• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stroke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Stroke"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 1.1 Kasus IVKasus IV LUMPUH SEBELAH LUMPUH SEBELAH Tn. Amat 65

Tn. Amat 65 tahun, seorang pensiunan guru dibawa ke UGD tahun, seorang pensiunan guru dibawa ke UGD puskesmas terdekat olehpuskesmas terdekat oleh keluarganya karena tiba-tiba jatuh ketika akan ke kamar mandi. Hasil pemeriksaan dokter keluarganya karena tiba-tiba jatuh ketika akan ke kamar mandi. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan kesadaran agak menurun, aphasia, tekanan darah 190/120 mmHg, nadi menunjukkan kesadaran agak menurun, aphasia, tekanan darah 190/120 mmHg, nadi 100x/menit, kekuatan otot ekstremitas kanan menurun, refleks dalam batas normal. Ternyata 100x/menit, kekuatan otot ekstremitas kanan menurun, refleks dalam batas normal. Ternyata Tn. Amat mempunyai riwayat TIA sebelumnya. Dokter menanyakan mengenai diet dan Tn. Amat mempunyai riwayat TIA sebelumnya. Dokter menanyakan mengenai diet dan aktivitas Tn. Amat sehari-hari kepada keluarganya serta menanyakan apakah ia pernah aktivitas Tn. Amat sehari-hari kepada keluarganya serta menanyakan apakah ia pernah memeriksakan diri di posyandu lansia dekat rumahnya. Dokter memberikan tindakan awal memeriksakan diri di posyandu lansia dekat rumahnya. Dokter memberikan tindakan awal dan segera merujuk ke rumah sakit

dan segera merujuk ke rumah sakit terdekat.terdekat.

1.2

1.2 Klarifikasi Term dan KonsepKlarifikasi Term dan Konsep 1.

1. Aphasia adalah hilangnya kemampuan untuk memahami, mengeluarkan danAphasia adalah hilangnya kemampuan untuk memahami, mengeluarkan dan menyataka

menyatakan konsep bicara. n konsep bicara. (Sylvia, 2005)(Sylvia, 2005) 2.

2. TIA (TIA (Transient Ischemic Attack Transient Ischemic Attack ) adalah suatu gangguan akut dari fungsi fokal) adalah suatu gangguan akut dari fungsi fokal serebral yang gejalanya berlangsung < 24 jam dan disebabkan oleh trombus atau serebral yang gejalanya berlangsung < 24 jam dan disebabkan oleh trombus atau emboli. (A.Gofir, 2011)

emboli. (A.Gofir, 2011) 3.

3. Lumpuh sebelah/salah satu sisiLumpuh sebelah/salah satu sisi  hemiparesehemiparese

Status Neurologi Status Neurologi

Anamnese Pribadi Anamnese Pribadi

Nama

Nama : : Tn. Tn. AmatAmat Jenis

Jenis kelamin kelamin : : Laki-lakiLaki-laki Usia

Usia : : 65 65 tahuntahun Suku

Suku bangsa bangsa : : --Agama

Agama : :

--Alamat

Alamat : : --Status

Status : : MenikahMenikah Pekerjaan

Pekerjaan : : Pensiunan Pensiunan GuruGuru Tanggal ma

Tanggal masuk suk : -: -Tanggal

Tanggal keluar keluar :: Riwayat Perjalanan Penyakit

Riwayat Perjalanan Penyakit Anamnesis Penyakit

Anamnesis Penyakit

Keluhan utama : Kesadaran agak menurun Keluhan utama : Kesadaran agak menurun RPS

RPS : Hal ini dialami sete: Hal ini dialami setelah tiba-tiba jatuh ketika alah tiba-tiba jatuh ketika akan ke kamakan ke kamar mandi.r mandi. RPD : TIA

(2)

Anamnesis Keluarga Anamnesis Keluarga Faktor herediter : Faktor herediter : Faktor familer : Faktor familer :

Lain-lain : tidak dijumpai Lain-lain : tidak dijumpai

Anamnesis Sosial Anamnesis Sosial

Kelahiran dan pertumbuhan : Kelahiran dan pertumbuhan : Imunisasi :

Imunisasi : Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : pensiunan guru Pekerjaan : pensiunan guru Perkawinan dan Anak : menikah Perkawinan dan Anak : menikah

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Umum Sensorium : somnolen Sensorium : somnolen Tekanan darah : 190/120 mmHg Tekanan darah : 190/120 mmHg Frekuensi nadi : 100 kali/menit Frekuensi nadi : 100 kali/menit Frekuensi nafas :

Frekuensi nafas : Temperatur : Temperatur :

Kulit dan Selaput Lendir : Kulit dan Selaput Lendir : Kelenjar Getah Bening : Kelenjar Getah Bening : Persendian :

Persendian :

Siriraj Stroke Score : Siriraj Stroke Score :

Kepala dan Leher Kepala dan Leher

Bentuk dan posisi : bulat

Bentuk dan posisi : bulat dan medialdan medial Pergerakan :

Pergerakan :

Kelainan panca indera : aphasia Kelainan panca indera : aphasia Rongga mulut dan gigi :

Rongga mulut dan gigi : Kelenjar parotis : Kelenjar parotis : Desah : Desah : Lain-lain : Lain-lain :

Rongga Dada dan Abdomen Rongga Dada Rongga Dada dan Abdomen Rongga Dada Rongga abdomen

Rongga abdomen

Inspeksi : simetris fusifomis simetris Inspeksi : simetris fusifomis simetris

(3)

Palpasi : dalam batas normal Palpasi : dalam batas normal Perkusi : dalam batas normal Perkusi : dalam batas normal Auskultasi :

Auskultasi :

Genitalia Genitalia

Toucher : tidak

Toucher : tidak dilakukan pemeriksaandilakukan pemeriksaan

Diagnosa Diagnosa

Diagnosa fungsional : Hemiparese dextra Diagnosa fungsional : Hemiparese dextra Diagnosa etiologi : H

Diagnosa etiologi : Hemorrhageemorrhage Diagnosa anatomi :

Diagnosa anatomi :

Diagnosa kerja : Hemiparese sinistra e.c Stroke hemoragik  Diagnosa kerja : Hemiparese sinistra e.c Stroke hemoragik  Diagnosa banding :

Diagnosa banding : 1.

1. Trauma kapitisTrauma kapitis 2.

2. InfeksiInfeksi

Penatalaksanaan : Penatalaksanaan :

 Tirah baringTirah baring  Turunkan tensiTurunkan tensi

 Rehabilitasi ekstremitasRehabilitasi ekstremitas

Rencana pemeriksaan : Rencana pemeriksaan :

 Darah rutinDarah rutin  KGD 2 jam PPKGD 2 jam PP  ElektrolitElektrolit

 Renal Function TestRenal Function Test  Liver Function TestLiver Function Test  Ureum, kreatinUreum, kreatin  EKGEKG

 Head CT ScanHead CT Scan

1.3

1.3 Mendefinisikan/Menegaskan ProblemMendefinisikan/Menegaskan Problem 1.

1. Apa yang menyebabkaApa yang menyebabkan pasien tiba-tiba jatuh n pasien tiba-tiba jatuh ketika akan ke kamar mandi?ketika akan ke kamar mandi? 2.

2. Bagaimana hubungaBagaimana hubungan riwayat Tn riwayat TIA dengan keluhan pasien?IA dengan keluhan pasien? 3.

3. Apa hubungan diet dan Apa hubungan diet dan aktivitas pasien dengan keluhan pasien?aktivitas pasien dengan keluhan pasien? 4.

(4)

5.

5. apa yang menyebabkan pasien aphasia?apa yang menyebabkan pasien aphasia? 6.

6. Apa yang menyebabkan pasien mengalami penurunan kesadaran?Apa yang menyebabkan pasien mengalami penurunan kesadaran? 7.

7. Apakah tindakan awal yang diberikan dokter pada kasus ini?Apakah tindakan awal yang diberikan dokter pada kasus ini? 8.

8. Mengapa refleks pasien dalam batas Mengapa refleks pasien dalam batas normal?normal? 9.

9. Apakah TIA dapat terjadai pada orang normal?Apakah TIA dapat terjadai pada orang normal? 10.

10. Apa saja peran posyandu lansia pada kasus ini?Apa saja peran posyandu lansia pada kasus ini? 11.

11. Bagaimana cara merujuk pasien pada kasus iBagaimana cara merujuk pasien pada kasus ini?ni? 12.

12. Bagaimana tindakan stabilisasi pada kasus ini?Bagaimana tindakan stabilisasi pada kasus ini? 13.

13. Apakah definisi stroke?Apakah definisi stroke? 14.

14. Bagaimana epidemiologi stroke?Bagaimana epidemiologi stroke? 15.

15. Apa saja etiologi dan faktor Apa saja etiologi dan faktor resiko stroke?resiko stroke? 16.

16. Apa saja klasifikasi stroke?Apa saja klasifikasi stroke? 17.

17. Bagaimana patofisiologi stroke?Bagaimana patofisiologi stroke? 18.

18. Bagaimana gambaran klinis stroke?Bagaimana gambaran klinis stroke? 19.

19. Apa saja pemeriksaan fisik, neurologis (refleks) dan pemeriksaan penunjang padaApa saja pemeriksaan fisik, neurologis (refleks) dan pemeriksaan penunjang pada stroke?

stroke? 20.

20. Bagaimana kriteria diagnosis stroke?Bagaimana kriteria diagnosis stroke? 21.

21. Bagaimana komplikasi dan prognosis pada stroke?Bagaimana komplikasi dan prognosis pada stroke? 22.

22. Bagaimana penatalaksanaan stroke?Bagaimana penatalaksanaan stroke?

1.4

1.4 Analisis Problem (Analisis Problem ( Brainstormi Brainstormingng)) 1.

1. karena pada stroke hemoragik terdapat penurunan kesadaran jika terjadi perdarahankarena pada stroke hemoragik terdapat penurunan kesadaran jika terjadi perdarahan intraserebral.

intraserebral. 2.

2. Karena riwayat TIA merupakan faktor resiko stroke Karena riwayat TIA merupakan faktor resiko stroke yang tidak bisa dimodifikasi.yang tidak bisa dimodifikasi. 3.

3. Diet tinggi karbohidat atau lemak dan aktivitas fisik yang kurang juga merupakanDiet tinggi karbohidat atau lemak dan aktivitas fisik yang kurang juga merupakan faktor resiko terjadinya stroke terutama stroke iskemik.

faktor resiko terjadinya stroke terutama stroke iskemik. 4.

4. Karena terjadi kerusakan atau lesi pada hemisfer otak kiri.Karena terjadi kerusakan atau lesi pada hemisfer otak kiri. 5.

5. Karena terjadi kerusakan nervus kranialis XII (nervus hipoglosus)Karena terjadi kerusakan nervus kranialis XII (nervus hipoglosus) 6.

6. Karena kurangnya asupan oksigeKarena kurangnya asupan oksigen di otak n di otak akibat dari stroke.akibat dari stroke. 7.

7. Terapi ABC (Terapi ABC ( Airway, Breathing Airway, Breathing, Cardiovascular , Cardiovascular ), terapi cairan dan elektrolit, terapi), terapi cairan dan elektrolit, terapi antihipertensi

antihipertensi perlahan/hiperglikeperlahan/hiperglikemia.mia. 8.

8. Jika lesi UMN maka refleksnya meninggi (refleks babinski +), jika lesi LMNJika lesi UMN maka refleksnya meninggi (refleks babinski +), jika lesi LMN refleksnya justru menurun atau tidak ada (refleks

(5)

9.

9. Orang dengan tekanan darah normal dapat mengalami TIA jika memiliki faktorOrang dengan tekanan darah normal dapat mengalami TIA jika memiliki faktor resiko seperti: riwayat penyakit jantung, anggota keluarga yang pernah mengalami resiko seperti: riwayat penyakit jantung, anggota keluarga yang pernah mengalami stroke atau tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi,

stroke atau tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, merokok.diabetes, obesitas, merokok. 10.

10. Pemeriksaan aktivitas sehari-hari, periksa BB, TB, tekanan darah, cek glukosaPemeriksaan aktivitas sehari-hari, periksa BB, TB, tekanan darah, cek glukosa darah, proteinuria, dan adanya penyuluhan-penyuluhan dan konseling untuk  darah, proteinuria, dan adanya penyuluhan-penyuluhan dan konseling untuk  masyarakat serta pengobatan ringan oleh tenaga kesehatan.

masyarakat serta pengobatan ringan oleh tenaga kesehatan. 11.

11. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk  menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding. Memberikan tindakan pra menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO).

rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasional (SPO). Untuk pasienUntuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis/Paramedis yang kompeten gawat darurat harus didampingi petugas Medis/Paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi

dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.pasien. 12.

12. Menstabilkan tekanan darah dengan pemberian obat antihipertensi perlahan jikaMenstabilkan tekanan darah dengan pemberian obat antihipertensi perlahan jika tekanan darah sistolik > 220 mmHg, jika kurang dari 220 mmHg dapat dilakukan tekanan darah sistolik > 220 mmHg, jika kurang dari 220 mmHg dapat dilakukan diet dan tanpa obat. Menstabilkan kadar glukosa darah jika hipergliemia, stabilkan diet dan tanpa obat. Menstabilkan kadar glukosa darah jika hipergliemia, stabilkan cairan dengan pemberian infus.

cairan dengan pemberian infus. 13.

13. Stroke adalah suatu defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemik atauStroke adalah suatu defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemik atau hemoragik sirkulasi saraf otak.

hemoragik sirkulasi saraf otak. 14.

14. Di AS, stroke mrp penyebab kematian ke-3 setelah jantung dan kanker, di IndonesiaDi AS, stroke mrp penyebab kematian ke-3 setelah jantung dan kanker, di Indonesia stroke termasuk penyebab kematian utama. Di dunia penyaki cardiovaskuler seperti stroke termasuk penyebab kematian utama. Di dunia penyaki cardiovaskuler seperti  jantung

 jantung koroner koroner dan dan stroke stroke berada berada diurutan diurutan kedua kedua penyebab penyebab kematian kematian tertinggi tertinggi didi dunia. Secara umum, 85% kejadian stroke adalah stroke oklusif, 15% adalah stroke dunia. Secara umum, 85% kejadian stroke adalah stroke oklusif, 15% adalah stroke hemoragik.

hemoragik. 15.

15. Etiologi berdasarkan klasifikasi stroke. Faktor resiko: usia, jenis kelamin, ras,Etiologi berdasarkan klasifikasi stroke. Faktor resiko: usia, jenis kelamin, ras, genetik, hipertensi, DM, dislipidemia, merokok, kontrasepsi oral, dll

genetik, hipertensi, DM, dislipidemia, merokok, kontrasepsi oral, dll 16.

16. Stroke secara umum terbagi 2, Stroke secara umum terbagi 2, yaitu: stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.yaitu: stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. 17.

17. Patofisiologi stroke secara umum karena menurunnya aliran darah ke otak yangPatofisiologi stroke secara umum karena menurunnya aliran darah ke otak yang disebabkan oleh adanya penyumbatan (trombus, emboli) maupuan karena disebabkan oleh adanya penyumbatan (trombus, emboli) maupuan karena perdarahan intrasere

perdarahan intraserebral atau subaraknoid, jika > 6 menit bral atau subaraknoid, jika > 6 menit akan terjadi infark (umbra-akan terjadi infark (umbra-penumbra).

penumbra). 18.

18. Tanda peringatan stroke yaitu: Kelemahan mendadak terutama pada satu sisi tubuh,Tanda peringatan stroke yaitu: Kelemahan mendadak terutama pada satu sisi tubuh, Sulit untuk berbicara atau memahami pembicaraan, Gangguan penglihatan di satu Sulit untuk berbicara atau memahami pembicaraan, Gangguan penglihatan di satu mata atau keduanya, kesulitan berjalan secara tiba-tiba, pusing, kehilangan mata atau keduanya, kesulitan berjalan secara tiba-tiba, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi, atau sakit kepala yang berat secara tiba-tiba dengan keseimbangan atau koordinasi, atau sakit kepala yang berat secara tiba-tiba dengan tidak diketahui penyebabnya, tiba-tiba

(6)

19.

19. Pemeriksaan fisik: sistem pembuluh darah, jPemeriksaan fisik: sistem pembuluh darah, jantung, retina, ekstremitas. Pemeriksaanantung, retina, ekstremitas. Pemeriksaan neurologis: fungsi visual, pem.pupil, pem.sensai kornea dan wajah, pem.fungsi neurologis: fungsi visual, pem.pupil, pem.sensai kornea dan wajah, pem.fungsi motorik dan sensorik,

motorik dan sensorik, pem.fungsi serebelum. Pemeriksaan penunjangpem.fungsi serebelum. Pemeriksaan penunjang: laboratorium,: laboratorium, EKG, CT-scan/MRI, sinar-X thoraks, pungsi lumbal.

EKG, CT-scan/MRI, sinar-X thoraks, pungsi lumbal. 20.

20. Kriteria diagnosis dilihat dari gambaran klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaanKriteria diagnosis dilihat dari gambaran klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan pemeriksaan

neurologis, dan pemeriksaan penunjang.penunjang. 21.

21. Komplikasi akut: gangguan jantung, gangguan respirasi, infeksi, kejang, strokeKomplikasi akut: gangguan jantung, gangguan respirasi, infeksi, kejang, stroke berulang. Komplikasi kronis: dekubitus, inkontinensia, gangguan psikologis. berulang. Komplikasi kronis: dekubitus, inkontinensia, gangguan psikologis. Prognosis stroke bergantung pada luas dan letak lesi, usia onset, dan gangguan Prognosis stroke bergantung pada luas dan letak lesi, usia onset, dan gangguan kesadaran.

kesadaran. 22.

22. Tatalaksana stroke: tindakan evaluasi awal (ABC, cairan & elektrolit, hipertensi,Tatalaksana stroke: tindakan evaluasi awal (ABC, cairan & elektrolit, hipertensi, hiperglikemia), rehabilitasi, follow up,

hiperglikemia), rehabilitasi, follow up, pencegapencegahan stroke recurrent.han stroke recurrent.

1.5

1.5 Menyusun Penjelasan (Menyusun Penjelasan (Spider WebSpider Web))

1.6

1.6 Memformulasikan Sasaran BelajarMemformulasikan Sasaran Belajar Mahasiswa mampu menjelaskan t

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang:entang: 1.

1. Defenisi strokeDefenisi stroke 2.

2. Epidemiologi strokeEpidemiologi stroke 3.

3. Klasifikasi strokeKlasifikasi stroke 4.

4. Faktor resiko strokeFaktor resiko stroke 5.

5. Etiologi strokeEtiologi stroke 6.

6. Patogenesis dan patofisiologi strokePatogenesis dan patofisiologi stroke 7.

7. Manifestasi klinis strokeManifestasi klinis stroke 8.

(7)

a.

a. AnamnesisAnamnesis b.

b. Pemeriksaan fisik dan neurologisPemeriksaan fisik dan neurologis c.

c. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang 9.

9. Diagnosis banding strokeDiagnosis banding stroke 10.

10. PenatalaksaPenatalaksanaan naan strokestroke a.

a. Tindakan/penanganan awalTindakan/penanganan awal b.

b. Rehabilitasi penderita strokeRehabilitasi penderita stroke c.

c. Cara merujuk kasus strokeCara merujuk kasus stroke 11.

11. Komplikasi strokeKomplikasi stroke 12.

12. PrognosisPrognosis 13.

13. Peran posyandu lansiaPeran posyandu lansia

1.7

(8)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

2.1

2.1

Defenisi Stroke

Defenisi Stroke

Stroke

Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam,adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke

darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi.sekunder karena trauma maupun infeksi.33

2.2

2.2

Epidemiologi Stroke

Epidemiologi Stroke

Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius dan menduduki peringkat yang Stroke merupakan kegawatan neurologi yang serius dan menduduki peringkat yang tinggi sebagai penyebab kematian. Di amerika serikat, stroke menduduki peringkat ke-3 tinggi sebagai penyebab kematian. Di amerika serikat, stroke menduduki peringkat ke-3 sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Di inggris stroke sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Di inggris stroke merupakan penyakit ke-2 setelah infark miokard akut. Di perancis stroke disebut sebagai merupakan penyakit ke-2 setelah infark miokard akut. Di perancis stroke disebut sebagai “serangan otak (

“serangan otak (attaque cerebraleattaque cerebrale)” yang menunjukkan analogi kedekatan syok dengan)” yang menunjukkan analogi kedekatan syok dengan serangan jantung.

serangan jantung.2,62,6

Berdasarkan data dari seluruh dunia, penyakit jantung koroner dan stroke adalah Berdasarkan data dari seluruh dunia, penyakit jantung koroner dan stroke adalah penyebab kematian tersering pertama dan kedua dan menempati urutan kelima dan keenam penyebab kematian tersering pertama dan kedua dan menempati urutan kelima dan keenam sebagai penyebab kecacatan. Karena kecacatan yang terjadi setelah stroke dapat sangat sebagai penyebab kecacatan. Karena kecacatan yang terjadi setelah stroke dapat sangat merugikan, dan karena perempuan lebih besar kemungkinannya daripada pria, maka the merugikan, dan karena perempuan lebih besar kemungkinannya daripada pria, maka the National Stroke Association memutuskan untuk memprioritaskan pendidikan tentang faktor National Stroke Association memutuskan untuk memprioritaskan pendidikan tentang faktor resiko dan perawatan darurat, khususnya untuk perempuan.

resiko dan perawatan darurat, khususnya untuk perempuan.66

2.3

2.3

Klasifikasi Stroke

Klasifikasi Stroke

Stroke dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu, stroke hemoragik dan stroke Stroke dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu, stroke hemoragik dan stroke iskemik.

iskemik. A.

A. Stroke HemoragikStroke Hemoragik

Stroke hemoragik merupakan 15-20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi Stroke hemoragik merupakan 15-20% dari semua stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Stroke hemoragik juga dapat disebabkan subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak. Stroke hemoragik juga dapat disebabkan karena pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat menyebabkan hipertensi karena pemakaian kokain atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat menyebabkan hipertensi berat dan perdarahan intraserebrum atau subaraknoid.

(9)

Stroke hemoragik dapat dibagi menjadi dua subtipe, yaitu perdarahan intraserebral Stroke hemoragik dapat dibagi menjadi dua subtipe, yaitu perdarahan intraserebral (PIS) yaitu perdarahan yang langsung ke jaringan otak atau disebut juga sebagai perdarahan (PIS) yaitu perdarahan yang langsung ke jaringan otak atau disebut juga sebagai perdarahan parenkim otak, dan perdarahan subaraknoid (PSA) yang terjadi di ruangan subarachnoid parenkim otak, dan perdarahan subaraknoid (PSA) yang terjadi di ruangan subarachnoid (antara arachnoid dan piameter).

(antara arachnoid dan piameter).66

 Perdarahan Intraserebral (PIS)Perdarahan Intraserebral (PIS)

Perdarahan intraserebral paling sering terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh Perdarahan intraserebral paling sering terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus ke dalam jaringan hipertensi dan ruptur salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus ke dalam jaringan otak. Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intraserebrum paling sering terjadi saat pasien otak. Stroke yang disebabkan oleh perdarahan intraserebrum paling sering terjadi saat pasien terjaga dan aktif. Karena lokasinya berdekatan dengan arteri-arteri dalam,

terjaga dan aktif. Karena lokasinya berdekatan dengan arteri-arteri dalam, ganglia basalis danganglia basalis dan kapsula interna sering menerima beban terbesar tekanan dan iskemia pada stroke tipe ini. kapsula interna sering menerima beban terbesar tekanan dan iskemia pada stroke tipe ini. Biasanya perdarahan di bagian dalam jaringan otak menyebabkan defisit neurologik fokal Biasanya perdarahan di bagian dalam jaringan otak menyebabkan defisit neurologik fokal yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari 2 jam. yang cepat dan memburuk secara progresif dalam beberapa menit sampai kurang dari 2 jam. Tanda khas pertama pada keterlibatan kapsula interna adalah hemiparesis kontralateral dari Tanda khas pertama pada keterlibatan kapsula interna adalah hemiparesis kontralateral dari letak perdarahan.

letak perdarahan.66

 Perdarahan Subaraknoid (PSA)Perdarahan Subaraknoid (PSA)

Perdarahan subaraknoid memiliki 2 penyebab utama: ruptur aneurisma vaskular dan Perdarahan subaraknoid memiliki 2 penyebab utama: ruptur aneurisma vaskular dan trauma kepala. Pecahnya aneurisma menyebabkan perdarahan yang langsung berhubungan trauma kepala. Pecahnya aneurisma menyebabkan perdarahan yang langsung berhubungan dengan LCS, sehingga secara cepat dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakaranial dengan LCS, sehingga secara cepat dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakaranial (TIK). Penyebab PSA yang lebih jarang adalah malformasi arterionvena (MAV), yaitu (TIK). Penyebab PSA yang lebih jarang adalah malformasi arterionvena (MAV), yaitu  jaringan

(10)

darah mengalir di antara arteri bertekanan tinggi dan sistem vena bertekanan rendah, darah mengalir di antara arteri bertekanan tinggi dan sistem vena bertekanan rendah, akhirnya dinding venula melemah dan darah dapat keluar dengan cepat ke jaringan otak. akhirnya dinding venula melemah dan darah dapat keluar dengan cepat ke jaringan otak. Pada sebagian besar pasien, perdarahan terutama terjadi di intra parenkim dengan Pada sebagian besar pasien, perdarahan terutama terjadi di intra parenkim dengan perembasan ke dalam

perembasan ke dalam ruang subaraknoid.ruang subaraknoid.2,62,6

B.

B. Stroke iskemikStroke iskemik

Sekitar 80-85% stroke adalah stroke Sekitar 80-85% stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat abstruksi atau iskemik, yang terjadi akibat abstruksi atau bekuan di satu sisi lebih arteri besar pada bekuan di satu sisi lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk di dalam suatu pembuluh otak  terbentuk di dalam suatu pembuluh otak  atau pembuluh organ distal. Pada trombus atau pembuluh organ distal. Pada trombus vaskular distal, bekuan dapat terlepas, vaskular distal, bekuan dapat terlepas, atau mungkin terbentuk di dalam suatu atau mungkin terbentuk di dalam suatu organ seperti jantung, dan kemudian organ seperti jantung, dan kemudian dibawa melalui sistem arteri ke otak  dibawa melalui sistem arteri ke otak  sebagai suatu emboli. Sumbatan pada sebagai suatu emboli. Sumbatan pada

arteri carotis interna sering sebagai penyebab stroke pada lansia, yang sering mengalami arteri carotis interna sering sebagai penyebab stroke pada lansia, yang sering mengalami pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan atau stenosis. Aterosklerosis sering terbentuk pada percabangan arteria

stenosis. Aterosklerosis sering terbentuk pada percabangan arteria kaortis komunis. Penyebabkaortis komunis. Penyebab lain stroke iskemik adalah vasospasme, yang merupakan respons vaskular reaktif terhadap lain stroke iskemik adalah vasospasme, yang merupakan respons vaskular reaktif terhadap perdarahan di dalam ruang subaraknoid. Terdapat 4 subtipe dasar pada stroke iskemik  perdarahan di dalam ruang subaraknoid. Terdapat 4 subtipe dasar pada stroke iskemik  berdasarkan penyebab:

berdasarkan penyebab:66

 Stroke LakunarStroke Lakunar

Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah oklusi aterotromborik atau Infark lakunar merupakan infark yang terjadi setelah oklusi aterotromborik atau hialin-lipid salah satu dari cabang-cabang penetrans sirkulus Wilisi, arteria serebri media, atau lipid salah satu dari cabang-cabang penetrans sirkulus Wilisi, arteria serebri media, atau arteria vertebralis dan basilaris. Teradapat 4 sindrom lakunar: hemiparesis motorik murni arteria vertebralis dan basilaris. Teradapat 4 sindrom lakunar: hemiparesis motorik murni akibat infark di kapsula interna posterior, hemiparesis motorik murni akibat infark pars akibat infark di kapsula interna posterior, hemiparesis motorik murni akibat infark pars anterior kapsula interna, stroke sensorik murni kibat infark talamus, dan hemiparesis ataksik  anterior kapsula interna, stroke sensorik murni kibat infark talamus, dan hemiparesis ataksik  atau disartria serta gerakan tangan atau lengan yang canggung akibat infark pons

(11)

 Stroke Trombotik Pembuluh BesarStroke Trombotik Pembuluh Besar

Sebagian besar stroke ini terjadi pada saat tidur,

Sebagian besar stroke ini terjadi pada saat tidur, saat pasien relatif mengalami dehidrasisaat pasien relatif mengalami dehidrasi dan dinamika sirkulasi menurun. Stroke trombotik pembuluh besar dengan aliran lambat dan dinamika sirkulasi menurun. Stroke trombotik pembuluh besar dengan aliran lambat seing berkaitan dengan lesi aterosklerotik yang menyebabkan stenosis di arteria karotis seing berkaitan dengan lesi aterosklerotik yang menyebabkan stenosis di arteria karotis interna atau di pangkal arteria cerebri media atau di tautan arteria vertebralis dan basilaris. interna atau di pangkal arteria cerebri media atau di tautan arteria vertebralis dan basilaris. Gejala dana tanda bergantung pada lokasi sumbatan dan tingkat aliran kolateral dijairngan Gejala dana tanda bergantung pada lokasi sumbatan dan tingkat aliran kolateral dijairngan otak yang terkena.

otak yang terkena.66

 Stroke EmbolikStroke Embolik

Asal stroke embolik dapat suatu arteri distal atau jantung (stroke kardioembolik). Asal stroke embolik dapat suatu arteri distal atau jantung (stroke kardioembolik). Trombus mural jantung merupakan sumber tersering: infark miokardium, fibrilasi atrium, Trombus mural jantung merupakan sumber tersering: infark miokardium, fibrilasi atrium, penyakit katup jantung, katup jantung buatan, dan kardiomiopati iskemik. Stroke yang terjadi penyakit katup jantung, katup jantung buatan, dan kardiomiopati iskemik. Stroke yang terjadi akibat embolus biasanya menimbulkan defisit

akibat embolus biasanya menimbulkan defisit neurologik mendadak dengan efek maksimumneurologik mendadak dengan efek maksimum sejak awitan penyakit, biasanya serangan terjadi saat

sejak awitan penyakit, biasanya serangan terjadi saat pasien beraktivitas.pasien beraktivitas.66

 Stroke KriptogenikStroke Kriptogenik

Stroke kriptogenik adalah stroke iskemik akibat sumbatan mendadak pembuluh Stroke kriptogenik adalah stroke iskemik akibat sumbatan mendadak pembuluh intrakranial besar tetapi tanpa penyebab yang jelas. Namun, sebagian besar stroke yang intrakranial besar tetapi tanpa penyebab yang jelas. Namun, sebagian besar stroke yang kausanya tidak jelas pada pasien yang profil klinisnya tidak dapat dibedakan dari mereka kausanya tidak jelas pada pasien yang profil klinisnya tidak dapat dibedakan dari mereka yang mengidap aterotrombosis.

yang mengidap aterotrombosis.66

2.4

2.4

Faktor Resiko Stroke

Faktor Resiko Stroke

22

Tidak dapat Tidak dapat dimodifikasi dimodifikasi

Dapat dimodifikasi &

Dapat dimodifikasi & terdokumentasiterdokumentasi dengan baik 

dengan baik 

Dapat dimodifikasi & kurang Dapat dimodifikasi & kurang

terdokumentasi terdokumentasi  UsiaUsia  TIA (TIA (Transient Ischemic Attack Transient Ischemic Attack ))  MigrenMigren

(12)

 BBLRBBLR  DiabetesDiabetes  HiperkoagulabilitasHiperkoagulabilitas  RasRas  Atrial FibrilasiAtrial Fibrilasi  Obstructive Sleep ApneaObstructive Sleep Apnea  Faktor Genetik Faktor Genetik   Patent Foramen OvalePatent Foramen Ovale  Peningkatan lipoproteinPeningkatan lipoprotein

 Stenosis arteri carotis asimptomatik Stenosis arteri carotis asimptomatik   PenyalahguPenyalahgunaan naan obat-obatanobat-obatan  Sickle Cell DiseaseSickle Cell Disease  Inflamasi dan infeksiInflamasi dan infeksi

 DislipidemiaDislipidemia

 Obesitas & distribusi lemak tubuhObesitas & distribusi lemak tubuh  Merokok Merokok 

 Kontrasepsi oralKontrasepsi oral

2.5

2.5

Etiologi Stroke

Etiologi Stroke

A.

A. Stroke HemoragikStroke Hemoragik

 Perdarahan intraserebral hipertensif Perdarahan intraserebral hipertensif  

 Perdarahan subaraknoidPerdarahan subaraknoid

-- Ruptura aneurisma sakularRuptura aneurisma sakular -- Trauma kepalaTrauma kepala

-- Ruptura malformasi arteriovena (AVM)Ruptura malformasi arteriovena (AVM)

 PenggunaaPenggunaan n kokain, amfetaminkokain, amfetamin 

 Penyakit perdarahan sistemik.Penyakit perdarahan sistemik.66

B.

B. Stroke IskemikStroke Iskemik

 TrombosisTrombosis 

 AtreosklerosisAtreosklerosis 

 Vaskulitis: arteritis temporalis, poliartritis Vaskulitis: arteritis temporalis, poliartritis nodosanodosa 

 Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit)Gangguan darah: polisitemia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit) 

 EmbolismeEmbolisme 

(13)

2.6

2.6

Patogenesis dan Patofisiologi Stroke

Patogenesis dan Patofisiologi Stroke

A.

A. Stroke HemoragikStroke Hemoragik22

B.

(14)

2.7

2.7

Manifestasi Klinis Stroke

Manifestasi Klinis Stroke

Menurut

Menurut  National  National InstitutInstitute e of of NeurologiNeurological cal Disorders Disorders and and StrokeStroke (NINDS), terdapat(NINDS), terdapat lima tanda utama stroke:

lima tanda utama stroke:22

A.

A. Stroke HemoragikStroke Hemoragik

Gejala Klinis Perdarahan Intraserebral (PIS) Gejala Klinis Perdarahan Intraserebral (PIS)

 Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas danOnset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu dapat didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual, muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan nyeri kepala, mual, muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis.

epistaksis.

 Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese danPenurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat disertai kejang fokal/umum.

dapat disertai kejang fokal/umum.

 Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakanTanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata menghilang dan

bola mata menghilang dan deserebrasdeserebrasi.i.

 Dapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnyaDapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema dan perdarahan subhialoid.

papiledema dan perdarahan subhialoid.77

Gejala Klinis Perdarahan Subaraknoid (PSA) Gejala Klinis Perdarahan Subaraknoid (PSA)

 Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis,Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam 1

(15)

 Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah danmudah terangsang, gelisah dan kejang.

kejang.

 Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menitbeberapa menit sampai beberapa jam.

sampai beberapa jam.

 Dijumpai gejala-gejala rangsang meningenDijumpai gejala-gejala rangsang meningen

 Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik  perdarahan subarakhnoid.

perdarahan subarakhnoid.

 Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atauGangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau

hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguagangguan pernafasan.n pernafasan.77

B.

B. Stroke IskemikStroke Iskemik

Terdapat 4 perjalanan klinis stroke iskemik, yaitu: Terdapat 4 perjalanan klinis stroke iskemik, yaitu: 1)

1) Transient Ischemic Attack Transient Ischemic Attack  (TIA) adalah suatu gangguan akut dari fungsi fokal dan(TIA) adalah suatu gangguan akut dari fungsi fokal dan serebral yang gejalanya berlangsung kurang dari 24 jam dan disebabkan oleh serebral yang gejalanya berlangsung kurang dari 24 jam dan disebabkan oleh trombus atau emboli.

trombus atau emboli.

2)

2)  Reversib Reversible le Ischemic Ischemic Neurological Neurological Deficit Deficit  (RIND), merupakan gangguan serebral(RIND), merupakan gangguan serebral yang gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam bahkan sampai 21 hari. Biasanya yang gejalanya berlangsung lebih dari 24 jam bahkan sampai 21 hari. Biasanya RIND membaik dalam waktu 24-48 jam.

RIND membaik dalam waktu 24-48 jam. 3)

3) Stroke in EvolusionStroke in Evolusion (SIE), ditandai dengan gejala dan tanda neurologis fokal terus(SIE), ditandai dengan gejala dan tanda neurologis fokal terus memburuk setelah 48 jam. Kelainan atau

memburuk setelah 48 jam. Kelainan atau defisit neurologik yang timbul berlangsungdefisit neurologik yang timbul berlangsung secara bertahap dari bersifat ringan menjadi lebih berat.

secara bertahap dari bersifat ringan menjadi lebih berat. 4)

4) Complete StrokeComplete Stroke, yaitu kelainan neurologis yang ada sifatnya sudah menetap, tidak , yaitu kelainan neurologis yang ada sifatnya sudah menetap, tidak  berkembang lagi. Kelainan neurologis yang timbul bermacam-macam, tergantung berkembang lagi. Kelainan neurologis yang timbul bermacam-macam, tergantung pada daerah otak mana yang mengalami infark.

(16)

Berikut ini penggolongan sindrom klinik

Berikut ini penggolongan sindrom klinik oklusi berdasarkan lokasinyaoklusi berdasarkan lokasinya22::

Teritorial Teritorial Vaskuler

Vaskuler Manifestasi Klinik Manifestasi Klinik  A. Karotis

A. Karotis Interna Interna

•• buta ipsilateral (a. ophtalmika)buta ipsilateral (a. ophtalmika)

•• sindroma Horner ipsilateralsindroma Horner ipsilateral

•• gejala a. serebri mediagejala a. serebri media

A. Serebri A. Serebri Media Media

•• paresis kontralateral & ggn sensorik mengenai lengan & wajah >paresis kontralateral & ggn sensorik mengenai lengan & wajah > tungkai

tungkai

•• afasiaafasia

•• hemineglect, anosognosia (penyangkalan defisit hemineglect, anosognosia (penyangkalan defisit neurologis), disorientasineurologis), disorientasi spasial pada hemisfer serebri dekstra

spasial pada hemisfer serebri dekstra

•• defek lapangan pandang homonim bermacam derajatdefek lapangan pandang homonim bermacam derajat

A. Serebri A. Serebri Anterior Anterior

•• paresis kontralateral & paresis kontralateral & ggn sensorik predominan ekstremitas bawahggn sensorik predominan ekstremitas bawah

•• inkontinensia urine, khusus pada lesi inkontinensia urine, khusus pada lesi bilateralbilateral

•• dispraksia lengandispraksia lengan

•• abulia (kurang keinginan)abulia (kurang keinginan)

•• afasia motorik transkortikal pada sisi dominanafasia motorik transkortikal pada sisi dominan

A. Serebri A. Serebri Posterior Posterior

•• hemianopia homonim kontralateralhemianopia homonim kontralateral

•• hemihipestesi kontralateral tanpa paresishemihipestesi kontralateral tanpa paresis

•• defisit kortikal berhubungan dgn penglihatan yg beragam, seperti defisit kortikal berhubungan dgn penglihatan yg beragam, seperti aleksiaaleksia tanpa agrafia & agnosia visual asosiatif 

(17)

A.Basilaris A.Basilaris

•• paralisis anggota gerak (biasanya bilateral, tetapi paralisis anggota gerak (biasanya bilateral, tetapi mungkin asimetris)mungkin asimetris)

•• biasanya paralisis bulber atau pseudobulber berat dari otot-otot kranialbiasanya paralisis bulber atau pseudobulber berat dari otot-otot kranial (disfagi, disartri, diplegia fasial dll)

(disfagi, disartri, diplegia fasial dll)

•• kekurangakekurangan sensorik n sensorik atau abnormalitas serebellumatau abnormalitas serebellum

•• abnormalitas gerakan mata (ophtalmoplegi internuklear, “one and a half abnormalitas gerakan mata (ophtalmoplegi internuklear, “one and a half  syndrome”, nistagmus, deviasi miring, ocular bobbing, miosis & ptosis syndrome”, nistagmus, deviasi miring, ocular bobbing, miosis & ptosis

•• komakoma

A.Vertebralis A.Vertebralis

•• bermacam derajat vertigo, dizziness, mual & muntahbermacam derajat vertigo, dizziness, mual & muntah

•• hipoestesi ipsilateral fasial dgn kontralateral tubuh & anggota gerak hipoestesi ipsilateral fasial dgn kontralateral tubuh & anggota gerak  terhadap nyeri & suhu

terhadap nyeri & suhu

•• ataksia ipsilateral trunkal atau ataksia ipsilateral trunkal atau appendicularappendicular

•• disfagia & disfoniadisfagia & disfonia

2.8

2.8

Diagnosis Klinis Stroke

Diagnosis Klinis Stroke

A.

A. AnamnesisAnamnesis

 Karakteristik gejala dan tandaKarakteristik gejala dan tanda 

 Konsekuensi fungsional (misalnya tidak bisa berdiri, tidak bisa mengangkatKonsekuensi fungsional (misalnya tidak bisa berdiri, tidak bisa mengangkat

tangan) tangan)

 Kecepatan onset dan perjalanan gejala neurolgisKecepatan onset dan perjalanan gejala neurolgis 

 Apakah ada kemungkinan presipitasi (apa yang pasien sedang lakukan pada saatApakah ada kemungkinan presipitasi (apa yang pasien sedang lakukan pada saat

onset dan tidak lama sebelum onset) onset dan tidak lama sebelum onset)

 Apakah ada gejala-gejala lain yang menyertai (misalnya: nyeri kepala, kejangApakah ada gejala-gejala lain yang menyertai (misalnya: nyeri kepala, kejang

epileptic, panik dan anxietas, muntah, nyeri dada) epileptic, panik dan anxietas, muntah, nyeri dada)

 Apakah ada riwayat penyakit dahulu atau riwayat penyakit keluarga yang relevan.Apakah ada riwayat penyakit dahulu atau riwayat penyakit keluarga yang relevan.

(riwayat TIA/stroke terdahulu, hipertensi, hypercholesterolemia, DM, infark  (riwayat TIA/stroke terdahulu, hipertensi, hypercholesterolemia, DM, infark  miokard, arteritis, riwayat penyakit vaskular atau trombolitik

miokard, arteritis, riwayat penyakit vaskular atau trombolitik pada keluarga)pada keluarga)

 Apakah ada perilaku atau gaya hidup yang relevan (merokok, konsumsi alkohol,Apakah ada perilaku atau gaya hidup yang relevan (merokok, konsumsi alkohol,

diet, aktivitas fisik, obat-obatan seperti: kontrasepsi oral, obat trombolitik, diet, aktivitas fisik, obat-obatan seperti: kontrasepsi oral, obat trombolitik, antikoagulan, amfetamin).

antikoagulan, amfetamin).22

B.

B. Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik ♦

♦ Sistem pembuluh perifer. Lakukan asukultasi pada arteria karotis untuk mencariSistem pembuluh perifer. Lakukan asukultasi pada arteria karotis untuk mencari adanya bising dan periksa tekanan darah

adanya bising dan periksa tekanan darah di kedua lengan di kedua lengan untuk diperbandingkanuntuk diperbandingkan.. ♦

♦ Jantung, lakukan pemeriksaan aukultasi jantung untuk mencari murmur danJantung, lakukan pemeriksaan aukultasi jantung untuk mencari murmur dan disritmia, serta EKG.

(18)

♦ Retina, lakukan pemeriksaan ada tidaknyaRetina, lakukan pemeriksaan ada tidaknya cuppingcupping diskus optikus, perdarahandiskus optikus, perdarahan retina, kelainan diabetes.

retina, kelainan diabetes. ♦

♦ Ekstremitas, lakukan evaluasi ada tidaknya sianosis dan Ekstremitas, lakukan evaluasi ada tidaknya sianosis dan infark sebagai tinfark sebagai tanda-tandaanda-tanda embolus perifer.

embolus perifer. ♦

♦ Pemeriksaan neurologik untuk mengetahui letak dan lPemeriksaan neurologik untuk mengetahui letak dan luasnya suatu stroke.uasnya suatu stroke.66 -- Fungsi visual, dengan pemeriksaan lapang pandang dan tes Fungsi visual, dengan pemeriksaan lapang pandang dan tes konfrontasikonfrontasi -- Pemeriksaan pupil dan refleks Pemeriksaan pupil dan refleks cahayacahaya

-- PemeriksaanPemeriksaan doll’s eye phenomenondoll’s eye phenomenon (jika tidak ada kecurigaan cedera leher)(jika tidak ada kecurigaan cedera leher) -- Sensasi, dengan memeriksa sensai kornea dan wajah Sensasi, dengan memeriksa sensai kornea dan wajah terhadap benda tajamterhadap benda tajam -- Gerakan wajah mengikuti perintah atau sebagai respon terhadap stimuliGerakan wajah mengikuti perintah atau sebagai respon terhadap stimuli

noxious (menggelitik hidung) noxious (menggelitik hidung)

-- Fungsi faring lingual, dengan mendengarkan dan mengevaluasi cara bicaraFungsi faring lingual, dengan mendengarkan dan mengevaluasi cara bicara dan memeriksa mulut.

dan memeriksa mulut.

-- Fungsi motorik dengan memeriksa gerakan pronator, kekuatan, tonus,Fungsi motorik dengan memeriksa gerakan pronator, kekuatan, tonus, kekuatan gerakan jari tangan atau jari kaki.

kekuatan gerakan jari tangan atau jari kaki.

-- Fungsi sensoris, dengan cara memeriksa kemampuan pasien untuk mendeteksiFungsi sensoris, dengan cara memeriksa kemampuan pasien untuk mendeteksi sensoris dengan jarum, rabaan, vibrasi, dan posisi (tingkat level gangguan sensoris dengan jarum, rabaan, vibrasi, dan posisi (tingkat level gangguan sensibilitas pada bagian tubuh sesuai dengan lesi patologis di medulla spinalis, sensibilitas pada bagian tubuh sesuai dengan lesi patologis di medulla spinalis, sesuai dermatomnya)

sesuai dermatomnya)

-- Fungsi serebelum, dengan melihat cara berjalan penderita dan pemeriksaanFungsi serebelum, dengan melihat cara berjalan penderita dan pemeriksaan disdiadokokinesis

disdiadokokinesis

-- Ataksia pada tungkai, dengan meminta pasien menyentuh jari kaki pasien keAtaksia pada tungkai, dengan meminta pasien menyentuh jari kaki pasien ke tangan pemeriksa

tangan pemeriksa

-- Refleks asimetri (contoh: refleks fisiologis anggota gerak kanan meningkat,Refleks asimetri (contoh: refleks fisiologis anggota gerak kanan meningkat, yang kiri normal)

yang kiri normal) -- Refleks babinski.Refleks babinski.22

C.

C. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang

 Analisis laboratorium: urianalisi, HDL, LED, panel metabolik dasar (Na, K, Cl,Analisis laboratorium: urianalisi, HDL, LED, panel metabolik dasar (Na, K, Cl,

bikarbonat, glukosa, nitrogen urea darah, dan kreatinin), profil lemak serum, dan bikarbonat, glukosa, nitrogen urea darah, dan kreatinin), profil lemak serum, dan serologi untuk sifilis.

serologi untuk sifilis.

 Pemeriksaan sinar-X toraks untuk mendeteksi pembesaran jantung dan infiltratPemeriksaan sinar-X toraks untuk mendeteksi pembesaran jantung dan infiltrat

paru yang berkaitan dengan gagal jantung kongestif. paru yang berkaitan dengan gagal jantung kongestif.

(19)

 Pungsi lumbal untuk mendeteksi kemungkinan terdapt darah di LCS pada strokePungsi lumbal untuk mendeteksi kemungkinan terdapt darah di LCS pada stroke

hemoragik, terutama pada

hemoragik, terutama pada perdarahan subaraknoid.perdarahan subaraknoid.

 USG karotis untuk mendeteksi gangguan aliran darah karotis dan kemungkinanUSG karotis untuk mendeteksi gangguan aliran darah karotis dan kemungkinan

memperbaiki kausa stroke. memperbaiki kausa stroke.

 CT-scan merupakan gold standard untuk diagnosis stroke. CT-scan kepala untuk CT-scan merupakan gold standard untuk diagnosis stroke. CT-scan kepala untuk 

membedakan stroke perdarahan intraserebral atau stroke infark. membedakan stroke perdarahan intraserebral atau stroke infark.

 Angiografi serebrum untuk mendeteksi lesi ulseratif, stenosis, displasiaAngiografi serebrum untuk mendeteksi lesi ulseratif, stenosis, displasia

fibromuskular, fistula arteriovena, vaskulitis, dan pembentukan trombus di fibromuskular, fistula arteriovena, vaskulitis, dan pembentukan trombus di pembuluh besar.

pembuluh besar.

 Transcranial Doppler (TCD) untuk menilai aliran darah kolateral dan CBF total diTranscranial Doppler (TCD) untuk menilai aliran darah kolateral dan CBF total di

aspek anterior dan posterior sirkulus Wilisi. aspek anterior dan posterior sirkulus Wilisi.2,62,6

D.

D. Sistem SkoringSistem Skoring

Skor Stroke Siriraj Skor Stroke Siriraj Gejala/tanda

Gejala/tanda Penilaian Penilaian IndeksIndeks

Derajat Derajat Kesadaran Kesadaran (0) Kompos mentis (0) Kompos mentis X 2,5 X 2,5 (1) (1) SomnolenSomnolen

(20)

(2) Sopor/koma (2) Sopor/koma Vomitus Vomitus (0) Tidak ada (0) Tidak ada X 2 X 2 (1) (1) AdaAda Nyeri kepala Nyeri kepala (0) Tidak ada (0) Tidak ada X 2 X 2 (1) (1) AdaAda Tekanan

Tekanan darah darah Diastolik Diastolik X X 0,10,1

Ateroma Ateroma (0) Tidak ada (0) Tidak ada X 3 X 3 (1)

(1) Salah satu atau lebih: DM, angina, penyakitSalah satu atau lebih: DM, angina, penyakit pembuluh darah.

pembuluh darah. Skor

Skor >1 >1 : : Perdarahan Perdarahan SupratentorialSupratentorial Skor

Skor -1 -1 s.d s.d 1 1 : perlu CT-Scan: perlu CT-Scan Skor

(21)

2.9

2.9

Diagnosis Banding Stroke

Diagnosis Banding Stroke

Gejala neurologis fokal yang terjadi mendadak seperti pada stroke memiliki diagnosis Gejala neurologis fokal yang terjadi mendadak seperti pada stroke memiliki diagnosis banding yang luas, seperti:

banding yang luas, seperti: 1)

1) Penyakit sistemik atau kejang, yang menyebabkan perburukan stroke yang pernahPenyakit sistemik atau kejang, yang menyebabkan perburukan stroke yang pernah dialami

dialami 2)

2) Kejang epileptik atau kejang non Kejang epileptik atau kejang non konvulsif konvulsif  3)

3) Lesi struktural intracranial: hematoma subdural, tumor otak, MAVLesi struktural intracranial: hematoma subdural, tumor otak, MAV 4)

4) Ensefalopati metabolic/toksik: hipoglikemia, hiperglikemia non-ketotik, hiponatremia,Ensefalopati metabolic/toksik: hipoglikemia, hiperglikemia non-ketotik, hiponatremia, Wernicke-Korsakoff syndrome

Wernicke-Korsakoff syndrome, ensefalopati hepatic, intoksikasi obat dan alkohol,, ensefalopati hepatic, intoksikasi obat dan alkohol, septikemia.

septikemia. 5)

5) Fungsional/non-neurologisFungsional/non-neurologis 6)

6) Migren hemiplegik Migren hemiplegik  7)

7) Ensefalitis atau abses otak Ensefalitis atau abses otak  8)

8) Cedera kepalaCedera kepala 9)

9) Lesi saraf periferLesi saraf perifer 10)

10) Hyperten Hypertensive encepsive encephalophatyhalophaty 11)

11) Multiple sclerosisMultiple sclerosis 12)

12) PenyakitPenyakit Creutzfeldt-JakobCreutzfeldt-Jakob

13)

13)

Penyakit Wilson’sPenyakit Wilson’s22

2.10

2.10 Komplikasi Stroke

Komplikasi Stroke

Komplikasi akut Komplikasi akut

 Peningkatan tekanan darah, merupakan kompensasi sebagai upaya mengejar Peningkatan tekanan darah, merupakan kompensasi sebagai upaya mengejar pasokanpasokan darah di tempat lesi. Jika tekanan darah tidak terlalu tinggi (>220/130 mmHg) tidak  darah di tempat lesi. Jika tekanan darah tidak terlalu tinggi (>220/130 mmHg) tidak  perlu diturunkan, karena akan turun sendiri setelah 48 jam. Pada pasien hipertensi perlu diturunkan, karena akan turun sendiri setelah 48 jam. Pada pasien hipertensi kronik tekanan darah juga tidak perlu dirturunkan segera.

kronik tekanan darah juga tidak perlu dirturunkan segera.

 Peningkatan kadar gula darah, sebagai kompensasi atau akibat Peningkatan kadar gula darah, sebagai kompensasi atau akibat mekanisme stress.mekanisme stress.  Gangguan jantung, baik sebagai penyebab maupun Gangguan jantung, baik sebagai penyebab maupun sebagai komplikasi.sebagai komplikasi.

 Gangguan respirasi, baik akibat infeksi Gangguan respirasi, baik akibat infeksi maupun akibat enekanan di pusat maupun akibat enekanan di pusat napas.napas.  Infeksi dan sepsis merupakan komplikasi stroke yang seriusInfeksi dan sepsis merupakan komplikasi stroke yang serius

 Gangguan ginjal dan hatiGangguan ginjal dan hati

(22)

 Ulcer stress, yang sering Ulcer stress, yang sering menyebabmenyebabkan terjadinya hematemesis dan melena.kan terjadinya hematemesis dan melena.55

Komplikasi kronis Komplikasi kronis

 Akibat tirah baring lama di tempat tidur bisa terjadi pneumonia, dekubitus,Akibat tirah baring lama di tempat tidur bisa terjadi pneumonia, dekubitus, inkontinensia serta berbagai akibat imobilisasi lain.

inkontinensia serta berbagai akibat imobilisasi lain.  Rekurensi strokeRekurensi stroke

 Gangguan sosial-ekonomiGangguan sosial-ekonomi  Gangguan psikologis.Gangguan psikologis.55

2.11

2.11 Prognosis

Prognosis

Prognosis stroke berdasarkan tipe dan luas serangan, usia dari onset stroke, tingkat Prognosis stroke berdasarkan tipe dan luas serangan, usia dari onset stroke, tingkat kesadaran. Setelah serangan sekitar sepertiga pasien kembali pulih kembali, sepertiga fatal kesadaran. Setelah serangan sekitar sepertiga pasien kembali pulih kembali, sepertiga fatal dan sepertiganya lagi megalami kecacatan jangka panjang. Angka kematian untuk  dan sepertiganya lagi megalami kecacatan jangka panjang. Angka kematian untuk  perdarahan intraserebrum hipertensif sangat tinggi (mendekati 50%). Perdarahan di ruang perdarahan intraserebrum hipertensif sangat tinggi (mendekati 50%). Perdarahan di ruang supratentorium memiliki prognosis baik apabila volume darah sedikit, namun perdarahan supratentorium memiliki prognosis baik apabila volume darah sedikit, namun perdarahan dalam ruang infratentorium di daerah pons atau serebelum memiliki prognosis yang jauh dalam ruang infratentorium di daerah pons atau serebelum memiliki prognosis yang jauh lebih buruk karena cepatnya timbul tekanan pada struktur-struktur vital di batang otak. lebih buruk karena cepatnya timbul tekanan pada struktur-struktur vital di batang otak. Perdarahan yang masif dan ekstravasasi yang cepat dalam ruang subaraknoid lapisan Perdarahan yang masif dan ekstravasasi yang cepat dalam ruang subaraknoid lapisan meningen memiliki angka kematian yang tinggi (50%) pada bulan pertama setelah meningen memiliki angka kematian yang tinggi (50%) pada bulan pertama setelah perdarahan.

perdarahan.66

2.12

2.12 Penatalaksanaan Stroke

Penatalaksanaan Stroke

Tindakan/Penangana

Tindakan/Penanganan n AwalAwal 1)

1) Jalan nafas (Jalan nafas ( Airway Airway))

Usahakan agar jalan nafas bebas dari hambatan, baik akibat hambatan yang terjadi Usahakan agar jalan nafas bebas dari hambatan, baik akibat hambatan yang terjadi akibat benda asing maupun sebagai akibat stroke. Tanda obstruksi jalan nafas: stridor akibat benda asing maupun sebagai akibat stroke. Tanda obstruksi jalan nafas: stridor (mendengkur, noring), napas cuping hidung, retraksi trakea, retraksi thoraks, tidak terasa (mendengkur, noring), napas cuping hidung, retraksi trakea, retraksi thoraks, tidak terasa udara ekspirasi. Penanganan: pasien dapat diberikan gastric suction dan intubasi untuk  udara ekspirasi. Penanganan: pasien dapat diberikan gastric suction dan intubasi untuk  melindungi jalan napas dari aspirasi isi

melindungi jalan napas dari aspirasi isi lambung.lambung.5,65,6

2)

2) Pernapasan (Pernapasan ( Breathing Breathing))

Pada kasus stroke mungkin terjadi akibat gangguan di pusat napas (akibat stroke) atau Pada kasus stroke mungkin terjadi akibat gangguan di pusat napas (akibat stroke) atau oleh karena komplikasi infeksi di saluran napas. Pedoman konsensus mengharuskan oleh karena komplikasi infeksi di saluran napas. Pedoman konsensus mengharuskan

(23)

monitoring saturasi O

monitoring saturasi O22 dan mempertahankannya di atas 95% (94-98%). Pada pasien dengandan mempertahankannya di atas 95% (94-98%). Pada pasien dengan

penyakit paru kronis saturasi oksigen berkisar antara 88-92%. Pada pasien stroke yang penyakit paru kronis saturasi oksigen berkisar antara 88-92%. Pada pasien stroke yang mengalami gangguan pengendalian respiratorik atau peningkatan TIK, kadang diperlukan mengalami gangguan pengendalian respiratorik atau peningkatan TIK, kadang diperlukan untuk melakukan ventilasi.

untuk melakukan ventilasi.5,65,6

3)

3) Fungsi KardiovaskularFungsi Kardiovaskular

Pasien dengan resiko tinggi untuk stroke biasanya memiliki penyakit kardiovaskular Pasien dengan resiko tinggi untuk stroke biasanya memiliki penyakit kardiovaskular yang telah ada, sehingga pemeriksaan EKG penting dilakukan untuk mengevaluasi bukti yang telah ada, sehingga pemeriksaan EKG penting dilakukan untuk mengevaluasi bukti adanya iskemia jantung akut dan fibrilasi

adanya iskemia jantung akut dan fibrilasi atrial. Status koagulasi menyeluruh termasuk kadaratrial. Status koagulasi menyeluruh termasuk kadar fibrinogen perlu diperiksa dan kalau

fibrinogen perlu diperiksa dan kalau mungkin dikoreksi. Keadaan hiperviskositas (hematokritmungkin dikoreksi. Keadaan hiperviskositas (hematokrit yang terlalu tinggi pada PPOM) perlu diturunkan secara moderat, sedangkan keadaan yang terlalu tinggi pada PPOM) perlu diturunkan secara moderat, sedangkan keadaan obstruksi parunya perlu siperbaiki.

obstruksi parunya perlu siperbaiki.5,65,6

4)

4) Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit

Pada kondisi pasca stroke, hipoosmolaritas akan memacu pembengkakan otak sehingga Pada kondisi pasca stroke, hipoosmolaritas akan memacu pembengkakan otak sehingga pasien stroke iskemik yang berisiko untuk mengalami pembengkakan otak harus ditangani pasien stroke iskemik yang berisiko untuk mengalami pembengkakan otak harus ditangani dengan cairan isotonik. Dehidrasi h

dengan cairan isotonik. Dehidrasi harus dihindari karena memacu koagulasi arus dihindari karena memacu koagulasi dan mengganggudan mengganggu aliran darah serebral. Cairan yang berisi glukosa harus dihindari karena osmotik dari cairan aliran darah serebral. Cairan yang berisi glukosa harus dihindari karena osmotik dari cairan infus air dengan jumlah yang sama dan karena hubungan antara hiperglikemia dan

infus air dengan jumlah yang sama dan karena hubungan antara hiperglikemia dan outcomeoutcome yang buruk. Asupan enteral harus dilakukan secepat mungkin dengan monitoring glukosa yang buruk. Asupan enteral harus dilakukan secepat mungkin dengan monitoring glukosa darah. Cairan yang digunakan adalah normal salin dengan kecepatan infuse 75-100 ml/jam. darah. Cairan yang digunakan adalah normal salin dengan kecepatan infuse 75-100 ml/jam. Pada pasien hipovolemia dapat diberikan bolus normal salin IV

Pada pasien hipovolemia dapat diberikan bolus normal salin IV secara hati-hati.secara hati-hati.22

5)

5) HiperglikemiaHiperglikemia

Insulin IV dapat digunakan untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin IV dapat digunakan untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal. Pemberian insulin dimulai dengan 40 ml/jam dan periksa kembali kadar glukosa dalam 1 Pemberian insulin dimulai dengan 40 ml/jam dan periksa kembali kadar glukosa dalam 1  jam. Pada

 jam. Pada malam hari, malam hari, turunkan kecepatan insulin turunkan kecepatan insulin menjadi 20 menjadi 20 ml/jam (kecuali ml/jam (kecuali jika memangjika memang sudah lebih rendah).

sudah lebih rendah).22

6)

6) Manajemen hipertensiManajemen hipertensi

Terapi hipertensi berat tidak boleh

Terapi hipertensi berat tidak boleh dilakukan penurunan mendaddilakukan penurunan mendadak tekanan darah arteriak tekanan darah arteri karena dapat menyebabkan penurunan perfusi lokal yang berbahaya. Dimulai terapi karena dapat menyebabkan penurunan perfusi lokal yang berbahaya. Dimulai terapi antihipertensi diindikasikan pada pasien dengan stroke yang memiliki diseksi aorta, infark  antihipertensi diindikasikan pada pasien dengan stroke yang memiliki diseksi aorta, infark  miokard akut, gagal jantung, gagal ginjal akut, atau ensefalopati hipertensif dan pasien yang miokard akut, gagal jantung, gagal ginjal akut, atau ensefalopati hipertensif dan pasien yang

(24)

mendapat terapi trombolitik dengan tekanan darah 180/105 mmHg atau lebih. Manajemen mendapat terapi trombolitik dengan tekanan darah 180/105 mmHg atau lebih. Manajemen terapi dilakukan tanpa obat, kecuali bila mean arterial blood pressure lebih dari 140 mmHg terapi dilakukan tanpa obat, kecuali bila mean arterial blood pressure lebih dari 140 mmHg atau tekanan sistolik lebih dari 220

atau tekanan sistolik lebih dari 220 mmHg.mmHg.22

Rehabilitasi Penderita Stroke Rehabilitasi Penderita Stroke

Rehabilitasi awal adalah salah satu pertimbangan dalam manajemen stroke akut. Rehabilitasi awal adalah salah satu pertimbangan dalam manajemen stroke akut. Tujuan perawatan suportif awal adalah untuk memulihkan fungsi neurologis melalui tindakan Tujuan perawatan suportif awal adalah untuk memulihkan fungsi neurologis melalui tindakan fisioterapi dan teknik-teknik lain seperti terapi wicara bila terdapat gangguan bicara dan fisioterapi dan teknik-teknik lain seperti terapi wicara bila terdapat gangguan bicara dan menelan. Setelah pasien bisa berjalan sendiri, terapi fisik dan okupasi perlu diberikan, agar menelan. Setelah pasien bisa berjalan sendiri, terapi fisik dan okupasi perlu diberikan, agar pasien bisa kembali mandiri. Pendekatan psikologis terutama berguna untuk memulihkan pasien bisa kembali mandiri. Pendekatan psikologis terutama berguna untuk memulihkan kepercayaan diri pasien yang biasanya sangat menurun pasca stroke.

kepercayaan diri pasien yang biasanya sangat menurun pasca stroke.2,62,6

Mencegah Serangan Ulang Stroke Mencegah Serangan Ulang Stroke

Berbagai terapi yang dapat diberikan untuk mencegah serangan ulang pada pasien Berbagai terapi yang dapat diberikan untuk mencegah serangan ulang pada pasien stroke iskemik dan infark antara lain aspirin, ticlopidin, clopidogrel, dipiridamol, cilostazol, stroke iskemik dan infark antara lain aspirin, ticlopidin, clopidogrel, dipiridamol, cilostazol, glycoprotein (GP) IIb/IIIa antagonis. Obat tersebut mengurangi resiko relatif terjadinya glycoprotein (GP) IIb/IIIa antagonis. Obat tersebut mengurangi resiko relatif terjadinya stroke, infark miokard, atau kematian rata-rata 22%.

stroke, infark miokard, atau kematian rata-rata 22%.22

Cara Merujuk Kasus Stroke Cara Merujuk Kasus Stroke

Prosedur standar merujuk pasien Prosedur standar merujuk pasien a. Prosedur Klinis:

a. Prosedur Klinis: 1.

1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang medik untuk  menentukan diagnosa utama dan diagnosa

menentukan diagnosa utama dan diagnosa banding.banding. 2.

2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar ProsedurMemberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan Standar Prosedur Operasiona

Operasional l (SPO).(SPO). 3.

(25)

25

4. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas Medis/Paramedis yang kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.

5. Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling atau ambulans, agar petugas dan kendaraan tetap menunggu pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian

pasien tersebut mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat jalan.1

b. Prosedur Administratif:

1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan. 2. Membuat catatan rekam medis pasien.

3. Memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)

4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2 (form R/1/a terlampir). Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang bersakutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip.

5. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.

6. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan tempat tujuan rujukan.

7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang

(26)

Contoh surat rujukan pasien Contoh surat rujukan pasien

SURAT RUJUKAN PASIEN

SURAT RUJUKAN PASIEN

No

No :……….…….. :……….…….. Tanggal:………..Tanggal:………..

Jam: .……… Jam: .………

Mohon bantuan perawatan dan pengobatan selanjutnya penderita : Mohon bantuan perawatan dan pengobatan selanjutnya penderita : N

N a a m m a a : : L L / / P P * * Umur Umur ::

Alamat

Alamat lengkap lengkap ::

Anamnesa :

Anamnesa :

Pem.

Pem. Fisik Fisik ::

Riwayat

Riwayat Ibu Ibu :: (khusus Neonatal) (khusus Neonatal)

Pem. Penunjang : Pem. Penunjang :

Diagnosa

Diagnosa Klinis Klinis ::

Pengobatan

Pengobatan yg yg telah telah diberikan diberikan :: ………... ……….. ………...

Mohon kesediaan dokter untuk mengirim

Mohon kesediaan dokter untuk mengirim surat balasan rujukansurat balasan rujukan (R/1/b) kepada kami apabila penderita ini telah(R/1/b) kepada kami apabila penderita ini telah sembuh atau keluar dari perawatan dokter. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

sembuh atau keluar dari perawatan dokter. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Petugas Yg Menerima Rujukan, Petugas Yg Menerima Rujukan,

(___________________________) (___________________________) * = coret yg tidak perlu.

* = coret yg tidak perlu.

R/1/a R/1/a

Perihal:

Perihal:Rujukan pasienRujukan pasien.. Gakin

Gakin Non-Gakin Non-Gakin

Umum

Umum Askes Askes jamsostek jamsostek ... Kartu= ada / tidak* Kartu= ada / tidak* No. No. ---Kepada Yth, Kepada Yth, Dokter …………..….……… Dokter …………..….………... ………..………..……… ………..………..………... Di Di ……….…….. ……….……...

Dokter / Bidan / Perawat* Dokter / Bidan / Perawat* Yang Mengirim Rujukan, Yang Mengirim Rujukan,

(_______________________________) (_______________________________) Dari Puskesmas /Polindes/RS* ………….…... Dari Puskesmas /Polindes/RS* ………….…... Telp/HP*:

(27)

2.13

2.13 Peran Posyandu Lansia

Peran Posyandu Lansia

Dalam kegiatan posyandu lansia dibagi menjadi

Dalam kegiatan posyandu lansia dibagi menjadi 10 tahap pelayanan, yaitu:10 tahap pelayanan, yaitu: 1)

1) Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily livingactivity of daily living), meliputi kegiatan), meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti makan/minu, berjalan, mabsi, berpakaian, naik turun dasar dalam kehidupan, seperti makan/minu, berjalan, mabsi, berpakaian, naik turun tempat tidur dan buang air.

tempat tidur dan buang air. 2)

2) Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional,Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan menggunakan pedoman metode 2 menit.

dengan menggunakan pedoman metode 2 menit. 3)

3) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan BB dan Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan BB dan pengukuran TB dan dicatat padapengukuran TB dan dicatat pada grafik indek massa tubuh.

grafik indek massa tubuh. 4)

4) Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop sertaPengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitunga

penghitungan denyut nadi n denyut nadi selama satu menit.selama satu menit. 5)

5) Pemeriksaan hemoglobinPemeriksaan hemoglobin 6)

6) Pemeriksaan adanya gula dalam urin sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetesPemeriksaan adanya gula dalam urin sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetes melitus

melitus 7)

7) Pemeriksaan adanya zat putih telur/protein dalam urin sebagai deteksi awal adanyaPemeriksaan adanya zat putih telur/protein dalam urin sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.

penyakit ginjal. 8)

8) Pelaksanaan rujukan pada pemeriksaan bila mana ada keluhan dan atau ditemukanPelaksanaan rujukan pada pemeriksaan bila mana ada keluhan dan atau ditemukan kelianan pada pemeriksaan nomor 1-7.

kelianan pada pemeriksaan nomor 1-7. 9)

9) Penyuluhan bisa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjunganPenyuluhan bisa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut.

dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut. 10)

10) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok lansia yang tidak datang,Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok lansia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan

dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.kesehatan masyarakat.44

Pada saat kegiatan pelayanan posyandu lansia, sering digunakan sistem 5

Pada saat kegiatan pelayanan posyandu lansia, sering digunakan sistem 5 meja, yaitu:meja, yaitu:

 Meja 1: PendaftaranMeja 1: Pendaftaran

Mendaftarkan lansia, kader mencatat lansia tersebut, kemudia perserta yang sudah Mendaftarkan lansia, kader mencatat lansia tersebut, kemudia perserta yang sudah terdaftar dibuku register l

terdaftar dibuku register langsung menuju meja selanjutnya.angsung menuju meja selanjutnya.

 Meja 2: Pengukuran Tinggi, Berat dan Tekanan darahMeja 2: Pengukuran Tinggi, Berat dan Tekanan darah

Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan

Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah.tekanan darah.

 Meja 3: Pencatatan (pengisian Kartu Menuju Sehat)Meja 3: Pencatatan (pengisian Kartu Menuju Sehat)

Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi: indeks massa tubuh, tinggi Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi: indeks massa tubuh, tinggi badan, berat badan, tekanan darah.

(28)

 Meja 4: PenyuluhanMeja 4: Penyuluhan

Penyuluha

Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS n kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makana dan pemberian makana tambahan.tambahan.

 Meja 5 Pelayanan MedisMeja 5 Pelayanan Medis

Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari puskesmas/kesehatan meliputi Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan pemeriksaan dan pengobatan ringan.

kegiatan pemeriksaan dan pengobatan ringan.44

Skema sistem 5 meja di

(29)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa stroke merupakan suatu defisit neurologis mendadak yang disebabkab oleh menurunnya aliran darah ke otak akibat adanya sumbatan karena emboli atau trombus di pembuluh darah atau karena perdarahan intraserebral atau subaraknoid, dengan gambaran klinis kelemahan mendadak terutama pada satu sisi tubuh, sulit untuk berbicara atau memahami pembicaraan, gangguan penglihatan di satu mata atau keduanya, kesulitan berjalan secara tiba-tiba, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi, atau sakit kepala yang berat secara tiba-tiba dengan tidak  diketahui penyebabnya, dan tiba-tiba mengalami kebingungan. Stroke dapat didiagnosis dengan gambaran klinis, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan penunjang.

Stroke dalam waktu singkat dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu harus dilakukan penatalaksanaan dengan segera, agar dapat mencegah perluasan lesi/infark yang terjadi di otak. Selain itu, juga dilakukan rehabilitasi untuk memperbaiki fungsi motorik. Selain dilakukan tatalaksana dini juga dilakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi serangan ulang stroke. Stroke dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik akut maupun kronis. Prognosis stroke bergantung pada lokasi dan luas lesi, usia saat onset, dan tingkat kesadaran.

Referensi

Dokumen terkait

Diantara sekian juta manusia sepanjang jaman, Allah SWT telah memilih dan menjadikan tidak kurang dari 120.000 Nabi, dan dari jumlah tersebut Allah memilih 25

Selain mitos, ritual-ritual dan simbol-simbol yang mereka kenal, masyarakat primitif atau leluhur telah mengambil tindakan yang tepat dalam membangun

Pada sistem tangki tekan mengunakan tekanan dari pompa yang dipasang pada tangki penampung bawah yang kemudian dialirkan menuju ke dalam suatu bejana (tangki) tertutup

Kinerja pekerja merupakan kombinasi dari hasil kerja, perilaku kerja, Kinerja pekerja merupakan kombinasi dari hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang ada hubungannya

Menghubungkan kutub positif dari sumber arus (sinyal generator) pada kaki kapasitor dan kutub negatif pada kaki resistor, dan menghubungkan kutub positif dari

Teacher points to the alphabet and prompts the pupil to say the sounds of the phonemes aloud, using the example given.. Pupil needs to get a mininum score of 3 out of

Vaksin memberi tubuh semacam “bocoran” karakteristik bakteri, virus, atau racun tertentu sehingga memungkinkan tubuh untuk belajar bagaimana cara mempertahankan diri. Jika tubuh

Unlevered beta rata-rata perusahaan pembanding yang diperoleh dari perhitungan ini kemudian di-relever dengan tingkat leverage yang berlaku pasar untuk memperoleh beta