• Tidak ada hasil yang ditemukan

pestisida 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pestisida 5"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Kata “pestisida” bukan hal yang asing bagi kita, sebahagian besar masyarakat kita mungkin sudah

Kata “pestisida” bukan hal yang asing bagi kita, sebahagian besar masyarakat kita mungkin sudah

mengenal apa itu pestisida apalagi masyarakat di daerah-daerah pertanian. Jika kita menganggap bahwa

mengenal apa itu pestisida apalagi masyarakat di daerah-daerah pertanian. Jika kita menganggap bahwa

pestisida dimaksudkan untuk membunuh serangga, gulma, dan penyakit; kita akan tau

pestisida dimaksudkan untuk membunuh serangga, gulma, dan penyakit; kita akan tau bagaimana ini

bagaimana ini

bisa merusak kesehatan.

bisa merusak kesehatan.

Sayangnya penggunaan pestisida telah meledak d

Sayangnya penggunaan pestisida telah meledak d

alam beberapa dekade terakhir. Salah satu alasannya

alam beberapa dekade terakhir. Salah satu alasannya

adalah karena tanaman rekayasa genetika yang telah

adalah karena tanaman rekayasa genetika yang telah menyebabkan penciptaan gulma super yang

menyebabkan penciptaan gulma super yang

membutuhkan pestisida yang lebih banyak dan lebih kuat.

membutuhkan pestisida yang lebih banyak dan lebih kuat.

Penggunaan pestisida yang tidak memenuhi aturan ak

Penggunaan pestisida yang tidak memenuhi aturan ak

an mengakibatkan banyak dampak, diantaranya

an mengakibatkan banyak dampak, diantaranya

dampak kesehatan bagi manusia yaitu timbulnya keracunan pada petani dan yang lebih berbahaya lagi

dampak kesehatan bagi manusia yaitu timbulnya keracunan pada petani dan yang lebih berbahaya lagi

adalah terjadinya gangguan pada sistem reproduksi wanita . Hal-hal tersebutlah yang masih banyak

adalah terjadinya gangguan pada sistem reproduksi wanita . Hal-hal tersebutlah yang masih banyak

diabaikan oleh para petani

diabaikan oleh para petani

Indonesia terutama didaerah pedesaan. Mereka tidak memperhatikan dampak

Indonesia terutama didaerah pedesaan. Mereka tidak memperhatikan dampak

yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan

yang dapat ditimbulkan dari pekerjaan yang mereka lakukan setiap harinya dengan berbagai alasan

yang mereka lakukan setiap harinya dengan berbagai alasan

klasik.

klasik.

Pengertian Pestisida

Pengertian Pestisida

Pestisida adalah bahan yang digunak

Pestisida adalah bahan yang digunak

an untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi

an untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi

organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest

organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest

(

(“

hama

hama

“) yang diberi akhiran

) yang diberi akhiran

 -

 -

cide(“pembasmi”).

cide(“pembasmi”).

Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung,

Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung,

mamalia

mamalia,

,

ikan

ikan,

,

atau

atau

mikrobia

mikrobia

yang dianggap mengganggu.Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali

yang dianggap mengganggu.Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut

disebut

sebagai “racun”.

sebagai “racun”.

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk

mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau,

mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau,

tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (j

tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (j

amur), bakteria dan virus,

amur), bakteria dan virus,

kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan

kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan

hewan lain yang dianggap merugikan.

hewan lain yang dianggap merugikan.

Pestisida adalah bahan-bahan kimia

Pestisida adalah bahan-bahan kimia

yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk mengendalikan hama

yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk mengendalikan hama

dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida

dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja membawa dampak yang positif

tidak saja membawa dampak yang positif terhadap peningkatan

terhadap peningkatan

produk pertanian, tapi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya

produk pertanian, tapi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir

pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendali

pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendali

an Hama Terpadu (PHT),

an Hama Terpadu (PHT),

penggunaan pestisida ditujukan bukan

penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih

untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih

dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga

dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga

berada dibawah batas ambang

berada dibawah batas ambang

ekonomi atau ambang kendali.

ekonomi atau ambang kendali.

KESEHATAN REPRODUKSI

KESEHATAN REPRODUKSI

Berdasarkan ICPD 1994, kesehatan reproduksi didefinisikan sebag

Berdasarkan ICPD 1994, kesehatan reproduksi didefinisikan sebag

ai suatu keadaan sejahtera fisik,

ai suatu keadaan sejahtera fisik,

mental, dan sosial yang utuh

mental, dan sosial yang utuh

yang tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan lainnya

yang tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan lainnya yang

yang

terkait dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Terdapat 10 elemen kesehatan reproduksi

terkait dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Terdapat 10 elemen kesehatan reproduksi

yaitu: (1) pelayanan dan konseling, informasi, edukasi, dan k

yaitu: (1) pelayanan dan konseling, informasi, edukasi, dan k

omunikasi KB, (2) pelayanan prenatal,

omunikasi KB, (2) pelayanan prenatal,

persalinan, dan postpartum yang aman, termasuk menyusui, (3) pencegahan dan pengobatan

persalinan, dan postpartum yang aman, termasuk menyusui, (3) pencegahan dan pengobatan

(2)

kemandulan, (4) pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman, (5) pelayanan aborsi aman, bila tidak

melanggar hukum, (6) pengobatan Infeksi Saluran Reproduksi, Infeksi Menular Seksual dan kondisi lain

dalam sistem reproduksi, (7) informasi dan konseling mengenai seksualitas, (8) pencegahan secara aktif

praktek-praktek berbahaya seperti sunat perempuan/mutilasi kelamin, (9) pelayanan rujukan untuk

komplikasi KB, kehamilan, persalinan dan aborsi, kemandulan, ISR, IMS, dan HIV/AIDS, serta kanker

kandungan, serta (10) fasilitas diagnosis dan pengobatan IMS seiring dengan meningkatnya penularan

HIV. Berdasarkan defisini dan elemen kesehatan reproduksi yang telah dijelaskan di atas jelas bahwa

kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dari sistem pewarisan generasi.

DAMPAK PESTISITA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

Selain berdampak pada kerusakan lingkungan, residu pestisida juga berbahaya bagi kesehatan, baik

dalam jangka panjang atau pun pendek. Salah satunya adalah menghambat perkembangan kognitif.

Pada kehamilan bisa beresiko terjadinya kelainan bawaan. Residu pestisida ini bisa terdapat dalam jenis

buah dan sayuran segar, sehingga kita memerlukan kehati-hatian dalam mengkonsumsinya.

Penggunaan pestisida bisa terjadi pada saat proses produksi di lahan atau selama pasca panen.

Dibawah ini beberapa bahaya pestisida yaitu

1. Pestisida Menyebabkan Kemandulan

Salah satu pestisida adalah atrazine, pembunuh gulma yang banyak digunakan di pertanian tebu dan

terdeteksi dalam air keran. Para ilmuwan dan dokter mengemukakan bahwa pestisida ini meningkatkan

risiko keguguran dan kemandulan (kualitas dan mobilitas sperma menurun).

2. Bahaya Pestisida Pada Kehamilan, Bayi, dan Anak

Pestisida yang tidak sengaja termakan oleh ibu hamil dapat menyebabkan bayi cacat lahir. Cacat lahir

seperti spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor, dan sindrom down bisa diakibatkan paparan pestisida.

Untuk memperkecil resiko, ibu hamil harus selektif dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.

Paparan pestisida selama 3 bulan sebelum konsepsi dan selama kehamilan akan meningkatkan resiko

keguguran spontan pada ibu hamil. Selain itu, bayi yang dilahirkan juga beresiko terkena leukimia dan

kecerdasannya bisa terganggu.

Bila terpapar pestisida sejak kehamilan akan berpengaruh pada pembentukan janin dalam kandungan.

Residu pestisida bisa meningkatkan risiko kelainan bawaan tertentu selama perkembangan janin. Apalagi

selama perkembangannya janin belum mampu mendetoksifikasi racun yang ada. Sementara otak dan

sistem saraf sendiri masih terus berkembang hingga anak berusia 12 tahun.

Pada anak, paparan pestisida dapat menurunkan stamina tubuh serta perhatian dan konsentrasinya.

Begitu pun memori dan koordinasi tangan mata yang terganggu, serta semakin besar kesulitan anak

dalam membuat gambar garis sederhana.

Anak yang terpapar residu pestisida sejak balita, ketika usia SD kecerdasannya akan menurun. Sebuah

penelitian yang dilakukan di Meksiko terhadap anak yang mengkonsumsi anggur disemprot pestisida dan

yang tidak disemprot pestisida, menunjukkan perbedaan kognitif yang signifikan.

3. Pengaruh Pestisida Terhadap Perubahan Hormon

Jangka panjang dari paparan pestisida secara terus menerus dalam waktu sekitar 20-30 tahun akan

terjadi perubahan hormonal dan sistem reproduksi. Pada anak laki-laki diistilahkan dengan

demasculinisation, yaitu hilangnya sifat-sifat maskulin. Sementara pada anak perempuan disitilahkan

dengan defeminisasion. Jadi anak mengalami perubahan orientasi seksualnya.

4. Pestisida Menyebabkan Diabetes

Bertahun-tahun ilmuwan percaya ada hubungan antara diabetes dengan pestisida. Menurut jurnal yang

diterbitkan di Diabetes Care, orang yang mengalami kelebihan berat badan dan dalam tubuhnya terdapat

pestisida golongan organoklorin berisiko tinggi terkena diabetes. Untuk menghindarinya, konsumsi

(3)

5. Pestisida Menyebabkan Kanker

Pestisida cukup erat hubungannya dengan kanker. Lebih dari 260 pestisida berkaitan dengan beragam

 jenis kanker seperti limfoma, leukemia, sarcoma, jaringan lunak, otak, kanker hati, dan kanker paru-paru.

6. Pestisida Menyebabkan Autisme

Perpaduan antara gen dan polutan yang masuk ketika ibu hamil dipercaya para peneliti sebagai

penyebab autisme. Kebanyakan insektisida membunuh hama dengan mengganggu fungsi sar af.

Mekanisme yang sama terjadi pada janin yang terpapar insektisida. Penelitian yang dilakukan pada tahun

2010 oleh Universitas Harvard menunjukkan urin yang mengandung pestisida berbahan aktif

organofosfat pada anak lebih mungkin mengalami ADHD dan hiperaktif dibanding urin pada

anak-anak yang tidak tercemar pestisida.

7. Pestisida menyebabkan Obesitas

Kadang pestisida bertindak sebagai hormon palsu dalam tubuh. Hormon ini mengganggu kemampuan

tubuh untuk mengatur pengeluaran hormon yang sehat. Menurut penelitian yang dim uat jurnal

Environmental Health Perspectives, lebih dari 50 jenis pestisida diklasifikasikan sebagai pengganggu

hormon, di antaranya dapat memicu sindrom metabolik dan obesitas

8. Pestisida Menyebabkan Parkinson

Penyakit gangguan degeneratif sistem saraf pusat atau yang sering mengganggu penderita keterampilan

motorik, pidato, dan fungsi-fungsi lainnya atau Parkinson sangat berhubungan dengan paparan pestisida.

Penelitian yang dilakukan menunjukkan penyakit ini berkaitan erat dengan paparan insektisida dan

herbisida dalam jangka waktu yang panjang.

Dengan bertambah pengetahuan kita mengenal berbagai macam bahaya dari pestisida ini maka sudah

sewajarnya kalau kita memang harus berhati-hati terhadap pengaruh negatif dari pestisida apalagi bila

penggunaannya berlebihan.

Banyak petani menggunakan berbagai bahan kimia untuk menjaga tanaman dari serangan hama. Satu

 jenis buah atau sayuran bisa menggunakan banyak macam bahan kimia yang berbeda. Dampak negatif

bahan kimia tersebut bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis bahan kimianya dan seberapa

banyak kita terpapar. Diantaranya ada empat efek, yakni efek karsinogen (bisa menimbulkan kanker),

hormone disruptor (mengganggu sistem hormonal), neurotoxin (mempengaruhi sistem saraf), dan

mengganggu pertumbuhan serta fungsi reproduksi. Berikut ini contoh bahaya bahan aktif pestisida

terhadap kesehatan:

1. Asefat beresiko menyebabkan kanker, mutasi gen, kelainan alat reproduksi.

2. Aldikard sangat beracun pada dosis rendah.

3. BHC beresiko menyebabkan kanker, beracun pada alat reproduksi.

4. Kaptan beresiko menyebabkan kanker, mutasi gen.

5. Karbiral beresiko menyebabkan mutasi gen, kerusakan ginjal.

6. Klorobensilat beresiko menyebabkan kanker, mutasi gen, keracunan alat reproduksi.

7. Klorotalonil beresiko menyebabkan kanker, keracunan alat reproduksi.

8. Klorprofam beresiko menyebabkan kanker, mutasi gen, pengaruh kronis.

9. Siheksatin beresiko menyebabkan Karsinogen.

10. DDT beresiko menyebabkan Cacat lahir, pengaruh kronis.

Dampak pestisida terhadap kesehatan reproduksi wanita

Peran Perempuan di Pertanian yang begitu besar membuat perempuan juga dominan dan paling

beresiko terhadap dampak pestisida. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Dunia di

(4)

perserikatan bangsa-Bangsa (FAO), jumlah perempuan yang terlibat di sektor pertanian meningkat dari

tahun ke tahun. Jumlah tenaga kerja perempuan dalam sektor pertanian mengalami peningkatan hampir

empat kali lipat dari tahun 1960 sebanyak 7,43 juta menjadi 20,82 juta orang pada tahun 2000 (Data

FAO,2000). Meskipun FAO belum pernah mengeluarkan data jumlah petani terutama petani perempuan

yang terkena dampak pestisida, namun ada beberapa studi terhadap kasus

 –

 kasus yang berkaitan

dnegan dampak pestisida tersebut.

Dari beberapa studi yang dilakukan di beberapa Negara Asia juga ditegaskan bahwa perempuan adalah

pekerja utama di pertanian dan perkebunan, yang berhubungan langsung dengan penggunaan pestisida

dalam pekerjaannya sehari-hari. Seperti di Malaysia, perempuan terlibat di hampir 80 persen dari 50,000

dari pekerjaan umum dan terpaksa menjadi pekerja di perkebunan, dengan sebanyak 30,000 orang yang

aktif sebagai penyemprot pestisida di sektor perkebunan sendiri. Para pekerja di Malaysia sangat

beresiko terpapar pestisida karena hampir sehari-hari menggunakan pestisida seperti Paraquat,

Methamidophos dan Monocrotophos. Akibatnya, petani perempuan dan perempuan buruh perkebunan

banyak yang menderita penyakit dan mengalami gangguan kesehatan yang kronis dan akut. Seperti kuku

 jari tangan yang membusuk, gatal-gatal, perut mual dan nyeri, sakit punggung, pusing, nafas sesak, mata

kabur/rabun, mudah marah, sakit kepala, sesak di dada, bengkak, nyeri otot, rasa gatal kulit dan infeksi

kulit , bahkan timbulnya kanker.

Di India, pestisida menjadi penyebab utama yang telah membinasakan Hidup penduduk desa Kasargod,

Kerala. Di temukan bahwa selama dua setengah dekade, pestisida jenis endosulfan telah disemprotkan

dilahan perkebunan kacang-kacangan, pohon dan buah jambu monyet di beberapa desa daerah

Kasargod yang dilakukan oleh perusahan perkebunan di Kerala. Akibatnya penduduk desa di sekitar

perkebunan menderita berbagai macam penyakit dan menderita gangguan kesehatan akibat terpapar

pestisida endosulfan. Pada umumnya adalah gangguan terhadap sistem reproduksi perempuan, seperti

kanker rahim dan kanker payudara. Ditemukan fakta anak-anak yang dilahirkan mengalami cacat fisik,

keterlambatan mental, serta kekebalan tubuh rendah. Selain gangguan terhadap kesehatan, tidak kurang

kerusakan yang terjadi pada lingkungan yang berhasil dicatat adalah ditemukan ikan, lebah madu, kodok,

dan ternak unggas ayam yang mati.

Sebuah penelitian lain di India memperkirakan bahwa lebih dari 1000 orang pekerja di perkebunan ini

telah terpapar pestisida dalam kurun waktu antara agustus hingga desember 2001 dan lebih dari 500

orang berakibat kematian, ternyata lebih dari setengah dari pekerja tersebut adalah perempuan.

Penggunaan pestisida besar-besaran di perkebunan produksi kapas di Warangal wilayah Andhra

Pradesh, mengakibatkan masyarakat di daerah tersebut pelan-pelan telah t erpapar oleh pestisida.

Mereka mengeluh mengalami gangguan mual, gangguan usus, sakit dada, sulit bernafas, infeksi kulit,

ganguan penglihatan dan ganguan hormonal. Menurut suatu survei yang terbaru, bekas pekerja IRRI

mengalami gangguan serius seperti timbul bisul yang abdominal, broncitis, rapu tulang, radang

paru-paru, kencing manis, kelumpuhan, gangguan jantung, radang hati, hipertensi, kegagalan ginjal,

Parkinsons, asma dan kanker.

Studi lain yang dilakukan di Amerika,menunjukkan bahwa perempuan yang tinggal di daerah yang

penggunaan pestisidanya tinggi, mempunyai resiko 1,9 sampai 2 kali lebih tinggi beresiko melahirkan

bayi dalam keadaan cacat, dibandingkan perempuan yang bertempat tinggal di daerah yang tidak

menggunakan pestisida (Emmy lucy,s. Terompet, 1993)

Racun kimia yang terbuat dari klorine dapat menyebabkan Kanker payudara, dan sebuah penelitian

Greenpeace menemukan setiap tahun 50.000 perempuan Amerika meninggal dunia karena racun ini. Zat

klorine yang umumnya ada pada pestisida seperti Dioksin, PCB dan DDT, senyawa ini mampu lama

berakumulasi dalam tubuh manusia dan lingkungan. Pencemaran lingkungan oleh kimia ini berkaitan

dengan kemandulan dan pertumbuhan yang tidak seimbang tidak saja pada manusia juga terhadap

hewan dan tumbuhan.

Di Indonesia sendiri, menurut data pertanian tahun 2000 menyatakan 50,28% dari total jumlah tenaga

kerja di sector pertanian atau sebesar 49,60 juta adalah perempuan, kenyataannya masih sedikit

penelitian terhadap tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh pestisida baik itu pada proses pertanian

maupun pada produk makanan. Sehingga hanya beberapa kasus keracunan pestisida maupun

(5)

Beberapa dari kasus gangguan terpapar pestisida yang ditemukan ternyata sebagian besar penderitanya

adalah petani perempuan. Kasus keguguran kehamilan yang dialami oleh salah seorang petani dari

Sumatera Barat akibat penggunaan pestisida Dursban yang dicampur dengan Atracol (Terompet

No.5,1993), menunjukkan fakta bahwa pestisida sangat berbahaya bagi perempuan terutama bagi

kesehatan reproduksinya. Pestisida dapat meracuni embrio bayi dalam k andungan yang sama

berbahaya seperti meracuni ibunya, bahkan yang belih buruk lagi kerusakan dapat terjadi sebelum masa

kehamilan. Berdasarkan hasil sebuah studi di universitas Sidney pada tahun 1996 menyatakan bahwa

perempuan yang terkena pestisida masa awal kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi.

Kasus lain, hasil penelitian yang dilakukan oleh PAN Indonesia terhadap petani perempuan di desa Bukit

dan desa Sampun, Berastagi Sumatera Utara, mengenai tingkat keracunan pestisida berdasarkan

Indikator kelaziman aktivitas enzim Acetylcholinesterase (Ache) dalam plasma darah, ditemukan bahwa

tingkat pencemaran yang terjadi pada petani perempuan tersebut sudah melampau batas yang

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pestisida

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat,

atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (“hama“) yang diberi akhiran

-cide(“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia,

ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.Dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut

sebagai “racun”.

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk

mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau,

tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus,

kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan

hewan lain yang dianggap merugikan.

Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak ter lepas dari penggunaannya untuk mengendalikan

hama dan jasad pengganggu lainnya. Pestisida tidak saja membawa dampak yang positif terhadap

peningkatan produk pertanian, tapi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya,

(Diana, 2000).

Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir

pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep P engendalian Hama Terpadu (PHT),

penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih

dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang

ekonomi atau ambang kendali.

2.2 peranan pestisida terhadap sektor pertanian

Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian

saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan

yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular)

penyakit manusia dan binatang pengganggu ke nyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan

terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun

yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang

tidak bijaksana akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan

lingkungan pada umumnya.Berdasarkan ketahanannya di lingkungan. Dalam bidang pertanian pest isida

merupakan sarana untuk membunuh jasad pengganggu tanaman. Pestisida juaga berperan sebagai

salah satu komponen pengendalian, yang mana harus sejalan dengan komponen pengendalian hayati,

(7)

efisien untuk mengendalikan hama terte ntu, mudah terurai dan aman bagi lingkungan sekitarnya.

Penerapan usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan berbagai teknologi, seperti penggunaan

pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola tanam serta usaha pembukaan lahan baru akan

membawa perubahan pada ekosistem yang sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad

penganggu. Cara lain untuk mengatasi jasad penganggu selain menggunakan pestisida kadang-kadang

memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar dan hanya dapat dilakukan pada kondisi tertentu.

Sampai saat ini hanya pestisida yang mampu melawan jasad penganggu dan berperan besar dalam

menyelamatkan kehilangan hasil (Sudarmo, 1991).

2.3 Pengertian Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan

hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang ber hubungan dengan sistem

reproduksi, fungsi serta prosesnya atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan

seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan,

yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal

yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.

2.4 Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia

Pada umumnya pestisida, terutama pestisida sintesis adalah biosida yang tidak saja bersifat racun

terhadap jasad pengganggu sasaran. Tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan

target termasuk tanaman, ternak dan organisme berguna lainnya.Apabila penggunaan pestisida tanpa

diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan

pestisida, secara lambat laun akan mempengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni manusia tidak

hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah melakukan

penyemprotan.

Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung

melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot

maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi

luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut

umumnya disebabkan kurangnya perhatian atas keselamatan kerja dan kurangnya kesadaran bahwa

pestisida adalah racun.Kadang-kadang para petani atau pekerja perkebunan, kurang menyadari daya

racun pestisida, sehingga dalam melakukan penyimpanan dan penggunaannya tidak memperhatikan

segi-segi keselamatan. Pestisida sering ditempatkan sembarangan, dan saat menyemprot sering tidak

menggunakan pelindung, misalnya tanpa kaos tangan dari plastik, tanpa baju lengan panjang, dan tidak

mengenakan masker penutup mulut dan hidung. Juga cara penyemprotannya sering tidak

(8)

memperhatikan arah angin, sehingga cairan se mprot mengenai tubuhnya. Bahkan kadang-kadang

wadah tempat pestisida digunakan sebagai tempat minum, atau dibuang di sembarang tempat.

Kecerobohan yang lain, penggunaan dosis aplikasi sering tidak sesuai anjuran. Dosis dan konsentrasi

yang dipakai kadang-kadang ditingkatkan hingga melampaui batas ya ng disarankan, dengan alasan dosis

yang rendah tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan

pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang t anpa

menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang

menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu yang lama, setelah berbulan atau

bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat

karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi

yang akan datang), danteratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan).

Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan

yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat masuk ke dalam jaringan tubuh

melalui ruang pori kulit. Menurut World Health Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per

tahun, mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami

dampak yang sangat fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit

liver. Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 mer upakan peringatan keras untuk produksi

pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor dari pabrik Union Carbide yang

memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan lebih dari 2.000 orang dan

mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan musibah

terburuk dalam sejarah produksi pestisida sintesis.

Selain keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang awam yang

bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa

terjadi akibat sisa racun (residu) pestisida yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang

dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa

sadar telah kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Apabila

 jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan manusia atau

ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut. Makin tinggi residu, makin berbahaya bagi konsumen.

Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan dan

kesehatan manusia. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida menyebar melalui angin, melalui aliran

air dan terbawa melalui tubuh organisme yang dikenainya. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai

secara alami. Bahkan untuk beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun.

Dari beberapa hasil monitoring residu yang dilaksanakan, diketahui bahwa saat ini residu pestisida

hampir ditemukan di setiap tempat lingkungan sekitar kita. Kondisi ini secara tidak langsung dapat

menyebabkan pengaruh negatif terhadap organisma bukan sasaran. Oleh karena sifatnya yang beracun

serta relatif persisten di lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah.

(9)

Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air sumur, maupun di

udara. Dan yang paling berbahaya racun pestisida kemungkinan terdapat di dalam makanan yang kita

konsumsi sehari-hari, seperti sayuran dan buah-buahan.Aplikasi pestisida dari udara jauh memperbesar

resiko pencemaran, dengan adanya hembusan angin. Pencemaran pestisida di udara tidak terhindarkan

pada setiap aplikasi pestisida. Sebab hamparan yang disemprot sangat luas. Sudah pasti, sebagian besar

pestisida yang disemprotkan akan terbawa oleh hembusan angin ke tempat lain yang bukan target

aplikasi, dan mencemari tanah, air dan biota bukan sasaran.

Bahan kimia dari kandungan pestisida dapat meracuni sel-sel tubuh atau mempengaruhi organ tertentu

yang mungkin berkaitan dengan sifat bahan kimia atau berhubungan dengan tempat bahan kimia

memasuki tubuh atau disebut juga organ sasaran. Efek racun bahan kimia atas organ-or gan tertentu dan

sistem tubuh:

1.Paru-paru dan sistem pernafasan

Efek jangka panjang terutama disebabkan iritasi (menyebabkan bronkhitis atau pneumonitis). Pada

kejadian luka bakar, bahan kimia dalam paru-paru yang dapat menyebabkan udema pulmoner

(paru-paru berisi air), dan dapat berakibat fatal. Sebagian bahan kimia dapat mensensitisasi atau menimbulkan

reaksi alergik dalam saluran nafas yang selanjutnya dapat menimbulkan bunyi sewaktu menarik nafas,

dan nafas pendek. Kondisi jangka panjang (kronis) akan terjadi penimbunan debu bahan kimia pada

 jaringan paru-paru sehingga akan terjadi fibrosis atau pneumokoniosis.

2.Hati

Bahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut hipotoksik. Kebanyakan bahan kimia menggalami

metabolisme dalam hati dan olehkarenanya maka banyak bahan kimia yang berpotensi merusak sel-sel

hati. Efek bahan kimia jangka pendek terhadap hati dapat menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis

kimia), nekrosis (kematian sel), dan penyakit kuning. Sedangkan efek jangka panjang berupa sirosis hati

dari kankerhati.

3.Ginjal dan saluran kencing

Bahan kimia yang dapat merusak ginjal disebut nefrotoksin. Efek bahan kimia terhadap ginjal meliputi

gagal ginjal sekonyong-konyong (gagal ginjal akut), gagal ginjal kronik dan kanker ginjal atau kanker

kandung kemih.

4.Sistem syaraf

Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin. Pemaparan terhadap bahan kimia

tertentu dapat memperlambat fungsi otak. Gejala-gejala yang diperoleh adalah mengantuk dari

hilangnyakewaspadaan yang akhirnya diikuti oleh hilangnya kesadaran

karena bahan kimia tersebut menekan sistem syaraf pusat. Bahan kimia yang dapat meracuni sistem

enzim yang menuju ke syaraf adalah pestisida. Akibat dari efek toksik pestisida ini dapat menimbulkan

(10)

kejang otot dan paralisis (lurnpuh). Di samping itu ada bahan kimia lain yang dapat secaraperlahan

meracuni syaraf yang tangan dan kaki serta mengakibatkan mati rasa dan kelelahan.

5.Darah dan sumsum tulang

Sejumlah bahan kimia seperti arsin, benzen dapat merusak sel -seld arah merah yang menyebabkan

anemia hemolitik. Bahan kimia lain dapat merusak sumsum tulang dan organ lain tempat pembuatan

sel-sel darah atau dapat menimbulkan kanker darah.Jantung dan pembuluh darah (sistem

kardiovaskuler).Sejumlah pelarut seperti trikloroetilena dan gas yang dapat menyebabkan gangguan

fatal terhadap ritme jantung. Bahan kimia lain seperti karbon disulfida dapat menyebabkan peningkatan

penyakit pembuluh darah yang dapat me nimbulkan serangan jantung.

6.Kulit

Banyak bahan kimia bersifat iritan yang dapat menyebabkan dermatitis atau dapat menyebabkan

sensitisasi kulit dan alergi. Bahan kimia lain dapat menimbulkan jerawat, hilangnya pigmen (vitiligo),

mengakibatkan kepekaan terhadap sinar matahari atau kanker kulit.

7.Sistem yang lain

Bahan kimia dapat pula menyerang sistem kekebalan, tulang, otot dan kelenjar tertentu seperti kelenjar

tiroid. Petani yang terpapar pestisida akan mengakibatkan peningkatan fungsi hati sebagai salah satu

tanda toksisitas, terjadinya kelainan hematologik,meningkatkan kadar SGOT dan SGPT dalam darah juga

dapat meningkatkan kadar ureum dalam darah.

2.5 Dampak Pestisida Terhadap Kesehatan Reproduksi

Penggunaan pestisida sangat berdampak ter hadap kesehatan manusia dan lingkungan. Setiap hari

ribuan petani dan para pekerja di per tanian diracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan

orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa

kasus keracunan pestisida langsung, petani dan para pekerja di pertanian lainnya terpapar (kontaminasi)

pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida (Pan AP,2001). Di samping itu

masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terpapar pestisida melalui udara, tanah dan air yang

ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pertisida juga beresiko

terkontaminasi pestisida. Pestisida bisa dikatakan sebagai pencetus timbulnya kanker, tingkat kesuburan

menurun dan gangguan dari terhadap sistem kekebalan tubuh. Kebijakan pertanian yang berorientasi

pada eksport, membuat semakin gencarnya dibuka lahan-lahan perkebunan baik oleh pihak pemerintah

maupun swasta yang sangat tergantung dengan penggunaan pestisida, buruh perkebunan dan

masyarakat tinggal di sekitar juga beresiko tinggi te rpapar oleh pestisida. Pemilik perkebunan dan

perusahaan pestisida hanya memikirkan sudah berapa banyak laba dan keuntungan yang diperoleh,

(11)

tetapi tidak memikirkan dampak buruk terhadap kesehatan dan kehancuran lingkungan ketika pestisida

disemprotkan.

Peran Perempuan di Pertanian yang begitu besar m embuat perempuan juga dominan dan paling

beresiko terhadap dampak pestisida. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Dunia di

perserikatan bangsa-Bangsa (FAO), jumlah perempuan yang terlibat di sektor pertanian meningkat dari

tahun ke tahun. Jumlah tenaga kerja perempuan dalam sektor pertanian mengalami peningkatan

hampir empat kali lipat dari tahun 1960 sebanyak 7,43 j uta menjadi 20,82 juta orang pada tahun 2 000

(Data FAO,2000). Meskipun FAO belum pernah mengeluarkan data jumlah petani ter utama petani

perempuan yang terkena dampak pestisida, namun ada beberapa studi terhadap kasus – kasus yang

berkaitan dnegan dampak pestisida tersebut.

Di beberapa Negara Asia ditegaskan bahwa perempuan adalah pekerja utama di pertanian dan

perkebunan, yang berhubungan langsung dengan penggunaan pestisida dalam pekerjaannya sehari-hari.

Seperti di Malaysia, perempuan terlibat di hampir 80 perse n dari 50,000 dari pekerjaan umum dan

terpaksa menjadi pekerja di perkebunan, dengan sebanyak 30,000 orang yang aktif sebagai penyemprot

pestisida di sektor perkebunan sendiri. Para pekerja di Malaysia sangat beresiko terpapar pestisida

karena hampir sehari-hari menggunakan pestisida seperti Paraquat, Methamidophos dan

Monocrotophos. Akibatnya, petani perempuan dan perempuan buruh perkebunan banyak yang

menderita penyakit dan mengalami gangguan kesehatan yang kronis dan akut. Seperti kuku jar i tangan

yang membusuk, gatal-gatal, perut mual dan nyeri, sakit punggung, pusing, nafas sesak, mata

kabur/rabun, mudah marah, sakit kepala, sesak di dada, bengkak, nyeri otot , rasa gatal kulit dan infeksi

kulit , bahkan timbulnya kanker.

Di India, pestisida menjadi penyebab utama yang telah membinasakan Hidup penduduk desa Kasargod,

Kerala. Di temukan bahwa selama dua setengah dekade, pestisida jenis endosulfan telah disemprotkan

dilahan perkebunan kacang-kacangan, pohon dan buah jambu monyet di beberapa desa daerah

Kasargod yang dilakukan oleh perusahan perkebunan di Kerala. Akibatnya penduduk desa di sekitar

perkebunan menderita berbagai macam penyakit dan menderita gangguan kesehatan akibat terpapar

pestisida endosulfan. Pada umumnya adalah gangguan terhadap sistem reproduksi perempuan, seperti

kanker rahim dan kanker payudara. Ditemukan fakta anak-anak yang dilahirkan mengalami cacat fisik,

keterlambatan mental, serta kekebalan tubuh rendah. Selain gangguan terhadap kesehatan, t idak

kurang kerusakan yang terjadi pada lingkungan yang berhasil dicatat adalah ditemukan ikan, lebah

madu, kodok, dan ternak unggas ayam yang mati.Sebuah penelitian lain di I ndia memperkirakan bahwa

lebih dari 1000 orang pekerja di perkebunan ini telah terpapar pestisida dalam kurun waktu antara

agustus hingga desember 2001 dan lebih dari 500 orang berakibat kematian, ternyata lebih dari

setengah dari pekerja tersebut adalah perem puan. Penggunaan pestisida besar-besaran di perkebunan

produksi kapas di Warangal wilayah Andhra Pradesh, mengakibatkan masyarakat di daerah tersebut

pelan-pelan telah terpapar oleh pestisida. Mereka mengeluh mengalami gangguan mual, gangguan usus,

sakit dada, sulit bernafas, infeksi kulit, ganguan penglihatan dan ganguan hormonal. Me nurut suatu

survei yang terbaru, bekas pekerja IRRI mengalami gangguan serius seperti timbul bisul yang abdominal,

broncitis, rapu tulang, radang paru-paru, kencing manis, kelumpuhan, gangguan jantung, radang hati,

hipertensi, kegagalan ginjal, Parkinsons, asma dan kanker.

(12)

Di Indonesia sendiri, menurut data pertanian tahun 2000 menyatakan 50,28% dari total jumlah

tenaga kerja di sector pertanian atau sebesar 49,60 juta adalah perempuan, kenyataannya masih sedikit

penelitian terhadap tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh pestisida baik itu pada proses pertanian

maupun pada produk makanan. Sehingga hanya beberapa kasus keracunan pestisida maupun gangguan

yang dialami yang disebabkan dampak pestisida yang terungkap.

Beberapa dari kasus gangguan terpapar pestisida yang ditemukan ternyata sebagian besar penderitanya

adalah petani perempuan. Kasus keguguran kehamilan yang dialami oleh salah seorang petani dari

Sumatera Barat akibat penggunaan pestisida Dursban yang dicampur dengan Atracol (Terompet

No.5,1993), menunjukkan fakta bahwa pestisida sangat berbahaya bagi perempuan terutama bagi

kesehatan reproduksinya. Pestisida dapat meracuni emb rio bayi dalam kandungan yang sama berbahaya

seperti meracuni ibunya, bahkan yang belih buruk lagi kerusakan dapat terjadi sebelum masa ke hamilan.

Perempuan yang terkena pestisida masa awal kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi.

2.6 Cara Pencegahan Penggunaan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia

Pengetahuan tentang pestisida yang disertai dengan praktek penyemprotan akan dapat menghindari

petani/penyemprot dari keracunan.Ada beberapa cara untuk menghindari atau mencegah terjadinya

penyakit yang disebabkan oleh penggunaan pest isida antara lain:

1.Pembelian pestisida

Dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang asli, masih utuh dan ada label

petunjuknya.Perlakuan sisa kemasan, Bekas kemasan sebaiknya dikubur atau dibakar yang jauh dari

sumber mata air untuk mengindai pencemaran ke badan air dan juga jangan sekali-kali bekas kemasan

pestisida untuk tempat makanan dan minuman.

2.Penyimpanan

Setelah menggunakan pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang aman seperti jauh dari

 jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan makanan dan sediakan tempat khusus yang

terkunci dan terhindar dari sinar matahari langsung.

3.Penatalaksanaan penyemprotan

Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan kerac unan dan penyakit lainnya oleh sebab

itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang lengkap setiap melakukan penyemprotan, tidak

melawan arah angin atau tidak melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan

makan-minum serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai me nyemprot dianjurkan

untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakain alat semprot yang baik akan menghindari

terjadinya penyakit.

(13)

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat,

atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest (“hama“) yang diberi akhiran

-cide(“pembasmi”). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia,

ikan, ataumikrobia yang dianggap mengganggu. D alam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut

sebagai “racun”. Pestisida sangat dibutuhkan dalam sekto r pertanian dan perkebunan untuk

mengurangi hama, akan tetapi dalam penggunaan yang berlebih akan mengakibatkan penyakit bagi

kesehatan manusia diantaranya adalah: Paru-paru dan sistem pernafasan,hati,ginjal dan saluran

kencing,sistem syaraf,darah dan sumsum tulang, kulit,dan sistem yang lain.

Disamping itu dampak yang paling berbahaya adalah bagi kesehatan reproduksi . Pestisida dapat

meracuni embrio bayi dalam kandungan yang sama berbahaya seperti meracuni ibunya, bahkan yang

lebih buruk lagi kerusakan dapat terjadi sebelum masa kehamilan. Perempuan yang terkena pest isida

masa awal kehamilan dapat mengakibatkan cacat pada bayi.

Upaya untuk mencegah terjadinya penyakit yang ditimbulkan oleh pestisida dapat dilakukan dengan

cara: Pembelian pestisida,dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang

asli.Penyimpanan, Setelah menggunakan pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang aman

seperti jauh dari jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan makanan.Penatalaksanaan

penyemprotan,Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan keracunan dan penyakit

lainnya oleh sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang lengkap setiap melakukan

penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang,

hindari kebiasaan makan-minum serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai

menyemprot dianjurkan untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakain alat semprot

yang baik akan menghindari terjadinya keracunan

3.2 Saran

Pestisida merupakan bahan kimia yang sangat berperan dalam sektor partanian dan sektor perkebunan

untuk membantu membunuh hama, akan tetapi penggunaan pestisida yang berlebihan akan

mengakibatkan penyakit pada tubuh manusia , terutama pada perempuan yang bekerja disektor

pertanian. Perempuan yang bekerja disektor pertanian akan rawan te rkena gangguan pada sistem

reproduksi hal ini dapat membahayakan kondisi kesehatan bagi para wanita tersebut. Untuk itu

sebaiknya kepada para petani untuk lebih waspada dalam penggunaan pestisida, sebaiknya para petani

memperhatikan dosis penyemprotan pestisida yang akan dilakukan dan memakai alat perlindungan diri

yang lengkap, tidak melakukan penyemprotan pada saat angin kencang dan tidak melawan arah angin

pada saat penyempotan dan mengganti pakaian serta mandi dengan sabun setelah melakukan

penyemprotan. Dan sebaiknya pemerintah menghimbau kepada para petani untuk mengurangi

penggunaan pestisida dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik, agar dapat mengurangi

dampak penyakit yang ditimbulkan oleh pestisida itu sendiri

Referensi

Dokumen terkait

Sebesar 56% produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di eks Karesidenan Surakarta pasarnya masih berkutat di tingkat lokal. Sementara yang mencapai tingkat regional 22%,

Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini menjadi sangat penting untuk dilaksanakan dengan judul ‘Upaya Mensinergikan Kinerja Program

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

Sudah menjadi ketentuan adat di daerah tersebut bahwa jumlah rumah dan kepala keluarga itu harus enam dengan susunan tiga rumah di sebelah kiri dan tiga rumah di

Dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, perilaku yang dimunculkan akan berbeda dalam menghadapi sesuatu, untuk melakukan kebutuhan secara riligius membutuhkan niat

Salah satu bagian terpenting dalam layanan perpustakaan adalah layanan pendidikan pemakai (user education) Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah; 1) Untuk

yan ang g ak akan an se seiim mba bang ng de deng ngan an ar arus us k kas as m mas asuk uk y yan ang g dihasilkan dari in!estasi" rus kas yang mengambil

Perbandingan metode numeric ansys dengan metode Moiré Canny prosentase nilai rata-rata perbedaan antara empat buah titik sebesar 9,705% yang didapat dari perbandingan