2.1. Sistem Pendataan Hewan Dengan RFID
Menurut kamus besar bahasa indonesia (2017:1) “Pendataan adalah
kegiatan mencatat dan memasukkan data kedalam catatan”. Data yang
dimasukkan dapat bermacam-macam bentuk seperti data text, gambar, video dan
sebagainya. Kegiatan ini biasanya dilakukan juga oleh para pemilik peternakan
untuk mengetahui jumlah hewan ternaknya, serta mengetahui grafik
perkembangan pada tiap-tiap hewan ternaknya.
RFID (Radio Frequency Identification) atau Identifikasi Frekuensi Radio
adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label
RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label
RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah
produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi
menggunakan gelombang radio. Label RFID berisi informasi yang disimpan
secara elektronik dan dapat dibaca hingga beberapa meter jauhnya.
Sistem informasi pendataan hewan dengan RFID merupakan sebuah
sistem informasi yang berisikan modul-modul pendataan terhadap hewan-hewan
tenak. Sistem ini mendata hewan berdasar kode identifikasi yang terdapat di
dalam setiap label RFID. Berdasar label-label RFID tersebut diberikanlah
informasi-informasi tambahan yang berhubungan dengan tiap-tiap hewan ternak
tersebut seperti, data lengkap hewan ternak, data kesehatan, data konsumsi, grafik
perkembangan dan lain sebagainya.
2.2. Penelitian Terkait
Sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan tugas akhir ini, maka
dicantumkan pula beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan oleh peneliti
lain.
Penelitian yang dilakukan oleh
David Wahyu Kuncoro, Bambang Eka
Purnama, Indah Uly Wardati
2015, dengan judul
Sistem Kasir Dan Pendataan
Stok Barang Pada Tata Distro Pacitan. Penelitian ini menggunakan bahasa
pemrograman php dengan perangkat lunak yaitu Adobe Dreamwever CS6 dan
database berupa MySQL. Penelitian ini menjelaskan bagaimana melakukan
pendataan terhadap stok barang pada Tata Distro Pacitan.
Penelitian lain dilakukan oleh Apriyanto 2016, dengan judul
Kajian
Penerimaan Sistem Pendataan Ulang Peserta Program Pensiun: Studi Kasus
Pada Dana Pensiun PLN. Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman php
dengan perangkat lunak yaitu Adobe Dreamweaver dan database berupa MySQL.
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengelolaan dana pensiun yang tiap tahun
diberikan kepada pensiunan PLN. Sample data dilakukan terhadap 150 responden.
Sedangkan penelitian saat ini menjelaskan bagaimana sistem pendataan
hewan ternak dapat berpengaruh terhadap proses pendataan dan monitoring
perkembangan hewan ternak kambing.
2.3. Metode Pengembangan Waterfall
Gambar 2.1.
Metode Pengembangan Waterfall (Alan Dennis : 2012)
Sementara itu, Alan Dennis (2012 : 51) “Dikatakan sebagai Metode
Pengembangan Waterfall karena bergerak maju dari fase ke fase dalam cara yang
sama seperti air terjun. Walaupun mungkin untuk berjalan mundur seperti dalam
SDLC (misalnya, dari desain kembali ke analisis) tetapi itu sangatlah sulit
(bayangkan jika kita sebagai salmon mencoba untuk berenang melawan arus air
terjun”.
Metode
Waterfall disebut juga dengan
Classic Life Cycle. Metode ini
membutuhkan pendekatan dalam pengembangan perangkat lunak dan
mengumpulkan kebutuhan secara lengkap yang diantaranya,
Requirements
Analysis and Definition, System and Software Design,
Implementation and Unit
Testing, Integration and System Testing dan Operation and Maintenance.
1.
Requirements Analysis and Definition
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan
didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan
dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan
desain yang lengkap.
2.
System and Software Design
Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan kedalam
representasi
software yang dapat diukur kualitasnya sebelum mulai coding.
Hasil dari desain ini didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi
software.
3.
Implementation and Unit Testing
Desain program diterjemahkan kedalam kode – kode dengan menggunakan
bahasa program yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung
diuji secara unit.
4.
Integration and System Testing
Penyatuan unit – unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system
testing). Jaminan bahwa semua pernyataan atau statements sudah dites dan
lingkungan external menjamin bahwa definisi input akan menghasilkan
output yang diinginkan.
5.
Operation and Maintenance
Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan,
seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi
sebenarnya.
2.4. Metode Pengujian Sistem
2.4.1. Metode Black Box
Menurut Nidhra dan Dondeti (2012:1),
black box testing juga disebut
functional testing, sebuah teknik pengujian fungsional yang merancang
test case
berdasarkan informasi dari spesifikasi Menurut Alan Dennis (2012 : 454)
“Metode Pengujian Black Box menyinggung uji coba yang dilakukan pada
interface software. Walaupun didesain untuk menemukan kesalahan, uji coba
black box digunakan untuk mendemonstrasikan fungsi software yang
dioperasikan; apakah input diterima dengan benar, dan ouput yang dihasilkan
benar; apakah integritas informasi eksternal terpelihara. Uji coba black box
memeriksa beberapa aspek sistem, tetapi memeriksa sedikit mengenai struktur
logikal internal”.
Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak,
mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya (interfacenya), (fungsionalitasnya)
tanpa mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya (hanya
mengetahui input dan output).
Sehingga, dengan menggunakan metode pengujian Black Box, akan
diperoleh :
1.
Dapat memilih subset test secara efektif dan efisien
2.
Dapat menemukan cacat
3.
Memaksimalkan testing investment
2.5. UML (
Unified Modelling Language
)
Menurut Ariadi Nugroho (2010 : 6) ”UML (Unified Modeling Language)
adalah bahasa pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma
(berorientasi objek).” Pemodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk
penyederhanaan permasalahan-permasalahan yang kompleks sedemikian rupa
sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
Menurut Verdi Yasin (2012 : 194) “UML (Unified Modelling Language)
adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industry untuk visualisasi,
merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak, UML menawarkan
sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem”.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa UML adalah sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar untuk
menvisualisasikan, menspesifikasikan, membangun dan pendokumentasian dari
sebuah sistem pengembangan perangkat lunak berbasis Objek (Object Oriented
programming).
2.5.1. Use Case Diagram
Menurut Verdi Yasin (2012 : 269) “Use Case Diagram adalah gambar dari
beberapa atau seluruh actor dan use case dengan tujuan mengenali interaksi
mereka dalam satuan sistem. Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas
yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah apa yang diperbuat
sistem dan bukan bagaimana”.
Sedangkan menurut Alan Dennis (2012 : 517) “Diagram use case adalah
diagram fungsional yang berfungsi untuk memahsmi fungsi dari sistem pada
tingkat yang tinggi dengan cara mengumpulkan dan mendefinisikan sistem itu
sendiri yaitu apa yang pengguna dapat lakukan dan bagaimana sistem harus
merespon pengguna (actions).”
Use case diagram secara grafis menggambarkan interaksi antara sistem,
sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain use case diagram secara grafis
mendeskripsikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dalam cara apa
pengguna (user) mengharapkan interaksi dengan sistem itu. Use case secara
naratif digunakan untuk secara tekstual menggambarkan sekuensi
langkah-langkah dari setiap interaksi.
Gambar 2.1.
Contoh
Use Case Diagram
(Alan Dennis : 2012)
2.5.2. Activity Diagram (Diagram Aktivitas)
Menurut Verdi Yasin (2012 : 201) “Activity Diagram adalah teknik untuk
mendeskripsikan logika prosedural, proses bisnis dan aliran kerja dalam banyak
kasus. Diagram aktifitas mempunyai peran seperti halnya flowchart, akan tetapi
perbedaanya dengan flowchart adalah diagram aktifitas yang bisa mendukung
perilaku paralel, sedangkan flowchart tidak bisa.”
Sedangkan menurut Alan Dennis (2009 : 159) “Activity diagram digunakan
untuk memodelkan segala sesuatu dari alur kerja bisnis tingkat tinggi yang
melibatkan banyak kasus penggunaan yang berbeda, dengan rincian kasus
penggunaan individu, semua jalan sampai ke rincian spesifik dari metode
individual. Activity diagram menggambarkan aktivitas primer dan hubungan
antara kegiatan proses.”
Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal
sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih
menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara
umum. Menggambarkan proses bisnis dan urutan aktivitas dalam sebuah proses.
Dipakai pada business modeling untuk memperlihatkan urutan aktifitas proses
bisnis.
Tabel 2.2 Simbol – Simbol Activity Diagram (Alan Dennis : 2012)
Gambar 2.2.
2.5.3. Sequence Diagram
Menurut Alan Dennis (2012) “Diagram
Sequence
merupakan urutan model
dinamis yang menggambarkan contoh
class
yang berpartisipasi dalam
use case
dan pesan yang lewat di antara mereka dari waktu ke waktu.”
Komponen utama sequence diagram terdiri atas objek yang ditulis dengan
kotak segi empat yang bernama. Message diwakili oleh garis dengan tanda panah
dan waktu yang ditunjukkan dengan progress vertical.
Tabel 2.3 Simbol – Simbol Sequence Diagram (Alan Dennis : 2012)
No Gambar
Nama
Fungsi
1
Object
Objek merupakan instance dari
sebuah class dan dituliskan
tersusun secara horizontal.
2
Actor
Aktor juga dapat
berkomunikasi dengan objek,
maka aktor juga dapat
diurutkan sebagai kolom.
3
Lifeline
Lifeline mengartikan
keberadaan sebuah objek
dalam basis waktu.
4
Activation
Activation dinotasikan sebagai
sebuah kotak segi panjang yang
digambar pada sebuah lifeline,
mengindikasikan sebuah obyek
yang akan melakukan sebuah
aktifitas
5
Message
Message dilakukan dengan
anak panah horizontal antara
Object1