• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. dan rencana pembelajarannya di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. dan rencana pembelajarannya di SMA"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. STRUKTUR DRAMA “SEBELUM SEMBAHYANG” KARYA KECUK ISMADI C.R. DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Disusun Oleh: Sarta Saogo NIM: 131224071. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

▸ Baca selengkapnya: sembahyang berkat bilik

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI STRUKTUR DRAMA "SEBELUM SEMBAHYANG" KARYA KECUK ISMADI C.R. DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DISMA. Disusun 0leh: J. Sarta Saogo 131224071. Telah disetujui oleh: Pembimbing I. ~' Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd.. I I. Tanggal: 8 Oktober 2018. Rishe p.~Dewi, S.Pd.,M.Hum.. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI STRUKTUR DRAMA "SEBELUM SEMBAHYANG" KARYA KEeUK ISMADI c.R. DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA. Dipersiapkan dan ditulis oleh: Sarta Saogo 131224071 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal24 Oktober 2018 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap. Tl1a Tangan. ~. Ketua. : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.. Sekretaris. : Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd.. Anggota 1. : Septina Krismawati. S.S., M.A.. Anggota ~. : Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd.. .~Y"./. ... Anggota 3. : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.. ...... iii. ~/. ~. ..

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: 1.. Tuhan Yesus Kristus atas berkat, anugerah, dan penyertaan-Nya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.. 2.. Kedua orangtuaku alm Bapak Tetek Saogo dan Ibu Erna Samaloisa yang telah banyak memberikan doa, nasihat dan dukungan dari awal kuliah hingga selesai.. 3.. Saudara/i saya di kepulauan Mentawai yang selalu memberikan doa dan semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok.. 4.. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan bantuan beasiswa dari awal sampai selesai studi.. 5.. Orang tua angkat yang selalu memberikan bantuan dan nasihat.. 6.. Sahabat-sahabatku I Made Bagus M, Kornelis Mauk, Yulius Steven Balubun, Rinto, dan Giovano Engko yang selalu memberikan dukungan dan semangat dari awal kuliah dan menyelesaikan skripsi.. 7.. Seluruh teman-teman angkatan 2013 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiaa.. 8.. Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Motto. Harapan menjadi kekuatan terbesar seseorang untuk mencapai impian. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya l11enyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak l11el11uat karya atau bagian karya orang lain, kecuali disebutkan dalal11 kutipan dan daftar pustaka, sebagail11ana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 24 Oktober 2018 Penulis. Sarta Saogo. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna Nama. : Sarta Saogo. Nomor Mahasiswa. : 131224071. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna karya ilmiah saya yang beljudul: STRUKTUR DRAMA "SEBELUM SEMBAHYANG" KARYA KECUK ISMADI c.R. DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA. Beserta perangkat yang diperlukan. (bila ada).. memberikan kepada Perpustakaan Universitas. Dengan demikian, saya. Sanata Dharma hak untuk. menyimpan, mengalihkan dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikatmya di intemet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta izin dari saya maupun membelikan roya1ity kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Yogyakarta, 24 Oktober 2018 Yat1g menyatakan. ~. (Sarta Saogo). vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Saogo, Sarta. 2018. “Struktur Drama ‘Sebelum Sembahyang’ Karya Kecuk Ismadi C.R. dan Rencana Pembelajarannya di SMA”. Skripsi: PBSI. FKIP. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menganalisis struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. Struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. meliputi alur, latar, karakter, bahasa, dan tema. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan setiap struktur dan rencana pembelajaran yang disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau studi pustaka karena penelitian ini mengkaji objek berupa bahan-bahan tertulis yaitu struktur drama Teknik baca serta catat yang digunakan mengumpulkan data untuk menemukan dan menguraikan struktur drama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. terdapat enam tokoh, yaitu copet I, copet II, copet III, copet IV, Kiai, dan wanita. Alur dalam drama ini meliputi delapan tahapan, yaitu eksposisi, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan penyelesaian. Latar meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini terjadi di sebuah gang yang sepi dekat masjid pada sebuah desa. Latar waktu dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini terjadi pada sore hari. Latar sosial dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini menyaran pada perilaku kehidupan masyarakat baik secara positif dan negatif, terutama para remaja sama halnya kehidupan masyarakat di dunia nyata pada umumnya. Karakter tokoh dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini meliputi umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, penampilan dan ciri khas. Bahasa yang digunakan dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini berdasarkan pilhan kata yang sederhana, pola kalimat dan bentuk sintaksis. Tema drama “Sebelum Sembahyang” ini masalah kehidupan para remaja yang berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan dan perkembangan jiwa remaja. Hasil analisis ini dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran kelas XI semester II sastra di SMA. Tujuan pembelajaran drama ini adalah mendeskripsikan struktur drama dan viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. merancang rencana pembelajaran siswa di kelas berbentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMA.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Saogo, Sarta. 2018. The structure of the drama “ Sebelum Sembahyang” by Kecuk Ismadi C.R.and plan for learning in high school. Thesis: FKIP. Sanata Dharma University Yogyakarta. This studi analyzes the structure of the drama “ Sebelum Sembahyang” by Kecuk Ismadi C.R. the structure of the drama “ Sebelum Sembahyang” by Kecuk Ismadi C.R. includes the plot, background, character, language, and theme. The purpose of this study is to describe each structure and learning plan called the Learning Implementation Plan (RPP). The type of this study was library study or literature study, because this study examined objects in the form of written materials, namely the structure of the drama. The notes used to collect data to find and describe the structure of the drama. The results of this study indicated that in the drama "Sebelum Sembahyang" by Kecuk Ismadi C.R. there were six figures, namely copet I, copet II, copet III, copet IV, Kiai, and women. The plot in this drama included eight stages, namely exposition, stimulation, grooming, typing, formulation, climax, divorce, and resolution. The background included the setting of place, time setting and social setting. The setting of place of the drama "Sebelum Sembahyang" was in a quiet alley near a mosque in a village. The time setting of the drama "Sebelum Sembahyang" was in the afternoon. The social setting of the drama "Sebelum Sembahyang" expressed the positive and negative behavior of people's lives, especially teenagers, as well as people's lives in the real world in general. The characters of the drama "Sebelum Sembahyang" included age, gender, body shape, appearance and characteristics. The language used in the drama "Sebelum Sembahyang" was based on simple words, sentence patterns and syntactic forms. The theme of the drama "Sebelum Sembahyang" was the problem of the lives of teenagers related to the knowledge, abilities and mental development of adolescents. The results of this analysis could be implemented as learning. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. materials for class XI of semester II of literature in high school. The purpose of this drama learning was to describe the structure of the drama and to design student's lesson plan in the classroom in the form of lesson plan (RPP) in high school.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur pertama-tama penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkah-NYA sehingga skripsi yang berjudul Srtuktur Drama Sebelum Sembahyang karya Kecuk Ismadi C.R. dan Rencana Pembelajarannya di SMA dapat penulis selesaikan dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, juga sebagai dosen pembimbing kedua, atas kesabaran dalam membimbing serta bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan solusi dan masukkan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama, atas kesabaran dalam membimbing serta bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan solusi dan masukkan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku dosen triangulator yang bersedia meluangkan waktu untuk mengoreksi dan memberi masukan terhadap data-data penelitian penulis. 5. Para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang memberi dan mengajarkan banyak ilmu kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Ternan-ternan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013, yang telah memberikall dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Ull.. 7. Segenap karyawan perpustakaan yang dengan sabar meminjamkan bukubukunya yang penulis butuhkan. Penulis menyadmi bahwa dalmn penulisan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan ktitik dan saran yang membangun demi penyempumaan skripsi ini.. Yogyakarta, 24 Oktober 2018 Penulis. ~. Sarta Saogo. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................ x KATA PENGANTAR ....................................................................................... xii DAFTAR ISI...................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 1.5 Batasan Istilah ...................................................................................... 6. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 9 2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 9 2.2 Kajian Teori ......................................................................................... 12 2.2.1 Pengertian Struktur ........................................................................... 12 2.2.1.1 Alur ................................................................................................ 13 2.2.1.1.1 Paparan ............................................................................... 15 2.2.1.1.2 Rangsangan ........................................................................ 15 2.2.1.1.3 Gawatan ............................................................................. 15 2.2.1.1.4 Tikaian ............................................................................... 15 2.2.1.1.5 Rumitan .............................................................................. 16 2.2.1.1.6 Klimaks .............................................................................. 16 2.2.1.1.7 Leraian ............................................................................... 16 2.2.1.1.8 Peneyelesaian ..................................................................... 16 2.2.1.2 Karakter .......................................................................................... 16 2.2.1.3 Latar ............................................................................................... 17 2.2.1.3.1 Latar Tempat ...................................................................... 18. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.2.1.3.2 Latar Waktu ....................................................................... 18 2.2.1.3.3 Latar Sosial ........................................................................ 19 2.2.1.4 Bahasa ............................................................................................ 20 2.2.1.4.1 Pilihan Kata ........................................................................ 21 2.2.1.4.2 Pola Kalimat dan Bentuk Sintaksis .................................... 21 2.2.1.5 Tema .............................................................................................. 22 2.2.1.6 Keterkaitan Antarunsur Drama ...................................................... 22 2.2.1.6.1 Hubungan Alur dengan Unsur yang lain ........................... 23 2.2.1.6.2 Hubungan Latar dengan Unsur yang lain .......................... 23 2.2.1.6.3 Hubungan Karakter dengan Unsur yang lain ..................... 24 2.2.1.6.4 Hubungan Bahasa dengan Unsur yang lain ....................... 24 2.2.1.6.5 Hubungan Tema dengan Unsur yang lain .......................... 24 2.3 Kurikulum 2013 ................................................................................... 25 2.3.1 Pembelajaran di SMA .............................................................. 26 2.3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).............................. 27 2.3.2.1 Pengertian RPP .................................................................. 27 2.3.2.2 Prinsip-prinsip Pengembangan RPP .................................. 28. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.3.2.3 Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP .... 29 BAB III METEODOLOGI PENELITIAN .................................................... 32 3.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 32 3.2 Subjek Penelitian ................................................................................. 32 3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 33 3.4 Sumber Data ......................................................................................... 33 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................ 34 3.7 Teknik analisis Data ............................................................................. 35 3.8 Triangulasi Data Penelitian .................................................................. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 36 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 36 4.2 Struktur Drama “Sebelum Sembahyang” ............................................ 37 4.2.1 Alur Drama “Sebelum Sembahyang” ............................................... 37 4.2.1.1 Eksposisi atau Paparan .......................................................... 37 4.2.1.2 Rangsangan ........................................................................... 38 4.2.1.3 Gawatan ................................................................................ 39. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.2.1.4 Tikaian .................................................................................. 39 4.2.1.5 Rumitan ................................................................................. 40 4.2.1.6 Klimaks ................................................................................. 40 4.2.1.7 Leraian .................................................................................. 41 4.2.1.8 Selesaian ............................................................................... 42 4.2.2 Latar Drama “Sebelum Sembahyang” .............................................. 42 4.2.2.1 Latar Tempat ......................................................................... 43 4.2.2.2 Latar Waktu .......................................................................... 43 4.2.2.3 Latar Sosial ........................................................................... 44 4.2.3 Karakter ............................................................................................. 44 4.2.3.1 Copet I ................................................................................... 45 4.2.3.2 Copet II ................................................................................. 45 4.2.3.3 Copet III ................................................................................ 46 4.2.3.4 Copet IV ................................................................................ 46 4.2.3.5 Kiai ........................................................................................ 47 4.2.3.6 Wanita ................................................................................... 48 4.2.4 Bahasa Drama “Sebelum Sembahyang” ........................................... 49. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.2.4.1 Pilihan Kata ........................................................................... 49 4.2.4.2 Pola Kalimat dan Bentuk Sintaksis ....................................... 50 4.2.5 Tema Drama “Sebelum Sembahyang” ............................................. 50 4.2.6 Hubungan Antarunsur Drama “Sebelum Sembahyang” ................... 51 4.2.6.1 Hubungan Alur dengan Unsur yang lain .............................. 51 4.2.6.2 Hubungan Latar dengan Unsur yang lain ............................. 52 4.2.6.3 Hubungan Karakter dengan Unsur yang lain ........................ 52 4.2.6.4 Hubungan Bahasa dengan Unsur yang lain .......................... 53 4.2.6.5 Hubungan Tema dengan Unsur yang lain ............................. 54 4.3 Rancangan Pembelajaran drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R dalam bentuk RPP di SMA .............................................. 55 4.3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).............................. 55 4.3.2 Pembahasan .............................................................................. 56 4.3.2.1 Struktur Drama................................................................... 56 4.3.2.2 Langkah-langkah Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................... 58. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB V PENUTUP............................................................................................. 66 5.1 Simpulan ....................................................................................................... 66 5.2 Implikasi ....................................................................................................... 68 5.3 Saran ............................................................................................................. 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70 LAMPIRAN ....................................................................................................... TEKS DRAMA “SEBELUM SEMBAHYANG” KARYA KECUK ISMADI C.R ...................................................................................................................... 72 TRIANGULASI DATA .................................................................................... 79 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ....................................... 103 BIODATA PENULIS ........................................................................................ 117. xx.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra baik dalam bentuk puisi, prosa, maupun drama, semuanya mengungkapkan sesuatu, menceritakan sesuatu (Wiyanto, 2002: 21). Untuk menandai sesuatu yang diceritakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, masingmasing karya sastra diberi judul. Khusus untuk karya sastra yang berbentuk drama, istilah yang digunakan bukan judul melainkan lakon. Lakon drama bersumber pada kehidupan manusia, yang sebenarnya merupakan penyajian ulang kisah yang dialami manusia. Penyajian ulang tentu saja cerita drama di panggung tidak akan sama dan sebangun dengan kehidupan manusia yang sesungguhnya di masyarakat. Seseorang yang membaca karya sastra berupa cerpen, novel, roman, atau drama pikirannya akan terimainasi oleh alan cerita karya sastra tersebut. Pembaca seakan ikut dalam cerita itu dan mengalami sendiri kejadian yang ada di dalamnya. Seseorang yang membaca sebuah cerita rekaan dan mencoba menghayatinya untuk semntara waktu, sebetulnya memutuskan hubungan dengan dunia nyata, masuk ke dalam dunia tak nyata yang bersifat pribadi. Secara fisik, pembaca pasif tetapi dengan tuntunan pencerita imajinasi pembaca aktif mengikuti cerita-cerita dalam karya sastra tersebut (Sudjiman, 1988: 14). Siswa SMA dapat menikmati keindahan karya sastra, karena sastra masuk dalam materi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.. 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Kurikulum Nasional mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah begitu penting. sabagai. sarana. komunikasi. antar. anggota. masyarakat. dalam. menyampaikan ide dan perasaan secara lisan dan tulis (Martaulina, 2015: 9). Drama merupakan salah satu subpokok bahasan materi mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia di SMA kelas XI semester II dengan menggunakan KD 3.4 mengidentifikasi struktur drama baik lisan maupun tulisan. Drama tidak lain merupakan karya sastra (Hendy, 1988: 4). Karena itu, memang tidak dapat dipisahkan dari unsur sastra itu sendiri, yaitu karya yang menggunakan bahasa yang indah, bernas, dan padat maknanya, serta bersifat imajinatif (yaitu mengandung dan mendorong kita untuk menalarkan pikiran). Melalui drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. siswa dapat berlatih berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, drama ini menghadirkan isu-isu sosial dan keagamaan yang di mana dalam drama ini terdapat konfliks tentang kenakalan empat anak remaja yang telah salah memilih jalan hidup, yakni menjadi pencopet yang di mana perbuatan seperti itu adalah perbuatan yang salah dan melanggar hukum. Terjerumusnya keempat orang pencopet ini salah satu faktornya adalah karena jauh dari agama yang disebabkan oleh didikan orang tua yang telah salah serta faktor-faktor lingkungan lainnya. Penelitian ini menelaah karya sastra drama, karena drama memberikan pengenalan tentang manusia beserta problemnya (Hamzah, 1985: 169). Anakanak SMA merupakan masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. masa kanak-kanak menjadi dewasa. Pengenalan manusia dan problemnya yang diambil dari drama dapat membantu menyiapkan remaja berperan dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat (Hamzah, 1985: 170). Karya sastra drama dapat membantu siswa-siswa SMA mempersiapkan diri menghadapi tugas dalam masyarakat sesuai dengan perannya. Menurut Harymawan (1988: 1), kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya: dan “drama” berarti: perbuatan, tindakan. Menurut Soemanto (melalui Priyatni, 2010: 182), Istilah drama berasal dari kata drame (Perancis) yang digunakan untuk menjelaskan lakon-lakon tentang kehidupan kelas menengah. Sebagai sebuah bentuk karya sastra, penyajian drama berbeda dengan bentuk kesusastraan lainnya, misalnya cerpen dan novel. Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihapan penonton (Harymawan, 1988: 12). Drama adalah sebuah kesenian yang menggambarkan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Melalui percakapan dan gerak yang disajikan dalam drama, penonton terbantu memahami isi cerita drama. Tujuan dari mempelajari drama adalah untuk memahami tokoh yang diperankan sebaik-baiknya dalam sebuah pementasn. Perkembangan drama dan kesusastraan memberikan peran yang positif sebagai simbol sastra itu sendiri selain karya-karya lainnya. Drama merupakan peragaan tingkah laku manusia yang mendasar, drama baru dapat disusun dan dipentaskan dengan berhasil jika diikuti pengamatan yang teliti baik oleh penulis atau para pemainnya..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Pementasan drama bagi siswa SMA di sekolah selain sebagai bahan pembelajaran, merupakan pelatihan karakter yang harus diperankan sekaligus memberikan gambaran mengenai penjiwaan karakter peran yang dimainkan. Pemilihan bahan atau materi adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pengajaran sastra. Pemilihan bahan harus sesuai dengan kemampuan siswa pada tahapan pengajaran tertentu. Karya sastra yang dipilih sebagai materi harus diklarifikasi tingkat kesukarannya dengan kriteria tertentu. Di samping itu dalam mempelajari drama, siswa juga memperoleh barbagai variasi dalam menganalisa drama secara struktural dan dapat menjalin komunikasi antara guru dan siswa, sehingga terjalin hubungan yang dinamis. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalis struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. berkaitan dengan alur, karakter, latar, Bahasa, dan tema. Penulis sengaja menganalisis struktur drama yang kiranya dapat digunakan untuk mengungkapkan makna drama “Sebelum Sembahyang”. Kemudian struktur yang terdapat dalam drama “Sebelum Sembahyang” tersebut dihubungkan pembelajaran satra dan diterapkan sebagai alternative bahan pembelajaran di SMA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1.2.1. Bagaimana struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R?.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 1.2.2. Bagaimana rencana pembelajaran struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. di SMA?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut penelitian mempunyai tujuan sebagai berikut: 1.3.1. Mendeskripsikan struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R.. 1.3.2. Mendeskripsikan. rencana. pembelajaran. struktur. drama. “Sebelum. Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R di SMA. 1.4. Manfaat Penelitian Pada dasarnya penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat. teoretis dan manfaat praktis. 1.4.1. Manfaat Teoretis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori yang berkaitan dengan struktur drama. 1.4.2. Manfaat Praktis. 1.4.2.1 Bagi Pengajar Dapat dijadikan salah satu rujukkan dalam pembelajaran mengenal sastra sehingga membantu para guru meningkatkan kualitas dan kreatifitas siswa dalam memberikan makna pada sebuah karya sastra, khususnya drama..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 1.4.2.2 Bagi Pembelajaran Sastra di SMA Diharapkan dapat memberikan alternative materi pembelajaran sastra di SMA. Bagi Pembaca Untuk memperluas dan memperdalam wawasan dalam mengenal sastra dan meningkatkan ketekunan dalam membaca. 1.4.2.3 Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan berbagai kepentingan dalam bidang sastra. selanjutnya. yang berupa. penelitian. tentang kemampuan. menganalisis struktur-struktur drama pada jenjang Pendidikan. 1.5. Batasan Istilah. 1.5.1 Drama konfliks kehidupan manusia dan dituangkan dalam bentuk dialog untuk dipentaskan dihadapan penonton (Pratiwi & Siswiyanti, 2014: 14). 1.5.2 Struktur Struktur adalah tempat, hubungan, dan fungsi dari adegan-adegan di dalam peristiwa-peristiwa dan di dalam satu kesatuan lakon (Satoto, 2012: 50). 1.5.3 Alur Alur adalah. rangkaian cerita yang bersifat kronologis, dibangun oleh urutan. waktu (Kosasih, 2014: 23)..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 1.5.4 Karakter Karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama (Wiyanto, 2002: 27). 1.5.5 Latar Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra membangun latar cerita (Sudjiman, 1988: 44). 1.5.6 Bahasa Bahasa adalah sarana komunikasi antaranggota masyarakat dalam menyampaikan ide dan perasaan secara lisan dan tulis (Martaulina, 2015: 9). 1.5.7 Tema Tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik (Wiyanto, 2002: 23). 1.5.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus (Majid dan Rochman, 2014: 261)..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1.6. Sistematika Penyajian Penelitian ini akan disajikan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai. berikut: untuk bab I berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, serta sistematika penyajian. Pada bab II berisikan landasan teori, yang terdiri atas tinjauan pustaka, teori struktural, struktur drama, dan pembelajaran bagi siswa SMA. Bab III berisikan berupa meteodologi penelitian yang terdiri atas pendekatan, metode, pengumpulan data, dan sumber data. Bab IV berisikan struktur drama “Sebelum Sembahyang” yang terdiri atas latar, alur, karakter, bahasa, tema dan rencana pembelajaran drama “Sebelum Sembahyang” bagi siswa SMA. Bab V simpulan, kritik, saran serta daftar pustaka..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Penelitian yang Relevan Penelitian yang terdahulu masih relevan untuk dilaksanakan oleh peneliti. sekarang ini sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Maria Margareta Krismiati (2004) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Rintis Kartikajati (2004) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Yuli Setiwan (2004) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Bernadeta Vega Isti (2018) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Maria Margareta Krismiati (2004) mengenai Struktur Drama “Tangis” Karya P. Hariyanto dan Implementasinya sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMU. Peneliti ini menggunakan pendekatan struktural yang bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra. Dari penelitian ini juga diketahui dari aspek tokoh, terdapat tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh wirawan atau wirawati. Dilihat dari aspek alur menggunakan alur lurus, karena dalam drama tersebut ceritanya secara susul-menyusul berurutan. Dilhat dari aspek tema, mengangkat masalah persahabat dan kekeluargaan antar teman. Pada bagian latar yang digunakan ada tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Berdasarkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan dan peninjauan aspek psikologis, aspek bahasa serta aspek latar belakang budaya, disimpulkan bahwa. 9.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. drama “Tangis” dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra baik itu SMP maupun SMA. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Rintis Kartikajati (2004) meneliti yang berkaitan tentang “Unsur Intrinsik Drama “Janji” Karya Djodi M. dan Implementasinya dalam Silabus serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMP. Penelitian tersebut berfokus pada sastra, khususnya unsur intrinsic sebuah drama. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut adalah mendeskripsikan unsur intrinsik dan implementasinya dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Yuli Setiawan (2004) meneliti yang berkaitan tentang Tokoh, Alur, Latar, dan Tema Drama “Abu” karya B. Soelarto Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra di SMU. Struktur drama “Abu” memuat realisasi unsur-unsur tokoh, alur, latar, dan tema. Penganalisan tokoh yang dilakukan menghasilkan tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh sentralnya terdiri dari protagonis dan antagonis, dan tokoh antiwirati. Alur drama yang digunakan termasuk. alur konvensional, yaitu menggunakan alur maju. (lurus). Berdasarkan aspek gaya bahasa, perkembangan psikologis, dan latar belakang budaya siswa drama “Abu” khususnya mengenai aspek struktur berupa tokoh dan tema dapat digunakan sebagai materi pembelajaran sastra di SMU kelas II semester II. Dari tujuan dan butir pembelajaran itu dapat disusun, yaitu (1) siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam drama “Abu”, (2) siswa dapat menentukan tokoh utama dan tokoh bawahan yang terdapat dalam drama “Abu”, (3) siswa dapat menyebutkan bagaimana penokohan yang terdapat.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. dalam drama “Abu”, dan (4) siswa dapat menemukan tema yang terkandung dalam drama “Abu”. Penelitian yang keempat dilakukan oleh Bernadeta Vega Isti (2018) meneliti Analisis Karakter dan Alur Drama “Sebelum Sembahyang” Karya Kecuk Ismadi C.R. dan Rencana Pembelajarannya Dengan Metode Inkuiri Untuk Siswa Kelas XI Semester I SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta. Dalam penelitian ini mendeskripsikan hasil analisis karakter dan alur pada “Sebelum Sembahyang’ karya Kecuk Ismadi C.R. serta penerapan pembelajaran karakter dan alur dengan metode inkuiri yang diterapkan melalui silabus dan RPP. Jenis penelitiannya adalah studi kepustakaan, sedangkan metode yang digunakan untuk pembelajaran yang dirancang adalah metode inkuiri. Penelitian yang dilakukan peneliti, menganalisis struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. dan rencana pembelajarannya di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. serta rencana pembelajaran struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R di SMA. Peneliti berfokus pada struktur drama meliputi, alur, karakter, latar, bahasa, dan tema serta rencana pembelajaran di SMA kelas XI semester II dengan KD 3.4 mengidentifikasi struktur drama baik lisan maupun tulisan. menggunakan kurikulum 2013..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 2.2. Kajian Teori. 2.2.1. Pengertian Struktur Menurut Pradopo (1987: 18), struktur adalah unsur-unsur yang bersistem.. Unsur-unsur tersebut terdiri dari tokoh dan penokohan, alur, tema, dan sudut pandang. Menurut Nurgiyantoro (1995: 36), struktur karya sastra adalah hubungan antara unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling memengaruhi, yang secara Bersama membentuk kesatuan yang utuh. Struktur merupakan komponen paling utama, dan merupakan prinsip kesatuan lakuan (unity of action) dalam drama (Satoto, 1985: 14). Sistematika pembicaraannya dilakukan dalam hubungannya dengan alur (plot) dan penokohan (karakterisasi). Unsur-unsur penting yang membina struktur sebuah drama dapat disimpulkan tema dan amanat, alur (plot), penokohan (karakterisasi, perwatakan), dan pertikaian atau konflik serta setting (Ali dalam Satoto, 2012: 9). Paul M Lovitt (melalui Satoto, 2012: 9) mengemukakan bahwa adegan di dalam lakon merupakan hubungan unsur-unsur yang tersusun ke dalam satu kesatuan. Tegasnya, “struktur” lakon adalah tempat hubungan dan fungsi dari adegan-adegan di dalam peristiwa-perisriwa dan di dalam satu keseluruhan lakon. Secara keseluruhan dari berbagai pendapat bahwa struktur drama adalah unsurunsur dalam satu kesatuan yang saling mempengaruhi untuk menghasilkan sebuah cerita yang menarik..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2.2.1.1 Alur Menurut Hendy (1988: 6), alur (plot) ialah pertalian sebab-akibat dalam sebuah cerita. Alur memandu rangkaian cerita atau peristiwa yang terjalin secara seksama yang menggerakan jalan cerita dari awal (pengenalan), konflik, rumitan, klimaks, dan penyelesaian (denomen). Luxemburg, dkk (1984: 149), yang dinamakan alur ialah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logic dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Alur dalam drama sama dengan yang ada pada bentuk sastra lain, maka harus bergerak maju dari permulaan (beginning), pertengahan (middle), dan menuju akhir (ending) (Priyatni, 2010: 187). Alur dalam sebuah pertunjukkan sama dengan alur novel atau cerpen, yaitu rentetan peristiwa yang terjadi dari awal sampai dengan akhir yang memiliki hubungan sebab akibat. Namun, alur drama mempunyai kekhususan dibandingkan dengan alur fiksi. Kekhususan itu disebabkan oleh karakterisitik drama yang memang unik. Secara garis besar drama memiliki alur, yaitu (1) klasifikasi atau introduksi. Bagian ini memberikan kesempatan kepada penonton untuk mengetahui tokoh-tokoh utama serta peran yang dibawakan mereka, dan memberi pengenalan terhadap permulaan masalah atau konflik. (2) konflik. Pelaku cerita mulai terlibat dalam suatu masalah pokok. Di sini mulai terjadi insiden. (3) komplikasi. Terjadilah persoalan baru dalam cerita, atau disebut juga rising action. Beberapa watak mulai memperlihatkan pertentangan saling memengaruhi, dan berkeinginan membawa kebenaran ke pihak masing-masing sehingga terjadilah krisis demi krisis. Setiap krisis.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. kecenderungan melampaui yang lain, namun satu krisis lahir disebabkan oleh yang lain itu sebabnya dinamakan komplikasi. (4) penyelesaian (denoument). Setiap segi pertentangan diadakan penyelesaian dan dicarikan jalan keluar. Penyelesaian bisa sedih bisa juga menggembirakan. Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita, yaitu alur (Sudjiman, 1988: 29). Alur merupakan rentetan kejadian suatu peristiwa yang tersusun menurut urutan waktu terjadinya, tidak semua kejadian di dalam hidup tokoh ditampilkan secara berurutan sejak kelahiran si tokoh. Walaupun cerita rekaan berbagai ragam coraknya, ada pola-pola tertentu yang hampir selalu terdapat di dalam sebuah cerita rekaan (Sudjiman, 1988: 30). Struktur umum alur menurut Sudjiman digambarkan sebagai berikut. Paparan (exposition) Awal. Rangsangan (inciting moment) Gawatan (rising action) Tikaian (conflict). Tengah. Rumitan (complication) Klimaks. Akhir. Leraian (falling action) Selesaian (denouement).

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 2.2.1.1.1. Paparan (exposition). Eksposisi atau paparan adalah bagian karya sastra drama yang berisi tentang keterangan tokoh-tokoh serta latar. Biasanya eksposisi terletak bagian awal karya satra. Pengarang memperkenalkan para tokoh serta menjelaskan tempat peristiwa dan memberikan gambaran yang akan terjadi pada cerita tersebut. 2.2.1.1.2. Rangsangan (inciting moment). Rangsangan adalah tahap alur ketika muncul kekuatan, kehendak, tantangan yang muncul dalam sebuah drama. atau rangsangan bisa dikatakan peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan. Peristiwa ini sering ditimbulkan oleh masuknya tokoh baru atau datangnya berita yang merusak keadaan. 2.2.1.1.3 Yang. Gawatan (rising action) dimaksud. dengan. gawatan. adalah. ketidakpastian. yang. berkepanjangan dan semakin menjadi-jadi. Dengan adanya tegangan menjadikan penonton menyebabkan terpancing keingintahuannya akan kelanjutan cerita serta penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh. 2.2.1.1.4. Tikaian (conflict). Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan satu diantaranya diwakili oleh manusia atau pribadi yang biasanya menjadi protagonist dalam cerita..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 2.2.1.1.5. Rumitan (complication). Rumitan adalah pemaparan tahapan ketika suasana semakin panas karena konflik semakin mendekati puncaknya. Rumitan mempersiapkan penonton untuk menerima dampak dari klimaks. 2.2.1.1.6. Klimaks. Klimaks adalah titik puncak sebuah cerita. Peristiwa dalam tahap ini adalah mengubah dari nasib seorang tokoh. Rumitan merupakan puncak yang diikuti krisis atau titik balik. 2.2.1.1.7. Leraian (falling action). Leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapai klimaks dan krisi, merupakan peristiwa yang menunjukan perkembangan kearah selesaian. Di dalam tahap ini kadar pertentangan yang terjadi mereda. 2.2.1.1.8. Selesaian (denouement). Selesaian merupakan bagian akhir dari alur sebuah drama. Dalam tahap segala kesalahapahaman atau rahasia yang berkaitan dengan alur cerita dapat diketahui. 2.2.1.2 Karakter Keberadaan karakter dalam drama sama pentingnya dengan alur tersebut. Aristoteles (melalui Else, 2003: 41) mengatakan bahwa nilai penting drama setelah alur adalah karakter. Sebuah drama adalah mimesis dari sebuah tindakan. Proses imitasi tersebut dilakukan oleh karakter dan termuat dalam bangunan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. peristiwa atau alur. Dengan demikian, kehadiran karakter sangat diperlukan arena sebuah peristiwa tidak akan terjadi tanpa karakter. Sebuah drama setidaknya harus memilih karakter protagonis dan karakter antagonis (Hamzah, 1985: 106). Menurut Wiyanto (2002: 27), karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama. Seorang tokoh bisa saja berwatak sabar, ramah, dan suka menolong. Sebaliknya, bisa saja tokoh berwatak pemberang, suka marah, dan keji. Karakter ini diciptakan penulis lakon untuk diwujudkan oleh pemain (aktor) yang memerankan tokoh itu. Agar dapat mewujudkannya, pemain harus memahami benar karakter yang dikehendaki penulis lakon drama. Untuk itu, dia perlu menafsirkan, membanding-bandingkan, dan menyimpulkan watak tokoh. yang diperankan, lalu mencoba-coba. memerankannya. Hal ini harus dilakukan supaya penampilannya benar-benar seperti tokoh yang diperankan, persis seperti tokoh sesungguhnya. 2.2.1.3 Latar Suatu cerita dapat terjadi pada suatu tempat atau lingkungan tertentu. Tempat dalam hal ini mempunyai ruang lingkup yang sangat luas termasuk nama kota, desa, sungai, gunung, lembah, sekolah, rumah, took, dan lain-lain. Unsur tempat sangat mendukung terhadap perwatakan tema, alur, serta unsur yang lain. Seseorang yang hidup di lingkungan sekolah tentu secara umum akan mempunyai watak yang berbeda dengan orang yang tinggal di lingkungan kebun. Atau seseorang yang dibesarkan di desa tentu akan memiliki watak yang berbeda dengan orang yang lahir dan dibesarkan di kota (secara umum)..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial (Nurgiyantoro, 2007: 227). Ketiga unsur itu walaupun masingmasing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. 2.2.1.3.1. Latar Tempat. Menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama-nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.. Penggunaan. latar. tempat. dengan. nama-nama. tertentu. haruslah. mencerminkan atau paling tidak tak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Masing-masing tempat tentu saja memiliki karakteristiknya sendiri yang membedakannya dengan tempat-tempat yang lain. 2.2.1.3.2. Latar Waktu. Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya dengan peristiwa sejarah. Latar waktu dalam fiksi dapat menjadi dominan dan fungsional jika digarap secara teliti, terutama jika dihubungkan dengan waktu sejarah. Namun, hal itu juga membawa sebuah konsekuensi: sesuatu yang diceritakan harus sesuai dengan perkembangan sejarah. Segala sesuatu yang menyangkut.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. hubungan waktu, langsung atau tidak langsung, harus berkesesuaian dengan waktu sejarah yang menjadi acuannya. Akhirnya, latar waktu harus juga dikaitkan dengan latar tempat (juga sosial) sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Keadaan suatu yang diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah sejalan dengan perubahan waktu. 2.2.1.3.3. Latar Sosial. Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan social masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang tergolong latar spiritual seperti yang dikemukakan sebelumnya. Disamping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas. Latar bukanlah hanya sebagai pelengkap dalam suatu cerita. Unsur ini sangat mendukung terhadap unsur yang lain, seperti: tokoh dan tema. Tempat terjadinya suatu peristiwa, waktu terjadinya suatu peristiwa dalam cerita tentu tidak dipilih begitu saja oleh pengarang, tetapi juga disesuaikan oleh tindakan tokoh cerita, pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang, atau hal lainnya. Keberhasilan suatu cerita tentu sangat tergantung kepada keharmonisan (keterpaduan) unsur-unsur intrinsik drama..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 2.2.1.4 Bahasa Menurut Nurgiyantoro (1995 : 272), bahasa merupakan sarana pengungkapan sastra. Sastra lebih sekedar bahasa, deretan kata, namun unsur kelebihannya hanya dapat diungkapkan dan ditafsirkan melalui bahasa. Bahasa dalam sastra pun mengemban fungsi utama sebagai alat komunikasi. Begitu pentingnya bahasa sebagai sarana komunikasi batasan atau pengertian bahasa adalah sarana komunikasi antaranggota masyarakat dalam menyampaikan ide dan perasaan secara lisan dan tulis (Martaulina, 2015: 9). Bahasa adalah rangkaian system bunyi atau symbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, yang memiliki makna dan secara konvensional digunakan oleh sekelompok manusia (penutur) untuk berkomunikasi (melahirkan pikiran dan perasaan) kepada orang lain (Suyanto, 2016: 15). Menurut Wiyanto (2002: 29), naskah drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa. Dengan demikian, penulis lakon drama sebenarnya menggunakan bahasa. Dalam wujudnya yang nyata, menggunakan bahasa itu menyampaikan kalimatkalimat terdiri dari kata-kata. Kata-kata inilah yang mengungkapkan pikiran dan perasaan karena kata mewakili makna. karena itu, penulis lakon drama harus pandai memilih kata yang tepat sesuai dengan makna yang ingin disampaikannya dan pandai merangkaikannya menjadi kalimat yang komunikatif dan efektif. Bahasa sebagai bahan dasar diolah untuk menghasilkan lakon drama. Karena itu, penulis lakon harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan bahasa, misalnya ragam lisan dan ragam tulis, ragam resmi dan ragam tak resmi..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Pengetahuan tentang hal itu sangat penting untuk menulis dialog. Dialog harus ditulis denga ragam bahasa yang tepat sesuai dengan siapa yang berbicara, tempat pembicaraan itu berlangsung, dan masalah yang dibicarakan. Semua itu menentukan ragam bahasa yang dipakai. Juga, penulis perlu mengetahui dialek dan majas. Pengetahuan tentang Bahasa dan keterampilan. menggunakannya. menjadi syarat utama bagi penulis lakon drama. Secara khusus penggunaan bahasa dalam karya sastra meliputi beberapa hal. 2.2.1.4.1. Pilihan Kata. Pilihan kata di dalam penggunaan bahasa, yaitu dengan menggunakan kata-kata yang lugas dan konkret serta mudah dipahami arti katanya. 2.2.1.4.2. Pola Kalimat dan Bentuk Sintaksis. Bahasa di sini tidak hanya terdiri dari kalimat pokok saja, tetapi terdiri dari beberapa kalimat pokok yang dihubungkan dengan kata penghubung dan kalimat bawahan. Pembalikan kalimat dan penghilangan kata juga termasuk di dalam pola kalimat maupun bentuk sintaksisnya (Kartikajati, 2009: 24-26). Jadi bahasa sangatlah berperan penting dalam setiap hal, termasuk dalam drama “Sebelum Sembahyang” bahasa terdapat kata maupun kalimat yang nantinya digunakan oleh tokoh untuk berkomunikasi. setiap dialog berupa bahasabahasa yang mempunyai makna. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan uga sebagai bahan pembelaaran..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 2.2.1.5 Tema Menurut Oemarjati (1969: 65), tema adalah keseluruhan cerita dan kejadian serta aspek-aspeknya, sebagaimana diangkat pencipta dari sejumlah kejadian yang ada, untuk dijadikan dasar lakonnya: inheren dalam tema adalah saham-saham watak dan situasi. Bila dihubungkan dengan topik dan judul, tema merupakan induknya, sedangkan topik dan judul berada pada level di bawah tema (Nurbaya, 2011: 41-42). Alasan pengarang hendak menyajikan cerita ialah hendak mengemukakan suatu gagasan. Gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra itu yang disebut tema (Sudjiman, 1988: 50). Adanya tema membuat karya lebih penting daripada sekedar hiburan. Menurut Wiyanto (2002: 23), tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik. Jadi, seorang penulis harus lebih dulu tema yang akan dikembangkannya. Untuk menemukan tema dalam karya sastra harus disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu saja. Tema tidak sama dengan cerita tetapi tema merupakan dasar cerita, dan cerita disusun berdasarkan tema yang ada. Dengan demikian, dapat menyampaikan tema, makna, atau tujuan penulis cerita fiksi. 2.2.1.6 Hubungan Antarunsur Drama Dalam naskah drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. setiap unsur saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. beberapa tokoh dengan wataknya masing-masing, pembaca bisa berimajinasi pada tokoh-tokoh baik itu para copet, Kiai, dan wanita muslim. Begitupula dengan alur yang secara bertahap memaparkan rangkaian peristiwa dalam naskah drama seolah-olah pembaca ikut dalam setiap kejadian yang terjadi di sebuah gang sepi dekat masjid pada sebuah desa. 2.2.1.6.1 Hubungan Alur dengan Unsur yang lain Alur dibicarakan terpisah dari penokohan dan sebagainya, pemisahan itu sesungguhnya bersifat artifisial. Di dalam sebuah cerita unsur-unsur itu tidak terlepas-lepas. Di dalam perkembangan cerita selalu ada interaksi antar unsurunsur cerita. Tentang tokoh dan alur, misalnya sulitlah mengatakan dengan pasti mana yang lebih dahulu ada: tokoh atau alur. Ketika membicarakan sarana pengikat peristiwa telah disinggung-singgung hubungan alur dengan tokoh dan alur dengan tema (Kartikajati, 2009:29). 2.2.1.6.2. Hubungan Latar dengan Unsur yang lain. Meskipun di dalam suatu cerita rekaan boleh jadi latar, merupakan unsur dominan, latar itu tidak pernah berdiri sendiri. Unsur latar merupakan bagian dari suatu keutuhan artistic yang harus dipahami hubungannya dengan unsur-unsur lain. Latar dapat menentukan tipe tokoh cerita, sebaliknya juga tipe tokoh tertentu menghendaki latar yang tertentu pula. Latar juga mengungkapkan watak tokoh. Dengan demikian latar sebagai unsur cerita dinamis yang dapat membantu pengembangan unsur-unsur lainnya. Hubungannya dengan unsur-unsur itu boleh jadi selaras, boleh jadi pula berkontras (Kartikajati, 2009:29)..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 2.2.1.6.3. Hubungan Karakter dengan Unsur yang lain. Untuk membuat karakter-karakter yang meyakinkan, pengarang harus melengkapi diri dengan pengetahuannya luar dan dalam tentang sifat tabiat manusia, serta tentang kebiasaan bertindak dan berujar di dalam lingkungan masyarakat yang hendak digunakannya sebagai latar. Karakter dan latar memang merupakan dua unsur cerita rekaan yang erat hubungannya dan tunjangmenunjang (Kartikajati, 2009:28). 2.2.1.6.4. Hubungan Bahasa dengan Unsur yang lain. Bahasa berperan besar dalam mengungkapkan buah pikiran pengarang. Kadang-kadang tokoh cerita menyinggung secara langsung atau tidak langsung masalah, gagasan, dan pesan yang ingin disampaikan pengarang. Pembaca akan menyimpulkan buah pikiran itu terutama melalui bahasa tokoh cerita (Kartikajati, 2009:30). 2.2.1.6.5. Hubungan Tema dengan Unsur yang lain. Unsur tema dalam karya sastra drama yang terdiri dari masalah, pendapat dan pesan pengarang itu secara langsung disimak oleh pembaca atau penonton yang baik. Unsur tema itu disimak sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi dan menjadi kekayaan rohani pembaca. Di samping merupakan nilai yang diterima oleh pembaca, tema pengarang itu memiliki pula beberapa fungsi terhadap unsur-unsur drama lainnya. Tema merupakan tujuan akhir yang harus diungkapkan oleh alur, karakter, maupun bahasa (Kartikajati, 2009:30)..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. 2.3. Kurikulum 2013 Menurut Palupi (2016: 1), kurikulum merupakan komponen penting dalam. sistem pendidikan formal atau dikenal sebagai system persekolahan. Di dalamnya terdapat rencana pembelajaran yang mengarahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran kepada siswa agar mereka memiliki kesiapan pribadi dan kemampuan sesuai kebutuhan masyarakat. Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan (Fadlillah, 2014: 13). Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat bergantung pada kurikulum yang digunakan. Tanpa adanya kurikulum mustahil Pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif, dan efisien sesuai yang diharapkan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan itulah, pemerintah melalui Kemendikbud berusaha sekuat tenaga untuk menyusun, mengembangkan dan menetapkan sebuah kurikulum yang berlaku pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum baru ini diperkenalkan oleh pemerintah dengan sebutan kurikulum 2013. Menurut Fadlillah (2014: 16), kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai ditetapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Adapun dimensi ketiga aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan dapat dilihat khususnya pada jenjang SMA/MA/SKM, SKL. 2.3.1. Dimensi Sikap, memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.. 2.3.2. Keterampilan, memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri.. 2.3.3. Pengetahuan, memiliki kemampuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian.. 2.3.1. Pembelajaran Drama di SMA Drama mudah disesuaikan untuk dimainkan dan dinikmati masyarakat. segala umur, drama sangat tinggi nilai pendidikannya. Drama baru dapat disusun dan dipentaskan dengan berhasil jika diikuti dengan pengamatan yang teliti baik oleh penulis maupun pemainnya. Tokoh-tokoh Pendidikan melihat bentuk sastra ini sebagai suatu wadah bagi generasi muda dalam menuju kedewasaan, dengan melakukan berbagai macam peran yang perlu dipahami benar. Meskipun barangkali tidak terlalu sulit bagi guru untuk menyiapkan para siswanya memasuki bidang drama dengan baik, tetapi kiranya tidaklah mudah untuk.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. memilih bahan yang akan disajikan, metode yang akan dipakai bagaimana memecahkan masalah-masalah yang dihadapi para siswa. Tujuan utama dalam mempelajari drama adalah untuk memahami bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan sebaik-baiknya dalam suatu pementasan. Untuk mempelajari pementasan ini memang tidak selalu mudah, terutama bagi siswa yang sama sekali belum mengenal pelik-pelik keadaan suatu pementasan drama. Untuk itu seorang guru (pelatih) drama bertanggung jawab untuk memperkenalkan apa itu drama. Dalam memperkenalkan drama, tentu harus mengacu dan disesuaikan kurikulum yang sedang diajarkan. 2.3.2. Rencana Pelaksnaan Pembelajaran (RPP) Dalam kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi oleh guru, tetapi. sudah disiapkan oleh tim pengembang kurikulum, baik ditingkat pusat maupun wilayah (Mulyasa, 2013: 80). Dengan demikian, guru tinggal mengembangkan RPP berdasarkan buku panduan guru, buku panduan siswa dan buku sumber yang semuanya telah disiapkan. 2.3.2.1 Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus (Majid dan Rochman, 2014: 261). Rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. dengan istilah RPP merupakan suatu bentuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran (Fadlillah, 2014: 143). 2.3.2.2 Prinsip-prinsip Pengembangan RPP Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau meyususn RPP dapat dijelaskan sebagai berikut. 2.3.2.2.1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan social, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan / atau lingkungan peserta didik. 2.3.2.2.2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semnagat belajar. 2.3.2.2.3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. Proses. pembelajarn. dirancang. untuk. mengembangkan. kegemaran. membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 2.3.2.2.4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remadi..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 2.3.2.2.5. Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaiatan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 2.3.2.2.6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 2.3.2.3 Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP Berbagai langkah-langkah penyusunan RPP dapat dijelaskan sebagai berikut. 2.3.2.3.1. Mencantumkan identitas. Nama Sekolah. :. Mata Pelajaran. : Bahasa Indonesia. Kelas/ Semester. : XI/ II. Standar Kompetensi : Kompetensi Dasar. :. Indikator. :. Alokasi Waktu. : 2 x 45 Menit.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 2.3.2.3.2 Tujuan. Mencantumkan tujuan pembelajaran pembelajaran. memuat. pengusaan. kompetensi. ang. bersifat. operasional yang ditargetkan/ dicapai dalam RPP (Majid & Rochman, 2014: 262). Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat dalam indikator, dalam bentuk pernyataan opersional. Tujuan pembelajaran dalam RPP ini diharapkan siswa dapat mendeskripsikan struktur-struktur yang terdapat dalam teks drama. 2.3.2.3.3. Mencantumkan materi pembelajaran. Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi dalam RPP merupakan pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam silabus (Majid & Rochman, 2014: 263). 2.3.2.3.4. Mencantumkan model/ metode pembelajaran. Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih untuk diajarkan kepada peserta didik (Majid & Rochman, 2014: 263). 2.3.2.3.5. Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan langkahlangkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah memuat pendahuluan/kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan masingmasing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model yang dipilih,.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. menggunakan sintaksis yang sesuai dengan modelnya. Selain itu, apabila kegiatan disiapkan untuk lebih dari satu kali pertemuan, hendaknya diperjelas pertemuan ke-1, ke-2 atau ke-3 (Majid & Rochman, 2014: 263). 2.3.2.3.6. Mencatumkan media/ alat/ bahan/ sumber belajar. Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat dalam silabus. Jika memungkinkan, dalam satu perencanaan disiapkan media, alat/bahan, dan sumber belajar. Oleh karena itu, guru harus memahami secara benar pengertian media, alat/bahan, dan sumber belajar (Majid &Rochman, 2014: 263). 2.3.2.3.7. Mencantumkan penilaian. Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indicator dan tujuan pembelajaran. Dalam penyajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matriks horizontal maupun vertikal (Majid &Rochman, 2014: 263-264)..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (field research).. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literature (kepustakaan), baik berupa buku, cacatan, maupun laporan hasil penelitian dari hasil penelitian terdahulu (Kartikajati, 2009). Penelitian ini menggunakan literatur berupa buku-buku yang membahas mengenai sastra dalam bentuk prosa, puisi maupun drama. penelitian kepustakaan menggunakan data-data atau bahan-bahan yang diperlukan dalam penyelesaian penelitian berasal dari kepustakaan baik berupa buku-buku, ensiklopedi, kamus, jurnal, dokumen, majalah dan lain sebagainya (Hadi, 1990). 3.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk. Ismadi C.R. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Dalam pendekatan struktural konsep fungsi memegang peranan penting, artinya unsur-unsur sebagai ciri khas teori tersebut dapat berperan secara maksimal semata-mata dengan adanya fungsi, yaitu dalam rangka menunjukan hubungan antar unsur-unsur yang terlibat (Johnson, 1990: 168). Menurut Wiyatmi (2006: 89), pendekatan struktural adalah pendekatan yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur karya sastra itu sendiri. Dalam penerapannya, pendekatan ini memahami karya sastra secara. 32.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. tertutup tanpa melihat pengarangnya, hubungannya dengan realistis, maupun pembaca. 3.3. Metode Penelitian Suatu penelitian pastinya menggunakan metode. Metode diartikan sebagai. sebuah prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan (Krissandi, 2017: 28). Dalam pengertian yang lebih luas, metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004: 24). Sebagai alat, sama dengan teori, metode berfungsi menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah dipecahkan dan dipahami. Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, penelitian ini adalah peneliian kepustakaan atau disebut dengan studi pustaka. Penelitian studi pustaka adalah penelitian yang mengkaji objek kajian berupa bahan-bahan tertulis (Koentjaraningrat, 1991: 44). 3.4. Sumber Data Pengumpulan data bertujuan memecahkan masalah peneitian. Sumber. tertulisnya adalah buku-buku kesusastraan yang memuat uraian atau data tentang struktur dalam teks drama. Drama “Sebelum Sembahyang” merupakan drama bagi remaja yang dikarang oleh Kecuk Ismadi C.R. Drama ini satu kumpulan dengan beberapa drama lainnya, karena cerita yang ada dalam kumpulan drama tersebut mempunyai satu kesamaan yaitu bagi kaum remaja serta sangat cocok untuk pembelajaran drama, baik SMP maupun SMA. Kumpulan drama yang diterbitkan pada tahun 1998 oleh Gramedia dibawah editor A. Rumadi dengan menampilkan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 17 teks drama yang dikarang oleh beberapa pengarang salah satunya adalah Kecuk Ismadi C.R.. 3.5. Judul Buku. : Kumpulan Drama Remaja. Editor Buku. : A. Rumadi. Halaman Drama dalam Buku. : 61‒ 67. Judul Drama. : “Sebelum Sembahyang”. Pengarang Drama. : Kecuk Ismadi C.R.. Penerbit Buku. : Gramedia. Tahun Terbit. : 1988. Teknik Pengumpulan Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca. dan teknik catat. Teknik baca adalah suatu kegiatan melihat bahan-bahan tertulis berupa buku, karya ilmiah, surat kabar dan sebagianya. Setelah itu, dilakukan kegiatan pencatatan itulah yang disebut teknik catat (Sudaryanto, 1993: 135). 3.6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh. peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, hasilnya lebih baik, cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:1630). Penelitian ini menggunakan instrumen berupa teori-teori yang diambil.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. dari buku-buku yang membahas mengenai sastra, baik dalam bentuk prosa, puisi, maupun drama. 3.7. Teknik analisis Data Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis kajian isi.. Menurut Moleong (1989: 220), teknik analisis kajian isi adalah teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan, karakteristik pesan, dilakukan secara objektif dan sistematis. Penelitian ini menghasilkan uraian struktur yang terdapat dalam drama Analisis data untuk mengolah penelitian ini sebagai berikut. 3.7.1. Penulis membaca terlebih dahulu drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R.. 3.7.2. Mengidentifikasi alur, karakter, latar, bahasa, dan tema.. 3.7.3. Menguraikan mengenai alur, karakter, latar, bahasa, dan tema.. 3.7.4. Mengidentifikasi keterkaitan antarunsur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R.. 3.7.5. Menguraikan keterkaitan antarunsur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R.. 3.7.6. Menjelaskan penerapan struktur drama dan hubungan antarunsur itu di dalam pembelajaran.. 3.8. Triangulasi Data Penelitian Untuk memvalidkan data hasil penelitian, peneliti membuat triangulasi. yang telah diuji oleh Ibu Septina Krismawati, S.S., M.A dan dijadikan salah satu lampiran untuk memperkuat data pembuatan skripsi..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Drama “Sebelum Sembahyang” menceritakan empat orang copet, Pak Kiai, dan wanita muslim. Para copet ini sedang bercakap-cakap disebuah gang sepi dekat masjid pada sebuah desa. Mereka sedang memperbincangkan mengenai suara adzan, cerita masa lalu mereka yang dulu sampai membuli sehingga membuat suasana percakapan menjadi tegang karena copet I mengajak mereka untuk berkelahi yang ternyata hanya sandiwara belaka. Di tengah-tengah percakapan mereka, seorang wanita muslim lewat menuju masjid sehingga percapan mereka berakhir dan mengalihkan pandangan mereka kepada wanita muslim tersebut. Para copet ini berencana akan mencopet dan memerkosa wanita mulism, tetapi hal itu tidak terjadi kerena Pak Kiai datang tepat waktu untuk mencega para copet berbuat yang tidak diinginkan. Pak Kiai mencoba berkomunikasi dengan para copet untuk pergi, tetapi para copet tidak ingin mundur, akhirnya terjadi perkelahian antara para copet dan Pak Kiai. Walaupun Pak Kiai menghadapi para copet sendirian, Pak Kiai tetap unggul dan mengalahkan para copet hingga membuat para copet kapok dan minta ampun kepada Pak Kiai. Setelah para copet minta ampun, Pak Kiai mencoba memberikan nasihat kepada mereka untuk bertobat dan menyuruh mereka memilih atas kesadarannya. 36.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. masing-masing. Akhirnya para copet berjanji untuk kembali pada jalan dan keyakinan mereka. Analisis struktur pada drama bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai isi drama “Sebelum Sembahyang” secara menyeluruh. Analisis ini dilakukan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur agar kebulatan makna drama dapat ditemukan. Struktur yang dipilih dalam penelitian ini adalah alur, latar, karakter, bahasa, dan tema. 4.2 Struktur Drama “Sebelum Sembahyang” 4.2.1. Alur Drama “Sebelum Sembahyang” Menurut Sudjiman (1988: 30), secara umum alur dibagi kedalam beberapa. tahapan antara lain: paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimak, leraian, dan selesaian. Dalam menganalisis drama “Sebelum Sembahyang” menggunakan pola seperti yang dipaparkan oleh Sudjiman. Alur yang digunakan dalam drama “Sebelum Sembahyang” adalah alur maju. Bentuk teks yang digunakan, yaitu bentuk teks berupa dialog antara copet I, copet II, copet III, copet IV, Kiai, dan wanita dengan latar disebuah gang sepi dekat masjid pada sebuah desa 4.2.1.1 Eksposisi atau Paparan Pemaparan adalah bagian karya sastra drama yang berisi keterangan mengenai tokoh serta latar. Dalam tahapan ini pengarang memperkenalkan cara tokoh, menjelaskan tempat peristiwa, dan menggambarkan peristiwa yang akan terjadi (Sudjiman, 1988: 30). Pemaparan ini meliputi pemaparan munculnya para copet pada sebuah gang sepi dekat masjid pada sebuah desa yang sedang memperdebatkan masa lalu yang mereka sebelum menjadi seorang copet dan.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. bertemu dengan seorang wanita muslim yang kemudian mereka coba untuk menggodanya dan berniat mencopet serta memperkosanya. Setelah itu, muncullah Pak Kiai yang sedang lewat menuju masjid dan mencoba menghentikan para copet berbuat jahat, tetapi para copet menentang Pak Kiai dan akhirnya terjadi perkelahian antara Pak Kiai dan para copet. Adapun tokoh-tokoh dalam drama serta latarnya sebagai berikut. Para Pelaku 1. Copet I 2. Copet II 3. Copet III 4. Copet IV 5. Kiai 6. Wanita Lokasi pada sebuah gang yang sepi dekat sebuah masjid pada sebuah desa. Terdengar kentongan dan bedug dipukul orang, lalu disusul suara adzan.. 4.2.1.2 Rangsangan Rangsangan adalah tahapan alur ketika muncul kekuatan, kehendak, kemauan, sikap, dan pandangan yang saling bertentangan dalam drama. Rangsangan yang terjadi pada drama “Sebelum Sembahyang” pada saat para copet sedang bercakap-cakap, mereka melihat seorang wanita muslim lewat yang akan pergi shalat. Para copet mendekati wanita muslim tersebut dan mengelaurkan kata-kata gombal untuk merayunya, tetapi wanita muslim ini cukup berani untuk berhenti lalu menatap para copet itu satu per satu. Hal ini ditunjukan dalam kutipan berikut: 52. Copet II, III, IV. 53. Copet III 54. Copet II 55. Copet IV. : O, tidak, tidak! (Tiba-tiba datanglah seorang wanita berkerudung sambil membawa mukena dan sajadah untuk shalat). (Ismadi, hal 63). : Ssst! Lihat, tuh! Ada mangsa datang! (Ismadi, hal 63 ) : O, iya! Waduh cantiknya, Meks! (Ismadi, hal 63) : Stop, Nona! Mau ke mana? (Wanita muslim itu.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. 60. Wanita Muslim 61. Copet IV. berhenti dan menatap komplotan itu satu per satu). (Ismadi, hal 63) : Minggir. (Sambil pasang kuda-kuda) (Ismadi, hal 64) : Oit, melotot. Aksi! Mau melawan, ya? (Copet IV mendekat akan mencolek, tiba-tiba tangannya ditangkap dan diplintir, lalu ditendang) (Ismadi, hal 64). 4.2.1.3 Gawatan Gawatan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan dan semakin menjadijadi. Dengan adanya tegangan menjadikan penonton menyebabkan terpancing keingintahuannya akan kelanjutan cerita serta penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh. Dalam menumbuhkan gawatan pada drama “Sebelum Sembahyang” pengarang mencoba dengan dialog yang terjadi antara copet I menghentikan keributan yang dianggap spele dan mengarahkan pandangan mereka pada wanita yang akan menjadi mangsa mereka yang rencananya akan dicopet dan perkosa. Tetapi rencana mereka dicegat oleh Pak Kiai. 66. Copet I. 67. Kiai. : Sudah, sudah, perkara sepele saja diributkan. Kan sekarang ada perkara yang lebih menarik dan menguntungkan. Tuh, tuh lihat dia mau pergi. Heit, heit, mau pergi ke mana, nih. Ayo, Kawan cepat. Kita gasak saja. Kita preteli perhiasannya. Kita perkosa orangnya. (Tiba-tiba datang seorang Kiai) (Ismadi, hal 64) : Ha...ha...ha... Sungguh pemandangan yang lucu. Empat ekor serigala kelaparan mencoba memangsa kelinci tak berdaya.Sungguh tak seimbang. (Ismadi, hal 64). 4.2.1.4 Tikaian Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan satu diantaranya diwakili oleh manusia atau pribadi yang biasanya.

Referensi

Dokumen terkait

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, berisi riwayat hidup pengarang, analisis struktur yang akan dibahas dalam tema, alur, penokohan, dan latar atau setting,

Bab VI, berisi tentang latar belakang sosial karya sastra, struktur novel Menara Cinta Karya Widuri Al Fath yang meliputi tema, alur, penokohan, dan latar, aspek

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dalam naskah drama Music-hall karya Jean-Luc Lagarce yang berupa alur, penokohan, latar, dan tema,

a. Tokoh, latar, alur, tema, bahasa, sudut pandang, dan amanat. Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita dan yang menjadi pusat penceritaan. Latar adalah segala yang berhubungan

mengelompokkan data dengan menentukan fakta-fakta cerita alur, karakter, latar, tema, sarana-sarana sastra judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, ironi dan makna yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Unsur intrinsik novel Sinden karya Purwadmadi Admadipurwa meliputi: tema, alur, latar, tokoh, amanat; (2) nilai budaya dalam

Novel Api Tauhid karya Habiburrahman El-Shirazy yang akan penulis teliti, (1) unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang,

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur intrinsik novel Butiran Debu meliputi; tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan amanat, mendeskripsikan nilai-nilai