Data Subjektif 

1

1)) Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat.Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat.

2)

2) Tidak mampu memecahkan masalah halusinasi (misalnya:Tidak mampu memecahkan masalah halusinasi (misalnya: mendengar suara-suara atau melihat bayangan)

mendengar suara-suara atau melihat bayangan) 3)

3) Mengeluh cemas dan khawatir Mengeluh cemas dan khawatir 

Data Objektif  Data Objektif 

1

1)) Mudah tMudah tersinggunersinggungg

2)

2) Apatis dan cenderung menarik diriApatis dan cenderung menarik diri 3)

3) Tampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasiTampak gelisah, perubahan perilaku dan pola komunikasi kadang berhenti bicara seolah-olah mendengar sesuatu

(8)

4

4)) MenggeMenggerakan rakan bibirnya tanpa menimbulkan suarabibirnya tanpa menimbulkan suara 5

5)) MenyeringMenyeringai dan tai dan tertawa yang tidak sesuaiertawa yang tidak sesuai 6

6)) GGerakan mata yang cepaterakan mata yang cepat 7)

7) Pikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendahPikiran yang berubah-ubah dan konsentrasi rendah 8

8)) Kadang tampak ketakutanKadang tampak ketakutan 9

9)) Respon-respon yang tidak sesuai (tidak mampu beresponRespon-respon yang tidak sesuai (tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang komplek)

terhadap petunjuk yang komplek)

6.

6. PENYEBABPENYEBAB

Stuart and Sunden (

Stuart and Sunden (19981998 : : 303055) mengemukakan faktor ) mengemukakan faktor   predisposisi dari timbulnya halusinasi, antara lain:

 predisposisi dari timbulnya halusinasi, antara lain:

1)

1) F F aktor Biologisaktor Biologis 1

1.. Abnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal danAbnormalitas otak seperti : lesi pada areo frontal, temporal dan limbic

limbic dapat dapat menyemenyebabkan babkan respon respon neurobiologneurobiologistist 2.

2. Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkanBeberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan respon

respon neurbiologneurbiologis is misalnya: misalnya: dopamine dopamine neurotransmiter neurotransmiter  yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine neurotransmiter lain dan

neurotransmiter lain dan masalahmasalah-masalah pada -masalah pada sistem receptor sistem receptor  dopamine.

dopamine.

2)

2) F F aktor sosial Budayaaktor sosial Budaya

Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan Stres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan kerusuhan, dapat menunjang terjadinya respon neurobiologis yang kerusuhan, dapat menunjang terjadinya respon neurobiologis yang maladaftive.

maladaftive.

3)

3) F F aktor Psikologisaktor Psikologis

Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga Penolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga dapat menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang dapat menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang maladaftive

(9)

Stuart and sunden (

Stuart and sunden (19981998: 3: 3110) juga mengemukakan faktor pencetus0) juga mengemukakan faktor pencetus

terjadinya halusinasi antara lain: terjadinya halusinasi antara lain: 1.

1.  Faktor biologis Faktor biologis

G

Gangguan dalam putaran balik otak yang memutar angguan dalam putaran balik otak yang memutar 

  proses informasi dan abnormaltas pada mekanisme pintu   proses informasi dan abnormaltas pada mekanisme pintu masuk dalam otak mengakibatkan ketidakmampuan masuk dalam otak mengakibatkan ketidakmampuan menghadapi rangsangan. Stres biologis ini dapat menghadapi rangsangan. Stres biologis ini dapat menyebabk

menyebabkan ran respon neurobiologespon neurobiologis yais yang maladaftive.ng maladaftive. 2.

2.  Faktor Stres dan Lingkungan Faktor Stres dan Lingkungan

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan merupakan stressor lingkungan yang dapat menimbulkan merupakan stressor lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri terhadap stressor lingkungan yang terjadi.

terhadap stressor lingkungan yang terjadi. 3.

3.  Faktor Pemicu Gejala Faktor Pemicu Gejala a)

a)  Kesehatan Kesehatan

G

Gizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan,izi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan,

ansietas

ansietas sedang sedang sampai sampai berat, berat, dan dan gangguan gangguan prosesproses informasi.

informasi.

b)

b)  Lingkungan Lingkungan

Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam Tekanan dalam penampilan (kehilangan kemandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan, lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan, gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial, dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial, yang kurang, dan kemiskinan.

yang kurang, dan kemiskinan.

c)

c) Sikap/ perilakuSikap/ perilaku

Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya Konsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri), kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, diri), kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas,  perilaku amuk dan agresif.

(10)

Menurut Mary Durant Thomas (

Menurut Mary Durant Thomas (19911991), Halusinasi dapat terjadi), Halusinasi dapat terjadi   pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau   pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia, depresi atau keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan keadaan delirium, demensia dan kondisi yang berhubungan dengan   penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga   penggunaan alkohol dan substansi lainnya. Halusinasi adapat juga terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan terjadi dengan epilepsi, kondisi infeksi sistemik dengan gangguan metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari metabolik. Halusinasi juga dapat dialami sebagai efek samping dari   berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti   berbagai pengobatan yang meliputi anti depresi, anti kolinergik, anti inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat inflamasi dan antibiotik, sedangkan obat-obatan halusinogenik dapat membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. membuat terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas. Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu Halusinasi dapat juga terjadi pada saat keadaan individu normal yaitu   pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti   pada individu yang mengalami isolasi, perubahan sensorik seperti kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada kebutaan, kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada   pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak    pembicaraan. Penyebab halusinasi pendengaran secara spesifik tidak  diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor  diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhinya seperti faktor    biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah   biologis , psikologis , sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping stress lingkungan , biologis , pemicu masalah sumber-sumber koping dan mekanisme koping.

dan mekanisme koping.

7.

7. EMPAT TAHAPAN HALUSINASI, KARAKTERISTIK DANEMPAT TAHAPAN HALUSINASI, KARAKTERISTIK DAN PERILAKU YANG DITAMPILKAN

PERILAKU YANG DITAMPILKAN

TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN Tahap I

Tahap I

y

y Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum,Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum,

halusinasi merupakan suatu kesenangan. halusinasi merupakan suatu kesenangan.

y

y Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah daMengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah da n ketakutan.n ketakutan. y

y Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkanMencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan

ansietas ansietas

y

y Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontolPikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol

kesadaran, nonpsikotik. kesadaran, nonpsikotik.

y

(11)

y

y Pergerakkan mata yang cepatPergerakkan mata yang cepat y

y Respon verbal yang lambatRespon verbal yang lambat y

y Diam dan berkonsentrasiDiam dan berkonsentrasi

Tahap II Tahap II y

y MenyalahkanMenyalahkan y

y Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkanTingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan  perasaan antipasti

 perasaan antipasti y

y Pengalaman sensori Pengalaman sensori mmenakutkanenakutkan y

y Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tMerasa dilecehkan oleh pengalaman sensori t ersebutersebut y

y Mulai merasa kehilangan controlMulai merasa kehilangan control y

y Menarik diri dari orang lain non psikotik Menarik diri dari orang lain non psikotik  y

y Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan daraTerjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan dara hh y

y Perhatian dengan lingkungan berkurangPerhatian dengan lingkungan berkurang y

y Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerjaKonsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja y

y Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitasdengan realitas

Tahap III Tahap III y

y MengontrolMengontrol y

y Tingkat kecemasan beratTingkat kecemasan berat y

y Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagiPengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi y

y Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi)Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi) y

y Isi halusinasi menjadi atraktif Isi halusinasi menjadi atraktif  y

y Kesepian bila pengalaman sKesepian bila pengalaman sensori berakhir psikoensori berakhir psikotik tik  y

y Perintah halusinasi ditaatiPerintah halusinasi ditaati y

y Sulit berhubungan dengan orang lainSulit berhubungan dengan orang lain y

y Perhatian terhadap Perhatian terhadap lingkunglingkungan berkurang hanya beberapa an berkurang hanya beberapa detik detik  y

y Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor danTidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan  berkeringat

(12)

Tahap IV Tahap IV y

y Klien sudah dikuasai oleh halusinasiKlien sudah dikuasai oleh halusinasi y

y Klien panicKlien panic

Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak  Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak  mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa  jam atau hari apabila tidak a

 jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik.da intervensi terapeutik. y

y Perilaku panicPerilaku panic y

y Resiko tinggi mencederaiResiko tinggi mencederai y

y Agitasi atau katatonAgitasi atau kataton y

y Tidak mampu berespon terhadap Tidak mampu berespon terhadap lingkunglingkunganan

8.

8. AKIBATAKIBAT

Adanya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko Adanya gangguan persepsi sensori halusinasi dapat beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Kelliat, BA,

menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Kelliat, BA, 19981998::

27). Menurut Townsend, M.C,

27). Menurut Townsend, M.C, 19981998: suatu keadaan dimana seseorang: suatu keadaan dimana seseorang

melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik  melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik  diri sendiri dan orang lain.

diri sendiri dan orang lain.

9.

9. MASALAH DAN DATA YANG HARUS DIKAJIMASALAH DAN DATA YANG HARUS DIKAJI

Masalah Keperawatan terdiri dari Data S

Masalah Keperawatan terdiri dari Data Subjektif dan Data Objektif ubjektif dan Data Objektif  Masalah Utama :

Masalah Utama :GGangguan persepsi sensori halusinasiangguan persepsi sensori halusinasi

Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :

DS : DS :

 klien mengatakan melihat ataklien mengatakan melihat atau mendengar sesuatuu mendengar sesuatu  klien tidak mampu mengenal tempat, waktu dan klien tidak mampu mengenal tempat, waktu dan orangorang  klien mengatakan merasa klien mengatakan merasa kesepiankesepian

 klien mengatakan tidak bergunaklien mengatakan tidak berguna DO :

DO :

 tampak bicara dan tertawa sendiritampak bicara dan tertawa sendiri

(13)

   berhenti berbicara seolah melihat dan mendengarkan  berhenti berbicara seolah melihat dan mendengarkan sesuatu

sesuatu

 gerakan mata yang cepatgerakan mata yang cepat

 tidak tahan terhadap kontak mata yang lamatidak tahan terhadap kontak mata yang lama

 tidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicaratidak konsentrasi dan pikiran mudah beralih saat bicara  tidak ada kontak matatidak ada kontak mata

 ekspresi wajah murung, sedih tampak larut dalam pikiranekspresi wajah murung, sedih tampak larut dalam pikiran dan ingatannya sendiri, kurang aktivitas

dan ingatannya sendiri, kurang aktivitas  tidak komunikatif tidak komunikatif 

10.

10. RENTANG RESPONRENTANG RESPON

Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 200 Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 20011).).

Adaptif Maladaptif 

Adaptif Maladaptif 

Pikiran

Pikiran logis logis Distorsi Distorsi piker piker  GGangguan pikiranangguan pikiran Persepsi

Persepsi kuat kuat Ilusi Ilusi HalusinasiHalusinasi Emosi

Emosi konsisten konsisten Reaksi Reaksi emosi emosi meningkat meningkat Sulit Sulit berespon berespon emosiemosi Perilaku

Perilaku sesuai sesuai Perilaku Perilaku aneh/tidak aneh/tidak biasa biasa Perilaku Perilaku disorganisasidisorganisasi Berhub.

Berhub. Sosial Sosial Menarik Menarik diri diri Isolasi Isolasi socialsocial

11.

11. POHON MASALAH  POHON MASALAH 

(Pohon masalah Keliat,

(Pohon masalah Keliat, 19981998::66)) Resiko Tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Resiko Tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

CP : Perubahan persepsi sensori: Halusinasi Auditori dan Visual CP : Perubahan persepsi sensori: Halusinasi Auditori dan Visual

Isolasi sosial : menarik diri Isolasi sosial : menarik diri

(14)

12.

12. DIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN 1

1.. Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi auditoriPerilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi auditori

2.

2. Halusinasi berhubungHalusinasi berhubungan an dengan kurangnya interaksi socialdengan kurangnya interaksi social 3.

3. Harga diri rendah berhubungan dengan halusinasiHarga diri rendah berhubungan dengan halusinasi

13.

13. PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara : Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara :

1

1.. Menciptakan lingkungan yang terapeutik Menciptakan lingkungan yang terapeutik 

Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan ketakutan pasien akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan  pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi  pendekatan di lakukan secara individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau di pegang. Pasien   jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat   jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di Begitu juga bila akan meninggalkannya hendaknya pasien di   beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan.   beritahu. Pasien di beritahu tindakan yang akan di lakukan. Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan merangsang perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam dinding, ga

dengan realitas, misalnya jam dinding, ga mbar atau hiasan dinding,mbar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.

majalah dan permainan.

2.

2. Melaksanakan prograMelaksanakan program terapi dokter m terapi dokter 

Sering kali pasien menolak obat yang di berikan Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. sehubungan dengan rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat Pendekatan sebaiknya secara persuatif tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta harus mengamati agar obat yang di berikan betul di telannya, serta reaksi obat yang di berikan.

(15)

3.

3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalahMenggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada

yang ada

Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab dapat menggali masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. timbulnya halusinasi serta membantu mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan keluarga  pasien atau orang lain yang dekat

 pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.dengan pasien. 4

4.. Memberi aktivitas pada pasienMemberi aktivitas pada pasien

Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. fisik, misalnya berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiata

Kegiatan ini dapat membantn ini dapat membantu mengarau mengarahkan pasien ke kehidhkan pasien ke kehidupanupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak  nyata dan memupuk hubungan dengan orang lain. Pasien di ajak  menyu

menyusun jadwal kegiatan sun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.yang sesuai.

5

5.. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatanMelibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan

Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan tentang data pasien agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny dari  percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering  percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di mendengar laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak membiarkan pasien sendi

agar tidak membiarkan pasien sendirian dan saran yang dirian dan saran yang di berikanberikan tidak bertentangan.

(16)

B.

B. ASKEP TEORIASKEP TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEWASA DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEWASA DENGAN

HALUSINASI HALUSINASI 1.

1. Tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu: Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu:

a)

a) Melakukan pengkajian pada pasien halusinasiMelakukan pengkajian pada pasien halusinasi  b)

 b) Menetapkan diagnosa keperawatan pasiMenetapkan diagnosa keperawatan pasien halusinen halusinasiasi c)

c) Melakukan Melakukan tindakan keperawatan ketindakan keperawatan kepada pasien hpada pasien halusinasialusinasi d)

d) Melaksanakan Melaksanakan tindakan tindakan keperawatan keperawatan kepada kepada keluarga keluarga pasienpasien dengan halusinasi

dengan halusinasi e)

e) Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawatMengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat  pasien halusinasi

 pasien halusinasi f)

f) Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien denganMendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan halusinasi

halusinasi

2.

2. Pengkajian Pasien HalusinasiPengkajian Pasien Halusinasi

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana   pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi   pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi   palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau   palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau  penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.  penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.

1

1.. Jenis halusinasiJenis halusinasi

Jenis Jenis halusinasi halusinasi

Data

Data objektif objektif Data subjektif Data subjektif 

Halusinasi Halusinasi dengar/suara dengar/suara

Bicara atau tertawa Bicara atau tertawa sendiri, sendiri, Marah-marah tanpa Marah-marah tanpa sebab, sebab, Menyedengkan telinga Menyedengkan telinga kea rah tertentu

kea rah tertentu Menutup telinga Menutup telinga Mendengar suara-Mendengar suara-suara/kegaduhan. suara/kegaduhan. Mendengar suarayang Mendengar suarayang mengajak bercakap-mengajak bercakap-cakap. cakap. Mendengar suara Mendengar suara menyuruh melakukan menyuruh melakukan

(17)

sesuatu yang sesuatu yang  berbahaya  berbahaya halusinasi halusinasi  penglihatan  penglihatan Menunjuk-nunjuk kea Menunjuk-nunjuk kea rah tertentu rah tertentu

Ketakutan pada sesuatu Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas

yang tidak jelas

Melihat bayangan, Melihat bayangan, sinar, bentuk  sinar, bentuk  geometris, bentuk  geometris, bentuk  kartoon, melihat hantu kartoon, melihat hantu atau monster  atau monster  Halusinasi Halusinasi  penghidu  penghidu Menghidu seperti Menghidu seperti

sedang membaui sedang membaui bau- bauan tertentu.  bauan tertentu. Menutup hidung Menutup hidung Membaui bau-bauan Membaui bau-bauan seperti bau darah, seperti bau darah, urin, feses, urin, feses,

kadang-kadang bau itu

kadang bau itu

menyenangkan menyenangkan Halusinasi Halusinasi  pengecapan  pengecapan Sering meludah Sering meludah Muntah Muntah Merasakan rasa Merasakan rasa

seperti darah, urin seperti darah, urin atau feses atau feses Halusinasi Halusinasi  perabaan  perabaan Menggaruk-garuk  Menggaruk-garuk   permukaan kulit  permukaan kulit Mengatakan ada Mengatakan ada serangga di serangga di   permukaan kulit,   permukaan kulit, merasa seperti merasa seperti tersengat listrik  tersengat listrik  2.

2. Isi halusinasiIsi halusinasi

Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil  pengkajian tentang jenis halusinasi ( lihat

 pengkajian tentang jenis halusinasi ( lihat nono 11 di atas )di atas )

3.

3. WWaktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnyaaktu, frekuensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi.

halusinasi.

Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Hal ini munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan

(18)

munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk  halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk  mencegah t

mencegah terjadinya haerjadinya halusinasilusinasi..

4

4.. Respons halusinasiRespons halusinasi

Untuk mengetahui dampak halusinasi pada pasien dan apa Untuk mengetahui dampak halusinasi pada pasien dan apa respons pasien ketika halusinasi itu muncul perawat dapat respons pasien ketika halusinasi itu muncul perawat dapat menanyakan pada

menanyakan pada pasien hal pasien hal yang dirasakan atayang dirasakan ata u du dilakukan saatilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat  juga dengan mengobservasi dampak halusinasi pada pasien jika  juga dengan mengobservasi dampak halusinasi pada pasien jika

halusinasi timbul. halusinasi timbul.

3.

3. Merumuskan Diagnosa KeperawatanMerumuskan Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan ditetapkan berdasarkan data subjektif  Diagnose keperawatan ditetapkan berdasarkan data subjektif  dan objektif yang ditemukan pada pasien.

dan objektif yang ditemukan pada pasien.

4.

4. Tindakan Keperawatan Pasien HalusinasiTindakan Keperawatan Pasien Halusinasi

1

1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien. Tindakan Keperawatan untuk Pasien

a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi: a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:

1

1)) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminyaPasien mengenali halusinasi yang dialaminya

2)

2) Pasien dapat Pasien dapat mengonmengontrol halusinasinyatrol halusinasinya 3)

3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimalPasien mengikuti program pengobatan secara optimal GANGGUAN SENSORI PERSEPSI :

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI««..

(19)

 b. Tindakan Keperawatan  b. Tindakan Keperawatan

1

1) ) Membantu pMembantu pasien mengenasien mengenali halusinasi.ali halusinasi.

Untuk membantu pasien mengenali halusinasi Untuk membantu pasien mengenali halusinasi Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan pasien saat

muncul dan perasaan pasien saat halusinasi muncul halusinasi muncul ..

2)

2) Melatih pasien Melatih pasien mengonmengontrol halusinasi.trol halusinasi.

Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:

tersebut meliputi: a)

a) Menghardik halusinasiMenghardik halusinasi

Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk melatih mengatakan yang muncul. Pasien dilatih untuk melatih mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak  tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak  memperdulikan ha

memperdulikan halusinasinya. lusinasinya. Kalau inKalau ini dapat dilakuki dapat dilakukan,an,   pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak    pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak 

mengikuti

mengikuti halusinashalusinasi i yang yang muncul. muncul. Mungkin Mungkin halusinashalusinasii akan tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak  akan tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak  akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.

halusinasinya.

Tahapan tindakan meliputi : Tahapan tindakan meliputi :

j

j Menjelaskan cara menghardik halusinasiMenjelaskan cara menghardik halusinasi j

j Memperagakan cara menghadik Memperagakan cara menghadik  j

(20)

j

j Memantau penerapan cara ini, menguatkanMemantau penerapan cara ini, menguatkan

 perilaku pasien.  perilaku pasien.

 b)

 b) Bercakap-cakap dengan orang lainBercakap-cakap dengan orang lain

Untuk mengontrol halusinasi dapat juga Untuk mengontrol halusinasi dapat juga bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika pasien berbercakap-cakap-bercakap-cakap cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi ; fokus perhatian dengan orang lain maka terjadi distraksi ; fokus perhatian   pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang   pasien akan beralih dari halusinasi kepercakapan yang

dilakukan dengan orang

dilakukan dengan orang tersebut. tersebut. Sehingga salah satu cSehingga salah satu caraara yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan  bercakap-cakap dengan orang lain.

 bercakap-cakap dengan orang lain.

c)

c) Melakukan aktivitas yang terjadwalMelakukan aktivitas yang terjadwal

Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teatur.

teatur. Dengan beDengan beraktivitas secara tejadwal, raktivitas secara tejadwal, ppasien tidak asien tidak  akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali

seringkali mencetuskan mencetuskan halusinasinya. halusinasinya. Untuk Untuk itu itu pasienpasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur daari halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur daari   bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam   bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam

seminggu. seminggu.

Tahapan intervensinya sebagai berikut: Tahapan intervensinya sebagai berikut:

j

j Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur 

untuk menngatasi halusinasinya. untuk menngatasi halusinasinya.

j

j Mendiskusikan aktivitas yang bisa dilakukanMendiskusikan aktivitas yang bisa dilakukan

oleh pasien. oleh pasien.

j

j Melatih pasien melakukan aktivitas.Melatih pasien melakukan aktivitas. j

j Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuaiMenyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai

dengan

(21)

  pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi   pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi

sampai tidur malam, tujuh hari dala

sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggum seminggu

j

j Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan ;Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan ;

membrikan penguatan tehadapa perilaku pasien membrikan penguatan tehadapa perilaku pasien yang positif 

yang positif 

d)

d) Menggunakan obat secara teratur Menggunakan obat secara teratur 

Untuk mampu mengontrol halusinasinya pasien Untuk mampu mengontrol halusinasinya pasien   juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur    juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur 

sesuai

sesuai dengan dengan program. program. Pasien Pasien gangguan gangguan jiwa jiwa yangyang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga

sehingga akibatnya pakibatnya pasien mengalami asien mengalami kekambuhankekambuhan. . BilaBila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula

semula akan lebih akan lebih sulit. sulit. Untuk iUntuk itu pasien tu pasien perlu perlu dilatihdilatih menggun

menggunakan obat sakan obat sesuai program dan berkelanjutan.esuai program dan berkelanjutan. Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggun

menggunakan akan obat:obat:

j

j Jelaskan guna obatJelaskan guna obat j

j Jelaskan akibat bila putus obatJelaskan akibat bila putus obat j

j Jelaskan cara Jelaskan cara mendapatkan obat/berobatmendapatkan obat/berobat j

j Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsipJelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip

lima benar ( benar obat, benar pasien, benar  lima benar ( benar obat, benar pasien, benar  cara, benar waktu, benar dosis ).

(22)

BAB III BAB III ASKEP KASUS ASKEP KASUS A. A. PENGKAJIANPENGKAJIAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Ruang

Ruang rawat rawat : : Ruang Ruang KabelaKabela Tangga

Tanggal l masuk masuk RS RS :: 1414september 20september 201100

  No.

  No. CM CM 115599::5588

I.

I. IDENTITAS KLIENIDENTITAS KLIEN A.

A. KLIENKLIEN

  Nama

  Nama : : Ny. Ny. YY

TTL/Umur :

TTL/Umur : 1818tahuntahun Status

Status perkawinan perkawinan : : Belum Belum kawinkawin Jumlah

Jumlah anak anak : : --Pendidikan

Pendidikan : : SMK SMK  Pekerjaan

Pekerjaan : : tiadatiada Alamat

Alamat rumah rumah : : Bahu, Bahu, ling. ling. VI, VI, ManadoManado

B.

B. PENANPENANGGGGUNUNGG JAJAWWABAB   Nama

  Nama : : Tn. Tn. Tonny Tonny Pesik Pesik  Alamat

Alamat : : Bahu, Bahu, lingk. lingk. VI, VI, ManadoManado Hubun

Hubungan dgan dgn gn klien klien : : PamanPaman

II.

II. ALASAN MASUK ALASAN MASUK 

Klien masuk Rumah Sakit jiwa diantar oleh keluarganya, Klien masuk Rumah Sakit jiwa diantar oleh keluarganya, menurut keluarga klien saat di rumah Klien sering bicara sendiri, sulit menurut keluarga klien saat di rumah Klien sering bicara sendiri, sulit tidur, banyak mela

(23)

III.

III. FAKTOR PREDISPOSISIFAKTOR PREDISPOSISI

A.

A. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? 

 YaYa 

 Tidak Tidak  B.

B. Pengobatan sebelumnyaPengobatan sebelumnya 

 BerhasilBerhasil 

 Kurang berhasilKurang berhasil 

 Tidak berhasilTidak berhasil

C.

C. Trauma Trauma usia usia pelaku pelaku korbankorban saksi

saksi 

 Aniaya Aniaya fisik fisik «« «« «« «« «««« 

 Aniaya Aniaya seksual seksual «« «« «« «« «««« 

 Penolakan Penolakan «« «« «« «« «««« 

 Kekerasan Kekerasan dalam dalam keluarga keluarga «« «« «« «« «««« 

 Tindakan Tindakan criminal criminal «« «« «« «« ««««

Penjelasan : Sebelumnya pasien sudah pernah masuk RS jiwa. Penjelasan : Sebelumnya pasien sudah pernah masuk RS jiwa. Pasien sudah pernah ke dokter keluarga dan Pasien sudah pernah ke dokter keluarga dan mendapatkan obat tapi tidak berhasil. Kemudian mendapatkan obat tapi tidak berhasil. Kemudian keluarga meminta untuk di bawa ke RS RD

keluarga meminta untuk di bawa ke RS RD

D.

D. Pengalaman masa lalu yang tidak Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangmenyenangkan :kan :   KegagalanKegagalan   kehilangankehilangan   KematianKematian 

 Trauma proses tumbuh kembangTrauma proses tumbuh kembang Penjelasan :

Penjelasan :

1

1.. Klien mulai mengalami kelainan tingkah lakuKlien mulai mengalami kelainan tingkah laku

karena meninggalnya orang tua ( ayah) karena meninggalnya orang tua ( ayah) 2.

(24)

IV.

IV. PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK 

A.

A. Tanda Tanda vital vital : TD : TD ::1120/20/880 mmHg0 mmHg

  Nadi   Nadi : : 77 77 X/mntX/mnt Suhu Suhu : : 3366,,55 °C°C Pernapasan : Pernapasan : 1919 X/mntX/mnt B.

B. Badan Badan : : Tinggi Tinggi :: 11550 0 cmcm

Berat :

Berat : 4949 kgkg

IMT :

IMT :

C.

C. Keluhan Fisik:Keluhan Fisik:

Klien tidak mengalami keluhan fisik  Klien tidak mengalami keluhan fisik 

V.

V. STATUS PSIKOSOSIALSTATUS PSIKOSOSIAL

A.

A. GGenogram ( gambar dan enogram ( gambar dan jelaskan isi genogram)jelaskan isi genogram)

Ket gambar : Ket gambar : : laki-laki : laki-laki : perempuan : perempuan : klien : klien : meninggal : meninggal

(25)

B.

B. Konsep diri:Konsep diri:  b.

 b. GGambaran diriambaran diri

Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dan tidak ada Klien dapat menerima kondisi tubuhnya dan tidak ada keluhan

keluhan c.

c. Identitas diriIdentitas diri

Sewaktu sekolah dulu klien senang dapat berkumpul Sewaktu sekolah dulu klien senang dapat berkumpul dengan temannya dan bermain dan klien juga termasuk orang dengan temannya dan bermain dan klien juga termasuk orang yang mudah bergaul. Saat kerja klien dapat melakukan dan yang mudah bergaul. Saat kerja klien dapat melakukan dan menge

mengertikan rtikan pekerjaannya dan merasa sepekerjaannya dan merasa senang.nang. d.

d. PeranPeran

Klien mempunyai hobi yaitu menyanyi dan memasak. Klien mempunyai hobi yaitu menyanyi dan memasak. e.

e. Ideal diriIdeal diri

Klien berharap cepat sembuh dan dapat diterima kembali Klien berharap cepat sembuh dan dapat diterima kembali dilingkung

dilingkungan an masyarakat.masyarakat. f.

f. Harga diriHarga diri Klien mera

Klien merasa bangga dan senang dipersa bangga dan senang diperhatikahatikan oleh orangn oleh orang--orang terdekatnya.

orang terdekatnya.

C.

C. HubungHubungan sosiaan sosiall 1

1.. Orang yang berarti :Orang yang berarti :

klien mengatakan orang yang paling berarti dalam klien mengatakan orang yang paling berarti dalam kehidupanny

kehidupannya adaa adalah keluarga dalah keluarga dan saudara-sn saudara-saudaranya.audaranya. 2.

2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Di Rumah Sakit Jiwa klien mudah bergaul Di Rumah Sakit Jiwa klien mudah bergaul 3.

3. Hambatan dalam Hambatan dalam berhubberhubungan dengan orang lain :ungan dengan orang lain :

Klien suka ada rasa malu dan terkadang suka menyendiri Klien suka ada rasa malu dan terkadang suka menyendiri tapi suka ngobrol dan interaksi dengan temannya yang ada di tapi suka ngobrol dan interaksi dengan temannya yang ada di ruangan kabela.

(26)

D.

D. SpiritualSpiritual 1

1..  Nilai dan keyakinan : Nilai dan keyakinan :

Klien beragama katolik dan klien mengetahui dan meyakini Klien beragama katolik dan klien mengetahui dan meyakini Tuhannya satu

Tuhannya satu

E.

E. Kegiatan ibadahKegiatan ibadah Sebelumny

Sebelumnya a klien rajin beribadah ke gerejaklien rajin beribadah ke gereja

VI.

VI. STATUS MENTALSTATUS MENTAL A.

A. PenampilanPenampilan 

 Tidak rapiTidak rapi 

 Pakaian tidak sesuaiPakaian tidak sesuai 

 Cara berpakaian tidak Cara berpakaian tidak seperti biasanyaseperti biasanya

Penjelasan : Penjelasan :

Penampilan klien tampak rapi, rambut rapi, baju Penampilan klien tampak rapi, rambut rapi, baju cukup bersih, gigi cukup bersih, baju setiap hari cukup bersih, gigi cukup bersih, baju setiap hari selalu diganti, mandi tidak harus di

selalu diganti, mandi tidak harus dimotivasi.motivasi.

B. B. PembicaraanPembicaraan   CepatCepat   KerasKeras   GGagapagap   ApatisApatis   LambatLambat   InkoherenInkoheren   MembisuMembisu 

 Tidak mampu memulaiTidak mampu memulai

Penjelasan : Penjelasan :

(27)

C.

C. Aktivitas Motorik Aktivitas Motorik 

  LesuLesu   TegangTegang   GGelisahelisah   AgitasiAgitasi   Tik Tik    GGrimasemrimasem   Tremor Tremor    Kompulsif Kompulsif  Penjelasan : Penjelasan :

Klien terlihat aktif mengikuti kegiatan. Klien terlihat aktif mengikuti kegiatan.

D.

D. Alam perasaanAlam perasaan

 SedihSedih

 KetakutanKetakutan

 Putus asaPutus asa

 Kuatir Kuatir 

 GGembira berlebihanembira berlebihan

Penjelasan : Penjelasan :

Klien terkadang suka malu dan ka

Klien terkadang suka malu dan ka dang menyendiri.dang menyendiri.

E. E. Afek Afek    Datar Datar    TumpulTumpul   LabilLabil 

 Tidak sesuaiTidak sesuai Penjelasan : Penjelasan :

Afek klien normal terhadap rangsangan. Afek klien normal terhadap rangsangan.

(28)

F.

F. Interaksi selama wawancaraInteraksi selama wawancara 

 BermusuhanBermusuhan 

 Tidak kooperatif Tidak kooperatif  

 Mudah tMudah tersinggunersinggungg 

 Kontak mata kurangKontak mata kurang   DefensiveDefensive   CurigaCuriga Penjelasan : Penjelasan :

Selama interaksi klien kooperatif, ada kontak mata Selama interaksi klien kooperatif, ada kontak mata selama berkomunikasi.

selama berkomunikasi.

G

G.. Persepsi : HalusinasiPersepsi : Halusinasi

  PendengaranPendengaran   PenglihatanPenglihatan   PerabaanPerabaan   PengecapanPengecapan   PenghiduanPenghiduan Penjelasan : Penjelasan :

Klien mengalami halusinasi pendengaran dan Klien mengalami halusinasi pendengaran dan  penglihatan

 penglihatan

H.

H. Proses pikir Proses pikir  

 SirkumstansialSirkumstansial 

 TangensialTangensial 

 Kehilangan asosiasiKehilangan asosiasi 

 Flight of ideasFlight of ideas 

 BlockingBlocking 

(29)

Penjelasan : Penjelasan :

Klien selalu menjawab langsung pertanyaan perawat Klien selalu menjawab langsung pertanyaan perawat dengan tanggap dan cepat sesuai topik pertanyaan yang dengan tanggap dan cepat sesuai topik pertanyaan yang dilontarkan

dilontarkan

 Isi pikir Isi pikir 

  ObsesiObsesi   PhobiaPhobia   HipokondriaHipokondria   DepersonalisasiDepersonalisasi 

 Pikiran magisPikiran magis

 Ide yang terkaitIde yang terkait

W Waham :aham :   AgamaAgama   SomaticSomatic   KebesaranKebesaran   CurigaCuriga    Nihilistik  Nihilistik  

 Sisip pikir Sisip pikir 

 Siar pikir Siar pikir 

 Kontrol pikir Kontrol pikir 

Penjelasan : Penjelasan :

Klien merasa takut apabila suara itu datang kadang Klien merasa takut apabila suara itu datang kadang sering melampiaskan pada objek yang ada

sering melampiaskan pada objek yang ada di depannya.di depannya.

J.

J. Tingkat kesadaranTingkat kesadaran

  BingungBingung   SedasiSedasi   Stupor Stupor 

(30)

Disorientasi : Disorientasi :   WWaktuaktu   TempatTempat   OrangOrang Penjelasan : Penjelasan :

Orientasi klien terhadap orang, tempat, dan waktu Orientasi klien terhadap orang, tempat, dan waktu sesuai

sesuai

K.

K. MemoriMemori 

 GGangguan daya ingat jangka panjangangguan daya ingat jangka panjang

 Perubahan proses pikir pendek Perubahan proses pikir pendek  

 GGangguan daya ingat saat iniangguan daya ingat saat ini

 KonfabulasiKonfabulasi

Penjelasan : Penjelasan :

Tidak ada gangguan memori. Tidak ada gangguan memori.

L.

L. Tingkat konsentrasi dan Tingkat konsentrasi dan berhitungberhitung 

 Mudah beralihMudah beralih 

 Tidak maTidak mampu bempu berkonsentrasirkonsentrasi 

 Tidak mampu berhitung sederhanaTidak mampu berhitung sederhana Penjelasan :

Penjelasan :

Tingkat konsentrasi klien sudah menurun, sehingga Tingkat konsentrasi klien sudah menurun, sehingga kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang di kurang mampu dalam menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh perawat.

lontarkan oleh perawat.

M.

M. Kemampuan penilaianKemampuan penilaian 

 GGangguan ringanangguan ringan

(31)

Penjelasan : Penjelasan :

Penilaian untuk klien konsekwen dengan apa yang Penilaian untuk klien konsekwen dengan apa yang dijanjikan baik dari dirinya maupun dari perawat tentang dijanjikan baik dari dirinya maupun dari perawat tentang waktu dan tugas.

waktu dan tugas.

 N.

 N. Daya tilik diri (Insight)Daya tilik diri (Insight)

 Mengingkari penyakit yang dideritaMengingkari penyakit yang diderita

 Menyalahkan hal-hal diluar dirinyaMenyalahkan hal-hal diluar dirinya

Penjelasan : Penjelasan :

Klien menerima penyakit yang dideritanya, klien Klien menerima penyakit yang dideritanya, klien masih butuh pengobatan.

masih butuh pengobatan.

O.

O. Pengetahuan Kurang TentangPengetahuan Kurang Tentang

 Penyakit jiwaPenyakit jiwa

 Obat-obatanObat-obatan

 Cara penaggulangan masalahCara penaggulangan masalah

 Lain-lain«««««..Lain-lain«««««..

P.

P. Data medik Data medik 

 Diagnose Diagnose medic medic : : halusinasihalusinasi

(32)

B.

B. ANALISA DATAANALISA DATA TANGGAL

TANGGAL DATA DATA MASALAHMASALAH 22 22  November   November  20 201100 23 23  November   November  20 201100 Data Subjektif : Data Subjektif :

 klien klien mengatakanmengatakan

melihat atau

melihat atau

mendeng

mendengar ar sesuatusesuatu

Data Objektif : Data Objektif :

 tampak tampak bicara bicara dandan tertawa sendiri

tertawa sendiri

 mulut seperti bicaramulut seperti bicara tetapi tidak keluar suara tetapi tidak keluar suara

    berhenti berhenti berbicaraberbicara seolah melihat dan seolah melihat dan mendeng

mendengarkan arkan sesuatusesuatu

 Melirikkan mata ke kiriMelirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa mencari siapa atau apa yang sedang berbicara yang sedang berbicara

Data Subjektif : Data Subjektif :

 klien klien mengatakanmengatakan

melihat atau

melihat atau

mendeng

mendengar ar sesuatusesuatu

Data Objektif : Data Objektif :

 tidak tahan terhadaptidak tahan terhadap kontak mata yang lama kontak mata yang lama

 tidak konsentrasi dantidak konsentrasi dan   pikiran mudah beralih   pikiran mudah beralih

Halusinasi Halusinasi   pendengaran dan   pendengaran dan  penglihatan  penglihatan Resiko perilaku Resiko perilaku kekerasan kekerasan

Isolasi social : menarik  Isolasi social : menarik  diri

(33)

2 244  November   November  20 201100 Data Subjektif : Data Subjektif :

 klien klien mengatakanmengatakan merasa kesepian

merasa kesepian

 klien mengatakan tidak klien mengatakan tidak   berguna

 berguna

Data Objektif : Data Objektif :

 ekspresi wajah murung,ekspresi wajah murung,

 sedih sedih tampak tampak larutlarut dalam pikiran dan dalam pikiran dan ingatannya sendiri, ingatannya sendiri,

 aktivitas kurangaktivitas kurang

G

Gangguan konsep diri :angguan konsep diri : harga diri rendah

harga diri rendah

C

C.. MASALAH KEPERAWATANMASALAH KEPERAWATAN

  NO MASALAH KEPERA

  NO MASALAH KEPERAWWATAN DIAATAN DIAGG NOSA KEPERA NOSA KEPERAWWATANATAN 1 1.. 2. 2. 3. 3. 4 4.. Halusinasi pendengaran Halusinasi pendengaran Resiko perilaku kekerasan Resiko perilaku kekerasan Isolasi sosial : menarik diri Isolasi sosial : menarik diri G

Gangguan konsep diri : HDR angguan konsep diri : HDR  1

1.. Resiko perilaku kekerasan b/dResiko perilaku kekerasan b/d gangguan persepsi : halusinasi gangguan persepsi : halusinasi 2.

2. GGangguan persepsi :angguan persepsi :

halusinasi b/d isolasi social : halusinasi b/d isolasi social : menarik diri

menarik diri 3.

3. Isolasi social : menarik diriIsolasi social : menarik diri  b/d gangguan konsep diri :  b/d gangguan konsep diri :

harga diri rendah harga diri rendah

(34)

D.

D. POHON MASALAHPOHON MASALAH

RESIKO PERILAKU KEKERASAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

G

GANANGGGGUAN PERSEPSI HALUSINASIUAN PERSEPSI HALUSINASI

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

G

Referensi

Dokumen terkait

- Jarak ikat bibit 30 cm menghasilkan tingkat pendapatan ( profit rate ) paling tinggi sehingga merupakan pilihan pertama dalam usaha budi daya rumput laut Kappaphycus alvarezii

Surat Keputusan Dekan FIK Universitas Negeri Yogyakarta Nomor : 293 Tahun 2009 Tanggal : 14 September 2009.. PANITIA PELAKSANA PEMBINAAN ROHANI BAGI DOSEN, PEGAWAI ADMINISTRASI

Penetapan Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum bagi pelaksanaan pemberian gaji/pensiun/tunjangan bulan ketiga belas bagi Pegawai Negeri, Pejabat

Harga domestik kopi dan harga ekspor kopi digunakan dalam model persamaan penawaran ekspor untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan harga dalam negeri dan luar negeri

Dalam dunia bisnis memiliki banyak pelaku usaha maupun badan usaha, adanya kemungkinan bahwa badan usaha satu dengan yang lainnya mempunyai kesamaan produk maupun

Tanah merupakan bahan hancuran yang berasal dari batuan di bawahnya atau diangkut melalui udara atau sungai dan diendapkan di atas batuan tersebut.. Dengan

Oleh karena itu penelitian ini akan membahas mengenai pembuatan konsep desain modifikasi sepeda motor roda dua menjadi roda tiga dengan menggunakan metode konsep desain

Kerjasama antara terdakwa dengan saksi Diah Kusumaningsih selaku Supervisi bagian Pelayanan Kantor Pos Sukoharjo dan saksi Sulistiyanto Tjatur Phinadiarso tersebut jelas