• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TEKNIS KEGIATAN. Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan Dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TEKNIS KEGIATAN. Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan Dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan

Dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK

(KIMBis Indramayu)

BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Kerja (Satker) : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Judul Kegiatan Riset : Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)

Status : Lanjutan

Pagu Anggaran : Rp. 99.065.000,00,- (sembilan puluh sembilan juta enam puluh lima ribu lima ratus rupiah)

Tahun Anggaran : 2014

Sumber Anggaran : APBN, DIPA Satker Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Tahun 2013 Penanggung jawab kegiatan : Ir. Mei Dwi Erlina, MSi.

NIP. 19580515 1986 2 003

Penanggung jawab

Ir. Mei Dwi Erlina, MSi NIP. 19580515 1986 2 003

Jakarta, Desember 2014

Mengetahui/Menyetujui: Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Ir. Tukul Rameyo Adi, MT. NIP. 19610210 199903 1 001

(3)

COPY RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN PENELITIAN

RENCANA OPERASIONAL PELAKSANAAN KEGIATAN

PENELITIAN TAHUN 2014

Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (KIMBis) Indramayu

(4)

Rencana Operasional Kegiatan Kimbis Balai Besar Penelitian

Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan

1. JUDUL KEGIATAN : Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)

2. SUMBER DAN TAHUN ANGGARAN

: APBN 2014

3. STATUS PENELITIAN : Baru Lanjutan (tahun keempat) Hasil Tahun 2012:

- Telah dilaksanakan workshop dengan tujuan untuk perencanaan program Klinik IPTEK Mina Bisnis (KIMBis) tahun 2012

- Telah dilakukan baseline survey terkait potensi dan permasalahan, karakteristik pembudidaya, nelayan dan pengolah di Kecamatan Kandanghaur Kab. Indramayu.

- Telah melaksanakan pengawalan teknologi dan peningkatan kapasitas masyarakat di bidang budidaya, penangkapan dan pengolahan produk.

- Melaksanakan sosialisasi dan koordinasi dengan Satker lingkup KKP dan SKPD terkait

- Telah menyusun rencana kerja sampai dengan tahun 2014.

- Telah membuat Model Kelembagaan Penerapan IPTEK Pengolahan Produk Perikanan

- Mengikuti KIMBis Expo Hasil Tahun 2013:

- Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru).

- Melakukan relokasi sekretariat KIMBis Indramayu di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu.

- Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu

- Identifikasi dan observasi penerapan teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik).

- Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis

- Membangun jaringan kerja dengan SKPD untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis.

- Identifikasi penerapan prinsip-prinsip “Blue Economy “pada usaha perikanan

- Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar sekretariat KIMBis yang baru

- Peningkatan kapasitas pembudidaya rumput laut melalui introduksi teknologi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas

- Peningkatan kapasitas pembudidaya melalui penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk

- Peningkatan kapasitas pengolahan garam rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam

- Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua

- Telah disusun Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Hasil Introduksi Program Iptekmas

(5)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | v 4. PROGRAM

a. Komoditas : Komoditas Unggulan (udang windu, rumput laut, bandeng dan garam )

b. Bidang/Masalah :

- Menurut RPJM : Upaya penanggulangan Kemiskinan

- Menurut Kebijakan KKP : Peningkatan kapasitas Masyarakat Perikanan / Peningkatan produksi dan produktivitas - Menurut 7 Fokus Litbang : Mendukung Industrialisasi KP, Blue Economy

c. Penelitian Pengembangan : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan d. Manajemen Penelitian : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi

Kelautan dan Perikanan e. IKU KKP yang direspon (beri tanda yang dipilih sesuai Tabel 2)

Pertumbuhan PDB Perikanan Produksi KP

Nilai Tukar Tingkat Konsumsi Nilai Ekspor

Kasus Penolakan Ekspor

Jumlah kawasan Konservasi Jumlah Pulau kecil

IUU Fishing 5. OUTPUT KEGIATAN PENELITIAN a) TARGET REKOMENDASI YANG DIHASILKAN (JUMLAH) : 1 paket

b) DATA DAN INFORMASI

(JUMLAH PAKET)

: 1 paket c) JUMLAH KARYA TULIS

ILMIAH (KTI) : 1 buah 6 PERKIRAAN TEMA REKOMENDASI YANG DIHASILKAN :

7. LOKASI KEGIATAN : Kabupaten Indramayu

8. PENELITI YANG TERLIBAT :

No. N a m a Pendidikan/ Jabatan Fungsional Disiplin Ilmu T u g a s (Institusi) Alokasi Waktu (OB) 1 Ir. Mei Dwi Elina,

M.Si

S2/ Peneliti Madya Komunikasi Penanggung Jawab

4 2 Dra. Elly Reswaty S1/ Peneliti Muda Ekonomi Anggota 6 3 Tikkyrino Kurniawan,

M. SE

S2/ Peneliti Muda Ekonomi Anggota 6 4 Siti Nurhayati, S.Sos S1/ Pustakawan Informasi

dan Perpustakaan

(6)

Tujuan kegiatan KIMBis Indramayu TA.2014 adalah:

1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK

2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial

3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.

10. LATAR BELAKANG

Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Penyempurnaan ini diperlukan, karena kelembagaan ini ternyata sangat adaptif dan responsif terhadap persoalan yang terdapat dalam masyarakat kelautan dan perikanan.

Aktivitas KIMBis Indramayu dilakukan untuk menjalankan dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Sebagai lembaga yang baru berdiri, penguatan kelembagaan dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah dengan melakukan workshop di KIMBis Pusat di Jakarta. Di samping itu juga dilakukan sosialisasi tugas dan fungsi KIMBis kepada pemangku kebijakan di Kabupaten Indramayu, disamping juga pencetakan dan penyebarluasan leaflet/brosur tentang KIMBis Indramayu. Sebagai pusat kegiatan, dalam tahun 2012 KIMBis Indramayu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan teknologi perikanan (tangkap, budidaya dan pengolahan) dan peningkatan wawasan manajerial (keuangan, pemasaran, jaringan usaha). Dari serangkaian kegiatan aksi tersebut, yang dirasakan hasilnya saat ini adalah pengolahan produk yang usahanya berkembang dari segi produk dengan bertambahnya jenis produk olahan dan berkembangnya pasar (jangkauan pasar lebih luas).

Keberadaan KIMBis sudah mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dan diundangnya Pengurus KIMBis Indramayu dalam setiap pertemuan tiga bulanan SKPD lingkup Kabupaten Indramayu. Namun demikian, keterbatasan kapasitas pengurus dirasakan menjadi faktor yang

(7)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | vii menyebabkan kinerja manajemen KIMBis Indramayu dirasakan kurang optimal, khususnya terkait dengan pemberdayaan kelompok sasaran.

Dalam tahun 2013 perlu ada peningkatan peran KIMBIs (sebagai lembaga maupun sebagai pusat kegiatan) dalam pencapaian tujuan akhirnya dalam menumbuh kembangkan kelembagaan dan kewira usahaan masyarakat kelautan dan perikanan. Untuk itu, sebagai lembaga KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah, (2) perluasan cakupan mitra sasaran dengan tetap membina mitra yang sudah ada, (3) memperluas dukungan dan jaringan di tingkat daerah untuk mendukung kegiatan dalam KIMBis. Sedangkan sebagai pusat kegiatan, kegiatan KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) mempercepat penyebaran teknologi hasil dari program IPTEKMAS yang ada di lokasi; (2) mendorong penerapan prinsip prinsip Blue Economy, (3) memfasilitasi dan mengoptimalkan pemanfaatan program perbantuan KKP.

Penguatan KIMBis Indramayu, dilakukan melalui sosialisasi peran, fungsi dan manfaat KIMBis terhadap pembangunan daerah. Sosialisasi ini harus dilakukan pada setiap kegiatan KIMBis. Sosialisasi dilakukan kepada SKPP, SKPD-SKPD dan kelompok masyarakat kelautan dan perikanan.

Selain sosialisasi, maka penguatan KIMBis Indramayu dilakukan kepada Pengurus KIMBis lokasi tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas manajerial pengelolaan organisasi dan pelaksanaan kegiatan KIMBis.

Pengembangan KIMBis Indramayu, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pelaksana KIMBis Tingkat Pusat. Kegiatan ini dilakukan oleh KIMBis Indramayu pada tahun 2013. Pengembangan KIMBis diwujudkan dengan membentuk mitra KIMBis Indramayu pada Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, yang sebelumnya mitra KIMBis Indramayu berada di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu

Sementara itu sebagai sebuah lembaga yang berperan dalam pembangunan di Pedesaan maka KIMBis Indramayu dapat difungsikan sebagai sebuah pusat kegiatan. KIMBis Indramayu sebagai Pusat Kegiatan dapat di katagori dalam dua kelompok.

1. Pusat kegiatan penyebaran IPTEK. Kegiatan penyebaran IPTEK yang dilakukan mencakup: Penyebaran teknologi hasil introduksi pada Program IPTEKMAS dan kajian tentang penyebaran teknologi tersebut. Serta Implementasi prinsip blue economy pada kawasan KIMBis Indramayu.

(8)

No . Kegiatan Keterkaitan dengan program KIMBis 2013

Waktu kegiatan Pelaku yang terlibat Sifat inisiatif pelaksanaan A B C D

1 Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru).

V 24 Juli 2013 KIMBis Pusat dan KIMBis Lokasi , Kandidat Calon

Manajer KIMBis (pembudidaya, tokoh masyarakat, petambak garam)

KIMBis

2 Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu

V V 25 Juli 2013 KIMBis, Diskanla Indramayu, KIMBis 3 Identifikasi dan observasi penerapan

teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik).

V V 25- 26 Juli 2013 KIMBis, Kelompok pembudidaya, DKP Indramayu

KIMBis

4 Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis

V 16 Oktober 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Narasumber (Yayan Hikmayani,MSi.)

KIMBis 5 Membangun jaringan kerja dengan SKPD

untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis.

V V 17 Oktober 2013

Koordinator KIMBis,KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, SKPD terkait, Penyuluh, Pelaku Utama

KIMBis 6 Identifikasi penerapan prinsip-prinsip

Blue Economy “pada usaha perikanan

V V 16- 18 Oktober 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Pembudidaya, Kelompok Usaha Garam Rakyat, Kelompok Pengolahan Produk Perikanan

KIMBis

7 Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar

V 6 November 2013

KIMBis Pusat, KIMbis Lokasi, Kelompok Pembudaya, Diskanla Indramayu,

Penyuluh, Kepala Desa, Camat.

Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla

(9)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | ix 8 Peningkatan kapasitas pembudidaya

rumput laut melalui introduksi teknologi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas

V V 7 November 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh

Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla

Indramayu 9 Peningkatan kapasitas pembudidaya

melalui penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk

V V V 7 November 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh.

Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla

Indramayu 10 Peningkatan kapasitas pengolahan garam

rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam

V V 8 November 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Garam Rebus,Disperindag, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh.

KIMBis

11 Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua

V V V 9 November 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. Kelompok Usaha Garam rakyat, P3SDLP.

KIMBis

Keterangan: A. Penyebaran teknologi yang mendukung usaha perikanan B. Implementasi prinsip blue economy

C. Membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan D. Mengoptimalkan pemanfaatan program berbantuan KP

(10)

kerja dengan berbagai pemangku kepentingan dan optimalisasi pemanfaatan program berbantuan.

Sebagai sebuah proses pembelajaran, KIMBis menjadi arena publik untuk belajar bersama berbagai pihak dalam berbagai hal tidak hanya terkait perihal peningkatan ekonomi namun juga peningkatan hubungan sosial. Jadi dalam hal ini, metode pemberdayaan yang dilakukan KIMBis pada dasarnya merupakan sebuah upaya pendidikan dalam artian bukan dalam pengertian transfer pengetahuan namun merupakan upaya bersama untuk menemukan pengetahuan.

Oleh karenanya, melalui proses belajar selama 3 tahun (tahun 2011- 2013) KIMBis Indramayu harus mampu merumuskan model kelembagaan pemberdayaan dan model kelembagaan penerapan teknologi (kelembagaan diseminasi) hasil introduksi Program Iptekmas yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Perumusan model ini menjadi penting agar dapat diterapkan di daerah lain yang mempunyai karakteristik sosial dan ekonomi yang hampir sama. Adapun kegiatan pada KIMBis Indramayu tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tahun 2014 pelaksanaan KIMBis Indramayu memasuki tahun ketiga, pada tahun ini KIMBis diarahkan sebagai sebagai fasilitator bisnis masyarakat dan menjadi pelopor inkubator bisnis didalam masyarakat. Perubahan orientasi ini didasarkan (Dolken Declaration, 2014) dan pengalaman pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak tahun 2011, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat. Pelaksanaan kegiatan TA. 2014 dijelaskan pada tabel 2 sebagai berikut:

.

Tabel 2. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 Kegiatan

Fasilitator Bisnis Masyarakat KP Inkubator Bisnis Masyarakat KP 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai

penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK

2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan

1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP.

2. Menumbuh kembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat KP.

3. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai

(11)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xi Inkubator Bisnis.

KIMBis sebagai fasilitator bisnis masyarakat KP memiliki peran strategis dalam dalam mengidentifikasi paket pengawalan teknologi dan pusat informasi bisnis untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat

Sedangkan peran KIMBIs sebagai inkubator bisnis masyarakat dimaksudkan KIMBis sebagai lembaga intermediasi yang melakukan proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha yang bertujuan:

1. Meningkatkan skala usaha masyarakat

2. Menumbuhkembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat.

3. Menjadikan pengurus KIMBis sebagai motivator pengembangan bisnis masyarakat 11. TINJAUAN PUSTAKA

Kelembagaan KIMBis pada dasarnya berbeda dengan kelembagaan yang telah ada di Pedesaan seperti PUMP, PUGAR dan lainnya.Kelembagaan yang terakhir tersebut dibentuk secara top down, Sementara KIMBis adalah Bottom – Up.Oleh sebab itu, KIMBis merupakan bentuk kelembagaan yang mencoba membangun sinergi dengan kelompok-kelompok yang telah ada di pedesaan untuk diperkuat dan dikembangkan.

Kelembagaan yang bersifat top-down itu menurut Syahyuti (2011) memiliki beberapa karakteristik:

a. Pengorganisasian masyarakat dalam kelembagaan itu, akan memperkuat integrasi horizontal, karena dalam kelompok dikumpulkan orang-orang yang memiliki profesi yang sama.

b. Pengorganisasian tersebut dibentuk untuk mempermudah kontrol pelaksanaan program dan kegiatan, bukan untuk mengembangkan social capital masyarakat.

c. Setiap program pembangunan, pemerintah membentuk kelembagaan atau kelompok baru, dan secara soliter yang dibentuk pemerintah itu, mengabaikan kelembagaan yang sudah ada.

d. Kultur organisasi dalam lembaga atau kelompok yang dibangun itu, mengabaikan kebiasaan masyarakat setempat. Kultur itu, cenderung merusak intergrasi horizontal dan vertikal yang telah lama berkembang dalam masyarakat.

e. Persepsi masyarakat tentang kelembagaan atau organisasi itu, adalah sebagai persiapan untuk menerima bantuan (peralatan atau uang tunai) dari program pemerintah.

(12)

itu dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja mereka dalam perekonomian. Tetapi, kapasitas manajerial pengelolaan bantuan dan cara memanfaatkan bantuan itu tidak dilakukan pemerintah secara optimal.

g. Bantuan yang diberikan punya potensi menimbulkan konflik horizontal dalam masyarakat.

Oleh sebab itu, pendekatan top – down dengan karakteristik yang diuraikan diatas, menyebabkan tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam berorganisasi, aspek ketepatgunaan teknologi dan keilmuan tidak menjadi prasyarat pelaksanaan program / kegiatan. Namun, tertib administrasi pertanggungjawaban kegiatan menjadi persyaratan utama dari program / kegiatan.

Kelembagaan KIMBis yang dibentuk secara partisipatif tersebut diharapkan mampu mendorong masyarakat menjadi kreatif dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada termasuk bantuan pemeritah.

Kelompok masyarakat di dalam KIMBis dijadikan sebagai agen pembangunan, yang akan merancang bantuan pemerintah sebagai pemicu kreativitas ekonomi masyarakat, agar kegiatan mereka menjadi berkembang. Masyarakat seperti ini memang sulit di dapat, namun dapat dipelajari pada Kelompok Usaha Garam Rakyat(Kugar) Sari segara dan Kelompok Garam Rebus Sari Rebus di Blok Ceulet , Desa Karang Anyar, Kecamatan Kandanghaur. Selain itu, juga Kelompok pembudidaya rumput laut Pancer Pindang di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu (Erlina, 2013)

Jika demikian halnya, maka KIMBis itu dapat dikatakan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dan penyebaran IPTEK yang juga dapat menghasilkan

enterpreneur pada masyarakat pedesaan.

Secara taktis, kehadiran KIMBis pada desa-desa tersebut diharapkan dapat berperan untuk:

a. Membangun dan memperkuat relasi quasy integrasi antar pemangku kepentingan: masyarakat, SKPP, SKPD dan pengusaha. Dengan demikian, KIMBis tidak soliter dan akan memperkuat hubungan horizontal dan vertikal seluruh pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan program dan tujuan pembangunan nasional.

b. Meningkatkan social capital masyarakat. Peningkatan tersebut difasilitasi oleh peneliti, penyuluh dan pengurus KIMBis melalui pendampingan dan pengawalan teknologi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan manajerial masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia serta meraih peluang yang

(13)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xiii ada pada masyarakat.

c. Mengoptimalkan pemanfaatkan bantuan (peralatan dan permodalan) yang telah dibagikan kepada masyarakat oleh berbagai SKPP dan SKPD, serta swasta. Oleh sebab itu, KIMBis merupakan wadah kerjasama antar pemangku kepentingan itu untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

d. Membentuk struktur organisasi dan koordinasi dalam masyarakat dengan atau tanpa pemerintah dalam rangka membangun kontruksisosial untuk mengembangkan perekonomian mereka secara mandiri.

Kemandirian yang diharapkan itu adalah dalam bentuk, berkembangnya kewirausahaan dalam masyarakat. Kemandirian tersebut dapat dicapai, jika kelembagaan KIMBis dibangun melalui partisipasi berbagai pemangku kepentingan.

Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah (Mardikanto, 2010) bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai obyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut: pertama, upaya itu harus terarah dengan ditujukan langsung kepada yang memerlukan, yaitu dengan cara merancang program yang mengatasi masalah dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program harus mengikut sertakan bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, dengan tujuan agar program tersebut efektif karena sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, disamping juga agar kelompok sasaran dapat meningkat kemampuan dan pengalamannya dalam merancang, melaksanakan, mengelola, upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok agar lebih mudah dalam memecahkan masalah dan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya. Dengan demikian, aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah: (1) program tersebut disusun sendiri oleh masyarakat, (2) mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, (3) mendukung keterlibatan kaum miskin (kurang mampu) dan kelompok lainnya, (4) dibangun dari sumberdaya lokal, (5) mempertimbangkan nilai budaya lokal, (6) keterlibatan berbagai pihak terkait, dan (7) memperhatikan dampak lingkungan dan dilaksanakan secara berkelanjutan.

Pada gilirannya diharapkan dengan terbentuk dan berfungsinya KIMBis tersebut dapat menjadi bagian atau cikal bakal dari pengembangan kegiatan sinegisme peneliti, penyuluh dan pelaku usaha (nelayan/pembudidaya ikan, pengolah, pedagang dan investor) melakukan kegiatan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat melalui intervensi paket teknologi Balitbang KP yang terpilih, membangun jaringan kerja, dan difusi paket teknologi

(14)

potensi sumberdaya perikanan yang ada. 12. PERAKIRAAN KELUARAN:

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan KIMBis pada tahun 2014 adalah:

1. Terbentuknya kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK

2. Tersusunya rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan pada KIMBis Indramayu

3. Data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.

13. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka dan Model Pendekatan

Pendirian KIMBis Indramayu pada dasarnya merupakan sebuah action riset yang dilaksanakan guna menumbuhkembangkan kewirausahaan masyarakat kelautan dan perikanan di Kabupaten Indramayu melalui introduksi iptek dan mengoptimalkan kinerja produk-produk Balitbang KP. Jadi terdapat dua hal yang menjadi ruang lingkup pelaksanaan KIMBis yaitu kegiatan penelitian dan kegiatan pemberdayaan.Sebagai sebuah upaya pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan KIMBis menggunakan pendekatan partisipasi pemerintah dan warga negara.Ciri dari pendekatan partisipatif ini menurut Muslim (2007) adalah upaya penguatan masyarakat sipil dan tuntutan keadilan. Oleh karenanya kegiatan ini bekerja pada level masyarakat sipil, agen pemerintah dan kelembagaan. Pada level kelembagaan, KIMBis diposisikan sebagai sebuah modal sosial yang merupakan basis ekonomi, pertumbuhan dan demokratisasi.

Pendekatan action research (kaji tindak) KIMBis Indramayu ini diawali dengan adanya capaian kinerja KIMBis Indramayu pada tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013, yaitu terkait dengan potensi dasar Kabupaten Indramayu (Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur dan Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi) dan Bantuan dari KKP (Gambar 1). Perspektif model kelembagaan penerapan teknologi di KIMBis Indramayu lebih diarahkan kepada kegiatan budidaya perikanan di tambak . Budidaya perikanan di tambak menjadi fokus utama.

(15)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xv Gambar 1. Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu

Kegiatan penelitian berfungsi sebagai pijakan untuk merumuskan kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang mesti dilakukan untuk menjadikan masyarakat “berdaya”. Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dan kelompok sasaran

Kesejahteraan masyarakat

Usaha perikanan yang berkelanjutan (prinsip BlueEconomy)

Kemandirian Ekonomi

1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP. 2. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis.

Peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis

1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK

2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan

3. Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP.

Peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat

KIMBis Kabupaten Indramayu

Potensi Kabupaten Indramayu

 Sumber Daya Perikanan

 Sumber Daya Manusia

 Sosial Budaya

Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu 2011- 2013

 MoU Balitbang KP dengan Bupati dan Dinas KP dengan BBPSEKP

 Pengawalan Teknologi dan Peningkatan Kapasitas Masyarakat.

 Peningkatan Kapasitas Pengurus melalui pelatihan

 Relokasi Sekretariat KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi.

 Reorganisasi (penggantian manajer KIMBis)

 Model Kelembagaan Diseminasi Penerapan Teknologi Hasil introduksi Program IPTEKMAS

 Pengembangan lembaga KIMBis Indramayu (membentuk mitra KIMBis di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi)

Bantuan KKP

 Program Iptekmas

 Pugar, PUMP Budidaya, PUMP Pengolahan, dan PUMP Tangkap

Umpan balik

I

N

P

U

T

P

R

O

S

E

S

OUT

PUT

DAMPAK

(16)

melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kemampuan permodalan, pengembangan usaha dan pengembangan kelembagaan usaha bersama dengan menerapkan prinsip gotong royong, keswadayaan dan partisipasi (Moeljarto, 1996).

Berdasarkan konsep masyarakat yang berdaya di atas maka terdapat dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai sebuah lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Pembentukan KIMBis sebagai sebuah kelembagaan bersama sangatlah strategis, karena dapat menjadi sarana bagi terciptanya kohesi sosial anggota kelompok. Kohesi sosial menjadi penting dalam upaya pemberdayaan karena dapat menumbuhkan semangat sukarela (Voluntary spirit), rasa tanggung jawab bersama, saling mempercayai dan saling melayani (Moeljarto, 1996). Oleh karenanya penguatan dan pengembangan kapasitas kelembagaan KIMBis menjadi prasyarat tercapainya tujuan KIMBis.

Penguatan lembaga KIMBis dilakukan dengan cara membangun jejaring kerja dengan Satker lingkup KKP, SKPD dan Universitas serta peningkatan kapasitas pengurus KIMBis. Sedangkan pengembangan kelembagaan diantaranya dengan membangun jaringan mitra KIMBis di lokasi-lokasi yang memiliki potensi kelautan dan perikanan. Jika pada tahun 2012 kegiatan KIMBis Indramayu difokuskan pada pengembangan kapasitas masyarakat di wilayah pesisir (perikanan tangkap laut dan pengolahanproduk hasil perikanan), maka pada Tahun 2013 cakupan wilayah KIMbis dikembangkan ke arah budidaya di tambak yang meliputi budidaya polikultur udang, bandeng dan rumput laut yang meliputi usaha pentokolan, pembesaran dan manajemen.

Tahun 2014, KIMBis Indramayu mempunyai dua peran yaitu sebagai Peran KIMBis sebagai Inkubator Bisnis dan Peran KIMBis sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat. Sebagai Inkubator Bisnis, KIMBis Indramayu harus 1) Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat perikanan melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP untuk meningkatkan daya saing produk dan kemandirian ekonomi masyarakat KP, serta 2) Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis. Selain itu, sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat, KIMBis Indramayu harus 1) Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK, 2) Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan, serta 3) Mengembangkan laboratorium sosial ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi masyarakat KP.

(17)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xvii Berdasarkan arah kebijakan BBPSEKP yang disinergikan dengan rencana aksi dan tujuan pelaksanaan kegiatan KIMBis Kabupaten Indramayu pada tahun 2014, maka strategi kegiatan yang akan dilaksanakan KIMBis Indramayu adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu

No Tujuan Strategi

Pengumpulan data penelitian Kegiatan 1 Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK

- Data dan informasi terkait dengan keragaan bisnis KP yang ada/secara eksisting - Identifikasi pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan - Identifikasi calon pengguna jasa jasa KIMBis sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK - Identifikasi sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat - Promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangk an usaha masyarakat - Kunjungan Pengurus KIMBis ke SKPD terkait sesuai dengan

- Data dan informasi terkait dengan bisnis KP yang perlu ditumbuh kembangkan

- Data dan informasi terkait dengan keragaan usaha bisnis yang ada

- Data terkait dengan proses dan tingkat adopsi teknologi yang telah diintroduksikan

- Data terkait dengan proses difusi teknologi hasil introduksi Program Iptekmas

- Data terkait peningkatan pengetahuan kelompok sasaran penerima diseminasi teknologi

- Data terkait dengan tindak lanjut umpan balik perbaikan teknologi hasil litbang

- Data terkait dengan program SKPD tahun 2014

- Data terkait dengan lokasi dan kelompok program berbantuan KKP

- Data terkait dengan pengawalan teknologi yang dapat dilaksanakan

- Data terkait dengan sumber informasi potensial yang dapat digunakan dalam pengembangan bisnis masyarakat

- Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat

- Data terkait dengan promosi jasa pengawalan teknologi dan penyediaan informasi bisnis sebagai bentuk kegiatan KIMBis dalam mengembangkan usaha masyarakat

(18)

No Tujuan Strategi

Pengumpulan data penelitian Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan KIMBis 2014 - Sosisalisasi dan koordinasi secara intensif dengan SKPD terkait dengan tujuan tercapainya sinergitas program 2 Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial

- Data terkait dengan jenis usaha yang dapat diakselerasi melalui inkubasi bisnis - Pembuatan rencana kerja KIMBis - Pengawalan dan pendampingan manajemen usaha dan akses modal dibidang KP - Magang kepada usaha perikanan yang sudah berkembang di wilayah KIMBis Indramayu - Memberikan TOT terkait dengan usaha perikanan kepada pelaku bisnis lainnya. - Sosisalisasi terkait dengan inkubator bisnis kepada SKPD dan pengurus KIMBis di daerah dan sinergitas program

- Data terkait dengan pelaku usaha yang dapat menjadi mitra untuk inkubasi bisnis

- Data terkait dengan peningkatan kemampuan pengurus KIMBis di lokasi sebagai fasilitator bisnis

- Data terkait dengan Pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha

- Data terkait dengan jaringan kerja terkait kegiatan inkubasi bisnis masyarakat

- Data terkait dengan evaluasi pengengembangan bisnis yang dilaksanakan dan memonitor pelaksanaan kegiatan

(19)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xix

No Tujuan Strategi

Pengumpulan data penelitian Kegiatan 3 Mengumpulkan data dan

informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis

- Data sosial ekonomi terkait dengan kondisi yang ada/eksisting

- Mengumpulka n data sosial ekonomi terkait dengan kondisi yang ada/eksisting - Mengumpulka n data kondisi sosial ekonomi setelah pelaksanaan program KIMBis

- Data kondisi sosial ekonomi setelah pelaksanaan program KIMBis

Metoda Pengumpulan dan Analisa Data

Kajian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder.Data primer yang digunakan bersumber dari wawancara dengan narasumber pada lokasi-lokasi pengamatan.Data sekunder berupa data penunjang dari masing-masing lokasi pengamatan untuk menjelaskan keadaan terserbut.Secara umum penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menyajikan rangkuman deskriptif atau penjelasan dalam bentuk tabel dan/atau grafik.Rangkuman deskriptif sangatlah penting untuk menjelaskan pola variabel penyebab dan variabel tujuan dalam menjelaskan fakta di observasi (Rahmat, 2005).Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci untuk melukiskan gejala yang ada (Marshall dan Rossman, 1989).

Selain menggunakan analisis deskriptif, digunakan pula analisis kuantitatif untuk melihat perkembangan kondisi pengetahuan, keterampilan dan usaha masyarakat terkait dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh KIMBis.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan selama satu tahun, mulai bulan Januari – Desember 2014. Lokasi KIMBis Indramayu di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan menggunakan kuesioner terstruktur, studi literatur dan dokumentasi yang terkait.

(20)

MA Rincian Komposisi Pembiayaan Jumlah (Rp) Jumlah (%)

521211 Belanja Bahan 15,700,000 15.85

521213 Honor terkait ouput keg. 43,200,000 43.61

522141 Belanja Sewa 8,250,000 8.33

522151 Belanja Jasa Profesi 3,400,000 3.43

524111 Belanja Perjalanan Biasa 23,515,000 23.74

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 5,000,000 5.05

Jumlah 99,065,000 100.00

14. RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN :

Kegiatan Bulan (Tahun 2013)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

1. Persiapan Penyusunan ROKP 2. Studi Pustaka dan Konsultasi 3. Lokakarya Program KIMBis

4. Penyiapan instrumen pengumpulan data

Operasional

1. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan. 2. Sosialisasi KIMBis ke Ditjen Teknis KKP 3. Laporan Tengah Tahun

4. Peningkatan Kapasitas Pengurus KIMBis (MoT) Tahap Pertama

5. Penyusunan Laporan Penelitian

6. Peningkatan Kapasitas Pengurus KIMBis (MoT) Tahap Kedua

7. Presentasi Draft Pencapaian Output 8. Penyampaian Hasil KIMBis dan KIMBis

Expo

9. Rekomendasi Hasil Penelitian 10.Seminar Hasil

11.Laporan Akhir Penelitian 12.Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

15. TAHAPAN PEMBIAYAAN : MA Rincian Komposisi Pembiayaan

TRIWULAN Jumlah

(Rp)

I II III IV

521211 Belanja Bahan 3,140,000 5,495,000 4,710,000 2,355,000 15,700,000 521213 Honor terkait ouput keg. 8,640,000 15,120,000 12,960,000 6,480,000 43,200,000 522141 Belanja Sewa 1,650,000 2,887,500 2,475,000 1,237,500 8,250,000 522151 Belanja Jasa Profesi 680,000 1,190,000 1,020,000 510,000 3,400,000 522111 Belanja Perjalanan Biasa 4,703,000 8,230,250 7,054,500 3,527,250 23,515,000 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1,000,000 1,750,000 1,500,000 750,000 5,000,000 Jumlah 19,813,000 34,672,750 29,719,500 14,859,750 99,065,000

(21)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxi 16. DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G. N. 2011.Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Rajawali. Jakarta Anonim.2013. Buku Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Balai Besar penelitian Sosial Ekonomi

Kelautan dan Perikanan.(Unpublished).BBPSEKP. Balitbang KP.

BBPSEKP. 2011. Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun 2011. (Unpublished).BBPSEKP.

BBPSEKP. 2012. Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun 2012. (Unpublished). BBPSEKP

BBPSEKP. 2013. Laporan Akhir Tahun KIMBis Indramayu Tahun 2013. (Unpublished). BBPSEKP

Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu. 2011. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu

Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu. 2012. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu

Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Indramayu. 2013. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu. Kabupaten Indramayu

Dolken Declaration. 2014. Bahan Rumusan Lokakarya KIMBis. Bogor. (Unpublished)

Erlina,MD dan Nendah Kurniasari. 2006. Peningkatan Pengetahuan Siswa SUPM Kota Tegal (Jawa Tengah) Melalui Penyebaran Informasi Tentang Transportasi Udang Hidup Sistem Kering Menggunakan Media Film Bingkai Bersuara. Jurnal Penyuluhan. Program Studi Penyuluhan Pembangunan SPs IPB, Bogor.

Fikrudinzuhdi,(http://fikrudinzuhdi.student.umm.ac.id/2011/08/12/potensi/)diunduh tanggal 14 Jan 2013.

Friedmann, John. 1992. Empowerment: The politics Of Alternative Development, Cambridge Mass Blackwell Publisher.

Mardikanto, T. 2010. Konsep Konsep Pemberdayaan Masyarakat: Acuan Bagi Aparat Birokrasi, Akademisi, Praktisi, dan Peminat/Pemerhati Pemberdayaan Masyarakat. Surakarta: Fakultas Pertanian UNS.

Marshall, C. dan Rossman, G. B. 1989.Designing Qualitative Research.Sage Publications, London.

Moeljarto V. 1996. Pemberdayaan Kelompok Miskin melalui Program IDT dalam Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Penyunting Prijono dan Pranaka.CSIS. Jakarta.

Muslim, A. (2007). Pendekatan Partipatif Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Aplikasia, Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol.VIII, No.2 Desember 2007: 89-103

Nasution, Z. 2012. Pengembangan Ekonomi Kawasan Berbasis IPTEK di Kabupaten Indramayu. Laporan Akhir. Tidak dipublikasi.BBPSEKP.

Patton, M. Q.. 2006. Metode Evaluasi Kualitatif. (Terjemahan Budi Puspo Priyadi). Pustaka Pelajar. Yogyakarta: 309.

Rahmat, D. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. RosdaKarya. Bandung.

Saptana, T. Pranadji, Syahyuti dan E.M Rooshganda. 2003. Transformasi Kelembagaan untuk mendukung Ekonomi Kerakyatan di Perdesaan.Lap.Penelitian.PSE. Bogor. Syahyuti, 2011.Gampang - Gampang Susah mengorganisasikan Petani.Kajian teori dan

(22)

Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan: Strategi Pengembangan dan Penerapan dalam Penelitian Pertanian. PSE. Bogor.

Syahyuti.2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian.Penjelasan tentang Konsep, Istilah, Teori, dan Indikator serta Variabel. Bina Rena Pariwara. Jakarta.

(23)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan, karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kegiatan penelitian yang didanai dari APBN 2014 dengan judul ” Program rintisan pengembangan kelembagaan dan perekonomian kawasan berbasis IPTEK (KIMBis Indramayu)” sudah sampai di akhir tahun. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bersedia memberikan masukan, arahan dan bimbingannya.

Laporan Akhir Tahun ini masih belum sempurna, baik pada tataran konsep, kelengkapan data dan informasi yang dihasilkan serta hasil interpretasinya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tim peneliti kegiatan penelitian ini mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Harapan kami semoga laporan teknis/akhir ini nantinya dapat menjadi bahan rujukan atau referensi bagi stakholders yang terkait baik sebagai penentu kebijakan maupun pelaku usaha serta pihak-pihak lain terkait.

Jakarta, Desember 2014 TIM PENYUSUN,

(24)

RINGKASAN

Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Kelembagaan KIMBis berdasarkan tujuannya dibagi tiga yaitu 1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK, 2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial, 3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.

Dalam menjawab tujuan pertama, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sosialisasi program KIMBis 2014, kepada pengurus lokasi dan SKPD terkait tentang fasilitator pengembangan bisnis masyarakat, 2. Koordinasi dengan pengurus KIMBis dilokasi untuk menentukan program KIMBis tahun 2014 dimana banyak bantuan yang diarahkan oleh dinas kepada KIMBis seperti dari IMF, pertamina, dan bantuan PUGAR dari KKP, 3. Memfasilitasi kelompok mitra kimbis untuk pengolahan Kerang-kerangan menjadi produk kerajinan yang bernilai ekpor yang dilatih dari P2MKP karena potensi kerang-kerangan sangat besar dan berlimpah.

Dalam menjawab tujuan kedua, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Sosialisasi program KIMBis 2014, kepada pengurus lokasi dan SKPD terkait tentang inkubator bisnis masyarakat dan beragam konsep inkubasi seperti BUMDes, BUMD, atau P2MKP; 2. Penyusunan rencana kerja KIMBis 2014 kelembagaan sebagai inkubator bisnis; 3. Inisiasi pembentukan inkubator bisnis untuk KIMBis baik dalam bentuk yayasan, atau CV dengan tujuan KIMBis dapat dijadikan perpanjangan tangan dari dinas kabupaten setempat.

Dalam menjawab tujuan ketiga, kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. KIMBis Indramayu sudah melakukan identifikasi data dan informasi terkait dengan keragaan teknologi KP pada tahun 2013; 2. KIMBis Indramayu juga telah mengkaji dampak dari kegiatan KIMBis terhadap usaha yang dilakukan oleh mitra KIMBis.

Selain itu KIMBis juga sudah menyusun draf model kelembagaan pengembangan usaha melalui penerapan IPTEK. Model ini adalah pengembangan model “Model Kelembagaan Diseminasi Teknologi Budidaya Di Tambak Hasil Introduksi Program

(25)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxv Iptekmas Di Kabupaten Indramayu” yang dibuat pada tahun 2013 yang diterapkan di Kabupaten Indramayu sehingga hasil evaluasinya menghasilkan model 2014 yaitu model “Model Pengembangan Usaha Melalui Penerapan IPTEK” untuk diterapkan pada tahun 2015 sebelum menghasilkan model generik berupa “Model Pengembangan Usaha Melalui Penerapan IPTEK”. Model tersebut akan diimplementasikan di lokasi lainnya yang mempunyai tipologi dan karakteristik sama dengan Kabupaten Indramayu.

(26)

DAFTAR ISI

COVER ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii COPY RENCANA OPERASIONAL KEGIATAN PENELITIAN ... iii RINGKASAN ... xxiv DAFTAR ISI ... xxvi DAFTAR TABEL ... xxviii DAFTAR GAMBAR ... xxix DAFTAR LAMPIRAN ... xxx BAB I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. LATAR BELAKANG ... 1 1.2. TUJUAN ... 6 1.3. PRAKIRAAN KELUARAN ... 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7 BAB III. METODOLOGI ... 10 A. Kerangka dan Model Pendekatan ... 10 B. Metoda Pengumpulan dan Analisa Data ... 15 C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 15 D. Teknik Pengumpulan Data... 15 E. Anggota Penelitian ... 16 BAB IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN ... 17 A.Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis

masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK ... 17 B.Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan

dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial ... 25 C.Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP

(27)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxvii BAB V. MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN USAHA MELALUI

PENERAPAN IPTEK ... 39 BAB VI. EVALUASI TENTANG KINERJA KIMBis ... 46 A. Evaluasi peningkatan pengetahuan peserta pengawalan teknologi pemanfaatan kulit

kerang menjadi produk kerajinan bernilai ekspor terhadap materi dan praktek yang

diajarkan ... 46 B. Evaluasi pelaksanaan kegiatan pelatihan pemanfaatan kulit kerang menjadi produk

kerajinan bernilai ekspor. ... 47 C. Evaluasi Presepsi Masyarakat terhadap Kegiatan KIMBis ... 49 D. Evaluasi Kinerja Kelembagaan KIMBis Kabupaten Indramayu ... 51 BAB VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN ... 54 7.1. Kesimpulan ... 54 7.2. Rekomendasi ... 55 7.3. Prakiraan Dampak Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Penerapan IPTEK ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 58

(28)

DAFTAR TABEL

Nomor ISI Halaman

Tabel 1. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013 ... viii Tabel 2. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 ... x Tabel 3. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu ... xvii Tabel 4. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013 ... 3 Tabel 5. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 ... 5 Tabel 6. Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu ... 13 Tabel 7. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Fasilitator Pengembangan Bisnis Masyarakat

Tahun 2014 ... 23 Tabel 8. Kegiatan KIMBis Indramayu Sebagai Inkubator Bisnis Tahun 2014 ... 28 Tabel 9. Kegiatan KIMBis Indramayu sebagai mengumpulkan data dan informasi perubahan

kondisi sosial ekonomi masyarakat KP Tahun 2014 ... 29 Tabel 10.Hasil Kegiatan KIMBis Indramayu dari Tahun 2011 hingga Tahun 2014 ... 31 Tabel 11.Perbaikan Model KIMBis Indramayu Tahun 2013 ... 43

(29)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | xxix

DAFTAR GAMBAR

Nomor ISI Halaman

Gambar 1. Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu ... xv Gambar 2. Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu ... 11 Gambar 3. KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu ... 20 Gambar 4. Pengawalan Teknologi Membuat Kerajinan Dari Kulit Kekerangan ... 22 Gambar 5. Contoh Kerajinan Dari Kulit kekerang dari P2MKP ... 23 Gambar 6. KIMBis Indramayu Mengikuti Pameran Hari Jadi Kabupaten Indramayu Tahun

2014 dalam Rangka sebagai Inkubasi Bisnis. ... 27 Gambar 7. Model Kelembagaan Pengembangan Usaha Berbasis Penerapan Iptek ... 45 Gambar 8. Peningkatan Pengetahuan Tentang Pemanfaatan Kulit Kerang Menjadi Produk

Kerajinan Bernilai Ekspor ... 47 Gambar 9. Pengawalan Teknologi Membuat Produk Kerajinan Dari Kulit Kekerangan Yang

Bernilai Ekspor ... 48 Gambar 10. Perbandingan Antara 4 Jenis Pelatihan di KIMbis Kabupaten Indramayu ... 49 Gambar 11. Persepsi Masyarakat Terhadap Kelembagaan KIMBIs Indramayu ... 50 Gambar 12. Hasil Evaluasi Kategori KIMBIs Kabupaten Indramayu ... 51 Gambar 13. Hasil Capaian Tingkat Adopsi Fungsi KIMBIs Kabupaten Indramayu ... 53

(30)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor ISI Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Pengawalan Teknologi Pemanfaatan limbah kerang menjadi produk

kerajian ... 60 Lampiran 2. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Dan Pengawalan Iptek ... 62

(31)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Keberadaan kelembagaan KIMBis di Pedesaan mempunyai arti strategis bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, yang terkait dengan penyebaran teknologi hasil litbang. Belajar dari pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak akhir tahun 2011, maka operasionalisasi pelaksanaan KIMbis harus terus disempurnakan. Penyempurnaan ini diperlukan, karena kelembagaan ini ternyata sangat adaptif dan responsif terhadap persoalan yang terdapat dalam masyarakat kelautan dan perikanan.

Aktivitas KIMBis Indramayu dilakukan untuk menjalankan dua peran KIMBis yaitu KIMBis sebagai lembaga dan KIMBis sebagai pusat kegiatan. Sebagai lembaga yang baru berdiri, penguatan kelembagaan dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah dengan melakukan workshop di KIMBis Pusat di Jakarta. Di samping itu juga dilakukan sosialisasi tugas dan fungsi KIMBis kepada pemangku kebijakan di Kabupaten Indramayu, disamping juga pencetakan dan penyebarluasan leaflet/brosur tentang KIMBis Indramayu. Sebagai pusat kegiatan, dalam tahun 2012 KIMBis Indramayu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan teknologi perikanan (tangkap, budidaya dan pengolahan) dan peningkatan wawasan manajerial (keuangan, pemasaran, jaringan usaha). Dari serangkaian kegiatan aksi tersebut, yang dirasakan hasilnya saat ini adalah pengolahan produk yang usahanya berkembang dari segi produk dengan bertambahnya jenis produk olahan dan berkembangnya pasar (jangkauan pasar lebih luas).

Keberadaan KIMBis sudah mendapat dukungan dari pemerintah daerah yang ditunjukkan dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) dan diundangnya Pengurus KIMBis Indramayu dalam setiap pertemuan tiga bulanan SKPD lingkup Kabupaten Indramayu. Namun demikian, keterbatasan kapasitas pengurus dirasakan menjadi faktor yang menyebabkan kinerja manajemen KIMBis Indramayu dirasakan kurang optimal, khususnya terkait dengan pemberdayaan kelompok sasaran.

Dalam tahun 2013 perlu ada peningkatan peran KIMBIs (sebagai lembaga maupun sebagai pusat kegiatan) dalam pencapaian tujuan akhirnya dalam menumbuh kembangkan kelembagaan dan kewira usahaan masyarakat kelautan dan perikanan. Untuk itu, sebagai lembaga KIMBis Indramayu tahun 2013 diarahkan kepada: (1) peningkatan kapasitas pengurus KIMBis daerah, (2) perluasan cakupan mitra sasaran dengan tetap membina mitra yang sudah ada, (3) memperluas dukungan dan jaringan di tingkat daerah untuk mendukung

(32)

tahun 2013 diarahkan kepada: (1) mempercepat penyebaran teknologi hasil dari program IPTEKMAS yang ada di lokasi; (2) mendorong penerapan prinsip prinsip Blue Economy, (3) memfasilitasi dan mengoptimalkan pemanfaatan program perbantuan KKP.

Penguatan KIMBis Indramayu, dilakukan melalui sosialisasi peran, fungsi dan manfaat KIMBis terhadap pembangunan daerah. Sosialisasi ini harus dilakukan pada setiap kegiatan KIMBis. Sosialisasi dilakukan kepada SKPP, SKPD-SKPD dan kelompok masyarakat kelautan dan perikanan.

Selain sosialisasi, maka penguatan KIMBis Indramayu dilakukan kepada Pengurus KIMBis lokasi tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas manajerial pengelolaan organisasi dan pelaksanaan kegiatan KIMBis.

Pengembangan KIMBis Indramayu, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Pelaksana KIMBis Tingkat Pusat. Kegiatan ini dilakukan oleh KIMBis Indramayu pada tahun 2013. Pengembangan KIMBis diwujudkan dengan membentuk mitra KIMBis Indramayu pada Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, yang sebelumnya mitra KIMBis Indramayu berada di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu

Sementara itu sebagai sebuah lembaga yang berperan dalam pembangunan di Pedesaan maka KIMBis Indramayu dapat difungsikan sebagai sebuah pusat kegiatan. KIMBis Indramayu sebagai Pusat Kegiatan dapat di katagori dalam dua kelompok.

1. Pusat kegiatan penyebaran IPTEK. Kegiatan penyebaran IPTEK yang dilakukan mencakup: Penyebaran teknologi hasil introduksi pada Program IPTEKMAS dan kajian tentang penyebaran teknologi tersebut. Serta Implementasi prinsip blue economy pada kawasan KIMBis Indramayu.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan dan optimalisasi pemanfaatan program berbantuan.

Sebagai sebuah proses pembelajaran, KIMBis menjadi arena publik untuk belajar bersama berbagai pihak dalam berbagai hal tidak hanya terkait perihal peningkatan ekonomi namun juga peningkatan hubungan sosial. Jadi dalam hal ini, metode pemberdayaan yang dilakukan KIMBis pada dasarnya merupakan sebuah upaya pendidikan dalam artian bukan dalam pengertian transfer pengetahuan namun merupakan upaya bersama untuk menemukan pengetahuan.

(33)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 3 Tabel 4. Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013

No . Kegiatan Keterkaitan dengan program KIMBis 2013

Waktu kegiatan Pelaku yang terlibat Sifat inisiatif pelaksanaan A B C D

1 Penguatan kapasitas manajerial pengurus KIMBis Indramayu (penentuan kandidat manajer KIMBis dan penentuan lokasi sekretariat KIMBis yang baru).

V 24 Juli 2013 KIMBis Pusat dan KIMBis Lokasi , Kandidat Calon

Manajer KIMBis (pembudidaya, tokoh masyarakat, petambak garam)

KIMBis

2 Koordinasi dan sinergitas kegiatan dengan Dinas KP Kabupaten Indramayu

V V 25 Juli 2013 KIMBis, Diskanla Indramayu, KIMBis 3 Identifikasi dan observasi penerapan

teknologi yang berasal dari program Iptekmas pada usaha pembesaran udang windu di tambak (Probiotik).

V V 25- 26 Juli 2013 KIMBis, Kelompok pembudidaya, DKP Indramayu

KIMBis

4 Penguatan kapasitas manajerial Pengurus KIMBis, dalam pengelolaan program dan kegiatan KIMBis

V 16 Oktober 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Narasumber (Yayan Hikmayani,MSi.)

KIMBis 5 Membangun jaringan kerja dengan SKPD

untuk merumuskan dan melakukan kegiatan di dalam KIMBis.

V V 17 Oktober 2013

Koordinator KIMBis,KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, SKPD terkait, Penyuluh, Pelaku Utama

KIMBis 6 Identifikasi penerapan prinsip-prinsip

Blue Economy “pada usaha perikanan

V V 16- 18 Oktober 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Pembudidaya, Kelompok Usaha Garam Rakyat, Kelompok Pengolahan Produk Perikana

KIMBis

7 Sosialisasi KIMBis kepada masyarakat sekitar

V 6 November 2013

KIMBis Pusat, KIMbis Lokasi, Kelompok Pembudaya, Diskanla Indramayu,

Penyuluh, Kepala Desa, Camat.

Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla

(34)

8 Peningkatan kapasitas pembudidaya rumput laut melalui introduksi teknologi pengolahan rumput laut menjadi agar-agar kertas

V V 7 November 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh

Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla

Indramayu 9 Peningkatan kapasitas pembudidaya

melalui penerapan teknologi pemanfaatan limbah pembuatan agar-agar kertas menjadi pupuk

V V V 7 November 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Diskanla Indramayu, BBP4B, Pembudidaya dan Penyuluh.

Kolaborasi KIMBis dengan Diskanla

Indramayu 10 Peningkatan kapasitas pengolahan garam

rebus melalui penerapan teknik Iodisasi dan pengemasan garam rebus dari limbah gudang penampungan garam

V V 8 November 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Kelompok Garam Rebus,Disperindag, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh.

KIMBis

11 Peningkatan kapasitas petambak garam rakyat melalui penerapan teknologi pembuatan produk garam turunan dari bittern/sisa air tua

V V V 9 November 2013

KIMBis Pusat, KIMBis Lokasi, Koperasi Segoro Madu, Penyuluh. Kelompok Usaha Garam rakyat, P3SDLP.

KIMBis

Keterangan: A. Penyebaran teknologi yang mendukung usaha perikanan B. Implementasi prinsip blue economy

D. Membangun jaringan kerja dengan berbagai pemangku kepentingan D. Mengoptimalkan pemanfaatan program berbantuan KP

(35)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 5 Oleh karenanya, melalui proses belajar selama 3 tahun (tahun 2011- 2013) KIMBis Indramayu harus mampu merumuskan model kelembagaan pemberdayaan dan model kelembagaan penerapan teknologi (kelembagaan diseminasi) hasil introduksi Program Iptekmas yang efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Perumusan model ini menjadi penting agar dapat diterapkan di daerah lain yang mempunyai karakteristik sosial dan ekonomi yang hampir sama. Adapun kegiatan pada KIMBis Indramayu tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1.

Tahun 2014 pelaksanaan KIMBis Indramayu memasuki tahun ketiga, pada tahun ini KIMBis diarahkan sebagai fasilitator bisnis masyarakat dan menjadi pelopor inkubator bisnis didalam masyarakat. Perubahan orientasi ini didasarkan [1] dan pengalaman pelaksanaan kegiatan KIMBis sejak tahun 2011, hal ini dimaksudkan untuk mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat. Pelaksanaan kegiatan TA. 2014 dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 5. Kegiatan KIMBis Indramayu 2014 Kegiatan

Fasilitator Bisnis Masyarakat KP Inkubator Bisnis Masyarakat KP 1. Mengarahkan kegiatan KIMBis sebagai

penyedia jasa pengawalan teknologi dengan tujuan KIMBis sebagai pusat penyebaran IPTEK

2. Menjadikan KIMBis sebagai pusat informasi pengembangan bisnis masyarakat kelautan dan perikanan

1. Mengadvokasi peningkatan skala usaha masyarakat melalui proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha KP.

2. Menumbuh kembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat KP.

3. Meningkatkan kemampuan dan keahlian pengurus KIMBis melalui pelatihan dan observasi studi lapang sehingga dapat melaksanakan fungsi KIMBis sebagai Inkubator Bisnis.

KIMBis sebagai fasilitator bisnis masyarakat KP memiliki peran strategis dalam dalam mengidentifikasi paket pengawalan teknologi dan pusat informasi bisnis untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat

Sedangkan peran KIMBIs sebagai inkubator bisnis masyarakat dimaksudkan KIMBis sebagai lembaga intermediasi yang melakukan proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kepada pelaku usaha yang bertujuan:

1. Meningkatkan skala usaha masyarakat

2. Menumbuhkembangkan usaha baru yang mempunyai nilai ekonomi dan berdaya saing tinggi untuk kemandirian ekonomi masyarakat.

(36)

1.2. TUJUAN

Tujuan kegiatan KIMBis Indramayu TA.2014 adalah:

1. Memfungsikan kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan mengarahkan Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK

2. Menginisiasi pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan melalui pengembangan usaha masyarakat yang potensial

3. Mengumpulkan data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.

1.3. PRAKIRAAN KELUARAN

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan KIMBis pada tahun 2014 adalah:

1. Terbentuknya kelembagaan KIMBis sebagai fasilitator pengembangan bisnis masyarakat dengan terwujudnya Sekretariat KIMBIs sebagai pusat informasi bisnis dan penyebaran IPTEK

2. Tersusunnya rencana pembentukan inkubator bisnis pengembangan usaha masyarakat kelautan dan perikanan pada KIMBis Indramayu

3. Data dan informasi perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat KP karena pelaksanaan program KIMBis.

(37)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Kelembagaan KIMBis pada dasarnya berbeda dengan kelembagaan yang telah ada di Pedesaan seperti PUMP, PUGAR dan lainnya.Kelembagaan yang terakhir tersebut dibentuk secara top down, Sementara KIMBis adalah Bottom – Up.Oleh sebab itu, KIMBis merupakan bentuk kelembagaan yang mencoba membangun sinergi dengan kelompok-kelompok yang telah ada di pedesaan untuk diperkuat dan dikembangkan.

Kelembagaan yang bersifat top-down itu menurut Syahyuti [2] memiliki beberapa karakteristik:

a. Pengorganisasian masyarakat dalam kelembagaan itu, akan memperkuat integrasi horizontal, karena dalam kelompok dikumpulkan orang-orang yang memiliki profesi yang sama.

b. Pengorganisasian tersebut dibentuk untuk mempermudah kontrol pelaksanaan program dan kegiatan, bukan untuk mengembangkan social capital masyarakat.

c. Setiap program pembangunan, pemerintah membentuk kelembagaan atau kelompok baru, dan secara soliter yang dibentuk pemerintah itu, mengabaikan kelembagaan yang sudah ada.

d. Kultur organisasi dalam lembaga atau kelompok yang dibangun itu, mengabaikan kebiasaan masyarakat setempat. Kultur itu, cenderung merusak intergrasi horizontal dan vertikal yang telah lama berkembang dalam masyarakat.

e. Persepsi masyarakat tentang kelembagaan atau organisasi itu, adalah sebagai persiapan untuk menerima bantuan (peralatan atau uang tunai) dari program pemerintah.

f. Pemerintah menganggap bantuan yang diberikan kepada masyarakat melalui kelembagaan itu dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja mereka dalam perekonomian. Tetapi, kapasitas manajerial pengelolaan bantuan dan cara memanfaatkan bantuan itu tidak dilakukan pemerintah secara optimal.

g. Bantuan yang diberikan punya potensi menimbulkan konflik horizontal dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pendekatan top – down dengan karakteristik yang diuraikan diatas, menyebabkan tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam berorganisasi, aspek ketepatgunaan teknologi dan keilmuan tidak menjadi prasyarat pelaksanaan program / kegiatan. Namun, tertib administrasi pertanggungjawaban kegiatan menjadi persyaratan utama dari program / kegiatan.

(38)

termasuk bantuan pemeritah.

Kelompok masyarakat di dalam KIMBis dijadikan sebagai agen pembangunan, yang akan merancang bantuan pemerintah sebagai pemicu kreativitas ekonomi masyarakat, agar kegiatan mereka menjadi berkembang. Masyarakat seperti ini memang sulit di dapat, namun dapat dipelajari pada Kelompok Usaha Garam Rakyat (Kugar) Sari segara dan Kelompok Garam Rebus Sari Rebus di Blok Ceulet , Desa Karang Anyar, Kecamatan Kandanghaur. Selain itu, juga Kelompok pembudidaya rumput laut Pancer Pindang di Desa Cangkring, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu [3].

Jika demikian halnya, maka KIMBis itu dapat dikatakan sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dan penyebaran IPTEK yang juga dapat menghasilkan

enterpreneur pada masyarakat pedesaan.

Secara taktis, kehadiran KIMBis pada desa-desa tersebut diharapkan dapat berperan untuk:

a. Membangun dan memperkuat relasi quasy integrasi antar pemangku kepentingan: masyarakat, SKPP, SKPD dan pengusaha. Dengan demikian, KIMBis tidak soliter dan akan memperkuat hubungan horizontal dan vertikal seluruh pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan program dan tujuan pembangunan nasional.

b. Meningkatkan social capital masyarakat. Peningkatan tersebut difasilitasi oleh peneliti, penyuluh dan pengurus KIMBis melalui pendampingan dan pengawalan teknologi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan manajerial masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia serta meraih peluang yang ada pada masyarakat.

c. Mengoptimalkan pemanfaatkan bantuan (peralatan dan permodalan) yang telah dibagikan kepada masyarakat oleh berbagai SKPP dan SKPD, serta swasta. Oleh sebab itu, KIMBis merupakan wadah kerjasama antar pemangku kepentingan itu untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

d. Membentuk struktur organisasi dan koordinasi dalam masyarakat dengan atau tanpa pemerintah dalam rangka membangun kontruksisosial untuk mengembangkan perekonomian mereka secara mandiri.

Kemandirian yang diharapkan itu adalah dalam bentuk, berkembangnya kewirausahaan dalam masyarakat. Kemandirian tersebut dapat dicapai, jika kelembagaan KIMBis dibangun melalui partisipasi berbagai pemangku kepentingan.

(39)

Program Rintisan Pengembangan KIMBis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat | 9 Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah [4] bahwa masyarakat tidak dijadikan obyek dari berbagai obyek pembangunan, tetapi merupakan subyek dari upaya pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai berikut: pertama, upaya itu harus terarah dengan ditujukan langsung kepada yang memerlukan, yaitu dengan cara merancang program yang mengatasi masalah dan sesuai kebutuhannya. Kedua, program harus mengikut sertakan bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran, dengan tujuan agar program tersebut efektif karena sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, disamping juga agar kelompok sasaran dapat meningkat kemampuan dan pengalamannya dalam merancang, melaksanakan, mengelola, upaya peningkatan diri dan ekonominya. Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok agar lebih mudah dalam memecahkan masalah dan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan sumberdaya. Dengan demikian, aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah: (1) program tersebut disusun sendiri oleh masyarakat, (2) mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, (3) mendukung keterlibatan kaum miskin (kurang mampu) dan kelompok lainnya, (4) dibangun dari sumberdaya lokal, (5) mempertimbangkan nilai budaya lokal, (6) keterlibatan berbagai pihak terkait, dan (7) memperhatikan dampak lingkungan dan dilaksanakan secara berkelanjutan.

Pada gilirannya diharapkan dengan terbentuk dan berfungsinya KIMBis tersebut dapat menjadi bagian atau cikal bakal dari pengembangan kegiatan sinegisme peneliti, penyuluh dan pelaku usaha (nelayan/pembudidaya ikan, pengolah, pedagang dan investor) melakukan kegiatan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat melalui intervensi paket teknologi Balitbang KP yang terpilih, membangun jaringan kerja, dan difusi paket teknologi yang diintroduksi. Hal tersebut dapat dikembangkan di Kabupaten Indramayu berdasarkan potensi sumberdaya perikanan yang ada.

Gambar

Tabel 2.  Kegiatan KIMBis Indramayu 2014  Kegiatan
Gambar 1.  Kerangka Pikir Operasionalisasi KIMBis Indramayu
Tabel 3.  Strategi Kegiatan KIMBis Indramayu
Tabel 4.  Rekap Kegiatan Kimbis Indramayu Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengoptimalkan seluruh kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah dengan analisa yang

Dari uji lanjut duncan didapatkan bahwa perbandingan ekstrak laktosa pada konsentrasi senyawa flavonoid 1:2 mempunyai kandungan senyawa flavonoid berbeda tidak nyata

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya mutu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk cacat pada CV Usaha Musi Palembang dengan nilai F hitung 8,470 dan nilai

Instalasi gizi RSUP Prof Dr.R.D.Kandou belum memiliki tenaga gizi yang telah mengikuti pendidikan profesi dengan gelar Registered Dietisien dan belum memiliki dokter

The Department of Education expects over 13.1 million elementary students to be enrolled in public elementary schools for school year

DAFTAR NAMA CALON PESERTA DIKLAT INSTRUKTUR NASIONAL GURU PEMBELAJAR GURU KELAS PPPPTK BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA MALANG.. No Nama NO PES Asal Instansi Alamat Instansi

Ketiga adalah strategi merangkul yang beranggapan bahwa hanya satu agama saja yang paling benar namun kebenaran ini sudah terpencar ke berbagai macam agama yang ada sehingga jika