• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Dengan Spondilitis Tbc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Dengan Spondilitis Tbc"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

 ASUHA

 ASUHAN KN KEPEREPERAWAAWATAN TAN DENGADENGAN SPN SPONDONDILITIS ILITIS TBCTBC A.

A. Konsep DasarKonsep Dasar 1.

1. PengertianPengertian

Spondilitis tuberculosa adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi granulomatosis di sebabkan oleh Spondilitis tuberculosa adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi granulomatosis di sebabkan oleh kuman spesifik yaitu mycubacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra (Abdurrahman, et al kuman spesifik yaitu mycubacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra (Abdurrahman, et al 1994; 144 )

1994; 144 ) 2.

2. Faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah.Faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah. a.

a. Anatomi dan fisiologiAnatomi dan fisiologi

Kolumna vertebra atau rangkaian tulang belakang adalah pilar mobile melengkung yang kuat sebagai Kolumna vertebra atau rangkaian tulang belakang adalah pilar mobile melengkung yang kuat sebagai  penahan t

 penahan tengkorakengkorak, rongga t, rongga thorak, angghorak, anggota gerak ota gerak atas, meatas, membagi bembagi berat badarat badan ke anggon ke anggota gerak bata gerak bawahwah dan melindungi medula spinalis. ( John Gibson MD, 1995 : 25 )

dan melindungi medula spinalis. ( John Gibson MD, 1995 : 25 )

Kolumna vertebra terdiri dari beberapa tulang vertabra yang di hubungkan oleh diskus Intervertebra Kolumna vertebra terdiri dari beberapa tulang vertabra yang di hubungkan oleh diskus Intervertebra dan beberapa ligamen. Masing - masing vertabra di bentuk oleh tulang Spongiosa yang diisi oleh dan beberapa ligamen. Masing - masing vertabra di bentuk oleh tulang Spongiosa yang diisi oleh sumsum merah dan ditutupi oleh selaput tipis tulang kompakta.

sumsum merah dan ditutupi oleh selaput tipis tulang kompakta. Kolumna vertebra terdiri atas 33 ruas tulang yang terdiri dari : Kolumna vertebra terdiri atas 33 ruas tulang yang terdiri dari : -- 7 ruas tulang cervikal7 ruas tulang cervikal

-- 12 ruas tulang thorakal12 ruas tulang thorakal -- 5 ruas tulang lumbal5 ruas tulang lumbal

-- 5 ruas tulang sakral (sacrum)5 ruas tulang sakral (sacrum) -- 5 ruas tulang ekor (coccygis)5 ruas tulang ekor (coccygis) Vertebra dan persendiannya. Vertebra dan persendiannya.

Vertebra memiliki perbedaan yang khas yang memperlihatkan seperti : Vertebra memiliki perbedaan yang khas yang memperlihatkan seperti :

Korpus yaitu lempeng tulang yang tebal, dengan permukaan yang agak melengkung diatas dan bawah . Korpus yaitu lempeng tulang yang tebal, dengan permukaan yang agak melengkung diatas dan bawah . Arkus vertebra terdiri dari :

Arkus vertebra terdiri dari : 1.

1. Pedikulus di sebelah depan : Tulang berbentuk batang memanjangkebelakang dari korpus, denganPedikulus di sebelah depan : Tulang berbentuk batang memanjangkebelakang dari korpus, dengan takik pada perbatasan vertebra membentuk foramen intervertebralis.

takik pada perbatasan vertebra membentuk foramen intervertebralis. 2.

2. Lamina di sebelah belakang : lempeng tulang datar memanjang ke belakang dan ke sampingLamina di sebelah belakang : lempeng tulang datar memanjang ke belakang dan ke samping  bergabung

 bergabung satu sasatu sama laima lain pada sin pada sisi yang bsi yang berbeda.erbeda.

Foramen vertebra : Suatu lubang besar dibatasi oleh korpus pada bagian depan, pedikulus di samping Foramen vertebra : Suatu lubang besar dibatasi oleh korpus pada bagian depan, pedikulus di samping dan di belakang.

(2)

Foremen Transversarium : lubang disamping , diantara dua batasan vertebra , di dalamnya terdapat saraf spinal yang bersesuaian.

Processus articularis posterior dan inferior ; berarti kulasi dengan processus yang serupa pada vertebra diatas dan dibawah.

Processus tranversus : memproyeksikan batang tulang secara tranversal. Spina : Suatu processus yang mengarah ke belakang dan ke bawah.

Diskus intervertebra adalah diskus yang melekatkan kepermukaan korpus dari dua takik vertebra : Diskus tersebut terbentuk dari anulus fibrosus,jaringan fibrokartilago yang berbentuk cincin pada bagian luar, dan nukreus pulposus, substansi semi-cair yang mengandung beberapa sarat dan terbungkus di dalam anulus fibrosus.

Ligamentum.

Beberapa ligamentum yang menghubungkan vertebra :

a) Dari Ligamentum longitudinalis anterior melebar ke bawah pada bagian depan korpus vertebra  b) Ligamentum longitudinalis posterior melebar ke bawah pada bagian belakang dari korpus

vertebra ( yaitu didalam kanalis vertebra ).

c) Ligamen pendek menghubungkan processus tranversus dan spinalis dan mengelilingi persendian  processus artikuler.

Vertebra cervicalis atau ruas tulang leher:

Vertebra cervucalis bentuknya kecil, mempunyai korpus yang tipis, dan processus tranversus yang di tandai dengan jelas karena mempunyai foramen ( didalamnya terdapat arteri vertebralis ) dan berakhir  dalam dua tuberkolosis.

Vertebra torakalis atau ruas tulang punggung :

Vertebra torakalis bentuknya lebih besar daripada yang cervikal dan disebelah bawah menjadi lebih  besar.

Ciri khas vertebra torakalis adalah sebagai berikut :

Badannya berbentuk lebar lonjong ( bentuk jantung ) dengan faset atau lekukan kecil disetiap sisi untuk menyambung iga, lengkungnya agak kecil, prosesus panjang dan mengarah kebawah, sedangkan  prosesus tranversus , yang membantu faset persendian untuk iga.

Vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang :

Vertebra lumbalis bentuknya adalah yang terbesar, badannya sangat besar dibandingkan dengan badab vertebra yang lainnya dan berbentuk seperti ginjal, prosesus spinosusnya lebar dan berbentuk seperti kapak kecil, prosesus

tranversusnya panjang dan langsing, ruas kelima membentuk sendi dengan sakrum pada sendi lumbo sakral.

(3)

Sakrum atau tulang kelangkang.

Tulang sakram berbentuk segitiga dan terletak padambagian bawah kolumna vertebralis, terjepit diantara kedua tulang inominata (atau tulang koxa ) dan membentuk bagian belakabg rongga pelvis ( panggul ). Dasar dari sakrum terletak diatas dan bersendi dengan vertebra lumbalis kelima dan membentuk sendi intervetebra yang khas,tepi anterior dari basis saklrum ,membentuk promontorium sakralis. Kanalis sakralis terletak dibawah kanalis vertebralis ( saluran tulang belakang ) dan lanjuan dari padanya. Dinding kanalis sakralis berlubang - lubang untuk dilalui saraf sakral. Prosesus spinosus yang indemeter dapat dilihat pada pandangan posterior dari sakrum. Permukaan anterior sakrum

adalah lekung dan memperlihatkan empat gili-gili melintang, yang menandakan tempat penggabungan kelima vertebra sakralis pada ujung gili-gili ini disetiap sisi terdapat lubang - lubang kecil untuk 

dilewati urat-urat saraf. Lubang - lubang ini di sebut foramina. Apex dari sakrum bersendi,dengan tulang koksigius. Disisinya, sakrum bersendi dengan tulang ileum dan membentuk sendi sakroiliaka kanan dan kiri.

Koksigeus atau tulang ekor.

Koksigeus terdiri atas empat atau lima vertebra yang rudimater yang bergabung menjadi satu, di atasnya ia bersendi dengan sakrum ( Evelyn C pearce 1989 : )

 b. Patofisiologi

Spondilitis tuberkulosa merupakan suatu tuberkulosis tulang yang sifatnya sekunder dari TBC tempat lain di tubuh. Penyebarannya secara hematogen, di duga terjadinya penyakit tersebut sering karena penyebaran hematogen dari infeksi traktus urinarius melalui pleksus Batson. Infeksi TBC vertebra di tandai dengan proses destruksi tulang progresif tetapi lambat di bagian depan (anterior vertebral body). Penyebaran dari jaringan yang mengalami

pengejuan akan menghalangi proses pembentukan tulang sehingga berbentuk "tuberculos squestra". Sedang jaringan granulasi TBC akan penetrasi ke korteks dan terbentuk abses para vertebral yang dapat menjalar ke atas / bawah lewat ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Sedang diskus Intervertebralis oleh karena avaskular lebih resisten tetapi akan mengalami dehidrasi dan terjadi penyempitan oleh karena dirusak jaringan granulasi TBC. Kerusakan progresif bagian anterior vertebra akan menimbulkan kiposis.

c. Dampak Masalah a) Terhadap Individu.

Sebagai orang sakit, khusus klien spondilitis tuberkolosa akan mengalami suatau

 perubahan, baik iru bio, psiko sosial dan spiritual yang akan selalu menimbulkan dampak yang di karenakan baik itu oleh proses penyakit ataupun pengobatan dan perawatan oelh karena adanya  perubahan tersebut akan mempengaruhi pola - pola fungsi kesehatan antara lain :

1) Pola nutrisi dan metabolisme.

Akibat proses penyakitnya klien merasakan tubuhnya menjadi lemah dan anoreksia, sedangkan kebutuhan metabolisme tubuh semakin meningkat sehingga klien akan mengalami gangguan pada status nutrisinya.

2) Pola aktifitas.

Sehubungan dengan adanya kelemahan fisik nyeri pada punggung menyebabkan klien membatasi aktifitas fisik dan berkurangnya kemampuan dalam melaksanakan aktifitas fisik  tersebut.

(4)

Klien dengan Spondilitis teberkulosa seringkali merasa malu terhadap bentuk tubuhnya dan kadang - kadang mengisolasi diri.

 b) Dampak terhadap keluarga.

Dalam sebuah keluarga, jika salah satu anggota keluarga sakit, maka yang lain akan

merasakan akibatnya yang akan mempengaruhi atau merubah segala kondisi aktivitas rutin dalam keluarga itu.

B. Asuhan Keperawatan

Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan dan juga sebagai alat dalam melaksanakan praktek keperawatan yang terdiri dari lima tahap yang meliputi : pengkajian,  penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. ( Lismidar, 1990 : IX ).

1. Pengkajian.

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Pengkajian di lakukan dengan cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat memeri arah kepada tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap

 pengkajian. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengelomp[okan data,  perumusan diagnosa keperawatan. ( Lismidar 1990 : 1)

a. Pengumpulan data.

Secara tehnis pengumpulan data di lakukan melalui anamnesa baik pada klien, keluarga maupun orang terdekat dengan klien. Pemeriksaan fisik di lakukan dengan cara , inspeksi, palpasi,  perkusi dan auskultasi.

1) Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku  bangsa, pendidikan, alamat, tanggal/jam MRS dan diagnosa medis.

2) Riwayat penyakit sekarang.

Keluhan utama pada klien Spodilitis tuberkulosa terdapat nyeri pada punggung bagian bawah, sehingga mendorong klien berobat kerumah sakit. Pada awal dapat dijumpai nyeri radikuler yang mengelilingi dada atau perut. Nyeri dirasakan meningkat pada malam hari dan bertambah berat terutama pada saat pergerakan tulang belakang. Selain adanya keluhan utama tersebut klien bisa mengeluh, nafsu makan menurun, badan terasa lemah, sumer-sumer (Jawa) , keringat dingin dan penurunan berat badan.

3) Riwayat penyakit dahulu

Tentang terjadinya penyakit Spondilitis tuberkulosa biasany pada klien di dahului dengan adanya riwayat pernah menderita penyakit tuberkulosis paru. ( R. Sjamsu hidajat, 1997 : 20). 4) Riwayat kesehatan keluarga.

Pada klien dengan penyakit Spondilitis tuberkulosa salah satu penyebab timbulnya adalah klien pernah atau masih kontak dengan penderita lain yang menderita penyakit tuberkulosis atau  pada lingkungan keluarga ada yang menderita penyakit menular tersebut.

(5)

You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.

(6)

Fungsi panca indera klien tidak mengalami gangguan terkecuali bila terjadi komplikasi  paraplegi.

i. Pola reproduksi seksual.

Kebutuhan seksual klien dalam hal melakukan hubungan badan akan terganggu untuk  sementara waktu, karena di rumah sakit. Tetapi dalam hal curahan kasih sayang dan perhatian dari pasangan hidupnya melalui cara merawat sehari - hari tidak terganggu atau dapat

dilaksanakan.

 j. Pola penaggulangan stres.

Dalam penanggulangan stres bagi klien yang belum mengerti penyakitnya , akan

mengalami stres. Untuk mengatasi rasa cemas yang menimbulkan rasa stres, klien akan bertanya - tanya tentang penyakitnya untuk mengurangi stres.

k. Pola tata nilai dan kepercayaan.

Pada klien yang dalam kehidupan sehari - hari selalu taat menjalankan ibadah, maka semasa dia sakit ia akan menjalankan ibadah pula sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini ibadah bagi mereka di jalankan pula sebagai penaggulangan stres dengan percaya pada

tuhannya. 7) Pemeriksaan fisik.

a. Inspeksi.

Pada klien dengan Spondilitis tuberkulosa kelihatan lemah, pucat, dan pada tulang belakang terlihat bentuk kiposis.

 b. Palpasi.

Sesuai dengan yang terlihat pada inspeksi keadaan tulang belakang terdapat adanya gibus pada area tulang yang mengalami infeksi.

c. Perkusi.

Pada tulang belakang yang mengalami infeksi terdapat nyeri ketok. d. Auskultasi.

Pada pemeriksaan auskultasi keadaan paru tidak di temukan kelainan. ( Abdurahman, et al 1994 : 145 ).

8) Hasil pemeriksaan medik dan laboratorium. a. Radiologi

- Terlihat gambaran distruksi vertebra terutama bagian anterior, sangat jarang menyerang area  posterior.

(7)

- Gambaran abses para vertebral ( fusi form ).  b. Laboratorium

- Laju endap darah meningkat c. Tes tuberkulin.

Reaksi tuberkulin biasanya positif. b. Analisa.

Setelah data di kumpulkan kemudian dikelompokkan menurut data subjektif yaitu data yang didapat dari pasien sendiri dalm hal komukasi atau data verbal dan objektiv yaitu data yang didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran dan hasil pemeriksaan radiologi maupun laboratorium. Dari hasil analisa data dapat disimpulkan masalah yang di alami oleh klien. ( Mi Ja Kim, et al 1994 ).

1. Diagnosa Keperawatan.

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata maupun  potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam batas

wewenang perawat untuk melakukannya. ( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 : 17 ). Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Spondilitis tuberkulosa adalah: a. Gangguan mobilitas fisik 

 b. Gangguan rasa nyaman ; nyeri sendi dan otot. c. Perubahan konsep diri : Body image.

d. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah. ( Susan Martin Tucker, 1998 : 445 )

1. Perencanaan Keperawatan.

Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di

laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. ( Tim Departemen Kesehatan RI, 1991 :20 ).

Adapun perencanaan masalah yang penulis susun sebagai berikut : a. Diagnosa Perawatan Satu

Gangguan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dannyeri. 1. Tujuan

(8)

Klien dapat melakukan mobilisasi secara optimal. 2. Kriteria hasil

a) Klien dapat ikut serta dalam program latihan  b) Mencari bantuan sesuai kebutuhan

c) Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal. 3. Rencana tindakan

a) Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.  b) Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi.

c) Memelihara bentuk spinal yaitu dengan cara : 1) mattress

2) Bed Board ( tempat tidur dengan alas kayu, atau kasur busa yang keras yang tidak  menimbulkan lekukan saat klien tidur.

d) mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan pernapasan ;

1) Latihan ekstensi batang tubuh baik posisi berdiri (bersandar pada tembok ) maupun posisi menelungkup dengan cara mengangkat ekstremitas atas dan kepala serta ekstremitas bawah secara bersamaan.

2) Menelungkup sebanyak 3 – 4 kali sehari selama 15 – 30 menit.

3) Latihan pernapasan yang akan dapat meningkatkan kapasitas pernapasan. e) monitor tanda –tanda vital setiap 4 jam.

f) Pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan atau lecet – lecet. g) Perbanyak masukan cairan sampai 2500 ml/hari bila tidak ada kontra indikasi.

h) Berikan anti inflamasi sesuai program dokter. Observasi terhadap efek samping : bisa tak  nyaman pada lambung atau diare.

4. Rasional

a) Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.  b) Untuk memelihara fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.

c) Mempertahankan posisi tulang belakang tetap rata.

(9)

e) Untuk mendeteksi perubahan pada klien.

f) Deteksi diri dari kemungkinan komplikasi imobilisasi. g) Cairan membantu menjaga faeces tetap lunak.

h) Obat anti inflamasi adalah suatu obat untuk mengurangi peradangan dan dapat menimbulkan efek samping.

 b. Diagnosa Keperawatan Kedua

Gangguan rasa nyaman : nyeri sendi dan otot sehubungan dengan adanya peradangan sendi. 1) Tujuan

a. Rasa nyaman terpenuhi  b. Nyeri berkurang / hilang 2) Kriteria hasil

a. klien melaporkan penurunan nyeri

 b. menunjukkan perilaku yang lebih relaks

c. memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang di [elajari dengan peningkatan keberhasilan. 3) Rencana tindakan

a. Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri; observasi terhadap kemajuan nyeri ke daerah yang baru.  b. Berikan analgesik sesuai terapi dokter dan kaji efektivitasnya terhadap nyeri.

c. Gunakan brace punggung atau korset bila di rencanakan demikian.

d. Berikan dorongan untuk mengubah posisi ringan dan sering untuk meningkatkan rasa nyaman. e. Ajarkan dan bantu dalam teknik alternatif penatalaksanaan nyeri.

4) Rasional.

a. Nyeri adalah pengalaman subjek yang hanya dapat di gambarkan oleh klien sendiri.

 b. Analgesik adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri dan bagaimana reaksinya terhadap nyeri klien.

c. Korset untuk mempertahankan posisi punggung.

d. Dengan ganti – ganti posisi agar otot – otot tidak terus spasme dan tegang sehingga otot menjadi lemas dan nyeri berkurang.

(10)

e. Metode alternatif seperti relaksasi kadang lebih cepat menghilangkan nyeri atau dengan mengalihkan perhatian klien sehingga nyeri berkurang.

c. Diagnosa Keperawatan ketiga

Gangguan citra tubuh sehubungan dengan gangguan struktur tubuh. 1) Tujuan

Klien dapa mengekspresikan perasaannya dan dapat menggunakan koping yang adaptif. 2) Kriteria hasil

Klien dapat mengungkapkan perasaan / perhatian dan menggunakan keterampilan koping yang  positif dalam mengatasi perubahan citra.

3) Rencana tindakan

a. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan. Perawat harus mendengarkan dengan penuh perhatian.

 b. Bersama – sama klien mencari alternatif koping yang positif.

c. Kembangkan komunikasi dan bina hubungan antara klien keluarga dan teman serta berikan aktivitas rekreasi dan permainan guna mengatasi perubahan body image.

4) Rasional

a. meningkatkan harga diri klien dan membina hubungan saling percaya dan dengan ungkapan  perasaan dapat membantu penerimaan diri.

 b. Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.

c. Memberikan semangat bagi klien agar dapat memandang dirinya secara positif dan tidak merasa rendah diri.

d. Diagnosa Keperawatan keempat

Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan perawatan di rumah.

1) Tujuan

Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan di rumah. 2) Kriteria hasil

a. Klien dapat memperagakan pemasangan dan perawatan brace atau korset  b. Mengekspresikan pengertian tentang jadwal pengobatan

(11)

c. Klien mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit, rencana pengobatan, dan gejala kemajuan penyakit.

3) Rencana tindakan

a. Diskusikan tentang pengobatan : nama, jadwal, tujuan, dosis dan efek sampingnya.  b. Peragakan pemasangan dan perawatan brace atau korset.

c. Perbanyak diet nutrisi dan masukan cairan yang adekuat.

d. Tekankan pentingnya lingkungan yang aman untuk mencegah fraktur.

e. Diskusikan tanda dan gejala kemajuan penyakit, peningkatan nyeri dan mobilitas. f. Tingkatkan kunjungan tindak lanjut dengan dokter.

1. Pelaksanaan

Yaitu perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi keperawatan di implementasikan untuk membantu klien memenuhi kriteria hasil.

Komponen tahap Implementasi: a. tindakan keperawatan mandiri  b. tindakan keperawatan kolaboratif 

c. dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan keperawatan. ( Carol vestal Allen, 1998 : 105 )

1. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan hasil – hasil yang di amati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap  perencanaan komponen tahap evaluasi.

a. pencapaian kriteria hasil

 b. ke efektipan tahap – tahap proses keperawatan c. revisi atau terminasi rencana asuhan keperawatan.

Adapun kriteria hasil yang di harapkan pada klien Spondilitis tuberkulosa adalah:

1. Adanya peningkatan kegiatan sehari –hari ( ADL) tanpa menimbulkan gangguan rasa nyaman . 2. Tidak terjadinya deformitas spinal lebih lanjut.

(12)

4. Tidak terjadi komplikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Menyiapkan bahan koordinasi, fasilitasi, pembinaan, pengawasan serta monitoring evaluasi dan pelaporan atas penyelenggaraan administrasi Pemerintahan Desa

Konvensi ini adalah sejalan dengan konvensi tanda yang berlaku dalam fisika dan kimia, dimana usaha dihitung negatif, apabila energi keluar dari sistem (Dahulu usaha diberi

Usporedba amplituda posrtanja za slučaj M1-2 u vremenskoj domeni izračunatih programskim paketima HydroSTAR i WISDAM-X s eksperimentalnim podatcima .... Usporedba amplituda

Aksesori ialah sebarang alat yang digunakan dalam kerja-kerja pendawaian elektrik yang tidak menggunakan arus seperti ros siling, pemegang lampu, kotak sambungan, soket alur

Dalam konteks ini, mauquf ‘alaih tidak terbatas pada sasaran yang langsung dimanfaatkan sebagaimana pada wakaf konsumtif, tetapi seiring dengan perkembangan aset wakaf yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol sirih merah dapat menghambat peningkatan kadar glukosa darah pada tikus jantan model hiperkolesterolemia

Di dalam kelapa gading diisi : wangi-wangi, lenge wangi, burat wangi, dedes, kwangenkeraras 11 katih, dibungkus dengan kain putih, yang diikat dengan benang empat warna (hitam,

Jadi dalam petitum pertama kami meminta menerima dan mengabulkan seluruh permohonan pengujian undang-undang para Pemohon, yang kedua menyatakan Undang-Undang Nomor 4 PNPS Tahun